Anda di halaman 1dari 11

ASUHAN KEPERAWATAN DASAR DENGAN RUPTUR

TENDON PADA TN. M DI RUANG BEDAH RSUD


dr. FAUZIAH BIREUN

KHAIRUL AZMI, S.Kep

2207901052

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE
TAHUN 2023
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DASAR DENGAN RUPTUR


TENDON PADA TN. M DI RUANG BEDAH RSUD
dr. FAUZIAH BIREUN

Bireun februari 2023


Telah disetujui oleh :

Clinical Instruktur Klinik

( )
LAPORAN

PENDAHULUAN

A. Pengertian

Ruptur adalah robek atau putusnya jaringan lunak yang disebabkan karena

trauma dimana dapat terjadi secara parsial maupun komplit (William

E. Prentice, 2016). Tendon adalah struktur anatomis dalam tubuh yang berfungsi

menghubungkan otot ke tulang. Otot yang bertanggung jawab untuk menggerakan

tulang, dengan kata lain ototlah yang menghasilkan gerak sehingga

memungkinkan individu untuk melakukan aktivitas seperti duduk, berdiri,

berjalan, melompat, mengangkat, dan bahkan bergerak dalam banyak kombinnasi

cara (Arif Muttaqin, 2011).

Ruptur tendon adalah robekan komplet atau parsial pada tendon dimana

dalam studi kasus ini adalah tendon pada os phalanges yang menghubungkan

metatarsal dengan os phalanges. Terjadinya rupture tendon secara umum

dilaporkan lebih sering terjadi pada laki-laki, terutama setelah aktivitas olahraga

maupun aktifitas fisik lainnya (Chiodo, 2010).

Tendon adalah jaringan fibrosa yang melekat otot ke tulang dalam

tubuh manusia. Pasukan diterapkan pada tendon mungkin lebih dari 5 kali

berat badan Anda. . Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, tendon dapat

snap atau pecah . Kondisi yang membuat pecah lebih mungkin termasuk suntikan

steroid ke dalam tendon, penyakit tertentu (seperti gout atau hiperparatiroidisme.

Meskipun terbilang jarang, sebuah pecah tendon bisa menjadi masalah serius dan

dapat mengakibatkan mengerikan sakit dan cacat permanen jika tidak diobati.
Setiap jenis pecah tendon memiliki tanda-tanda dan gejala sendiri dan bisa

diobati baik operasi atau medis tergantung pada beratnya pecah dan kepercayaan

dari ahli bedah .

Tendon adalah pita jaringan fibrosa yang fleksibel terletak di

bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis dengan

tulang tumit.. Tendon adalah struktur dalam tubuh yang menghubungkan otot

ke tulang. $tot rangka dalam tubuh bertanggung jawab untuk menggerakkan

tulang, sehingga memungkinkan untuk berjalan, melompat, angkat, dan bergerak

dalam banyak cara. Ketika otot kontraksi, hal itu menarik  pada tulang

menyebabkan gerakan ini. Struktur yang memancarkan kekuatan kontraksi otot ke

tulang disebut tendon. &uptur tendon adalah robek, pecah atau terputusnya

tendon.

B. Etiologi

1. Penyakit tertentu seperti arthritis dan diabetes mellitus

2. Obat-obatan seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat

meningkatkan resiko pecah

3. Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga

badminton,tenis,basket,dan sepk bola

4. Trauma benda tajam atau tumpul.

C. Gejala

1. Rasa sakit mendadak dan berat dapat dirasakan di bagian belakang

pergelangan kaki atau betis

2. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan kelemahan

3. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di tendon sekitar cm


diatas tulang tumit

4. Tumit tidak dapat digerakkan

D. Anatomi Ruptur Tendon

Mekanisme ekstensor pada tangan dan jari-jari adalah suatu struktur yang

sangat bergantung pada keseimbangan otot ekstrinstik dan instrinstik. Dua per

tiga dari seluruh cedera akut pada laserasi ekstensor tendon sangat berhubungan

dengan cedera pada kulit, Tulang dan sendi. Semua tendon ekstrinstik, sisi dorsal

dari jari ke satu hingga jari kelima dipersarafi oleh nervus radialis. Tendon

ekstensor berada dalam enam kompartemen yang tersusun dalam suatu ruang

yang di bentuk oleh jaringan fibroosseus, yang berfungsi untuk mencegah

terjadinya efek bowstring pada saat gerakan ekstensi.

E. Karakteristrik dari Ruptur Tendon

a. Terdapat dua tendon pada jari telunjuk dan jari kelingking.

b. Memiliki struktur juncturae tendineum yang menghubungkan ekstensor

digitorum dan ekstensor digiti minimi.

Juncturae ini sangat penting dalam proses distribusi kekuatan dari

tendon,laserasi pada junturae akan menyebabkan subluksasi dari tendon pada area

persendian metacarpophalangeal ke arah sisi radial dan ulnar.

a. Sagital Band

Struktur yang terletak pada level metacarpophalangeal joint yang berfungsi

memberikan efek sentralisasi pada ekstensor tendon dan struktur ini melekat

pada volar plate dan periosteum dari tulang phalanx proksimal.

b. Lateral Band

Merupakan tempat bertemunya otot-otot instrinstik pada setiap sisi dari jari,
sisi terminal dari lateral band di stabilkan oleh triangular ligament yang

berinsersi pada area phalanx distal dari jari.

F. Patofisiologi

Ruptur traumatic tendon dapat terjadi pada tendon ekstensor, tendon fleksor,

pronator dan abduktor akibat trauma tajam, seperti luka bacok yang mengenai

lengan baawah. Kondisi klinis rupture tendon menimbulkan berbagai keluhan,

meliputi nyeri tajam dan hebat, kerusakan jaringan lunak pasca-trauma,

penurunan pungsi lengan dalam mobilisasi meningkatkan risiko trauma dan

menimbulkan respons ansietas pada klien. Intervensi medis berupa bedah

perbaikan (repair tendon) menimbukkan nyeri pasca-bedah,risiko tinggi infeksi

dari luka pasca-bedah, risiko tinggi trauma, dan hambatan mobilisasi fisik. Setiap

os phalanx mempunyai basis, corpus dan caput phalangis. Jari pertama hanya

mempunyai dua buah ossa phalanges, sedangkan jari-jari lainnya mempunyai tiga

buah ossa phalnges. Os phalanx jari I lebih besar dari semua ossa phalanges yang

ada. Basis ossis phalanges mengadakan persendian dengan caput ossis

metatarsalis. Setiap ossa phalanges pada jari kaki terhubung dengan tendon

sebagai penggerak jari kaki.


G. Pathway Ruptur Tendon

Gambar 2.1 Pathway Ruptur Tendon (Muttaqin, 2011)


H. Penatalaksanaan

Bedah perbaikan primer tidak boleh di coba jika luka terkontaminasi atau

jika ujung yang terpotong ditemukan dengan diseksi yang luas. Jahitan primer

mungkin dikontraindikasikan jika luka terkontaminasi, terdapat selang waktu yang

lama antara cedera dan perbaikan, banyak kehilangan kulit, atau fasilitas operasi

tidak memadai. Dalam keaadan ini, diperlukan perbaikan sekunder atau

pencangkokan tendon. Pada luka yang bersih dengan kulit penutup yang

memadai, perbaikan primer tertunda dapat dilakukan sampai 6 minggu setelah

cedera, tetapi jauh lebih baik dalam 3 minggu pertama (Sulenta, 2020).

I. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien rupture tendon

adalah Laboratorium darah dan Radiologi.

1. Pergerakan otot, jika pergerakan tersebut lemah atau tidak ada maka

dicurigai cedera tendon

2. Musculoskeletal ultrasonografi dapat digunakan untuk menentukan

ketebalan tendon, karakter, dan kehadiran air ,mata. Yaitu bekerja dengan

mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi dari suara melalui tubuh.

Beberapa suara yang dipantulkan kembali dari ruang antara cairan

intersital dan jaringan lunak atau tulang. Gambar gambar diambil secara

real time dan dapat sangat membantu dalam mendeteksi gerakan tendon

dan memisualisasikan kemungkinan cedera atau air mata. Pergerakan ini

membuatnya sangat mudah untuk mendeteksi jenis cedera. Pencritaan ini

modalitas murah, tidak melibatkan radiasi pengion dan tangan

ultrasonographers terampil, mungkin sangat handal.


J. Pengobatan

Tujuan pengobatan adalah untuk mengembalikan ke keadaan normal dan

memungkinkan pasien untuk melakukan apa yang dapat dilakukan sebelum

cedera. Tindakan pembedahan dapat dilakukan dimana ujung tendon yang

terputus disambungkan kembali dengan tekhnik penjahitan. Tindakan

pembedahan dianggap paling efektif dalam penatalaksanaan tendon yang terputus.

Tindakan non pembedahan dengan orthotics atau theraphi fisik. Tindakan tersebut

biasanya dilakukan untuk non atlit kerena penyembuhannya lama atau pasiennya

menolak untuk dilakukan tindakan operasi.

K. Komplikasi

Komplikasi rupture tendon yaitu infeksi. Infeksi adalah adanya satu

organisme pada jaringan atau cairan tubuh yang disertai dengan gejala klinis,

masuk dan berkembangbiaknya bibit penyakit atau parasit, mikroorganisme

kedalam tubuh manusia. Penyakit yang disebabkan oleh suatu bibit penyakit

seperti bakteri, virus, jamur, dan lain-lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo. 2017. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta: Ar-Ruzz.


Media
Brunner & Suddarth. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
volume 2. EGC.
Chiodo CP, Glazebrook M, Bluman EM, et al. Diagnosis and Treatment of Acute
Achilles Tendon Rupture. J Am Acad Orthop Surg 2010;18: 503-510.
Donsu, Jenita Doli. 2016. Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta :
Pustaka Baru
Humbyrd CJ, Bae S, Kucirka LM, Segev DL. Incidence, Risk Factors, and
Treatment of Achilles Tendon Rupture in Patients With End-Stage
Renal Disease. Foot & Ankle International, 2018. 39(7): 821–828.
doi:10.1177/1071100718762089
LeMone, P, & Burke. 2008. Medical surgical nursing : Critical thinking in client
care.( 4th ed). Pearson Prentice Hall : New Jersey
Muttaqin, Arif. (2011). Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan.
Sistem Persarafan. Jakarta : Salemba Medika
Nurarif, H. K. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis dan Nanda NIc-NOC. (3, Ed.). Jogjakarta: Mediaction
publishing.
Potter, Patricia & Perry, Anne. 2005. Fundamental of Nursing 6Th Ed. Canada.
ELSIVIER
Reeder, S.J., Martin, L.L. & Koniak-Griffin, D. (2014). Keperawatan Maternitas:
Kesehatan Wanita, Bayi, & Keluarga, Volume 2, Edisi 18. Jakarta:
EGC.
Rekam Medik RS Aliyah 1. 2019. Rekam Medis Rumah Sakit Umum Aliyah 1.
Kendari : RSU Aliyah
Riskesdas. 2018. Hasil Riset Kesehatan Dasar Indonesia. Jakarta : Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai