Disusun Oleh:
LEMBAR PERSETUJUAN
Dilaksanakan oleh
Nama : Maulana Imanullah
Nim : 2112B1284
04-01-2022
Mahasiswa
(……………………………………..)
Mengetahui
Direktur Klinik Zahra Medika Silo
(………..……………………………………..)
LAPORAN PENDAHULUAN
ASMA
A. Konsep Dasar Medis
1. Pengertian
Asma merupakan gangguan radang kronik saluran napas. Saluran
napas yang mengalami radang kronik bersifat hiperresponsif sehingga
apabila terangsang oleh factor risiko tertentu, jalan napas menjadi
tersumbat dan aliran udara terhambat karena konstriksi bronkus, sumbatan
mukus, dan meningkatnya proses radang.
Asma adalah suatu keadaan di mana saluran nafas mengalami
penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang
menyebabkan peradangan, penyempitan ini bersifat sementara. Asma
dapat terjadi pada siapa saja dan dapat timbul disegala usia, tetapi
umumnya asma lebih sering terjadi pada anak-anak usia di bawah 5 tahun
dan orang dewasa pada usia sekitar 30 tahunan.
2. Etiologi
Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi
timbulnya serangan asma bronkhial.
1. Faktor Predisposisi
Genetik
Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum
diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan
penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit
alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena
penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus. Selain itu
hipersentifisitas saluran pernafasannya juga bisa diturunkan.
2. Faktor Presipitasi
Alergen
Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan.
Seperti : Debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan
polusi.
b. Ingestan, yang masuk melalui mulut.
Seperti : Makanan dan obat-obatan.
c. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit
Seperti : Perhiasan, logam dan jam tangan.
Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering
mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan
faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan
berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau,
musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk bunga dan
debu.
Stress
Stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma,
selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.
Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma
yang mengalami stress/gangguanemosi perlu diberi nasehat untuk
menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi
maka gejala asmanya belum bisa diobati.
Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan
asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang
yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi
lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti.
Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat
Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika
melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling
mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena aktifitas
biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.
3. Tanda dan Gejala
a. Asma Episodik Jarang:
Gejala Muncul malam hari
Timbul wheezing kurang dari 3-4hari
Batuk berlangsung 10-14 hari
Tumbuh kembang anak biasanya tidak terganggu
b. Asma Episodik Sering:
Gejala muncul pada malam hari disertai batai batuk,dan
wheezing
Sering teerbangun pada malam hari akibat sesak dan batuk
Waktu serangan lebih dari 1-2 minggu
c. Asma Kronik Atau Persisten
Sesak saat beraktifitas
Perubahan bentuk thoraks (pigeon chest, Barrel chest)
Terdapat sulkus horizon
Gangguan pertumbuhan (tubuh Kecil)
Kemampuan aktifitas menurun
Aktifitas pendidikan seperti sekolah terganggu
Sebagian kecil mengalami gangguan psikososial
4. Klasifikasi
Asma dibagi atas dua kategori, yaitu ekstrinsik atau alergi yang
disebabkan oleh alergi seperti debu, binatang, makanan, asap (rokok) dan
obat-obatan. Klien dengan asma alergi biasanya mempunyai riwayat
keluarga dengan alergi dan riwayat alergi rhinitis, sedangkan non alergi
tidak berhubungan secara spesifik dengan alergen.
Faktor-faktor seperti udara dingin, infeksi saluran pernafasan,
latihan fisik, emosi dan lingkungan dengan polusi dapat menyebabkan atau
sebagai pencetus terjadinya serangan asma. Jika serangan non alergi asma
menjadi lebih berat dan sering dapat menjadi bronkhitis kronik dan
emfisema, selain alergi juga dapat terjadi asma campuran yaitu alergi dan
non alergi.
Ada beberapa tingkatan penderita asma yaitu :
1. Tingkat I
a. Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi
paru.
b. Timbul bila ada faktor pencetus baik didapat alamiah maupun dengan
test provokasi bronkial di laboratorium.
2. Tingkat II
a. Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru
menunjukkan adanya tanda-tanda obstruksi jalan nafas.
b. Banyak dijumpai pada klien setelah sembuh serangan.
3. Tingkat III
a. Tanpa keluhan.
b. Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan adanya obstruksi
jalan nafas.
c. Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah
diserang kembali.
4. Tingkat IV
1. Klien mengeluh batuk, sesak nafas dan nafas berbunyi wheezing.
2. Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda obstruksi jalan
nafas.
5. Tingkat V
a. Status asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan
asma akut yang berat bersifat refrator sementara terhadap pengobatan
yang lazim dipakai.
b. Asma pada dasarnya merupakan penyakit obstruksi jalan nafas yang
reversibel.
c. Pada asma yang berat dapat timbul gejala seperti : Kontraksi otot-otot
pernafasan, sianosis, gangguan kesadaran, penderita tampak letih, dan
takikardi.
5. Manifestasi Klinis
MK: Bersihan
Kelelahan otot Asma jalan nafas tidak
efektif
A. Identitas Klien
Nama : Tn. M Suami / Istri / Orang tua :
Umur : 50 tahun Nama : Ny. I
Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam Alamat : Dusun Krajan Silo
Suku / Bangsa : Indonesia
Bahasa : Jawa Penanggung jawab :
Pendidikan : SMP Nama :…………………..
Pekerjaan : Wiraswasta Alamat :…………………..
Status : Kawin Sumber
Alamat : Dusun Krajan Silo Biaya :…………………..
B. Keluhan Utama
Sesak Nafas
50 th
Keterangan:
50 th : Klien
0 : Mandiri,
1 : alat Bantu,
2 : dibantu orang lain,
3 : dibantu orang lain dan alat,
4: tergantung total.
Pasien mengatakan dalam beraktifitas dibantu oleh kelurga
4. Pola Oksigenasi
Klien mengalami sesak nafas klien terpasang O2 3 liter/menit.
5. Pola istirahat – tidur
Sebelum sakit : pasien tidur selama 7-8 jam, Selama sakit : pasien tidur hanya 4 jam
(Malam Hari)
Sebelum sakit : pasien tidur selama 3jam, Selama sakit : Tidak Bisa Tidur
(Siang Hari)
tidur pasien terganggu karena sering sesak nafas dan lingkungan yang ramai, sehingga
membuat pasien sering mudah terbangun dan ketika klien bangun yang dirasakan pasien lesu.
-Intake makan:
TB:170cm,
BB:60kg
BB sebelum masuk Rumah Sakit: 60 kg
Penurunan Berat badan: tidak mengalami penurunan berat badan.
IMT : =BB(kg)/TB(m²)
=60kg/(1,7²)
=60/2,89
=20,76 Kg/M2 (Normal)
-intake cairan:
Sebelum sakit pasien minum 7-8 gelas sehari. Minum air putih, dan teh manis. Saat di rumah
sakit pasien mendapat cairan infuse RL 20 tpm sebanyak 1500 mg sehari dan minum air putih
1000cc sehari.
-Balance Cairan:
BC =input-output
=(minum+infus)-(BAK+IWL)
=(1000+1500)-(1200+(15x60/24 jam))
=(2500)-(1200+900)
=2500-2100
= 400cc
2. Kepala & Leher
Kepala
Inspeksi : bentuk kepala normal, tidak ada ketombe, penyebaran rambut merata, hidung agak
kotor, telinga agak kotor, mulur agak kotor dan Wajah klien tampak lesu.
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Leher
Inspeksi : leher terlihat simetris tidak terlihat pembesaran vena jugularis
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan dan tidak teraba pembesaran kelenjar thyroid
3. Thorax (dada)
Pemeriksaan Paru Pemeriksaan Jantung
Paru Jantung
Inspeksi : Simetris, dada datar, ada tarikanInspeksi: bentuk dada simetris
dinding dada, tidak ada lesi. Perkusi : ictus cordis teraba di mid clavikula
Perkusi : Hiper Sonor kanan kiri intercosta 4-5
Palpasi : Fremitus kanan dan kiri, Palpasi : suara pekak
Auskult : Paru-paru: terdengar ada suara nafasAuskultasi: auskultasi bunyi jantung I dan bunyi
tambahan ronchi dan whezing. jantung II
- -
4. Abdomen
Inspeksi : bentuk perut cembung (Buncit)
Auskultasi : bising usus 20 x/menit
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : pekak
5. Tulang belakang
Normal tidak ada kelainan Kifosis,Lordosis,Skoliosis
6. Ekstrimitas
Inspeksi: Tangan kiri terpasang infus, tidak terdapat edema
Palpasi: tidak ada nyeri tekan
4 4 - -
4 4 - -
7. Integumen
Inspeksi: kulit klien terlihat agak kotor karena selama seminggu
dirawat di RS klien hanya di seka saja
8. Genetalia dan anus
Tidak terkaji
9. Pemeriksaan neurologis
Glasgow Coma Scale
a. Respon membuka mata (spontan= 4)
b. Respon verbal/bicara (baik, dapat menjaab dengan kalimat yang baik dan tahu siapa
dirinya, dimana dan kapan= 5)
c. Respon motorik (menuruti perintah= 6)
F. Terapi
Terapi Injeksi
1. Infus RL : 20 tpm
2. Ceftriazone : 2 gr/ 24 jam
3. Dexametaxone: 5mg/8jam
4. Bromhexine : 2x25mg
Terapi Nebulezer
1. Barotec : 0,8 mg
2. Atrofen : 0,2 mg
Terapi oral
1. Ambroxole : 2x3 tablet/ 8jam
2. OBH : 3x1 cth
3. Bisoprolol tab : 3x1,25 mg
G. Pemeriksaan Laboratorium
Tabel 3.
Jenis Hasil Satuan Normal Range Interpretasi
pemeriksaan
HEMATOLOGI
Rutin
Hemoglobin 13,3 g/dl 12,1-17,6 Normal
Hamatokrit 39 % 33-45 Normal
Leokosit 10,3 g/dl 14-18 Rendah
Trombosit 261 Ribu/ul 150-450 Normal
Eritrosit 4,29 Juta/ ul 4,10-5,10 Normal
Gol darah B
KIMIA KLINIK
Glukosa darah 134 Mg/dl 60-140 Normal
sewaktu
SGOT 21 u/l 0-35 Normal
SGPT 14 u/l 0-45 Normal
Kreatinin 0,8 Mg/dl 0,8- 13 Normal
Ureum 21 Mg/ dl < 50 Normal
ELEKTROLIT
Natrium 138 Mmol/L 132-146 Normal
Kalium 3,7 Mmol/L 3,7- 5,4 Normal
Klorida 104 Mmol/L 98-106 Normal
SEROLOGI l
Hepatitis
HBSAG Non reaktif
MAULANA IMANULLAH
NIM. 2112B1284
ANALISA DATA
DO:
- auskultasi suara nafas terdengar
suara nafas tambahan ronki dan
whezing
- Klien tampak memegang dada/
sesak nafas
- TD: 140/90
- N: 86xpermenit
- RR: 30xpermenit
- S: 38,5 c
- SPO2: 98%
2. DS: Tirah baring Intoleransi Aktivitas
(Nanda)
- Pasien mengatakan dalam
beraktifitas dibantu oleh kelurga
- Pasien mengatakan Sesak setelah
beraktivitas
DO:
- Pasien lemah ADL
Makan/minum, Berpakain,
Toileting, Mobilisasi di tempat
tidur, Berpindah (Dibantu
oranglain)
- Aktivitas yang dilakukan Pasien
dilakukan secara bertahap agar
sesak dari klien berkurang
- mobilisasi hanya dilakukan di
tempat tidur
- kekuatan otot klien
4 4
4 4
Do:
-Pasien tampak lemas
-Wajah Pasien Tampak Lesu
-pandangan mata lemah
-Mata panda/ hitam bagian mata
bawah
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
SESUAI PRIORITAS
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif b.d Respon Alergi, Proses Infeksi, Merokok Aktif d.d
Pasien mengatakan Sesak nafas hilang timbul, kambuh apabila terkena debu, asap, alergi
terhadap udara dingin, Pasien Perokok Aktif
2. Intoleransi Aktivitas b.d Tirah baring d.d dengan pasien mengatakan badan terasa lemas
dan ADL dibantu sebagian
3. Gangguan Pola Tidur b.d Hambatan Lingkungan d.d Pasien mengatakan susah untuk tidur
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Intoleransi Aktivitas b.d Tirah Tujuan : Intoleransi Diagnostik: 1. Jika terdapat gangguan Maulana
baring d.d Pasien mengatakan Aktivitas teratasi dalam 1. Observasi Tanda- fungsi di salah satu bagian
dalam beraktifitas dibantu oleh waktu 3x24 jam, dengan tanda vital dan Spo2 tubuh dapat mengakibtkan
kelurga kriteria hasil: Terapeutik: aktivitas terganggu
2. Kaji lokasi dan 2. Mengetahui lokasi
1. Saturasi oksigen ketidaknyamanan ketidaknyamanan
normal selama melakukan 3. latihan gerak dapat
2. Kemudahan dalam aktivitas meminimalkan kelelahan
melakukan aktivitas Edukasi: pada otot
sehari-hari (ADL) 3. Ajarkan latihan 4. Melakukan aktivitas
3. Memahami Latihan rentang gerak pasif secara bertahap dapat
Gerak dan aktif mengurangi intoleransi
4. Mampu berpindah aktivitas
tanpa bantuan Kolaboratif:
4. Kolaborasikan
dengan keluarga
melakukan aktivitas
secara bertahap
Gangguan Pola Tidur b.d Kendala Tujuan: Rencana Tindakan Rasional: Maulana
lingkungan Lingkungan d.d Pasien Setelah dilakukan tindakan Peningkatan Tidur:
keperawatan selama 2x24 1. Untuk Mengetahui
mengatakan susah untuk tidur
jam diharapkan pasien Diagnostik/Observasi: penyebab gangguan tidur
dapat mempertahan 1. Lakukan pengkajian .pasien
kebutuhan tidur dalam masalah gangguan tidur
batas normal klien, karakteristik, dan 2. Mengajarkan pasien cara
penyebab kurang tidur. meningkatkan rasa
nyaman saat hendak
Terapeutik: tidur.
Kriteria Hasil:
2. Ajarkan pasien untuk
tidur dengan posisi
1. Mempertahankan Jam
yang nyaman, seperti 3. Mengurangi waktu
tidur
posisi sim. keterjagaan pada saat
2. Pasien dapat tidur
tidur
nyenyak Edukasi:
3. Perasaan segar 3. Edukasi pasien dan
4. Memberikan rasa
sesudah tidur orang terdekat
nyaman dan
4. Klien dapat mengenai faktor yang mempercepat proses
melakukan tindakan- berkontribusi pemicu tidur
tindakan yang gangguan pola tidur
mempercepat tidur. (misalnya, fisiologis,
psikologis, pola hidup,
jam kerja yang panjang
dan berlebihan, faktor
lingkungan lainnya).
Kolaboratif:
4. Kolaborasi terapi
relaksasi otot autogenik
atau non farmakologi
untuk memancing rasa
ngantuk
IMPLEMENTASI
HARI 1,2,3
Intoleransi 2 Diagnostik:
Aktivitas b.d Tirah 1. Mengobservasi Tanda-tanda vital dan Spo2
baring d.d Pasien Terapeutik:
mengatakan dalam 2. Mengkaji lokasi dan ketidaknyamanan
beraktifitas selama melakukan aktivitas
dibantu oleh Edukasi:
kelurga 3. Mengajarkan latihan rentang gerak pasif
dan aktif
Kolaboratif:
4. Mengkolaborasikan dengan keluarga
melakukan aktivitas secara bertahap
Gangguan Pola 3 Diagnostik/Observasi:
Tidur b.d Kendala 1. Melakukan pengkajian masalah gangguan
lingkungan tidur klien, karakteristik, dan penyebab
Lingkungan d.d
kurang tidur.
Pasien
mengatakan susah Terapeutik:
untuk tidur 2. Mengajarkan pasien untuk tidur dengan posisi
yang nyaman, seperti posisi sim.
Edukasi:
3. Mengedukasi pasien dan orang terdekat
mengenai faktor yang berkontribusi pemicu
gangguan pola tidur (misalnya, fisiologis,
psikologis, pola hidup, jam kerja yang
panjang dan berlebihan, faktor lingkungan
lainnya).
Kolaboratif:
4. Mengkolaborasikan terapi relaksasi otot
autogenik atau non farmakologi untuk
memancing rasa ngantuk
TGL/ Dx. Hari 2 NO TINDAKAN KEPERAWATAN PARAF
JAM
Bersihan Jalan 1 Diagnostik:
Napas Tidak 1. Mengobservasi Frekuensi Pernafasan dan
Efektif b.d SPO2
Respon Alergi,
Proses Infeksi, Terapeutik:
Merokok Aktif 2. Mengkaji bunyi atau suara napas tambahan
d.d Pasien
mengatakan
Sesak nafas Edukasi:
hilang timbul, 3. Mengajarkan Pasien Posisi untuk
kambuh apabila memkasimalkan ventilasi
terkena debu,
asap, alergi Kolaboratif:
udara dingin, 4. Mengkolaborasikan dengan dokter untuk
Pasien Perokok pemberian obat melalui nebulizer
Aktif
Intoleransi 2 Diagnostik:
Aktivitas b.d 1. Mengobservasi Tanda-tanda vital dan Spo2
Tirah baring d.d Terapeutik:
Pasien 2. Mengkaji lokasi dan ketidaknyamanan
mengatakan selama melakukan aktivitas
dalam Edukasi:
beraktifitas 3. Mengajarkan latihan rentang gerak pasif
dibantu oleh dan aktif
kelurga
Kolaboratif:
4. Mengkolaborasikan dengan keluarga
melakukan aktivitas secara bertahap
Gangguan Pola 3 Diagnostik/Observasi:
Tidur b.d 1. Melakukan pengkajian masalah gangguan
Kendala tidur klien, karakteristik, dan penyebab
lingkungan
kurang tidur.
Lingkungan d.d
Pasien Terapeutik:
mengatakan 2. Mengajarkan pasien untuk tidur dengan
susah untuk tidur
posisi yang nyaman, seperti posisi sim.
Edukasi:
3. Mengedukasi pasien dan orang terdekat
mengenai faktor yang berkontribusi pemicu
gangguan pola tidur (misalnya, fisiologis,
psikologis, pola hidup, jam kerja yang
panjang dan berlebihan, faktor lingkungan
lainnya).
Kolaboratif:
4. Mengkolaborasikan terapi relaksasi otot
autogenik atau non farmakologi untuk
memancing rasa ngantuk
Intoleransi 2 Diagnostik:
Aktivitas b.d 1. Mengobservasi Tanda-tanda vital dan Spo2
Tirah baring d.d Terapeutik:
Pasien 2. Mengkaji lokasi dan ketidaknyamanan
mengatakan selama melakukan aktivitas
dalam Edukasi:
beraktifitas
3. Mengajarkan latihan rentang gerak pasif
dibantu oleh
dan aktif
kelurga
Kolaboratif:
4. Mengkolaborasikan dengan keluarga
melakukan aktivitas secara bertahap
EVALUASI
HARI KE 1
A:
- Masalah Belum Teratasi
P:
- Intervensi dilanjutkan
Intoleransi Aktivitas b.d S:
Tirah baring d.d Pasien -Pasien mengatakan badan masih terasa lemas
mengatakan dalam -Pasien Mengatakan Masih Kesulitan saat
beraktifitas dibantu oleh memulai aktivitas dan Terasa Sesak saat
kelurga beraktifitas
O:
Aktivity Daily Living dibantu sebagian
1. Makan/minum : Dibantu oranglain
2. Berpakain : Dibantu oranglain
3. Toileting : Dibantu oranglain
4. Berpindah : Dibantu oranglain
5. Ambulasi : Dibantu oranglain
6. Respon tubuh terhadap aktifitas:
Aktivitas yang dilakukan klien
dilakukan secara bertahap agar sesak
dari klien berkurang
- Pasien Melakukan Gerak Aktif dan
Pasif Dibantu Perawat
4 4 -
4 4
TTV:
TD: 140/90
N: 86xpermenit
RR: 30x/menit
S: 38,5 c
SPO2: 98%
P: Intervensi Dilanjutkan
Gangguan Pola Tidur b.d S :
Kendala lingkungan - Pasien mengatakan baru mengerti masalah
Lingkungan d.d Pasien apa saja yang mengakibatkan gangguan
mengatakan susah untuk
pola tidurnya
tidur
- Pasien mengatakan masih susah untuk
memulai tidurnya
-Kepala Pusing
O:
- pasien belum bisa tidur tepat waktu.
-Wajah pasien terlihat tidak segar
-Pasien tampak lemas
-Wajah Pasien Tampak Lesu
-Pandangan mata Lemah
-Mata panda/ hitam bagian mata bawah
-TD : 140/90 mmHg
A:
- Masalah belum teratasi
P:
-Intervensi dilanjutkan
HARI KE 2
A:
- Masalah Teratasi Sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
Intoleransi Aktivitas b.d S:
Tirah baring d.d Pasien -Pasien mengatakan badan masih terasa lemas
mengatakan dalam -Pasien Mengatakan Bisa Memulai aktivitas
beraktifitas dibantu oleh sedcara bertahap dan Sesak saat beraktifitas
kelurga berkurang
O:
Aktivity Daily Living dibantu sebagian
1. Makan/minum : Mandiri
2. Berpakain : Mandiri
3. Toileting : Dibantu oranglain
4. Berpindah : Dibantu oranglain
5. Ambulasi : Dibantu oranglain
6. Respon tubuh terhadap aktifitas:
Aktivitas yang dilakukan pasien
dilakukan secara bertahap agar sesak
dari pasien berkurang
- Pasien Melakukan Gerak Aktif dan
Pasif Dibantu Perawat
4 4 -
- 4 4
TTV:
TD: 130/90
N: 82xpermenit
RR: 28x/menit
S: 37,5 c
SPO2: 96%
A: Masalah Teratasi Sebagian
P: Intervensi Dilanjutkan
Gangguan Pola Tidur b.d S :
Kendala lingkungan -Pasien sudah Mengerti faktor-faktor yang
Lingkungan d.d Pasien mengakibatkan gangguan pola tidurnya
mengatakan susah untuk
-Pasien mengatakan sudah bisa memulai
tidur
tidurnya dengan menerapkan posisi tidur
dan terapi yang sudah diajarkan
O:
- pasien sudah bisa tidur tepat waktu.
-Wajah pasien tampak segar
-Pasien tidak terlihat lemas
-Wajah Pasien tidak terlihat lesu
-Pandangan Mata Tajam
-Mata panda/ hitam bagian mata bawah
berkurang
-TD : 130/90 mmHg
A:
Masalah Teratasi Sepenuhnya
P:
Intervensi dihentikan
HARI KE 3
A:
- Masalah Teratasi
P:
Intervensi dihentikan pasien krs
Intoleransi Aktivitas b.d S:
Tirah baring d.d Pasien -Pasien mengatakan sudah tidak lemas
mengatakan dalam -Pasien Mengatakan Bisa Memulai aktivitas
beraktifitas dibantu oleh secara bertahap dan Sesak saat beraktifitas
kelurga hilang
O:
Aktivity Daily Living dibantu sebagian
7. Makan/minum : Mandiri
8. Berpakain : Mandiri
9. Toileting : Mandiri
10. Berpindah : Mandiri
11. Ambulasi : Mandiri
12. Respon tubuh terhadap aktifitas: Pasien
dapat Melakukan aktivitas seperti biasa
- Pasien Melakukan Gerak Aktif dan
Pasif Mandiri
5 5 -
5 5
TTV:
TD: 120/80
N: 80xpermenit
RR: 24x/menit
S: 36,3 c
SPO2: 95%
A: Masalah Teratasi Sebagian
P: Intervensi Dilanjutkan