TESIS
Untuk memenuhi persyaratan
mencapai derajat sarjana S-2
Disusun Oleh :
YELYA NINGSIH
150101150
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SARI MUTIARA MEDAN
BAB 1
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari
Tujuan Nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya guna memperluas dan
mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu yang baik dan
biaya yang terjangkau . Dengan berakhirnya Pembangunan Jangka Panjang Tahap
Pertama dan dimulainya Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua, salah satu
prakondisi yang harus dipenuhi adalah meningkatnya mutu pelayanan sesuai
dengan kebutuhan yang nyata. Peningkatan mutu pelayanan merupakan prioritas
utama di semua rumah sakit. Departemen Kesehatan telah melaksanakan upaya
peningkatan mutu pelayanan secara bertahap. Upaya tersebut dilaksanakan
melalui pembangunan sarana, prasarana, pengadaan peralatan dan ketenagaan
sejalan dengan pembangunan rumah sakit pada umumnya. Selain itu dengan
semakin meningkatnya pendidikan dan keadaan sosial ekonomi masyarakat maka
sistem nilai dan orientasi dalam masyarakat pun mulai berubah. Masyarakat mulai
cenderung menuntut pelayanan umum yang lebih baik, dengan lebih ramah dan
lebih bermutu termasuk pula pelayanan kesehatan. Dengan semakin meningkatnya
tuntutan masyarakat akan mutu pelayanan tadi maka fungsi pelayanan kesehatan
termasuk pelayanan dalam rumah sakit secara bertahap perlu terus ditingkatkan
agar menjadi lebih efektif dan efisien serta memberi kepuasan terhadap pasien,
keluarga maupun masyarakat. Namun dalam pelaksanaannya bukanlah hal yang
mudah (Depkes, 1994).
Ada 5 revenue center dalam rumah sakit yaitu instalasi rawat jalan,
instalasi gawat darurat, instalasi laboratorium patologi klinik dan patologi
anatomi, instalasi radiologi, dan instalasi farmasi. Instalasi farmasi merupakan
salah satu revenue center utama mengingat lebih dari 90% pelayanan kesehatan di
rumah sakit menggunakan perbekalan farmasi (obat-obatan, bahan kimia,bahan
radiologi, bahan alat kesehatan habis, alat kedokteran, dan gas medik) dan 50%
dari seluruh pemasukan rumah sakit berasal dari pengelolaan perbekalan farmasi.
Di samping luasnya peran instalasi farmasi dalam kelancaran pelayanan kesehatan
dan juga merupakan instalasi yang memberikan sumber pemasukan terbesar di
rumah sakit. Sudah dapat diprediksi bahwa pendapatan rumah sakit akan
mengalami penurunan jika masalah perbekalan farmasi tidak dikelola secara
cermat serta penuh tanggung jawab. RSU Haji Medan adalah rumah sakit milik
pemerintah Sumatera Utara kelas B, memiliki instalasi farmasi yang dipimpin
oleh seorang apoteker.
Apotik Instalasi Farmasi RSU Haji Medan terletak di bagian samping
rumah sakit sehingga tidak terlalu strategis terutama bila dilihat dari UGD. Apotik
tersebut melayani seluruh keperluan obat baik dari poli rawat jalan dan rawat inap.
Untuk pasien rawat inap resep obat yang sudah ditulis oleh dokter langsung
diproses oleh perawat (kecuali atas permintaan untuk membeli di luar) sehingga
tidak perlu merepotkan keluarga pasien. Untuk rawat jalan resep obat yang ditulis
oleh dokter akan langsung diserahkan kepada pasien atau keluarga pasien dan
mereka bebas menentukan menebusnya di apotik mana saja. Dari kotak saran
yang ada di RSU Haji diperoleh informasi bahwa pembelian obat-obatan melalui
resep tidak semua dapat dilayani. Informasi tidak lengkap mengenai obat-obatan
yang ada ataupun tidak ada. Hal ini menyebabkan banyak pasien mengeluh
terhadap pelayanan apotik, karena tidak semua obatnya dapat diperoleh dari
apotik tersebut. Sebagai akibat dari kondisi ini diperlukan biaya tambahan untuk
pergi ke apotik lain. Selain hal tersebut dari pengelola apotik berkeluh kesah
karena banyaknya obat-obatan yang harus dimusnahkan karena sudah kadaluarsa.
Adanya obat yang rusak dan kadaluarsa akan merugikan apotik. Oleh karena itu
perlu dicari jalan keluar agar apotik dapat memenuhi kebutuhan obat dari pasien,
tetapi di lain pihak tidak mengalami kerugian akibat kerusakan obat dan
kadaluarsa. Walaupun instalasi farmasi merupakan salah satu bagian dalam rumah
sakit, tetapi keberadaannya sangat penting untuk menunjang keberhasilan
perkembangan profesionalisme rumah sakit dan juga terhadap ekonomi dan biaya
operasional total rumah sakit. Obat merupa
kan salah satu faktor penting untuk meningkatkan kesembuhan pasien. Oleh
karena itu pelayanan kefarmasian penting dan berkaitan dengan hampir seluruh
kegiatan lain di rumah sakit.
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah satu-satunya bagian di
rumah sakit yang bertanggung jawab penuh atas pengelolaan sediaan
farmasi dan perbekalan kesehatan lainnya. Sehingga seluruh peredaran obat
berada di bawah kendali dari instalasi farmasi di rumah sakit (sistem 1 pintu).
Namun kenyataannya hampir semua IFRS belum menerapkannya. Hal ini
berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan farmasi klinik. Di sekitar rumah sakit
juga terdapat apotik-apotik swasta, yang terus bertambah, bahkan ada yang
semakin besar, ini menunjukkan secara tidak langsung resep-resep yang
dikeluarkan rumah sakit sebagian besar dilayani diapotik-apotik ini.
Hal ini mengakibatkan IFRS sulit untuk mengendalikan peredaran
perbekalan farmasi dan kesehatan di rumah sakit, sehingga tugas dan fungsinya di
rumah sakit tidak dapat dilakukan dengan sempurna.
Manajemen apotik yang baik sangat penting untuk meningkatkan efisiensi
operasional rumah sakit yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan
rumah sakit. Dengan demikian rumah sakit dapat tetap bertahan dan
melaksanakan fungsi sosioekonominya.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka dirumuskan masalah sebagai berikut :
bagaimanakah pengaruh mutu pelayanan terhadap pemanfaatan instalasi farmasi
RSU Haji Medan tahun 2016.
C. Tujuan Penelitian
Untuk menganalisis pengaruh mutu pelayanan terhadap pemanfaatan instalasi
farmasi RSU Haji Medan tahun 2008.
D. Hipotesis
BAB 2
Tinjauan Pustaka
2.1. Pengertian dan Fungsi Rumah Sakit
`
bagian
menyeluruh
dari
organisasi
sosial
dan
medis
yang
berfungsi
rehabilitatif,
baik
rumah
sakit
adalah
suatu
institusi
yang
fungsi
dan
kompeten
penyelenggaraan
pelayanan
yang
paripurna,
penyimpanan
secara
bertanggung
mencakup
profesional,
jawab
atau
fasilitas
perencanaan;
perbekalan kesehatan/sediaan
tempat
pengadaan;
farmasi;
produksi;
dispending obat
berdasarkan resep bagi penderita rawat tinggal dan rawat jalan; pengendalian
mutu; dan pengendalian distribusi dan penggunaan seluruh perbekalan
kesehatan di rumah sakit; pelayanan farmasi klinik umum dan spesialis,
mencakup pelayanan langsung pada
penderita
dan
pelayanan
klinik
di
mana
unsurnya
meliputi:
pengadaan
yang berencana,
masyarakat,
organisasi,
industri,
dan
juga
secara
individual,
maka
proses
pengelolaan
penyimpanan, pendistribusian
secara
serta
strategis
pemantauan
terhadap
persediaan
pengadaan,
bahan
serta
melaksanakan
aliran
dan
dan
mengendalikan
penyimpanan
barang,
keefisienan
dan
(point
of
consumtion)
dalam
tujuannya
untuk
memenuhi
kebutuhan
dasar
keamanan,
kebutuhan
kebutuhan
individu
dan
sosial
yaitu
berupa
berupa
makanan,
kebersamaan
pengetahuan
pakaian,
dan
kehangatan,
perhatian
dan
apa
Kotler
(2000),
yang
sebenarnya
kunci
pemasaran
diperlukan
profesional
pelanggannya
baik
adalah
dari
sebenarnya,
pelanggan
bukan
ingin
harga
murah,
tetapi
mudah didapat.
3.Kebutuhan yang tidak dikemukakan, pe
langgan ingin pelayanan yang baik.
4. Kebutuhan kesenangan, pelanggan membeli produk dan dapat hadiah.
5.Kebutuhan rahasia, pelanggan ingin dinilai orang sekitarnya sebagai
pembeli yang in dan berwawasan nilai.
Dalam pekerjaannya, IFRS berinteraksi dengan konsumen melalui
pelayanan farmasi klinik, sehingga pelayanan ini sangat penting untuk
mengetahui kebutuhan konsumennya.
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1.Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan
cross sectional yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh mutu pelayanan
terhadap pemanfaatan instalasi farmasi RSU Haji Medan tahun 2016.
3.2.Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSU Haji Medan dengan pertimbangan penelitian
seperti ini belum pernah dilakukan di rumah sakit tersebut.
Perencanaan
item
total
tanggap
adalah
menyediakan jasa/pelayanan
pegawai
dalam
menanggapi
membantu
permintaan
penyampaian jasa.
persepsi
pasien
yang
dibutuhkan
pasien,
terhadap
keluangan
keinginan
pasien meliputi
waktu
dalam
kesediaan
pegawai
untuk
4.Jaminan adalah persepsi pasien terhadap sumber daya yang dimiliki IFRSU Haji dalam memberikan pelayanan
yang
sesuai dengan
standar,
adalah
persepsi
pasien
terhadap
kemudahan
mendapatkan
terikat.
paling
dominan
Kemudian
untuk mengetahui
faktor
yang