Anda di halaman 1dari 19

PRESENTASI KASUS

RUPTUR TENDON ACHILES SINISTRA

Disusun oleh:
dr. Pramusetya Suryandaru

Pendamping:
dr. Syamsu Tatang Triyuwanto

Internship Periode III Angkatan 2020


RS Bhayangkara POLDA DIY
Maret 2021

1
A. Ringkasan Kasus
I. Identitas
 Nama : Tn. IB
 Jenis Kelamin : Laki - laki
 Usia : 51 th
 Alamat : Prambanan, Klaten
 Agama : Islam
 Status : Menikah
 Pekerjaan : Tukang kebun
 Tanggal Masuk IGD : 22/03/2021
 Tanggal Keluar IGD : 22/03/2021 (minta rujukan ke PPK1 untuk operasi)

II. Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri pada pergelangan kaki kiri

RPS
Pasien datang ke IGD RS mengeluh nyeri pergelangan kaki kiri sejak 3 minggu yll. Awa
lnya pasien sedang mendorong kayu yang telah dipotong dengan gergaji mesin. Pasien
menggunakan tenaga mendorong dan kaki menumpu sebagai tenaga untuk mendorong.
Pasien sesaat kemudian merasakan sensasi nyeri pada pergelangan kaki kiri dan terasa
seperti ada yg terkilir. Pasien memeriksakan kakinya ke mantri namun keluhan tak
kunjung membaik. Pasien juga mengunjungi tukang pijit karena menganggap hanya
terkilir. Karena keluhan tidak membaik pasien memutuskan untuk pergi ke IGD RS

RPD
Hipertensi Tidak terkontrol

RPK
Riwayat keluhan Hipertensi (+)

III. Pemeriksaan Fisik


 KU : Cukup, Compos mentis
 TD : 160/92 mmHg
 HR : 98x/menit
 RR : 20x/menit
 T : 36,7°
 SaO2 : 99% room air
 GCS : CM 15, E4V5M6
 VAS :4
 BB : 76 kg
 TB : 169 cm
 Kep: CA -/-, SI -/-, pupil isokor
 Leher: pemb KGB -
 Thorax: simetris, sonor

2
 Pulmo: SDV +/+, rh-/-, wh -/-
 Cor: S1 S2 tunggal, murmur -
 Abd: BU normal, NT-, supel, hepar dan lien normal
 Eks: akral hangat, nadi kuat, CRT <2dtk, edema -
 Regio pedis dextra
Look : udem (-), Eritem(-) Rupture tendon
Achilles (+) displacement tendon
Feel : nyeri tekan (+). Thompson test (+) pedis sinistra
Move : ROM terbatas pada ankle sinistra

IV. DIAGNOSIS KERJA


- Rupture total tendon Achilles dextra

V. PENATALAKSANAAN
- Stabilisasi awal, Elastic Bandage
- Rencana OP Tendoraphy + debridement anterior slab

B. TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi

Tendon achilles adalah tendon yang paling kuat dan paling besar dalam tubuh
manusia yang panjangnya 15 cm yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah.
Kemudian stukturnya mengumpul dan melekat pada bagian tengah – belakang tulang
calcaneus. Terdiri dari struktur tendinous (melekatnya otot ke tulang) yang dibentuk oleh
3
gabungan antara otot gastronemius dan otot soleus yang terdapat di betis. Tendon ini
melekat pada tulang tumit (calcaneus) dan menyebabkan kaki berjinjit (plantar flexi)
ketika otot-otot betis berkontraksi. Tendon ini sangat penting untuk berjalan, berlari dan
melompat secara normal.7,8

Tendon achilles atau tendon calcaneus adalah tendon pada bagian belakang tungkai
bawah dan fungsinya untuk meletakkan otot gastronemius dan otot soleus kesalah satu
tulang penyusunan pegelangan kaki, calcaneus.2,5

Putusnya tendon Achilles adalah suatu keadaan dimana tendon yang berada di
belakang pergelangan kaki itu pecah atau putus. Tendon merupakan jaringan fibrosa di
bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit.
Rupture tendon Achilles adalah robek atau putusnya hubungan tendon (jaringan
penyambung) yang disebabkan oleh cidera dari perubahan posisi kaki secara tiba-tiba
atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif maksimal.4

Gambar 1. Anatomi achiles

4
Gambar 2. Anatomi tendon achiles

Tendon Achilles atau tendon calcaneus adalah tendon pada bagian belakang tungkai
bawah dan fungsinya untuk meletakkan otot gastrocnemius dan otot soleus ke salah satu
tulang penyusunan telapak kaki yaitu, calcaneus. Tendon achilles berasal dari gabungan
otot yaitu gastrocnemius, dan soleus. Pada manusia, tendo achilles terletak tepat dibagian
pergelangan kaki. Tendon Achilles juga merupakan tendon yang tertebal dan terkuat pada
tubuh manusia, yang panjangnya berukuran sekitar 15 cm yang dimulai dari pertengahan
tungkai bawah. Kemudian stukturnya mengumpul dan melekat pada bagian tengah dan
belakang tulang calcaneus. Pengertian dari tendon sendiri adalah sebuah pita jaringan ikat
(fibrosa) yang melekat pada otot dan ujung yang lain berinsersi ke dalam tulang. Tendon
memiliki sedikit elastisitas. Tendon (a) memungkinkan massa otot yang besar untuk
mengonsentrasikan kekuatannya pada satu daerah tulang yang relatif kecil, (b)
memungkinkan beberapa tendon melalui ruang yang kecil, misalnya tendon otot lengan
bawah ketika lewat di bagian depan dan belakang pergelangan tangan, dan (c)
memiliki fungsi protektif dan suportif di sekitar sendi. Fungsi dari tendon Achilles
sendiri adalah menghubungkan otot betis dengan tulang tumit. Ketika otot betis
berkontraksi (jika berkontraksi otot akan memendek), otot betis akan menarik tendon
Achilles. Kontraksi otot betis ini menarik tulang tumit, sehingga terjadi gerakan plantar
fleksi (posisi kaki dalam keadaan seperti menjinjit). Kontraksi otot betis yang dibantu

5
tendon Achilles ini berguna dalam aktivitas sehari-hari seperti berjalan, berlari, dan
melompat.1,2

Gambar 3. Mikroskopis tendon achiles


Tendon Achilles adalah pita jaringan fibrosa yang fleksibel terletak di bagian
belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit. Tendon
adalah struktur dalam tubuh yang menghubungkan otot ke tulang. Otot ini dalam tubuh
adalah petanggung jawab untuk menggerakkan tulang, sehingga memungkinkan
seseorang untuk berjalan, melompat, mengangkat beban, dan bergerak dalam banyak
cara. Ketika otot kontraksi, hal itu menarik pada tulang menyebabkan gerakan ini.
Struktur yang memancarkan kekuatan kontraksi otot ke tulang disebut tendon. Serat
kolagen terdapat pada semua jenis jaringan ikat yang terdiri atas protein - protein
kolagen. Dalam keadaan segar, kolagen berwarna putih.
Diameternya berkisar antara 1-12 mikron. Beberapa serabut bergabung menjadi
berkas serabut yang lebih besar.Dalam keadaan segar bersifat lunak, dan sangat kuat.
Susunan serabut kolagen bergelombang, karenannya bersifat lentur. Benang serabut
kolagen yang paling halus yang dapat dilihat dengan mikroskop cahaya adalah fibril
dengan tebal kurang lebih 0,3 µm sampai 0,5 µm. Selanjutnya fibril ini disusun oleh
satuan serabut yang lebih kecil yang disebut miofibril dengan diameter 45 nm sampai
100 nm. Miofibril ini hanya terlihat dengan mikroskop elekron dan tampak mempunyai
garis melintang khas dengan periodisitas 67 nm. Serabut kolagen memiliki daya tahan
6
tarik tinggi. Serabut kolagen dijumpai pada tendon, ligamen, kapsula, dll. Serabut ini
bening dan terlihat garis memanjang. Bila kolagen direbus akan menghasilkan gelatin.
Serabut kolagen dapat dicerna oleh pepsindan enzim kolagenase. Paling tidak telah
dikenal 2 jenis serabut kolagen dengan variasi pada urutan asam amino dari rantai α
(alfa). Dari 20 jenis tersebut, ada 6 tipe kolagen yang paling utama dan secara genetik
berbeda.
Keenam tipe kolagen tersebut adalah :

1. Tipe I : tipe kolagen yang paling banyak ditemukan. Terdapat pada jaringan ikat de
wasa, tulang, gigi dan sementum
2. Tipe II : tipe kolagen ini dibentuk oleh kondroblas dan merupakan unsur utama pen
yusun matiks tulang rawan. Kolagen ini ditemukan pada kartilago hyalin dan elasti
c.
3. Tipe III : Kolagen ini ditemukan pada awal perkembangan beberapa jenis jaringan
ikat. Pada keadaan dewasa kolagen ini terdapat pada jaringan retikuler.
4. Tipe IV : terdapat pada lamina densa pada lamina basalis dan diperkirakan merupa
kan hasil sel-sel yang langsung berhubungan dengan lamina tersebut.
5. Tipe V : terdapat pada plasenta, dan berhubungan dengan kolagen tipe I
6. Tipe VI : terdapat pada basal lamina

a. Tendon Achilles yang ruptur b. Tendon Achilles

normal Gambar 4. Histologis Tendon Achilles


7
Meskipun tendon Achilles normal hampir seluruhnya terdiri dari kolagen tipe-I,
tendon Achilles yang putus juga berisi proporsi besar dari kolagen tipe-III. Fibroblast
dari tendon Achilles yang putus menghasilkan baik kolagen tipe-I dan tipe-III pada
kultur. Kolagen tipe-III kurang tahan terhadap kekuatan tarikan dan arena itu dapat
mempengaruhi putusnya tendon secara spontan.
Tendon Achilles normal menunjukan pengaturan seluar yang terorganisir dengan
baik, sangat berbeda dengan tendon yang putus. Tenosit yang merupakan fibroblast
khusus, muncul pada potongan longitudinal. Pengaturan yang baik disesbabkan oleh
sekresi kolagen secara sentrifugal yang seragam disekitar kolom tenosit, yang
menghasikan baik komponen fibriler dan nonfibriler dari matriks ekstraseluler dan juga
dapat menyerap kembali serat-serat kolagen1,2

1.2 Etiologi

1. Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes,


2. Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan
risiko pecah,
3. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga badminton, tenis,
basket dan sepak bola,
4. Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis, dan
5. Obesitas.9

1.3 Faktor Resiko

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan cedera pada tendo Achilles adalah sebagai berikut:
a) Meningkatnya aktivitas (jarak, kecepatan, tinggi/curam tanjakan),
b) Berkurangnya waktu relaksasi di antara sesi latihan,
c) Perubahan permukaan,
d) Perubahan/pergantian alas kaki (alas kaki bertumit rendah/tinggi),
e) Kondisi alas kaki yang buruk (ukuran tumit yang tidak sesuai, dan pelebaran s
isi sepatu),
f) Berkurangnya fleksibilitas kaki,
g) Terlalu banyak tiarap (meningkatnya beban pada kompleks gastrocnemius/soleus
untuk menelentangkan kaki dan jemari kaki dengan bebas),
h) Fleksibilitas otot yang rendah (gastrocnemius yang rapat), dan
i) Berkurangnya ruang gerak sendi (dorsifleksi yang terbatas).

8
Tabel 1 Faktor risiko yang berhubungan dengan ruptur tendon Achilles akut

Kortikosteroid lokal Degenerasi/irregularitas vaskular


Kortikosteroid sistemik Hipertermia tendon

Injeksi peritendinous Kesalahan latihan


Fluorquinolon Kelainan alignment kaki atau pergelangan k
Perubahan degeneratif pada tendon aki
Tendinopati kronik (dengan deformitas
Haglund)

9
Orang-orang yang bisa terkena rupture tendon Achilles termasuk atlet rekreasi,
orang-orang usia tua, penggunaan kuinolon, perubahan ekstrim dalam intensitas pelatihan
atau tingkat aktivitas, dan partisipasi dalam aktivitas baru. Sebagian besar kasus rupture
tendon Achilles yang traumatis olahraga cedera. Umur rata-rata pasien adalah 30-40
tahun dengan rasio laki- perempuan hampir 20:1. Antibiotik fluorokuinolon, seperti
ciprofloxacin, dan glukokortikoid telah dikaitkan dengan peningkatan risiko rupturnya
tendon Achilles. Suntikan steroid langsung ke tendon juga telah dikaitkan dengan ruptur.
Kuinolon telah dikaitkan dengan Achilles tendinitis dan ruptur tendon Achilles untuk
beberapa waktu sekarang. Kuinolon adalah agen-agen antibakteri yang bertindak pada
tingkat DNA dengan DNA girase menghambat. DNA girase merupakan enzim yang
digunakan untuk bersantai DNA beruntai ganda yang penting untuk Replikasi DNA.
Kuinolon adalah khusus dalam fakta bahwa ia dapat menyerang DNA bakteri dan
mencegah mereka dari replikasi dengan proses ini, dan sering diresepkan untuk lansia.
Sekitar 2% sampai 6% dari semua orang tua di atas usia 60 yang telah memiliki Achilles
pecah dapat dikaitkan dengan penggunaan kuinolon.7,9

1.4 Patofisiologi

Ruptur traumatik tendon Achilles, biasanya terjadi dalam selubung tendo akibat
perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan dorsifleksi pasif
maksimal sehingga terjadi kontraksi mendadak otot betis dengan kaki terfiksasi kuat
kebawah dan diluar kemampuan tendon Achilles untuk menerima suatu beban.
Ruptur tendon Achilles sering terjadi pada atlet atletik saat melakukan lari atau
melompat. Kondisi klinik rupture tendon Achilles menimbulkan berbagai keluhan,
meliputi nyeri tajam yang hebat, penurunan fungsi tungkai dalam mobilisasi dan
ketidakmampuan melakukan plantarfleksi, dan respons ansietas pada pasien.
Saat istirahat, tendon memiliki konfigurasi bergelombang akibat batasan di
fibrilkolagen. Stress tensil menyebabkan hilangnya konfigurasi bergelombang ini, hal ini
yang menyebabkan pada daerah jari kaki adanya kurva regangan-regangan. Saat serat
kolagen rusak, tendon merespons secara linear untuk meningkatkan beban tendon. Jika
renggangan yang ditempatkan pada tendon tetap kurang dari 4 persen yaitu batas beban
10
fisiologi secara umum serat kembali ke konfigurasi asli mereka pada penghapusan beban.
Pada tingkat ketegangan antara 4-8 persen, serat kolagen mulai meluncur melewati 1
sama lain karena jalinan antar molekul rusak. Pada tingkat tegangan lebih besar dari 8
persen terjadi rupture secara makroskopik karena kegagalan tarikan oleh karena
kegagalan pergeseran fibriller dan interfibriller.
Penyebab pasti rupture tendon Achilles dapat terjadi tiba-tiba, tanpa peringatan, atau
akibat tendinitis Achilles. Tampaknya otot betis yang lemah dapat menyebabkan
masalah. Jika otot-otot menjadi lemah dan lelah, mereka dapat mengencangkan dan
mempersingkat kontraksi. Kontraksi berlebihan juga dapat menjadi masalah dengan
mengarah pada kelelahan otot. Semakin lelah otot betis, maka semakin pendek dan akan
menjadi lebih ketat. Keadaan sesak seperti ini dapat meningkatkan tekanan pada tendon
Achilles dan mengakibatkan kerobekan. Selain itu, ketidakseimbangan kekuatan otot-otot
kaki anterior bawah dan otot-otot kaki belakang yang lebih rendah juga dapat
mengakibatkan cedera pada tendon Achilles. Achilles tendon robek lebih mungkin ketika
gaya pada tendon lebih besar dari kekuatan tendon. Jika kaki yang dorsofleksi sedangkan
kaki bagian bawah bergerak maju dan betis kontrak otot, kerobekan dapat terjadi.
Kerobekan banyak terjadi selama peregangan kuat dari tendon sementara otot betis
berkontraksi.3,4,6,9

1.5 Gejala Klinis

1. Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kak
i atau betis seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di atas tu
lang tumit. daerah ini paling sedikit menerima supplai darah dan mudah sekali
mengalami cedera
meskipun oleh sebab yang sederhana, meskipun oleh sepatu yang menyebabkan iritasi.
2. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya kelemahan yang
luas pada serat-serat protein kolagen, yang mengakibatkan robeknya sebagian
serat atau seluruh serat tendon.
3. Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit.
4. Tumit tidak bisa digerakan turun naik.
5. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang
tumit.

11
6. Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki.
Pasien mungkin menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki.
7. Nyeri bisa berat. nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan kegiatan, k
hususnya saat mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet mungkin mer
asakan adanya bagian yang lembek bila meraba daerah sekitar tendon, hal ini dik
arenakan
adanya cairan peradangan yang berkumpul dibawah selaput peritenon.
8. Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang kesenjangan sepanjang Achilles tendon d
ekat lokasi penyisipan, dan kekuatan plantarflexion lemah aktif semua sangat me
nyarankan diagnosis.9

1.6 Diagnosa banding

1. Tendo calcaneal bursitis


Bursa adalah kantung berisi cairan yang dirancang untuk membatasi
gesekan. Ketika bursa ini meradang disebut bursitis. Tendo calcaneal bursitis
adalah peradangan pada bursa di belakang tilang tumit. Bursa ini biasanya
membatasi gesekan. Dimana
achilles tendon fibrosatebal di belakang tumit meluncur turun naik.
2. Achilles tendoncitis
Cedera ini biasanya terjadi saat kontraksi kuat dari otot seperti ketika berjalan/
berlari, achiles tendoncitis adalah sebuah strain kekerasan yang dapat membuat
trauma
tendonachilles dan betis.
3. Achilles tendinopathy atau tendonosis
Kronis yang berlebihan bisa berpengaruh pada perubahan tendon achilles yang
juga menyebabkan degenerasi dan penebalan tendon.

1.7 Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Pemeriksaan fisik :
Dari pergerakan tumit dan otot. Apabila pergerakannya lemah atau tidak ada
pergerakan maka dicurigai tendo achilles mengalami rupture.

12
1. Anamnesi
s: Keluhan
- Nyeri di daerah pergelangan kaki, kadang hingga ke betis dan kaki
- Tidak dapat atau kurang mampu menggerakan kaki (terutama gerakan plantar fleksi)
- Kaku di pagi hari

2. Inspeksi
• Pembengkakan di daerah pergelangan kaki
• Deformitas / perubahan bentuk

Gambar 5. Inspeksi Tendon Achilles

3. Palpasi

Gambar 6. Palpasi Tendon Achilles

• Lokasi Tenderness/nyeri tekan, di tendo achilles


• Temperatur lokal
• Spasme otot terutama m. gastrocnemius

4. Thompson test

13
Gambar 7. Thompson Test
 dilakukan dengan meremas di dasar otot betis dan mencari ankle plantar fleksi
5. Obrien’s Test

Gambar 8. Obrien Test


a. Posisi pasien tengkurap, kemudian pada daerah midline 10 cm proksimal dari
calcaneus masukkan jarum berukuran 25.
b. Lakukan gerak dorso fleksi secara pasif, apabila gerak jarum
seperti plantar fleksi pertanda bahwa tendo achilles tidak mengalami cedera. Bila
jarum tidak bergerak, menandakan tendo achilles yang mangalami ruptur.
c. Tidak disarankan untuk dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar.
6. Copeland Test

14
Gambar 9. Copeland Test
a. Posisi pasien tengkurap, kemudian pada betis dipasang torniket.
b. Pergelangan kaki dilakukan dorsofleksi secara pasif.
c. Apabila tendo utuh, maka tekanan akan naik sekitar 35-60
mmHg. Namun bila tendo mengalami ruptur, tekanan hanya naik sedikit atau ti
dak bergerak sama sekali

Pemeriksaan penunjang lainnya :


1. Foto Rountgen
Dapat digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung robekan tendon
Achilles. Radiografi menggunakan sinar X untuk menganalisis titik cedera.
Temuan radiografi pada ruptur tendon Achilles meliputi:
a. Penggelapan tendon : Perdarahan, edema dan hilangnya tendon mengakibatkan
penggelapan margin anterior tendon Achilles pada tampak lateral.
b. Lekukan kulit pada bagian robekan lesung pipit kecil dapat dilihat pada bagian
robekan. Biasanya tertutup oleh pembengkakan dan perdarahan.
c. Gumpalan jaringan lunak di ujung tendon ujung ruptur tendon menarik kembali dan
bergelung, mengakibatkan bengkak pada ujung tendon.
d. Mengidentifikasi ujung yang terputus : Ujung proksimal biasanya dikaburkan
oleh pembengkakan dan perdarahan, tetapi ujung distal dapat dipisahkan dari l
emak sekitarnya dalam 50% kasus.

15
Gambar 10. Foto Rontgen Tendon Achilles

2. MRI ( Magnetic Resonance Imaging )


Dapat digunakan untuk membedakan ruptur tidak lengkap dari degenerasi tendon
Achilles dan MRI juga dapat membedakan antara paratenonitis, tendinosis, dan bursitis.
Teknik ini menggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan jutaan proton
berjalan melaluit ubuh. Proton in kemudian dibombardir dengan gelombang radio yang
berubuhkan beberapa dari proton tersebut keluar dari garis (alignment). Ketika proton
kembali, proton memancarkan gelombang radio yang unik yang dapat dianalisis oleh
computer dalam 3D untuk membuat gambar tajam penampang silang dari area oenting.
MRI dapat memberikan kontras yang tidak tertandingi dalam jaringan lunak untuk foto
berkualitas sangat tinggi sehingga mudah untuk teknisi menemukan robekan dan cedera
lainnya.

16
Gambar 11. MRI Tendon Achilles

3. Ultrasonografi
Dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter,
danadanya robekan. Bekerja dengan mengirimkan frekuensi yang sangat
tinggidari suara melalui tubuh pasien. Beberapa suara dipantulkan
kembali dariruang antara cairan interstisial dan jaringan lunak atau
tulang. Gambar-gambar yang tercermin ini dapat dianalisis dan dihitung
ke dalam suatu gambar.Gambar-gambar ditangkap secara nyata dan dapat
membantu dalammendeteksi pergerakan tendon dan memvisualisasikan
kemungkinan cedera atau robek.6,10

1.8 Penatalaksanaan

1. Stabilisasi awal
Setelah diagnosis dibuat, pergelangan kaki harus splinted
dalam jam dengan baik untuk membantu elevasi
mengendalikan pembengkakan.
2. Non-operative
Orthosis pergelangan kaki
17
Indikasi treatment harus individual kepada pasien Selama 10
minggu berikutnya, pergelangan kaki secara bertahap dibawa ke
posisi plantigrade dengan perubahan cor

kira-kira setiap 2 minggu. Berat tubuh diperbolehkan setelah 6


minggu.Setelah casting, angkat tumit biasanya dipakai selama
beberapa bulan.
3. Operative
a. Perbaikan langsung
Indikasi lebih sering terjadi pada cedera akut (<6 minggu)
b. Rekonstruksi dengan interposisi EDL atau plantaris. Opera
si
Ø Tindakan operasi dapat dilakukan, dimana ujung tendon yang
terputus disambungkan kembali dengan teknik penjahitan.
Tindakan pembedahan dianggap paling efektif dalam
penatalaksanaan tendon yang terputus.
Ø Tindakan non operasi dengan orthotics atau theraphi fisik.
Tindakan tersebut biasanya dilakukan untuk non atlit karena
penyembuhanya lama atau pasienya menolak untuk dilakukan
tindakan operasi.
Ada dua jenis operasi, operasi terbuka dan operasi perkutan.
Ø Operasi terbuka sayatan dibuat di bagian belakang kaki dan
tendon Achilles dijahit bersama-sama. Dalam pecah lengkap
atau serius tendon plantaris atau otot vestigial lain dipanen dan
melilit tendon Achilles, meningkatkan kekuatan tendon
diperbaiki. Jika kualitas jaringan buruk, misalnya cedera telah
diabaikan, ahli bedah mungkin menggunakan mesh penguatan
(kolagen, Artelon atau bahan lainnya degradable).
Ø Perkutan operasi, ahli bedah membuat beberapa sayatan kecil,
bukan satu sayatan besar, dan menjahit tendon kembali
bersama-sama melalui sayatan. Pembedahan mungkin tertunda
selama sekitar 1 minggu setelah rupturnya tendon untuk
mengurangi pembengkakan. Namun khusus untuk pasien
dengan penyembuhan yang sulit18contohnya pada kasus
vasculophaty, pembedahan perkutan menjadi pilihan terbaik
daripada pembedahan terbuka 11,12

1.9 Komplikasi

Komplikasi rupture tendon Achilles yaitu infeksi. Infeksi adalah adanya suatu
organism pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai dengan gejala klinis, masuk dan
berkembang biaknya bibit penyakit atau parasit, mikroorganisme kedalam tubuh
manusia. Penyakit yang disebabkan oleh suatu bibit penyakit seperti bakteri, virus,
jamur dan lain- lainnya.4,6

Referensi:

1. Tambajong J,Wonodirekso S.1996.Buku Teks Histologi. Jakarta : EGC

2. Syamsuhidajat R,Wim de Jong.1997. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi.Jakarta: EGC

3. Anonym. 2012. www.askep muskuloskelatal.com

4. Muttaqin, A. 2011. Buku saku gangguan musculoskeletal. EGC. Jakarta

5. Anderson, 1999, Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia, Jones and barret


Publisher Boston, Edisi Bahasa Indonesia,Jakarta, EGC
6. Anonym. 2011. Diakses tgl 8 april 2015. http://www.scribd.com/d
oc/53134449/6/A- KONSEP-DASAR-PENYAKIT-1-Anatomi-Fisio
logi-Sistem- Muskuloskeletal
7. Price, Sylvia Anderson. 2005. Patofisiologi konsep klinis Proses Penyakit. Jakarta: EGC

8. Dorland, 1994. kamus kedokteran. Jakarta. EGC

9. Anderson Silvia Prince. (1996). Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses


Penyakit. Penerbit Buku Kedokteran. EGC, Jakarta.
10. V. sammarco. 2009. Perbaikan bedah tibialis anterior rupture tendon akut d
an kronis. Diakses tgl 18 september 2013 http://www.scribd.com/doc/Perbai
kan bedah tibialis anterior rupture tendon akut dan kronis.

19

Anda mungkin juga menyukai