Jul
TA. 2011/2012
Dosen Pengajar :
MALANG 2011
v Aspek legal yang sering pula disebut dasar hukum praktik keperawatan mengacu pada
hukum nasional yang berlaku di suatu negara. Hukum adalah aturan tingkah laku yang
ditetapkan dan diberlakukan oleh pemerintahan suatu masyarakat.
v Di indonesia hukum dibagi dua, yakni hukum pidana dan hukum perdata.
v Hukum pidana atau hukum publik adalah produk hukum yang mengatur hubungan
individu dengan pemerintah, yang menggambarkan kekuasaan pemerintah yang berwenang
(pemerintah terlibat langsung didalamnya).
v Hukum perdata atau hukum sipil adalah produk hukum yang mengatur hubungan antar
manusia. Misalnya: kontrak, pemilikan harta, praktik keperawatan, pengobatan dll.
v Sumber hukum utama:
Konstitusi
Badan legislatif
Peraturan administratif
Untuk melindungi masyarakat dan perawat dalam praktik keperawatan, perlu disusun
peraturan perundang-undangan keperawatan sebagai aspek legal dari profesi keperawatan.
Perundang-undangan yang mengatur praktik keperawatan disebut undang-undang atau
peraturan praktik keperawatan. Bentuk perundang-undangan tersebut diatur sesuai dengan
kebutuhan dan jenjang peraturan perundang-undangan.
UUD
UU
Program vokasional dengan jenjang pendidikan setingkat SLTA, misalnya Sekolah perawat
kesehatan.
Program rumah sakit dan puskesmas untuk praktik mahasiswa pendidikan keperawatan,
yang memuat standar peralatan dan tenaga minimal untuk tempat praktik mahasiswa
keperawatan yang dapat menjemin mutu praktik yang optimal.
Dalam kaitan dengan praktik kepeerawatan ini, disiapkan peraturan perundangan yang
mengatur penempatan dan praktik keperawatan, antara lain sebagai berikut:
Peraturan perundangan tentang sistem penempatan tenaga perawat, baik di dalam negeri
maupun diluar negeri.
Peraturan perundangan tentang etika profesi keperawatan yang dikeluarkan oleh organisasi
profesi dan pemerintah.
Pelanggaran
Perlakuan seseorang yang dapat merugikan orang lain berupa harta atau milik lainnya
secara disengaja atau pun tidak disengaja. Jika ada tuntutan hukum, biasanya diselesaikan
secara perdata dengan mengganti kerugian tersebut.
Contoh: menghilangkan barang titipan klien atau merugikan nama baik klien
Kejahatan
Suatu perlakuan merugikan orang lain, tetapi perbuatan tersebut dianggap merugikan
publik. Karena terlalu parah, kejahatan yang dianggap tindakan perdata (tort) dapat
digolongkan sebagai tindakan kriminal (tindakan pidana). Tindak kriminal/pidana ini dapat
dijatuhi hukum denda atau penjara atau kedua-duanya.
Contoh:
Kecerobohan luarbiasa yang menunjukkan bahwa pelaku tidak mengindahkan sama sekali
nyawa orang lain (korban). Kejahatan ini dapat dikenakan tindak perdata maupun pidana
Kecerobohan adalah suatu perbuatan yang tidak akan dilakukan oleh seseorang yang
bersikap hati-hati dalam situasi yang sama. Dengan kata lain, perbuatan yang dilakukan di
luar koridor standar keperawatan yang telah ditetapkan dan dapat menimbulkan kerugian.
Apabila hal tersebut terjadi dan ada penuntutan, hakim/juri biasanya menggunakan saksi
ahli (orang yang ahli di bidang tersebut).
Contoh:
Sembarangan mengurus barang pribadi klien (pakaian, uang, kacamata dll) sehingga rusak
atau hilang
Tidak menjawab tanda panggilan klien yang dirawat sehingga klien mencoba mengatasinya
sendiri dan terjadi cedera
Tidak melakukan tindakan perlindungan pada klien yang mengakibatkan klien cedera,
misalnya tidak mengambilkan air panas dari dekat klien yang mengakibatkan air tersebut
tumpah kena klien dan klien mengalami luka bakar
Gagal melaksanakan perintah perawatan, gagal memberi obat secara tepat atau
melaporkan tanda/gejala yang tidak sesuai dengan kenyataan, tidak menyelidiki perintah
yang meragukan sebelumnya sehingga dengan kelalaian/kegagalan tersebut menimbulkan
cedera
Pelanggaran penghinaan
Suatu perkataan atau tulisan yang tidak benar mengenai seseorang sehingga orang tersebut
merasa terhina atau dicemooh. Jika pernyataan tersebut dalam bentuk lisan, disebut
slander dan jika berbentuk tulisan disebut libel.
Contoh:
Pernyataan palsu
Orang yang didakwa dengan tuduhan slander atau libel tidak dapat diancam hukuman jika ia
dapat membuktikan kebenaran pernyataannya (lisan atau tulisan). Tuduhan ini dapat dibela
dengan komunikasi berprivilese, yakni komunikasi yang didasarkan pada anggapan bahwa
petugas profesional tidak dapat memberi pelayanan yang baik tanpa pembeberan fakta
secara lengkap mengenai masalah yang dihadapinya. Jadi informasi berprivilese merupakan
informasi rahasia antar petugas profesional dengan kliennya, antara pengacara dengan
kliennya, antara kiai dengn pemeluk agamanya.
Penahanan klien tanpa alasan yang tepat atau pencegahan gerak seseorang tanpa
persetujuannya, misalnya menahan klien pulang dari rumah sakit guna mendapat
perawatan tambahan tanpa persetujuan klien yang bersangkutan, kecuali jika klien tersebut
mengalami gangguan jiwa atau penyakit menular yang apabila dipulangkan dari rumah sakit
akan membahayakan masyarakat. Untuk itu rumah sakit mempunyai formulir khusus yang
ditandatangani klien/keluarga, yang menyatakan bahwa rumah sakit yang bersangkutan
tidak bertanggung jawab apabila klien cedera karena meninggalkan rumah sakit tersebut.
Pelanggaran privasi
Contoh:
Menyebar gosip atau memberi informasi klien kepada orang yang tidak berhak memperoleh
informasi itu
Setiap orang diberi kebebasan dari kontak badan dengan orang lain, kecuali jika ia telah
menyatakan persetujuannya.
MASALAH
Diperlukan:
Prosedur diagnosis
Pengobatan non rutin pembedahan
Tidak diperlukan:
Klien tidak mampu memberi persetujuan dan orang yang berwenang tidak dapat dihubungi
Aksi sebagai respons terhadap komplikasi selama operasi dan jika orang yang berwenang
tidak dapat dihubungi
Rumah sakit dapat dituntut dengan tuduhan penyiksaan karena rumah sakit bertanggung
jawab atas tindakan pegawainya
Klien (atau penandatangan) memahami corak prosedur, resiko yang terkandung dan
kemungkinan konsekuensinya
ü Klien tidak mampu secara fisik, tidak kompeten menurut hukum, masih di bawah umur
kecuali jika ia sudah menikah atau mandiri
ü Jika kemampuan reproduksi klien telah berakhir, pasangan hidupnya yang
menandatangani
Klien berhak menolak, tetapi ia harus menandatangani formulir sebagai bukti penolakannya
Pihak rumah sakit dapat memintakan perintah pengadilan jika penolakan klien
membahayakan keselamatannya
Penipuan
Pemberian gambaran salah secara sengaja yang dapat mengakibatkan atau telah
mengakibatkan kerugian atau cedera pada seseorang atau hartanya.
Istilah hukum
Definisi
Contoh
Ancaman
Penyiksaan
Memukul seseorang
Pelanggaran hak seseorang untuk tidak diganggu dan masalah pribadi tertentu tidak
dibeberkan kepada umum
Penghinaan
Merugikan nama baik orang lain dngan menyebar berita bohong mengenai dia kepada pihak
ketiga
Penghinaan tertulis
Slander
Penghinaan lisan
v Dokumentasi legal yang isinya merupakan kondisi perkembangan klien biasanya ditulis
dalam bentuk chart. Chart memuat segala proses dan perkembangan klien yang ditulis
secara akurat. Chart mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai penyedia data mengenai klien
dan merupakan laporan yang dapat menjaga standar pelayanan. Adapun komponen-
komponen dari data yang legal adalah sebagai berikut:
Perilaku.
Respon terhadap stimulus, perubahan visual dan pendengaran, respon verbal terhadap
pertanyaan, respons terhadap lingkungan, dan perubahan perilaku.
Perawatan yang rutin, kontrol nyeri, terapi darah, dan penggantian cairan intravena.
Pengawasan asuhan keperawatan.
Memonitor aktivitas motorik, tanda-tanda vital, status neurologi, kardiovaskuler, cairan dan
nutrisi.
10. Keseimbangan cairan, konsumsi makanan, intake dan output, status sirkulasi dan
pernapasan, serta edukasi dan nyeri.
v Berikut ini adalah pedoman dalam membuat sebuah dokumen yang legal:
Memberi informasi yang akurat mengenai informasi klien seperti terapi dan asuhan
keperawatan.
Waspada terhadap situasi tertentu, misalnya klien dengan masalah yang komleks atau yang
membutuhkan perawatan yang intensif.
Dokumentasi yang legal selalu mencerminkan apa yang telah terjadi dan yang telah
dilakukan.
Dokumentasi yang rutin selalu mencerminkan gejala dan komplain oleh klien
Standar pelayanan: standar yang berlaku yang harus ditepati oleh orang yang bersangkutan
v Menurut Sue Dill Calloway, berikut ini adalah beberapa situasi yang mempengaruhi proses
litigasi:
Klien terbakar.
Dispensasi pengobatan.
Kegagalan untuk memberi asuhan sesuai dengan standar dan menyebabkan kerugian.
v Berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan dalam penulisan dokumentasi
keperawatan:
Jangan dihapus.
Jangan dokumentasikan hasil pengkajian yang tidak menunjang masalah; data bias dan
terlalu subyektif; dapat menyebabkan perbedaan interpretasi; dan ada istilah atau singkatan
yang tidak lazim.
Tindakan kriminal
Tindakan kriminal berkaitan dengan perselisihan antara individu dan masyarakat secara
keseluruhan.
Menurut hukum jika sesuatu tidak di dokumentasikan berarti pihak yang bertanggung jawab
tidak melakukan apa yang seharusnya di lakukan. Jika perawat tidak melaksanakan atau
tidak menyelesaikan suatu aktifitas atau mendokumentasikan secara tidak benar, dia bisa di
tuntut melakukan mal praktik. Dokumentasi keperawatan harus dapat diparcaya secara
legal, yaitu harus memberikan laporan yang akurat mengenai perawatan yang diterima
klien. Tappen,weiss,dan whitehead (2001) manyatakan bahwa dokumen dapat dipercaya
apabila hal-hal sbb :
Dilakukan pada periode yang sama.Perawatan dilakukan pada waktu perawatan diberikan.
Akurat. Laoran yang akurat ditulis mengenai apa yang dilakukan oleh perawwat dan bagian
klien berespon.
Jujur. Dokumentasi mencakup laporan yang jujur mangenai apa yang sebenarnya dilakukan
atau apa yang sebenarnya diamati.
Tepat. Apa saja yang dianggap nyaman oleh seseorang untuk dibahas di lingkungan umum
di dokumentasikan
v PEDOMAN PENDOKUMENTASIAN
1. Pengobatan
Catat semua penolakan obat dan laporkan hal tersebut kepada orang yang tepat.
2. Dokter
Dokumentasikan tiap kali menghubungi dokter bahkan jika dokter tersebut tidak dapat
dihubungi.Cantumkan waktu tepatnya panggilan dilakukan jika dokter dapat dihubunhi
dokumentasikan rincuan pesan dan respon dokter.
Bacakan kembali program lisan kepeda dokter dan klarifikasi nama klien di catatan klien
untuk memastikan identitas klien.
Catat program lisan hanya jika anda pernah mendengarnya, bukan yang di beritahu kepada
anda oleh perawat lain atau oleh personal unit.
Koreksi semua pencatatan yang salah sesuai dalam kebijakan dan prosedur di institusi anda.
MANAJEMEN RESIKO
v Manajemen resiko adalah sistem yang menjamin pelayanan keperawatan yang tepat dan
berusaha mengenai potensial bahaya dan menghilangkannya sebelum terjadi (Guido, 2006).
v Salah satu alat yang digunakan dalam manajemen resiko adalah laporan insiden atau
laporan kejadian.
v Laporan kejadian memberikan data dasar untuk penelitian selanjutnya dalam upaya
menjelaskan penyimpangan dari standar pelayanan, memperbaiki tindakan yang diperlukan
untuk mencegah rekurensi, dan untuk mengingatkan manajemn resiko terhadap situasi
yang berpotensi menjadi tuntutan.
v Contoh dari kejadian adalah klien atau pengunjung terjatuh atau cedera; gagal mengikuti
perintah dokter atau penyelenggara pelayanan kesehatan; keluhan dari klien, keluarga,
dokter atau penyelenggara pelayanan kesehatan atau departemen rumah sakit lain;
kesalahan teknik atau prosedural; dan malfungsi alat atau produk.
C. MALPRAKTIK
Nursing Malpractice :
Tindakan perawat yg salah dlm melaksanakan profesinya di bidang asuhan keperawatan.
Setiap profesi berlaku norma etik dan hukum, jadi terdapat Malpraktek Etik dan Malpraktek
Yuridis.
“Kelalaian dari seorang dokter atau perawat untuk mempergunakan tingkat kepandaian dan
ilmu pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan
terhadap pasien atau orang yang terluka menurut ukuran di lingkungan yang sama”
(valentin v la society de bienfaisance mutuelle de los angelos, california, 1956)
l KBBI (1990) :
l praktek kedokteran yg.dilakukan salah atau tidak tepat, menyalahi UU atau Kode Etik.
1. Perbuatan tercela
2. Dilakukan dengan sikap batin yang salah (mens area) yang berupa kesengajaan
(intensional), kecerobohan (reklessness) atau kelapaan (negligence)
Kesengajaan (intensional)
Kecerobohan (recklessness)
Kealpaan (negligence)
Misalnya kurang hati-hati mengakibatkan luka, cacat atau meninggalnya klien, ketinggalan
klem dalam perut pasien saat melakukan operasi.
Seorang tenaga kesehatan akan disebut melakukan civil malpractice apabila tidak
melaksanakan kewajiban atau tidak memberikan prestasinya sebagai mana yang telah
disepakati (ingkar janji).
Melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak sempurna
Pertanggungjawaban civil malpractice dapat bersifat individual atau korporasi dan dapat
pula dialihkan pihak lain berdasarkan principle of vicariusliability.
Dengan prinsip ini maka rumah sakit/sarana kesehatan dapat bertanggung gugat atas
kesalahan yang dilakukan karyawannya (tenaga kesehatan) selama tenaga kesehatan
tersebut dalam rangka melaksanakan tugas kewajibannya.
Contoh…
l Adanya komplain terhadap tenaga perawatan dari klien yang menderita radang uretra
setelah pemasangan kateter.apakah hal ini dapat dimintakan tanggung jawab hukum
kepada tenaga perawatan?
l Yang perlu dipahami semua pihak adalah apakah ureteritis bukan merupakan resiko yang
melekat terhadap pemasangan kateter?apakah tenaga perawatan dalam memasang kateter
telah sesuai dengan prosedur profesional?beberapa hal inilah yang menjadi pegangan untuk
menentukan ada tidaknya malpraktek. Apabila tenaga perawatan didakwa telah melakukan
kesalahan profesi, hal ini bukanlah merupakan hal yang mudah bagi siapa saja yang tidak
memahami profesi kesehatan dalam membuktikan ada tidaknya kesalahan
l Pembuktian bila ada kasus atau gugatan adanya civil malpractice dengan dua cara:
Cara Langsung
Menurut taylor, untuk membuktikan adanya kelalaian memakai tolak ukur 4 D yakni:
Duty (kewajiban)
Dalam hubungan perjanjian tenaga perawatan dengan klien, tenaga perawatan haruslah
bertindak berdasarkan:
Jika seorang tenaga perawatan melakukan asuhan keperawatan menyimpang dari apa yang
seharusnya atau tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan menurut standard
profesinya, maka tenaga perawatan tersebut dapat dipersalahkan
3. Direct causation (penyebab langsung)
4. Damage (kerugian)
Tenaga perawatan untuk dapat dipersalahkan haruslah ada hubungan kausal (langsung)
antara penyebab (causal) dan kerugian (damage) yang diderita oleh karenanya dan tidak ada
peristiwa atau tindakan sela diantaranya, dan hal ini haruslah dibuktikan dengan jelas. Hasil
(outcome) negatif tidak dapat digunakan sebagai dasar menyalahkan tenaga perawatan
Merupakan cara pembuktian yang mudah bagi klien, yakni dengan mengajukan fakta-fakta
yang diderita olehnya sebagai layanan perawatan (doktrin res ispa loquitur)
Doktrin Res Ispa Loquitur dapat diterapkan apabila fakta-fakta yang ada memenuhi kriteria:
Fakta itu terjadi memang berada dalam tanggung jawab tenaga perawatan
Fakta itu terjadi tanpa ada kontribusi dari klien dengan perkataan lain tidak ada contributory
negligence
l Contractual liability
Tanggung gugat ini timbul sebagai akibat tidak terpenuhinya kewajiban dari hubungan
kontraktual yang sudah disepakati. Di lapangan pengobatan, kewajiban yang harus
dilaksanakan adalah daya upaya maksimal, bukan keberhasilan, karena health care provider
baik tenaga kesehatan maupun rumah sakit hanya bertanggung jawab atas pelayanan
kesehatan yang tidak sesuai standar profesi/standard pelayanan
l Vicarius liability
Vicarius liability atau respondent superior ialah tanggung gugat yang tibul atas kesalahan
yang dibuat oleh tenaga kesehatan yang ada dalam tanggung jawabnya
(subordinate).misalnya rumah sakit akan bertanggung gugat atas kerugian klien yang
diakibatkan kelalaian perawat sebagai karyawannya
l liability in tort
Adalah tanggung gugat atas perbuatan melawan hukum (onrechmatige daad). Perbuatan
melawan hukum tidak terbatas hanya perbuatan yang melawan hukum, kewajiban hukum
baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain akan tetapi termasuk juga yang
berlawanan dengan kesusilaan atau berlawanan dengan ketelitian yang patut dilakukan
dalam pergaulan hidup terhadap orang lain atau benda orang lain (hogemad 31 Januar
1919)
Ilustrasi Kasus
l Di ruang ugd datang seorang klien yang bhabis bermain perahu selancar dengan keluhan
telinganya terdengar bunyi gemuruh. Setelah diperiksa oleh seorang dokter residen, dokter
tersebut memberi instruksi kepada seorang siswa perawat untuk memberikan tetes telinga
kepada pasien.dokter bermaksud memberikan obat tetes telinga glycerine dan acid carbol
tetapi tidak mencatatnya pada kartu pasien.
l Klien komplain karena setelah mendapat obat tetes telinga (yang meneteskannya teman
si klien) ternyata obat tersebut mengakibatkan kerusakan sebagian kendang telinga dan
pendengarannya rusak secara permanen
l Hakim berpendapat bahwa dokter telah lalai dalam memberikan instruksi kepada
seoarang murid perawat yang tidak kompeten untuk melakukan serta disalahkan cara
instruksinya (tidak ditulis dalam kartu pasien)
l Lebih lanjut hakim mengatakan bahwa dalam memberikan instruksi kepada seorang murid
perawat, maka dokter harus menjaga agar instruksinya itu dimengerti sepenuhnya. Dokter
itu seharusnya sebelum memberikan instruksi harus yakin benar dan mengecek kembali
bahwa murid perawat tersebut cukup kompeten untuk melakukannya dsan tahu apa yang
dimaksudkan (hanson v. the board of managemen of the perth hospital and another, 1938)
Tidak menjanjikan atau memberi garansi akan keberhasilan upayanya, karena perjanjian
berbentuk daya upaya (inspaning verbintenis) bukan perjanjian akan berhasil (resultan
verbintenis)
Menjalin komunikasi yang baik dengan klien, keluarga dan masyarakat sekitarnya
l Apabila upaya kesehatan yang dilakukan kepada klien tidak memuaskan sehingga perawat
menghadapi tuntutan hukum, maka tenaga perawatan seharusnya bersikap pasif dan pasien
atau keluarganyalah yang aktif membuktikan kelalaian perawat.
Informal Defense
Formal/Legal Defence