S
DENGAN FURNIER GANGREN DI RUANG RAUDHAH 5
RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH
2207901052
( )
LAPORAN
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Fournier gangren pertama kali ditemukan pada tahun 1883, ketika ahli
penyakit kelamin asal Perancis Jean Alfred Fournier mendapatkan dimana 5 laki-
laki muda yang sebelumnya sehat menderita gangren dengan cepat progresif pada
penis dan skrotum tanpa sebab yang jelas. Penyakit ini yang kemudian dikenal
dalam presentasi klinis, pasien mungkin awalnya ditemui dalam berbagai keadaan
klinis. Karena keterlambatan dalam diagnosis dan pengobatan dari kondisi ini bisa
berakibat fatal, sangat penting untuk tidak mengabaikan gejala, bahkan jika gejala
B. ETIOLOGI
saluran urogenital, atau kulit di sekitar alat kelamin. Penyebab ganggren Fournier
pada anorektal termasuk perianal, abses perirektal, dan iskiorektalis, fisura anal,
dan perforasi usus yang terjadi karena cedera kolorektal atau komplikasi
keganasan kolorektal, penyakit radang usus, divertikulitis kolon, atau usus buntu.
striktur uretra, epididimitis, orkitis, atau infeksi saluran kemih bawah (misalnya,
pada pasien dengan penggunaan jangka panjang kateter uretra). Sedangkan pada
Terkadang akibat trauma, post operasi dan adanya benda asing juga dapat
menyebabkan penyakit. Pada wanita seperti sepsis aborsi, vulva atau abses pada
Fournier ganggren. Pada pria, seks pada daerah anal dapat meningkatkan risiko
infeksi perineum, baik dari trauma tumpul langsung atau dengan penyebaran
mikroba dari rektal. Sedangkan pada anak-anak yang bisa menyebabkan Fournier
dengan rata-rata 4 isolat per kasus. Escherichia coli adalah aerob dominan, dan
berlanjut iskemia lokal dan proliferasi bakteri. Tingkat kerusakan fasia setinggi 2-
3 cm. Infeksi fasia perineum (fasia colles) dapat menyebar ke penis dan skrotum
melalui fasia buck dan dartos, atau ke dinding perut anterior melalui fasia scarpa,
atau sebaliknya. Fasia colles melekat pada perineum dan posterior diafragma
arah ini. Keterlibatan testis jarang, karena arteri testis berasal langsung dari aorta
dan dengan demikian memiliki suplai darah terpisah dari infeksi lokal.
terganggu oleh satu atau lebih proses sistemik penyerta, dan (2) virulensi dari
hanya dari spesies Streptococcus saja, tapi klinis selanjutnya telah menekankan
ini dapat mengurangi suplai darah lokal dengan demikian suplai oksigen ke
cepat infeksi. Nekrosis fasia adalah awal dasar dari proses penyakit, hal ini
penting untuk sebagai penanda klinis dalam keterlibatan jaringan. Secara khusus,
jika potongan fasia dapat dipisahkan dengan mudah dari jaringan sekitarnya
D. FAKTOR RESIKO
2. Malnutrisi
3. Alkoholisme
4. Usia lanjut
6. Keganasan
9. Infeksi HIV
E. DIAGNOSIS
Ciri Fournier gangren adalah rasa sakit dan nyeri tekan di alat kelamin.
Gejala prodromal demam dan letargi, yang muncul dalam 2-7 hari
Rasa sakit dan nyeri tekan yang berhubungan dengan edema pada
Gangren jelas dari bagian alat kelamin disertai drainase purulen dari
luka
Pada awal perjalanan penyakit, rasa sakit tidak sesuai dengan temuan fisik.
Gangren dapat berkembang, tetapi nyeri dapat hilang akibat jaringan saraf
menjadi nekrotik. Efek sistemik dari proses ini bervariasi dari nyeri lokal tanpa
disertai syok septik dan kemerahan. Secara umum, semakin besar derajat nekrosis,
yang lebih mendalam efek sistemik. Pada Pemeriksaan fisis yang dapat dilakukan
adalah palpasi dari alat kelamin, perineum dan pemeriksaan colok dubur, untuk
menilai tanda-tanda penyakit dan untuk mencari potensi masuknya portal infeksi.
Dapat juga ditemukan krepitasi jaringan lunak, nyeri lokal, ulkus yang disertai
eritem, edema, sianosis, indurasi, blister, maupun gangren. Dari inspeksi kulit
tersebut dapat menentukan derajat dari bau amis ditimbulkan akibat infeksi dari
dapat memproduksi gas. Gejala sistemik dapat terjadi seperti demam, takikardia
dan hipotensi.
F. Pemeriksaan penunjang
Untuk menilai respon kekebalan yang ditimbulkan oleh proses infeksi dan
untuk memeriksa jumlah dari sel darah merah, dan mengevaluasi potensi sepsis-
pada ITP. Kultur darah juga diperlukan untuk menetahui jenis mikroba yang
gangguan elektrolit, untuk mencari bukti dehidrasi dapat diperiksa blood urea
yang lebih akurat gangguan asam dan basa. Asidosis dengan yang dapat terjadi
dan luasnya penyakit fournier, terutama jika dari pemeriksaan klinis tidak dapat
disimpulkan. Gas dalam jaringan lunak dapat lebih mudah terdeteksi modalitas
gas jaringan lunak, benda asing, atau edema pada jaringan skrotum. Gas dalam
jaringan lunak bermanifestasi sebagai daerah hiperlusen. Namun, tidak adanya gas
klinis, CT-scan dapat membantu pada pasien yang diagnosis tidak jelas atau sulit
besar untuk mengevaluasi penyakit dibandinkan foto polos radiografi, USG, atau
CT-scan memainkan peran penting dalam diagnosis serta evaluasi penyakit, jalur
perluasannya yang paling baik dinilai dengan CT-scan. CT-scan juga tidak hanya
penyakit ini. CT-scan dapat mengidentifikasi udara dalam jaringan lunak sebelum
krepitasi terdeteksi. Hingga 90% dari pasien dengan Fournier gangren telah
profunda dari fasia. Dalam banyak kasus, pemeriksaan fisik tidak akurat
penting dalam membedakan Fournier gangren dari yang lain kurang agresif
seperti jaringan lunak edema atau selulitis, yang mungkin tampak mirip dengan
Fournier gangren pada pemeriksaan fisik. Selain itu, CT-scan sangat bermanfaat
dalam post treatment yang merupakan tindak lanjut dari terapi respon seperti pada
keberhasilan.
4. USG (Ultrasonografi)
skrotum. Bukti gas dalam skrotum dinding dapat dilihat sebelum pemeriksaan
fisik yang ditemukan adanya krepitasi. Biasanya juga terdapat hidrokel unilateral
atau bilateral. Testis dan epididimis sering normal dalam ukuran dan ekotekstur
bertahan karena suplai darah ke skrotum berbeda dengan yang ke testis. Pasokan
darah skrotum adalah dari arteri pudenda cabang dari arteri femoralis sedangkan
pasokan darah testis adalah dari cabang dari aorta. Jika terdapat keterlibatan testis,
ada kemungkinan sumber infeksi berasal dari intra abdominal atau retroperitoneal.
USG juga berguna dalam membedakan Fournier gangren dari hernia inguinal
skrotalis. Dalam fase lanjut, gas dapat diamati dalam lumen usus, jauh dari
dinding skrotum. USG lebih unggul dalam foto polos radiografi, karena isi
skrotum dapat diperiksa bersama dengan aliran darah Doppler. Jaringan lunak
udara juga lebih jelas di USG daripada di radiografi, tetapi CT lebih unggul baik
5. Histopatologis
Fournier gangren yaitu nekrosisi infeksi dari selulitis. Yang pertama akan
membutuhkan bedah eksisi. Sampel biopsi harus diambil mencakup kulit dan
fasia superfisialis dan profunda. Sampel ini dapat dikirim untuk frozen section
F. PENATALAKSAAN
diagnosis definitif dan eksisi jaringan nekrotik. Pada pasien dengan gejala
manajemen jalan nafas jika ada indikasi, berikan oksigen tambahan, dan
membangun intravena (IV) akses dan pemantauan jantung terus menerus.
Tetanus profilaksis diindikasikan jika terjadi ulkus pada jaringan lunak.Selain itu,
diatasi. Kondisi seperti itu sering terjadi pada pasien-pasien dan berpotensi
1. Antibiotik
dalam pengobatan nekrosis jaringan lunak infeksi karena spektrum gram positif
unggul daripada penisilin atau eritromisin. Pilihan lain yang mungkin termasuk
yang baik untuk antibiotik dan bedah debridemen. Jika pada tes kalium
2. Debridemen
infeksi dari uretra atau dari kolorektal dengan melakukan uretroskoi atau
perwatan terbuka dan kalau perlu pemasangan pipa drainase. Setelah 12 dan 24
jam lagi dilakukan evaluasi untuk menilai demarkasi jaringan nekrosis dan kalau
membutuhkan operasi ulang bahkan dilaporkan dapat terjadi dua atau empat kali
Terapi ini bermanfaat pada infeksi kuman anrobik. Perawatan luka pasca operasi
menstrilkan luka, menyerap air dari luk dan memperbaiki oksigenasi jaringan dan
3. Rekonstruksi Bedah
pedikel. Cacat kecil dapat ditutup oleh penjahitan primer, terutama dikulit yang
lentur seperti pada skrotum. Kecacatan besar biasa paling sering timbul saat
pencangkokan kulit. Kulit kaki yang sehat, pantat, dan lengan dapat digunakan
untuk pencangkokan. Cacat pada kulit batang penis harus terhindar dari
berhubungan dengan masalah ereksi. Pada cacat yang luas, terutama di mana
medial paha misalnya myocutaneous gracilis flap pedikel dapat memberikan hasil
terbaik karena dapat menutup kedekatan dengan mobilitas dan perineum yang
baik. Flaps lain yang menggunakan arteri epigastrika inferior juga dapat
uretroplasti mungkin sangat sulit atau tidak mungkin karena kehilangan kulit
penoskrotal yang cukup luas dan bahkan dari uretra sendiri. Mukosa bukal dapat
J. KOMPLIKASI
Sepsis mungkin karena debridemen yang tidak lengkap, infeksi sistemik,
atau respon yang kurang baik. Banyak pasien yang gagal karea kekebalan organ
yang merupakan konsekuensi paling ditakuti sepsis yang belum terselesaikan dan
acalculous, dan cedera serebrovaskular juga telah. Miositis dan mionekrosis dari
paha atas dapat terjadi sebagai akibat sepsis yang berasal dari kantong testis