Disusun Oleh:
dr. Khalis Hamdani
Pendamping:
dr. Basli, Sp.S
Narasumber:
dr. Muhammad Bayu Rizaldy, Sp.OT
KATA PENGANTAR
Marilah kita naikkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
sebab hanya karena rahmat dan karunia-Nya, penulisan laporan kasus dengan judul
“Cedera Tendon” dapat diselesaikan. Laporan kasus ini saya buat untuk melengkapi
salah satu tugas Program Internship Dokter Indonesia Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia Rumah Sakit Umum Cut Meutia periode 2017/2018.
Meskipun dalam pembuatan makalah ini, penulis banyak mengalami
hambatan, kesulitan dan kendala, namun karena adanya motivasi dan arahan serta
bimbingan dari berbagai pihak, penulisan laporan kasus ini akhirnya dapat
diselesaikan. Di sini penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dr.
Muhammad Bayu Rizaldy, Sp.OT sebagai narasumber dan pembimbing serta dr.
Basli, Sp.S sebagai dokter pendamping.
Pada akhirnya, walaupun berbagai usaha sudah dilakukan semaksimal
mungkin untuk menyelesaikan penulisan laporan kasus ini, namun karena berbagai
keterbatasan penulis, laporan kasus ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
diharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak untuk menyempurnakan penulisan
laporan kasus ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
terbatasnya ilmu dan fasilitas dari asepsis dan antisepsis. Kasus cedera tendon baru
berhasil di tangani pada tahun 1918 oleh Bunnel yang mengembangkan teknik
penjahitan pull out direct suture procedure, Bunnel menamai suatu area pada
telapak lengan dengan nama no mans land, yang kemudian di populerkan oleh
Claude Verdans sebagai zona II, pada tahun 1967 Kleinert dengan teknik mobile
suture menjadi pemuka dan panutan dari para ahli yang mendalami teknik
penjahitan tendon.2,3
Pada tahun 1960, laporan klinis mengenai teknik perbaikan tendon primer
merupakan topik yang banyak di perbincangkan oleh para ahli, sehingga sejak saat
itu, banyak kemajuan yang terjadi mengenai pemahaman dari anatomi, biologi,
mekanisme cedera dan metode perbaikan dari intrasynovial tendon. Hal ini semakin
berkembang seiring dengan berkembangnya teknologi benang yang digunakan,
perbesaran lensa optik yang di gunakan pada saat operasi dan metode rehabilitasi.
Secara umum gejala klinis pada cedera tendon akut yaitu luka robekan, deformitas
dan berkurangnya interval pergerakan dari sendi. Penanganan pada cedera tendon
akut meliputi penanganan secara konservatif dan operatif. Tindakan konservatif
dilakukan sesuai dengan indikasi bahwa cedera bersifat parsial dan dapat
mengalami perbaikan dengan berbagai jenis teknik immobilisasi.2
Secara klinis, cedera tendon yang tidak tertangani akan menyebabkan
deformitas pada jari dan dapat mengganggu pergerakan sendi, sehingga dapat
mengganggu aktivitas. Untuk kasus trauma terbuka, cedera tendon yang tidak di
berikan penanganan yang tepat akan menyebabkan infeksi jaringan, sehingga pada
kasus yang terlambat di tangani maka proses infeksi akan berakhir pada kematian
dari jaringan.1
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1. Struktur dari selubung tendon pada FDS dan FDP,selubung
berjalan melalui pulley yang melekat pada volar plate.
Selubung yang tersusun dari jaringan fibroosseus terbentuk pada awal dari neck
metacarpal, selubung ini terdiri dari 5 annular pulley. A2 dan A4 merupakan pulley
yang paling penting untuk mencegah efek bowstring pada tendon. Pulley berfungsi
untuk menjaga agar tendon dapat bergerak dengan leluasa pada jalurnya, arteri
digiti ataupun vincula, merupakan pemberi nutrisi pada tendon.3,7
Karakteristik Tendon FDS
Apabila tendon FDS sudah berada dalam selubungnya, maka tendon ini akan
terbelah dan terbagi menjadi dua bagian dengan rongga pada sisi tengahnya
(champer chiasm) dan kemudian tendon FDP akan berjalan melalui rongga tersebut
dan berlanjut untuk melekat pada sisi volar dari distal phalanx.3,7
4
Gambar 2.2. Persilangan pada FDP membentuk suatu champer’s chiasm, FDP dan
FDS menerima aliran darah dari vinculum longus dan brevis.
Zona V
Regio yang berada pada sisi proksimal dari transvers carpal ligament, pada area
ini tendon mulai melakukan penyatuan dengan otot dan membentuk
musculotendinous junction.3,7
Gambar 2.3 Lima zona cedera dari tendon fleksor. (Trumble TE, Sailer SM:
Flexor tendon injuries. In Trumble TE, editor: Principles of hand surgery and
therapy. Philadelphia, 2000, WB sunders)
Gambar 2.4. Struktur pembuluh darah tendon fleksor pada jari. VBP, vinculum
breve profundus; VLP, vinculum longum profundus; VLS, vinculum longum
superficialis; VBS, vinculum breve superficialis.
ruang yang di bentuk oleh jaringan fibroosseus, yang berfungsi untuk mencegah
terjadinya efek bowstring pada saat gerakan ekstensi dari pergelangan tangan.3,7
2.2.2. Karakteristik dari tendon ekstensor yaitu:
- Terdapat dua tendon pada jari telunjuk dan jari kelingking.
- Memiliki struktur Juncturae tendineum yang menghubungkan ekstensor digitorum
dan ekstensor digiti minimi.
Juncturae ini sangat penting dalam proses distribusi kekuatan dari tendon,
laserasi pada junturae akan menyebabkan subluksasi dari tendon pada area
persendian metacarpophalangeal ke arah sisi radial dan ulnar.
Sagital Band
Struktur yang terletak pada level metacarpophalangeal joint yang berfungsi
memberikan efek sentralisasi pada tendon ekstensor dan struktur ini melekat pada
volar plate dan periosteum dari tulang phalanx proksimal.3,7
Lateral Band
Merupakan tempat bertemunya otot - otot intrinsik pada setiap sisi dari jari, sisi
terminal dari lateral band di stabilkan oleh triangular ligament yang berinsersi pada
area phalanx distal dari jari.3,7
2.2.3. Zona cedera pada tendon ekstensor
DAFTAR PUSTAKA
1. Johanna P de jong, MD; et.al. The incidence of Acute Traumatic Tendon Injuries
in the Hand and Wrist: A 10 Year Population-based Study. Clinical Orthopaedic
Surgery, June 2014;6(2): 196-202.
2. M griffin, S; Hindocha.D; Jordan, M saleh, W khan. An Overview of the
management of flexor tendon injuries, Open orthopaedic Journal. 2012; 6: 28-
35.
3. Jeffrey E buddoff, Roger Cornwall. Hand Elbow Shoulder Core Knowledge in
Orthopaedic 1st ed. Philadelphia: Elsevier: 2006 p190-210.
4. Pankaj S., Nicola M., Tendon Injury and Tendinopathy: Healing and Repair J.
Bone Joint Surg. Am 2005. 87:187-202.
5. Macalus V.J, Namory B., Roshan J. Tissue Engginering Solution for Tendon
Repair, J am Acad Othop Surg 2011; 19: 134-142.
6. Doyle, James R. Hand and Wrist, 1st Edition Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins: 2006 p 180-207.
7. David P. II. Wolfe, Scott W. Green’s Operative Hand Surgery 6th ed.
Philadelphia: Elsevier: 2011 p159-205.
8. Michael J.F., Kathleen D., Joseph P. New Therapies in Tendon Recostruction, J
am acad Orthop Surg September/October 2004;12: 298-304.
9. Soma I., Terry M. Complication After Treatment Flexor Tendon Injuries, J am
Acad Othop Surg 2006; 14: 387-396.
10. David E.R., et.al. Avulsion Injuries of the Flexor Digitorum Profundus Tendon,
J am Acad Othop Surg March 2011; 19: 152-162.
11. Stanley H. Physical Examination of the Spine and Extremities,1 st edition,
Pearson: 1999 p60-100.