Anda di halaman 1dari 18

BLOK MUSKULOSKELETAL

WRAP UP SKENARIO II
NYERI DI ATAS TUMIT

Kelompok
: A8
Ketua
Sekertaris
Anggota

: Cintya Ristimawarni (NPM: 1102013064)


: Betari Texania Harsa (NPM: 1102013058)
: Belladina Mayyasha Martadipura (NPM: 1102013055)
Bendit Setiawan (NPM: 1102013056)
Bening Irhamna (NPM: 1102013057)
Bilgis Biladi (NPM: 1102013059)
Bimasena Arya Yudha (NPM: 1102013060)
Camelia F musaad (NPM: 1102013061)
Chyntia Monica (NPM: 1102013062)
Cindy Julia Amanda (NPM: 1102013063)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
JL. LETJEND SUPRAPTO, CEMPAKA PUTIH
JAKARTA 10510
TELP. 62.21.4244574 FAX. 62.21.4244574
LANGKAH 1
1) Skenario
NYERI DI ATAS TUMIT
Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri
sekali di pergelangan kaki kanannya sejak 1jam yang lalu. Keluhan ini dirasakan pada
saat bermain tenis di lapangan, ketik berlari tiba-tiba kaki kanannya berbunyi krek dan
langsung terjatuh disertai rasa nyeri sekali. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
keadaan umum baik, tanda vital baik. Pergelangan kaki kanan nyeri bila ditekan dan
test Simmonds tidak didapatkan plantar fleksi kaki.

2) Kata Sulit

Test Simmonds: pemeriksaan untuk ekstremitas bawah dimana pemeriksaan ini


untuk menguji pecahnya tendon achiles. Jika test ini (+), tidak ada gerakan plantar
fleksi
Plantar: dorsofleksi jempol kaki pada stimulasi dari permukaan plantar terjadi
pada lesi saluran piramidal/penekukan telapak kaki
Fleksi: gerakan yang mendekatkan bagian dari tulang yang membentuk sendi

3) Pertanyaan sementara
1. Apa yang menyebabkan nyeri pada kaki kanan pasien?
2. Apakah usia merupakan faktor resiko hal tersebut? Adakah faktor lain?
3. Dimana letak tendo achilles?
4. Mengapa kondisi fisik dan tanda vital tidak terganggu pada kasus tersebut?
5. Apakah bapak pada skenario dapat berjalan kembali secara normal?
6. Apa pertolongan pertama pada kasus tersebut?
7. Apa reaksi dalam tubuh saat terjadi rusaknya tendo achilles?
8. Apa penanganan untuk mengurangi/mengatasi rasa nyeri?
9. Apa pemeriksaan lain yang perlu dilakukan untuk memperkuat diagnosis?
10. Apakah ada gerakan yang tidak dapat dilakukan untuk memperkuat diagnosis?
11. Gejala ini dapat disebabkan oleh penyakit apa saja?
12. Apakah tendon achilles yang robek bisa kembali normal?
13. Berapa lama massa pemulihan pada kasus ini?
14. Apakah akan ada komplikasi? Jelaskan!
4) Jawaban Sementara
1. Karena adanya ruptur tendo achilles
2. Iya, jaringan ikat kolagen berkurang seiring bertambahnya usia

Jenis kelamin
Gaya hidup
Keseleo/cedera
Obat-obatan
Atlet

3. Diantara Os. Calcaeneus, Os. Tibia, Os. Fibula, dihubungkan oleh articulatio
4. Karena pasien pada kasus ini cepat di lakukan penanganan.
5. Dapat jika diberi penanganan yang baik dan benar
6. Dipasangkan bidai, kompres dingin, diberi anti-nyeri (topikal)
7. Inflamasi (vasodilatasi pembuluh darah)
1

8. Diberi antinyeri, Dipasangkan bidai


9. Rontgen, CT scan, Muskuskuloskeletal usg
10. Inversi dan eversi
11. Raptur tendon achilles, radang sendi pergelangan kaki, fraktur tulang dibagian
pergelangan kaki, fraktur tulang di bagian pergelangan kaki
12. Bisa dalam waktu sekitar 6 minggu (tergantung tingkat keparahan)
13. Ada jika terjadi kegagalan terapi cacat
5) Hipotesa
Raptur tendon achilles ditandai oleh nyeri pada bagian pergelangan kaki
belakang. Raptur tendon achilles dapat terjadi pada usia lanjut, gaya hidup (obesitas,
kurang olahraga), cedera, orang yang mengkonsumsi obat. Obatan tertentu
(kortikosteroid), berprofesi sebagai atlet gejalanya. Ditandai dengan inflamasi dan
nyeri. Diagnosis didapat dari rontgen, CT scan, MUSG, test simmonds. Dapat
ditangani dengan pemasangan bidai, diberikan obat anti nyeri. Komplikasi yang dapat
terjadi adalah cacat, kemungkinan sembuh dalam waktu sekitar 6 minggu.
6) Sasaran Belajar
I.

II.

Memahami dan menjelaskan anatomi Tendon Achilles


a. Makroskopis
b. Mikroskopis
Memahami dan menjelaskan raptur Tendon Achilles
a. Definisi
b. Etiologi
c. Patogenesis
d. Manifestasi klinis
e. Faktor resiko
f. Pemeriksaan fisik dan penunjang
g. Diagnosis dan diagnosis banding
h. Tata laksana
i. Prognosis
j. Pencegahan
k. Komplikasi

LANGKAH II
Belajar Mandiri
LANGKAH III
2

I.

Memahami dan menjelaskan anatomi Tendon Achilles


a. Makroskopis
Tendon achilles adalah suatu tendon yang tebal dan kuat dari tendon yang
ada pada tubuh manusia yang fungsinya sangat penting untuk stabilitias waktu
berjalan. Tendon Achilles adalah tendon yang menghubungkan otot betis ke heel
bone (calcaneus). Karena itulah, tendon Achilles juga biasa disebut calcaneal
tendon.Otot gastrocnemius dan soleus (otot betis) bersatu menjadi tendon
Achilles di bagian bawah betis.
Tendon achilles atau tendon calcaneus adalah tendon pada bagian belakang
tungkai bawah dan fungsinya untuk meletakkan otot gastronemius dan otot soleus
kesalah satu tulang penyusunan pegelangan kaki,calcaneus. Tendon achilles
berasal gabungan dari tiga otot yaitu Gastronemius, soleus, dan otot plantaris
kaki. Pada manusia letaknya tepat dibagian pegelangan kaki. Tendon achilles
adalah tendon tendon yang tertebal dan terkuat pada tubuh manusia yang
panjangnya 15 cm yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian
stukturnya mengumpul dan melekat pada bagian tengah belakang tulang
calcaneus.

M. gastrocnemius adalah otot yang paling superfisial dalam kompartemen


posterior dan membentuk bagian proksimal, paling menonjol pada betis.
M. soleus terletak di dalam gastrocnemius dan dianggap kuda beban
plantarfleksi. M. Soleus merupakan otot besar, lebih rata daripada M.
Gastrocnemius. M. Soleus dapat dipalpasi pada setiap sisi M. Gastrocnemius
bila seseorang berdiri pada ujung jarinya.
M. plantaris adalah otot terkecil dengnan venter kecil dan tendo panjang.
Tendonya panjang dan ramping sehingga hampir salah seperti saraf.

b. Mikroskopis

Tendon Achilles normal hampir seluruhnya terdiri dari kolagen tipe-I dan juga
berisi proporsi besar dari kolagen tipe-III. Kolagen tipe-III kurang tahan terhadap
kekuatantarikan dan arena itu dapat mempengaruhi putusnya tendon secara
spontan. Tendon Achilles normal menunjukkan pengaturan selular yang
terorganisir dengan baik, sangat berbeda dengan tendon yang putus. Tenosit, yang
merupakan fibroblast khusus, muncul pada potongan longitudinal.
Pengaturan yang baik ini disebabkan oleh sekresi kolagen secara sentrifugal yang
seragam disekitar kolomtenosit, yang menghasilkan baik komponen fibriler dan
nonfibriler dari matriks ekstraseluler dan juga dapat menyerap kembali serat-serat
kolagen.

Normal tendon collagen

II.

Broken tendon collagen

Memahami dan menjelaskan raptur Tendon Achilles


a. Definisi
Putusnya tendon Achilles itu adalah keadaan dimana tendon besar itu di
belakang pergelangan kaki itu pecah atau terputusnya tendon. Tendon merupakan
jaringan fibrosa di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis
dengan tulang tumit.
Rupture tendon Achilles adalah roben atau putusnya hubungan tendon
(jaringan penyambung) yang disebabkan oleh cidera dari perubahan posisi kaki secara
tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif maksimal.

b. Etiologi
Cedera dapat terjadi dikarenakan hal-hal berikut:
Melakukan latihan fisik yang melampaui batas
Tidak melakukan pemanasan sebelum berolahraga
Terdapat kelainan pada kaki seperti pada penderita yang memiliki kaki yang
datar membuat gerakan overpronation yang menyebabkan peregangan pada
tendon dan otot.
Otot dan tendon pada kaki memiliki ikatan yang terlalu kuat.
Jatuh dari ketinggian
Melangkah ke dalam lubang
Dorsofleksi yang tiba-tiba secara pasif pada keadaan kontraksi maksimal
otot betis dan etiologi yang lain adalah pecah lengkap tendon Achilles.
Dalam kebanyakan kasus tendon tidak sehat sebelum robek dan terjadi pada
tendo yang kurang menerima aliran darah. Biasanya ruptur tendo Achilles
lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan pada wanita.
Penyebab lainnya juga bisa karena penyakit tertentu seperti arthritis dan
diabetes,
Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat
meningkatkan risiko pecah,
Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga
badminton,tenis, basket dan sepak bola ataupun olahraga berat lainnya,
Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis, dan
Obesitas.
Fleksibilitas otot lemah.
c. Patogenesis
Robekan dapat menjadi akut atau kronik, dengan pengulangan trauma minor.
Pada spektrum ringan akhir dapat menjadi peritendonitis.
Saat istirahat, tendon memiliki konfigurasi bergelombang akibat batasan di fibril
kolagen. Stress tensil menyebabkan hilangnya konfigurasi bergelombang ini, hal
ini yang menyebabka pada daerah jari kaki adanya kurva tegangan-regangan. Saat
serat kolagen rusak, tendon merespons secara linear untuk meningkatkan beban
tendon. Jika renggangan yang di tempatkan pada tendon tetap kurang dari 4
persen- yaitu batas beban fisiologi secara umum serat kembali ke konfigurasi asli
mereka pada penghapusan beban. Pada tingkat ketegangan antara 4-8 persen,
6

serat kolagen mulai meluncur melewati 1 sama lain karena jalinan antar molekul
rusak. Pada tingkat tegangan lebih besar dari 8 persen terjadi rupture secara
makroskopik karena kegagalan tarikan oleh karena kegagalan pergeseran fibriller
dan interfibriller.
d. Manifestasi klinis
1. Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan
kaki atau betis seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di
atas tulang tumit. daerah ini paling sedikit menerima supplai darah dan mudah
sekali mengalami cedera meskipun oleh sebab yang sederhana, meskipun oleh
sepatu yang menyebabkan iritasi.
2. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya
kelemahan yang luas pada serat-serat protein kolagen, yang mengakibatkan
robeknya sebagian serat atau seluruh serat tendon.
3. Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit
4. Tumit tidak bisa digerakan turun naik
5. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas
tulang tumit
6. Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan
kaki. Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang
kaki.
7. Nyeri bisa berat. nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan
kegiatan, khususnya saat mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet
mungkin merasakan adanya bagian yang lembek bila meraba daerah sekitar
tendon, hal ini dikarenakan adanya cairan peradangan yang berkumpul
dibawah selaput peritenon.
8. Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang kesenjangan sepanjang Achilles tendon
dekat lokasi penyisipan, dan kekuatan plantar flexion lemah aktif.

e. Faktor resiko
Faktor risiko yang berhubungan dengan ruptur tendon Achilles diantaranya
adalah :
1. Atlet rekreasi (prajurit akhir pekan)
2. Relatif pada usia tua (30-50 thn)
3. Riwayat ruptur tendon achilles sebelumnya

4. Pengguanaan kortikosteroid dan fluorokuinolon. Flourokuinolon menurunkan


transkripsi decorin, penurunan decorinmenyebabkan perubahan pada
arsitektur tendon, sifat biomekanik dan menghasilkanpeningkatan kerapuhan.
5. Perubahan mendadak dalam pelatihan, intensitas, atau tingkat aktivitas
6. Partisipasi dalam aktivitas baru yang berat
7. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes
8. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis
9. Obesitas
f. Pemeriksaan fisik dan penunjang
Pemeriksaan Fisik:
Test Simmonds
Posisi pasien tengkurap, kemudian betis pasien diremas. Apabila tendo
achilles normal, maka akan terjadi plantar fleksi tendo Achilles. Namun
apabila terjadi ruptur, maka tidak ada pergerakan.

Obrein test
Posisi pasien tengkurap, kemudian pada daerah midline 10 cm proksimal
dari calcaneus dimasukkan jarum berukuran 25. Lakukan gerak dorso fleksi
secara pasif, apabila gerak jarum seperti plantar fleksi pertanda bahwa
tendo achilles tidak mengalami cedera. Bila jarum tidak bergerak,
menandakan tendo achilles yang mangalami ruptur. Tidak disarankan untuk
dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar.

Copeland Test
Posisi pasien tengkurap, kemudian pada betis dipasang torniket.
Pergelangan kaki dilakukan dorsofleksi secara pasif. Apabila tendo utuh,
maka tekanan akan naik sekitar 35-60 mmHg. Namun bila tendo mengalami
ruptur, tekanan hanya naik sedikit atau tidak bergerak sama sekali.

Pemeriksaan penunjang:

Plain Radiograph
Dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung robekan
tendon Achilles. Radiografi menggunakan sinar-X untuk menganalisis titik
cedera. Hal ini tidak efektif untuk mengidentifikasi cedera pada jaringan
lunak. Sinar-X umumnya dipakai untuk mengoptimalkan visualisasi benda
padat seperti tulang, sementara jaringan lunak masih relatif tidak dibedakan
di latar belakang nya. Radiografi memiliki peran kecil dalam penilaian
cedera tendon Achilles dan lebih berguna untuk mengesampingkan cedera
lain seperti patah tulang kalkanealis.

Ultrasonografi

Dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan adanya


robekan. Bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi dari
suara melalui tubuh pasien. Beberapa suara dipantulkan kembali dari ruang
antara cairan interstisial dan jaringan lunak atau tulang. Alat modalitas
gambar ini tidak mahal, tidak melibatkan radiasi pengion dan di
tanganultrasonographer ahli, bisa diandalkan.

MRI (Magnetic Resonance Imaging)


Dapat digunakan untuk membedakan ruptur tidak lengkap dari degenerasi
tendon Achilles,dan MRI juga dapat membedakan antara paratenonitis,
tendinosis, dan bursitis. Teknik ini menggunakan medan magnet yang kuat
untuk menyelaraskan jutaan proton berjalan melalui tubuh. MRI dapat
memberikan kontras yang tak tertandingi dalam jaringan lunak untuk foto
berkualitassangat tinggi sehingga mudah untuk teknisi menemukan robekan
dan cedera lainnya

g. Diagnosis dan diagnosis banding


Dalam mendiagnosis ruptur tendo Achilles, ahli bedah kaki dan pergelangan kaki
akan mengajukan pertanyaan tentang bagaimana dan kapan cedra terjadi dan
apakah pasien sebelumnya cedera tendo atau gejala serupa juga dialami. Dokter
bedah akan memeriksa kaki dan pergelangan kaki, perasaan cacat pada tendon
yang menunjukkan air mata. Rentang gerak dan kekuatan otot akan dievaluasi
dan dibandingkan dengan kaki terluka dan pergelangan kaki. Jika tendo Achilles
pecah, pasien akan memiliki kekuatan yang kurang dalam mendorong ke bawah
(seperti pada pedal gas) dan akan mengalami kesulitan naik pada jari kaki.

10

Diagnosis ruptur tendo Achilles biasanya langsung dan dapat dilakukan melalui
pemeriksaan jenis ini. Dalam beberapa kasus, ahli bedah dapat memesan tes
pencitraan MRI atau lainnya.
Diagnosis banding:

Calcaneal bursitis
Bursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi gesekan.
Ketika bursa ini meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis adalah
peradangan pada bursa di belakang tilang tumit. Bursa ini biasanya
membatasi gesekan. Dimana achilles tendon fibrosa tebal di belakang tumit
meluncur turun naik.

Achilles tendoncitis
Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika
berjalan/ berlari,achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang
dapat membuat trauma tendon achilles dan betis.

Achilles tendinopathy atau tendonosis


Kronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada perubahan tendon achilles
yang juga menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon.

h. Tata laksana
Perawatan di Rumah:
Penanganan pada semua tendon yang putus mengikuti standar RICE (Rest,
Ice, Compression, Elevation) dilakukan sebelum mendapatkan tindakan medis.
a. Istirahatkan ekstremitas yang sedang sakit.
b. Aplikasikan es ke daerah yang terkena
- Terapkan es dalam kantung plastik dibungkus dengan handuk atau dengan
kompres dingin.
- Jangan menerapkan es langsung ke kulit karena dapat menyebabkan
kerusakan lebih lanjut jika dibiarkan selama jangka waktu lama.
c. Kompresi daerah yang terkena untuk mengurangi pembengkakan
- Terapkan kompresi oleh longgar membungkus daerah yang terkena dengan
perban.
- Pastikan bahwa perban tidak mengganggu aliran darah ke daerah yang
bersangkutan.

11

d. Elevation, tinggikan ekstremitas yg cedera lebih tinggi dari pada


jantung untuk meminimalkan pembengkakan (meninggikan tungkai bawah
sewaktu tidur)
Klasifikasi rupture
Tipe 1 : ruptur parsial (tanpa operasi)
Tipe 2 : ruptur total dengan jarak tendo yang putus sampai dengan 3 cm
Tipe 3 : ruptur total dengan jarak tendo yang putus 3-6 cm
Tipe 4 : ruptur total dengan jarak tendo yang putus > 6 cm
Terapi konservatif:
Pemakaian boot orthosis yang bisa dilepas dengan sisipan untuk tumit agar
ujung tendon dapat berdekatan bersama-sama. Kelebihan dari pemakaian boot
ini adalah pasien dapat bergerak.
Pada robekan parsial dilakukan pemasangan gips sirkuler di atas lutut selama
4-6minggu dalam posisi fleksi 30-40 pada lutut dan fleksi plantar pada
pergelangan kaki.

Fisioterapi, dengan kaki menggantung melatih dorsofleksi secara aktif dan


fleksi plantar pasif, yang memungkinkan kaki untuk jatuh secara nyaman.
Pada minggu ke-4, orthosis dibawa ke posisi netral, dengan protokol ROM
yang samaseperti minggu sebelumnya. Pada 6 minggu, pasien diizinkan untuk
menanggung berat badanyang ditoleransi sambil mengenakan orthosis. Pada
saat ini, mereka juga diperbolehkan untuk melepas orthosis di malam hari.
Pada minggu ke-8, pasien diperbolehkan melepas orthosisdan kemudian mulai
terapi fisik untuk peregangan dan penguatan.
Terapi Operatif:

Percutaneous Surgery
Pada tindakan ini,dibuat sayatan kecil selebar 2-4 cm. Melalui luka tusuk,
jahitan melewati ujung distal dan proksimal, yang diperkirakan ketika
pergelangan kaki berada pada equinus maksimal. Jahitan itu kemudian
dipotong pendek, diikat menggunakan simpul, dan mendorong subkutan.
Luka-luka kecil dibersihkan dan dipasang perban kering dan steril. Setelah
itu, pasien menggunakan bantalan gips yang tanpa beban. Penggunaan
gips dilakukanselama 4 minggu, diikuti oleh 4 minggu di bantalan berat
dan pemakaian gips dengan elevasi tumit rendah.

12

Open surgical repair


Perbaikan terbuka dilakukan dengan menggunakan pendekatan
longitudinal medial. Pada pendekatan ini, dibuat sayatan sepanjang 3-10
cm. Setelah paratenon disayat secara longitudinal, ujung tendon dapat
dikenali dengan mudah dan didekatkan dengan menggunakan jahitan tipe
Kesler/Krackow/Bunnell dengan menggunakann onabsorbable suture.
Selanjutnya, epitenon disambung dengan teknik cross-stitch. Para tendon
harus disambung kembali agar tidak terjadi adesi. Kemudian, penutupan
oleh kulit akan membatasi terjadinya komplikasi luka. Setelah operasi,
pergelangan kaki dipertahankan dalam fleksi saat pemasanganorthosis.
Setelah periode imobilisasi, kaki digerakkan secara netral ke plantar atau
sedikitdalam orthosis kaku, dan pasien diperbolehkan memakai bantalan
berat parsial. Imobilisasi biasanya dihentikan 4-6 minggu setelah
perbaikan. Pada saat itu, jangkauan yang aktif danaktif-dibantu gerak,
berenang, bersepeda stasioner, dan berjalan dalam sepatu dilengkapi
dengan mengangkat tumit dapat dimulai. Dalam kebanyakan kasus, pasien
dapat beraktivitas kembali dalam jangka waktu 4 bulan.

Penanganan Medis Terapi dengan OAINS

13

Mekanisme Kerja
- Menghambat sintesis prostaglandin melalui siklooksigenase (KOKS)
- Setiap obat menghambat siklooksigenase dengan kekuatan dan selektifitas
yang berbeda
- Enzim cox ada dua isomer yaitu koks-1 berfungsi dalam pemeliharaan
fungsi dalam kondisi normal, koks-2 diinduksi stimulus inflamasi
termasuk sitokin, endotoksin, dan faktor pertumbuhan.

Efek Farmakologi
- Antipiretik
Obat AINS dapat menurunkan demam menjadi normal
- Analgesik
Prostaglandin hanya berperan pada nyeri yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan atau inflamasi.
Prostaglandin menyebabkan sensitasi reseptor nyeri (hiperagesia)
terhadap stimulasi mekanik dan kimiawi.
- Antiinflamasi (kerusakan mikrovaskuler, permeabilitas kapiler, migrasi
leukosit kejaringan radang)
Mediator inflamasi yang dipengaruhi oleh OAINS adalah
prostaglandin.
AINS dosis kecil tidak menekan migrasi sel oleh zat kemotaktik
leukosit dan leukotrien
Efek Samping Obat :
a. Tukak lambung
b. Gangguan fungsi trombosit akibat hambatan sintesis tromboksan A2
c. Gangguan fungsi ginjal akibat penurunan aliran darah ginjal
d. Nefropati analgetik pada jangka panjang
e. Reaksi hipersensitivitas yaitu perubahan jalur metabolisme asam
arakidonat

Contoh obat :
a. Salisilat,salisilamid, dan diflunisal
Digunakan sebagai analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi
Farmakokinetik : Absorbsi di lambung lambat, absorbsi melalui kulit
cepat, metabolisme di hati dan diekskresikan melalui ginjal.
b. Asetaminofen, Fenasetin
Memiliki efek analgetik dan antipiretik yang cukup tapi hampir tidak
memiliki efek antiinflamasi.
Farmakokinetik : - absorbsi oral cepat dan sempurna
-T : 1-3 jam
- Di metabolisme di hati
- Toksisitas : nekrosis hati
c. Pirazolon dan derivatnya
Memiliki efek analgetik dan antipiretik
Diindikasikan sebagai analgetik dan antipiretik yang tidak dapat
diturunkan oleh obat lain.
Efek samping obat : agranulositosis, anemia aplastik, trombositopenia
d. Fenilbutazon dan Oksifenbutazon
14

Tidak lagi dianjurkan sebagai antiinflamasi


e. Asam Mefenamat dan Meklofenamat
Asam mefenamat lebih sering digunakan sebagai analgesik, antiinflamasi.
Efek samping obat : Iritasi lambung, waspada dengan interaksi terhadap
antikoagulan
f. Diklofenak
Diabsorbsi cepat dan lengkap dari saluran cerna. Ikatan protein 99%. T :
1-3 jam. Diakumulasi di cairan sinovial.
Efek samping obat : gangguan saluran cerna
g. Ibuprofen, Ketoprofen, dan Naproksen
Sebagai analgesik dan antiinflamasi. Ibuprofen juga digunakan sebagai
antipiretik. Menurunkan efek diuresis dan natriuretik furosemid dan tiazid,
alfa dan beta bloker dan katopril.
i. Prognosis
Kebanyakan orang yang mengalami ruptur tendo Achilles, tendo akan kembali
normal. Jika operasi dilakukan, tendo mungkin menjadi lebih kuat dan kecil
kemungkinannya untuk ruptur lagi. Biasanya, kegiatan berat, seperti berjalan baru
bisa dilakukan kembali setelah 6 minggu. Atlet biasanya kembali berolahraga,
setelah 4 sampai 6 minggu setelah cedera terjadi.
j. Pencegahan
Pencegahan tidak dapat dilakukan setiap saat. Namun berikut cara
pencegahannya:
Obat-obatan kortikosteroid seperti prednison, harus dikonsumsi secara hatihati dan dosisnya jika bisa diturunkan. Tetapi, banyak juga kondisi dimana
kortikosteroid sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup penderita.
Antibiotik Quinolone harus dikonsumsi dengan hati-hati pada usia pasien
diatas 60 tahun atau pasien yang memakai obat-obatan steroid.
Memakai sepatu yang tepat dan sepatu olahraga.
Pemanasan sebelum peregangan atau berolahraga.
Regangkan antara pemanasan dan berolahraga, dan kemudian lagi setelah
berolahraga.
Sebagai bagian dari program peregangan, juga mempertimbangkan pijat.
Jika Anda melakukan latihan aerobik dan penguatan pada hari yang sama,
melakukan latihan aerobik pertama.
Memperkuat otot kaki, terutama otot betis.
Uji cedera setelah berolahraga.
k. Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi:
Apapun treatment yang dipilih, pasti ada kemungkinan tendon achilles tidak
sepenuhnya pulih, dan untuk treatment lebih lanjut dibutuhkan operasi.
Terdapat juga komplikasi minor seperti infeksi luka atau kurang peka pada
bagian yang di operasi.

15

Tendon dapat memendek atau juga terdapat bekas luka.


Dapat kemungkinan tendon akan robek lagi di kemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, 1999, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret Publisher Boston,
Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta, EGC
16

Almekinders L,Maffuli N.2001. The Achilles Tendon(page 7-10).London: Springer(UK)


Greenberg MI.2005.Greenbergs Text-Atlas of Emergency
Medicine(page529,536).Philadelphia:Lippincott Williams and Wilkins (USA)
Muttaqin, A. 2011. Buku saku gangguan musculoskeletal. EGC. Jakarta
Price, Sylvia Anderson. 1995. Patofisiologi konsep klinis Proses Penyakit. Jakarta: EGC
http://www.patient.co.uk/health/achilles-tendon-rupture#
http://orthoinfo.aaos.org/topic.cfm?topic=AV0003
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131453189/Cedera%20Achilles&Perawatannya.pdf
http://deltoidea.wordpress.com/2011/06/07/7/
http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/jaringan-ikat.html
http://histovet1.blogspot.com/2009/09/jaringan-ikat_16.html
http://www.achillestendo.com/
http://www.education.vetmed.vt.edu
http://www.emedicinehealth.com
http://www.orthosupersite.com
http://www.radiopedia.org
http://www.medscape.com/

17

Anda mungkin juga menyukai