Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Keperawatan Wiyata

Volume 1, Nomor 1, Tahun 2020


ISSN 2774-4558 (Cetak)
ISSN 2774-9789 (Online)

KORELASI ANTARA ASPEK PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL DENGAN


PENYAPIHAN DINI PADA ANAK USIA BADUTA

Ayu Lestari1, Sumiati Sinaga2, Anik Puji Rahayu3


1
Mahasiswa Program Studi Keperawatan, ITKES Wiyata Husada, Jl. Kadrie Oening No. 77,
Samarinda, Kalimantan Timur
Gmail : manullangayu@gmail.com
2-3
Dosen Program Studi Keperawatan, ITKES Wiyata Husada, Jl. Kadrie Oening No. 77,
Samarinda, Kalimantan Timur
Gmail : sumiatisinaga@stikeswhs.ac.id, anikrahayu17@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang : Pemutusan pemberian ASI secara dini sangat mempengaruhi tumbuh kembang
dan status kesehatan anak di masa depan. Ada kemungkinan proses penyapihan dini akan
berpengaruh terhadap sistem cerna bayi yang belum siap, penyerapan nutrisi yang lebih sedikit,
peningkatan berat badan berlebih dan resiko infeksi. Belum ada yang tahu kapan waktu yang tepat
untuk mulai berhenti menyusui, namun ada baiknya dalam menekan turunnya angka kesakitan dan
kematian bayi pemberian ASI eksklusif hingga usia 6 bulan dan dilanjutkan hingga usia 2 tahun
dilakukan. Ibu yang berhenti memberikan ASI sebelum waktunya, dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, seperti kesehatan fisik ibu dan bayi, psikologis, sosial dan spiritual. Hal ini membuat peneliti
tertarik untuk mengetahui aspek psikososial dan spiritual ibu yang melakukan penyapihan dini pada
anak usia baduta Tujuan : untuk mengetahui korelasi antara aspek psikososial dan spiritual dengan
penyapihan dini pada anak usia baduta. Metode : penelitian ini merupakan jenis penelitian
kuantitatif dengan menggunakan rancangan deskriptif analitik dan pendekatan cross sectional.
Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 122 responden yang didapatkan menggunakan Simple
Random Sampling dan pemberian kuesioner yang datanya di analisis dengan menggunakan uji
Korelasi Pearson. Hasil : penelitian ini menunjukkan Ada korelasi yang bermakna (pvalue =0.000)
dan sangat kuat (r=0.912) antara aspek psikososial dengan penyapihan dini pada anak usia baduta,
sedangkan korelasi antara aspek spiritual dengan penyapihan dini ada korelasi bermakna (pvalue
=0.009) namun berkekuatan lemah (r=0.236). Kesimpulan : semakin baik nilai aspek psikososial
dan spiritual seorang ibu saat menyusui maka akan semakin menurunkan tingkat penyapihan dini
pada anak usia baduta.

Kata Kunci : Aspek Psikososial, Aspek Spiritual, Penyapihan Dini


Jurnal Keperawatan Wiyata
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2020
ISSN 2774-4558 (Cetak)
ISSN 2774-9789 (Online)

ABSTRACT
Background: Early termination of breastfeeding greatly affects the growth and development and
health status of children in the future. There is a possibility that the early weaning process will affect
the baby's digestive system that is not ready, less absorption of nutrients, increased excess body
weight and the risk of infection. No one knows when is the right time to stop breastfeeding, but it is
better to reduce the morbidity and mortality rates for infants, exclusive breastfeeding until the age
of 6 months and continued until the age of 2 years. Mothers who stop breastfeeding prematurely can
be influenced by several factors, such as the physical health of the mother and baby, psychological,
social and spiritual. This makes researchers interested in knowing the psychosocial and spiritual
aspects of mothers who carry out early weaning on infant. Purpose: To determine the correlation
between psychosocial and spiritual aspects with early weaning in infant. Methods: This research is
a type of quantitative research used a descriptive analytic design and a cross sectional approach. The
number of samples of this study were 122 respondents who were obtained using Simple Random
Sampling and questionnaires whose data were analyzed using the Pearson Correlation test. Results:
This study showed that there was a significant correlation (pvalue ¬ = 0.000) and very strong (r =
0.912) between psychosocial aspects and early weaning in infant, while the correlation between
spiritual aspects and early weaning was significant (pvalue ¬ = 0.009 ) but has weak power (r =
0.236). Conclusion: the better the value of the psychosocial and spiritual aspects of a mother while
breastfeeding, the lower the early weaning rate in infant.

Keywords: Psychosocial Aspects, Spiritual Aspects, Early Weaning

PENDAHULUAN Menyusui tidak hanya sekedar


ASI adalah makanan alamiah dari memberi ASI kepada bayi, tetapi
payudara ibu sebagai makanan optimal keduanya melakukan pertukaran sensasi
kepada bayi. ASI merupakan makanan emosional atau bounding yang
paling baik untuk bayi, dengan komponen memungkinkan terbentuknya
zat gizi yang ideal dan seimbang untuk pengembangan kepribadian mereka yang
dicerna dan diserap oleh bayi (Tri merasa dilindungi. Ketulusan, kepekaan
Windiarto et al, 2018). Menurut dan stimulus diperlukan karena menyusui
Keputusan Menteri Kesehatan RI No. bukanlah perkara mudah tetapi juga
450/MENKES/SK/VI/2004, ASI bukan sesuatu yang sulit untuk dilakukan.
eksklusif perlu diberikan pada bayi baru (Alvarez & Elena, 2018) Selain fakta
lahir sampai usia 6 bulan dan dilanjutkan bahwa ASI adalah makanan terbaik yang
sampai anak usia 2 tahun. Jika setiap bayi dapat diberikan ibu kepada bayi,
disusui secara eksklusif sejak lahir, maka menyusui merupakan ajaran agama.
angka kesakitan dan kematian bayi akan Semua agama menyarankan ibu untuk
dapat diturunkan setiap tahunnya. Melihat menyusui anak hingga anak merasa siap
makin tingginya angka penyakit menular untuk berhenti. (Roesli, 2019) Kondisi ini
dan tidak menular di Indonesia, penting sangat bergantung pada kualitas
bagi orangtua untuk memberikan pondasi hubungan anak dan ibunya.
dasar pertahanan tubuh yang baik bagi Masih banyak ibu yang sulit
anak melalui ASI (Pollard, 2018). memberikan ASI secara optimal dengan
Jurnal Keperawatan Wiyata
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2020
ISSN 2774-4558 (Cetak)
ISSN 2774-9789 (Online)
berbagai latar belakang, sehingga masa Anak (PWS KIA) 2019 terdapat 350 bayi
menyusui ini akan berakhir disusul dari 473 bayi yang tidak mencapai ASI
dengan masa sapih (Alvarez & Elena, eksklusif di Puskesmas Harapan Baru.
2018). Penyapihan dini merupakan Pada bulan Desember 2019 peneliti juga
pemberhentian ASI kepada bayi sebelum melakukan wawancara kepada lima ibu
usia enam bulan (Depkes RI, 1996). yang membawa anak untuk imunisasi ke
Menyapih lebih awal dapat dipengaruhi Puskesmas Harapan Baru, dari 5 ibu
oleh mereka yang tidak mengerti dasar terdapat 4 ibu yang telah berhenti
pemikiran mengapa harus menunggu menyusui sebelum bayi usia 6 bulan. Dari
sampai bayi berusia enam bulan dan 4 ibu tersebut terdapat 2 ibu berhenti
mereka menerima panduan ini sebagai menyusui di usia anak 3 bulan dengan
suatu hal yang dapat disesuaikan. alasan ibu sibuk bekerja dan suami
Menurut penelitian lain, keputusan menyarankan pemberian susu formula, 1
penyapihan yang dilakukan oleh ibu ibu mengatakan takut payudara nya
ditentukan oleh karakteristik biologis dan kendur setelah menyusui sehingga tidak
fisiknya, tetapi dalam gilirannya memberikan ASI lagi seminggu setelah
perilakunya dipengaruhi oleh aspek kelahiran, 1 ibu lagi berhenti menyusui di
psikologis (keinginan, motivasi, usia anak 5 bulan karena ibu sudah
hambatan) dan oleh lingkungan sosial menggantikan dengan MPASI sejak anak
(tekanan dari orang lain). Ini adalah unit usia 4 bulan agar anak lebih kenyang dan
biopsikososial. (Alvarez & Elena, 2018). mudah untuk tidur malam. Sedangkan 1
Sedangkan menurut (Pollard, 2018) ibu yang masih memberikan ASI pada
menegaskan kembali perlunya program anak berusia 1 tahun saat itu, mengatakan
menyusui untuk mempromosikan secara bahwa payudara merupakan anugerah
menyeluruh berbagai aspek positif sambil yang diberikan Tuhan untuk menyusui,
memberikan realistis informasi tentang sehingga ibu tetap berusaha memberikan
tantangan dan strategi bersama untuk yang terbaik. Dalam agama pun
mengatasinya. Ibu membutuhkan dijelaskan bahwa ibu wajib memberikan
dukungan individual yang menilai ASI. Penelitian ini bertujuan untuk
kebutuhan psikososial dan emosional dan mengidentifikasi korelasi antara aspek
menawarkan dorongan, kepastian, dan psikososial dan spiritual dengan
pengakuan dari berbagai pengalaman. penyapihan dini pada anak usia baduta di
Hasil studi pendahuluan pada 26 Puskesmas Harapan Baru Samarinda.
November 2019 dalam buku Pemantauan
Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Jurnal Keperawatan Wiyata
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2020
ISSN 2774-4558 (Cetak)
ISSN 2774-9789 (Online)
METODE PENELITIAN PT 73 59.8
Penelitian ini termasuk ke dalam Tidak
Status 54 44.3
penelitian kuantitatif. Rancangan 4 kerja
Pekerjaan
Kerja 68 55.7
deskriptif analitik dengan pendekatan < 1 juta 7 5.7
cross sectional. Lokasi penelitian ini 5 Penghasilan 1-2 juta 30 24.6
>2 juta 85 69.7
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas
Sumber : Data Primer, 2020
Harapan Baru Samarinda pada tanggal 6-
Berdasarkan distribusi frekuensi tabel 4.1
11 Juli 2020. Intrument penelitian
diatas, terdapat mayoritas responden yang
meliputi Aspek Psikososial dan Aspek
memiliki anak dengan usia 6-12 bulan
Spiritual dengan menggunakan google
sejumlah 73 orang (59.8%), mayoritas
form dan angket tertulis yang dibagikan
responden yang melakukan inisiasi
pada ibu yang telah melakukan
menyusui dini saat melahirkan anak
penyapihan dini. Populasi dalam
sejumlah 96 orang (78.7%), mayoritas
penelitian ini adalah ibu yang telah
responden yang memiliki pendidikan
melakukan penyapihan dini pada anak
terakhir perguruan tinggi sejumlah 73
sebelum 6 bulan yaitu sebanyak 346
orang (59.8%), mayoritas responden yang
orang ibu. Teknik sampling yang
memiliki status pekerjaan yang sedang
digunakan dalam penelitian ini adalah
bekerja sejumlah 68 orang (55.7%) dan
probability sampling dengan metode
mayoritas responden yang memiliki
simple random sampling berdasarkan
penghasilan/bulan >2.000.000 sejumlah
kriteria inklusi dan eksklusi. Sehingga
85 orang (69.7%)
sampel dalam penelitian ini berjumlah
122 orang ibu dengan analisa data
menggunakan uji Korelasi Pearson.
HASIL PENELITIAN Tabel 4.2 Distribusi Statistik Berdasarkan
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Variabel (N=122)
Responden (N=122) Variabel Mean St. 95 %
Frekue Median
No Karakteristik % CI
nsi Deviasi
6-12 Penyapihan 4.00 0.974 3.44-
73 59.8
bulan 3.61
12-18 3.79
Dini
24 19.7
1 Usia Anak bulan Aspek 19.00 2.6 18.74-
18-24 19.20
25 20.5 19.67
bulan Psikososial
Ya 96 78.7 Aspek 36.00 3.759 35.77-
2 IMD
Tidak 26 21.3 36.44 37.12
SD 3 2.5 Spiritual
Pendidikan SMP 6 4.9 Sumber : Data Primer, 2020
3 Terakhir SMA 40 32.8
Jurnal Keperawatan Wiyata
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2020
ISSN 2774-4558 (Cetak)
ISSN 2774-9789 (Online)
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, hasil analisis kekuatan korelasi statistik yang sangat
didapatkan rata-rata usia penyapihan dini kuat dan Sig. (2-tailed)=0.000 yang
bayi adalah 3.61 bulan, median 4 bulan, menunjukkan bahwa pvalue<0.05
standar deviasi 0.974 bulan. Untuk sehingga dapat disimpulkan aspek
estimasi interval 95% dengan rata-rata psikososial memiliki korelasi yang
umur penyapihan berada pada selang 3.44 bermakna dengan penyapihan dini pada
s/d 3.79 bulan. Pada Aspek Psikososial anak usia baduta di Puskesmas Harapan
hasil analisis didapatkan rata-rata aspek Baru. Sedangkan hasil korelasi hubungan
psikososial ibu adalah 19.20, median antara aspek spiritual dengan penyapihan
19.00, standar deviasi 2.6. Untuk estimasi dini yang memiliki nilai Sig. (2-
interval 95% dengan rata-rata nilai aspek tailed)=0.009 yang menunjukkan bahwa
psikososial ibu berada pada selang 18.74 p<0.05 yang artinya aspek spiritual
s/d 19.67. Sedangkan pada Aspek memiliki korelasi yang bermakna, namun
Spiritual hasil analisis didapatkan rata- dari nilai r=0.236 artinya terdapat korelasi
rata aspek spiritual ibu adalah 36.44, positif dengan kekuatan korelasi statistik
median 36.00, standar deviasi 3.759. lemah yang dapat disimpulkan bahwa
Untuk estimasi interval 95% dengan rata- hampir tidak ada korelasi antara aspek
rata nilai aspek spiritual ibu berada pada spiritual dengan penyapihan dini pada
selang 35.77 s/d 37.12. anak usia baduta di Puskesmas Harapan
Baru Samarinda.

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis korelasi
aspek psikososial dengan penyapihan dini

Tabel 4.3 Distribusi Korelasi antara variabel pada anak usia baduta didapatkan nilai
Dependent dan Independent (N=122) r=0.912 yang artinya kekuatan korelasi
statistik sangat kuat dan Sig.
Penyapihan Dini
Variabel Nilai r (2tailed)=0.000 yang menunjukkan
Pvalue
(korelasi)
bahwa pvalue<0.05 sehingga korelasi
Aspek Psikososial 0.912 0.000
Aspek Spiritual 0.236 0.009 sangat bermakna dengan arah korelasi
Sumber : Data Primer, 2020
yang positif. Pada penelitian ini dapat
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas, diperoleh
disimpulkan bahwa terdapat korelasi
hasil korelasi antara aspek psikososial
positif yang bermakna dan berkekuatan
dengan penyapihan dini yang memiliki
sangat kuat antara aspek psikososial
nilai r=0.912 yang artinya memiliki
dengan Penyapihan Dini pada Anak Usia
korelasi hubungan positif dengan
Baduta di Puskesmas Harapan Baru
Jurnal Keperawatan Wiyata
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2020
ISSN 2774-4558 (Cetak)
ISSN 2774-9789 (Online)
sehingga hipotesis Ha diterima dan Ho Penelitian ini sejalan dengan
ditolak. Menurut asumsi peneliti hal ini penelitian Jeniawaty, dkk 2016 tentang
dapat disebabkan karena kurangnya Asuhan Keperawatan Psikososial pada
dukungan pada aspek psikososial yang Ibu Nifas dalam Menghadapi ASI belum
dipengaruhi faktor internal seperti cara Keluar pada 0-3 hari Pascasalin. Pada
berfikir, rasa percaya diri, sikap, hasil penelitian menunjukan bahwa aspek
pengetahuan ataupun pengalaman psikososial yang mendukung akan
seorang ibu mengenai menyusui dan mempengaruhi keberhasilan seorang ibu
faktor eksternal seperti lingkungan sosial, dalam memberikan ASI sehingga
keluarga, petugas kesehatan dan media diharapkan penyapihan dini dapat diatasi.
sosial sehingga penyapihan dini dapat Berdasarkan hasil penelitian kesehatan
dihindarkan sebelum waktunya. Karena psikologi, didapatkan ada hubungan
tingginya penyapihan dini merupakan antara psikologi ibu dengan pemberian
tanggungjawab semua pihak, bukan ASI eksklusif, ini didukung oleh teori
hanya seorang ibu. (Mufdlilah,2017) bahwa faktor kejiwaan
Asumsi peneliti juga didukung oleh ibu dapat berpengaruh pada pemberian
hasil wawancara singkat yang dilakukan ASI antara lain yaitu rasa percaya diri,
peneliti kepada ibu, ibu yang melakukan kepribadian, kecemasan, kestabilan emosi
penyapihan dini sebagian besar sibuk sikap dan pengalaman menyusui dan
bekerja yang membuat seorang ibu sejalan dengan penelitian (Josefa, 2011).
menyusui kesulitan dalam membagi Stres, cemas dan ketidakyakinan
waktu untuk menyusui, baik dirumah mempengaruhi produksi hormon yang
ataupun ditempat bekerja. Selain itu berperan dalam proses menyusui.
banyaknya petugas kesehatan, lingkungan Keadaan psikologis menyebabkan jumlah
sosial ataupun masyarakat dan media dan kualitas ASI berkurang dan
sosial yang kurang mendukung terhadap menyebabkan mereka memberikan
pemberian ASI sehingga membuat Ibu MPASI dan PASI sebelum waktunya.
yang tadinya berkeinginan menyusui Produksi ASI sangatlah dipengaruhi oleh
secara eksklusif menjadi runtuh rasa faktor kejiwaan, ibu yang selalu dalam
percaya dirinya dan tergiur untuk keadaan tertekan, sedih, kurang percaya
memberikan susu formula sebagai diri dan berbagai ketegangan bentuk
tambahan ataupun makanan pendamping emosional akan menurunkan volume ASI
ASI yang lain yang membuat intensitas bahkan tidak akan terjadi produksi ASI
menyusui lama kelamaan berkurang dan dan untuk memproduksi ASI yang baik,
berhenti.
Jurnal Keperawatan Wiyata
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2020
ISSN 2774-4558 (Cetak)
ISSN 2774-9789 (Online)
ibu harus dalam keadaan tenang penelitian menunjukan bahwa aspek
(Wulandari & Sri, 2011). spiritual yang mendukung akan
Berdasarkan hasil analisis korelasi mempengaruhi keberhasilan seorang ibu
aspek spiritual dengan penyapihan dini dalam memberikan ASI sehingga
pada anak usia baduta didapatkan nilai diharapkan penyapihan dini dapat diatasi.
r=0.236 yang artinya kekuatan korelasi Berdasarkan hasil penelitian Wattimena,
statistik lemah dan Sig. (2-tailed)= 0.009 dkk 2012, didapatkan bahwa ibu yang
yang menunjukkan bahwa pvalue<0.05 berhasil menyusui lebih dari 6 bulan
yang memiliki korelasi bermakna dengan mempunyai kesadaran diri untuk
arah korelasi yang positif. Pada penelitian memaknai ASI. Ia menyadari akan
ini dapat disimpulkan bahwa hampir tidak kelebihan luar biasa dalam kandungan
terdapat korelasi antara aspek spiritual gizi, kekebalan, dan kedekatan yang
dengan penyapihan dini pada anak usia terbentuk antara ibu dan anak. Hal-hal ini
baduta di Puskesmas Harapan Baru yang membanggakan dan memberi
dengan hipotesis Ha ditolak dan Ho pengharapan agar anak mereka tumbuh
diterima. menjadi anak yang cerdas. Pilihan
Menurut asumsi peneliti hal ini dapat menjadi ibu yang bertanggung jawab
disebabkan karena ibu menyadari bahwa terhadap kebahagiaan dan keselamatan
pemberian ASI eksklusif merupakan anak yang dilahirkan menyebabkan ibu
suatu perintah setiap agama yang sadar diri tentang keunggulan dan
menyarankan untuk diberikan kepada kekuatan spiritual ASI yang alami dan
setiap anak sebagai bentuk hak dan cinta diberkahi Ilahi.
kasih yang wajib diberikan kepada anak Berdasarkan hal ini, maka kita bisa
melalui ibu. Walaupun ibu menyadari hal mengatakan bahwa ASI merupakan
tersebut namun dalam kenyataannya, ibu makanan sempurna yang mengandung
belum mampu untuk memberikan apa berbagai zat makanan yang sangat
yang seharusnya anak terima selama masa diperlukan oleh tubuh makhluk hidup,
tumbuh kembangnya. Walaupun sehingga metabolisme tubuhnya bisa
sepenuhnya bukan hanya tanggungjawab berjalan lancar dan perkembangan
dari ibu, tetapi juga peran keluarga dan badannya berlangsung dengan baik. Ibu
pasangan hidup sangatlah besar dalam hal memaknai ASI dan mau menyusui. Ibu
ini. Penelitian ini sejalan dengan sadar bahwa menyusui adalah tugas yang
penelitian Rinanti tahun 2018 yang mulia dan kewajiban tanpa pamrih.
berjudul Status Kesehatan Ibu dengan Walaupun berhadapan dengan berbagai
Pemberian ASI Eksklusif. Pada hasil tugas, tetapi tugas menyusui tetap nomor
Jurnal Keperawatan Wiyata
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2020
ISSN 2774-4558 (Cetak)
ISSN 2774-9789 (Online)
satu dan tidak tergantikan. Kebiasaan cara berfikir, perasaan atau ekspresi
tidak menyusui adalah perbuatan yang dari status emosional, proses
menyia-nyiakan pemberian Tuhan Yang intelektual (pengetahuan dan
Maha Esa. Keyakinan Spiritual pendidikan), keterlibatan keluarga atau
merupakan hal yang mempengaruhi lingkungan, sikap, interaksi sosial.
tingkat kesehatan dan perilaku selfcare 3. Suatu hubungan yang dibangun oleh
pasien. Dampak negatif dari tidak ibu dengan janin selama dalam
terpenuhinya kebutuhan spiritual dan kandungan merupakan hubungan baik,
dapat mengakibatkan seseorang lebih sama baiknya dengan ikatan fisik
rentan terhadap depresi, stres, mudah maupun emosional. Spiritualitas dapat
gelisah, kehilangan kepercayaan diri dan memicu kesehatan dan penyembuhan,
kehilangan motivasi (Craven dan Hirnle, membawa seseorang pada mental and
2009). Ibu dan keluarga dalam upaya physical well-being yang lebih baik.
memberikan hak yang ditetapkan untuk Nilai ini diperoleh berdasarkan
mereka sesuai amanat dalam Al-Qur’an penilaian terhadap keyakinan atau rasa
Surah Al-Baqarah: 233 (Kadir, 2014). percaya ibu terhadap kemurnian dari
pemberian ASI, dalam bentuk cinta
KESIMPULAN kasih yang diberikan kepada anak
1. Berdasarkan karakteristik responden melalui pemberian ASI oleh seorang
saat ini banyak ibu yang memiliki anak ibu.
berusia 6-12 bulan, dimana mayoritas
4. Kurangnya dukungan pada aspek
ibu melakukan inisisasi menyusui dini psikososial yang dipengaruhi faktor
ketika melahirkan anak. Sedangkan
internal seperti cara berfikir,rasa
mayoritas pendidikan terakhir ibu yaitu percaya diri,sikap, pengetahuan
Perguruan Tinggi dengan memiliki
ataupun pengalaman seorang ibu
pekerjaan dan penghasilan Rp.
mengenai menyusui ataupun faktor
>2.000.000,-/bulan.
eksternal seperti lingkungan sosial,
2. Pengalaman ibu memperoleh
keluarga, petugas kesehatan dan media
dukungan pada aspek psikososial sosial sehingga penyapihan dini dapat
berbeda-beda. Ibu yang mendapatkan
dihindarkan sebelum waktunya. Dari
dukungan psikososial secara penuh
hasil korelasi dapat disimpulkan
dapat membantu hormon pembuat susu
semakin baik nilai aspek psikososial
berproduksi secara maksimal yaitu
ibu maka semakin menurun usia bayi
prolaktin. Nilai ini diperoleh
akan dilakukan penyapihan dini.
berdasarkan penilaian terhadap rasa
percaya diri, penampilan dan perilaku,
Jurnal Keperawatan Wiyata
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2020
ISSN 2774-4558 (Cetak)
ISSN 2774-9789 (Online)
5. Ibu menyadari bahwa pemberian ASI Alvarez, V. S., & Elena, O. M. (2018).
Aspek Psikososial Menyusui.
eksklusif merupakan suatu perintah
Jurnal Ilmu Kedokteran, 95100.
setiap agama yang menyarankan untuk
Andriani, M., & Wirjatmadi, B. (2012).
diberikan kepada setiap anak sebagai Peranan Gizi dalam
bentuk hak dan cinta kasih yang wajib Siklus Kehidupan. Jakarta:
Prenadamedia Group.
diberikan kepada anak melalui ibu.
Dari hasil korelasi dapat disimpulkan Asmadi. (2008). Teknik Prosedural
Keperawatan Konsep dan
semakin baik nilai aspek spiritual ibu Aplikasi. Jakarta: Salemba
maka semakin menurun usia bayi akan Medika.
dilakukan penyapihan dini. Bagus Ani Putra, M. G., Herdiana, I., &
Alvian, I. N. (2012). Pengantar
Psikologi Sosial.
SARAN Surabaya: Airlangga University
1. Bagi Tenaga Kesehatan Press.
Walaupun pada Aspek Spiritual di Banerjee, A. M. (2017). Nucleus. Jakarta:
dapatkan korelasi yang lemah, Tenaga PT Gramedia Pustaka Utama.
Kesehatan dan Kader diharapkan Carsel, S. (2018). Metodologi Penelitian
harus lebih intensif dalam Kesehatan dan
Pendidikan. Yogyakarta:
memberikan informasi yang berkaitan Penebar Media
dengan pentingnya aspek psikososial Pustaka.
dan aspek spiritual pada ibu menyusui Desmariyenti, et al. (2018). Hubungan
dengan pendekatan yang berwawasan Pengetahuan dan Sikap Ibu

sehingga diharapkan dapat dengan Waktu Penyapihan.


Endurance, 500-509.
menurunkan angka penyapihan dini
pada anak usia baduta. Djaiman, S. P. (2009). Besarnya Peluang
Usia Penyapihan Anak Baduta di
2. Bagi Peneliti Lain Indonesia dan Faktor yang
Peneliti selanjutnya dapat Mempengaruhi. Media Litbang
Kesehatan Volume XIX Nomor
memberikan cara untuk menurunkan 1.
kejadian penyapihan dini pada anak
Hamid, A. Y. (2008). Bunga Rampai
usia baduta. Asuhan Keperawatan Kesehatan
Jiwa. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.
DAFTAR PUSTAKA
Profil Perempuan Indonesia. (2018). Hanifah, S. A., Astuti, S., & Susanti, A.
Dipetik Februari 6, 2020, dari I. (2017). Gambaran
www.kemenpppa.go.id Karakteristik Ibu Menyusui
Tidak Memberikan ASI
Alcaf, M. (2017). Doa dan Zikir Khusus Eksklusif di Desa Cikeruh
Wanita. Jakarta: Guepedia. Kecamatan Jatinagor Sumedang.
Jurnal Sistem Kesehatan.
Jurnal Keperawatan Wiyata
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2020
ISSN 2774-4558 (Cetak)
ISSN 2774-9789 (Online)
Havener, K. C. (2013). Nursies When the Maryati, K., & Juju, S. (2006). Sosiologi
Sun Shines: A little book on (Vol. 2). Gelora Aksara
nightweaning. Elea Press. Pratama.
Hermawan, I. (2019). Teknik Menulis Masturoh, I., & Anggita, N. (2018).
Karya Ilmiah Berbasis Aplikasi Metodologi Penelitian
dan Metodologi. Kesehatan. Jakarta:
Kuningan: Hidayatul Quran. Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia.
Heryanto, E. (2017). Faktor-faktor yang
Berhubungan dengan Pemberian Monika, F. B. (2014). Buku Pintar ASI
Makanan Pendamping ASI Dini. dan Menyusui. Jakarta Selatan:
Jurnal Ilmu Kesehatan 2, Noura Books.
141152.
Mubarak. (2007). Promosi Kesehatan
Hindah, M. (2009). Hidangan Sehat untuk Sebuah Pengamatan Proses
Ibu Menyusui. Jakarta: Gramedia Belajar Mengajar dalam
Pustaka Utama. Pendidikan. Yoyakarta: Graha
Ilmu.
Jeniawaty Sherly et al. (2016). Asuhan
Keperawatan Psikososial pada Mufdlilah. (2019). Buku Panduan Ayah
Ibu Nifas dalam Menghadapi ASI ASI. Yogyakarta: Nuha Medika.
Belum Keluar pada 0-3 Hari
Pascasalin. Jurnal Ners, 261-268. Mulyani, N. S. (2013). ASI dan Panduan
Ibu Menyusui.
Josefa, K. G. (2011). Faktor-Faktor yang Yogyakarta: Nuha Medika.
Mempengaruhi Perilaku
Pemberian ASI Eksklusif pada Mulyani, N. S. (2013).
Ibu. Artikel Penelitian Karya ASI dan Pedoman Ibu
Tulis Ilmiah. Menyusui.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Juliandi, A., Irfan, & Manurung, S.
(2014). Metodologi Penelitian Nahar, M. (2018). Hubungan Spiritual
Bisnis Konsep dan Aplikasi. Support dengan Kecemasan dan
Medan: Umsu Press. Adaptasi Spiritual Ibu Hamil.
Perpustakaan Universitas
Kamariyah, N. (2014). Kondisi Airlangga.
Psikologi Mempengaruhi
Produksi ASI Ibu Menyusui di Ningrum, S. P. (2017). Faktor-faktor
BPS ASKI Pakis Sido Kumpul Psikologis yang Mempengaruhi
Surabaya. Jurnal Ilmiah Postpartum Blues. Psympathic :
Jurnal Ilmiah Psikologi,
Kesehatan, 29-36.
2052018.
Leurer, M. D., & Misskey, E. (2015). The
Psychosocial and Emotional Nurmala, I. (2018). Pormosi Kesehatan.
Experience of Breastfeeding: Surabaya: Airlangga University
Reflections of Mother. Global Press.
Qualitative Nursing Research, Pambudi, J., & Christijani, R. (2017).
2, 1-9. Praktek Penyapihan Dini serta
Marimbi, H. (2010). Tumbuh Kembang Hubungannya dengan Keadaan
Status Gizi dan Imunisasi Dasar Sosial Ekonomi dan Wilayah
pada Balita. Yogyakarta: Nuha Tempat Tinggal. Pusat
Medika.
Jurnal Keperawatan Wiyata
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2020
ISSN 2774-4558 (Cetak)
ISSN 2774-9789 (Online)
Penelitian dan Pengembangan Singgih, G. (2008). Dasar & Teori
Upaya Kesehatan Masyarakat, Perkembangan Anak. Jakarta: PT
87-94. BPK Gunung Mulia.
Pollard, M. (2018). ASI Asuhan Berbasis Sit, M. (2017). Psikologi Perkembangan
Bukti. Jakarta: EGC. Anak Usia Dini. Depok:
Kencana.
Praborini, A., & Wulandari, R. A. (2018).
Anti Stress Menyusui. Jakarta Sunaryo. (2004). Psikologi
Selatan: PT. Kawan Pustaka. untuk Keperawatan. Jakarta:
Buku Kedokteran EGC.
Priyatna, A. (2012). Father's First Year
Membahas Topik-Topik yang Suryanto et al. (2012). Pengantar
Penting Diketahui di Tahun Psikologi Sosial.
Menjadi Ayah. Jakarta: Surabaya: Airlangga University
Kelompok Gramedia. Press.

Purwanti, H. S. (2004). Konsep Susanti, I. Y. (2017). Penyapihan Dini


Penerapan ASI Eksklusif. dengan Status Gizi Anak Bawah
Jakarta: EGC. Dua Tahun (BADUTA) di
Posyandu Graha. Prosiding
Rahmat, I. (2016). Aspek Spiritual dalam Seminar Nasional.
Keperawatan.
Yogyakarta: EGC. Sutanto, A. V. (2018).
Asuhan Kebidanan Nifas dan
Ramayulis, R., & Marbun, R. M. (2010). Menyusui Teori dalam Paktik
Menu dan Resep untuk Ibu Kebidanan Profesional.
Menyusui. Jakarta: Yogyakarta:
Penebar Pustaka Baru Press.
Plus.
Tine Donsu, J. D. (2019). Psikologi
Riksani, R. (2013). Dari Rahim Hingga Keperawatan. Yogyakarta:
Besar. Jakarta: PT Elex Media Pustaka Baru.
Komputindo.
Wasis. (2006). Pedoman Riset Praktis
Roesli, U. (2019, Agustus 2). Anjuran untuk Profesi Perawat. Jakarta:
Menyusui dalam 6 EGC.
Agama. Dipetik Februari 20,
2020, dari Kumparan: Wenas, W., Malonda, N., Bolang, A., &
https://kumparan.com/kumparan Kapantow, N. (2011).
mom/anjuran-menyusui-dalam- Hubungan antara Pengetahuan
6-agama-1raSctVteqo dan Sikap Ibu Menyusui dengan
Pemberian ASI Eksklusif di
Sara, V. A., & Elena, O. M. (2018).
wilayah kerja Puskesmas
Aspek Psikososial Menyusui.
Tompaso Kecamatan Tompaso.
Jurnal Ilmu Kedokteran Gigi.
Universitas Sam Ratulangi
Septiani, H., & Heryani, S. (2019). Manado.
Hubungan Tingkat Pendidikan
Yuliarti, N. (2010). Keajaiban
Ibu Menyusui dengan Usia
ASIMakanan Terbaik
Penyapihan dalam Pemberian
untuk Kesehatan,
ASI pada Bayi Di Bawah Usia 1
Kecerdasan, dan Kelincahan
tahun Wilayah Kerja Puskesmas
Si Kecil.
Panumbangan.
Jurnal Keperawatan Wiyata
Volume 1, Nomor 1, Tahun 2020
ISSN 2774-4558 (Cetak)
ISSN 2774-9789 (Online)
Yogyakarta: CV Andi Offset.

Yusuf, A., Nihayati, H. E., Iswari, M. F.,


& Okviasanti, F. (2016).
Kebutuhan Spiritual Konsep dan
Aplikasi dalam Asuhan
Keperawatan. Jakarta: Mitra
Wacana Medika.

Anda mungkin juga menyukai