Anda di halaman 1dari 33

WORKSHEETS (LEMBAR : Metodologi Penelitian dan Biostatistik II

KERJA) Mata Kuliah


Materi : Metopen
Nama : Wiwin Setiyaningsih
NIM/Kelas : 1610104042

No Keterangan Pembahasan
1 Topik : Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Ibu Menyusui
Dengan Pemberian Asi Eksklusif Di Puskesmas Kota Manado
2 Gambaran umum : Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif akan membawa pemahaman
khasus yang mendalam pada ibu tentang dampak baik atau buruknya
memberikan ASI eksklusif. Sikap ibu dalam pemberian makan bayi
telah terbukti menjadi prediktor independen yang lebih kuat dari
inisiasi menyusui
3 Identifikasi data : sampel dalam penelitian ini berjumlah 194 ibu menyusui yang
memiliki bayi usia 0-12 bulan, (Rencana Strategis Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia) pada tahun 2015 secara nasional
cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia kurang dari enam
bulan sebesar 55,7%. Cakupan pemberian ASI eksklusif di Provinsi
Sulawesi Utara tahun 2015 sebesar 26,3%. Berdasarkan laporan
pencapaian indikator kinerja pembinaan gizi masyarakat bulan
Desember tahun 2016 cakupan pemberian ASI eksklusif di Kota
Manado sebesar 36,9%.
4 Hasil Diskusi yg : penelitian ini ialah penelitian analitik, dengan menggunakan
disesuaikan dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan
teori teknik purposive sampling di 5 Puskesmas di Kota Manado. Uji
statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar
variabel menggunakan uji chi-square.
5 Strategi yang : Pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan
dilakukan kuesioner selama bulan Juli-September 2017
6 Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan sebagian responden memiliki
pengetahuan baik (62,9%), responden yang memiliki sikap baik
(76,8%) dan hanya (29,4%) responden yang memberikan ASI
eksklusif. Hasil analisis data menunjukkan terdapat hubungan
antara pengetahuan ibu menyusui dengan pemberian ASI eksklusif
dengan nilai p=0,001 dan tidak terdapat hubungan antara sikap ibu
menyusui dengan pemberian ASI eksklusif dengan nilai p=0,442.
Saran bagi masyarakat di 5 puskesmas di Kota Manado untuk
meningkatkan pemahaman mengenai pola pemberian ASI eksklusif
yang baik dan tepat bagi bayi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
tidak terdapat hubungan antara sikap ibu menyusui dengan
pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Kota Manado
menggunakan uji statistik chi-square dengan nilai p=0,442
sehingga nilai p lebih besar dari nilai α (0,05). Hasil penelitian ini
juga menunjukkan 45 ibu memiliki sikap baik memberikan ASI
eksklusif sebesar 23,2% dan 105 ibu memiliki sikap baik namun
tidak memberikan ASI eksklusif sebesar 54,1%. Sedangkan 12 ibu
memiliki sikap kurang memberikan ASI eksklusif sebesar 6,2%
dan 32 ibu memiliki sikap kurang tidak memberikan ASI eksklusif
sebesar 16,5%
No Keterangan Pembahasan
1 Topik : Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Teknik Menyusui Dengan
Perilaku Pemberian Asi Pada Ibu Menyusui Di Puskesmas
Pakualaman Yogyakarta
2 Gambaran umum : ibu yang gagal memberikan ASI kepada bayinya adalah kurangnya
khasus pemahaman ibu tentang teknik menyusui yang benar, sehingga
sering menderita puting lecet dan retak. Pemberiaan ASI yang
benar dimulai dari waktu dan teknik menyusui yang benar.Kedua
hal ini perlu diketahui ibu agar dapat menyusui bayi dengan baik
dan ASI dapat keluar dengan lancar.Cara menyusui merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI. Cara menyusui
yang tidak benar dapat menyebabkan puting susu lecet dan
menjadikan ibu enggan menyusui bayinya akibatnya bayi akan
jarang menyusu, bila hisapan bayi kurang pada putting susu, lama
kelamaan akan menyebabkan produksi ASI menurun, selain itu
payudara tidak segera kosong akan menyebabkan terjadinya
bendungan ASI sehingga meyebabkan payudara bengkak dan
terasa nyeri, bila hal ini tidak segera teratasi dapat menyebabkan
mastitis bahkan abses payudara.
3 Identifikasi data : populasi 62 responden teknik pengambilan sampel menggunakan
Total Sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi sampel 36
responden. Ibu yang gagal menyusui terdapat 35,6% dan 20%
diantaranya adalah ibu–ibu di negara berkembangWHO (2009).
Sementara itu, berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2010 dijelaskan bahwa 67,5% ibu yang gagal
memberikan ASI kepada bayinya adalah kurangnya pemahaman
ibu tentang teknik menyusui yang benar, sehingga sering menderita
puting lecet dan retak. puskesmas pakualaman mempunyai cakupan
ASI yang rendah pada tahun 2013 yaitu 10,9%.
4 Hasil Diskusi yg : Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan caraTotal.
disesuaikan dengan Sampling yaitu jumlah dari populasi tersebut yang memenuhi
teori kriteria inklusi berjumlah 36 responden.
5 Strategi yang : Data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan analisis
dilakukan bivariat data menggunakan Kendal Tau.
6 Kesimpulan : Berdasarkan hasil uji Kendall Tau -
Value sebesar 0,003. Berdasarkan nilai p<0,05, maka Ho ditolak
sehingga disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu
tentang teknik menyusui dengan perilaku dalam pemberian ASI pada
bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Pakulaman Yogyakarta tahun.Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu dalam
memberikan ASI yaitu rata-rata mempunyai pengetahuan dan
berperilaku yang baik terhadap teknik menyusui dan pemberian
ASI, karena didukung peran petugas kesehatan di Puskesmas
Pakualaman selalu memberikan promosi kesehatan pada ibu
dengan cara membantu ibu untuk memberikan ASI dengan baik
dan mencegah masalah-masalah umum yang terjadi. Hasil
penelitian responden yang mempunyai pengetahuan yang kurang
dengan perilaku yang kurang ada 1 orang ( 50%). responden yang
mempunyai pengetahuan rendah dengan perilaku kurang ada 1
orang (5,6%). Kemampuan ibu dalam menyusui dengan teknik
yang benar sangat mendukung dalam perilaku ibu dalam
memberikan ASI kepada bayinya, kegagalan ibu pada saat
memberikan ASI kepada bayinya karena disebabkan faktor tidak
ketidaktahuan ibu tentang cara-cara menyusui dengan benar, karena
teknik menyusui dengan benar akan berpengaruh terhadap
pemberian ASI pada bayinya. responden yang mempunyai
pengetahuan yang baik dan perilaku yang baik sebanyak 20 orang
(87%). Responden yang mempunyai pengetahuan yang tinggi dan
perilaku yang baik sebanyak 9 orang (50%), berdasarkan hasil uji
Kendall Tau didapatkan P-value sebesar 0,040.
No Keterangan Pembahasan
1 Topik : Hubungan Pengetahuan Dan Teknik Menyusui Dengan Pemberian
Asi Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Pengasih II Kabupaten
Kulonprogo
2 Gambaran umum : proporsi pemberian ASI eksklusif pada bayi umur nol sampai enam
khasus bulan di wilayah Puskesmas Pengasih II pada tahun 2012 masih
sangat rendah yaitu 48% (Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo,
2012).
3 Identifikasi data : Populasi target pada penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai
bayi berusia enam sampai dua belas bulan di Wilayah Kerja
Puskesmas Pengasih II Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta yang
berjumlah 142 ibu
4 Hasil Diskusi yg : teknik pengambilan sampel menggunakan Total sampling.
disesuaikan dengan
teori
5 Strategi yang : Instrumen yang dipakai dalam penelitian adalah kuesioner untuk
dilakukan variabel pengetahuan dengan nilai Alpha Cronbach sebelum diuji
adalah 0,77. Check list milik Ikatan Bidan Indonesia (IBI) merupakan
instrumen untuk variabel teknik menyusui. Metode analisis data
menggunakan Chi Square dengan taraf signifikan 0,05. Pengolahan
data dilakukan menggunakan program SPSS (Statistical Product and
Service Solution) seri 19.
6 Kesimpulan : Hasil analisis Chi-Square menunjukkan nilai p-value0,006 (<0,05),
artinya terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan
dengan pemberian ASI eksklusif. Secara biologi menunjuk-kan nilai
RP 1,784, artinya ibu dengan tingkat pengetahuan rendah memiliki
peluang untuk tidak memberikan ASI eksklusif sebesar 1,784 kali
lebih besar dibandingkan dengan yang memiliki tingkat pengetahuan
tinggi. Ibu yang telah melakukan teknik menyusui yang baik berhasil
memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 47 responden (33,1%).
Sedangkan dari 74 ibu dengan teknik menyusui rendah sebanyak 43
ibu tidak memberikan ASI eksklusif. Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Rumpiati17 yang menunjukkan ada hubungan
bermakna antara teknik menyusui ibu (p=0,027) dengan pemberian
ASI eksklusif. Semakin baik teknik menyusui ibu maka semakin baik
perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif.Sebaliknya semakin
rendah teknik menyusui ibu, maka perilaku ibu dalam memberikan
ASI semakin kurang. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan
dan teknik menyusui yang rendah.Ada hubungan antara tingkat
pengetahuan dan teknik menyusui dengan pemberian ASI eksklusif.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TEKNIK MENYUSUI DENGAN
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
PENGASIH II KABUPATEN KULONPROGO

CORRELATION BETWEEN KNOWLEDGE AND


BREASTFEEDING TECHNIQUES TO EXCLUSIVE BREASTFEEDING AT
PENGASIH II PUBLIC HEALTH CENTRE OF KULONPROGO DISTRICT

Lina Handayani, Yunengsih, Solikhah


Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

ABSTRACT

Breastfeeding is the ideal food for babies. Ignorance mother about the
importance of breastfeeding, how to breastfeed properly, and launched an aggressive
marketing by manufacturers of infant formula, an inhibiting factor for the formation
of awareness of parents in providing exclusive breastfeeding. This study aimed to
determine the relationships between knowledge and techniques of breastfeeding with
exclusive breastfeeding in the area of Puskesmas Pengasih II, Kulonprogo.This
research employed cross sectional design. The population was all mothers with
babies six to 12 months with total sample 142 mothers. The data analysis employed
chi square test with alpha significance=5%. There were relationships between
knowledge (p = 0.006) and feeding techniques (p = 0.002) with exclusive
breastfeeding.

Keywords: knowledge, breastfeeding techniques, exclusive breastfeeding.


Kesmasindo, Volume 6,( 3) Januari 2014, Hal. 232-239

PENDAHULUAN tentang manfaat ASI bagi daya tahan


Organisasi Kesehatan Dunia, tubuh bayi, pertumbuhan dan
World Health Organization (WHO), perkembangannya (Prasetyono, D. S,
menyatakan bahwa air susu ibu (ASI) 2012).
adalah suatu cara yang tidak Meskipun begitu proporsi
tertandingi oleh apapun dalam pemberian ASI eksklusif di Indonesia
menyediakan makanan ideal untuk masih belum bisa memenuhi standar
pertumbuhan dan perkembangan nasional yaitu 80%. ASI eksklusif
seorang bayi (Indiarti, M. T, 2009) . merupakan salah satu program yang
Pedoman internasional yang cukup sulit dikembangkan karena
menganjurkan pemberian ASI berkaitan dengan berbagai
eksklusif selama enam bulan pertama permasalahan sosial di
kelahiran didasarkan pada bukti ilmiah masyarakat.Cakupan ASI ekslusif di

232
233 Jurnal Kesmasindo, Volume 6, Nomor 3 Januari 2014, Hal. 232-239
provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan nilai Alpha Cronbach setelah diuji
baru mencapai 58, 20% pada tahun adalah 0,75.Check list milik Ikatan
2012 (Dinas Kesehatan Provinsi Bidan Indonesia (IBI) merupakan
Daerah Istimewa Yogyakarta, 2012). instrumen untuk variabel teknik
Berdasarkan latar belakang di menyusui. Metode analisis data
atas penulis tertarik untuk melakukan menggunakan Chi Square dengan
penelitian tentang hubungan taraf signifikan 0,05. Pengolahan data
pengetahuan dan teknik menyusui dilakukan menggunakan program
dengan pemberian ASI eksklusif di SPSS (Statistical Product and Service
wilayah kerja Puskesmas Pengasih II. Solution) seri 19.
Hal ini didasari fakta bahwa proporsi
pemberian ASI eksklusif pada bayi HASIL DAN PEMBAHASAN

umur nol sampai enam bulan di HASIL

wilayah Puskesmas Pengasih II pada Penelitian dilakukan pada ibu-

tahun 2012 masih sangat rendah yaitu ibu yang mempunyai bayi berusia

48% (Dinas Kesehatan Kabupaten enam sampai 12 bulan di Wilayah

Kulon Progo, 2012). Kerja Puskesmas Pengasih II


Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta
METODE PENELITIAN sebanyak 142 ibu.
Jenis penelitian mengguna-kan
pendekatan cross sectional. Populasi Karakteristik Responden

target pada penelitian ini adalah ibu- Usia responden paling banyak

ibu yang mempunyai bayi berusia adalah kelompok umur 20–35 tahun

enam sampai dua belas bulan di dengan jumlah 83 orang (58,4%) dan

Wilayah Kerja Puskesmas Pengasih II responden yang paling sedikit

Kabupaten Kulon Progo Yogyakarta kelompok berumur 20 tahun dengan

yang berjumlah 142 ibu, teknik jumlah 14 orang (9,9%).

pengambilan sampel menggunakan Usia bayi paling banyak adalah

Total sampling. Instrumen yang usia dua belas bulan dengan jumlah 28

dipakai dalam penelitian adalah bayi (19,7%) dan usia bayi paling

kuesioner untuk variabel pengetahuan sedikit adalah usia enam bulan

dengan nilai Alpha Cronbach sebelum dengan jumlah 11 bayi (7,7%).

diuji adalah 0,77 (Handayani, L, 2012)


Linda Handayani, Hubungan Pengetahuan Dan Teknik Menyusui 234

Mayoritas pendidikan ibu adalah


berpendidikan tinggi yaitu diatas SMA Hasil Analisis Deskriptif Variabel
sebanyak 85 responden (59,9%) Teknik Menyusui
sedangkan yang berpendidikan rendah Kebanyakan ibu memiliki teknik
sebanyak 57 responden. menyusui rendah yaitu sebanyak 74
Mayoritas ibu bekerja sebagai ibu (52,1%), sedangkan yang
ibu rumah tangga yaitu sebanyak 94 mempunyai teknik menyusui tinggi
ibu (66,2%), sedangkan sisanya sebanyak 68 ibu (47,9%).
bekerja sebagai karyawan swasta,
PNS, petani, pedagang dan Pemberian ASI Eksklusif

wiraswasta. Lebih banyak responden yang

Pendapatan keluarga respon-den memberikan ASI eksklusif, yaitu

kebanyakan diatas UMR (upah sebanyak 78 orang (54,9%).

minimum regional) yaitu sebanyak 85


Analisis Bivariat
responden (59,9%) sedangkan yang
Hasil analisis bivariat hubungan
pendapatan keluarganya di bawah
tingkat pengetahuan dengan
UMR sebanyak 57 responden
pemberian ASI eksklusif dan
(40,1%).
hubungan teknik menyusui dengan
Responden yang paling banyak
pemberian ASI eksklusif.Analisis
adalah responden yang mempunyai
bivariat dilakukan untuk mengetahui
dua anak sebanyak 60 responden
hubungan antara masing-masing
(42,3%), dan responden paling sedikit
variabel bebas dengan variabel terikat
mempunyai anak lebih dari dua
serta besarnya risiko variabel bebas
sebanyak 30 responden (21,1%).
terhadap variabel terikat, dengan
Responden yang tidak pernah
tingkat kemaknaan α = 0,05. Teknik
menyusui adalah responden terbanyak
analisis yang digunakan adalah Chi-
dengan jumlah 52 orang (36,6%).
Square.
Kebanyakan ibu memiliki
a. Hubungan tingkat pengetahuan
tingkat pengetahuan rendah yaitu
dengan Pemberian ASI Eksklusif
sebanyak 81 ibu (57%), sedangkan
Kebanyakan ibu memiliki
sisanya mempunyai pengetahuan
tingkat pengetahuan rendah yaitu
tinggi.
sebanyak 81 ibu (57%) dan
235 Jurnal Kesmasindo Volume 6, Nomor 3 Januari 2014, Hal. 232-239

sebagian besar juga tidak sedangkan Ibu dengan teknik


memberikan ASI secara eksklusif menyusui tinggi sebanyak 68 ibu
yaitu sebanyak 45 responden (47,9%) dan yang memberikan ASI
(31,7%), sedangkan ibu dengan eksklusif sebanyak 47 ibu (33,1%).
tingkat pengetahuan tinggi Hasil uji Chi-Square
sebanyak 61 ibu (43%) dan yang diperoleh nilai p = 0,002,RP =
memberikan ASI eksklusif 1,882 dan 95% CI = 1,255-2,821.
sebanyak 42 ibu (29,6%). Hasil analisis tersebut
Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa hubungan
diperoleh nilai p =0,006,RP = antara teknik menyusui dengan
1,784 dan 95% CI =1,171-2,717. pemberian ASI eksklusif secara
Hasil analisis tersebut statistik signifikan (p=0,002).
menunjukkan bahwa hubungan Secara biologi menunjukkan nilai
antara tingkat pengetahuan dengan RP 1,882 artinya ibu dengan teknik
pemberian ASI eksklusif secara menyusui rendah memiliki peluang
statistik signifikan (p=0,006). untuk tidak memberikan ASI
Secara biologi menunjukkan nilai eksklusif sebesar 1,882 kali lebih
RP1,784 artinya ibu dengan tingkat besar dibandingkan yang
pengetahuan rendah memiliki mempunyai teknik menyusui tinggi.
peluang untuk tidak memberikan
ASI eksklusif sebesar 1,784 kali PEMBAHASAN
lebih besar dibandingkan dengan Hubungan Tingkat Pengetahuan
yang memiliki tingkat pengetahuan dengan Pemberian ASI eksklusif
tinggi. Hasil analisis Chi-Square
b. Hubungan Teknik Menyusui menunjukkan nilai p-value0,006
dengan Pemberian ASI Eksklusif (<0,05), artinya terdapat hubungan
Kebanyakan ibu memiliki yang bermakna antara tingkat
teknik menyusui rendah yaitu pengetahuan dengan pemberian ASI
sebanyak 74 ibu (52,1%) dan eksklusif. Secara biologi menunjuk-
sebagian besar juga tidak kan nilai RP 1,784, artinya ibu dengan
memberikan ASI secara eksklusif tingkat pengetahuan rendah memiliki
yaitu sebanyak 43 ibu (30,3%), peluang untuk tidak memberikan ASI
Linda Handayani, Hubungan Pengetahuan Dan Teknik Menyusui 236

eksklusif sebesar 1,784 kali lebih perilaku ibu dalam memberikan ASI
besar dibandingkan dengan yang semakin kurang.
memiliki tingkat pengetahuan tinggi. Pengetahuan atau kognitif
Pengetahuan merupakan salah merupakan hal yang sangat penting
satu faktor predisposisi atau dapat dalam membentuk tindakan seseorang,
disimpulkan bahwa prilaku seseorang salah satunya kurang memadainya
atau masyarakat ditentukan oleh pengetahuan ibu mengenai pentingnya
pengetahuan orang tersebut. ASI yang menjadikan penyebab atau
Rendahnya pengetahuan tentang ASI masalah dalam peningkatan pemberian
eksklusif berdampak buruk terhadap ASI (Roesli, Utami, 2005). Ibu yang
perilaku ibu dalam memberikan ASI memiliki pengetahuan kurang tentang
eksklusif untuk bayinya pentingnya pemberian ASI ekslusif
(Notoatmodjo, S,2007). cenderung memiliki prilaku yang
Responden dengan tingkat kurang baik dalam pemberian ASI
pengetahuan tinggi sebanyak 61 eksklusif dan beranggapan makanan
responden (43%), yang mempunyai pengganti ASI (susu formula) dapat
tingkat pengetahuan tinggi dengan membantu ibu dan bayinya, sehingga
tidak memberikan ASI eksklusif ibu tidak memberikan ASI secara
sebanyak 19 responden (13,4%) ekslusif kepada bayinya (Purwanti,
sedangkan yang memberi ASI 2004)
eksklusif sebanyak 42 responden Tradisi juga dapat berpengaruh
(29,6%). Hasil penelitian ini sejalan terhadap tigkat pengetahuan
7
dengan penelitian Sriningsih yang seseorang, ada beberapa faktor yang
menunjukkan ada hubungan bermakna dapat mempengaruhi tingkat
antara tingkat pengetahuan ibu tentang pengetahuan antara lain pendidikan,
ASI eksklusif (p=0,015) dengan pekerjaan, umur, lingkungan dan
pemberian ASI eksklusif. Semakin sosial budaya (Wawan, A dan Dewi,
tinggi tingkat pengetahuan tentang M, 2011).
ASI eksklusif maka semakin baik Susin, dkk (1999) menemukan
prilaku ibu dalam memberikan ASI fakta bahwa ibu dengan tingkat
eksklusif.Sebaliknya semakin rendah pengetahuan tinggi mempunyai
tingkat pengetahuan ibu, maka peluang lebih tinggi untuk
237 Jurnal Kesmasindo, Volume 6, Nomor 3 Januari 2014, Hal. 232-239

memberikan ASI eksklusif (Susin, dipengaruhi oleh factor personal


L.B, et al , 1999). Kong dan Lee, seperti pengetahuan.Pemberian ASI
(2004) dalam penelitian mereka ibu kepada bayinya dipengaruhi oleh
menyimpulkan bahwa pengetahuan pengetahuan ibu tentang ASI dan
merupakan factor penting dalam menyusui.
penentuan cara/ metode pemberian Hubungan teknik menyusui dengan
makanan pada bayi (Kong, S.K.F., and pemberian ASI eksklusif
Lee, D.F.T, 2004). Lebih lanjut, Hasil analisis Chi-Square
penelitian yang dilakukan oleh Shaker, menunjukkan nilai p-value 0,002
Scott, & Reid, (2004) menunjukkan (<0,05), artinya terdapat hubungan
bahwa orang tua yang memberikan yang bermakna antara teknik
ASI memiliki pengetahuan yang lebih menyusui dengan pemberian ASI
tentang keuntungan pemberian ASI eksklusif. Secara biologi menunjukkan
(Shaker, I, et al, 2004). Temuan nilai RP 1,882 artinya ibu dengan
penelitian ini juga serupa dengan studi teknik menyusui rendah memiliki
terdahulu yang dilakukan oleh Dungy, peluang untuk tidak memberikan ASI
dkk (2008).Mereka menemukan eksklusif sebesar 1,882 kali lebih
bahwa pengetahuan merupakan besar dibandingkan dengan yang
prediktor untuk inisiasi pemberian memiliki teknik menyusui tinggi.
ASI. Ibu yang telah melakukan teknik
Namun, ada juga penelitian menyusui yang baik berhasil
terdahulu yang tidak sejalan, yaitu memberikan ASI eksklusif yaitu
penelitian oleh Chatman, dkk (2004) sebanyak 47 responden (33,1%).
di Jamaica.Mereka menemukan bahwa Sedangkan dari 74 ibu dengan teknik
tidak ada perbedaan pengetahuan menyusui rendah sebanyak 43 ibu
antara yang memberikan ASI eksklusif tidak memberikan ASI eksklusif. Hasil
dengan yang memberikan ASI tidak penelitian ini sejalan dengan penelitian
eksklusif. Rumpiati17 yang menunjukkan ada
Temuan penelitian ini, sejalan hubungan bermakna antara teknik
dengan social cognitive theory (SCT) menyusui ibu (p=0,027) dengan
(Bandura, 2004). Perspektif SCT pemberian ASI eksklusif. Semakin
memandang bahwa perilaku ibu dapat baik teknik menyusui ibu maka
Linda Handayani, Hubungan Pengetahuan Dan Teknik Menyusui 238

semakin baik perilaku ibu dalam sehingga para ibu yang memiliki
memberikan ASI eksklusif.Sebaliknya pengetahuan yang rendah tentang
semakin rendah teknik menyusui ibu, teknik menyusui, menunjukan teknik
maka perilaku ibu dalam memberikan menyusui yang kurang.
ASI semakin kurang.
SIMPULAN DAN SARAN
Secara kronologis dapat
SIMPULAN
dijelaskan bahwa perilaku baru dapat
Sebagian besar responden
terwujud mengikuti tahap-tahap
memiliki pengetahuan dan teknik
dimulai dari pengetahuan (knowledge),
menyusui yang rendah.Ada hubungan
sikap (attitude), praktek
antara tingkat pengetahuan dan teknik
(practice).Dalam hal ini berarti
menyusui dengan pemberian ASI
perilaku pemberian ASI eksklusif
eksklusif.
dapat terwujud jika ibu sudah
SARAN
memiliki pengetahuan, sikap dan
Bagi Dinas Kesehatan
teknik menyusui yang baik
Kabupaten Kulon Progo supaya
(Notoatmodjo, S,2007).
membuat suatu kebijakan agar tersedia
Sebagian besar ibu yang tidak
fasilitas berupa pojok ASI di tempat
menyusui bayinya, bukan karena
kerja. Adapun bagi Puskesmas
gangguan fisik melainkan lebih
Pengasih II agar membentuk
banyak karena kesalahan tata laksana
kelompok pendukung ibu (KP Ibu),
laktasi yang salah satunya adalah
meningkatkan kegiatan kelas ibu dan
teknik menyusui. Ibu-ibu terlihat dapat
meningkatkan penyuluhan tentang
menyusukan bayinya tetapi seringkali
ASI eksklusif kepada masyarakat.
mereka tidak mengetahui sebenarnya
Bagi peneliti selanjutnya agar
teknik dalam menyusui itu seperti apa
menambah variabel lain yang dapat
(Henderson, C. 2006). Penelitian
menunjang keberhasilan ASI eksklusif
Nurhidayah (2012) menyatakan bahwa
seperti ketersediaan sumber-sumber
pengetahuan merupakan variabel yang
fasilitas, sikap dan perilaku petugas
memiliki hubungan besar dengan
kesehatan serta peraturan undang-
teknik menyusui pada ibu postpartum
undang.

DAFTAR PUSTAKA
239 Jurnal Kesmasindo, Volume 6, Nomor 3 Januari 2014, Hal. 232-239

Indiarti, M. T. 2009. Nutrisi Bayi. Yogyakarta:


Cahaya Ilmu.

Prasetyono, D. S. 2012. Buku Pintar ASI


Eksklusif. Yogyakarta: Diva Press.
Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Istimewa Dungy, C.I., McInnes, R.J., Tappin, D.M.,
Yogyakarta, 2012. Profil Kesehatan Wallis, A.B, Oprescu, F. (2008). Infant
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. feeding attitudes and knowledge among
Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, socioeconomically disadvantaged
2012. Profil Kesehatan Kulon Progo. women in Glasgow. Matern Child
Handayani, L. 2012. “Contributions of Social Health J, 12: 313-322
Support, Knowledge, Attitude and Self Chatman, L.M, Salihu, H.M, Roufe, M.E.A.,
Efficacy on Breastfeeding Practice in Wheatle, P., Henry, D., Jolly, P.E.
Indonesia”. Doctoral Thesis, UTM: (2004). Influence of knowledge and
Johor Bahru. attitudes on exclusive breastfeeding
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan practice among rural Jamaican mother.
Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta. Birth, 31(4): 265-271.
Sriningsih. I. 2011. “Faktor Demografi, Bandura, A. 2004. Health promotion by social
Pengetahuan Ibu tentang Air Susu Ibu cognitive means. Health Education and
dan Pemberian ASI Eksklusif”. Jurnal Behavior, 31: 143-164
KEMAS, 6 (2) halaman 100-106. Rumpiati, 2004. Hubungan antara Teknik
Roesli, Utami, 2005. Mengenal Asi Esklusif. Menyusui dengan Keberhasilan Laktasi
Jakarta; Trubus Agriwidya. pada Ibu Primipara di wilayah
Purwanti, 2004. Konsep Penerapan ASI Puskesmas Kaibon Kabupaten Madiun .
Eksklusif. Jakarta :Buku Kedokteran. Jurnal Kebidanan, 3 (1).
EGC. Henderson, C. 2006. Buku Ajar Konsep
Wawan, A dan Dewi, M, 2011. Pengetahuan, Kebidanan. Jakarta: EGC.
Sikap dan Perilaku Manusia. Nurhidayah, D.S. 2012. Hubungan Tingkat
Yogyakarta: Nuha Medika. Pengetahuan Ibu Primipara tentang
Susin, L.B, Giugliani, E.R, Kummer, S.C., Menyusui dengan Teknik Menyusui di
Maciel, M, Simon. C., and da Silveira, Ruang Rawat Inap Posnatal RSUP
L.C. (1999). Does parental Patmawati. Skripsi, Prodi Keperawat-an
breastfeeding knowledge increase Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
breastfeeding rates? Birth, 26(3): 149- Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.
156 www.library.upnvj.ac.id/pdf/101071203
Kong, S.K.F., and Lee, D.F.T. (2004). Factors 6/pdf(diakses tanggal 9 Juni 2013).
influencing decision to breastfeed.
Journal of Advanced Nursing, 46(4):
369-379
Shaker, I., Scott, J.A., and Reid, M. (2004).
Infant feeding attitudes of expectant
parents: breastfeeding and formula
feeding. Journal of Advanced Nursing,
45(3): 260-268
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU MENYUSUI
DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS KOTA MANADO
Angreine J. Kolondam*, Maureen I. Punuh*, Nelly Mayulu*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
United Nations Children Fund (Unicef) dan World Health Organization (WHO)
merekomendasikan pemberian ASI eksklusif sampai berumur enam bulan. Setelah itu anak harus
diberi makanan padat dan semi padat sebagai makanan tambahan selain ASI. Pengetahuan ibu
tentang ASI eksklusif akan membawa pemahaman yang mendalam pada ibu tentang dampak baik
atau buruknya memberikan ASI eksklusif. Sikap ibu dalam pemberian makan bayi telah terbukti
menjadi prediktor independen yang lebih kuat dari inisiasi menyusui. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu menyusui dengan pemberian ASI
eksklusif di Puskemas Kota Manado. Jenis penelitian ini ialah penelitian analitik, dengan
menggunakan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 194 ibu
menyusui yang memiliki bayi usia 0-12 bulan. Pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling di 5 Puskesmas di Kota Manado. Uji statistik yang digunakan untuk
menganalisis hubungan antar variabel menggunakan uji chi-square. Pengumpulan data melalui
wawancara dengan menggunakan kuesioner selama bulan Juli-September 2017. Hasil penelitian
menunjukkan sebagian responden memiliki pengetahuan baik (62,9%), responden yang memiliki
sikap baik (76,8%) dan hanya (29,4%) responden yang memberikan ASI eksklusif. Hasil analisis
data menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan ibu menyusui dengan pemberian ASI
eksklusif dengan nilai p=0,001 dan tidak terdapat hubungan antara sikap ibu menyusui dengan
pemberian ASI eksklusif dengan nilai p=0,442. Saran bagi masyarakat di 5 puskesmas di Kota
Manado untuk meningkatkan pemahaman mengenai pola pemberian ASI eksklusif yang baik dan
tepat bagi bayi.

Kata Kunci: Ibu, ASI Eksklusif, Pengetahuan, Sikap

ABSTRACK
UNICEF and WHO recommended an exclusive breastfeeding for the six months of life, after that
the baby should be given solid and semi-solid food as an additional food other than breast milk.
Mother's knowledge of exclusive breastfeeding will bring a deep understanding to the mother
about the impact of exclusive breastfeeding. The mother's attitude to breast milk has proved to be
a stronger independent predictor of breastfeeding then early initiation. This study aims to
determine the relationship of mother’s knowledge and attitude breastfeeding with exclusive
breastfeeding in health care center of Manado. This research is an analytic with the approach of
cross-sectional study design. The number of samples in this study is 194 mothers who
breastfeeding baby of 0-12 months. Sampling for this study using purposive sampling technique in
5 health care centers of Manado. The statistical test that used to analyze the relationship between
those variables is Chi-Square test. Data were collected through questionnaires during July-
September 2017. The results showed that some respondents had good knowledge (62.9%),
respondents who had good attitude (76.8%), and only (29.4%) respondents give exclusive
breastfeeding. The result of data analysis showed that there is a relationship of mother
breastfeeding knowledge with exclusive breastfeeding in health care center of Manado (p-value =
0,001) and there is no relationship of mother’s attitude of breastfeeding with exclusive
breastfeeding in health care center of Manado (p-value = 0,442). Suggestion for society in 5
health care centers of Manado for increase regarding comprehension about proper and good
exclusive breastfeeding patterns for baby.

Keywords: Mother, Knowledge, Attitude, Exclusive Breastfeeding

1
PENDAHULUAN utama untuk memulai dan terus
United Nations Children Fund (Unicef) menyusui.
dan World Health Organization (WHO) Mengacu pada target Restra
merekomendasikan pemberian ASI (Rencana Strategis Kementrian
eksklusif sampai berumur enam bulan. Kesehatan Republik Indonesia) pada
Setelah itu anak harus diberi makanan tahun 2015 secara nasional cakupan
padat dan semi padat sebagai makanan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia
tambahan selain ASI. kurang dari enam bulan sebesar 55,7%.
ASI eksklusif dianjurkan pada Cakupan pemberian ASI
beberapa bulan pertama kehidupan eksklusif di Provinsi Sulawesi Utara
karena ASI tidak terkontaminasi dan tahun 2015 sebesar 26,3%. Berdasarkan
mengandung banyak zat gizi yang laporan pencapaian indikator kinerja
diperlukan anak pada umur tersebut. pembinaan gizi masyarakat bulan
ASI ialah makanan yang terbaik bagi Desember tahun 2016 cakupan
bayi pada enam bulan pertama pemberian ASI eksklusif di Kota
kehidupannya. Semua kebutuhan nutrisi Manado sebesar 36,9%.
yaitu, protein, karbohidrat, lemak, Tujuan penelitian ini ialah untuk
vitamin, dan mineral sudah tecukupi dari mengetahui hubungan antara
ASI. pengetahuan dan sikap ibu menyusui
Pengetahuan mempunyai peran dengan pemberian ASI eksklusif di
penting dalam perilaku ibu. Pengetahuan Puskemas Kota Manado.
ibu tentang ASI eksklusif akan
membawa pemahaman yang mendalam METODE PENELITIAN
pada ibu tentang dampak baik atau Jenis penelitian ini ialah penelitian
buruknya memberikan ASI secara analitik, dengan menggunakan
eksklusif. Sikap ibu dalam pemberian pendekatan cross-sectional dengan
makan bayi telah terbukti menjadi teknik penentuan purposive sampling.
prediktor independen yang lebih kuat Penelitian dilaksanakan di 5 Puskesmas
dari inisiasi menyusui. Selain itu, sikap yang ada di 5 Kecamatan di Kota
positif ibu terhadap pemberian ASI Manado. Puskesmas-puskesmas tersebut
berhubungan dengan terus akan yaitu, Puskesmas Tuminting, Puskesmas
menyusui lebih lama dan memiliki Paniki Bawah, Puskesmas Ranotana
kesempatan sukses yang lebih besar. Weru, Puskesmas Kombos, dan
Sebaliknya, sikap negatif ibu terhadap Puskesmas Bahu. Jumlah sampelyang
menyusui dianggap menjadi penghalang dikumpulkan selama penelitian dari

2
bulan Juli-September 2017 yaitu 194 ibu Tabel 1. Menggambarkan bahwa
yang memiliki bayi usia 0-12 bulan. karakteristik responden berdasarkan usia
Pengumpulan data menggunakan alat ibu yang paling banyak pada kelompok
bantu kuesioner dan analisis data usia 26-35 tahun dengan presentase
menggunakan uji Chi-Square. 44,3% dan karakteristik responden
berdasarkan usia ibu yang paling sedikit
HASIL DAN PEMBAHASAN ada pada kelompok usia ≤ 16 dengan
Tabel 1. Karakteristik Responden (ibu) presentase 1,5%.
Karakteristik Kategori n % Karakteristik responden
Ibu berdasarkan Pendidikan ibu
Usia Ibu ≤ 16 3 1,5 menunjukkan ibu dengan Pendidikan
17-25 83 42,8
Sekolah Dasar (SD) berjumlah 29 orang
26-35 86 44,3
dengan presentase 14,9%, ibu dengan
36-42 22 11,3
Pendidikan Sekolah Menengah Pertama
Pendidikan SD 29 14,9
(SMP) berjumlah 27 orang dengan
Ibu
presentase 13,9%, ibu dengan
SMP 27 13,9
SMA 136 70,1 Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Perguruan 2 1,0 (SMA) berjumlah 136 orang dengan
Tinggi (D3, presentase 70,1% dan ibu dengan
S1) Pendidikan Diploma atau Sarjana
Pekerjaan PNS 1 0,5 berjumlah 2 orang dengan presentase
Ibu 1,0%.
SWASTA 20 10,3
Karakteristik responden
PEDAGANG 7 3,6
berdasarkan pekerjaan ibu
IRT 168 85,6
menggambarkan ibu yang bekerja
Pengetahuan Baik 122 62,9
sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Ibu
Kurang 72 37,1 berjumlah 1 orang dengan presentase

Sikap Ibu Baik 149 76,8 0,5%, ibu yang bekerja sebagai
Kurang 45 23,2 SWASTA berjumlah 20 orang dengan
Pemberian ASI Eksklusif 57 29,4 presentase 10,3%, ibu yang bekerja
ASI sebagai pedagang berjumlah 7 orang
Tidak ASI 137 70,6 dengan presentase 3,6% dan ibu yang
Eksklusif tidak bekerja atau Ibu Rumah Tangga
(IRT) ada 168 orang dengan presentase
85,6%.

3
Karakteristik responden berjumlah 105 bayi dengan presentase
berdasarkan pengetahuan ibu 54,1%.
menunjukkan ibu yang memiliki Karakteristik subjek penelitian
pengetahuan baik berjumlah 122 ibu berdasarkan jenis kelamin menunjukkan
dengan presentase 62,9% dan ibu yang bayi dengan jenis kelamin laki-laki
memilki pengetahuan kurang berjumlah berjumlah 106 bayi dengan presentase
72 ibu dengan presentase 37,1%. 54,6% dan bayi dengan jenis kelamin
Karakteristik responden perempuan berjumlah 88 bayi dengan
berdasarkan sikap ibu menunjukkan ibu presentase 45,4%.
yang memiliki sikap baik berjumlah 149
ibu dengan presentase 76,8% dan ibu Tabel 3. Hubungan antara Pengetahuan
yang memiliki sikap kurang berjumlah Ibu Menyusui dengan
45 ibu dengan presentase 23,2%. Pemberian ASI Eksklusif
Karakteristik responden Pengetahuan Pemberian ASI Eksklusif
Ibu ASI Tidak ASI
berdasarkan pemberian ASI eksklusif Total p
Eksklusif Eksklusif
n % n % n %
menunjukkan ibu yang memberikan ASI Baik 46 23,7 76 39,2 122 62,9
0,001
Kurang 11 5,7 61 31,4 72 37,1
eksklusif pada bayinya berjumlah 57 ibu
Total 57 29,4 137 70,6 194 100
dengan presntase 29,4% dan ibu yang
tidak memberikan ASI eksklusif pada Tabel 3. Berdasarkan hasil penelitian
bayinya berjumlah 137 ibu dengan yang dilakukan menunjukkan bahwa ada
presentase 70,6%. hubungan antara pengetahuan ibu
menyusui dengan pemberian ASI
Tabel 2. Karakteristik Subjek Penelitian eksklusif di Puskesmas Kota Manado
Karakteristik Kategori n % menggunakan uji statistik chi-square
Subjek
dengan nilai p=0,001 sehingga nilai p
Penelitian
Usia Bayi 0-5 89 45,9 lebih kecil dari nilai α (0,05). Hasil
(Bulan) penelitian ini juga menunjukkan bahwa
6-12 105 54,1
Jenis Laki-laki 106 54,6 45 ibu yang memiliki pengetahuan baik
Kelamin memberikan ASI eksklusif sebesar
Perempuan 88 45,4
23,7%, dan 76 ibu memiliki
Tabel 2. Menggambarkan karakteristik pengetahuan baik tidak memberikan ASI
subjek penelitian berdasarkan usia usia. eksklusif sebesar 39,2%. Sedangkan 11
Bayi dengan usia 0-5 bulan berjumlah ibu memiliki pengetahuan kurang
89 bayi dengan presentase 45,9% dan memberikan ASI eksklusif sebesar 5,7%
bayi dengan usia bayi 6-12 bulan dan 61 ibu yang memilki pengetahuan

4
kurang tidak memberikan ASI eksklusif Tabel 4. Hubungan antara Sikap Ibu
sebesar 31,4%. Dengan demikian sesuai Menyusui dengan Pemberian
dengan penelitian dari Widiyanto (2012) ASI Eksklusif
bahwa pengetahuan seseorang Sikap Pemberian ASI Eksklusif
Ibu ASI Tidak ASI
mempengaruhi seseorang dalam berpikir Total p
Eksklusif Eksklusif
n % n % N %
tentang pemberian ASI eksklusif .
Baik 45 23,2 105 54,1 150 77,3
Menurut (Prabasiwi et al, 2014) 0,442
Kurang 12 6,2 32 16,5 44 22,7
Pengetahuan merupakan hasil dari apa Total 57 29,4 137 70,6 194 100

yang diketahui dan terjadi setelah orang


Tabel 4. Berdasarkan hasil penelitian
melakukan penginderaan terhadap objek
yang dilakukan menunjukkan bahwa
tertentu. Apabila suatu perilaku
tidak terdapat hubungan antara sikap ibu
dilakukan melalui proses-proses yang
menyusui dengan pemberian ASI
didasari oleh pengetahuan, kesadaran,
eksklusif di Puskesmas Kota Manado
dan sikap yang baik, maka perilaku
menggunakan uji statistik chi-square
tersebut akan bersifat langgeng dan
dengan nilai p=0,442 sehingga nilai p
menghasilkan suatu yang baik
lebih besar dari nilai α (0,05). Hasil
Hasil penelitian ini sejalan
penelitian ini juga menunjukkan 45 ibu
dengan teori yang menyatakan bahwa
memiliki sikap baik memberikan ASI
Pengetahuan atau kognitif merupakan
eksklusif sebesar 23,2% dan 105 ibu
domain yang sangat penting untuk
memiliki sikap baik namun tidak
terbentuknya tindakan seseorang.
memberikan ASI eksklusif sebesar
Penelitian ini juga sejalan dengan teori
54,1%. Sedangkan 12 ibu memiliki
Green bahwa perilaku seseorang
sikap kurang memberikan ASI eksklusif
dipengaruhi oleh 3 faktor utama salah
sebesar 6,2% dan 32 ibu memiliki sikap
satunya faktor predisposisi yaitu
kurang tidak memberikan ASI eksklusif
pengetahuan (Notoadmodjo, 2011).
sebesar 16,5%
Penelitian sebelumnya dari
Penelitian ini sejalan dengan
Hartatik (2009) juga menyatakan bahwa
penelitian yang dilakukan Gibney et al
ada hubungan antara pengetahuan ibu
(2005) menyatakan banyak sikap dan
menyusui dengan pemberian ASI
kepercayaan yang tidak mendasar
eksklusif di Kota Semarang tahun 2009
terhadap makna pemberian ASI yang
menggunakan uji statistik chi-square
membuat para ibu tidak melakukan ASI
dengan nilai p=0,028 sehingga nilai p
eksklusif selama 6 bulan. Umumnya
lebih kecil dari nilai α = 0,05.
alasan ibu tidak memberikan ASI
eksklusif meliputi rasa takut yang tidak

5
mendasar bahwa ASI yang dihasilkan pemberian ASI eksklusif di
tidak cukup atau memiliki mutu yang Puskesmas Kota Manado.
tidak baik, keterlambatan memulai
pemberian ASI, pembuangan kolostrum, SARAN
teknik pemberian ASI yang salah, serta 1. Bagi instansi terkait dalam hal ini
kepercayaan yang keliru bahwa bayi Puskesmas Tuminting, Puskesmas
haus dan memerlukan cairan tambahan Paniki Bawah, Puskesmas Ranotana
lainnya. Selain itu, kurangnya dukungan Weru, Puskesmas Kombos dan
dari pelayanan kesehatan dan Puskesmas Bahu sebagai tempat
keberadaan pemasaran susu formula pelayanan kesehatan dasar di
sebagai pengganti ASI menjadi kendala masyarakat agar dapat
ibu untuk memberikan ASI eksklusif meningkatkan pelayanan kesehatan
kepada bayinya. dengan melakukan penyuluhan
Hasil penelitian sebelumnya tentang manfaat pemberian ASI
dari Yulianah dkk (2013) juga eksklusif yang baik untuk ibu dan
menyatakan bahwa tidak terdapat bayi di Puskesmas maupun di
hubungan yang bermakna antara sikap Posyandu.
ibu menyusui dengan pemberian ASI 2. Bagi masyarakat di wilayah kerja
eksklusif di Puskesmas Bonto Cani Puskesmas Tuminting, Puskesmas
Kabupaten Bone tahun 2013 dengan Paniki Bawah, Puskesmas Ranotana
menggunakan uji statistik chi-square Weru, Puskesmas Kombos dan
dengan nilai p=0,154 sehingga nilai p Puskesmas Bahu khususnya ibu
lebih besar dari nilai α =0,05. hamil dan ibu menyusui untuk
mengetahui dan mencari informasi
KESIMPULAN mengenai pola pemberian ASI yang
Berdasarkan penelitian yang dilakukan benar dan tepat kepada petugas
di 5 wilayah kerja Puskesmas lokasi kesehatan atau orang terdekat yang
penelitian yang ada di Kota Manado sudah berpengalaman.
dapat disimpulkan bahwa : 3. Bagi penelitian selanjutnya
1. Terdapat hubungan antara disarankan dapat meneliti faktor-
pengetahuan ibu menyusui dengan faktor lain yang berhubungan
pemberian ASI eksklusif di dengan pemberian ASI eksklusif di
Puskesmas Kota Manado. wilayah kerja Puskesmas Kota
2. Tidak terdapat hubungan antara Manado.
sikap ibu menyusui dengan

6
DAFTAR PUSTAKA unnes.ac.id/skripsi/abstrak/doc.
Breastfeeding Report Card. 2016. (diakses pada 2 Mei 2017).
Progressing Toward National Kementrian Kesehatan Republik
Breastfeeding Goals. United State. Indonesia. 2016. InfoDATIN.
hhtp://www.cdc.gov/breastfeeding Jakarta. hhtp://depkes.go.id/resour
/pdf/2016 (diakses pada 28 April ces/pusdatin/infodatin. (diakses
2017). pada 17 Mei 2017).
Buku Panduan Jurnalis Kesehatan. 2016. Kementrian Kesehatan Republik
Prakarsa. hhtp://theprakarsa.org. Indonesia. 2015. Petunjuk Teknis
pdf. (diakses pada 28 April 2017). Penggunaan Buku Kesehatan Ibu
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi dan Anak. hhtp://www.depkes.
Utara. 2016. Laporan Pencapaian go.id. (diakses pada 5 Mei 2017).
Indikator Kinerja Pembinaan Gizi Kramer Ms, Kakima R. 2012. Optimal
Masyarakat. Manado Duration of Exclusive
Dinas Kesehatan Kota Manado. 2017. Breastfeeding. Canada. hhtp://
Laporan Pencapain Pembinaan www.google.co.id/url?sa=t&sourc
Gizi Enam Bulanan. Manado e=webst. (diakses pada 4 April
Eugenie T, Batlejeri J, Napitupulu M. 2017).
2015. Pengetahuan Ibu LeTourneu A. 2014. Breastfeeding
Merupakan Faktor Dominan Handbook for Physician. 2nd
dalam Pemberian ASI Eksklusif. Edition. American Academy of
Jakarta: Jurusan Kebidanan Poltek Pediatrics and The American
Kemenkes Jakarta III. College of Obstetricans and
hhtp://ejurnal.poltekkesjakarta3.ac Gynecologist. Washington.
.id. (diakses pada 4 Desember Rahman S. 2017. Pengetahuan, Sikap,
2017). dan Praktik Pemberian ASI
Fikawati, Syafig, Kharima. 2015. Gizi Eksklusif Di Wilayah Kerja
Ibu dan Bayi. Jakarta : Puskesmas Jumpandang Baru
RajaGrafindo Persada. Kecamatan Tallo. Makasar.
Hartatik T. 2009. Hubungan http://repository.unhas.ac.id/rahm
Pengetahuan dan Sikap Ibu an.pdf. (diakses pada 30 Oktober
dengan Pemberian ASI Eksklusif. 2017)
Semarang: Jurusan Ilmu Notoatmodjo S. 2011. Kesehatan
Kesehatan Masyarakat Universitas Masyarakat Ilmu dan Seni.
Negeri Semarang. hhtp://uap. Jakarta: Rineka Cipta.

7
Notoatmodjo S. 2012. Metodologi hhtp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc
Penelitian Kesehatan. Jakarta: /articles.pdf (diakses pada 4 April
Rineka Cipta. 2017).
Notoatmodjo S. 2012. Promosi Riset Kesehatan Dasar. 2010. Cakupan
Kesehatan dan Perilaku ASI Eksklusif Pada bayi. Jakarta.
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. hhtp://www.depkes.go.id/hasilRis
Pedoman Pekan ASI Sedunia. 2016. kesdas2010.pdf. (diakses pada 14
hhtp://www.dinkes.baliprov.go.id/ November 2017).
pedoman PAS 2016.pdf. (diakses Riset Kesehatan Dasar. 2013. Cakupan
pada 10 Mei 2017). ASI Eksklusif Pada bayi. Jakarta.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. hhtp://www.depkes.go.id/hasilRis
Seri Analisis Pembangunana kesdas2013.pdf. (diakses pada 10
Wilayah Provinsi Sulawesi Utara. Mei 2017).
2015. Robiwala M, Ciptori D, Handini K.
Peraturan Pemerintah Republik 2011. Hubungan Tingkat
Indonesia No. 33 Tahun 2012 Pengetahuan Ibu tentang ASI
Tentang Pemberian ASI Eksklusif dengan Pemberian ASI
Eksklusif. hhtp://www.gizi.dep Saja. Yogyakarta. hhtp://journal.
kes.go.id. (diakses pada 1 Mei respati.ac.id. (diakses pada 2 Mei
2017). 2017).
Profil Kesehatan Indonesia. 2009. Sulistyoningsih H. 2011. Gizi untuk
hhtp://www.depkes.go.id/pusdatin Kesehatan Ibu dan Anak.
.pdf. (diakses pada 14 November Yogyakarta: Graha Ilmu
2017). Susila dan Suyanto. 2014. Metodologi
Profil Kesehatan Indonesia. 2015. Penelitian Cross Sectional
hhtp://www.depkes.go.id/pusdatin Kedokteran dan Kesehatan.
.pdf. (diakses pada 26 April Klaten: BossScript.
2017). Tadele N, Habta F, Akmel D dan Deges
Poreddi V, Susheela T, Mythili D. 2015. E. 2015. Health Education
Internastional Journal of Health Research and Breastfeeding
Sciences, Qassim University. Vo. Among Lactating Mothers, Mizan
9. No. 4. Khowledge, Attitude, and Aman Town, Southwestern
Breastfeeding Practices of Ethiopia: Descriptive Cross
Postnatal Mother: A Cross Sectional Study. hhtp://www.
Sectional Survey. India.

8
ncl.nlm.gov. (diakses pada 4 April World Helath Organiszation. 2010.
2017). Evidance for The Steps to
Tanash AH. 2014. Breastfeeding Succesful Breasfeeding. hhtp://
Knowledge, Practice, Attitudes, www.who.int/nutrition/publicatio
and Influencing Factors: Finding ns/evidence ten step eng.pdf
from A Selected Sample of (diakses pada 4 April 2017).
Breastfeeding Mothers In Bemidji, Yulianah N, Bahar B, Salam A. 2013.
Minnesota. Mankato. hhtp://cor Hubungan antara Pengetahuan,
nerstone.lib.mnsu.edu. (diakses Sikap, Kepercayaan Ibu dengan
pada 28 April 2017). Pemberian ASI eksklusif di
Untari J. 2017. Hubungan anntara Wilayah Kerja Puskesmas Bonto
Karakteristik Ibu dengan Cani Kabupaten Bone.
Pemberian ASI Eksklusif Di hhtp://resposotory.unhas.ac.id/pdf.
Wilayah Kerja Puskesmas (diakses pada 14 November 2017)
Minggir Kabupaten Sleman. Yunita M. 2017. Pengaruh Pemberian
Yogyakarta: Universitas Respati ASI Eksklusif terhadap
Yogyakarta. hhtp://www.Resear Perkembangan Bayi. Mataram:
chgate.net/publication/pdf. Jurusan Kebidanan Poltekes
(diakses pada 30 Oktober 2017). Kemenkes. hhtp://poltekes-
mataram.ac.id/Yunita.pdf (diakses
United Nations Children Fund. 2016.
pada 31 Oktober 2017)
Breastfeeding and The
Sustainable Development Goals
Factsheet. hhtp://worldbreastfee
dingweek.org/2016/pdf. (diakses
pada 4 April 2017).

Wenas W. 2012. Hubungan antara


Pengetahuan dan Sikap Ibu
Menyusui dengan Pemberian ASI
Eksklusif. Manado: Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
Sam Ratulangi Manado.
hhtp://fkm.unsrat.ac.id/Wenas.pdf
(diakses pada 3 April 2017.

9
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TEKNIK MENYUSUI
DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI
DI PUSKESMAS PAKUALAMAN
YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun Oleh:
Romiyati
201410104133

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIKJENJANG D IV


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
‘AISYIYAH YOGYAKARTA
TAHUN 2015
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG TEKNIK MENYUSUI
DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI PADA IBU MENYUSUI
DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA1

Romiyati2, Fitria Siswi Utami3

INTISARI

Tujuan: Untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang tehnik


menyusui dengan perilaku dalam pemberian ASI pada ibu menyusui di
Puskesmas Pakualaman Yogyakarta Tahun 2015.

Metode: Metode yang digunakan surveyanalitik dengan pendekatan cross


sectional, populasi 62 responden teknik pengambilan sampel menggunakan Total
Sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi sampel 36 responden. Data yang
diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan analisis bivariat
data menggunakan Kendal Tau.

Hasil: Responden yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 23


responden (63,9%), yang mempunyai perilaku baik sebanyak 26 responden
(72,2%). Hasil uji Kendall Tau dengan nilai signifikan () P-Value0,003.koefisien
korelasi 0,483 terdapat keeratan hubungan dalam kategori sedang.

Kata Kunci: Perilaku, Pengetahuan, Teknik Menyusui


Kepustkaan: 3 ayat Al-Qur’an 54 Buku (2005-2013), 18 jurnal dan penelitian,
internet.
Jumlah halaman: i-xiv, 99 halaman, 9 tabel, 8 gambar
1
Judul Skripsi
2
Mahasiswa Program Studi DIV Bidan Pendidik STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta
3
Dosen Pembimbing Stikes Aisyiyah Yogyakarta.
THE CORELATION BETWEENMOTHERS KNOWLEDGE ABOUT
BREASTFEEDING TECHNIQUE AND BREASTFEEDING
BEHAVIOUR AMONG BREASTFEEDING MOTHER IN
PAKUALAMANPRIMARY HEALTH CENTRE

Romiyati1, Fitria Siswi Utami3

ABSTRACT

Research Purpose: The research was to figure out corelation between


mothers knowledge about breastfeeding technique and breastfeeding
behaviour among breastfeeding mother in Pakualaman primary health centre
of Yogyakarta in 2015.

Research Method: This research used analytic survey method with cross
sectional approach. The population was 63 respondents which ware taken by
using total sampling and thus there were 36 respondents as the samples. The
data were taken using questionnaire and analyzed by using Kendall Tau
through bivariate analysis.

Research Findings: There are 23 respondents (63.9%) with good


knowledge and 26 respondents (72.2%) with good breastfeeding behavior.
The result of Kendall Tau test shows the significant score () of p-value
0.003. The correlation coefficient is 0.483. The result shows that there is a
moderate level corelation between mothers’ knowledge of breastfeeding
technique and breastfeeding behavior.

Keywords : Behavior, Knowledge, Breastfeeding Technique


References : 3 verses of the Koran, 54 books (2005-2013), 18
journals and researches, 5 websites
Number of pages : i-xiv, 99 pages, 9 tables, 8 figures
1
Thesis title
2
School of Midwifery Student of ‘Aisyiyah Health Sciences College of
Yogyakarta
3
Lecturer of ‘Aisyiyah Health Sciences College of Yogyakarta
PENDAHULUAN
Ibu yang gagal menyusui terdapat 35,6% dan 20% diantaranya adalah ibu–
ibu di negara berkembangWHO (2009). Sementara itu, berdasarkan data dari
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 dijelaskan bahwa 67,5% ibu yang
gagal memberikan ASI kepada bayinya adalah kurangnya pemahaman ibu tentang
teknik menyusui yang benar, sehingga sering menderita puting lecet dan retak.
Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami berbagai
masalah, hanya karena tidak mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat
sederhana, seperti cara menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan yang
mengakibatkan puting terasa nyeri dan masih banyak lagi masalah lain. Untuk
mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan mengenai tehnik-tehnik
menyusui yang benar (Soetjingsih, 2010).
Pemberiaan ASI yang benar dimulai dari waktu dan teknik menyusui yang
benar.Kedua hal ini perlu diketahui ibu agar dapat menyusui bayi dengan baik dan
ASI dapat keluar dengan lancar.Cara menyusui merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi produksi ASI. Cara menyusui yang tidak benar dapat
menyebabkan puting susu lecet dan menjadikan ibu enggan menyusui bayinya
akibatnya bayi akan jarang menyusu, bila hisapan bayi kurang pada putting susu,
lama kelamaan akan menyebabkan produksi ASI menurun, selain itu payudara
tidak segera kosong akan menyebabkan terjadinya bendungan ASI sehingga
meyebabkan payudara bengkak dan terasa nyeri, bila hal ini tidak segera teratasi
dapat menyebabkan mastitis bahkan abses payudara (Dierni, 2007)
Angka cakupan ASI di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun
2013 disetiap Kabupaten Yogyakarta yaitu Kulonprogo jumlah bayi 3.899 ASI
Eksklusif 2.744 (70,4%), Bantul jumlah bayi 3.960, ASI Eksklusif ,457 (62,2%),
Gunung Kidul jumlah bayi 5,352, ASI Eksklusif 3.078 (56,5%), Sleman jumlah
bayi 7.684 ASI Eksklusif 6,195 (80,6%), Kota Yogyakarta jumlah bayi 3.061 ASI
eksklusif 1.581 (51,6%). (Dinkes DIY, 2014).Berdasarkan studi pendahuluan
tanggal 13 Februari 2015 di Puskesmas Pakualaman Yogyakarta jumlah cakupan
ASI dari bulan Januari- Desember 2014 yaitu 62 bayi yang diberi ASI, yang
mendapat ASI eksklusif 25 (40,32 %), yang tidak Eksklusif yaitu 37 bayi (59,67
%).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain penelitian non-eksperimen dengan
metode analitik korelasional dan menggunakanmetode pendekatan waktu cross
sectional yaitu model pendekatan waktu yang menggunakan satu kali
pengumpulan data pada suatu saat yang sama, untuk mengetahui ada atau
tidaknya hubungan pengetahuan ibu tentang teknik menyusui dengan perilaku
pemberian ASI pada ibu menyusui. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas
Pakualaman Yogyakarta dengan alasan puskesmas pakualaman mempunyai
cakupan ASI yang rendah pada tahun 2013 yaitu 10,9% dan penelitian ini
dilakukan tanggal 8-16Juni 2015.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu menyusui yang mempunyai
bayi umur 0-6 bulan di Puskesmas Pakualaman Yogyakarta berjumlah 62
responden. Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan caraTotal
Samplingyaitu jumlah dari populasi tersebut yang memenuhi kriteria inklusi
berjumlah 36 responden.

HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik reponden
Tabel 4.karakteristik repponden

No. Karakteristik F %
1. Umur Ibu
a. < 20 tahun 3 8,3
b. 20-35 tahun 28 77,8
c. > 35 tahun 5 13,9
Total 36 100
2. Umur Bayi
a. 1-2 bulan 9 25
b. 2-4 bulan 12 33,3
c. 5-6 bulan 15 41,7
Total 36 100
3 Pendidikan
a. SD 1 2,8
b. SMP 6 16,7
c. SMA 21 58,3
d. D3 3 8,3
e. S1 5 13,9
Total 36 100
4 Pekerjaan
a. Ibu Rumah Tangga 30 83,3
b. Pegawai swasta 2 5,6
c. Wiraswasta 1 2,8
d. Guru 2 5,6
e. Bidan 1 2,8
Total 36 100
5 Suku
a. Jawa 34 94,4
B. Melayu 1 2,8
C. Sunda 1 2,8
6 Mendapat Konseling 36 100
a. Pernah 31 86,1
b. Tidak Pernah 5 13,9
Total 50 100
Sumber : Data Primer, 2015
Tabel 4.Menunjukkan bahwaumur responden dalam penelitian ini rata-
rata 20-35 tahun, umur bayi rata-rata 5-6 bulan (41,7%). Responden
berpendidikan SMA (58,3%), Pekerjaan ibu rumah tangga sebanyak (83,3%),
responden bersuku Jawa (94,4%), dn berdasarkan ibu yang mendapat konseling
tentang pemberian ASI rata-rata pernah mendapatkan konseling (86,1%).
2. Aniliss univariat
a. Frekuensi pengetahuan ibu tentang teknik menyusui
Tabel 5.
Tabel Distribusi Frekuensi Pengetahuan Teknik Menyusui
Pengetahuan Frekuensi Presentase (%)
a. Baik 23 63,9
b. Cukup 11 30,6
c. Kurang 2 5,6

Sumber: Data Primer, 2015.


Tabel 5.Menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak adalah ibu yang memiliki
tingkat pengetahuan yang baik yaitu (63,9%), sedangkan frekuensi yang paling
sedikit yaitu ibu yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu (5,6%).

b. Frekuensi perilaku ibu dalam pemberian ASI pada ibu menyusui


Tabel 7.
Tabel Distribusi Frekuensi perilaku pemberian ASI pada ibu menyusui
Perilaku Frekuensi Presentase (%)
a. Baik 26 72,2
b. Cukup 9 35,0
c. Kurang 1 2,8

Sumber Data Primer, 2015


Tabel 7.Menunjukkan bahwa frekuensi terbanyak adalah ibu yang memiliki
perilaku yang baik yaitu (72,2%), sedangkan frekuensi yang paling sedikit yaitu
ibu yang mempunyai perilaku kurang yaitu (2,8%).
3. analisis bivariat.
Tabel 9.
Tabel Distribusi Frekuensi Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Teknik Menyusui Dengan Perilku Pemberian ASI Pada ibu menyusui
Pengetahu Perilaku
an teknik pemberian ASI
menyusui
Baik Cukup % Kurang Jumlah P
F % F F % F % Value

Baik 20 87 3 13 0 0 23 63,9
Cukup 6 54,5 5 45,5 0 0 11 30,6 0,003
Kurang 0 0 1 50 1 50 2 5,6
Jumlah 26 141,5 9 108,5 1 50 36 100
Data Primer, 2015.

Tabel 9.Menunjukkan bahwa responden yang memiliki pengetahuan


yang baik tentang teknik menyusui sebanyak 23 responden (63,9%), dan
responden yang memiliki pengetahuan yang kurang sebanyak 2 responden
(2,8%), berdasarkan perilaku baik dalam memberikan ASI pada bayi umur 0-
6 bulan sebanyak 26 (72,2) dan responden yang memiliki perilaku kurang
sebanyak 1 (2,8%).

PEMBAHASAN
1. Pengetahuan tentang teknik menyusui

Hasil penelitian menemukan sebagian besar pengetahuan ibu tentang


teknik menyusui dengan presentase sebesarresponden (63,9%) Dari hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian Lismaysarah (2013), menunjukkan
bahwa responden yang pengetahuan teknik menyusuinya baik terdapat 21
orang responden (80,8%).Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu.Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera
pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatdmojo, 2007).
Hasil penelitian tersebut baiknya pengetahuan ibu tentang teknik
menyusui adalah hasil dari tahu dan mengingat suatu hal setelah seseorang
melakukan cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan posisi ibu
dan bayi dengan benar yang didapat melalui pendengaran, penglihatan
maupun pengalaman yang didapat dari petugas kesehatan dan sosial media
yang lainya.

2. Perilaku dalam pemberian ASI pada ibu menyusui


Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku dalam memberikan ASI
pada bayi umur 0-6 bulan sebagian besar perilaku baik yaitu 26 responden
(72,2%). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Surani
(2012), sebgaian besar responden mempunyai perilaku yang baik yaitu
sebanyak 12 orang (66,7%). Perilaku yang baik yaitu akan terbentuk dari
pengetahuan ibu dan dukungan secara langsung yang diberikan oleh tenaga
kesehatan maupun didapatkan dari informasi atau media yang lain, sehingga
hal tersebut akan berpengaruh terhadap kemampuan ibu dalam menerapkan
teknik menyusui yang benar terhadap perilaku ibu dalam memberikan ASI
kepada bayinya, jika pengetahuan dan dukungan tenaga kesehatan didapatkan
secara langusng oleh maka ibu akan menerapkan teknik menyusui dan
perilaku yang baik dalam memberikan ASI kepada bayinya, sehingga bayinya
akan mendapatkan ASI secara maksimal, karena kandungan dalam ASI
tersebut sangat berpengaruh untuk menambah kekebalan tubuh dan melindungi
bayi dari penyakit.
Perilaku pemberian ASI diberikan kepada bayi guna untuk proses
tumbuh kembang bayi, memberi perlindungan kepada bayi dari sakit karena
adanya zat protektif dalam ASI, mempunyai efek psikologis yang
menguntungkan untuk bayi. Menyusui ASI juga meningkatkan keterikatan
hubungan yang erat serta penuh kasih sayang antara ibu dan bayi (Roesli,
2008).
Hasil penelitian ini sebagian kecil bahwa responden yang mempunyai
perilaku kurang yaitu sebanyak 1(2,8%) responden hal ini disebabkan karena
ibu merasa tidak mengetahui bagaimana menerapkan perilaku yang baik dalam
memberikan ASI kepada bayinya. Selain itu, ibu juga terpengaruh oleh iklan
yang ada di TV atau iklan di media cetak tentang produk susu formula untuk
bayi. Adanya promosi susu formula bisa menjadi kemungkinan gagalnya
pemberian ASI walaupun mindset awal sebenarnya ibu ingin memberikan ASI,
sebagian promosi didapatkan dari petugas kesehatan misalnya pada saat pulang
dibekali susu formula (Nurafifah, 2009).

3. Hubungan pengetahuan ibu tentang teknik menyusui dengan perilaku dalam


pemberian ASI pada ibu menyusui di puskesmas pakualaman Yogyakarta
tahun 2015.
Berdasarkan hasil uji Kendall Tau didapatkan  0,483 dengan p-Value
sebesar 0,003. Berdasarkan nilai p<0,05, maka Ho ditolak sehingga
disimpulkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan ibu tentang teknik
menyusui dengan perilaku dalam pemberian ASI pada bayi umur 0-6 bulan di
Puskesmas Pakulaman Yogyakarta tahun 2015. Koefisien korelasi sebesar
0,483 adalah dalam kategori sedang.
Hasil penelitan menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang
mempunyai pengetahuan yang baik dan perilaku yang baik sebanyak 20 orang
(87%). Penelitian ini didukung oleh penelitan Surani (2012), responden yang
mempunyai pengetahuan yang tinggi dan perilaku yang baik sebanyak 9 orang
(50%), berdasarkan hasil uji Kendall Tau didapatkan P-value sebesar 0,040.
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa pengetahuan ibu dalam
memberikan ASI yaitu rata-rata mempunyai pengetahuan dan berperilaku yang
baik terhadap teknik menyusui dan pemberian ASI, karena didukung peran
petugas kesehatan di Puskesmas Pakualaman selalu memberikan promosi
kesehatan pada ibu dengan cara membantu ibu untuk memberikan ASI dengan
baik dan mencegah masalah-masalah umum yang terjadi.
Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dapat mempengaruhi ibu
mengetahui tentang manfaat ASI semakin baik pengetahuan ibu tentang
manfaat ASI, maka seorang ibu akan memberikan ASI pada anaknya. Begitu
juga sebaliknya, semakin rendah pengetahuanibu tentang manfaat ASI, maka
semakin sedikit pula peluang ibu dalam memberikan ASI (Rulina, 2007).
Hasil penelitian responden yang mempunyai pengetahuan yang kurang
dengan perilaku yang kurang ada 1 orang ( 50%). Hasil penelitian ini didukung
oleh penelitian Surani (2012), responden yang mempunyai pengetahuan rendah
dengan perilaku kurang ada 1 orang (5,6%). Kemampuan ibu dalam menyusui
dengan teknik yang benar sangat mendukung dalam perilaku ibu dalam
memberikan ASI kepada bayinya, kegagalan ibu pada saat memberikan ASI
kepada bayinya karena disebabkan faktor tidak ketidaktahuan ibu tentang cara-
cara menyusui dengan benar, karena teknik menyusui dengan benar akan
berpengaruh terhadap pemberian ASI pada bayinya.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Riyanto (2008),
menyatakan bahwa dukungan tenaga kesehatan mempunyai hubungan yang
bermakna dengan perilaku ibu dalam menyusui, dalam teor L.Green bahwa
perilaku sesorang atau masyarakat salah satunya ditentukan oleh perilaku atau
dukungan petugas kesehatan sebagai faktor pendorongnya.
Peranan awal bidan dalam pemberian ASI adalah meyakinkan bahwa
bayi memperoleh makanan yang mencukupi dari ibu dan membantu ibu agar
dapat menyusui bayinya sendiri. Dukungan bidan dalam pemberian ASI
melalui inisiasi menyusu dini, mengajarkan cara merawat payudara sehat, serta
membantu ibu saat pertama kali menyusui (Mubarak, 2011).

SIMPULAN

Hasil penelitian dapat disimpulkan terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang


teknik menyusui dengan perilaku pemberian ASI pada ibu menyusui di
Puskesmas Pakualaman Yogyakarta tahun 2015, analisis bivariat menggunakan
Kendall Taudengan p-Value 0,003 koefisien korelasi 0,483 dengan keeratan
hubungan dalam kategori sedang.

SARAN
Diharapkan agar bidan dapat memberikan KIE mengenai teknik menyusui, kepada
seluruh ibu-ibu yang menyusui dan mendampingi ibu secara langsung dengan
mempraktikkan teknik menyusui kepada ibu.

DAFTAR PUSTAKA
Dierni, M dan Orin. (2007). Serba –Serbi Menyusui.Yogyakarta: Banyu Medika
Dinkes DIY. 2014. Profil kesehatan DIY tahun 2013. Yogjakarta: Dinkes DIY.

Lismaysarah, M. (2013). Hubungan Tehnik Menyusui Dengan Kelancaran Asi


Pada Ibu Menyusui di Wilayah Kerja Puskesmas Blang Bintang Aceh
Besar. Jurnal.Banda Aceh: Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan U’
BudiyahProgram Studi D-Iv Kebidanan.

Mubarak. (2011). Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba


Medika.

Nurafifah, D. (2009). Faktor Yang Berperan Dalam Kegagalan Praktik


Pemberian ASI Eksklusif. Didapat dari: http://www.dunia-
ibu.org/html/asi_eksklusif.html. (diakses tanggal 30 Juni 2015).
Riyanto. (2008. Pemberian ASI Eksklusif Dan Faktor Yang Berhubungan Di
Kecamatan Metro Selatan Kota Metro. Jurnal Kesehatan Metro Sai
Wawai, Hal 45-49.
Rulina. (2007). Inisiasi Selamatkan Kematian Bayi 22%. http://www.info-
kia.com. diakses tanggal 8 Juli 2015

Roesli, U. (2008). Mengenal Asi Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya

Soetjingsih. (2010). Lama Menyusui.UI. Jakarta. Gramedia.


Surani. (2012). Hubungan tingkat pengetahuan, sikap dnegan perilaku bidan
dalam penerapan inisiasi menyusu dini (IMD) di puskesmas rawat inap
kota Yogyakarta. Skripsi.Yogyakarta : STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.
WHO. (2009). Global and Strategy for Infant and Young Child Feeding. Geneva.
Switzerland: World Health Organization.

Anda mungkin juga menyukai