Disusun oleh :
Pahlevi Yudha P, S. Ked J510185006
Pembimbing :
dr. Hari Haryana, Sp. KFR
LEMBAR PENGESAHAN
Diajukan Untuk Memenuhi
Pembimbing :
Disusun oleh :
Mengetahui :
Dipresentasikan di depan :
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Mayoritas cedera ACL terjadi pada orang berusia 15-45. Ini menunjukan
dari gaya hidup yang lebih aktif dan partisipasi yang lebih tinggi dalam aktivitas
atletik selama rentang usia tersebut. Jumlah total cedera lebih besar pada pria tetapi
perempuan memiliki risiko 2-8 kali lebih tinggi cedera. Faktor mengapa cedera
lebih banyak terjadi wanita termasuk sudut Q yang lebih besar pada sendi lutut yang
mengarah ke penyelarasan genu valgus, panggul yang lebih luas, peningkatan
kelemahan sendi, dan perubahan hormon yang terjadi sepanjang
menstruasi. Klasifikasi cedera ACL dibagi menjadi tiga, cedera grade 1 melibatkan
kerusakan mikroskopis dengan ligamen yang sebagian besar masih utuh. Grade 2
merobek sebagian ligamen dan memisahkan sirip dengan edema sekitarnya dibagi
lagi menjadi kelas parsial rendah dan derajat robekan parsial tinggi, tergantung pada
tingkat keparahan. Cedera grade 3 adalah dimana seluruh ligamen robek dan sendi
lutut tidak stabil.4
Setiap tahun di amerika serikat terjadi 250.000 cedera ACL, atau sekitar 1
dari 3000 populasi. Sekitar sepertiga dari pasien yang mengalami cedera ACL
memerlukan pembedahan, dengan biaya 17.000 dollar amerika serikat per
rekonstruksi sehingga diperkirakan biaya per tahun sekitar 1,5 Milyar dollar
Amerika serikat. Dengan demikian biaya yang di keluarkan sangat besar sekali.2
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi
Secara anatomis knee joint dibentuk oleh tibia bagian proximal, femur
bagian distal dan patella. Knee joint terdiri dari tiga bagian persendian; medial
dan lateral antara condylefemur dan tibia serta persendian intermediate antara
patela dan femur. Femur distal terdiri dari medial condilus dan lateral condilus,
femoral trochlear groove dan intercondylar notcth. Ligamen tersebut melewati
anterior, medial dan distal sendi dari femur ke tibia. Ligament berputar atas diri
membentuk spiral sedikit luar (lateral), melewati bawah ligamentum transverse
meniscal di ujung tibialisnya. beberapa fasikula mungkin menyatu dengan
perlekatan anterior dengan meniskus lateral. Ikatan tibialis lebih lebar dan lebih
kuat dari perlekatan femoralis.1
2
Gambar 1. Anatomi lutut tampak anterior
3
Ligamentum ini penting karena merupakan pengikat utama antara femur dan
tibiae.1
4
femur ke anterior terhadap tibiae. Bila sendi lutut dalam keadaan fleksi,
ligamentum cruciatum posterior akan mencegah tibiae tertarik ke posterior.
Ligamentum Extracapsular:1
1. Ligamentum Patellae
Melekat (diatas) pada tepi bawah patella dan pada bagian bawah melekat
pada tuberositas tibiae. Ligamentum patellae ini sebenarnya merupakan
lanjutan dari bagian pusat tendon bersama m. quadriceps femoris. Dipisahkan
dari membrane synovial sendi oleh bantalan lemak intra patella dan dipisahkan
dari tibia oleh sebuah bursa yang kecil. Bursa infra patellaris superficialis
memisahkan ligamentum ini dari kulit.
2. Ligamentum Collaterale Fibulare
Ligamentum ini menyerupai tali dan melekat di bagian atas pada condylus
lateralis dan dibagian bawah melekat pada capitulum fibulae. Ligamentum ini
dipisahkan dari capsul sendi melalui jaringan lemak dan tendon m. popliteus.
Dan juga dipisahkan dari meniscus lateralis melalui bursa m. poplitei.
3. Ligamentum Collaterale Tibiae
Ligamentum ini berbentuk seperti pita pipih yang melebar dan melekat
dibagian atas pada condylus medialis femoris dan pada bagian bawah melekat
pada margo infraglenoidalis tibiae. Ligamentum ini menembus dinding capsul
sendi dan sebagian melekat pada meniscus medialis. Di bagian bawah pada
margo infraglenoidalis, ligamentum ini menutupi tendon m. semimembranosus
dan a. inferior medialis genu.
4. Ligamentum Popliteum Obliquum
Merupakan ligamentum yang kuat, terletak pada bagian posterior dari sendi
lutut, letaknya membentang secara oblique ke medial dan bawah. Sebagian dari
ligamentum ini berjalan menurun pada dinding capsul dan fascia m. popliteus
dan sebagian lagi membelok ke atas menutupi tendon m. semimembranosus.
5. Ligamentum Transversum Genu
5
Ligamentum ini terletak membentang paling depan pada dua meniscus ,
terdiri dari jaringan connective, kadang-kadang ligamentum ini tertinggal
dalam perkembangannya, sehingga sering tidak dijumpai pada sebagian orang.
6
Capsula Articularis1
Capsula articularis terletak pada permukaan posterior dari tendon m.
quadriceps femoris dan didepan menutupi patella menuju permukan anterior
dari femur diatas tubrositas sendi. Kemudian capsula ini berlanjut sebagai loose
membran yang dipisahkan oleh jaringan lemak yang tebal dari ligamentum
patellae dan dari bagian tengah dari retinacula patellae menuju bagian atas tepi
dari dua meniscus dan ke bawah melekat pada ligamentum cruciatum
anterior. Selanjutnya capsula articularis ini menutupi kedua ligamentun
cruciatum pada sendi lutut sebagai suatu lembaran dan melintasi tepi posterior
ligamentum cruciatum posterior. Dari tepi medial dan lateral dari fascies
articularis membentuk dua tonjolan, lipatan synovial, plica alares yang
terkumpul pada bagian bawah. Kesemuanya hal ini membentuk suatu synovial
villi.
Plica synovialis patellaris, membentang pada bagian belakang yang
mengarah pada bidang sagital menuju cavum sendi dan melekat pada bagian
paling bawah dari tepi fossa intercondyloidea femoris. Plica ini merupakan
lipatan sagital yang lebar pada synovial membran.
Lipatan ini membagi cavum sendi menjadi dua bagian, berhubungan dengan
dua pasang condyles femoris dan tibiae. Lipatan capsul sendi pada bagian
samping berjalan dekat pinggir tulang rawan. Sehingga regio epicondylus tetap
bebas. Kapsul sendi kemudian menutupi permukaan cartilago, dan bagian
permukaan anterior dari femur tidak ditutupi oleh cartilago. Pada tibia
capsulsendi ini melekat mengelilingi margo infraglenoidalis, sedikit bagian
bawah dari permukaan cartilago, selanjutnya berjalan kebawah tepi dari
masing-masing meniscus.
7
Gambar 2. Ligamentum cruciatum dan Collateral
Bursa Anterior
1. Bursa supra patellaris terletak di bawah m. quadriceps femoris dan
berhubungan erat dengan rongga sendi.
8
2. Bursa Prepatellaris terletak pada jaringan subcutan diantara kulit dan
bagian depan belahan bawah patella dan bagian atas ligamentum patellae.
9
4. Bursa Infapatellaris Profunda terletak di antara permukaan posterior dari
ligamentum patellae dan permukaan anterior tibiae. Bursa ini terpisah dari
cavum sendi melalui jaringan lemak dan hubungan antara keduanya ini
jarang terjadi.
Bursa Posterior
1. Recessus Subpopliteus ditemukan sehubungan dengan tendon m.
popliteus dan berhubungan dengan rongga sendi.
10
3. Empat bursa lainnya ditemukan sehubungan dengan:
11
d) di bawah caput medial origo m. Gastrocnemius.
12
Gambar 3. Lutut tampak posterior dan sagital
13
3. N. Peroneus communis
4. N. Tibialis
Suplai Darah3
Suplai darah pada sendi lutut berasal dari anastomose pembuluh darah
disekitar sendi ini. Dimana sendi lutut menerima darah dari descending
genicular arteri femoralis, cabang-cabang genicular arteri popliteal dan cabang
descending arteri circumflexia femoralis dan cabang ascending arteri tibialis
anterior. Aliran vena pada sendi lutut mengikuti perjalanan arteri untuk
kemudian akan memasuki vena femoralis.
Sistem Limfe3
System limfe pada sendi lutut terutama terdapat pada perbatasan fascia
subcutaneous. Kemudian selanjutnya akan bergabung dengan lymph node
subinguinal superficialis. Sebagian lagi aliran limfe ini akan memasuki lymph
node popliteal, dimana aliran limfe berjalan sepanjang vena femoralis menuju
deep inguinal lymph node.
2. Fisiologi2,3
Dari ligamen lutut, cruciates adalah yang paling penting dalam
menyediakan pengekangan pasif untuk anterior/posterior gerakan lutut. Jika
salah satu atau kedua cruciates terganggu, biomekanik selama kegiatan jalan
mungkin terganggu. Fungsi utama dari ACL adalah untuk mencegah translasi
anterior dari tibia, dalam ekstensi penuh, ACL menyerap 75% muatan anterior
dan 85% antara 30 dan 90° fleksi. Selain itu, fungsi lain ACL termasuk
melawan rotasi internal tibia dan varus/valgus angulasi dari tibia dengan adanya
cedera ligamen kolateral, hilangnya ACL menyebabkan penurunan magnitude
pada coupled rotasi selama fleksi, dan lutut yang tidak stabil. Kekuatan tarik
ACL sekitar 2200 N tetapi berubah dengan usia dan beban berulang.
14
2. Cidera ACL
A. Definisi
5,6
B. Manifestasi
C. Klasifikasi6
15
Derajat keparahan cedera ligamen lutut anterior dibagi berdasarkan
kerusakan ligamen anterior yang terjadi, yaitu:
Derajat 1.
Derajat 2.
Derajat 3.
16
D. DIAGNOSIS 7,8
Ketika seorang pasien datang dengan cedera ACL dilakukan :
1. Anamnesis
Pada anamnesis juga ditanyakan tentang kejadian sebelum cidera.
Dua pertiga dari cedera adalah hasil dari cedera non kontak
(deselerasi atau berputar) dan sering dikaitkan dengan bunyi "pop"
dan bengkak, yang biasanya terlihat dalam waktu cedera 4-12 jam.
(Cedera lutut lain yang terkait dengan hemarthrosis yang meliputi
robekan cruciatum posterior, robekan meniskus perifer, fraktur
6,7
osteochondral, cedera kapsuler, dan dislokasi patella. Cedera
kontak langsung sering menimbulkan stres hiperekstensi atau valgus
pada lutut yang mengarah ke cedera cruciatum. Pertanyaan lainnya
termasuk kemampuan untuk menanggung berat badan. Apakah
pasien terus melanjutkan aktifitas setelah cidera apakah ada gejala
ketidakstabilan pada persendian lutut? faktor lain yang perlu
dipertimbangkan termasuk sebelum cedera yaitu tingkat aktivitas,
kegiatan kerja, dan rencana masa depan, karena informasi ini akan
membantu dalam pengambilan keputusan. pasien harus ditanya jika
ada riwayat trauma di tempat yang sama sebelumya.
2. Pemeriksaan fisik8
17
derajat. Femur distabilasikan dengan satu tangan dan satu
tangan mengerakkan tibia ke anterior. Positif jika end point
dari translasi anterior tibia tidak jelas dan infrapatellar slope
menghilang, yaitu jika ACL robek, pemeriksa akan
merasakan gerakan ke depan dari tibia meningkat (ke atas
atau anterior) dengan hubungannya dengan tulang paha (jika
dibandingkan dengan kaki normal) dan gerakan lembut
pada end point, (karena ACL robek) saat ini gerakan berakhir.
Tes lain untuk cedera ACL adalah pivot shift test. Pada
pivot shift test pasien pada posisi supine, lutut difleksi 5 derajat
dan valgus stres diberikan sambil memberi gaya internal rotasi
pada tibia, lutut kemudian difleksi 30 - 40 derajat, tes positif
jika lutut tereduksi ke posterior. Jika acl robek, tibia akan
mulai maju ketika lutut sepenuhnya lurus dan kemudian akan
bergeser kembali ke posisi yang benar dalam hubungannya
dengan tulang paha ketika lutut dibengkokkan lebih 30
derajat. 9,10
3. Artroskopi.
18
cedera ligamen anterior tertentu. Jika pada saat pengamatan
menggunakan artroskopi ditemukan robekan ligamen anterior lutut,
dapat langsung dilakukan perbaikan pada cedera yang terjadi.
4. Pemindaian. 8,9
Foto Rontgen.
CT scan.
MRI.
19
USG.
E. TATALAKSANA 9,10
1. Nonopratif
2. Operatif
20
reparasi, bukan pencangkokan. Pada kasus ini, pecahan tulang yang
terlepas kembali ditempel dan diikat pada lokasi tulang sebelumnya.
21
22
BAB III
23
berdiameter kecil untuk memberikan informasi ke otak, sehingga rangsang
nyeri tidak sampai ke otak dan membuat nyeri berkurang.
Indikasi TENS:
Kontraindikasi TENS:
Ultrasound Therapy
24
e. Bila media lemak: penetrasi 165 mm pada
frekuensi 1 MHz, pada 3 MHz 55 mm (3 MHz
penetrasi 1/3 dari frekuensi 1 MHz.
1) Dosis
a) Frekuensi
Ultrasound dapat diberikan setiap 2-3 hari
b) Intensitas
Merupakan rata-rata energi yang
dipancarkan tiap unit area, dan dinyatakan dalam
25
adalah:
a) Bersih dan steril
b) Tidak terlalu cair kecuali metode under water
c) Tidak terlalu cepat diserap oleh kulit
d) Tranparansi
e) Mudah dibersihkan
4. Efek yang ditimbulkan oleh ultrasound:
a) Efek Biologis
26
Latihan penguatan otot isometrik diindikasikan pada keadaan
inflamasi akut atau sendi tidak stabil. Latihan isometrik diberikan untuk
meningkatkan kekuatan otot pada:
Prosedur latihan:
27
c. Latihan Mobilitas Sendi/ ROM
Latihan mobilitas sendi adalah latihan yang bertujuan untuk
mempertahankan fleksibilitas dan mobilitas sendi serta mengurangi
kekakuan sendi. Teknik latihan ROM dibagi menjadi 3:11
a. Passive exercise ROM
b. Active exercise ROM
c. Active assistive ROM
Indikasi dilakukannya Passive exercise ROM:
Kontraindikasi:
28
Daftar Pustaka
3. Kennedy, JC. Alexander, IJ. Hayes, KC. 1982. Nerve supply of the human knee
and its functional importance. Am J Sports Med; 10:329–335.
5. Aichroth, P., Patel, D.V., dan Zorilla, P. (2002). The Natural History and
Treatment of Rupture of The Anterior Cruciate Ligament in Children and
Adolescents. A Porspective Review. J Bone Joint Surg Br, 84:38-41
7. Lawrance, J.A., Ostlere, S.J., dan Dodd, C.A. (2016). MRI Diagnosis of Partial
Tears of the Anterior Cruciate Ligament. Injury, 27(3):153-5.
8. Noyes, F.R., Bassett, R.W.,Grood, ES., dan Butler, D.L. (2018). Arthroscopy
in Acute Traumatic Hemarthrosis of the Knee. Incidence of Anterior Cruciate
Tears and Other Injuries. J Bone Joint Surg Am,62(5):687-95.757.
10. Iman, S., Ikke, D., Mita, N., & Riza, P. (2018). Penatalaksanaan
Fisioterapi pada Post Op Rekonstruksi Anterior Cruciate Ligament Sinistra
Grade III Akibat Ruptur Di RSPAD Gatot Soebroto
29
11. PERDOSRI. (2013). Layanan Kdokteran Fisik dan Rehabilitasi . Jakarta :
PT Adhitama Multi Kreasindo.
30