Anda di halaman 1dari 16

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA


Jln. Manila No. 37 Sumberece Kota Kediri Telp. (0354) 7009713 Fax. (0354) 695130

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

NAMA : AGUNG CAHYO FITRIYONO


NIM : 2112B1264

A. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan
tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg ( Smeltzer, Bare, 2002).

B. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu:
1. Hipertensi Esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga
hipertensi idiopatik. Terdapat sekitar 95% kasus. Banyak faktor yang mempengaruhinya
seperti genetik, lingkungan, hiperaktifitas. Meskipun hipertensi primer belum diketahui
dengan pasti penyebabnya, data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering
menyebabkan terjadinya hipertensi, faktor tersebut yaitu:
a. Faktor keturunan
b. Ciri Perorangan
c. Kebiasaan hidup
2. Hipertensi Sekunder atau renal yaitu hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain.
Merupakan 10 % dari seluruh kasus hipertensi adalah hipertensi sekunder, Faktor pencetus
munculnya hipertensi sekunder antara lain : penggunaan kontrasepsi oral, neurogenik ( tumor
otak, ensefalitis, gangguan psikiatris ), kehamilan, peningkatan tekanan intravaskuler, luka
bakar dan stress ( Udjianti, Wajan, 2011 ).

C. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat
vasomotor, pada medulla dari otak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang
berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di
toraks dan abdormen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang
bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke
pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya norepeneprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh
darah terhadap vasokonstriksi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai
respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas

IIK STRADA INDONESIA


www.iik-strada.ac.id
vasokontriksi. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan
pelepasan renin, yang merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi
angiotensin II. Suatu vasokonstriktor yang dapat merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Hormon yang menyebabkan retensi natrium yang menyebabkan peningkatan intravaskuler.
Semua faktor yang cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

D. Pathway

Hiperlipidemia, merokok, obesitas


Gaya hidup, faktor emosional

Implus saraf simpatis

Ganglia simpatis, neuron


Perganglion melepaskan asetikolin
Resiko penurunan curah Gangguan perfusi jaringan
jantung Merangsang serabut saraf
serebral
Ganglion ke pembuluh darah

Penurunan aliran Norepineprine dilepaskan Respon gi track


meningkat
darah ke ginjal
Vasokonstriksi pembuluh darah Nausea, vomitus
Pengaktifan sistem
renin angrotensin Tahanan perifer meningkat Anoreksia

Merangsang sekrei aldosteron Peningkatan tekanan darah


dan kortek adrenal Gangguan pemenuhan
nutrisi
Perubahan vaskuler retina
Retensi Na + H2O
Gangguan penglihatan Tubuh kekurangan
Oedem kalori

Resiko tinggi cidera Kelemahan fisik


Kelebihan volume
cairan
Resiko penurunan curah
jantung

IIK STRADA INDONESIA


www.iik-strada.ac.id
E. Tanda dan Gejala
Tanda dan gelala hipertensi yaitu: sakit kepala, epitaksis, rasa berat di tengkuk, mata
berkunang – kunang, mual, muntah, kelemahan / letih, sesak nafas, kenaikan tekanan darah dari
normal, penurunan kekuatan genggaman tangan, pandangan mata kabur/tidak jelas. ( aziza, lucky,
2007 ).

F. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

1. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler


serebral.
Tujuan : Tidak terjadi kerusakan jaringan
KH : Melaporkan nyeri atau ketidaknyamanan hilang atau terkontrol, Mengikuti regimen
farmakologi yang diresepkan
Intervensi :
a. Mempertahankann tirah baring selama fase akut
b. Pantau tanda – tanda vital
c. Beri tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala,
Misal ; kompres dingin pada dahi, beri pijatan di leher atau punggung
d. Ajarkan teknik relaksasi
e. Hilangkan atau minimalkan aktivitas vasokonstriksi yang dapat meningkatkan sakit kepala
Misal ; mengejan saat buang air besar, batuk panjang, membungkuk
f. Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi analgetik

2. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dengan
intake yang tidak adekuat ( Doengoes, 2003 ).
Tujuan : Kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi, peningkatan nafsu makan, mukosa bibir
lembab tidak terjadi penurunan berat badan.
KH : Nafsu makan dapat meningkat, dapat mengabis kan diit dari rumah sakit, Timbang
berat badan setiap hari.
Intervensi:
a. Beri makan dalam porsi sedikit tapi sering
b. Kaji ulang pola makan pasien
c. Motivasi pasien untuk makan
d. Awasi pemasukan diit
e. Beri hygiene oral sebelum dan sesudah makan
f. Kolaborasi dengan tim gizi dalam pemenuhan nutrisi bagi pasien

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik .


Tujuan : Dapat melakukan aktivitas secara mandiri
KH : Hasil aktivitas dapat dilakukan secara optimal, aktivitas dapat dilakukan sendiri
Intervensi:
a. Observasi keadaan umum
b. Kaji tingkat aktivitas pasien
c. Bantu pasien dalam melakukan aktivitas
d. Anjurkan keluarga untuk membantu pasien dalam memenuhi kebutuhan
e. Beri dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri bertahap jika dapat ditoleransi

IIK STRADA INDONESIA


www.iik-strada.ac.id
TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan pada tanggal 13 Desember 2021 di ruang hesti I, Rumah Sakit
Bantuan Brawijaya Lawang. Data diperoleh dari pasien, keluarga, dan catatan medik.
1. Identitas Diri Pasien
Nama Tn. H, Umur 60 tahun, jenis kelamin laki – laki. Alamat Jatigunting, 01/07, Wonorejo,
Pasuruan, status perkawinan sudah menikah, agama Islam, suku jawa, pendidikan SD,
pekerjaan sebagai petani, No. RM 068309, Diagnosa medik Hipertensi.

2. Keluhan utama Pasien mengeluh kepalanya pusing. Riwayat kesehatan sekarang sebelum
dibawa ke Rumah Sakit pasien mengeluhkan kepalanya terasa pusing, perut terasa
mual,muntah bercampur darah, dan tangan terasa kesemutan. Kemudian oleh keluarga Tn. H
langsung di bawa ke Rumah Sakit Bantuan Brawijaya Lawang agar segera mendapatkan
penanganan lebih lanjut. Riwayat kesehatan dahulu 9 tahun yang lalu Tn. H pernah di rawat
di Rumah Sakit Bantuan Brawijaya Lawang karena kecelakan.

IIK STRADA INDONESIA


www.iik-strada.ac.id
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
INSTITUT ILMU KESEHATAN STRADA INDONESIA
Jln. Manila No. 37 Sumberece Kota Kediri Telp. (0354) 7009713 Fax. (0354) 695130

FORMAT RESUME KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Tanggal MRS : 12 Desember 2020 Jam Masuk : 13.10


Tanggal Pengkajian : 13 Desember 2020 No. RM : 068309
Jam Pengkajian : 09.00 Diagnosa Masuk : Hipertensi

A. IDENTITAS

1. Nama Pasien : Tn. H


2. Umur : 60 Th
3. Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : Sd
6. Pekerjaan : Tani
7. Alamat : Ds. Jatigunting, RT/RW, 01/07, Kec.Wonorejo,Kab. Pasuruan.
8. Sumber Biaya : BPJS

B. KELUHAN UTAMA

Keluhan utama : Pasien mengatakan kepala terasa pusing, tengkuk terasa kaku, tangan terasa kesemutan.

C. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Riwayat Penyakit Sekarang : Tidak Ada

D. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK

1. Tanda tanda vital


S : 36,8 oC, N : 90 x/mnt, TD : 170/110 mmHg, RR : 20 x/mnt
Kesadaran : Compos Mentis, Apatis, Somnolen, Sopor, Koma

2. B1 / PERNAFASAN

Pola nafas : Teratur


Bentuk dada : Simetris
Retraksi dada : Tidak ada
Irama nafas : Teratur
Suara nafas : Bersih
Deviasi trachea : Tidak
Batuk : Tidak ada
Pernafasan cuping hidung : Tidak ada
Alat bantu nafas : Tidak ada

3. B2 / KARDIOVASKULER

CRT : < 2 detik


Irama : Teratur
Bunyi jantung : Normal
Diaporesis : Tidak
Acral : Hangat
Conjungtiva : Tidak anemis
Sklera : Tidak ikterik
Pembesaran vena jugularis : Tidak
Perdarahan : Tidak ada

4. B3 / PERSYARAFAN

Kesadaran : Komposmentis
Respon terhadap nyeri : Ada
Pupil : Isokor
Reflek cahaya : Positif
Kejang : Tidak ada
Kaku kuduk : Ada
Tremor : Tidak ada
Kelainan panca indra : Tidak ada
Kejang : Tidak ada
Keluhan / Kelainan : Tidak ada

5. B4 / PERKEMIHAN

Kandung kemih : Tidak ada kelaina


Produksi urine : Ada, Frekuensi BAK: 5x, Warna: Bening
Alat bantu : Tidak ada
Kelainan : Tidak ada

6. B5 / PERCERNAAN

Nafsu makan/minum : Menurun


Frekuensi makan dirumah : 1x/hari
Frekuensiminum dirumah : 5x/hari
Muntah : Ya
Mulut : Kering
Lidah : Kotor
Gigi : Kotor
Tenggorokan : Nyeri telan
Perut/Abdomen : Kembung
Peristaltik usus : Tidak ada
BAB : Ya, Frekuensi: 1x/hari
Konsistensi dan Warna : Cair, Kuning
Kelainan : Tidak ada
7. B6 / MUSKULO SKELETAL

Pergerakan sendi : Terbatas


Otot : Atropi
Kekuatan otot :
2 2

2 2

Hemiplagi : Tidak ada

Parase : Tidak ada

Fraktur : Tidak ada

Penggunaan alat bantu gerak : Tidak ada

Kelainan : Tidak ada


ANALISIS DATA

No Data Fokus Problem Etiologi


DS : Pasien mengatakan kepala
terasa pusing, tengkuk terasa
kaku, tangan terasa
kesemutan..

DO : Pasien tampak lemas, mata Gangguan Perfusi Jaringan Peningkatan Tekanan


1.
sulit untuk di buka, Serebral Intrakranial
TD: 170/110 mmHg
Nadi: 92 x/mennit
RR: 24 x/menit
S: 36,8˚ c
DS : Pasien mengatakan makan
hanya habis ½ porsi
tenggorokanya sakit saat
menelan. Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
2. Intake Yang Tidak Adekuat
Tubuh
DO : Mukosa bibir kering, Berat
badan sebelum sakit 75 kg,
Sesudah sakit 60 kg.
DS : Pasien mengatakan tangan
kirinya sulit untuk
digerakkan (mengeggam),
belum bisa duduk, kaki juga
masih kaku untuk
3. digerakkan, belum bisa Intoleransi Aktivitas Kelemahan Fisik
banyak gerak.

DO : Semua kebutuhan pasien


dibantu oleh keluarga.

E. DIAGNOSA KEPERAWATAN :

1. Gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial.


2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat.
3. Intolerasi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik

IIK STRADA INDONESIA

www.iik-strada.ac.id
INTERVENSI

Tanggal Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Paraf


1. Pantau tekanan darah.
2. Pertahankan tirah baring
selama fase akut.
Setelah dilakukan 3. Ajari teknik relaksasi.
tindakan keperawatan 4. Beri tindakan
selama 3 x 24 jam tidak nonfarmakologis untuk
terjadi kerusakan organ, menghilangkan rasa sakit
dengan. misal: kompres dingin pada
dahi, pijat, punggung atau
Kriteria hasil: leher.
13 1. Tekanan darah 5. Anjurkan pasien untuk
Gangguan Perfusi Agung
Desember dalam batas meminimalkan aktivitas
Jaringan Serebral C.F
2021 normal (130/90 yang dapat menyebabkan
mmHg – 140/95 kepala pusing misal:
mmHg). mengejan saat buang air
2. Pasien tidak besar, batuk panjang,
nampak lemas. membungkuk.
3. Mata berkedip 6. Bantu pasien dalam
secara normal. ambulasi sesuai kebutuhan.
7. Kolaborasi dengan tim
dokter dalam pemberian
terapi.
Setelah dilakukan 1. Beri makanan dalam porsi
tindakan keperawatan 3 sedikit tapi sering.
X 24 jam kebutuhan 2. Motivasi pasien untuk
nutrisi pasien dapat menghabiskan
terpenuhi, dengan. makanannya.
3. Beri higien oral sebelum
13 Kriteria hasil: dan sesudah makan.
Nutrisi Kurang dari Agung
Desember 1. Mukosa bibir 4. Awasi pemasukan diit.
Kebutuhan Tubuh C.F
2021 lembab. 5. Kaji ulang pola makan.
2. Diit dari rumah 6. Berikan diet,makanan
sakit bisa habis. ringan tambahan yang
3. Tidak mengalami disukai pasien.
penurunan berat 7. Kolaborasi dengan ahli
badan. gizi.
1. Observasi keadaan umum.
Setelah dilakukan tindakan 2. Kaji tingkat aktivitas
keperawatan selama 3 X 24 pasien.
jam diharapkan pasien dapat 3. Bantu pasien dalam
memenuhi kebutuhannya melakukan aktivitas.
13 secara optimal, dengan. 4. Beri support kepada pasien. Agung
Desember Intoleransi Aktifitas 5. Anjurkan keluarga untuk
C.F
2021 Kriteria hasil: membantu pasien dalam
memenuhi kebutuhannya.
1. Aktivitas dapat 6. Beri dorongan untuk
dilakukan secara melakukan
mandiri. aktivitas/perawatan diri.
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

IIK STRADA INDONESIA

www.iik-strada.ac.id
Diagnosa Keperawatan Hari, Implementasi Hari, Evaluasi
Tanggal / Tanggal /
Jam Jam

Gangguan Perfusi Jaringan S: Px mengatakan pusing sudah


Serebral berkurang, kaku
1. Memantau tekanan darah. tengkukmulai berkurang.
2. Mempertahankan tirah baring selama fase akut.
3. Mengajari teknik relaksasi.
4. Memberi tindakan nonfarmakologis untuk menghilangkan rasa O: K/u Cukup, Px masih terlihat
Senin, 13 sakit misal: kompres dingin pada dahi, pijat, punggung atau Senin, 13 lemas, mata masih susah
Des 2021 / leher. Des 2021 / berkedip, TD: 150/100, N: 90,
09.00 WIB 5. Menganjurkan pasien untuk meminimalkan aktivitas yang dapat 09.30 WIB S: 36,7, RR: 20
menyebabkan kepala pusing misal: mengejan saat buang air
besar, batuk panjang, membungkuk.
6. Membantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.
A: Masalah teratasi sebagian
7. Berkolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi.

P: Intervensi dilanjutkan
1. Memantau tekanan darah.
Selasa, 14 2. Mempertahankan tirah baring selama fase akut. Selasa, 14 S: Px mengatakan pusing sudah
Des 2021 / 3. Mengajari teknik relaksasi. Des 2021 / hilang, kaku tengkuk sudah
09.00 WIB 10.30 WIB hilang.
4. Memberi tindakan nonfarmakologis untuk menghilangkan rasa
sakit misal: kompres dingin pada dahi, pijat, punggung atau
leher.
5. Menganjurkan pasien untuk meminimalkan aktivitas yang dapat O: K/u Cukup, Px terlihat sudah
menyebabkan kepala pusing misal: mengejan saat buang air tidak lemas, mata masih susah
besar, batuk panjang, membungkuk. berkedip, TD: 145/100, N: 95,
6. Membantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan. S: 36,7, RR: 20
7. Berkolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi.

A: Masalah teratasi sebagian

IIK STRADA INDONESIA

www.iik-strada.ac.id
P: Lanjutkan intervensi 1,2,6,7

IIK STRADA INDONESIA

www.iik-strada.ac.id
S: Px mengatakan pusing sudah
hilang, kaku tengkuk sudah
hilang.

O: K/u Cukup, Px terlihat sudah


1. Memantau tekanan darah. tidak lemas, mata sudah bisa
Rabu, 15 2. Mempertahankan tirah baring selama fase akut. Rabu, 15 berkedip dengan normal, TD:
Des 2021 / 3. Membantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan. Des 2021 / 130/90, N: 85, S: 36,5, RR: 20
14.00 WIB 4. Berkolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi. 14.15 WIB

A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan px
pulang
1. Memberi makanan dalam porsi sedikit tapi sering.
Nutrisi Kurang dari Senin, 13 2. Memotivasi pasien untuk menghabiskan makanannya. Senin, 13 S: Px mengatakan tenggorokan
Kebutuhan Tubuh Des 2021 / Des 2021 / masih terasa sakit
3. Memberi higien oral sebelum dan sesudah makan.
09.00 WIB 10.00 WIB
4. Mengawasi pemasukan diit.
5. Mengkaji ulang pola makan.
6. Memberikan diet,makanan ringan tambahan yang disukai O: K/u Cukup, makan habis ¼
pasien. porsi,mukosa kering, TD:
7. Berkolaborasi dengan ahli gizi. 150/100, N: 90, S: 36,7, RR:
20, BB: 60 Kg

A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilajutkan

IIK STRADA INDONESIA

www.iik-strada.ac.id
S: Px mengatakan tenggorokan
sudah tidak sakit lagi

1. Memberi makanan dalam porsi sedikit tapi sering. O: K/u Cukup, makan habis ½
2. Memotivasi pasien untuk menghabiskan makanannya. porsi, mukosa kering, TD:
3. Memberi higien oral sebelum dan sesudah makan. 145/100, N: 95, S: 36,7, RR:
Selasa, 14 4. Mengawasi pemasukan diit. Selasa, 14 20, BB: 60 Kg
Des 2021 / 5. Mengkaji ulang pola makan. Des 2021 /
09.00 WIB 6. Memberikan diet,makanan ringan tambahan yang disukai 11.00 WIB
pasien.
A: Masalah teratasi sebagian
7. Berkolaborasi dengan ahli gizi.

P: Intervensi dilanjutkan

S: Px mengatakan tenggorokan
sudah tidak sakit lagi

1. Memberi makanan dalam porsi sedikit tapi sering.


2. Memotivasi pasien untuk menghabiskan makanannya. O: K/u Cukup, porsi makan
3. Memberi higien oral sebelum dan sesudah makan. habis, mukosa lembab, TD:
Rabu, 15 4. Mengawasi pemasukan diit. Rabu, 15 130/90, N: 85, S: 36,5, RR: 20,
Des 2021 / Des 2021 / BB: 62 Kg
5. Mengkaji ulang pola makan.
14.00 WIB 6. Memberikan diet,makanan ringan tambahan yang disukai 14.45 WIB
pasien.
7. Berkolaborasi dengan ahli gizi. A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan px
pulang

IIK STRADA INDONESIA

www.iik-strada.ac.id
Intoleransi Aktifitas S: Px mengatakan tangan dan
kaki sulit digerakkan,belum
bisa duduk dan bergerak

1. Mengobservasi keadaan umum.


2. Mengkaji tingkat aktivitas pasien. O: K/u Cukup, aktivitas masih
Senin, 13 3. Membantu pasien dalam melakukan aktivitas. Senin, 13 dibantu keluarga, TD:
Des 2021 / 4. Memberi support kepada pasien. Des 2021 / 150/100, N: 90, S: 36,7, RR:
09.00 WIB 5. Menganjurkan keluarga untuk membantu pasien dalam 10.30 WIB 20
memenuhi kebutuhannya.
6. Memberi dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri.
A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan

S: Px mengatakan tangan dan


kaki masih sulit digerakkan,
tapi sudah bisa duduk, tapi
masih susah bergerak
1. Mengobservasi keadaan umum.
2. Mengkaji tingkat aktivitas pasien.
Selasa, 14 3. Membantu pasien dalam melakukan aktivitas. Selasa, 14 O: K/u Cukup, aktivitas dibantu
Des 2021 / 4. Memberi support kepada pasien. Des 2021 / sebagian, TD: 145/100, N: 95,
09.00 WIB 5. Menganjurkan keluarga untuk membantu pasien dalam 11.30 WIB S: 36,7, RR: 20
memenuhi kebutuhannya.
6. Memberi dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri.
A: Masalah teratasi sebagian

P: Intervensi dilanjutkan
1. Mengobservasi keadaan umum.
Rabu, 15 2. Mengkaji tingkat aktivitas pasien. Rabu, 15 S: Px mengatakan tanga dan kaki

IIK STRADA INDONESIA

www.iik-strada.ac.id
sudah bisa digerakkan, sudah
bisa bergerak secara normal

O: K/u Cukup, aktifitas sudah


3. Membantu pasien dalam melakukan aktivitas. bisa dilakukan secara mandiri,
4. Memberi support kepada pasien. TD: 130/90, N: 85, S: 36,5, RR:
Des 2021 / 5. Menganjurkan keluarga untuk membantu pasien dalam Des 2021 / 20
14.00 WIB memenuhi kebutuhannya. 15.15 WIB
6. Memberi dorongan untuk melakukan aktivitas/perawatan diri.
A: Masalah teratasi

P: Intervensi dihentikan px
pulang

IIK STRADA INDONESIA

www.iik-strada.ac.id

Anda mungkin juga menyukai