PENDAHULUAN
1
2
karena itu pada saat menyusui ibu harus terbebas dari tekanan baik fisik
maupun emosional. Faktor ke empat yaitu persuasi verbal dimana penguatan
atau saran dari orang-orang terdekat khususnya keluargasangat berpengaruh
untuk menjadi sumber kekuatan bagi ibu. Keluarga memegang peranan
penting dalam bentuk memberikan dukungan, saran,motivasi, informasi
ataupun pengetahuan mengenai pemberian ASI eksklusif. Peran keluarga
sangat dibutuhkan dalam mengurangi persepsi ibu tentang kekurangan ASI
dan penghentian pemberian ASI sejak dini (Vitasari, 2018).
World Health Organisation (WHO) melaporkan bahwa secara global
rata-rata angka pemberian ASI eksklusif di dunia pada tahun 2017 hanya
sebesar 38%, WHO menargetkan pada tahun 2025 angka pemberian ASI
eksklusif pada usia 6 bulan pertama kelahiran meningkat setidaknya 50%.
Menurut data Riskesdas yang diambil dari tahun 2014-2017cakupan ASI
eksklusif di Indonesia pada tahun 2014 sebesar 37,3%, tahun 2015
sebesar55,7%, tahun 2016 sebesar 54% dan tahun 2017 sebesar 61,33%.
Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2018 cakupan pemberian ASI
eksklusif sebesar 68,74% belum mencapai target Nasional yaitu 80%.
Berdasarkan Profil Kesehatan Kota Kupang pada tahun 2016 jumlah bayi
usia 0-6 bulan sebanyak 3.666 dan yang diberikan ASI ekslusif pada usia 0-6
bulan hanya mencapai 2.461 (67.13%). Dari 11 puskesmas di Kota Kupang,
ada 3 puskesmas yang mengalami kegagalan ASI ekslusif tertinggi
diantaranya puskesmas Oesapa dengan prensentase 12,43% dari jumlah bayi
sebanyak 539, puskesmas Sikumana dengan presentase 56,96% dengan
jumlah bayi sebanyak 546 dan puskesmas Penfui dengan presentase 44,49%
dengan jumlah bayi sebanyak 254, kemudian berdasarkan Profil Kesehatan
Kota Kupang pada tahun 2018 Puskesmas Oesapa masih berada di peringkat
3 terbawah pemberian ASI eksklusif dengan presentase 0,7% dengan jumlah
bayi 2.185, Puskesmas Bakunase dengan presentase 14,8% dengan jumlah
bayi 980 dan Puskesmas Oepoi dengan presentase 17,6 dengan jumlah bayi
1.364 (Dinkes Kota Kupang).
Pemberian ASI eksklusif memberi keuntungan bagi bayi, diantaranya
adalah mencegah kekurangan gizi bayi, meningkatkan daya tahan tubuh,
3
Upaya yang perlu dilakukan agar pemberian ASI eksklusif dapat tercapai
yaitu dengan meningkatkan self-efficacy ibu melalui dukungan yang kuat dari
orang terdekat dan tenaga kesehatan, memberikan informasi dasar dan
melakukan konseling bagi ibu yang menyusui. Selain itu juga penerapan 10
langkah menuju keberhasilan menyusui di rumah sakit dan sarana pelayanan
kesehatan lainnya. Berdasarkan uraian fenomena diatas maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Peran Keluarga Dengan
Self-Efficacy Pada Ibu Menyusui Dalam Memberikan ASI Eksklusif Di
Puskesmas Oesapa Kota Kupang”.
6
No Nama Penulis dan Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
terhadap Breastfeeeding Self penelitian :
Efficacy Breastfeeding Self
Efficacy Short Form
(BSES-SF)
3 Putra, M. (2018) Hubungan antara Hasil penelitian menunjukan a. Variabel dependen a. Variable independen
Dukungan Sosial bahwa subjek yang memiliki (terikat) yaitu self- (bebas) yaitu
Dengan Breastfeeding dukungan sosial yang sangat efficacy pada ibu dukungan sosial
Self-efficacy Pada Ibu rendah berjumal 20 yang menyusui. b. Tempat penelitian :
Menyusui memiliki presentase 18,7%. b. Sampel : Ibu menyusui Puskesmas Harapan
Kemudian subjek yang yang memiliki bayi 0-6 Raya Pekanbaru
memiliki dukungan sosial bulan. c. Instrument
rendah berjumlah 21 dengan c. Sampling : Purposive penelitian :
presentase 19,6%, selanjutnya Sampling Breastfeeding Self
subjek yang memiliki dukungan Efficacy Short Form
sosial sedang berjumlah 21 (BSES-SF)
dengan presentase 19,6% dan
subjek yang memiliki dukungan
sosial tinggi berjumlah 28
dengan presentase 26,1 serta
subjek yang memiliki dukungan
sosial sangat tinggi berjumlah
17 dengan presentase 15,9%
4 Conde (2017) Breastfeeding Self- Memberikan hasil yang relevan Variabel dependen a. Sampel : 160 ibu
Efficacy And Length Of untuk meningkatkan perawatan (terikat) yaitu self- remaja dengan rata-
Breastfeeding Among bagi ibu remaja dan bayinya, efficacy pada ibu rata usia 16 tahun
Adolescent Mother sehingga memungkinkan untuk menyusui. b. Instrument :
mengatasi kesulitan dan Breastfeeding Self-
hambatan, memfasilitasi efficacy Scale
kelangsungan EBF hingga 6 Brazilian Version
bulan kehidupan anak dan
mendukung pengurangan
morbiditas dan kortalitas ibu-
bayi
7
No Nama Penulis dan Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
5 Pradanie (2015) Paket dukungan Tidak ada perbedaan antara Variabel dependen yaitu a. Variabel
terhadap Breastfeeding kelompok perlakuan dan Breastfeeding Self- Independent :
Self-Efficacydan control setelah diberikan Efficacy Dukungan menyusui
keberhasilan menyusui intervensi paket dukungan b. Analisi : Uji
pada ibu postpartum menyusui. Tidak ada hubungan korelasi spearman
yang signifikan antara rho
Breastfeeding Self- c. Instrumen Penelitian
Efficacytindakan menyusui : BSEF-SF dan
efektif LATCH assessment
tool
d. Sampel : 20 ibu post
partum (10 ibu
kelompok
perlakuan, 10 ibu
kelompok perilaku)
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
10
zat antibodi untuk mencegah dan menetralisir bakteri, virus, jamur dan
parasit. Volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam.
2) ASI Transisi/Peralihan
ASI peralihan adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai
sebelum ASI matang, yaitu sejak hari ke-4 sampai hari ke-10. Selama
dua minggu, volume air susu bertambah banyak dan berubah warna
serta komposisinya.
3) ASI Matur
ASI matur disekresi pada hari ke sepuluh dan seterusnya. ASI matur
tampak berwarna putih. Kandungan ASI matur relatif konstan, tidak
menggumpal bila dipanaskan. Air susu yang mengalir pertama kali atau
saat lima menit pertama disebut foremilk. Foremilk lebih encer.
Foremilk mempunyai kandungan rendah lemak dan tinggi laktosa, gula,
protein, mineral dan air. Selanjutnya, air susu berubah menjadi
hindmilk. Hindmilk kaya akan lemak dan nutrisi. Hindmilk membuat
bayi akan lebih cepat kenyang.
4. Cara Menyusui Yang Benar
Teknik menyusui adalah suatu cara pemberian ASI yang dilakukan oleh
seorang ibu kepada bayinya, demi mencukupi kebutuhan nutrisi bayi,
sebagai berikut :
1) Cara memasukan putting susu ibu ke mulut bayi
Bila dimulai dengan payudara kanan, letakkan kepada bayi pada siku
bagian dalam lengan kanan, badan bayi menghadap kebadan ibu.
Lengan kiri bayi diletakkan diseputar pinggang ibu, tangan kanan ibu
memegang pantat/paha kanan bayi, sangga payudara kanan ibu dengan
empat jari tangan kiri, ibu jari diatasnya tetapi tidak menutupi bagian
yang berwarana hitam (aerola mamae), sentuhlah mulut bayi dengan
putting payudara ibu tunggu sampai bayi membuka mulutnya lebar.
2) Teknik melepaskan hisapan bayi
Setelah selesai menyusui kurang lebih selama 10 menit, lepaskan
hisapan bayi dengan cara memaasukan jari kelingking ibu yang masih
19
e. Olesi putting susu dengan ASI akhir (hind milk), jangan sekali-kali
memberikan obat lain seperti krim, salep dan lain-lain.
f. Putting susu yang sakit dapat diistirahatkan untuk sementara waktu
kurang lebih 1x24 jam dan biasanya akan sembuh sendiri dalam
waktu sekitar 2x24 jam
g. Selama putting susu diistirahatkan, sebaiknya ASI tetap dikeluarkan
dengan tangan dan tidak dianjurkan dengan alat pompa karena nyeri
h. Cuci payudara sehari sekali saja dan tidak dibenarkan untuk
menggunakan sabun
i. Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui pada payudara yang
sakit untuk sementara untuk member kesempatan lukanya
menyembuh
j. Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan
dengan pompa ASI) untuk tetap mempertahankan kelancaran
pembentukan ASI
k. Berikan ASI perah dengan sendok atau gelas jangan menggunakan
dot
l. Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-mula dengan
waktu yang lebih singkat
m. Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu rujuk ke puskesmas
3. Payudara bengkak
Pada hari-hari pertama (sekitar 2-4 jam), payudara sering terasa
penuh dan nyeri disebkan bertambahnya aliran darah ke payudara
bersamaan dengan ASI mulai diproduksi dalam jumlah banyak
Penyebab bengkak :
a. Posisi mulut bayi dan putting susu ibu salah
b. Produksi ASI berlebihan
c. Terlambat menyusui
d. Pengeluaran ASI yang jarang
e. Waktu menyusui yang terbatas
22
h. Pionir keluarga
Membawa keluarga pindah ke suatu wilayah asing dan
mendapatkan pengalaman baru
i. Koordinator
Keluarga berarti mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-
kegiatan keluarga yang berfungsi mengangkat keakraban dan
memerangi kepedihan
j. Pengikut dan saksi
Saksi sama dengan pengikut, kecuali dalam beberapa hal , saksi
lebih pasif. Saksi hanya mengamati dan tidak melibatkan dirinya.
Menurut Friedman (2010) bentuk peran keluarga diantaranya :
sebagai pembuat keputusan tentang kesehatan utama, pendidik, konselor
dan pemberi asuhan dalam keluarga.
3. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Pelaksanaan Peran
Menurut Kurniawan (2008) faktor – faktor yang mempengaruhi
pelaksanaan peran meliputi :
1. Kelas sosial
Fungsi dari peran suami tertentu dipengaruhi oleh tuntutan
kepentingan dan kebutuhan yang ada dalam keluarga
2. Bentuk keluarga
Keluarga dengan orangtua tunggal jelas berbeda dengan orangtua
yang masih lengkap demikian juga antara keluarga inti dengan
keluarga besar yang beragam dalam pengambilan keputusan dan
kepentingan akan rawan konflik peran
3. Latar belakang keluarga
a. Kesadaran dan kebiasaan keluarga
Kesadaran merupakan titik temu dari berbagai pertumbuhan dan
perbandingan yang mengahsikan keyakinan.
b. Sumber daya keluarga
Sumber daya atau pendapatan keluarga merupakan penerimaan
seseorang sebagai imbalan atas semua yang telah dilakukan baik
26
Keluarga merupakan
hubungan antara dua orang
atau lebih yang dibentuk
berdasarkan ikatan darah,
perkawinan yang sah atau
adopsi
Fungsi Keluarga :
1. Fungsi Afektif
2. Fungsi Sosialisasi
3. Fungsi Reproduksi
4. Fungsi Ekonomi
5. Fungsi Perawatan
Keluarga/
Pemeliharaan
Kesehatan
Keterangan:
: Diteliti
: Berpengaruh
36
Tabel 3.1 Definisi Operasional Hubungan Peran Keluarga dengan Self-efficacy Pada Ibu Menyusui Dalam Memberikan ASI
Eksklusif Di Puskesmas Oesapa Kota Kupang
NO Variabel Defenisi Operasional Indikator Instrumen Skala Skor
1 Peran Perilaku yang dilakukan Peran keluarga (suami): Kuesioner Nominal Penilaian diukur dari 15
keluarga keluarga (suami) dalam 1. Pendorong Peran pertanyaan menggunakan skala
rangka memenuhi kebutuhan 2. Pemberi rasa aman Keluarga Guttman untuk jawaban sesuai
baik psikologis maupun fisik 3. Pendidik dengan kunci :
ibu menyusui di Puskesmas 4. Pencari nafkah Ya : 1
Oesapa Kota Kupang. 5. Perawatan keluarga Tidak : 0
Interpretasi:
Aktif : ≥ 50%
Pasif : ≤ 50%
(Anjarsari, L. 2017)
2 Self-efficacy Rasa kepercayaan diri ibu 1. Pengalaman menyusui Kuisoner Ordinal Penilaian diukur dari 12
pada ibu yang memengaruhi kemauan 2. Pengalaman orang lain Self-efficacy pernyataan menggunakan skala
menyusui ibu dalam memberikan ASI 3. Persuasi verbal Likert utnuk jawaban sesuai
eksklusif pada bayinya di 4. Keadaan fisiologis dan dengan nilai :
Puskesmas Oesapa Kota emosional STY : sangat tidak yakin
Kupang TY: tidak yakin
. KY: kurang yakin
Y: yakin
SY: sangat yakin
Interpretasi :
Self-efficacy baik : > 60%%
Self-efficacy kurang : < 60%
(Agustin, E. 2018)
39
40
n=97
Jadi, sampel dalam penelitian ini berjumlah 97 orang.
41
3.3.3 Sampling
Sampling merupakan proses menyeleksi porsi dari populasi untuk
dapat mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-cara yang
ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-
benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian. Teknik sampling dalam
penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu suatu teknik penetapan
sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang
dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel
tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal
sebelumnya (Nursalam, 2016).
3.4 Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu : Penelitian ini telah dilaksanakan pada 7 April-
25 Mei 2022
2. Lokasi penelitian : Puskesmas Oesapa Kota Kupang
tujuan penelitian, peneliti juga di bantu oleh salah seorang teman sebagai
asisten peneliti. Dalam penelitian ini, asisten peneliti bertugas untuk
membantu mendekati calon responden dengan tetap memperhatikan
protokol kesehatan. Sementara peneliti menjelaskan tujuan penelitian
serta meminta calon responden terlibat dalam penelitian dan memberikan
surat informed consent sebagai bukti bahwa responden bersedia
berpartisipasi menjadi responden penelitian. Peneliti juga memberikan
kuisoner untuk di isi oleh responden dan meminta izin untuk mengambil
foto demi kepentingan dokumentasi penelitian. Setelah lembar kuisoner
terisi, responden langsung menyerahkan kepada peneliti. Kemudian
peneliti melakukan cross check dulu, jikalau ada peryataan yang belum
terisi peneliti langsung meminta responden untuk melengkapinya, serta
langsung dipilah peneliti mana yang mungkin bisa diganti yang sesuai
dengan kriteria untuk menjadi responden sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan peneliti.
3.5.2 Instrument Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
kuesioner. Kuisoner peran keluarga merupakan model pernyataan adaptasi
dari penelitian yang dilakukan oleh Laela Anjarsari (2017). Kuesioner peran
keluarga peneliti pada penelitian ini menggunakan skala Guttman dengan 15
pernyataan. Pengukuran skor yang diperoleh dari setiap pernyataan akan
dihitung Ya : 1 dan Tidak : 0
Kuisoner self-efficacy merupakan model pernyataan adaptasi dari
penelitian Eva Dwi Agustin (2018). Kuisoner penelitian ini menggunakan
skala Likert dengan 12 pernyataan. Pengukuran skor yang diperoleh dari
setiap pernyataan akan memberikan 5 alternatif jawaban. Masing-masing
jawaban dinilai sebagai berikut :
a) Sangat tidak yakin (STY), diberi nilai 1
b) Tidak yakin (TY), diberi nilai 2
c) Kurang yakin (KY), diberi nilai 3
d) Yakin (Y), diberi nilai 4
e) Sangat yakin (SY), diberi nilai 5
43
Populasi target : Semua ibu yang memberikan ASI eksklusif di Puskesmas Oesapa Kota Kupang
pada bulan September-Desember tahun 2021
Purposive Sampling
Jumlah sampel:97
Informed consent
Editing
Coding
Scoring
Tabulating
Uji Chi-square
Hasil
Kesimpulan
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan pembahasan tentang
hubungan peran keluarga dengan self-efficacy pada ibu menyusui dalam
memberikan asi eksklusif di Puskesmas Oesapa Kota Kupang. Data diperoleh
melalui pemberian kuisoner untuk peran keluarga dan Self-efficacy pada ibu
menyusui di wilayah kerja Puskesmas Oesapa yang dilakukan kurang lebih
selama satu bulan terhitung tanggal 7 April-25 Mei 2022
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Puskesmas Oesapa kota kupang secara geografis terletak di
Kecamatan Kelapa Lima, Kelurahan Oesapa di sebelah Utara berbatasan
dengan Kecamatan Oebobo, sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan
Kupang Tengah, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kota Lama.
Luas wilayah kerja UPT Puskesmas Oesapa yaitu ± 15,31 km2 atau 8,49%
dari luas Kota Kupang (180,2 km 2) dengan rincian Kelurahan Oesapa seluas
4,37 km2, Kelurahan Oesapa Barat 2,23 km2, Kelurahan Oesapa Selatan 1, 12
km2, Kelurahan Lasiana 4,83 km2, dan Kelurahan Kelapa Lima2,76 km2,
jumlah dari seluruh kelurahan 15,31 km2 dengan presentase 100%. Jumlah
penduduk kelapa lima tahun 2016 sebesar 78.850 jiwa terdiri dari laki-laki
sebesar 40.999 jiwa dan perempuan sebesar 37.851 jiwa. Di wilayah kerja
Puskesmas Oesapa Kota Kupang terdapat jumlah tenaga kesehatan baik
PNS, PTT, maupun tenaga honor sebanyak 64 orang. Distribusi tenaga kerja
per unit selengkapnya terdiri dari : dokter umum : 5 orang, dokter gigi : 2
orang, perawat : 16 orang, bidan : 22 orang, perawat gigi : 2 orang, apoteker
: 1 orang, asisten apoteker : 1 orang, sarjana kesmas : 2 orang, gizi : 3 orang,
sanitarian : 2 orang, pranata laboratorium : 1 orang, tenaga administrasi : 5
orang. Kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas Oesapa meliputi 3
program utama yang terdiri dari Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Esensial, Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan, dan Upaya
Kesehatan Masyarakat Perseorangan. Upaya wajib program yang ada di
51
peranan dari orang tua dalam pemberian ASI Eksklusif sedangkan 60 orang
(73,2%) mendapatkan peranan aktif dari orang tua dalam pemberian ASI
eksklusif. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Suharti (2018) di
Puskesmas Ranotana Weru juga menunjukkan bahwa peranan aktif keluarga
dalam pemberian ASI Eksklusif yang baik sebanyak 70 orang (68,0%)
sedangkan sebanyak 33 orang (32,0%) peranan keluarga pasif. Rendahnya
pemberian ASI merupakan ancaman bagi tumbuh kembang anak yang akan
berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan kualitas sumber daya
manusia secara umum (Hidayah, 2018). Pengetahuan tentang dukungan
anggota terdekat (keluarga) mempunyai peran penting terhadap
keberhasilan dalam pembeian ASI eksklusif kepada ibu menyusui,
dukungan anggota terdekat seperti keluarga, dorongan dan nasihat kepada
ibu dalam situasi motivasi atau pengambilan keputusan dari luar (Chaplin
dalam Anka, 2017). Dukungan sosial dari anggota terdekat (keluarga)
mempunyai arti berbeda pada masing-masing individu, dukungan sosial
anggota terdekat (keluarga) yang sangat besar dari dukungan suami (Roesli,
2009 dalam Fauzianty & Fitriahadi, 2017).
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian teori di atas penulis
berpendapat bahwa dukungan keluarga sangat mendukung keberhasilan
pemberian ASI eksklusif. Dari data yang ditemukan bahwa dari 97
responden sebanyak 50 ibu tinggal serumah dengan suaminya sehingga ibu
lebih merasa nyaman dan terbantu dalam memberikan ASI eksklusif. Hal
tersebut sesuai dengan teori Andarmoyo (2012), yang menyatakan bahwa
peran keluarga dalam pemberian ASI eksklusif adalah keikutsertaan
keluarga dan suami untuk memberikan motivasi, informasi dan bantuan bagi
ibu menyusui agar memberikan ASI saja tanpa makanan tambahan lainnya
selama 6 bulan. Ibu yang sedang menyusui sangat membutuhkan dukungan
baik dari suami, orang tua, dan kerabat dekatnya, peranan keluarga terhadap
berhasil atau tidaknya seorang ibu memberikan ASI eksklusif sangat besar,
ibu yang mendapat dukungan dari orangtua agar tidak menyarankan untuk
memberikan susu formula atau makanan tambahan sejak dini berpeluang
55
yang diberikan keluarga atas tindakan ibu dalam pemberian ASI eksklusif,
akan termotivasi untuk merubah perilaku pemberian ASI secara ekslusif
menjadi lebih baik.
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian teori di atas, penulis
berpendapat bahwa keluarga merupakan pengaruh utama dalam hal
menyusui, bahkan yang menentukan keputusan untuk menyusui atau tidak
dan keberlanjutan menyusui. Hal ini karena mereka merupakan penyedia
dukungan emosional dan informasi yang penting bagi ibu menyusui.
Dengan penghargaan yang sebaiknya diterima oleh responden dari anggota
keluarga adalah pujian dan pernyataan anggota keluarga yang
mengharapkan responden untuk selalu memberikan ASI Eksklusif.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang disampaikan pada
bab sebelumnya, penulis menarik kesimpulan dari penelitian ini antara lain:
5.1.1 Mayoritas responden mendapatkan peran yang aktif dari keluarga yaitu
sebanyak 92 responden, sedangkan responden yang mendapatkan peran
pasif dari keluarga berjumlah 5 responden.
5.1.2 Mayoritas responden memiliki self-efficacy yang baik yaitu sebanyak 71
responden, sedangkan responden yang memiliki self-efficacy kurang yaitu
sebanyak 26 responden.
5.1.3 Hasil uji statistik chi-square menunjukkan bahwa tingkat signifikan korelasi
atau nilai p < α dengan hasil riil menunjukkan p = 0,006 sedangkan nilai α =
0,05. Hasil tersebut menunjukkan bahwa H1 diterima yang berarti ada
hubungan peran keluarga dengan self-efficacy pada ibu menyusui di
Puskesmas Oesapa Kota Kupang.
5.2 Saran
5.2.1 Puskesmas Oesapa Kota Kupang
Diharapkan petugas Puskesmas dapat memberikan informasi melalui
penyuluhan kesehatan mengenai pentingnya peran keluarga dalam kesiapan
ibu menyusui
5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian lebih
lanjut tentang peran keluarga pada ibu yang sedang menyusui.
5.2.3 Bagi keluarga responden
Diharapkan keluarga responden yang kurang berperan aktif dalam
membantu ibu menyusui agar lebih meningkatkan lagi peran aktif keluarga
terhadap ibu yang sedang menyusui
60
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia, Bidan dan Dosen Kebidanan. (2018). Kebidanan : Teori dan Asuhan
Volume 2. Jakarta : EGC
Lestari, D. (2014). Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang air susu ibu dan
pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Fajar
Bulan. Medical Jurnal of Lampung University
M. Sastrapratedja. (2010). Etika Dan Hukum. Yogyakarta
Maritalia,Dewi. (2012). Asuhan Kebidanan Masa Nifas dan Menyusui.
Yokyakarta : Nuha Medika
Maghfuroh, Lilis. (2013). Hubungan Peran Keluarga Dengan Pemberian ASI
eksklusif Di Desa Krangkong Kecamatan Kepoh baru Kabupaten
Bojonegoro. Diakses pada tanggal 15 November 2018 Jam 20.30 WITA
Mubarak. (2011). Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, (2007). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurlinawati, W. (2016). Pemberian ASI Eksklusif Perlu Motivasi Dan Dukungan
Keluarga. Diakses pada tanggal 22 Agustus 2018 Jam 19.00 WITA
Nuryanti, L. (2007). Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas & Dukungan Keluarga
Dalam Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas Jagir Surabaya. Diakses
pada tanggal 8 Oktober 2018 Jam 18.45 WITA
Nursalam . (2008). Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta :Salemba Medika
Nursalam. (2016). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 3. Jakarta:
Salemba Medika.
62
Lampiran 2
65
Kepada
Yth. Calon Responden
Di tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Lince Christin Ivoni Mba’u
NIM : 171112017
Adalah Mahasiswi Program Ners Prodi Keperawatan Universitas Citra
Bangsa yang akan melakukan penelitian tentang “Hubungan Peran Keluarga
Dengan Self-Efficacy Pada Ibu Menyusui Dalam Memberikan ASI eksklusif di
Puskesmas Oesapa Kota Kupang”. Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi
tenaga kesehatan, institusi, dan untuk kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan.
Untuk itu saya mohon partisipasi Ibu untuk menjawab pertanyaan yang
diberikan oleh peneliti. Saya menjamin kerahasiaan jawaban Ibu, untuk itu saya
mohon agar tidak mencantumkan nama tetapi hanya inisial nama. Informasi yang
Ibu berikan akan digunakan dalam pengembangan ilmu keperawatan dan tidak
akan digunakan untuk maksud-maksud lain.
Sebagai bukti kesediaan menjadi responden dalam penelitian ini, saya
mohon kesediaan Ibu untuk menandatangi persetujuan yang telah disediakan.
Atas partisipasinya kami ucapkan terima kasih
Lampiran 3
66
Kupang,…………..2022
Menyetujui
Responden
(…………………………)
67
Lampiran 4
KUISIONER PENELITIAN
A. Data Umum
No. Responden :
Nama ibu (inisial) :
Umur :
Suku :
Pendidikan terakhir :
Jumlah anak :
Sumber informasi ASI :
eksklusif
Tinggal bersama : Suami
Orangtua
Mertua
Lain-lain
Tugas anda adalah memberi tanda centang (√) pada salah satu kolom
jawaban yang menurut anda sesuai pendapat anda. Jawaban anda akan
dirahasiakan dan nama anda tidak akan disebutkan.
No Pilihan jawaban
Pernyataan
STY TY KY Y SY
1 Saya merasa bahwa bayi saya
mendapatkan cukup ASI
Saya tetap dapat menyusui bayi
2 saya walaupun banyak hal yang
saya lakukan
3 Saya memberikan ASI kepada bayi
saya tanpa tambahan susu formula
Saya memastikan bahwa bayi saya
4 tidak mendapatkan makanan
apapun selain ASI
Saya mampu mengelola keadaan
5 saat menyusui untuk kenyamanan
saya
6 Saya akan tetap menyusui bayi saya
bahkan saat bayi saya menangis
Saya tetap nyaman dalam menyusui
7 saat ada anggota keluarga atau
orang lain disekitar saya
8 Saya puas dengan pengalaman
menyusui saya
Saya memberikan ASI kepada bayi
9 saya dengan satu payudara sampai
habis lalu beralih ke payudara
sebelahnya
10 Saya terus menyusui bayi saya
untuk memberikan makanan
11 Saya mampu memenuhi keinginan
menyusu bayi saya
12 Saya mengetahui tanda ketika bayi
saya selesai menyusu
69
No.Responden
A. Data Umum
Nama :
Umur :
Pendidikan terakhir :
No :
Jenis kelamin :
Pekerjaan :
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah pertanyaan yang ada dengan teliti agar benar-benar di mengerti
2. Untuk menjawab pertanyaan, berikan tanda centang (√) pada kolom
pilihan jawaban yang tersedia untuk jawaban yang dianggap paling
tepat
3. Bertanyalah pada peneliti jika ada kesulitan dalam menjawab
pertanyaan
70
usia
25 - 35 tahun 48 49 49 60.8
36 - 40 tahun 25 26 26 86.6
41 - 45 tahun 13 14 14 100.0
Missing System 0 0
1 92 5
2 66 31
3 51 46
4 84 13
5 88 9
6 69 28
7 86 11
8 85 12
9 83 14
72
10 77 20
11 93 4
12 87 10
13 81 16
14 92 5
15 91 6
1 4 0 16 40 37
2 7 15 6 50 19
3 15 7 3 43 29
4 0 10 18 38 31
5 4 0 14 56 23
6 11 14 18 30 24
7 5 11 34 33 14
8 15 7 17 28 30
9 9 19 17 45 7
10 8 0 15 45 29
11 7 4 10 45 31
12 9 9 11 49 19
interpretasi jawaban
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
interpretase skor
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Dengan Self-Efficacy
Cases
Count
self efficacy
pasif 1 4 5
Total 71 26 97
75
Chi-Square Tests
N of Valid Casesb 97
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,34.
Lampiran 11