Tugas
Diajukan unuk memenuhi salah satu tugas keperawatan maternitas yang diampu oleh
Ibu Nyayu Nina Putri Calisanie, S.Kep., Ners., M.Kep
Disusun oleh:
2017-2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat dan
Hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada tim penulis, juga shalawat dan salam
semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang akhirnya tim penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh Nutrisi Terhadap Kelancaran ASI
Pada Ibu Post Partum” yang diampu oleh Ibu Nyayu Nina Putri Calisanie, S.Kep.,
Ners., M.Kep.
Penulisan makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu Tugas Keperawatan
Maternitas Program Profesi Ners STIKep PPNI Jawa Barat. Dengan rendah hati tim
penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, tidak
terlepas dari kesulitan dan hambatan yang tidak sedikit, tetapi berkat bimbingan dan
dorongan dari pembimbing dan berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Semoga bantuan dan dorongan yang diberikan kepada penulis menjadi amal
baik dan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Akhir kata tim penulis
mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi tim penulis dan
umumnya bagi pembaca.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Air susu ibu (ASI) menjadi salah satu program World Health Organization
WHO) dan Pemerintah RI yang gencar dikemukakan di sektor kesehatan untuk
mengurangi morbiditas dan mortalitas anak. ASI adalah sumber nutrisi yang primer
bagi anak sejak dilahirkan sampai ia mampu mencernakan asupan lain setelah usia
enam bulan. Lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral, enzim, dan hormon
yang terdapat dalam ASI tidak dapat digantikan oleh susu buatan industri. ASI
mengandung zat-zat kekebalan yang melindungi anak dari infeksi dan penyakit
kronis, serta mengurangi kemungkinan menderita gangguan kesehatan di kemudian
hari seperti obesitas, diabetes, dan asthma (WHO, 2014).
UNICEF (2013) mengatakan bahwa menyusui merupakan penyelamat hidup
anak yang paling murah dan efektif dalam sejarah kesehatan manusia. Yang
diharapkan adalah minimal enam bulan ibu menyusui anaknya, sedapat mungkin
secara eksklusif (enam bulan tanpa ada pemberian cairan/asupan lain selain ASI).
Ironisnya, hanya kurang dari setengah dari anak di dunia menikmati kesempatan
emas ini. Negara-negara Indonesia, Afrika Selatan, Nigeria, dan Tunesia, dilaporkan
mengalami penurunan dalam angka keberhasilannya. Intervensi dari promosi
kesehatan untuk menyusui menunjukkan efektivitasnya di beberapa negara.
Kambodia, yang pada tahun 2000 hanya 11,7% ibu yang berhasil menyusui lebih
dari enam bulan, dengan intervensi promosi kesehatan untuk menyusui
menunjukkan kenaikan sampai 74% pada tahun 2010. Negara Zambia pun ada
kenaikan dari hanya 20% pada tahun 1990 menjadi 60% pada tahun 2000.
Sebagaimana diketahui bahwa salah satu masalah gizi yang paling utama pada saat
ini di Indonesia adalah kurang kalori, protein hal ini banyak ditemukan bayi dan
anak yang masih kecil dan sudah mendapat adik lagi yang artinya terdorong lagi
oleh kepala adiknya yang telah muncul dilahirkan. Keadaan ini karena anak dan bayi
merupakan golongan rentan. Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan
karena selain makanan yang kurnag juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti
dengan susu botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan. Hal ini
pertanda adanya perubahan sosial dan budaya yang negatif dipandang dari segi gizi.
Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar ditentukan oleh jumlah
ASI yang diperoleh termasuk energi dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam
ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan lain dapat mencukupi kebutuhan
pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah itu ASI hanya berfungsi
sebagai sumber protein vitamin dan mineral utama untuk bayi yang mendapat
makanan tambahan yang tertumpu pada beras. ASI sebagai makanan yang terbaik
bagi bayi tidak perlu diragukan lagi, namun akhir-akhir ini sangat disayangkan
banyak diantara ibu-ibu meyusui melupakan keuntungan menyusui. Selama ini
dengan membiarkan bayi terbiasa menyusu dari alat pengganti, padahal hanya
sedikit bayi yang sebenarnya menggunakan susu botol atau susu formula. Kalau hal
yang demikian terus berlangsung, tentunya hal ini merupakan ancaman yang serius
terhadap upaya pelestarian dari peningkatan penggunaan ASI.
Hasil penelitian yang dilakukan di Biro Konsultasi Anak di Rumah Sakit UGM
Yogyakarta tahun 1976 menunjukkan bahwa anak yang disusui sampai dengan satu
tahun 50,6%. Sedangkan data dari survei Demografi Kesehatan Indonesia (SKDI)
tahun 1991 bahwa ibu, yang memberikan ASI pada bayi 0-3 bulan yaitu 47%
diperkotaan dan 55% dipedesaan (Depkes 1992) dari laporan SKDI tahun 1994
menunjukkan bahwa ibu-ibu yang memberikan ASI EKSLUSIF kepada bayinya
mencapai 47%, sedangkan pada repelita VI ditargetkan 80%.
Berbagai alasan dikemukakan oleh ibu-ibu mengapa keliru dalam pemanfaatan
ASI secara Eksklusif kepada bayinya, antara lain adalah produksi ASI kurang,
kesulitan bayi dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang,
ibu bekerja, keinginan untuk disebut modern dan pengaruh iklan/promosi pengganti
ASI dan tdak kalah pentingnya adalah anggapan bahwa semua orang sudah memiliki
pengetahuan tentang manfaat ASI.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah yang akan dibahas
adalah nutrisi seperti apa yang dapat memperlancar ASI?
C. Tujuan Makalah
Unutk mengetahui macam-macam nutrisi untuk memperlancar ASI.
D. Manfaat Makalah
Untuk menambah pengetahuan tentang nutrisi untuk memperlancar ASI
khususnya bagi tim penyusun umumnya bagi pembaca
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian ASI
ASI adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan
pertama kehidupan. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi,
karena ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik secara kualitas
maupun kuantitas. ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi
kebutuhan tumbuh kembang bayi normal sampai usia 4-6 bulan (Khairuniyah,
2004).
Menurut Azrul Anwar (2004), ASI eksklusif sangat penting untuk
peningkatan SDM kita di masa yang akan datang, terutarna dari segi kecukupan
gizi sejak dini. Asi ekslusif adalah pemberian ASI selama enam bulan pertama
(A. August Burns). Memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6
bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensial kecerdasan anak
secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrien yang ideal dengan
komposisi yang tepat serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
ANALISIS JURNAL
1 Perbedaa Untuk kuantitatif Sampel: ibu Alat ukur yang Hasil 1. Tidak dijelaskan
n mengetahui bersalin dengan digunakan uji mengenai
Penyemb apakah ada secti caesarea adalah ceklis statis perbedaan
uhan perbedaan dengan jumlah observasi tik frekuesni
Luka Post penyembuh sampel 15 penyembuhan menu lamanya
Section an luka post kelompok luka yang terdiri njuka penyembuhan
Caesarea secti perlakuan dan 15 dari empat n antara
Yang caesarea kelompok control pernyataan yaitu bahw perawatan luka
Dilakuka yang adanya tumor, a post sc
metode: Static
n dilakukan rubor, dehisens Aym menggunakan
group
Perawata perawatan dan pus dengan p.sig NaCl 0,9% dan
comparison/
n Dengan dengan skor 0-4. (2- povidon ionide
posttest only
Nacl NaCl 0,9% taile 10%
control design
0,9% Dan dan povidon d) 2. Tidak
Povidon iodine 10% sebes disebutkan
Iodine di ruang ar tingkat
10% Di bougenville 0.317 keberhasilan
RSUD RSUD > (α) dalam massing-
Tugurejo Tugurejo 0.05 masing
Semarang Semarang yang kelompok
Tahun 2013 berar
ti
Tahun tidak
2013 ada
perbe
daan
yang
signi
fikan
antar
a
peny
embu
han
luka
post
secti
on
caesa
rea
yang
dilak
ukan
pera
wata
n
luka
deng
an
NaCl
0,9%
dan
povi
don
ionid
e
10%.
2 Hubunga Untuk Kuantitatif Sampel: jumlah Alat ukur yang Hasil 1. Sample kurang
n mengetahui sampel sebanyak digunakan penel banyak/besar
Mobilisas hubungan 44 orang adalah ceklis itian 2. Menggunakan
i Dini pengaruh observasi menu lembar
Metode: cross
Terhadap mobilisasi njuka observasi yang
sectional dengan
Penyemb dini n dibuat sendiri
analitik
uhan terhadap bahw
obsrevasional
Luka Post penyembuh a 33
Section an luka post respo
Caesaera section nden
Di Ruang caesarea (78,6
Rawat %)
Gabung mela
Kebidana kuka
n RSUD n
H. Abdul mobi
Manap lisasi
Kota dini
Jambi deng
an
baik
Tahun dan 9
2012 respo
nden
(21,4
%)
yang
mela
kuka
n
mobi
lisasi
tidak
baik .
Peny
embu
han
luka
didap
atkan
35
respo
nden
(83,3
%)
luka
opera
si sc
semb
uh
deng
an
norm
al
dan 7
respo
nden
(16,7
%)
tidak
semb
uh
deng
an
norm
al.
p-
value
=
0,028
yang
berar
ti
secar
a
statis
tic
menu
njuka
n ada
hubu
ngan
yang
berm
akna
antar
mobi
lisasi
dini
deng
an
peny
embu
han
luka
SC.
KESIMPULAN
Setelah tim penulis menganalisis mengenai jurnal perawatan luka post sc,
didapatkan hasil bahwa perawatan luka post sc yang paling efektif dari beberapa jurnal
tersebut yaitu perawatan luka post sc dengan Nacl 0,9% dan mobilisasi dini karena
dilihat berdasarkan jurnal tersebut pearawatn post sc dengan NaCl 0,9% dapat
mengurangi resiko infeksi dan merupakan suatu cairan fisiologi sedangkan dengan
adanya mobilisasi klien tersebut dapat merawat lukanya secara mandiri dengan proses
yang alami dan dengan cara mobilisasi tersebut klien bisa melakukannya sendiri
sehingga akan lebih efektif untuk melakukan tanpa didampingi orang lain
DAFTAR PUSTAKA
Setyawati, Lesia. (2013). Perbedaan Penyembuhan Luka Post Section Caesarea Yang
Dilakukan Perawatan Dengan Nacl 0,9% Dan Povidon Iodine 10% Di RSUD
Tugurejo Semarang Tahun 2013.
Widiasari, Yoana. (2). Pengaruh Kecukupan Nutrisi Dan Cairan Ibu Post Section
Caearea Terhadap Penyembuhan Luka Jahitan Section Caesarea Di Poli
Kandungan RSUD Dr. R. Koesma Tuban.