222
Abstrak
Latar Belakang : Air Susu Ibu (ASI) selain merupakan makanan paling baik untuk
bayi, juga terbukti dapat mencegah penyakit pada bayi dan memberi manfaat bagi ibu,
keluarga, dan masyarakat. Memberikan ASI selama 6 bulan dapat menyelamatkan 1,3
juta jiwa di seluruh dunia. Tahun 2016 capaian pemberian ASI eksklusif di Wilayah
Kerja Puskesmas Jekan Raya masih rendah. Tujuan Penelitian: Penelitian ini
merupakan crosssectional study yang bersifat analitik Populasinya adalah seluruh ibu
yang memiliki anak usia 6-12 bulan. Metode Penelitian: Penelitian ini
menggunakan penelitian observasional analitik dengan metode Cross Sectional.
Jumlah sampel yaitu sebanyak 79 responden. Adapun cara pengumpulan data dengan
wawancara. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-square (X2) dan Fisher Exact
Test. Hasil penelitian: Variabel yang memiliki hubungan dengan pemberian ASI
eksklusif yaitu pengetahuan (p=0,000). Sedangkan untuk variabel lainnya, yaitu umur
(Fisher Exact Test = 0,120), pendidikan (p = 0,075) dan pekerjaan (p = 0,976) tidak
menunjukkan adanya hubungan dengan pemberian ASI eksklusif. Kesimpulan:
Variabel pengetahuan menunjukkan hubungan yang bermakna dengan pemberian
ASI eksklusif. Variabel umur, pendidikan dan pekerjaan menunjukkan hubungan yang
tidak bermakna dengan pemberian ASI eksklusif.
Kata Kunci: Status pekerjaan, pengetahuan, ASI eksklusif
Simanungkalit, H. (2018). Status Pekerjaan Dan Pengetahuan Ibu Menyusui Terhadap Pemberian ASI
Eksklusif. JURNAL INFO KESEHATAN, 16(2), 236-244. https://doi.org/10.31965/infokes.Vol16.Iss2.222
| 237
Abstract
Background: Breast milk (ASI), besides being the best food for babies, is also proven
to prevent diseases in infants and provide benefits for mothers, families and society.
Giving ASI for 6 months can save 1.3 million people worldwide. In 2016 the
achievement of exclusive breastfeeding in the Jekan Raya Health Center Work Area
was still low. Research Objectives: This study is an analytical cross-sectional study
whose population is all mothers who have children aged 6-12 months. Research
Method: This study used observational analytic research with Cross Sectional
method. The number of samples is 79 respondents. As for how to collect data by
interview. The statistical tests used were Chi-square (X2) and Fisher Exact Test.
Research results: Variables that have a relationship with exclusive breastfeeding are
knowledge (p = 0,000). Whereas for other variables, namely age (Fisher Exact Test =
0.120), education (p = 0.075) and work (p = 0.976) did not indicate a relationship with
exclusive breastfeeding. Conclusion: Knowledge variables show a significant
relationship with exclusive breastfeeding. The variables of age, education and
occupation showed a meaningless relationship with exclusive breastfeeding.
Keywords: Job status, Knowledge, Exclusive breastfeeding.
* Correspondence: happy4lena@gmail.com
Present Address: Jl.G.Obos no. 32 palangkaraya,
Indonesia
©The Author(s) 2018. This article is distributed under the terms of the Creative Commons
Attribution 4.0 International License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/),
which permits unrestricted use, distribution, and reproduction in any medium, provided
you give appropriate credit to the original author(s) and the source, provide a link to the
Creative Commons license, and indicate if changes were made. The Creative Commons
Public Domain Dedication waiver (http://creativecommons.org/publicdomain/zero/1.0/)
applies to the data made available in this article, unless otherwise stated.
238 | https://doi.org/10.31965/infokes.Vol16.Iss2.222
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Tabel 1. Distribusi Frekuensi ASI eksklusif, Umur, Pendidikan, Pekerjaan,
Pengetahuan
N %
1 ASI eksklusif
- ASI eksklusif 58 73.4
- Tidak ASI eksklusif 21 26.6
2 Umur
- Reproduksi 69 87.3
- Non Reproduksi 10 12.7
3 Pendidikan
- Tinggi 47 59.5
- Rendah 32 40.5
4 Pekerjaan
- Bekerja 19 24.1
- Tidak Bekerja 60 75.9
5 Pengetahuan
- Tinggi 24 30.4
- Rendah 55 69.6
240 | https://doi.org/10.31965/infokes.Vol16.Iss2.222
2. Analisis Bivariat
a. Hubungan Usia Responden dengan Pemberian ASI Eksklusif
Hubungan usia responden dengan Pemberian ASI Eksklusif dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4 menunjukkan bahwa Hal ini berarti tidak ada hubungan antara
73.3% responden yang tidak bekerja pekerjaan dengan pemberian ASI
memberikan ASI eksklusif. Berdasarkan Eksklusif. Pekerjaan memiliki peluang
hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,976 1.018 kali dalam pemberian ASI
karena nilai p>0,05 maka H0 diterima. Eksklusif.
Abstrak
Pemberian ASI banyak manfaatnya, baik untuk ibu maupun untuk bayinya, namun kecenderungan untuk ibu
menyusui bayinya secara ekslusif masih rendah. Riset WHO pada tahun 2011 di seluruh dunia menyatakan
kurang dari 40% bayi menyusu eksklusif. Rendahnya pemberian ASI ekslusif dapat disebabkan oleh faktor
karakteristik, internal, dan eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik yang
dapat menyebabkan ibu tidak memberikan ASI ekslusif di Desa Cikeruh pada bulan Agustus 2015. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan potong lintang. Data yang diperoleh adalah
data primer yang diperoleh dari kuesioner. Dengan sampel sebanyak 36 orang responden. Analisis statistik yang
digunakan adalah univariat. Hasil penelitian ini adalah rendahnya pemberian ASI ekslusif oleh ibu menyusui
berdasarkan karakteristik yaitu ibu berusia 20-35 tahun (80,6%), tidak bekerja (66,7%), multipara (66,7%),
motivasi ibu dalam menyusui (50%), ibu dengan pengetahuan kurang (41,7%), dukungan keluarga mengenai
ASI eksklusif yang rendah (55,6%), dan waktu awal pemberian susu formula diberikan kepada bayi saat usia
0-1 bulan (91,7%). Simpulan penelitian ini adalah gambaran karakteristik ibu menyusui yang tidak memberikan
ASI eksklusif yaitu usia ibu 20-35 tahun, dan waktu ibu memberikan susu formula saat bayi berusia 0-1 bulan.
Breastfeeding has many benefits, both for the mother and for the baby. But, the likelihood of exclusive
breastfeeding is still low. Research by WHO in 2011 in all around the world suggested that less than 4% babies
were exclusively breastfed. The low percentage of exclusive breastfeeding might be caused by characteristic,
internal, and extenal factors.This study was intended to identify factors that may cause mothers didn’t exclusively
breastfeed their babies in Cikeruh Village in August 2015. Method used in this study was descriptive with cross
sectional approach. Data acquired was primary data through questionnaire. The samples were 36 respondents.
Statistic analysis used here was univariat.Result of the study indicated that the characteristic factors that
cause the low percentage of exclusive breastfeeding by mother were, the highest one is age range of 20-35
years old (80.6%), followed by unemployed mother (66.7%), and multipara (66.7%). For the internal factor,
mothers’ motivation in breastfeeding was 50%. For external factors, it was caused by the poor knowledge
by 41.7%, low family support by 55.6%, and early giving of infant formula to babies with age of 0-1 month
(91.7%).Conclusion from this study is that factors that cause mother do not exclusively breastfeed their babies
are mothers’ age range of 20-35 years old, and early giving of infant formula to babies with age of 0-1 month.
Keywords : Breastfeeding mothers, Characteristics, Exclusive breastfeeding
Korespondensi:
Silva Agustini Hanifah
Program Studi Diploma Kebidanan, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran
Jl. Bandung – Sumedang KM. 21 Jatinangor
Mobile : 081809891661
Email : agustinisilva@gmail.com
menyusui yang tidak memberikan ASI eksklusif dalam pemberian ASI eksklusif dibandingkan
yang memiliki dukungan keluarga yang rendah. dengan ibu yang bekerja. Hal ini dikarenakan
ibu yang melakukan pekerjaan di rumah akan
Tabel 5 Distribusi Frekuensi Berdasarkan memiliki banyak waktu dan kesempatan untuk
Waktu Awal Pemberian Susu Formula Oleh menyusui bayinya, dibandingkan dengan ibu
Ibu Menyusui yang Tidak Memberikan ASI yang bekerja di luar rumah.11 Dalam penelitian
Eksklusif ini ibu yang tidak bekerja tidak memberikan ASI
Waktu awal Frekuensi (f) Persentase (%) eksklusif disebabkan oleh berbagai hal, seperti
pemberian pengetahuan, air susu ibu yang keluar hanya
susu formula sedikit dan karena faktor dari dukungan keluarga.
Berdasarkan paritas terbanyak multipara
0–1 bulan 33 91,7 (66,7%), bagi ibu dengan paritas multipara
2–4 bulan 3 8,3 pengalaman menyusui memang berperan penting
5–6 bulan 0 0,0 bagi ibu untuk menyusui kembali sehingga
meneruskan dari pengalaman anak sebelumnya.
Total 36 100 Namun semuanya tergantung pada pengalaman
ibu sendiri untuk memberikan ASI-nya dengan
Berdasarkan tabel di atas, tampak bahwa waktu banyak bertanya kepada petugas kesehatan atau
awal pemberian susu formula pada usia 0–1 bulan dengan motivasi ibu untuk menyusui bayinya
(91,7%), sedangkan 2–4 bulan (8,3%). Dari tabel yang tinggi.
tersebut, waktu awal pemberian susu formula Berdasarkan hasil penelitian yang telah
cenderung pada usia 0–1 bulan dilakukan di Desa Cikeruh, ibu yang tidak
memberikan ASI eksklusif pada responden ini
mempunyai motivasi tinggi dan rendah yang
Pembahasan sama besar yaitu sebesar 50%. Berdasarkan hasil
kuesioner didapatkan bahwa motivasi ibu yang
Karakteristik menentukan keberhasilan pemberian tinggi salah satunya disebabkan ibu tidak mudah
ASI eksklusif, umur ibu, pekerjaan, dan paritas terpengaruh oleh informasi elektronik seperti
menjadi tiga faktor strategis yang mendukung iklan susu formula, dan ibu mempunyai motivasi
keberhasilan pemberian ASI eksklusif.9 untuk tetap memberikan ASI eksklusif. Sumber
Berdasarkan hasil penelitian bahwa ibu menyusui informasi yang tepat mengenai ASI eksklusif
yang tidak memberikan ASI eksklusif di Desa oleh petugas kesehatan yang diberikan kepada
Cikeruh terbanyak adalah yang berusia 20–35 siapa saja sedini mungkin agar terjadi lingkungan
tahun (80,6%), hal tersebut tidak sesuai dengan yang mendukung ibu terhadap pemberian ASI
peneliatan yang menyebutkan bahwa proporsi eksklusif. Sedangkan motivasi ibu yang rendah
pemberian ASI eksklusif lebih banyak diberikan salah satunya disebabkan pada saat itu ASI ibu
oleh ibu berusia muda daripada ibu berusia tua.5 belum keluar dan masih sedikit serta bayi terus
usia 20-35 tahun merupakan usia yang baik untuk menerus menangis sehingga ibu memberikan susu
masa reproduksi, dan pada umumnya pada usia formula kepada bayi. Padahal, menurut teori, bayi
tersebut memiliki kemampuan laktasi yang lebih aterm yang tumbuh sehat lahir dengan cadangan
baik dibandingkan dengan ibu yang usianya glikogen yang baik dan kadar hormon antidiuretik
lebih dari 35 tahun sebab pengeluaran ASI-nya yang tinggi. Akibatnya, bayi tidak membutuhkan
lebih sedikit dibandingkan dengan yang berusia volume susu atau kolostrum dalam jumlah yang
reproduktif. Sedangkan pada usia kurang dari besar segera setelah lahir karena kebutuhan
20 tahun secara psikis umumnya belum siap tersebut telah tersedia secara fisiologis. Mengenai
untuk menjadi ibu, sehingga bisa menjadi beban bayi yang terus menerus menangis sehingga ibu
psikologis yang akan menyebabkan depresi memberikan susu formula, mungkin disebabkan
dan menyebabkan ASI susah untuk keluar. karena ibu kurang memahami kondisi psikologis
Pada penelitian ini ibu yang berusia reproduktif bayi bahwa tangisan bayi itu berbeda-beda dan
tersebut tidak memberikan ASI eksklusif karena dapat menandakan perbedaan kebutuhan.12
motivasi ibu yang rendah. Berdasarkan pekerjaan Dari hasil penelitian mengenai pengetahuan
terbanyak tidak bekerja (66,7%), hal ini tidak ibu menyusui yang tidak memberikan ASI
sesuai dengan penelitian yang menyebutkan eksklusif di Desa Cikeruh memiliki pengetahuan
bahwa ibu yang tidak bekerja berpeluang yang baik sebesar 19,4%, pengetahuan cukup
memberikan ASI eksklusif 16,4 kali lipat ibu sebesar 38,9% dan ibu yang bepengetahuan
yang bekerja,5 Status pekerjaan ibu merupakan kurang sebesar 41,7%. Dengan demikian, ibu
faktor yang bersifat memproteksi, artinya ibu menyusui yang tidak memberikan ASI eksklusif
yang tidak berkerja akan lebih mendukung cenderung memiliki pengetahuan yang kurang.
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari pengisian dan menumbuhkan motivasi. Interaksi positif
kuesioner, didapatkan bahwa rendahnya dengan keluarga akan menimbulkan kasih
pengetahuan ibu dikarenakan ibu kurang sayang dan dukungan moril. Bentuk dukungan
memahami cara penyimpanan ASI di dalam suhu keluarga dapat berupa dukungan emosional,
ruangan dan cara pemberian ASI kepada bayi. materi dan informasi. Maksud dari dukungan
Menurut teori, cara penyimpanan ASI di dalam emosional keluarga adalah menjadi sebuah
suhu ruangan dapat bertahan sampai enam jam, tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan
dan cara pemberian ASI yang telah dikeluarkan pemulihan serta membantu penguasaan terhadap
dengan cara pemberiannya pada bayi yang baik emosi, meliputi ungkapan empati, kepedulian
perlu diperhatikan. Sebaiknya pemberian ASI dan perhatian terhadap anggota keluarga yang
yang telah dikeluarkan bukan diberikan dengan mengalami suatu permasalahan atau membutuhan
botol/dot, karena hal ini akan menyebabkan bayi bantuan. Dalam penelitian ini, ibu menyusui
“bingung puting”, melainkan diberikan dengan membutuhkan keluarga untuk dapat membantu
menggunakan cangkir atau sendok, sehingga ibu dalam merawat bayi dan membantu ibu dalam
bila saatnya ibu menyusui langsung, bayi tidak pekerjaan rumah, sehingga ibu dapat merasa
menolak untuk menyusu. mendapatkan dukungan dari keluarganya untuk
Pemberian dengan menggunakan sendok dapat menyusui bayinya.
biasanya kurang praktis dibandingkan dengan Berdasarkan hasil penelitian mengenai
cangkir karena membutuhkan waktu yang waktu awal pemberian susu formula oleh ibu
lebih lama. Namun pada keadaan bayi yang menyusui yang tidak memberikan ASI eksklusif
membutuhkan hanya sedikit ASI, atau bayi di Desa Cikeruh pada saat bayi berusia 0–1
sering tersedak/muntah, maka lebih baik bila ASI bulan adalah sebanyak 91,7%, dan pada saat bayi
perasan diberikan dengan menggunakan sendok.13 berusia 2–4 bulan adalah sebanyak 8,3%. Dari
Pengetahuan merupakan domain yang sangat hasil penelitian tersebut, ibu yang memberikan
penting untuk terbentuknya perilaku seseorang. susu formula pada saat bayi berusia 0–1 bulan
Pengetahuan merupakan pengindraan manusia, disebabkan oleh beberapa alasan seperti air susu
atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui ibu yang belum keluar atau air susu ibu yang
indera yang dimilikinya.14 Pengetahuan seseorang keluar hanya sedikit, dan karena faktor pekerjaan,
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti, karena saat ibu bekerja di luar rumah, anak
pengalaman, keyakinan, fasilitas, penghasilan dititipkan kepada saudara atau nenek ataupun
dan sosial budaya. Adanya fasilitas seperti pembantu. Dengan demikian, saat ibu bekerja
media cetak atau elektronik dapat meningkatkan anak sangat bergantung pada siapapun tokoh
pengetahuan seseorang, terutama ibu menyusui yang menggantikan ibu ketika meninggalkan
dalam mendapatkan pengetahuan mengenai rumah. Setelah pulang bekerja, kondisi fisik dan
ASI eksklusif melalui fasilitas seperti kelompok mental yang lelah setelah bekerja sepanjang hari
pendukung ASI dan media seperti selebaran menghambat kelancaran memproduksi ASI, hal
(leaflet) sehingga ibu menyusui dapat mengetahui tersebut mengurungkan niat ibu bekerja untuk
informasi tentang ASI eksklusif. memberikan ASI eksklusif.11
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Bayi siap untuk menerima makanan atau
dukungan keluarga ibu menyusui yang tidak cairan selain ASI baik secara pertumbuhan
memberikn ASI eksklusif yaitu ibu yang memiliki maupun secara psikologis pada usia 6-9 bulan.
dukungan keluarga tinggi sebanyak 44,4%, Kemampuan bayi mencerna, mengabsorpsi, dan
sedangkan ibu dengan dukungan keluarga yang memetabolisme bahan makanan sudah adekuat,
rendah 55,6%. Dengan demikian, ibu menyusui tetapi terbatas hanya beberapa fungsi. World
yang tidak memberikan ASI eksklusif cenderung Health Organization merekomendasikan empat
memiliki dukungan keluarga yang rendah. hal penting yang harus dilakukan untuk mencapai
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari tumbuh kembang optimal yaitu pertama
pengisian kuesioner, didapatkan bahwa rendahnya memberikan air susu ibu kepada bayi segera
dukungan keluarga disebabkan karena keluarga dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir, kedua
cenderung menganjurkan ibu untuk merawat memberikan hanya air susu ibu (ASI) saja kepada
bayi dan melakukan pekerjaan rumah sendiri. Hal bayi atau pemberian ASI secara eksklusif sejak
tersebut sesuai dengan penilitian yang dilakukan lahir sampai usia 6 bulan, ketiga memberikan
Dykes di Nort West of England yang menyatakan makanan atau minuman endamping ASI sejak
bahwa dukungan keluarga berpengaruh positif bayi berusia 6 bulan sampai 24 bulan dan keempat
terhadap pemberian ASI eksklusif.10 Dukungan meneruskan pemberian ASI sampai anak berusia
keluarga merupakan salah satu unsur penting 24 bulan. Pemberian makanan atau minuman
dalam menyukseskan ASI eksklusif. Dukungan pendamping ASI yang tidak sesuai dengan umur
keluarga akan meningkatkan kepercayaan diri dan kebutuhan bayi dapat menimbukan dampak
pada kesehatan dan status gizi bayi. Pada beberapa memberikan informasi melalui media selebaran
penelitian pemberian makanan atau minuman (leaflet).
selain ASI secara dini seperti pemberian susu
formula, akan menunjukan status gizi bayi yang
kurang, hal tersebut akan berdampak terhadap Daftar Pustaka
kesehatan bayi diantaranya adalah gangguan
pencernaan seperti diare, sulit BAB, muntah, 1. Departemen Kesehatan Indonesia dan
serta bayi akan mengalami gangguan menyusui.15 Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Simpulan pada penelitian ini Berdasarkan 2004.
hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai 2. Pusat data dan informasi kementrian
Gambaran karakteristik Ibu Menyusui Tidak kesehatan RI. Jakarta. 2013.
Memberikan ASI Eksklusif di Desa Cikeruh 3. Kurniasih D, H.H., Astuti MP, Imam S, sehat
Kecamatan Jatinangor, maka dapat disimpulkan dan bugar berkat gizi seimbang. jakarta:
sebagai berikut, gambaran karakteristik ibu gramedia. 2010.
menyusui yang tidak memberikan ASI eksklusif 4. Arvin, b.k., Nelson ilmu kesehatan anak. Vol.
yang terbanyak adalah yang berusia 20–35 tahun 1. EGC. 2000.
(80,6%), berdasarkan pekerjaan yang terbanyak 5. Yuliandarin, faktor-faktor yang memengaruhi
adalah yang tidak bekerja (66,7%), dan berdasarkan ASI eksklusif. p. 2009.
paritas yang terbanyak adalah multipara (66,7%). 6. Inayati. Beberapa Faktor Yang Berhubungan
Gambaran motivasi ibu menyusui yang tidak Dengan Pengetahuan Menyusui, Menyusui
memberikan ASI eksklusif yang mempunyai Eksklusif Dan Manajemen Laktasi Pada
motivasi tinggi dan rendah masing-masing Petugas Kesehatan Di Rsu Bakti Ushada
sebesar 50%. Gambaran pengetahuan ibu Depok. Jakarta: Skripsi FKM UI. 2007.
menyusui yang tidak memberikan ASI eksklusif 7. IDAI. Indonesia menyusui. Jakarta: badan
didapatkan 19,4% ibu memiliki pengetahuan penerbit IDAI. 2010.
baik, 38,9% ibu memiliki pengetahuan cukup 8. Hidajati.A. mengapa seorang ibu harus
dan 41,7% ibu memiliki pengetahuan kurang. menyusui?. Jakarta: flashbook. 2012.
Gambaran dukungan keluarga ibu menyusui yang 9. Husna, A., pengaruh karakteristik,
tidak memberikan ASI eksklusif yang terbanyak pengetahuan dan sikap ibu terhadap
adalah yang memiliki dukungan keluarga yang pemberian ASI eksklusif. medan: FKM. 2008.
rendah yaitu sebesar 55,6%. Gambaran waktu 10. Simbolon, f., pengaruh dukungan keluarga
awal pemberian susu formula oleh ibu menyusui terhadap pemberian ASI eksklusif. medan:
yang tidak memberikan ASI eksklusif yaitu pada FKM. 2011.
saat bayi berusia 0–1 bulan (91,7%). 11. Djuwita, a., pola pemberian susu formula dan
Saran untuk penelitian ini adalah Bidan dapat konsumsi zat gizi anak usia dua tahun pada
memberikan pengetahuan dan memotivasi ibu ibu bekerja dan tidak bekerja. bogor: FEMA
dalam pemberian ASI eksklusif baik pada saat IPB. 2006.
ibu hamil ataupun setelah melahirkan dengan 12. Soetjiningsih, ASI petunjuk untuk tenaga
memanfaatkan beberapa program seperti kelas kesehatan. jakarta: EGC. 2007.
ibu hamil, menerapkan inisiasi menyusu dini 13. Fraser, Diane M. dan Margaret A. Cooper.
setelah ibu bersalin, atau pengadaan kelompok Myles textbook for midwives. 15th Edition.
pendukung ASI. Bidan pun dapat bekerja London: churchill livingstone Elsevier.2009.
sama dengan kader sehingga para kader dapat 14. Notoatmojo, Soekidjo. Metodelogi Penelitian
memberikan informasi kepada ibu menyusui Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta: 2010.
yang ada di Desa Cikeruh, serta kader mampu 15. Wargiana R, hubungan pembeiran MP-ASI
mendampingi bidan dalam memberikan informasi dini dengan status gizi bayi umur 0-6 bulan.
dan motivasi kepada ibu tentang pemberian ASI Jurnal pustaka kesehatan. Vo 1. 2013.
eksklusif, misalnya pada saat posyandu dengan