1
5.1 Kesimpulan.........................................................................30
5.2 Saran....................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................32
BAB I
PENDAHULUAN
2
Penyakit ini timbul akibat dari banyak faktor mulai dari genetik
(keturunan) sampai pada gaya hidup kita (merokok). Salah satu teori nya adalah
akibat dari sel darah putih yang berpindah dari aliran darah ke membran yang
berada disekitar sendi.
Sebagian besar penderita menunjukkan gejala penyakit kronik yang hilang
timbul, yang jika tidak diobati akan menyebabkan terjadinya kerusakan
persendian dan deformitas sendi yang progresif yang menyebabkan disabilitas
bahkan kematian dini. Walaupun faktor genetik, hormon sex, infeksi dan umur
telah diketahui berpengaruh kuat dalam menentukan pola morbiditas penyakit
ini.hingga etiologi AR yang sebenarnya tetap belum dapat diketahui dengan pasti.
Oleh karena itu, perawat perlu memberikan asuhan keperawatan pada
lansia dengan baik sesuai konsep asuhan keperawatan gerontik.
1.2. Tujuan
3
1.4. Tempat Pelaksanaan
1.5. Manfaat
1.5.1 Untuk Mahasiswa
Untuk memenuhi persyaratan materi konsep keperawatan Gerontik, selain
itu untuk melaksanakan teori yang didapat selama mengikuti pendidikan
keperawatan dan mengaplikasikan dalam pemberian asuhan keperawatan
pada lansia dengan Atritis Reumatoid
1.5.2 Untuk Panti Tresna Werdah Teratai Palembang
Memberikan informasi dan sumbangan pemikiran dalam melaksanakan
asuhan keperawatan pada anak dengan Atritis Reumatoid
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
Artritis Reumatoid adalah suatu penyakit inflamasi kronik dengan
manifestasi utama poliartritis progresif dan melibatkan seluruh organ tubuh. (Arif
Mansjour. 2005)
Reumatik adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan
kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya (Adellia, 2011).
6
4. Ligament
Ligament adalah sekumpulan dari jaringan fibros yang tebal dimana
merupakan ahir dari suatu otot dan dan berfungsi mengikat suatu tulang.
5. Tendon
Tendon adalah suatu perpanjangan dari pembungkus fibrous yang
membungkus setiap otot dan berkaitan dengan periosteum jaringan
penyambung yang mengelilingi tendon tertentu, khususnya pada
pergelangan tangan dan tumit.Pembungkus ini dibatasi oleh membrane
synofial yang memberikan lumbrikasi untuk memudahkan pergerakan
tendon.
6. Fasia
Fasia adalah suatu permukaan jaringan penyambung longgar yang
didapatkan langsung dibawah kulit sebagai fasia supervisial atau sebagai
pembungkus tebal, jaringan penyambung yang membungkus fibrous yang
membungkus otot, saraf dan pembuluh darah.bagian ahair diketahui
sebagai fasia dalam.
7. Bursae
Bursae adalah suatu kantong kecil dari jaringan penyambung dari suatu
tempat, dimana digunakan diatas bagian yang bergerak, misalnya terjadi
pada kulit dan tulang, antara tendon dan tulang antara otot.Bursae
bertindak sebagai penampang antara bagian yang bergerak sepaerti pada
olecranon bursae, terletak antara presesus dan kulit.
8. Persendian
Pergerakan tidak akan mungkin terjadi bila kelenturan dalam rangka tulang
tidak ada. Kelenturan dimungkinkan karena adanya persendian, tatu letah
dimana tulang berada bersama-sama. Bentuk dari persendian akan
ditetapkan berdasarkan jumlah dan tipe pergerakan yang memungkinkan
dan klasifikasi didasarkan pada jumlah pergerakan yang dilakukan.
7
C. Klasifikasi Artritis Reumatoid
Buffer (2010) mengklasifikasikan reumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:
1. Reumatoid arthritis klasik
pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
2. Reumatoid arthritis deficit
pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
3. Probable Reumatoid arthritis
pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
4. Possible Reumatoid arthritis
pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang harus
berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan.
8
E. Manifestasi Klinis/Tanda Dan Gejala Artritis Reumatoid
Pasien-pasien dengan RA akan menunjukan tanda dan gejala seperti :
1. Nyeri persendian
2. Bengkak (Reumatoid nodule)
3. Kekakuan pada sendi terutama setelah bangun tidur pada pagi hari
4. Terbatasnya pergerakan
5. Sendi-sendi terasa panas
6. Demam (pireksia)
7. Anemia
8. Berat badan menurun
9. Kekuatan berkurang
10. Tampak warna kemerahan di sekitar sendi
11. Perubahan ukuran pada sendi dari ukuran normal
9
dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot (Smeltzer &
Bare, 2002).
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema,
kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular.Peradangan yang
berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago
dari sendi.Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang
menutupi kartilago. Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi
menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago
artikuer.Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan
sendi.Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan
sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).Kerusakan kartilago
dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan
subluksasi atau dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa
menyebkan osteoporosis setempat.
10
Patoflow
Reaksi faktor rheumatoid dengan anti
bodi, faktor mrtabolic, infeksi dengan
kecenderungan virus
Reaksi peradangan
Atritis reumatoid
Medulla spinalis
Hambatan nutrisi
pada kartilago
artikularis Thalamus
s. eferent
Ankilosis fibrosa
11
H. Pemeriksaan Penunjang Artritis Reumatoid
1. Tes serologi : Sedimentasi eritrosit meningkat, Darah bisa terjadi anemia
dan leukositosis, Reumatoid faktor, terjadi 50-90% penderita
2. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan
lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan
( perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil
jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara
bersamaan.
3. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
4. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan
irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi
5. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar
dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon
inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan
lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
6. Biopsi membran sinovial: menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
7. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration)
atau atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak
leukosit dan kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.
12
Menjaga supaya rematik tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari-hari,
sebaiknya digunakan air hangat bila mandi pada pagi hari.Dengan air hangat
pergerakan sendi menjadi lebih mudah bergerak. Selain mengobati, kita juga bisa
mencegah datangnya penyakit ini, seperti: tidak melakukan olahraga secara
berlebihan, menjaga berat badan tetap stabil, menjaga asupan makanan selalu
seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh, terutama banyak memakan ikan laut.
Mengkonsumsi suplemen bisa menjadi pilihan, terutama yang mengandung
Omega 3.Didalam omega 3 terdapat zat yang sangat efektif untuk memelihara
persendian agar tetap lentur.
13
2.2 Asuhan Keperawatan Artritis Reumatoid
14
- Kebiasaan aktivitas sehari-hari sebelum dan sesudah sakit
- Jenis aktivitas yang dilakukan
- Rasa sakit/nyeri pada saat melakukan aktivitas
- Tidak mampu melakukan aktifitas berat
e. Pola Istirahat dan Tidur
- Apakah ada gangguan tidur?
- Kebiasaan tidur sehari
- Terjadi kekakuan selama 1/2-1 jam setelah bangun tidur
- Adakah rasa nyeri pada saat istirahat dan tidur?
f. Pola Persepsi Kognitif
- Adakah nyeri sendi saat digerakan atau istirahat?
g. Pola Persepsi dan Konsep Diri
- Adakah perubahan pada bentuk tubuh (deformitas/kaku sendi)?
- Apakah pasien merasa malu dan minder dengan penyakitnya?
h. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama
- Bagaimana hubungan dengan keluarga?
- Apakah ada perubahan peran pada klien?
i. Pola Reproduksi Seksualitas
- Adakah gangguan seksualitas?
j. Pola Mekanisme Koping dan Toleransi terhadap Stress
- Adakah perasaan takut, cemas akan penyakit yang diderita?
k. Pola Sistem Kepercayaan
- Agama yang dianut?
- Adakah gangguan beribadah?
- Apakah klien menyerahkan sepenuhnya penyakitnya kepada Tuhan
15
IAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
EPERAWATAN
yeri berhubungan Setelah dilakukan Kaji keluhan nyeri, catat lokasi Membantu dalam menentuka
ngan agen tindakan keperawatan dan intensitas (skala 0-10). Catat kebutuhan manajemen nyeri dan
ncedera, distensi selama 3x24 jam faktor-faktor yang mempercepat keefektifan program
ringan oleh diharapkan tidak ada dan tanda-tanda rasa sakit non Matras yang lembut/ empuk,
umulasi cairan/ Keluhan nyeri, dengan verbal yang besar akan mencegah
oses inflamasi, kriteria : Berikan matras/ kasur keras, pemeliharaan kesejajaran tubuh
struksi sendi. Menunjukkan nyeri bantal kecil,. Tinggikan linen tepat, menempatkan stress pada
hilang/ terkontrol tempat tidur sesuai kebutuhan yang sakit. Peninggian linen tem
Terlihat rileks, dapat Tempatkan/ pantau penggunaan tidur menurunkan tekanan pada
tidur/beristirahat dan bantl, karung pasir, gulungan yang terinflamasi/nyeri
berpartisipasi dalam trokhanter, bebat, brace. Mengistirahatkan sendi-sendi
aktivitas sesuai Dorong untuk sering mengubah sakit dan mempertahankan posi
kemampuan. posisi,. Bantu untuk bergerak di netral. Penggunaan brace dapat
Mengikuti program tempat tidur, sokong sendi yang menurunkan nyeri dan dapat
farmakologis yang sakit di atas dan bawah, hindari mengurangi kerusakan pada sen
diresepkan gerakan yang menyentak. Mencegah terjadinya kelelaha
Menggabungkan Anjurkan pasien untuk mandi air umum dan kekakuan sendi.
keterampilan hangat atau mandi pancuran pada Menstabilkan sendi, mengurang
relaksasi dan waktu bangun dan/atau pada waktu gerakan/ rasa sakit pada sendi
aktivitas hiburan ke tidur. Sediakan waslap hangat Panas meningkatkan relaksas
dalam program untuk mengompres sendi-sendi dan mobilitas, menurunkan rasa
kontrol nyeri. yang sakit beberapa kali sehari. dan melepaskan kekakuan di pa
Pantau suhu air kompres, air mandi, Sensitivitas pada panas dapat
dan sebagainya. dihilangkan dan luka dermal da
Berikan masase yang lembut disembuhkan
Ajarkan teknik non farmakologi Meningkatkan relaksasi/ men
(relaksasi, distraksi, relaksasi nyeri
progresif) Meningkatkan realaksasi,
Beri obat sebelum aktivitas/ mengurangi tegangan otot/ spas
latihan yang direncanakan sesuai memudahkan untuk ikut serta d
petunjuk. terapi
Kolaborasi: Berikan obat-obatan Sebagai anti inflamasi dan ef
sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat) analgesik ringan dalam mengur
Berikan kompres dingin jika kekakuan dan meningkatkan mo
dibutuhkan Rasa dingin dapat menghilan
nyeri dan bengkak selama perio
C. Intervensi/Perencaaan Artritis Reumatoid
16
skeletal, nyeri, diharapkan mobilitas Pertahankan istirahat tirah Ist
penurunan, kekuatan fisik baik dengan kriteria baring/ duduk jika diperlukan eksas
otot. : jadwal aktivitas untuk memberikan peny
Mempertahankan periode istirahat yang terus kelel
fungsi posisi dengan menerus dan tidur malam hari yang M
tidak hadirnya/ tidak terganmggu. fung
pembatasan Bantu dengan rentang gerak umum
kontraktur. aktif/pasif, demikiqan juga latihan meni
Mempertahankan resistif dan isometris jika karen
ataupun memungkinkan dapa
meningkatkan Ubah posisi dengan sering M
kekuatan dan fungsi dengan jumlah personel cukup. jarin
dari dan/ atau Demonstrasikan/ bantu tehnik M
kompensasi bagian pemindahan dan penggunaan kema
tubuh bantuan mobilitas, mis, trapeze pemi
Mendemonstrasikan Posisikan dengan bantal, kantung menc
tehnik/ perilaku yang pasir, gulungan trokanter, bebat, M
memungkinkan brace ( men
melakukan aktivitas Gunakan bantal kecil/tipis di mem
bawah leher. diper
Dorong pasien mempertahankan meng
postur tegak dan duduk tinggi, M
berdiri, dan berjalan M
Berikan lingkungan yang aman, mem
misalnya menaikkan kursi, M
menggunakan pegangan tangga kece
pada toilet, penggunaan kursi roda. Be
Kolaborasi: konsul dengan prog
fisoterapi. berda
Kolaborasi: Berikan matras busa/ dan d
pengubah tekanan. M
Kolaborasi: berikan obat-obatan yang
sesuai indikasi (steroid). risiko
M
sistem
17
penggunaan energi, kemampuan untuk Diskusikan persepsi Is
ketidakseimbangan menghadapi pasienmengenai bagaimana orang terde
mobilitas. penyakit, perubahan terdekat menerima keterbatasan. mayo
pada gaya hidup, dan Akui dan terima perasaan mem
kemungkinan berduka, bermusuhan, N
keterbatasan ketergantungan. peras
Menyusun rencana Perhatikan perilaku menarik diri, terjad
realistis untuk masa penggunaan menyangkal atau D
depan. terlalu memperhatikan perubahan ataup
Susun batasan pada perilaku mal mem
adaptif. Bantu pasien untuk M
mengidentifikasi perilaku positif mem
yang dapat membantu koping dapa
Ikut sertakan pasien dalam diri
merencanakan perawatan dan M
membuat jadwal aktivitas mend
Bantu dalam kebutuhan mend
perawatan yang diperlukan M
Berikan bantuan positif bila dapa
perlu. M
Kolaborasi: Rujuk pada senan
konseling psikiatri, mis: perawat Men
spesialis psikiatri, psikolog. Men
Kolaborasi: Berikan obat-obatan Pa
sesuai petunjuk, mis; anti ansietas mem
dan obat-obatan peningkat alam berha
perasaan. panja
M
munc
meng
yang
Defisit perawatan Setelah dilakukan Diskusikan tingkat fungsi umum M
diri berhubungan tindakan keperawatan (0-4) sebelum timbul awitan/ umum
dengan kerusakan selama 3x24 jam eksaserbasi penyakit dan potensial yang
musculoskeletal, diharapkan klien dapat perubahan yang sekarang ini
penurunan kekuatan, mengatur kegiatan diantisipasi. M
daya tahan, nyeri sehari-hari, dengan Pertahankan mobilitas, kontrol fisik/
pada waktu bergerak, criteria hasil: terhadap nyeri dan program latihan. M
depresi. Melaksanakan Kaji hambatan terhadap kema
aktivitas perawatan partisipasi dalam perawatan diri. harga
diri pada tingkat Identifikasi /rencana untuk Be
yang konsisten modifikasi lingkungan bantu
dengan kemampuan Kolaborasi: Konsul dengan ahli indiv
individual terapi okupasi. meng
Mendemonstrasikan Kolaborasi: Atur evaluasi sepat
perubahan teknik/ kesehatan di rumah sebelum untuk
18
gaya hidup untuk pemulangan dengan evaluasi M
memenuhi kebutuhan setelahnya. yang
perawatan diri. Kolaborasi : atur konsul dengan kema
Mengidentifikasi lembaga lainnya, mis: pelayanan M
sumber-sumber perawatan rumah, ahli nutrisi. bantu
pribadi/ komunitas situa
yang dapat
memenuhi kebutuhan
perawatan diri.
19
BAB II]I
LAPORAN KASUS
2. RIWAYAT KESEHATAN
Dikirim dari : Keluarga / Keponakan.
Alasan dating kepanti werdha : karena tidak ada yang mengurus di rumah
Riwayat medik : pasien mengatakan tidak ada keluhan sakit sebelumnya, pasien
hanya menggunakan minyak kayu putih jika merasa nyeri
didaerah pinggang.
21
Mandi
√
Berpakaian
√
Ke wc
√
Pindah √
tempat
Ambulasi
5. POLA NUTRISI
Diet : klien makan 3x1 sehari, tidak ada perubahan pada nafsu makan klien,
selama hidup di panti klien mengatakan tidak penurunan berat badan.
Gigi :gigi klien tidak utuh dikarnakan faktor usia.
6. POLA ELIMINASI :
- klien mengtakan kebiasaan BAB 1x1 sehari, sedangkan kebiasaan BAK klien
3 X 1 sehari.
8. PENGKAJIAN FISIK.
- Data klinik :
Umur : 83 Tahun
Suhu : 36,5 oc
Nadi : 80 x/menit (teratur)
Tekanan darah : 130/80 mmHg
RR : 20 x/m
22
Batuk : klien mengtakan tidak ada batuk.
- Metabolok/integument
Kulit :
Warna : Normal
Temperature : normal
Turgor : mengalami penurunan
Mulut :
gusi : normal
gigi : tidak utuh lagi
Neurosensory
Status mental : klien tampak sadar, tetapi pada saat ditanya sering lambat
mejawab pertanyaan.
Mata : normal
Muskulosketal
ROM : klien tidak dapat melakukan ROM dengan penuh, hanya bisa
dilakukan sebagian oleh klien, seperti mengangkat tangan,
menggerakan kepala, dan memutar pergelangan tangan.
Kesimbangan jalan : klien berjalan membungkukan badan karena faktor
umur, klien masih tampak kuat menggenggam, dan
kekuatan otot sudah lemah.
9. POLA PERSEPSI
Pendenganaran : pendengaran klien masih normal, penglihatan klien masih
tampak jelas.
23
Klien tampak orang yang menyangi orang, terlihat klien banyak man di
panti.
- Apakah kulit ada masih sensitive terhadap rabaan?
Klien masih terasa saat di raba.
1. Analisa Data
No Data Diagnosa
24
25
2. Intervensi keperawatan
26
3. Implementasi Keperawatan
27
4. Evaluasi Keperawatan
28
BAB IV
PEMBAHASAN
2. Pengkajian
Pada Tn “W” didapatkan pemeriksaan umum: kesadaran
komposmetis, pasien mengatakan nyeri daerah pinggul jika ingin
duduk dan berdiridan terlihat meringis pada saat ingin berdiri. Pasien
juga mengatakan susah untuk bangun dari tempat duduk dan mudah
merasa lemah serta tampak nenek tidak kuat untuk berdiri terlalu lama
3. Diagnosa
Secara konsep terdapat 2 diagnosa yang timbul pada Tn ”W”
- Nyeri berhubunghan dengan proses inflamasi.
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot.
4. Implementasi keperawatan
Pada saat perencanaan dan tindakan keperawatan menurut diagnosa
keperawatan yang muncul pada Tn “W” disesuaikan dengan kondisi,
situasi, dan kemampuan pasien serta disesuaikan dengan sarana dan
prasarana yang tersedia di ruangan.
- Nyeri berhubunghan dengan proses inflamasi, Implementasi: pada
implementasinya semua intervensi dapat dilaksanankan dengan
baik sesuai dengan sarana, prasarana kebutuhan pasien.
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan otot
Implementasi: pada implementasinya semua intervensi dapat
dilaksanankan dengan baik sesuai dengan sarana, prasarana
kebutuhan pasien.
BAB V
29
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Tn “W” di Panti Tresna
Werdah Teratai KM 5 Palembang. Dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan, maka diambil kesimpulan dari tiap proses keperawatan yaitu:
30
5. Tahap evaluasi keperawatan berdasarkan diagnosa dari 2 diagnosa yang
yang dilakukan asuhan keperawatan semua dapat teratasi.
5.2 Saran
Berdasarkan asuhan keperawatan yang dilakukan, maka penyusun
memberikan saran atau menanggapi kesimpulan diatas, dimana masih ada
yang memerlukan perhatian dan penanganan untuk tercapai keadaan dan
kondisi yang memadai, maka kelompok mencoba mengungkapkan sarana
yang sekiranya dapat bermanfaat demi tercapai asuhan keperawatan
diantaranya:
31
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C., Hall, John E., 2007. BUKU AJAR FISIOLOGI
KEDOKTERAN Edisi 11. Alih bahasa : Irawati, et al. Jakarta : EGC
Kumar, V., Cotran, R. S., Robbins, S. L., 2007.BUKU AJAR PATOLOGI Edisi
7.Jakarta : EGC
Price, SA. Dan Wilson LM., 1993, Patofisiologi: Konsep Klinik Proses-Proses
Penyakit bag 2. Jakarta: EGC
32