Anda di halaman 1dari 15

Artikel Jurnal

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KUALITAS TIDUR


PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MAESAN BONDOWOSO

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Sarjana Keperawatan

Oleh :

RISKA HANDAYANI

16.110.110.04

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
PERNYATAAN PERSETUJUAN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA


BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAESAN
BONDOWOSO

Riska Handayani
NIM. 16.1101.1004

Artikel jurnal ini telah diperiksa oleh pembimbing Skripsi Program Studi S1
Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

Jember, Juli 2020

Pembimbing I

Ns. Awatiful Azza, M.Kep., Sp. Kep. Mat


NIP.19701213 200501 2001

Pembimbing II

Ns. Siti Kholifah, S.Kep., M.Kep.


NPK. 19880 925.1.1.1703822
HUBUNGAN PEMBERIAN ASI DENGAN KUALITAS TIDUR
PADA BAYI USIA0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MAESAN BONDOWOSO

Oleh:
Riska Handayani , Awatiful Azza2), Siti Kholifah3)
1)

1)
Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
2,3)
Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember

Jl. Karimata 49 Jember. Telp: (0331) 332240 Fax : (0331) 337957 Email:
Fikes@unmuhjember.ac.id Website: http://fikes.unmuhjember.ac.id Email:
riskahandayani238@gmail.com

ABSTRAK

Masa bayi merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan. Salah
satu faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang bayi adalah istirahat atau tidur,
karena pada saat inilah terjadi repair neuro-brain dan kurang lebih 75% hormon
pertumbuhan diproduksi. ASI mengandung banyak protein, salah satunya adalah
L-Triptofan yang dapat mempermudah proses tidur pada bayi. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian korelasional dengan pendekatan retrospective
study dan teknik sampling yang digunakan yaitu cluster sampling yang bertujuan
untuk mengetahui hubungan pemberian ASI dan kualitas tidur pada bayi usia 0-6
bulan. Populasi pada penelitian ini adalah ibu menyusui dengan bayi usia 7-12
bulan yang memiliki riwayat menyusu saat usia 0-6 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Maesan sejumlah 304 responden dengan sampel 173 responden. Alat
pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner tentang pemberian ASI dan
BISQ (Brief Intant Sleep Questionnaire). Hasil penelitian dari 173 responden
terdapat 61,8% bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif dan 86,1% bayi dengan
kualitas tidur adekuat. Hasil dari analisis statistik menggunakan uji Chi Square
diperoleh nilai P value = 0,000 < 0,05 yang artinya ada hubungan antara
pemberian ASI dan kualitas tidur pada bayi usia 0-6 bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Maesan Bondowoso. Penelitian ini direkomendasikan kepada ibu
menyusui agar menjaga kualitas tidur pada bayi untuk mendukung pertumbuhan
dan perkembangan bayi secara optimal dengan cara pemberian ASI.

Kata kunci : Pemberian ASI; Kualitas Tidur; Bayi


THE RELATIONSHIP BETWEEN BREASTFEEDING AND
SLEEP QUALITY OF INFANTS AGED 0-6 MONTHS IN THE
PUBLIC HEALTH CENTER MAESAN BONDOWOSO
ABSTRACT

Infancy is a golden age of human growth and development. One of the factors that
affects a baby's growth and development is a rest or sleep because the repair
neuro-brain occurs and it produces approximately 75% of growth hormone at this
situation.The breast milk contains a lot of protein, one of them is L-
Tryptophan making the infant sleep more easily. This study uses a correlational
research design with a retrospective study approach and the sampling technique
used is cluster sampling aiming to find the correlation between the breastfeeding
and the sleep quality of the infants aged 0-6 months. The population of this study
was breastfeeding mothers who had the infants aged 7-12 months with a history of
breastfeeding at the age of 0-6 months in the Public Health Center of Maesan
where its working area had 304 respondents and the sample were 173
respondents. The data collection tool used was the questionnaires about
breastfeeding and BISQ (Brief Infant Sleep Questionnaire). The results of 173
respondents described that there was 61.8% infants receiving exclusive
breastfeeding and 86.1% infants having adequated sleep quality. The results were
analyzed by the Chi-Square test that obtained the value of P-value = 0,000 <0.05,
which meant there was a correlation between the breastfeeding and the sleep
quality of infants aged 0-6 months in the Public Health Center of Maesan
Bondowoso. This study is recommended for the lactating mothers aiming to
maintain the quality of infants‟ sleep that can support optimal growth and
development of infants by breastfeeding.

Keywords : Breastfeeding; Sleep Quality; Infant


PENDAHULUAN nyenyak. ASI merupakan satu-satunya
jenis nutrisi yang mencukupi seluruh
A. Latar Belakang unsur kebutuhan bayi baik fisik,
Periode neonatal atau neonatus psikologi, sosial maupun spiritual,
adalah bulan pertama kehidupan, dengan kandungan nutrisi, hormon,
selama periode ini bayi mengalami unsur kekebalan pertumbuhan, anti
pertumbuhan dan perkembangan yang alergi, serta anti inflamasi ASI juga
sangat menakjubkan Hamilton (2000) bermanfaat untuk tidur bayi, termasuk
dalam Indriyani (2016). Masa ini bayi masalah pada pernafasan dan perilaku
harus selalu dipantau oleh orang tua gelisah pada bayi (Galbally et al.,
sehingga peran orang tua harus mampu 2013). Nutrisi dalam ASI mencakup
memberikan perawatan dan memantau hampir 200 unsur zat makanan
perkembangan bayi baru lahir Hubertin (2004) dalam Indriyani
(Indriyani, 2016). Salah satu faktor (2016). ASI juga mengandung banyak
yang mempengaruhi tumbuh kembang protein, salah satunya adalah triptofan
bayi adalah tidur dan istirahat (asam amino) yang dapat
Mardiana (2009) dalam Nughraheni & mempermudah proses tidur pada bayi
Ambarwati (2018). (Saputra, 2013).
Penelitian yang dilakukan Secara nasional cakupan ASI
Lukmasari tahun 2017 menunjukkan eksklusif di Indonesia pada tahun 2017
bahwa bayi yang mengalami masalah sebanyak 35,73% sangat jauh dengan
tidur di Indonesia, yaitu sekitar 44,2% angka yang ditargetkan oleh Depkes
bayi mengalami gangguan tidur seperti RI yaitu 80% (Kemenkes RI, 2018).
sering terbangun di malam hari. Hasil Cakupan ASI eksklusif di Jawa Timur
penelitian yang dilakukan Nugraheni pada tahun 2017 sebesar 34,92 %,
tahun 2018 diperoleh data 52,4% bayi Kabupaten Bondowoso pada tahun
memiliki kualitas tidur sedang yaitu 2017 sebesar 70,5 %, sedangkan di
tidur pada malam hari kurang dari 12 Kecamatan Maesan masih terdapat
jam, terbangun lebih dari 2 kali dan sekitar 12,5% bayi yang tidak
mengalami masalah yang mengganggu termasuk cakupan ASI eksklusif dan
tidur seperti enurisis atau mengompol, secara teori mempunyai risiko
mimpi buruk dan lingkungan yang gangguan pada kualitas tidurnya
kurang nyaman. Ada beberapa faktor (Dinkes Kabupaten Bondowoso,
yang mempengaruhi tidur, antara lain 2017).
status kesehatan, lingkungan, stres Wilayah Kerja Puskesmas
psikologis, gaya hidup, obat-obatan, Maesan terdiri dari 12 kelurahan,
dan diet/nutrisi (Asmadi, 2012). dimana jumlah bayi usia 7-12 bulan
Nutrisi terbaik pada bayi adalah yaitu sebanyak 304 bayi. Berdasarkan
ASI, karena selain mudah dicerna oleh hasil studi pendahuluan di Posyandu
bayi ASI juga mengandung berbagai Sedap Malam 1 dan 2 Dusun Kosawah
unsur yang sesuai dengan kebutuhan Desa Gunungsari Kecamatan Maesan
bayi. Asupan nutrisi utama, yaitu dengan mewawancarai 8 ibu menyusui
pemberiaan ASI yang sesuai dengan yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan,
kebutuhan tubuh akan memungkinkan diperoleh data 3 ibu menyusui parsial
bayi usia 0-6 bulan untuk tidur dengan mengatakan bahwa bayi sulit untuk
memulai tidur pada malam hari, bayi 2. Tujuan Khusus
perlu kenyamanan lain seperti a. Mengidentifikasi
digendong dan ditimang untuk dapat pemberian ASI dengan
memulai tidur, dan 5 ibu menyusui kualitas tidur pada bayi
eksklusif mengatakan bahwa ketika usia 0-6 bulan di Wilayah
malam hari bayi bangun setiap 2-3 jam Kerja Puskesmas Maesan
sekali untuk menyusu, bayi akan Bondowoso.
tenang setelah merasa kenyang dan b. Mengidentifikasi kualitas
ketika menyusui ibu mengatakan tidur pada bayi usia 0-6
bahwa terkadang ia juga menepuk atau bulan di Wilayah Kerja
mengelus bayi untuk membuat bayi Puskesmas Maesan
tertidur kembali. Bondowoso.
Perawat merupakan salah satu c. bulan di Wilayah Kerja
pemberi pelayanan kesehatan baik Puskesmas Maesan
kepada individu, kelompok ataupun Bondowoso.
masyarakat. Salah satu peran perawat
yang dapat dilakukan sesuai dengan METODE PENELITIAN
fenomena diatas, yaitu sebagai Desain penelitian ini
edukator, dimana perawat harus bisa menggunakan desain penelitian
untuk memberikan pendidikan korelasional, yaitu desain penelitian
kesehatan atau edukasi kepada ibu yang dilakukan untuk melihat
menyusui tentang pentingnya hubungan antara variabel independen
pemberian ASI dan kualitas tidur bagi dengan variabel dependen
bayi, terutama bagi masyarakat yang (Notoatmodjo, 2012). Peneliti
berada di pedesaan yang minim akan menggunakan pendekatan
informasi. Berdasarkan hal tersebut retrospective study, yaitu suatu
perlu adanya suatu penelitian yang penelitian berupa pengamatan terhadap
berjudul ”Hubungan Pemberian ASI peristiwa-peristiwa yang telah terjadi.
dengan Kualitas Tidur pada Bayi Usia Populasi pada penelitian ini
0-6 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas adalah ibu menyusui dengan bayi usia
Maesan Bondowoso”. 7-12 bulan yang memiliki riwayat
menyusu saat usia 0-6 bulan di
B. Tujuan Penelitian Wilayah Kerja Puskesmas Maesan.
1. Tujuan Umum yaitu sebanyak 304 bayi dengan
Mengidentifikasi hubungan sampel yang digunakan sebanyak 173
pemberian ASI dengan responden yang telah diseleksi dengan
kualitas tidur pada bayi usia 0- kriteria inklusi. Teknik sampling yang
6 bulan di Wilayah Kerja digunakan adalah cluster sampling.
Puskesmas Maesan
Bondowoso.
Pengumpulan data dalam Chi Square yang bertujuan untuk
penelitian ini menggunakan kuesioner menganalisis ada atau tidaknya
tentang pemberian ASI dan kuesioner hubungan antara pemberian ASI
Brief Infant Sleep Questionaire (BISQ) dengan kualitas tidur pada bayi usia 0-
untuk mengukur kualitas tidur bayi. 6 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Data yang telah di dapatkan Maesan Bondowoso
kemudian dianalisis menggunakan uji
HASIL PENELITIAN
A. Data Umum
1. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Usia Ibu, Usia Bayi, Jumlah Anak, Agama, Tingkat
Pendidikan Terakhir, Pekerjaan, Jumlah Penghasilan Keluarga,Perawatan
Payudara Sebelum Melahirkan, Nutrisi Ibu Selama Hamil, Pola Tidur Ibu Selama
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Maesan Bondowoso, April 2020

Data Umum Frekuensi Persentase


Usia Ibu <20 tahun 19 11,0%
21-35 tahun 138 79,8%
>36 tahun 16 9,2%
Usia Bayi 7-8 bulan 49 28,3%
9-10 bulan 64 37,0%
11-12 bulan 60 34,7%
Jumlah Anak 1 anak 111 64,2%
2-3 anak 54 31,2%
>4 anak 8 4,6%
Agama Islam 171 98,8%
Kristen 2 1,2%
Katolik -
Hindu -
Budha -
Tingkat Pendidikan SD 50 28,9%
Terakhir SMP 63 36,4%
SMA 39 22,5%
Perguruan Tinggi 21 12,1%
Pekerjaan IRT tidak bekerja 134 77,5%
Buruh 11 6,4%
Wiraswasta 22 12,7%
PNS 6 3,5%
Jumlah Penghasilan UMR 139 80,3%
Keluarga <2.355.662,90
UMR 27 15,6%
=2.355.662,90
UMR 7 4,0%
>2.355.662,90
Perawatan Payudara Tidak pernah 54 34,1%
Sebelum Melahirkan Kadang-kadang 94 54,3%
Sering 20 11,6%
Nutrisi Ibu Selama Tidak tercukupi 5 2,9%
Hamil Tercukupi 168 92,5%
Pola Tidur Ibu Tidak tercukupi 13 7,5%
Selama Hamil Tercukupi 160 92,5%
Total 173 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat sejumlah 139 responden (80,3%),
diketahui bahwa sebagian besar usia jumlah terbanyak ibu menyusui yang
ibu menyusui adalah 21-35 tahun kadang-kadang melakukan perawatan
sejumlah 138 ibu (79,8%), usia bayi payudara sebelum melahirkan
terbanyak adalah 9-10 bulan, yaitu sejumlah 94 responden (54,3%),
sejumlah 64 bayi (37,0%), sebagian mayoritas nutrisi ibu selama hamil
besar ibu menyusui memiliki 1 anak, yang tercukupi pada ibu menyusui
yaitu sejumlah 111 responden sejumlah 168 responden (97,1%),
(64,2%), mayoritas ibu menyusui dan mayoritas pola tidur ibu
beragama Islam, yaitu sejumlah 171 tercukupi selama hamil pada ibu
responden (98,8%), tingkat menyusui sejumlah 160 responden
pendidkan terakhir ibu menyusui (92,5%).
terbanyak adalah SMP sejumlah 63
responden (36,4%). Tabel tersebut B. Data Khusus
juga menunjukkan bahwa frekuensi 1. Pemberian ASI
pekerjaan ibu menyusui sebagian Tabel 2. Distribusi Frekuensi
besar adalah ibu rumah tangga tidak Pemberian ASI dan Kualitas Tidur
bekerja dengan jumlah 134 pada Bayi Usia 0-6 Bulan di
responden (77,5%), mayoritas jumlah Wilayah Kerja Puskesmas Maesan
penghasilan keluarga ibu menyusui Bondowoso, April 2020
adalah dengan UMR < 2.355.662,90
Data Khusus Frekuensi Persentase
Pemberian ASI ASI Eksklusif 107 61,8%
ASI Non 66 38,2%
Eksklusif
Kualitas Tidur Adekuat 149 86,1%
Tidak Adekuat 24 13,9%
Total 173 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat (61,8%), dan mayoritas kualitas
diketahui bahwa sebagian besar tidur bayi pada saat usia 0-6 bulan
ibu menyusui memberikan ASI adekuat sejumlah 149 bayi
Eksklusif, yaitu sebesar 107 bayi (86,1%).
2. Hubungan Pemberian ASI dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 0-6 Bulan di Wilayah
Kerja Puskesmas Maesan Bondowoso.
Tabel 3. Hubungan Pemberian ASI dengan Kualitas Tidur pada Bayi Usia 0-6
Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Maesan Bondowoso, April 2020
Kualitas Tidur
Adekuat Tidak Total P value
adekuat
N % n % n %
Pemberian ASI 102 95,3 5 4,7 107 100
ASI Eksklusif 0,000
ASI Non 47 71,2 19 28,8 66 100
Eksklusif
Total 149 86,1 24 13,9 173 100

Tabel diatas merupakan hasil lainnya kecuali obat, vitamin atau


dari korelasi dukungan pemberian ASI mineral sampai bayi usia 0-6 bulan
dengan kualitas tidur pada bayi usia 0- Riskesdas (2010) dalam Kemenkes
6 bulan dengan menggunakan uji RI (2014).
statistik Chi Square, hasil yang Berkaitan dengan pemberian
diperoleh p = 0,000 artinya p ≤ 0,05. ASI eksklusif, ada beberapa potensi
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kemungkinan yang mendukung
H1 yang artinya ada hubungan antara ditinjau dari data demografi salah
pemberian ASI dengan kualitas tidur satunya yaitu pekerjaan ibu,
pada bayi usia 0-6 bulan di Wilayah mayoritas ibu menyusui di Wilayah
Kerja Puskesmas Maesan Bondowoso. Kerja Puskesmas Maesan
Bondowoso adalah ibu rumah
PEMBAHASAN tangga tidak bekerja yaitu sebesar
A. Interpretasi Dan Diskusi Hasil 134 responden (77,5%) dan dari
1. Identifikasi Pemberian ASI 134 ibu tersebut terdapat 87
Berdasarkan hasil penelitian responden (64,9%) yang
yang dilakukan di Wilayah Kerja memberikan ASI eksklusif.
Puskesmas Maesan Bondowoso Ibu yang tidak bekerja
dengan jumlah sampel 173 memiliki kemungkinan besar untuk
responden dapat diketahui bahwa memberikan ASI secara eksklusif
sebagian besar ibu memberikan ASI dibandingkan dengan ibu yang
eksklusif pada bayi, yaitu sejumlah bekerja. Hal ini dikarenakan ibu
170 responden (61,8%). Pemberian yang tidak melakukan pekerjaan
ASI eksklusif merupakan suatu diluar rumah akan memiliki banyak
kondisi dimana bayi hanya waktu dan kesempatan untuk
diberikan ASI saja sejak 24 jam menyusui bayinya dibandingkan
pertama setelah persalinan tanpa dengan ibu yang bekerja diluar
tambahan makanan atau minuman rumah Kurniawan (2013) dalam
Putri, et al., (2013). Hal tersebut merespon stimulus, sehingga
didukung oleh penelitian yang kondisi rileks ini dapat
dilakukan (Koba, 2019) penelitian memperlancar pengeluaran hormon-
tersebut menunjukkan bahwa dari hormon laktasi.
39 responden sebagian besar yang Potensi kemungkinan lain
memberikan ASI eksklusif adalah yang mendukung berdasarkan data
ibu rumah tangga tidak bekerja demografi yakni usia ibu, dalam
yaitu sejumlah 14 orang (73,68%). penelitian ini sebagian besar ibu
Hal tersebut dapat terjadi karena ibu menyusui berusia 21-35 tahun yaitu
rumah tangga tidak bekerja sejumlah 138 responden (79,8%).
memiliki waktu yang cukup untuk Usia 20-35 tahun merupakan usia
memberikan ASI eksklusif yang aman dan dianjurkan untuk
dibandingkan dengan ibu yang kehamilan persalinan dan menyusui
bekerja, sehingga perilaku (BKKBN, 2018).
pemberian ASI eksklusif Menurut Hidajati (2012)
kemungkinan besar dapat dalam Ulfah and Nugroho (2020)
dilakukan. ibu dengan usia kurang dari 20
Menurut Sutanto (2018) tahun memiliki fisik, mental dan
stres merupakan salah satu faktor psikologi yang belum matang saat
yang dapat mempengaruhi menghadapi kehamilan, persalinan,
meningkatnya hormon prolaktin dan pemberian ASI. Sedangkan ibu
yang berfungsi dalam produksi ASI. dengan usia lebih dari 35 tahun
Ibu yang tidak bekerja produksi hormon relatif berkurang
kemungkinan memiliki tingkat stres sehingga proses laktasi tidak dapat
yang lebih rendah dibandingkan berjalan dengan baik, kondisi fisik
dengan ibu yang bekerja, karena dan alat reproduksi yang sudah
tidak ada hal khusus yang menurun secara fungsi akan
berhubungan dengan beban kerja menimbulkan resiko bawaan pada
yang menjadi tanggung jawabnya, bayi ataupun kesulitan ibu saat
sehingga ibu tidak bekerja kehamilan.
cenderung bersifat fokus dalam Hal tersebut sejalan dengan
perawatan bayi termasuk dalam hal penelitian yang dilakukan oleh
laktasi (Indriyani and Asmuji, (Afriyani et al., 2018) yang
2017). menunjukkan bahwa terdapat
Hal tersebut didukung oleh hubungan antara umur ibu dengan
penelitian yang dilakukan oleh pemberian ASI eksklusif. Penelitian
Amalia (2016) penelitian tersebut tersebut menjelaskan bahwa ibu
menunjukkan adanya hubungan dengan usia 20-35 tahun
stres dengan kelancaran ASI pada mempunyai kecenderungan 2,967
ibu menyusui pasca persalinan. kali lebih besar untuk menyusui
Penelitian tersebut menjelaskan secara eksklusif dibandingkan pada
bahwa ibu yang dapat kelompok ibu dengan usia kurang
mengendalikan emosional serta dari 20 atau lebih dari 35 tahun.
psikologisnya dengan baik akan
berdampak baik pada tubuh dalam
2. Kualitas Tidur Bayi sangat berbeda dengan ibu banyak
Berdasarkan hasil penelitian anak dimana perhatiannya dalam
yang dilakukan pada seluruh sampel mengasuh anak akan terpecah
dengan jumlah 173 responden apalagi jika jarak kelahiran terlalu
diketahui bahwa sebagian besar dekat. Hal tersebut sejalan dengan
bayi memiliki kualitas tidur yang penelitian yang dilakukan oleh
adekuat sejumlah 149 bayi (86,1%). Azizah and Rahmawati (2018)
Tidur bayi dikatakan berkualitas dalam penelitian tersebut terdapat
jika tidur tidak kurang dari 9 jam, (40%) responden dengan anak ke
frekuensi bangun tidak lebih dari 3 satu, penelitian tersebut
kali, dan lama terbangunnya tidak menjelaskan bahwa ibu yang
lebih dari 1 jam. Selain itu keadaan memiliki satu anak akan lebih
bayi yang selalu rewel dan banyak waktu untuk mengasuh dan
menangis saat bangun tidur, serta terfokus sehingga dapat
sulit untuk tidur kembali menjadi menjalankan peran yang positif
indikator adanya gangguan tidur dalam pencapaian perkembangan
pada bayi sehingga dapat anak sesuai dengan usia tahapan
mempengaruhi kualitas tidurnya perkembangannya.
Yulianti (2015) dalam Pase and Berdasarkan data demografi
Zendrato (2016). yang dilakukan di Wilayah Kerja
Ditinjau dari data demografi Puskesmas Maesan Bondowoso
terdapat salah satu kemungkinan terdapat 111 bayi yang merupakan
yang dapat mendukung tingginya anak ke satu dengan presentase
frekuensi kualitas tidur yang (64,2%) dan terdapat 99 bayi
adekuat pada bayi di Wilayah Kerja (89,2%) dengan kualitas tidur yang
Puskesmas Maesan Bondowoso, adekuat. Hal tersebut didukung oleh
yaitu jumlah anak. Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Afriyani, et al., (2018) jumlah anak Hellen et al., (2018) penelitian
diperkirakan ada kaitannya dengan tersebut menjelaskan bahwa anak
fokus orang tua, pada anak pertama akan merasa tenang, aman dan
fokus orang tua dalam memberikan nyaman ketika bersama dengan ibu,
asuhan kepada anak masih belum sehingga bayi akan lebih mudah
terpecah dan sedang memiliki dan nyenyak tidurnya ketika didekat
semangat yang tinggi untuk menjadi ibu.
orang tua baru, sehingga orang tua
akan berhati-hati dalam merawat 3. Hubungan Pemberian ASI dengan
anak dan ingin selalu berada Kualitas Tidur pada Bayi
disamping anak untuk memberikan Berdasarkan hasil penelitian
asuhan yang baik. yang dilakukan dengan
Soetjiningsih (2012) juga menggunakan uji Chi-Square
mengatakan bahwa jumlah anak didapatkan hasil p value 0,00 < 0,05
yang banyak akan mengakibatkan yang artinya ada hubungan antara
berkurangnya perhatian dan kasih pemberian ASI dengan kualitas
sayang yang diberikan kepada anak, tidur pada bayi usia 0-6 Bulan di
perhatian ibu dengan satu anak akan Wilayah Kerja Puskesmas Maesan
Bondowoso. Menurut (Asmadi, Hal tersebut sejalan dengan
2012) seseorang akan lebih mudah penelitian yang dilakukan oleh
tidur jika memakan makanan yang Hellen et al., (2018) dengan judul
banyak mengandung L-Triptofan “Breastfeeding, Bed-Sharing and
seperti keju, susu, daging dan ikan Infant Sleep” penelitian ini
tuna. ASI banyak mengandung menunjukkan bahwa frekuensi
protein salah satunya adalah bangun malam pada bayi dengan
triptofan, sehingga pemberian ASI ASI eksklusif lebih banyak
dapat mempermudah proses tidur dibandingkan dengan bayi yang
pada bayi Saputra (2013). mendapatkan susu formula. Elias
Penelitian yang dilakukan (1968) dalam Hellen et al., (2018)
oleh (Huang et al., 2016) dengan juga menjelaskan bahwa jarang
judul “Feeding Methods, Sleep terbangun dari tidur ketika malam
Arrangement, and Infant Sleep hari pada usia dini 4 bulan
Patterns: a Chinese Population- merupakan suatu hal yang sangat
Based Study” menunjukkan bahwa mengherankan jika dianggap dari
pemberian ASI berkaitan dengan sudut evolusi, karena bayi manusia
pola tidur bayi, dimana bayi dengan sama seperti primata lainnya yang
ASI secara eksklusif mendapatkan secara fisiologis juga disesuaikan
tidur yang tenang pada malam hari untuk sering menyusui dan kontak
dibandingkan dengan bayi yang fisik dengan ibunya.
mendapatkan ASI non eksklusif,
tetapi tidak ada perbedaan yang B. Keterbatasan Penelitian
ditemukan dalam total tidur 24 jam. 1. Instrumen
Peneliti tersebut mengatakan bahwa Penelitian ini menggunakan
hal tersebut terjadi karena tingkat instrumen penelitian berupa
melatonin pada ASI yang kuesioner, dimana kuesioner
meningkat pada malam hari. pada variabel independen belum
Menurut Indriyani (2016) dilakukan uji validitas dan
protein dalam ASI lebih banyak reabilitas terlebih dahulu.
terdiri dari protein whey yang lebih 2. Responden
mudah diserap oleh usus bayi Pengambilan data terhalangi
dibandingkan dengan bayi yang karena terjadinya pandemi
diberikan susu formula. Bayi yang COVID-19. Rencana awal
sehat dapat mengosongkan satu penelitian ini akan dilakukan
payudara sekitar 5-7 menit dan ASI pada bulan April dan akan
dalam lambung bayi akan kosong dilakukan langsung oleh peneliti
dalam waktu 2 jam, oleh karena itu dengan responden ketika
bayi dengan ASI eksklusif akan posyandu, namun karena
lebih sering terbangun pada malam terjadinya wabah tersebut
hari karena merasa lapar, namun hal peneliti mengambil data dengan
tersebut justru akan berdampak baik cara menitipkan kuesioner
dalam produksi ASI (Sutanto, kepada beberapa kader ketika
2018). pelaksanaan imuniasi di Balai
Desa karena adanya kesamaan
jadwal imunisasi yang Tenaga kesehatan juga dapat
dilakukan ditiap desa. Peneliti mengarahkan ibu menyusui untuk
juga melakukan pengambilan mendapatkan informasi tentang
data dengan dor to dor kerumah pentingnya kualitas tidur bagi bayi
responden. terhadap pertumbuhan dan
perkembangan bayi, karena masih
C. Implikasi Keperawatan banyak responden yang
Menurut Saputra (2013) menganggap bahwa masalah tidur
ada beberapa faktor yang dapat pada bayi merupakan hal yang
mempengaruhi kualitas tidur pada biasa dan lumrah terjadi.
bayi, salah satunya diet/nutrisi.
Makanan yang banyak KESIMPULAN DAN SARAN
mengandung L-Triptofan seperti A. Kesimpulan
keju, daging, susu, dan ikan tuna 1. Pemberian ASI di Wilayah Kerja
dapat menyebabkan orang untuk Puskesmas Maesan Bondowoso
lebih mudah tidur. ASI banyak jumlah terbanyak adalah
mengandung protein salah satunya pemberian ASI Eksklusif yaitu
adalah triptofan, oleh karena itu sejumlah 107 bayi (61,8%).
ASI dapat membantu bayi untuk Pemberian ASI Non Eksklusif
lebih cepat tidur (Asmadi, 2012). berjumlah 66 bayi (38,2%).
Hasil pengolahan data 2. Kualitas tidur pada bayi usia 0-6
dapat diketahui bahwa bayi yang bulan di Wilayah Kerja
mendapatkan ASI Eksklusif Puskesmas Maesan Bondowoso
mempunyai kualitas tidur yang jumlah terbanyak adalah kualitas
adekuat. Hal ini dapat dilihat dari tidur adekuat yaitu sejumlah 149
hasil penelitian dimana sebagian bayi (86,1%), sisanya terdapat 24
besar bayi mendapatkan ASI bayi (13,9%) dengan kualitas
Eksklusif, dan dapat diketahui tidur yang tidak adekuat.
pula bahwa kualitas tidur yang 3. Ada hubungan antara pemberian
adekuat sebagian besar dimiliki ASI dengan kualitas tidur pada
oleh bayi yang mendapatkan ASI bayi usia 0-6 bulan di Wilayah
Eksklusif daripada bayi yang Kerja Puskesmas Maesan
mendapatkan ASI Non Eksklusif. Bondowoso.
Perlu adanya peningkatan
informasi dalam implikasi B. Saran
keperawatan terhadap ibu 1. Responden
menyusui mengenai manfaat Penelitian ini disarankan bagi
pemberian ASI dan pentingnya ibu menyusui agar menjaga
kualitas tidur yang adekuat pada kualitas tidur pada bayi untuk
bayi untuk mendukung mendukung pertumbuhan dan
pertumbuhan dan perkembangan perkembangan bayi secara
yang optimal. Pemberian optimal dengan cara
informasi tersebut dapat diberikan memberikan ASI kepada bayi.
ketika kegiatan Posyandu dengan
metode ceramah dan tanya jawab.
2. Keluarga benar-benar valid. Disarankan
Penelitian ini disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk
keluarga untuk dapat selalu melakukan penelitian lebih
mendukung ibu dalam lanjut mengenai pemberian ASI
memberikan ASI Eksklusif dan Eksklusif dan ASI non eksklusif
menjaga kualitas tidur sang dengan kualitas tidur pada bayi
bayi. usia 0-6 bulan menggunakan
3. Pendidkan Keperawatan analisis multivariat dengan
Penelitian ini disarankan dapat menghubungkan tiap variabel.
memberikan masukan dan Peneliti selanjutnya juga
meningkatkan pengetahuan disarankan untuk melakukan
terhadap pentingnya pemberian penelitian lebih lanjut tentang
ASI untuk menjaga kualitas hubungan kualitas tidur dengan
tidur yang adekuat pada bayi tumbuh kembang bayi usia 0-6
untuk mendapatkan bulan.
pertumbuhan dan
perkembangan yang optimal. DAFTAR PUSTAKA
4. Tenaga Kesehatan
Penelitian ini disarankan bagi Afriyani, R., Savitri, I. and Sa‟adah, N.
tenaga kesehatan untuk lebih (2018) „Pengaruh Pemberian
aktif, inovatif, komunikatif, dan ASI Eksklusif di BPM
kreatif dalam memberikan Maimunah Palembang‟, Jurnal
pendidikan kesehatan tentang Kesehatan, 9(2), p. 331. doi:
pentingnya kualitas tidur bagi 10.26630/jk.v9i2.640.
pertumbuhan dan Asmadi (2012) Teknik Prosedural
perkembangan bayi. Keperawatan : Konsep dan
5. Pelayanan Kesehatan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien.
Penelitian ini disarankan bagi 1st edn. Edited by H. Haroen.
pelayanan kesehatan untuk Jakarta: Salemba Medika.
mengembangkan proses
pemberian asuhan keperawatan Azizah, N. and Rahmawati, D. (2018)
dalam mengatasi gangguan tidur „Journal of Issues in‟, pp. 38–46.
pada bayi dengan cara Engler, A. C. et al. (2012)
pemberian ASI. „Breastfeeding may improve
6. Peneliti Selanjutnya nocturnal sleep and reduce
Penelitian ini dapat digunakan infantile colic: Potential role of
sebagai bahan informasi dan breast milk melatonin‟,
menambah informasi untuk European Journal of Pediatrics,
melakukan penelitian 171(4), pp. 729–732. doi:
selanjutnya. Selain itu 10.1007/s00431-011-1659-3.
disarankan bagi peneliti
Galbally, M. et al. (2013)
selanjutnya untuk melakukan uji
„Breastfeeding and infant sleep
validitas dan reliabilitas
patterns: An Australian
instrumen pada variabel
population study‟, Journal of
independen agar instrumen
Paediatrics and Child Health, Status Sosial Ekonomi Orangtua
49(2). doi: 10.1111/jpc.12089. dengan Pemberian ASI Eksklusif
Huang, X. N. et al. (2016) „Feeding di Kota Manado‟, Fakultas
methods, sleep arrangement, and Kesehatan Masyarakat
infant sleep patterns: a Chinese Universitas Sam Ratulangi, pp.
population-based study‟, World 1–9.
Journal of Pediatrics, 12(1), pp. Pase, M. and Zendrato, R. Y. (2016)
66–75. doi: 10.1007/s12519-015- „Hubungan Baby Massage
0012-8. dengan kualitas tidur tahun
Indriyani, D. dkk (2016) Edukasi 2016‟, Journal of Chemical
Postnatal dengan pendekatan Information and Modeling,
family centered maternity care 53(9), pp. 1689–1699. doi:
(FCMC). Yogyakarta: Trans 10.1017/CBO9781107415324.00
Medika. 4.
Indriyani Diyan and Asmuji (2017) „In Putri, N. A., Sukarya, W. S. and
Postpartum ‟ S Mother Work Achmad, S. (2013) „Pemberian
And Do Not Work In Sumbersari ASI Eksklusif Pada Wanita
Jember Puskesmas Area‟, Jurnal Pekerja Pabrik Lebih Sedikit
Penelitian IPTEKS, 2(2), pp. Daripada Ibu Rumah Tangga‟,
148–153. Kedokteran, Fakultas Bandung,
Universitas Islam, pp. 880–885.
Koba, E. R. (2019) „Hubungan Jenis
Pekerjaan Ibu Dengan Safitri, I., Ariana, S. and Wijayanti, A.
Pemberian Asi Pada Bayi Di C. (2018) „Hubungan Perawatan
Puskesmas Ranomuut Manado‟, Payudara Dengan Kelancaran
Jurnal Keperawatan, 7(1), pp. Produksi ASI‟, 8(1), pp. 13–19.
1–6. Saputra Lyndon (2013) Pengantar
Notoatmodjo, S. (2012) Metodologi Kebutuhan Dasar Manusia.
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Edited by Agustina. Jakarta:
Rineka Cipta. Binarupa Aksara.
Nughraheni, R. I., Ambarwati, R. and Sutanto, A. V. (2018) Asuhan
Marni (2018) ‘Upaya Kebidanan Nifas & menyusui.
Peningkatan Kualitas Tidur Bayi Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Usia 3-12 Bulan Dengan Terapi Ulfah, H. R. and Nugroho, F. sStyo
Pijat Akademi Keperawatan Giri (2020) „Hubungan usia,
Satria Husada Wonogiri‟, 7(1), pekerjaan dan pendidikan ibu
pp. 19–23. dengan pemberian asi eksklusif‟,
Pasaribu, P., Mayulu, N. and Malonda, Ilmiah Keperawatan, 8(1), pp.9–
N. S. H. (2017) „Hubungan 18.

Anda mungkin juga menyukai