RS TK II PLAMONIA
DISUSUN OLEH:
TIA CANDRASARI
PO.71.3.241.19.1.045
JURUSAN FISIOTERAPI
TAHUN 2022
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyusun laporan
kasus ini yang berjudul “Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kondisi Post Op
Fraktur Femur Dextra”
Laporan kasus ini merupakan salah satu dari tugas klinik di RS TK II
PLAMONIA. Selain itu juga laporan kasus ini bertujuan memberikan informasi
mengenai penatalaksaan fisioterapi untuk kasus tersebut.
Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak / Ibu dosen Fisioterapi Politeknik Kesehatan Makassar
2. Bapak/Ibu Pembimbing Lahan RS TK II PLAMONIA
3. Teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
Laporan Kasus ini.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak
kekurangan, oleh sebab itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini. Dan semoga dengan
selesainya laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman yang
membutuhkan.
Penyu
sun
3
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN..........................................................................................2
KATA PENGANTAR......................................................................................................3
DAFTAR ISI......................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................5
A. Anatomi Biomekanik...........................................................................................7
A. Tinjaun tentang Post Fraktur Femur.....................................................................9
1. Definisi..................................................................................................................9
2. Etiologi................................................................................................................10
3. Patofisiologi.........................................................................................................11
4. Klasifikasi Fraktur.............................................................................................12
5. Gambaran Klinis................................................................................................17
B. Tinjauan tentang Pengukuran..................................................................................19
1. Visual Analog Scale (VAS)........................................................................................19
2. Goniometer.............................................................................................................20
3. Manual Muscle Testing (MMT)...............................................................................22
C.Tinjauan tentang Intervensi......................................................................................23
1. Infra Red (IR)........................................................................................................23
1. Terapi Latihan....................................................................................................25
3) Streching.............................................................................................................26
4) Hold relax............................................................................................................27
5) Statik kontraksi..................................................................................................27
BAB III...........................................................................................................................29
PROSES FISIOTERAPI...............................................................................................29
BAB IV............................................................................................................................37
INTERVENSI DAN EVALUASI FISIOTERAPI.......................................................37
PEMBAHASAN.............................................................................................................42
4
BAB I
PENDAHULUAN
disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas (Potter Perry, 2010). Badan kesehatan
dunia (WHO) mencatat tahun 2007 terdapat lebih dari delapan juta orang
kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakaaan yang memiliki angka kejadian
cukup tinggi yakni insiden fraktur ekstremitas bawah yakni sebesar 46,2 % dari
(hambatan mobilitas), terutama di daerah sendi yang terjadi fraktur dan sendi yang
gangguan pada fleksibilitas sendi, kecelakaan lalu lintas dan trauma benda tajam
atau tumpul. Dari 45.987 peristiwa jatuh yang mengalami fraktur sebanyak 1.775
orang (3,8 %) dari 20.829 kasus kecelakaan lalu lintas, yakni mengalami fraktur
sebanyak 1.770 orang (8,5%), dari 14.127 trauma benda tajam atau tumpul, yang
5
BAB II
TINJAUAN KASUS
A. Anatomi Biomekanik
Hip joint dibentuk oleh caput femur yang kon-veks bersendi
hyaline, & pusat acetabulum terisi oleh suatu massa jaringan lemak
linea intercondyloidea
6
- Iliopsoas,
- Rectusfemoris,
- SartoriusMedial
- Pectineus
- Adductor magnus
- Adductor longus
- Adductor brevis
- GracilisPosterior
- Gluteus maximus
- Deep rotator
- Semimembranosus
- Semitendinosus
- Biceps femoris
- LateralGluteus medius
- Gluteus minimusT
mungkin tak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau perimpilan
Kalau kulit diatasnya masih utuh, keadaan ini disebut fraktur tertutup atau
sederhana, kalau kulit atau salah satu dari rongga tubuh tertembus,
7
keadaan ini disebut fraktur terbuka atau compound, yang cenderung
tungkai yang mengalami fraktur dan hambatan mobilitas fisik yang nyata
sendi yang terjadi fraktur dan sendi yang ada di daerah sekitarnya.
tersebut tidak dapat direduksi secara cukup dengan close reduction, untuk
1992 dalam Potter & Perry, 2005). Fungsi ORIF untuk mempertahankan
posisi
2. Etiologi
1) Kekerasan langsung
1995).
8
2) Kekerasan tidak langsung
3) Fraktur patologik
3. Patofisiologi
9
untuk menahan tekanan, tapi apabila tekanan ekternal yang dating
lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah trauma
4. Klasifikasi Fraktur
Fraktur dapat dibedakan jenisnya berdasarkan hubungan tulang
tulang fisis.
yaitu:
Derajat I :
10
- Luka 1 cm
- Kontaminasi sedang
Derajat ll :
- Laserasi <1 cm
- Kontaminasi sedang
Derajat III :
a) Transversal
11
Adalah fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap
gips.
b) Spiral
timbul akibat torsi ekstremitas atau pada alat gerak. Fraktur jenis
c) Oblik
d) Segmental
e) Kominuta
tulang.
f) Greenstick
12
Adalah fraktur tidak sempurna atau garis patahnya tidak
tindakan reduksi.
- Pembentukan hematom
- Organisasi
- Kalus sementara
13
Pada sekitar hari ketujuh, timbul pulau – pulau kartilago dan jaringan
tumbuh ke dalam dari ujung tulang. Jaringan osteoid, dalam bentuk spikula
Tulang baru yang tidak teratur ini terbentuk dengan cepat dan kalus
sementara sebagian besar lengkap pada sekitar hari kedua puluh lima.
- Kalus definitif
Kalus sementara yang tak teratur secara bertahap akan diganti oleh tulang
5. Gambaran Klinis
Mendiagnosis fraktur harus berdasarkan Gambaran klinis klien,
a. Deformitas
b. Pembengkakan
14
Edema dapat muncul segera, sebagai akibat dari akumulasi
jaringan sekitar.
c. Memar
fraktur.
d. Spasme otot
e. Nyeri
sekitarnya.
f. Ketegangan
yang terjadi.
g. Kehilangan fungsi
15
tungkai yang terkena. Kelumpuhan juga dapat terjadi dari cedera
saraf.
atau suatu variabel. Prinsip kerja alat ukur harus dipahami agar alat ukur
dapat digunakan dengan cermat dan sesuai dengan pemakaian yang telah
divalidasi untuk nyeri akut dan kronis. Skor tersebut dicatat dengan
membuat tanda tulisan tangan pada garis 10 cm, yang mewakili kontinum
Patterson pada tahun 1921. Skor didasarkan pada ukuran gejala yang
dicatat dengan satu tanda tulisan tangan yang ditempatkan pada satu titik
"tidak ada rasa sakit" di ujung kiri (0 cm) skala dan "nyeri paling parah" di
ujung kanan timbangan (10 cm) .10 Pengukuran dari titik awal (ujung kiri)
16
2. Goniometer
yang terdapat pada sendi tertentu (Aras, Ahmad, & Achmad, 2016).
maupun pasif, saat ini alat ukur Goniometers diproduksi dalam berbagai
ukuran dan bentuk, dan biasanya terbuat dari plastik atau logam.
lingkaran, atau dari 0 sampai 360 derajat dan dari 360 ke 0 derajat
17
pada model lingkaran penuh. Interval lingkaran pada skala dapat
merupakan bagian dari body dan karena itu tidak dapat bergerak
2018)
sekali
gerakan
18
Nilai 2 : Poor/sudah ada pergerakan tetapi tidak mampu
melawan gravitasi
gravitasi
merah yang di letakan diatas paha bagian depan dan belakang dari
pelat keramik ke kulit atau yang disinari fokus pada otot quadriceps
19
Ada beberapa indikasi terapi infrared atau infra merah secara
medis, antara lain adalah pada kasus;
Terapi infra merah merupakan salah satu jenis terapi aman dalam
bidang kedokteran fisik dan rehabilitasi. Namun demikian ada
beberapa kontraindikasi terapi infrared.
Gangguan mental
2. Terapi Latihan
20
rileksasi, koordinasi, keseimbangan dan kemampuan fungsional.
• Nyeri
1) Latihan Pasif
dapat berasal dari orang lain ataupun dari mesin. Latihan pasif
gerak sendi selama periode tidak aktif. Lebih lanjut, latihan pasif
2) Latihan Aktif
21
Latihan jenis ini dilakukan secara mandiri. Latihan ini
3) Streching
Menurut Nelson dan Kokkonen (2007) stretching
4) Hold relax
otot antagonis
5) Statik kontraksi
22
peningkatan perifer resistance of blood vessels. Dengan adanya
23
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
Nama : Nn.W
Umur : 17 Tahun
Pekerjaan : Pelajar
Alamat :Mamasa
Vital Sign
pohon bulan desember tahun 2020 yang mengakibatkan fraktur femur kaki
24
C. Inspeksi/Observasi
1. Statis
2. Dinamis
E.Pemeriksaan Spesifik
1) Index Barthel
25
3. Perawatan diri (grooming) 0 = butuh bantuan 1
1 = mandiri
9. Mandi 0 = tergantung 1
1 = mandi
26
1 = butuh bantuan
2 = mandiri
Jumlah 18
Keterangan
20 : Mandiri
F. Pemeriksaan penunjang
G. Pengukuran Fisioterapi
1. Antropometri
Tungkai atas 46 cm 45 cm
27
2. Vas ( Visual Analog Scale )
titik pada garis skala VAS, yang dapat menggambarkan rasa nyeri
takterganggu)
Hasil :
Sinistra :
Fleksi /ekstensi knee S:00-00-1350 S:00-00-1350
Dextra :
S:00-00-500
28
Pelaksanaan : Pada knee pasien menggerakan fleksi-ekstensi
tahanan.
Grade Keterangan
Grade 0 (zero; Tidak ada kontrksi otot yang terdeteksi, meski dengan
29
0%) pemeriksaan palpasi
H. Diagnosa Fisioterapi
I. Problematik Fisioterapi
Pemeriksaan/Pengukuran Yang
No. Komponen ICF
Membuktikan
1. IMPAIRMENT
2. ACTIVITY LIMITATION
3. PARTICIPATION RESTRICTION
30
BAB IV
a) Mengurangi nyeri
b) Meningkatkan ROM
N Jenis intervensi
Problematika Fisioterapi Tujuan Intervensi
o
1 Impairment
Meningkatkan kekuatan
c. Kelemahan otot terapi latihan (Static
otot
contraksi)
2 Aktivity limitation
Streching, terapi
a. Kesulitan untuk Membantu pasien agar
31
menekuk lutut dapat menekuk lutut secara latihan, static
perlahan contraction
Mengembalikan
Kesulitan menyelesaikan
aktivitas pekerjaan IR, streching
pekerjaan dirumah.
sehari-hari dirumah.
a. Persiapan alat
yang berkaitan dengan kontra indikasi infra merah kepada pasien beserta
langkah-langkah terapi dan tujuan terapi yang akan dilakukan. Yang perlu
diperhatikan :
32
1) Pasien diposisikan senyaman mungkin tidur telentang diatas bed dan
2. Terapi latihan
b. Teknik pelaksanaan :
c. Dosis :
- Frekuensi : 2 x seminggu
- Waktu : 8x repetisi
33
3. Stretching
tahan 8 detik.
4. Static Contraction
a. Posisi pasien : supine lying dengan kaki extensi dengan posisi dorso
fleksi.
repitisi.
menambah beban tungkai atas dan menumpuh berat badan di kiri yang
patah .
34
2. Home program
A. Evaluasi Fisioterapi
Evaluasi
No Problematic Intervensi
Awal terapi Akhir terapi
2. Keterbatasn gerak Terapi latihan, Aktif Fleksi :500 Aktif Fleksi : 680
IR
Pasif Fleksi: 550 Pasif Fleksi: 750
Ekstensi : 00 Ekstensi : 00
kontraksi ,terapi
latihan
35
BAB V
PEMBAHASAN
1. History Taking
pemeriksa yang sabar dan penuh perhatian, serta waktu yang cukup. Cara
2. Observasi/Inspeksi
36
Untuk melengkapi data suatu pemeriksaan fisioterapi, diperlukan
region knee dan hip serta informasi-informasi apa saja yang didapatkan
a. Gerak Aktif
berupa :
1) Koordinasi gerak
2) Pola gerak
37
3) Nyeri
4) ROM aktif
bergerak.
b. Gerak Pasif
akan terjadi penguluran dan pada sisi yang lain mengalami kompresi.
1) ROM Pasif
2) Stabilitas sendi
3) Rasa nyeri
4) End feel
5) Capsular pattern
gerakannya
38
Dalam tes jpm pada region knee ini terdiri dari backward and
menjelaskan terkait dengan tes JPM pada region knee. Untuk tes jpm
panjang gelombang diatas 12.000 A - 150.000 A. Daya penetrasi sinar ini hanya
sampai pada lapisan superficial epidermis, yaitu sekitar 0,5 mm, (2) Gelombang
7.700 – 12.000 A. Infra red merupakan salah satu modalitas fisioterapi yang
mengurangi nyeri.
39
Free active movement merupakan gerakan yang dihasilkan
kontraksi otot yang melawan gravitasi tanpa bantuan atau tenaga baik
dari luar tubuh ataupun dari dalam tubuh itu sendiri. Tujuan dari active
3. Static Contraction
dari luar bisa manual atau mekanik. Fungsi latihan ini ialah untuk
motor unit dan reflex activation dari adaptasi neurologi dan ukuran otot,
hipertrofi, muscle fiber tipe transisi dan perubahan dari arsitektur otot
40
DAFTAR PUSTAKA
41
Thomas, Mark A, Stanley Hoppenfeld, and Vasantha L. Murthy. 2011 “Treatment
and Rehabilitation of Fracture : Terapi dan Rehabilitas Fraktur”.
Terjemahan oleh Albertus Agung Mahode, et al. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
42