WRAP UP SKENARIO II
NYERI DI ATAS TUMIT
Kelompok
: A8
Ketua
Sekertaris
Anggota
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JL. LETJEND SUPRAPTO, CEMPAKA PUTIH
JAKARTA 10510
TELP. 62.21.4244574 FAX. 62.21.4244574
LANGKAH 1
1) Skenario
NYERI DI ATAS TUMIT
Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri
sekali di pergelangan kaki kanannya sejak 1jam yang lalu. Keluhan ini dirasakan pada
saat bermain tenis di lapangan, ketik berlari tiba-tiba kaki kanannya berbunyi krek dan
langsung terjatuh disertai rasa nyeri sekali. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum baik, tanda vital baik. Pergelangan kaki kanan nyeri bila ditekan dan
test Simmonds tidak didapatkan plantar fleksi kaki.
2) Kata Sulit
3) Pertanyaan sementara
1. Apa yang menyebabkan nyeri pada kaki kanan pasien?
2. Apakah usia merupakan faktor resiko hal tersebut? Adakah faktor lain?
3. Dimana letak tendo achilles?
4. Mengapa kondisi fisik dan tanda vital tidak terganggu pada kasus tersebut?
5. Apakah bapak pada skenario dapat berjalan kembali secara normal?
6. Apa pertolongan pertama pada kasus tersebut?
7. Apa reaksi dalam tubuh saat terjadi rusaknya tendo achilles?
8. Apa penanganan untuk mengurangi/mengatasi rasa nyeri?
9. Apa pemeriksaan lain yang perlu dilakukan untuk memperkuat diagnosis?
10. Apakah ada gerakan yang tidak dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosis?
11. Gejala ini dapat disebabkan oleh penyakit apa saja?
12. Apakah tendon achilles yang robek bisa kembali normal?
13. Berapa lama massa pemulihan pada kasus ini?
14. Apakah akan ada komplikasi? Jelaskan!
4) Jawaban Sementara
1. Karena adanya ruptur tendo achilles
2. Iya, jaringan ikat kolagen berkurang seiring bertambahnya usia
Jenis kelamin
Gaya hidup
Keseleo/cedera
Obat-obatan
Atlet
3. Diantara Os. Calcaeneus, Os. Tibia, Os. Fibula, dihubungkan oleh articulatio
4. Karena pasien pada kasus ini cepat di lakukan penanganan.
5. Dapat jika diberi penanganan yang baik dan benar
6. Dipasangkan bidai, kompres dingin, diberi anti-nyeri (topikal)
7. Inflamasi (vasodilatasi pembuluh darah)
1
II.
LANGKAH II
Belajar Mandiri
LANGKAH III
2
I.
b. Mikroskopis
Tendon Achilles normal hampir seluruhnya terdiri dari kolagen tipe-I dan juga
berisi proporsi besar dari kolagen tipe-III. Kolagen tipe-III kurang tahan terhadap
kekuatantarikan dan arena itu dapat mempengaruhi putusnya tendon secara
spontan. Tendon Achilles normal menunjukkan pengaturan selular yang
terorganisir dengan baik, sangat berbeda dengan tendon yang putus. Tenosit, yang
merupakan fibroblast khusus, muncul pada potongan longitudinal.
Pengaturan yang baik ini disebabkan oleh sekresi kolagen secara sentrifugal yang
seragam disekitar kolomtenosit, yang menghasilkan baik komponen fibriler dan
nonfibriler dari matriks ekstraseluler dan juga dapat menyerap kembali serat-serat
kolagen.
II.
b. Etiologi
Cedera dapat terjadi dikarenakan hal-hal berikut:
Melakukan latihan fisik yang melampaui batas
Tidak melakukan pemanasan sebelum berolahraga
Terdapat kelainan pada kaki seperti pada penderita yang memiliki kaki yang
datar membuat gerakan overpronation yang menyebabkan peregangan pada
tendon dan otot.
Otot dan tendon pada kaki memiliki ikatan yang terlalu kuat.
Jatuh dari ketinggian
Melangkah ke dalam lubang
Dorsofleksi yang tiba-tiba secara pasif pada keadaan kontraksi maksimal
otot betis dan etiologi yang lain adalah pecah lengkap tendon Achilles.
Dalam kebanyakan kasus tendon tidak sehat sebelum robek dan terjadi pada
tendo yang kurang menerima aliran darah. Biasanya ruptur tendo Achilles
lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada wanita.
Penyebab lainnya juga bisa karena penyakit tertentu seperti arthritis dan
diabetes,
Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat
meningkatkan risiko pecah,
Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga
badminton,tenis, basket dan sepak bola ataupun olahraga berat lainnya,
Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis, dan
Obesitas.
Fleksibilitas otot lemah.
c. Patogenesis
Robekan dapat menjadi akut atau kronik, dengan pengulangan trauma minor.
Pada spektrum ringan akhir dapat menjadi peritendonitis.
Saat istirahat, tendon memiliki konfigurasi bergelombang akibat batasan di fibril
kolagen. Stress tensil menyebabkan hilangnya konfigurasi bergelombang ini, hal
ini yang menyebabka pada daerah jari kaki adanya kurva tegangan-regangan. Saat
serat kolagen rusak, tendon merespons secara linear untuk meningkatkan beban
tendon. Jika renggangan yang di tempatkan pada tendon tetap kurang dari 4
persen- yaitu batas beban fisiologi secara umum serat kembali ke konfigurasi asli
mereka pada penghapusan beban. Pada tingkat ketegangan antara 4-8 persen,
6
serat kolagen mulai meluncur melewati 1 sama lain karena jalinan antar molekul
rusak. Pada tingkat tegangan lebih besar dari 8 persen terjadi rupture secara
makroskopik karena kegagalan tarikan oleh karena kegagalan pergeseran fibriller
dan interfibriller.
d. Manifestasi klinis
1. Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan
kaki atau betis seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di
atas tulang tumit. daerah ini paling sedikit menerima supplai darah dan mudah
sekali mengalami cedera meskipun oleh sebab yang sederhana, meskipun oleh
sepatu yang menyebabkan iritasi.
2. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya
kelemahan yang luas pada serat-serat protein kolagen, yang mengakibatkan
robeknya sebagian serat atau seluruh serat tendon.
3. Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit
4. Tumit tidak bisa digerakan turun naik
5. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas
tulang tumit
6. Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan
kaki. Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang
kaki.
7. Nyeri bisa berat. nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan
kegiatan, khususnya saat mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet
mungkin merasakan adanya bagian yang lembek bila meraba daerah sekitar
tendon, hal ini dikarenakan adanya cairan peradangan yang berkumpul
dibawah selaput peritenon.
8. Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang kesenjangan sepanjang Achilles tendon
dekat lokasi penyisipan, dan kekuatan plantar flexion lemah aktif.
e. Faktor resiko
Faktor risiko yang berhubungan dengan ruptur tendon Achilles diantaranya
adalah :
1. Atlet rekreasi (prajurit akhir pekan)
2. Relatif pada usia tua (30-50 thn)
3. Riwayat ruptur tendon achilles sebelumnya
Obrein test
Posisi pasien tengkurap, kemudian pada daerah midline 10 cm proksimal
dari calcaneus dimasukkan jarum berukuran 25. Lakukan gerak dorso fleksi
secara pasif, apabila gerak jarum seperti plantar fleksi pertanda bahwa
tendo achilles tidak mengalami cedera. Bila jarum tidak bergerak,
menandakan tendo achilles yang mangalami ruptur. Tidak disarankan untuk
dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar.
Copeland Test
Posisi pasien tengkurap, kemudian pada betis dipasang torniket.
Pergelangan kaki dilakukan dorsofleksi secara pasif. Apabila tendo utuh,
maka tekanan akan naik sekitar 35-60 mmHg. Namun bila tendo mengalami
ruptur, tekanan hanya naik sedikit atau tidak bergerak sama sekali.
Pemeriksaan penunjang:
Plain Radiograph
Dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung robekan
tendon Achilles. Radiografi menggunakan sinar-X untuk menganalisis titik
cedera. Hal ini tidak efektif untuk mengidentifikasi cedera pada jaringan
lunak. Sinar-X umumnya dipakai untuk mengoptimalkan visualisasi benda
padat seperti tulang, sementara jaringan lunak masih relatif tidak dibedakan
di latar belakang nya. Radiografi memiliki peran kecil dalam penilaian
cedera tendon Achilles dan lebih berguna untuk mengesampingkan cedera
lain seperti patah tulang kalkanealis.
Ultrasonografi
10
Diagnosis ruptur tendo Achilles biasanya langsung dan dapat dilakukan melalui
pemeriksaan jenis ini. Dalam beberapa kasus, ahli bedah dapat memesan tes
pencitraan MRI atau lainnya.
Diagnosis banding:
Calcaneal bursitis
Bursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi gesekan.
Ketika bursa ini meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis adalah
peradangan pada bursa di belakang tilang tumit. Bursa ini biasanya
membatasi gesekan. Dimana achilles tendon fibrosa tebal di belakang tumit
meluncur turun naik.
Achilles tendoncitis
Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika
berjalan/ berlari,achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang
dapat membuat trauma tendon achilles dan betis.
h. Tata laksana
Perawatan di Rumah:
Penanganan pada semua tendon yang putus mengikuti standar RICE (Rest,
Ice, Compression, Elevation) dilakukan sebelum mendapatkan tindakan medis.
a. Istirahatkan ekstremitas yang sedang sakit.
b. Aplikasikan es ke daerah yang terkena
- Terapkan es dalam kantung plastik dibungkus dengan handuk atau dengan
kompres dingin.
- Jangan menerapkan es langsung ke kulit karena dapat menyebabkan
kerusakan lebih lanjut jika dibiarkan selama jangka waktu lama.
c. Kompresi daerah yang terkena untuk mengurangi pembengkakan
- Terapkan kompresi oleh longgar membungkus daerah yang terkena dengan
perban.
- Pastikan bahwa perban tidak mengganggu aliran darah ke daerah yang
bersangkutan.
11
Percutaneous Surgery
Pada tindakan ini,dibuat sayatan kecil selebar 2-4 cm. Melalui luka tusuk,
jahitan melewati ujung distal dan proksimal, yang diperkirakan ketika
pergelangan kaki berada pada equinus maksimal. Jahitan itu kemudian
dipotong pendek, diikat menggunakan simpul, dan mendorong subkutan.
Luka-luka kecil dibersihkan dan dipasang perban kering dan steril. Setelah
itu, pasien menggunakan bantalan gips yang tanpa beban. Penggunaan
gips dilakukanselama 4 minggu, diikuti oleh 4 minggu di bantalan berat
dan pemakaian gips dengan elevasi tumit rendah.
12
13
Mekanisme Kerja
- Menghambat sintesis prostaglandin melalui siklooksigenase (KOKS)
- Setiap obat menghambat siklooksigenase dengan kekuatan dan selektifitas
yang berbeda
- Enzim cox ada dua isomer yaitu koks-1 berfungsi dalam pemeliharaan
fungsi dalam kondisi normal, koks-2 diinduksi stimulus inflamasi
termasuk sitokin, endotoksin, dan faktor pertumbuhan.
Efek Farmakologi
- Antipiretik
Obat AINS dapat menurunkan demam menjadi normal
- Analgesik
Prostaglandin hanya berperan pada nyeri yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan atau inflamasi.
Prostaglandin menyebabkan sensitasi reseptor nyeri (hiperagesia)
terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi.
- Antiinflamasi (kerusakan mikrovaskuler, permeabilitas kapiler, migrasi
leukosit kejaringan radang)
Mediator inflamasi yang dipengaruhi oleh OAINS adalah
prostaglandin.
AINS dosis kecil tidak menekan migrasi sel oleh zat kemotaktik
leukosit dan leukotrien
Efek Samping Obat :
a. Tukak lambung
b. Gangguan fungsi trombosit akibat hambatan sintesis tromboksan A2
c. Gangguan fungsi ginjal akibat penurunan aliran darah ginjal
d. Nefropati analgetik pada jangka panjang
e. Reaksi hipersensitivitas yaitu perubahan jalur metabolisme asam
arakidonat
Contoh obat :
a. Salisilat,salisilamid, dan diflunisal
Digunakan sebagai analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi
Farmakokinetik : Absorbsi di lambung lambat, absorbsi melalui kulit
cepat, metabolisme di hati dan diekskresikan melalui ginjal.
b. Asetaminofen, Fenasetin
Memiliki efek analgetik dan antipiretik yang cukup tapi hampir tidak
memiliki efek antiinflamasi.
Farmakokinetik : - absorbsi oral cepat dan sempurna
-T : 1-3 jam
- Di metabolisme di hati
- Toksisitas : nekrosis hati
c. Pirazolon dan derivatnya
Memiliki efek analgetik dan antipiretik
Diindikasikan sebagai analgetik dan antipiretik yang tidak dapat
diturunkan oleh obat lain.
Efek samping obat : agranulositosis, anemia aplastik, trombositopenia
d. Fenilbutazon dan Oksifenbutazon
14
15
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, 1999, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher Boston,
Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, EGC
16
17