Anda di halaman 1dari 23

BAGIAN ORTHOPEDI REFARAT

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER OKTOBER 2022


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

Rupture Tendon

OLEH

Ayu Ulfiah Azis

111 2019 2166

PEMBIMBING

dr. Nasrah Anastasia Anjani, M.Kes, Sp.OT

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ORTHOPEDI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat

dan Karunia-Nya serta salam dan shalawat kepada Rasulullah

Muhammad SAW beserta sahabat dan keluarganya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan refarat ini dengan judul “Rupture Tendon” sebagai

salah satu syarat dalam menyelesaikan Kepaniteraan Klinik di Bagian

Orthopedi.

Selama persiapan dan penyusunan refarat ini rampung, penulis

mengalami kesulitan dalam mencari referensi. Namun berkat bantuan,

saran, dan kritik dari berbagai pihak akhirnya refarat ini dapat

terselesaikan serta tak lupa penulis mengucapkan terima kasih dan

penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian tulisan ini.

Semoga amal dan budi baik dari semua pihak mendapatkan pahala

dan rahmat yang melimpah dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa

dalam penulisan refarat ini terdapat banyak kekurangan dan masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran untuk menyempurnakan refarat ini. Saya berharap sekiranya refarat

ini dapat bermanfaat untuk kita semua. Aamiin.


Bone, 01 November 2022

Hormat Saya,

Penulis
HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa :

Nama : Ayu Ulfiah Azis

NIM : 111 2019 2166

Judul : Rupture Tendon

Adalah benar telah menyelesaikan Referat yang berjudul “Reptor

Tendon” dan telah disetujui serta telah dibacakan dihadapan dokter

pendidik klinik dalam rangka kepaniteraan klinik pada bagian Orthopedi

Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

Bone, 31 Oktober 2022

Dokter Pendidik Klinik, Penulis,

dr. Nasrah Anastasia Anjani, M.Kes, Sp.OT Ayu Ulfiah Azis


BAB I

PENDAHULUAN

Tendon adalah struktur anatomis dalam tubuh yang berfungsi

menghubungkan otot ke tulang. Otot yang bertanggung jawab untuk

menggerakkan tulang, dengan kata lain ototlah yang menghasilkan gerak

sehingga memungkinkan individu untuk melakukan aktivitas seperti

duduk, berdiri, berjalan, melompat, mengangkat, dan bahkan bergerak

dalam banyak kombinasi cara. Dengan kata lain, struktur anatomis yang

tepat akan menentukan fungsi tendon yang tepat. Ketika otot berkontraksi,

tendon akan menarik tulang yang diperlekatinya dan tarikan terebut

menyebabkan terjadinya gerakan. Tendon berfungsi sebagai penguat

tarikan otot ke tulang. Kontraksi otot tertentu akan menarik tendon,

kemudian tulang tertentu, sehingga terjadi gerakan tulangtulang yang

terhubung pada sendi oleh ligamen dan juga jaringan ikat lainnya,

sehingga kontraksi tendon menghasilkan gerakangerakan tertentu,

tergantung pada otot dan sendi yang terlibat. 1


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI
2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Tendon

Anatomi Tendon, Tendon merupakan struktur anatomis yang

menghubungkan otot dengan tulang dan meneruskan gaya, untuk

menjamin adanya pergerakan sendi. Perlekatan tendon ke tulang disebut

sebagai osteotendinous junction atau enthesis. Perlekatan tendon ke otot

disebut sebagai myotendinous junction; sebuah area khusus di mana

serat kolagen tendon berinsersi ke dalam lipatan dalam yang dibentuk

oleh miosit. Selubung paratenon menyelubungi seluruh tendon, sementara

endotenen menyelubungi setiap fasikel tendon. 2

Pembuluh darah dan serat saraf terkadang terdapat dalam setiap

selubung. Setiap fasikel terdiri atas serat kolagen dengan ukuran diameter

berbeda-beda dan terletak di dalam matriks yang kaya akan proteoglikan,

sementara setiap serat kolagen terdiri atas berbagai serat kolagen tipe I.

Beberapa tendon tertentu memiliki kemungkinan cedera yang lebih besar,

di antaranya adalah rotator cuff, extensor forearm, tendon Achilles, tendon

tibialis posterior dan tendon patella.2

a. Anatomi Tendon Fleksor Tangan

Terdapat 8 tendon otot fleksor digitorum superfisial (FDS) dan

profunda (FDP), tendon fleksor pollicis longus dan tendon fleksor

carpi radialis yang melewati carpal tunnel sampai tulang-tulang

carpal atau jari- jari dan terinsersi ke dalam tulang yang terkait.

Sinovial dan selaput fibrosa membungkus permukaan dalam dan


luar masing-masing tendon, secara berturut-turut.Selaput sinovial

fleksor utama (bursa ulnaris) berada di dalam carpal tunnel dan

meluas sampai pertengahan tulang metacarpal di tengah palmar.

Bursa ulnaris ini menyelubungi 8 tendon fleksor digitorum

superfisialis dan profunda. Sisi ulnarisnya berlanjut sebagai selaput

sinovial tendon untuk jari kelingking. Selaput sinovial jari dari 3 jari

medial menyelubungi secara terpisah dari proksimal metacarpal

sampai insersinya ke phalanx distal. Tendon fleksor pollicis longus

masuk ke permukaan anterior dari proksimal phalanx distal ibu jari.

Sedangkan tendon fleksor digitorum profunda memasuki selaput

fibrosa pada proksimal metacarpal dan ujungnya melebar untuk

masuk ke permukaan volar dari proksimal phalanx distal dari 4 jari

medial. Tendon fleksor digitorum superfisial juga masuk ke selaput

fibrosa pada tempat yang sama dan ujungnya melebar. Setiap

tendon fleksor digitorum superfisial terbagi menjadi 2 sarung tendon

pada corpus phalanx media untuk melewatkan tendon fleksor

digitorum profunda dan masuk ke sisi ulnar dan radiusnya pada

phalanx media dari ke empat jari. Dalam upaya untuk

menggambarkan trauma tendon secara akurat, Kleinert dan Verdan

mengklasifikasikan trauma tendon berdasar zona anatomi

 Zona I: Zona trauma avulsi FDP (Jersey finger) Letaknya

antara insersio m. fleksor digitorum superficialis di medial

phalanx media menuju insersio m. fleksor digitorum


profundus di distal phalanx. Laserasi tendon biasanya dekat

dengan insersi dan perbaikan tendon ke tulang lebih

dibutuhkan daripada perbaikan tendon ke tendon.

 Zona II: No mans land

Letaknya antara caput metacarpal hingga insersio dari m.

fleksor digitorum superficialis di pertengahan phalanx media.

Terdapat 2 tendon pada zona ini yakni fleksor digitorum

superfisial dan profunda. Pada fleksi jari, 2 bagian fleksor

digitorum superfisial bergerak ke tengah dan menjepit

tendon fleksor digitorum profunda. Disebut no mans land

oleh Bunnel karena tendensi terbentuknya adhesi dan terjadi

pembatasan fungsi setelah perbaikan tendon pada zona ini.

 Zona III: Lipatan palmar distal

Letaknya antara ligamentum carpal transversum dengan sisi

distal dari canalis carpii proximal.

 Zona IV: Ligamentum carpal transversum

Letaknya di dalam canalis carpii. Trauma tendon pada zona

ini jarang terjadi karena proteksi dari ligamentum carpal

transversum yang kuat.

 Zona V: Proksimal

Letaknya pada bagian dorsal dari canalis carpalis pada


bagian distal antebrachium.2

FDP berfungsi sebagai fleksor jari utama, sedangkan FDS dan

intrinsic muscle bergabung untuk memperkuat cengkeraman. Kekuatan

tendon FDS dua hingga tujuh kali lebih kecil daripada yang dihasilkan

FDP saat menggenggam dan mencubit Pada jari, tendon fleksor

terbungkus oleh selubung tendon yang dilapisi oleh lapisan synovial

visceral dan parietal yang berisi cairan synovial. 2

Selubung tendon fleksor jari merupakan suatu trowongan ligamen

yang kuat (fibro osseous tunnel) yang terdiri dari bagian yang tebal yaitu 5

buah annular pulleys (Al - A5) dan bagian yang tipis berupa 3 buah

cruciate ligamen / pulleys (C1 - C3).

Pulley A2 dan A4 berasal dari periosteum setengah proksimal

phalang proksimal dan pertengahan phalang media, sedangkan pulleys


Al, A3 dan A5 merupakan pulley pada persendian yang berasal dari

bagian palmar sendi metacarpophalangeal (MP), proksimal

interphalangeal (PIP) dan distal interphalangeal (DIP).

Pulleys palmar apponeurosis terdiri dari fascia palmar serat vertikal

dan serat transversal yang secara klinis penting apabila komponen

selubung tendon bagian proksimal lainnya hilang. Cruciate pulleys yang

tipis terdiri dari Cl yang terletak antara annular pulley A2 dan A3, C2

antara A3 dan A4 dan C3 antara A4 dan A5. Cruciate pulley memfasilitasi

koiap dan ekspansi tendon sheath selama gerakan jari. Selubung tendon

jari mencegah tendon tertarik keluar dari bagian konkaf aspek anterior jari

saaat jari fleksi.2

b. Anatomi Tendon Extensor Tangan

Anatomi dari mekanisme ekstensor tampak dorsal. Terlihat

pemisahan dari central tendon untuk membentuk lateral band pada

PIP dan central slip yang melekat pada middle phalanx. Introduksi

dan Anatomi Mekanisme ekstensor pada tangan dan jari - jari


adalah suatu struktur yang sangat bergantung pada keseimbangan

otot ekstrinsik dan intrinsik. Dua per tiga dari seluruh cedera akut

pada laserasi ekstensor tendon sangat berhubungan 12 tersusun

dalam suatu ruang yang di bentuk oleh jaringan fibroosseus, yang

berfungsi untuk mencegah terjadinya efek bowstring pada saat

gerakan ekstensi dari pergelangan tangan.Karakteristik dari Tendon

Ekstensor yaitu : Terdapat dua tendon pada jari telunjuk dan jari

kelingking. Memiliki struktur Juncturae tendineum yang

menghubungkan ekstensor digitorum dan ekstensor digiti minimi.

Juncturae ini sangat penting dalam proses distribusi kekuatan dari

tendon, laserasi pada junturae akan menyebabkan subluksasi dari

tendon pada area persendian metacarpophalangeal ke arah sisi

radial dan ulnar.

Zona Cedera pada Tendon ekstensor

 Zona I : pada area DIPJ termasuk insersi dari struktur

mekanisme ekstensor.

 Zona II : terletak pada area middle phalanx dan insersi dari

lateral band, khusus pada ibu jari zona ini juga meliputi

proksimal phalanx.

 Zona III : meliputi PIPJ, di area ini terdapat central slip yang

berinsersi pada middle phalanx dan pada ibu jari, area zona

III meliputi MCPJ dan insersi dari otot ekstensor pollicis


brevis.

 Zona IV : meliputi proksimal phalanx dan struktur eksensor

mekanisme yang berada distal dari selubungnya (ekstensor

hood). Pada zona I hingga zona IV, nutrisi dari tendon

berlangsung dengan cara perfusi melalui paratenon.

 Zona V: meliputi sendi MCPJ yang termasuk juga struktur

dari selubung ekstensor (ekstensor hood).

 Zona VI : meliputi metacarpal, juncturae, EDC, EIP, EDM.

 Zona VII : meliputi retinaculum dari pergelangan tangan

beserta 6 kompartemen tendon ekstensor. Pada Zona V

hingga VII, nutrisi di fasilitasi oleh tenosynovium.

 Zona VIII : berada pada posisi proksimal dari retinaculum

dan distal dari musculotendinous junction. Pada zona ini,

nutrisi di fasilitasi oleh arteri kecil yang berasal dari fascia di

sekitarnya.2
2.2 DEFINISI

Ruptur tendon adalah kondisi hilangnya kontinuitas tendon akibat

trauma maupun kondisi lainnya seperti degeneratif maupun

inflamatori. Merupakan salah satu kondisi kegawatan dalam bidang

orthopaedi.1

2.3 EPIDEMIOLOGI

Survei dari World Health Organization (WHO) tahun 2010,

menunjukkan kejadian infeksi daerah operasi meningkat 1,2 kasus

per 100 prosedur bedah menjadi 23,6 kasus per 100 prosedur bedah.

Untuk menurunkan angka kejadian infeksi setelah operasi

memerlukan teknik operasi yang lebih cepat dan akurat. Waktu yang

lebih cepat, berarti lama operasinya tidak terlalu lama; sedangkan

akurat berarti tidak ada hal-hal yang terlupakan pada suatu prosedur

operasi. Sepanjang penelusuran penulis di internet, ternyata belum

ada teknik bedah untuk mencegah supaya potongan-potongan

tendon yang terputus tersebut tidak berserakan dan hilang. 3

2.4 ETIOLOGI

Ruptur tendon umumnya dapat disebabkan oleh benda tajam seperti

pisau dapur, kaca dan lain-lain. Keadaan ruptur tendon biasanya

terbatas pada satu tingkat dalam satu tendon.3


Faktor Pencetus

a. Kekuatan mendadak pada tendon yang melampaui (tension

failure)

b. range of motion normal.

c. Lebih rentan bila otot yang mengontrol pergerakan sendi lemah.

d. Dapat berupa cedera langsung maupun tidak langsung. 3

2.5 DIAGNOSIS

Anamnesis

a. Mekanisme cedera: instrumen penyebab cedera tajam atau tumpul,

bersih atau kotor.

b. Posisi jari saat cedera apakah flexi atau extensi.

c. Pekerjaan pasien, hobi dan aspirasi.

d. Apakah pasien dominan tangan kanan atau kiri.

Pemeriksaan Fisik

a. Look : Kerusakan kulit dan letaknya terkait zona fleksor, deformitas

bentuk tangan dan jari-jari.

b. Feel : nyeri, sirkulasi ke area distal, dan sensorik di area distal

c. Move :

1. Tenodesis pasif. Ketika pergelangan tangan diekstensikan

secara pasif, jari-jari secara otomatis akan flexi; ketika


pergelangan tangan difleksikan, jari-jari akan ekstensi.

2. Pergerakan aktif diperiksa untuk menguji setiap tendon.

 Flexor digitorum profundus diuji dengan menahan sendi jari

proximal lurus dan meminta pasien menekuk secara aktif

ujung distalnya.

 Flexor digitorum superfisialis diuji dengan memegang

semua jari kemudian meminta pasien untuk menekuk

secara aktif jari yang ingin diperiksa pada sendi proximal

interfalang. Menahan jari-jari dalam posisi lurus

mengimobilisasi semua flexor jari lapisan dalam (termasuk

flexor jari yang diperiksa), yang memiliki otot yang sama. 3

2.6 PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Semua pasien sebaiknya mendapatkan foto rontgen posisi

posteroantero lateral dan satu atau dua posisi oblik. Foto rontgen

memberikan informasi dengan sensisitifitas menengah, spesifisitas

tinggi dan biaya yang terjangkau. Ultrasonografi dapat digunakan

untuk mendeteksi ruptur tendon dan trauma ligamentum ulnaris

collateral sampai ibu jari. Dapat juga memeriksa fungsi dinamis dari

tendon secara noninvasif menggunakan USG. MRI menunjukkan

sensitifitas yang tinggi dalam deteksi ruptur tendon. Namun

demikian, MRI tidak berperan dalam penanganan emergensi dari


luka pada tangan.4

2.7 Tatalaksana

a. Repair tendon harus kuat dan akurat agar pasien dapat mobilisasi

dini dan tendon dapat meluncur bebas tanpa ada penempelan.

b. Empat helai core suture diletakkan tanpa terlalu menarik tendon,

kemudian ditambahkan jahitan sirkumferensial kontinu yang

menguatkan repair dan memperhalusnya, sehingga pergeseran dapat

terjadi dengan mulus.

c. Teknik Kessler:

 Benang dilewatkan pada ¼ lebar segmen tendon pertama.

 Kemudian dilewatkan secara longitudinal pada salah satu segmen

hingga muncul pada permukaan terpotong.

 Benang masuk ke segmen kedua dari permukaan terpotong

secara longitudinal.

 Benang dilewatkan secara transversal kemudian masuk lagi

secara longitudinal pada segmen kedua.

 Benang kemudian dimasukkan kembali secara longitudinal pada

permukaan terpotong lalu disimpulkan dengan awal benang.

d. Pulley A2 dan A4 harus diperbaiki, atau akan terjadi bowstringing.


e. Zona II disebut juga No Man’s Land karena tendon superfisial dan

profundus terletak berdekatan sehingga repair sulit dilakukan. 3

2.8 Komplikasi

a. Komplikasi segera dan lokal: Kerusakan kulit, pembuluh darah, saraf

perifer.

b. Komplikasi awal dan lokal: Infeksi.

c. Komplikasi lanjut: adhesi tendon, reruptur, kontraktur sendi persisten,

“Lumbrical plus” finger, quadriga effect.3

DAFTAR PUSTAKA

1. Pohan, E. S. D., & Pohan, D. J. (2018). Ruptur Tendon dan

Penanganannya: Perbandingan Kekuatan Jahitan Teknik Cross

Stitch Dan Teknik Kessler Modifikasi. Jurnal Ilmiah Widya.


2. Jon C. Thompson, MD Staff Orthopaedic Surgeon Irwin Army

Community Hospital Fort Riley, Kansas Netter’s Concise

Orthopaedic Anatomy Edisi.2.

3. Ketut, S.K, dkk.2020.Buku Panduan Orthopedi Traumatologi,

Departemen Orthopedi dan Traumatology FK Udayana, RSUP

Sanglah Denpasar.

4. Lee Ahn MD, Deborah Allen MD,

https://www.orthobullets.com/hand/6031/flexor-tendon-injuries

5. David Abbasi, MD. 2022. Tendon.

https://www.orthobullets.com/basic-science/9015/tendons

6. Buku Ajar Orthopedi dan Traumatologi Fakultas Kedokteran UMI

Edisi.1.

Anda mungkin juga menyukai