Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Dunia Gizi, Vol. x, No.

x, Juni/Desember 20xx: xx-xx

ORIGINAL ARTICLE

HUBUNGAN FACTOR ENABLING PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) DENGAN STATUS GIZI BAYI DI KOTA
MAKASSAR
(Judul artikel spesifik, efektif, dan efektif mendiskripsikan isi maksimal 16 kata Font 12, Berlin Sans FB Demi, Spasi 1)

Relationship Factor Enabling Providing Complementary Food of Breastfeeding With Baby Nutritional Status in Makassar City
(Judul Inggris Font 12, Italic, Capitalize Each Word, Berlin Sans FB Demi)
1* 2 2
Saskiyanto Manggabarani , Anto Jamma Hadi , Irfan Said
(Nama Font 11, Italic, Times New Roman, Capitalize Each Word)
1
Program Studi Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Institut Kesehatan Helvetia, Medan, Indonesia
2
Departemen Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Timur, Makassar, Indonesia
* Penulis Korespondensi
(Institusi disebutkan mulai dari Departemen/Program Studi sampai dengan Negara, Font 11, Times New Roman, Capitalize Each Word)
Abstrak
(Abstrak terstruktur Minimal 200 kata dan maksimal 250 kata, Times New Roman, dengan sub judul: Latar belakang: Tujuan: Metode: Hasil: Simpulan: dan kata kunci 3-5
kata, font 10.)
Pendahuluan; Status gizi kurang merupakan masalah gizi utama pada bayi dan berdampak pada gangguan tumbuh kembang serta merupakan masalah yang perlu ditanggulangi
dengan serius. Tujuan; untuk membuktikan hubungan faktor enabling dengan status gizi bayi. Bahan dan Metode; jenis penelitian yang digunakan survey analitik dengan
pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Maccini Sawah Kecamatan Makassar Kota Makassar. Sampel penelitian ini adalah bayi dengan
pengambilan sampel secara exhaustic sampling dengan jumlah 62 sampel. Hasil; penelitian diperoleh bahwa umur mulai pemberian MP-ASI berhubungan dengan status gizi
bayi dengan nilai p (0,000). Kesimpulan; diperoleh bahwa ada hubungan kuat umur mulai pemberian, jenis, frekuensi dan variasi pemberian MP-ASI dengan status gizi bayi.
Kata Kunci : Status Gizi, Makanan Pendamping
Abstract
Background; nutritional status is less a major nutrition problem in infants and affects growth disorders and is a problem that needs to be addressed seriously. Therefore, every
baby in this period must obtain nutrition intake in accordance with their needs. Objectives; to prove the relationship of enabling factors to the infant's nutritional status. Material
and Method; type of research used analytical survey with cross-sectional study approach. This research was conducted in Maccini Sawah Village, Makassar City. The sample of
this research is baby with sampling by exhaustive sampling with amount 62 sample. Results; the study found that the starting age of providing complementary food assembly was
related to infant's nutritional status with p-value (0.000). Conclusion; it was found that there was a strong correlation between age of giving, type, and frequency of
complementary food giving of breastfeeding with infant nutritional status.
Keywords: Nutritional Status, Complementary Food
Alamat Korespondensi : (Wajib dicantumkan dengan format berikut)
Saskiyanto Manggabarani: Institut Kesehatan Helvetia, Jalan Kapten Sumarsono No. 107, Helvetia, Medan, Indonesia 20124. Hp. 085298638639. Email:
zhakymanggabarani91@gmail.com
PENDAHULUAN
(Pendahuluan menguraikan dengan ringkas besarnya masalah yang diteliti dan pembenaran mengapa penelitian perlu dilakukan, dan tinjauah hasil penelitian terdahulu).
Status gizi pada anak sangat penting untuk kehidupannya, tumbuh dan berkembang menjadi orang dewasa sehat, produktif yang bermanfaat bagi masyarakat, hal ini menjadi
prioritas internasional untuk meningkatkan status gizi anak (1). Perserikatan anak sedunia (UNICEF) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa praktik gizi
yang baik pada anak meliputi inisiasi menyusui dini, pemberian ASI eksklusif usia 0-6 bulan, penambahan gizi yang memadai, aman, dan makanan pendamping yang sesuai
dengan masa menyusui selama 1 tahun (2).
Prevalensi malnutrisi di Indonesia masih tinggi. Salah satu faktor potensial yang berkontribusi terhadap tingginya prevalensi malnutrisi adalah pola makan komplementer yang
tidak tepat dan praktik pemberian ASI (4). Konsumsi makanan yg kurang mengandung mineral Fe dapat menyebab terjadinya anemia pada bayi dan anak (5).
Masyarakat mengenal adanya tiga jenis makanan pendamping air susu ibu yaitu makanan pendamping air susu ibu tradisional, industri makanan dan kombinasi ( 4). Program
makanan pendamping air susu ibu sangat penting untuk diberikan pada bayi dalam menanggulangi tingginya gizi kurang, berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai hubungan factor enabling makanan pendamping air susu ibu dengan status gizi bayi.
METODE
Metode harus lengkap dan terperinci sehingga orang lain dapat mengulang penelitian tepat seperti yang dilaporkan. Jenis penelitian , Desain studi/pendekatan yang digunakan,
lokasi penelitian. Sampel/bahan, kriteria dan teknik pengambilan sampel. Instrument penelitian. Analisis data yang digunakan menyebutkan jenis Ujinya.
Jenis penilitian survey/obervasional dengan pendekatan cross sectional studi. Penelitian ini dilakukan tahun 2017 di kota makassar dengan sampel dalam penelitian yaitu bayi
berusia 6-11 bulan, dengan menggunakan teknik pengambilan sampel exhaustic sampling sebanyak 62 bayi. Jenis penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan
pendekatan hubungan antara variable dependen dengan variable independen. Sumber data makanan pendamping bersumber dari hasil wawancara terhadap ibu dan pengasuh bayi
dengan menggunakan kuesioner, data status gizi didapatkan dari penimbangan berat badan bayi menggunakan Baby Scale merek GEA dengan tingkat akurasi pengukuran 0,05
Kg sampai 0,1 Kg yang dilanjutkan dengan perhitungan standar deviasi menggunakan metode antropometri (WHO Antrho Plus) dan mengacu pada tabel NCHS, Tahapan dalam
proses penimbangannya: Timbangan digunakan harus diletakkan di tempat yang rata, sesuaikan index timbangan pada posisi “0”, timbang bayi dengan pakaian yang setipis

1
Jurnal Dunia Gizi, Vol. x, No. x, Juni/Desember 20xx: xx-xx

mungkin untuk menghindari data bias lebih besar, hasil penimbangan tertera pada skala kaca baby scale. Analisis data menggunakan program IBM, analisis data menggunakan
uji Chi-Square dan Simple Paired Test. Hasil kemudian dilanjutkan analisis multivariate dengan uji Phi.
HASIL
Tuliskan hasil penelitian dengan sekuens yang logis, sesuai dengan alur penelitian. Pada umumnya hasil diawali dengan karakteristik subjek penelitian. Tabel dan gambar
disajikan secara informatif dengan jumlah tabel minimal 3 buah table dan maksimal 5 buah table serta dapat dikombinasikan antara grafik dan table serta berikat kalimat
penjelasan tabel. Munculkan variabel-variabel yang dianggap penting.
Karakteristik Sampel: Tabel 1 menunjukkan tentang deskripsi jenis kelamin bayi, umur bayi, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan ibu terhadap kasus status gizi bayi.
Berdasarkan hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa kelompok perlakuan dan kelompok kontrol memiliki persamaan / homogenitas. Hasil uji homogenitas antara kasus status
gizi tidak normal dan status gizi normal pada jenis kelamin bayi diperoleh nilai p = 0,77, usia rata-rata bayi diperoleh nilai p = 0,87, tingkat pendidikan ibu diperoleh nilai p =
0,44 dan pekerjaan ibu diperoleh nilai p = 0,73.
Tabel 1. Analisis Karakteristik Sampel

Status Gizi Bayi

Karakteristik Tidak Normal Normal Jumlah p-value

n Persentase n Persentase

Jenis Kelamin bayi


11 31,4 24 68,6 35
Laki-laki 0,77*
9 33,3 18 66,7 27
Perempuan

Umur Bayi
6 42,9 8 57,1 14
6 - 7 Bulan
6 35,3 11 64,7 17 0,87*
8 - 9 Bulan
8 25,8 23 74,2 31
10 - 11 Bulan

Pendidikan Ibu
5 35,7 9 64,3 14
SD
3 25,0 9 75,0 12
SMP 0,44*
8 29,6 19 70,4 27
SMA
4 44,4 5 55,6 9
S1

n: Jumlah Sampel, *Homogeneity Test


Faktor Enabling Makanan Pendamping: Kesesuaian umur dalam pemberian makanan pendamping tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan status gizi bayi,
kesesuaian umur dalam proses pemberian makanan pendamping Air susu ibu pada kasus status gizi tidak normal lebih 37,5 ± 22,7 dibandingkan dengan kesesuaian umur pada
kasus status gizi normal 62,5 ± 77,3. Uji chi-square antara kedua variable diperoleh nilai p = 0,23. Ada hubungan yang signifikan antara konsistensi jenis makanan pendamping
yang diberikan dengan status gizi bayi, di mana konsistensi pada kasus status gizi tidak normal lebih 55,6 ± 14,3 dibandingkan dengan konsistensi jenis makanan pada kasus
status gizi normal 44,3 ± 85,7. Uji chi-square antara kedua variable diperoleh nilai p = 0,001..
Tabel 2. Hubungan Faktor Enabling Makanan Pendamping Air Susu Ibu dengan Status Gizi Bayi

Status Gizi Bayi

Enabling Pemberian MP ASI Tidak Normal Normal Jumlah p-Value

n Persentase n Persentase

Kesesuaian Umur
15 37,5 25 62,5 40 0,234*
Tidak Sesuai
5 22,7 17 77,3 22 0,000**
Sesusi

Konsistensi Jenis
15 55.6 12 44,4 27 0,001*
Tidak Konsisten
5 14,3 30 85,7 35 0.090**
Konsisten

Frekuensi
14 45,2 17 54,8 31 0,030*
Kurang
6 19,4 25 80,6 31 0,021**
Cukup

*Chi-Square **Paired Test


Analisis Multivariat: Peneliti menemukan variabel mana yang paling berhubungan. Diindikasikan bahwa konsistensi jenis makanan dan frekuensi dapat meningkatkan status
gizi.
Tabel 3. Multipel Logistic Regression

Variabel B Sig (p-value) Exp (B) OR 95% CI

*Konsistensi Jenis 2,186 0,001 8,903 7,500 2,384-33,054


Jurnal Dunia Gizi, Vol. x, No. x, Juni/Desember 20xx: xx-xx

Frekuensi 1,477 0,027 4,380 3,431 1,183-16,219

B: Beta, Sig: Significant, Exp: Expected, OR: Ods Rasio, Cl: Conbidential Interval. *Variabel yang paling berhubungan dengan status gizi bayi.
PEMBAHASAN
Idealnya bahasan mempunyai struktur sebagai berikut: 1) Uraikan secara singkat outcome utama penelitian; 2) Bahas kelebihan dan kelemahan penelitian dibandingkan dengan
penelitian sebelumnya dan dampaknya terhadap hasil; 3) Jelaskan mengapa hasil penelitian seperti yang diperoleh dalam penelitian ini. Apabila hasilnya baik, bagaimana
mekanismenya, dukung dengan referensi yang relevan, demikian pula sebaliknya; 4) Uraikan manfaat penelitian untuk klinis, serta kemungkinan untuk pemegang kebijakan
menggunakannya dalam kebijakan institusi kesehatan disertai alasannya; 5) Uraikan kelemahan dan kelebihan penelitian ini; 6) Berikan saran penelitian lanjutan jika
penelitian ini ada kelemahannya dan jelaskan penelitian seperti apa yang dianjurkan. Jumlah penelitian pendukung minimal 3 penelitian setiap variable penelitian. 7) Jangan
menglangi kalimat hasil dan tidak lagi mengulangi kalimat hasil.
Kesesuaian Umur Pemberian: Pemberian makanan pendamping ASI sebaiknya dimulai pada saat berusia umur 6 bulan karena sistem pencernaan tubuhnya sudah mulai
sempurna dan siap menerima makanan selain air susu Ibu. Ketika bayi memasuki usia 6 bulan ke atas, beberapa elemen gizi seperti protein, karbohidrat dan beberapa vitamin dan
mineral yang terkandung dalam ASI tidak lagi mencukupi. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa kesesuaian umur pertama kali pemberian tidak memiliki hubungan dengan
status gizi.
Temuan penting pada penelitian ini, pemberian makanan pendamping pertama kali diberikan pada 6 bulan pertama, namun lebih banyak yang memberikan susu formula pada
usia dibawah 6 bulan. Sama halnya penelitian Lakshman yang lebih focus dan spesifik pada pemberian susu botol dan makanan obesogenik (14).
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian Alzaheb di Saudi Arabia (2015) menyatakan praktik pemberian sangat berguna sebagai pelengkap kekurangan gizi bayi
yang didapatkan dari air susu ibu (15). Makanan pendamping yang diberikan sesuai kebutuhan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan serta kesehatan bayi ( 16).
Pengenalan makanan pendamping yang lebih awal sebelum bayi berumur enam bulan, memiliki dampak yang negative sebagai pengganti ASI dan dapat menghentikan praktik
menyusui pada tahap awal (17, 18).
KESIMPULAN
Simpulan dibuat naratif dalam 1 (satu) paragraf atau lebih, berdasarkan hasil penelitian, dan tidak mencantumkan angka-angka statistik tanpa mengualngi kalimat yang sama.
Saran yang diberikan harus sesuai dengan simpulan yang diambil. Berikan saran untuk penelitian lanjutan bila ada.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih diungkapkan dengan wajar dan hanya ditujukan kepada mereka yang memberi kontribusi yang signifikan tetapi belum memenuhi syarat untuk dimasukkan
sebagai penulis (author) seperti Instansi Lokasi Penelitian atau Penyandang dana Penelitian.
KONFLIK KEPENTINGAN
Penulis menyatakan tidak ada konflik dalam publikasi artikel ini (Ketika tidak ada)
DAFTAR PUSTAKA
Bagian ini hanya memuat referensi yang benar-benar dirujuk dalam tulisan minimal 20 sumber, 5 tahun terakhir, 80% menggunakan Artikel Jurnal, menggunakan aplikasi
Mendeley dengan Style Vancouver dalam pengutipan

1. Bazzano AN, Kaji A, Felker-Kantor E, Bazzano LA, Potts KS. Qualitative Studies of Infant and Young Child Feeding in Lower-Income Countries: A Systematic
Review and Synthesis of Dietary Patterns. Nutrients. 2017;9(10):1140.
2. WHO CF. Family foods for breastfed children. Ginebra, Suiza: Organización Mundial de la Salud. 2000.
3. Wiryo H. Peningkatan gizi bayi, anak, ibu hamil, dan menyusui dengan bahan makanan lokal. Jakarta: Sagung Seto. 2002.
4. Ahmad A, Boediman D, Prawirohartono EP. Pola makanan pendamping air susu ibu dan status gizi bayi 0-12 bulan di Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar.
Jurnal Gizi Klinik Indonesia. 2006;3(1):58-65.
5. Aritonang E, Siagian A. Relation Between Food Consumption and Anemia in Children in Primary School in a Final Disposal Waste Area. Pakistan Journal of
Nutrition. 2017;16(4):242-8.
6. Hanson C, Lyden E, Furtado J, Van Ormer M, Anderson-Berry A. A comparison of nutritional antioxidant content in breast milk, donor milk, and infant formulas.
Nutrients. 2016;8(11):681.
7. Butte NF, Lopez-Alarcon MG, Garza C. Nutrient adequacy of exclusive breastfeeding for the term infant during the first six months of life. Department of
Nutrition For Health and Development, Child And Adolescent Health and Development. 2002.
8. Onsa NMKAaZO. Nutritional Assessment of the Adolescents in the Northern State of Sudan. Pakistan Journal of Nutrition 2014;13(2):79-87.
9. Coovadia HM, Rollins NC, Bland RM, Little K, Coutsoudis A, Bennish ML, et al. Mother-to-child transmission of HIV-1 infection during exclusive breastfeeding
in the first 6 months of life: an intervention cohort study. The Lancet. 2007;369(9567):1107-16.
10. WHO. Global Strategy for Infant and Young Child Feeding. World Health Organization. Geneva. 2013.
11. Darmstadt GL, Bhutta ZA, Cousens S, Adam T, Walker N, de Bernis L. Evidence-based, cost-effective interventions: how many newborn babies can we save? The
Lancet. 2005;365(9463):977-88.
12. Lok K, Chau P, Fan H, Chan K, Chan B, Fung G, et al. Increase in Weight in Low Birth Weight and Very Low Birth Weight Infants Fed Fortified Breast Milk
versus Formula Milk: A Retrospective Cohort Study. Nutrients. 2017;9(5):520.
13. Tabata M, Abdelrahman K, Hair A, Hawthorne K, Chen Z, Abrams S. Fortifier and Cream Improve Fat Delivery in Continuous Enteral Infant Feeding of Breast
Milk. Nutrients. 2015;7(2):1174.

3
Jurnal Dunia Gizi, Vol. x, No. x, Juni/Desember 20xx: xx-xx

14. Lakshman R, Ogilvie D, Ong KK. Mothers' experiences of bottle-feeding: a systematic review of qualitative and quantitative studies. Archives of disease in
childhood. 2009;94(8):596-601.
15. Alzaheb R. Factors Associated with the Early Introduction of Complementary Feeding in Saudi Arabia. International Journal of Environmental Research and Public
Health. 2016;13(7):702.
16. Tang L, Lee AH, Binns CW. Predictors of early introduction of complementary feeding: Longitudinal study. Pediatrics International. 2015;57(1):126-30.
17. Rao S, Swathi P, Unnikrishnan B, Hegde A. Study of complementary feeding practices among mothers of children aged six months to two years-A study from
coastal south India. The Australasian medical journal. 2011;4(5):252.
18. Kronborg H, Foverskov E, Væth M. Predictors for early introduction of solid food among Danish mothers and infants: an observational study. BMC pediatrics.
2014;14(1):243.

Anda mungkin juga menyukai