I. LATAR BELAKANG
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang terbaik bagi bayi
karena mengandung semua zat gizi dalam jumlah dan komposisi yang ideal
yang di butuhkan oleh bayi untuk tumbuh dan berkembang secara optimal,
terutama pada 0 sampai 6 bulan. Pemberian ASI Eksklusif kepada bayi 0
– 6 bulan sangat dianjurkan dan memberikan makanan pendamping ASI
secara benar setelah itu sampai bayi/anak berumur 2 tahun
(Rinaningsih, 2007., Tedjasaputra, 2010., Fewtrell et al, 2007).
Proses pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi
berumur 0 – 6 bulan disebut ASI Eksklusif. ASI Eksklusif yang dimaksud
yaitu bayi tidak diberikan apapun, kecuali makanan yang berlangsung
diproduksi oleh ibu yaitu ASI (Yuliarti, 2010). World Health
Organization (WHO) dan United Nation Childrens Fund (UNICEF)
merekomendasikan sebaiknya anak hanya diberi air susu ibu(ASI) selama
paling sedikit enam bulan pertama dalam kehidupan seorang bayi dan
dilanjutkan dengan makanan pendamping yang tepat sampai usia 2 tahun
dalam rangka menurunkan angka kesakitan dan kematian anak (WHO, 2016).
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 persentase pola menyusui
pada bayi umur 0 bulan adalah 39,8% menyusui eksklusif 5,1% menyusui
predominan dan 55,1%menyusui parsial. Persentase menyusui eksklusif
semakin menurun dengan meningkatnya kelompok umur bayi. Pada bayi yang
berumur 5 bulan menyusui ekslusif hanya 15,3%, menyusui predominan
1,5% dan menyusui eksklusif parsial 83,2% (Rikesdas, 2010)
Berdasarkan data Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat
(NTB) pada tahun 2016, cakupan pelayanan kesehatan bayi sebanyak
105.598 bayi. Sedangkan jumlah bayi yang berada di Wilayah Kerja
Puskesmas Ambalawi pada tahun 2017 yaitu sebanyak 456 bayi. Hasil
Survei awal yang dilakukan melalui wawancara pada Ibu menyusui yang
berada di Posyandu Pinus Desa Mawu didapatkan Hasil sebagai berikut :
Dari 17 ibu yang diwawancarai, 8 orang sudah mempunyai pengetahuan
baik (47%), dan 9 Ibu (53%) pengetahuannya masih kurang dalam hal
Kebiasaan Ibu Menyusui bayi pada umur 0 – 6 bulan.
Banyak faktor yang berhubungan dengan praktek menyusui eksklusif,
diantaranya adalah kurangnya pengetahuan dan kesadaran ibu akan
pentingnya pemberian ASI secara eksklusif, pelayanan kesehatan dan
petugas kesehatan yang belum spenuhnya mendukung Program Peningkatan
Penggunaan Air Susu Ibu (PP-ASI), gencarnya promosi susu formula, rasa
percaya diri ibu yang masih kurang, tingkat pendidikan ibu, dukungan
suami dan rendahnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI bagi bayi dan
ibu. Dukungan keluarga, terutama suami dapat menentukan keberhasilan
atau kegagalan menyusui, sebab dukungan suami akan menimbulkan rasa
nyaman pada ibu sehingga akan mempengaruhi produksi ASI serta
meningkatkan semangat dan rasa nyaman dalam menyusui (Adiningsih,
2004; Agus sartono, 2012)
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian
mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang asi eksklusif dengan
Kebiasaan ibu menyusui pada bayi usia 0 – 6 bulan di Posyandu Pinus
Desa Mawu di wilayah kerja Puskesmas Ambalawi Kabupaten Bima.
Keterangan :
N = Besar Populasi
N = Besar Sampel
d = Tingkat Kepercayaan yang di inginkan
n = 79
1+79(0,05²)
= 65,97
= 66 (Dibulatkan)
Populasi
Ibu yang memiliki bayi dengan kriteria
umur 0 – 6 bulan
Sampel
66 Responden
Pengumpulan Data
Analisa Data
Hasil
Kuesioner Kuesioner
Penyajian
Hasil
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA