Disusun Oleh:
1A KEPERAWATAN
19.156.01.11.026
Jl. Cut Mutia No. 88A, Sepanjang Jaya, Kec. Rawalumbu, Kota Bekasi, Jawa
Barat 17113
Puji dan syukur senantiasa saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “Makalah Konsep Dasar Keperawatan 2 : kasus penyakit”. Penulis
juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini, sehingga
dapat selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Konsep
Dasar Keperawatan 2, dimana Yth. Ibu Kiki Deniati, S.Kep., Ners., M.Kep.
selaku Dosen Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan 2 ini sendiri.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna
bagi kemajuan ilmu pada umumnya dan kemajuan bidang pada khusunya. Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis
meminta kritik dan saran kepada pembaca untuk perbaikan pembuatan laporan
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................1
3.1 Pengkajian…...................................................................................8
3.2 DiagnosaKeperawatan...................................................................22
3.3 IntervensiKeperawatan..................................................................23
3.4 Implementasi.................................................................................25
3.5 Evaluasi.........................................................................................29
BAB IV PENUTUP............................................................................................35
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan pada Klien dengan fraktur Femur
Dekstra.
1.3 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari fraktur femer dextra?
2. Apa etiologi dari fraktur femer dextra?
3. Bagaimana patofisiologi fraktur femer dextra?
4. Apa menifekasi klinis fraktur femer dextra?
5. Apa komplikasi fraktur femer dextra?
6. Apa penatalaksanaan medis fraktur femer dextra?
7. Apa penatalaksanaan keperawatan pununjang medis fraktur femer
dextra?
8. Bagaimana asuhan keperawatan fraktur femer dextra?
9.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
2.2 Klasifikasi .
3. Derajat III
Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas meliputi struktur kulit, otot dan
neurovaskuler serta kontaminasi derajat tinggi
a) Fraktur complete adalah patah pada seluruh garis tengah tulang dan
biasanya mengalami pergerseran (bergeser dari posisi normal).
b) Fraktur incomplete adalah patah yang hanya terjadi pada sebagian
dari garis tengah tulang.
2.3 Etiologi
Smeltzer & bare (2002) menyebutkan penyebab fraktur dapat dibagi menjadi
beberapa bagian yaitu :
2.6 Komplikasi
2.8 Penatalaksanaan
a) Pengobatan
Pengobatan yang terkait dengan fraktur; mengurangi nyeri, mencegah
perdarhan dan edema, mengurangi spasme otot, meluruskan tulang yang
patah, meningkatkan kesembuhan tulang,imobilisasi fraktur, dan mencegah
komplikasi.
b) Reduksi ; reposisi pada tulang. Reduksi tertutup dilakukan dengan cara
manipulasi eksternal untuk meluruskan tulang yang patah ke sedia kala.
Open reduktion and Internal Fixation (ORIF) yaitu dengan pembedahan,
adanya fiksasi internal yang membantu mempertahankan kelurusan tulang.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
Kasus pemicunya
Tn. D umur 20 tahun datang ke RS. Mitra keluarga pada pukul 16.50 WIB, ia
datang dengan keluhan Tn.D mengatakan kecelakaan berapa bulan yang lalu
setelah itu Tn.D dilakukan tindakan operasi di rumah sakit mitra keluarga Tn.D
mengatakan dirinya dilakukan operasi pemasangan pem pada area fraktur ,dan
mengalami Sulut bergerak karena keadaan kakinya yang fraktur , tidak bisa
beraktivitas normal seperti biasanya karena fraktur tersebut , klien belum bisa
menampakkan telapak kaki kanannnya , kesulitan berpindah dari berdiri ke
duduk , takut jatuh karena jalannya yang tidak seimbang
setelah dilakukan pemeriksaan, mendapatkan hasil :
S : 38,0 c
TD : 130/100mmHg
R : 18x/menit
N : 90x/menit
Asuhan keperawatan pada Tn. “D” dengan fraktur femer dextra
3.1 PENGKAJIAN :
A. Biodata
Nama : Tn. D
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Pendidikan : SMA
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Patebon, Kendal
Pekerjaan :-
C. Keluhan utama:
Sulit bergerak karena fraktur
D. Riwayat penyakit sekarang
1. Riwayat penyakit sekarang :
Saat dilakukan pengkajian, pasien mengatakan dirinya jatuh pada
tanggal 18 Agustus 2017 karena dirinya terserempet mobil dan kaki
pasien tertimpa motor. Setelah itu pasien dilarikan ke rumah sakit (UGD)
dan langsung digips dan setelah dilakukan rontgen, dokter mengatakan
pasien menderita fraktur kominutif pada 1/3 distal os. Femur dextra.
Pasien mengatakan dirinya dilakukan operasi pemasangan pen pada area
frakturnya tanggal 19 Agustus 2017, dan jenis operasinya tertutup (close-
surgery). Di rumah sakit, pasien mendapat perawatan luka post-op.
Pasien rawat inap selama tiga hari dan pulang tanggal 22 Agustus, pasien
mengatakan setelah pulang dari rawat inap di rumah sakit tanggal 30
Agustus 2017, pasien sangat sulit bergerak, pasien hanya bisa tiduran dan
duduk karena balutan luka jahitan bekas operasi pada femur kanannya
belum dibuka. Pada tanggal 6 September 2017 setelah balutan luka
jahitannya dibuka, pasien lebih bisa bergerak namun tetap sulit, karena
kakinya belum bisa menapak dan harus menggunakan alat bantu krug.
Pasien mengatakan dia hanya bergerak menggunakan krug di saat
mendesak saja, seperti BAB dan mandi. Pasien juga mengeluh nyeri saat
kakinya ditekuk atau diregangkan.
2. Riwayat penyakit dahulu
Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat maupun makanan, pasien juga
tidak pernah menderita penyakit hepatitis, TBC, dan lain-lain. Pasien
tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang menderita penyakit genetic, menular atau
alergi.
SESUDAH
KETERANGAN SEBELUM SAKIT
SAKIT
b. Keadaan sakit saat ini tidak mempengaruhi pola makan dan minum
pasien
c. Pasien menyukai makanan yang agak asin dan pedas, tidak ada
pantangan makanan dan tidak memiliki alergi.
d. Pasien tidak mengkonsumsi vitamin atau obat penambah nafsu
makan, tidak merasakan mual dan muntah maupun anoreksia, dan
tidak ada penurunan berat badan yang berarti.
e. Pola minum pasien seperti biasa, pasien minum ±10 gelas per hari
(air, susu, teh)
f. Pasien tidak terpasang infus
2. Pola Eliminasi
a. Eliminasi Alvi
Pasien BAB sekali dalam sehari biasanya pada saat pagi, konsistensi
lunak berbentuk dengan bau khas dan warna kuning kecoklatan,
pasien agak susah dalam BAB karena kesulitan menekuk kakinya saat
BAB.
b. Eliminasi Urin
Dalam memenuhi kebutuhan BAK nya, pasien akan BAK jika sudah
terasa sangat mendesak dikarenakan pergerakannya yang terbatas dan
susah, namun warna, bau dan jumlahnya normal (warna kuning pucat,
bau khas amoniak, jumlah ±1000-2000 cc/hari). Pasien tidak
mengalami nyeri saat BAK maupun kesulitan posisi saat BAK.
Pasien berjalan
Berpindah/
√ - menggunakan alat bantu
berjalan
jalan krug
Tingkat
E
ketergantungan
Keterangan Penilaian :
A : Mandiri untuk 6 fungsi E : Mandiri untuk 2 fungsi
B : Mandiri untuk 5 fungsi F : Mandiri untuk 1 fungsi
C : Mandiri untuk 4 fungsi G : Tergantung untuk 6 fungsi
D : Mandiri untuk 3 fungsi
Saat dikaji, klien mengatakan setelah pulang dari rumah sakit, klien tidak
memiliki masalah berarti saat tidur. Klien tidak mengalami perubahan
pola tidur. Namun saat dirawat di rumah sakit, klien mengatakan sering
terganggu tidurnya karena nyeri post-op yang dirasakan. Saat dikaji, klien
tiap harinya tidur selama 6-7 jam, klien tidak terbiasa tidur siang. Klien
tidak mengalami gangguan tidur dan klien merasa nyaman saat bangun.
A. Pemeriksaan Fisik
1. Penampilan/keadaan umum : Tampak lemah / compos mentis
2. Tanda-Tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 130/100 mmHg
b. Nadi : 90 x/menit (teratur dan kuat)
c. Pernapasan : 18 x/menit (teratur dan kuat)
d. Suhu : 38 ⁰C
7. Ekstremitas
a. Inspeksi Kuku : Warna merah muda pucat, bersih, utuh
b. Capillary Refill : Cepat (< 2 detik)
c. Kemampuan berfungsi : (mobilitas dan keamanan) untuk semua
ekstremitas
1) Pada tangan kanan dan kiri, kekuatan otot klien berada pada skala
5, gerakan normal penuh, menentang gravitasi, dengan penahanan
penuh, dibuktikan dengan klien mampu menggenggam dengan erat
dan mengangkat kedua tangannya keatas.
2) Kekuatan otot pada kaki kanan pasien berada pada skala 2, gerakan
otot penuh menentang gravitasi dengan sokongan, terbukti dengan
klien tidak mampu menggerakkan kaki kanannya secara mandiri
dan harus disokong dengan alat bantu jalan (krug). Klien
mengatakan belum bisa menapakkan telapak kaki kanannya
B. Data Penunjang
1. Hasil Pemeriksaan Penunjang (Hasil rontgen)
Hasil rontgen di daerah femur dextra ap-lat menunjukkan tampak fraktur
kominutif pada 1/3 distal os. Femur dextra dengan aposisi dan aligment
kurang baik, tak tampak lusensi soft tisue, tampak soft tisue swelling
2. Diit yang diperoleh : TKTP, tiga kali sehari satu porsi
I. DATA FOKUS
NamaPasien : Tn. D
No.Rm :-
DS : DO :
S: Pasien mengatakan
otot kaki kanannya
belum kuat untuk
menopang berat
badan, berjalan masih
kesulitan, masih
kesulitan berpindah
27-09-17
Mengkaji kemampuan dari duduk ke berdiri
1 16.00
pasien dalam mobilisasi maupun sebaliknya
WIB
O: Pasien tampak
masih kesulitan dalam
bergerak dan berjalan,
pasien membutuhkan
tenaga lebih untuk
menggerakkan kaki
kanannya
S: Pasien mengatakan
sering hampir jatuh
saat dirinya berjalan
menggunakan alat
S: Pasien mengatakan
paham dan
mengetahui setelah
28-09-17 diajarkan materi
1 16.30 Mengajarkan pasien tersebut
S: Pasien mengatakan
dirinya dirumah sudah
mencoba
menggunakan tongkat
S: Pasien mengatakan
akan mengikuti apa
yang telah disarankan
29-09-17 Menyarankan O: Gaya berjalan
2 16.30 perubahan dalam gaya pasien masih tampak
WIB berjalan pasien sama seperti
sebelumnya, belum
ada perubahan
S: Anggota keluarga
tersebut menunjukkan
kebingungan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
4.2 Saran
Berdasarkan Hasil pembuatan makalah ini penyusun menyarankan
terutama kepada pembaca untuk selalu berhati-hati dan menjaga diri segala
hal yang menyebabkan trauma yang dapat mengakibatkan terjadinya
fraktrur.