Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH PADA TN.

R
DENGAN ANEMIA BERAT DI RUANG RAUDHAH 4
RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

O
L
E
H

HAYATUN NUFUS ZB, S.Kep


2107901116

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKes MUHAMMADIYAH LHOKSEUMAWE
TAHUN 2022
LAPORAN

PENDAHULUAN

A. Pengertian

Anemia adalah berkurangnya kadar Hb dalam darah sehingga terjadi gangguan perfusi O2
ke jaringan tubuh. Disebut gravis yangartinya berat dan nilai Hb di bawah 7 g/dL sehingga
memerlukan tambahan umunya melalui tranfusi. Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah
nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells
(hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006).

Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb) atau sel
darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitassel darah merah dalam
membawa oksigen (Badan POM, 2011).

Anemia adalah penurunan kapasitas darah dalam membawa oksigen; hal tersebut dapat
terjadi akibat penurunan Sel Darah Merah (SDM), dan / atau penurunan hemoglobin (Hb) dalam
darah. (Fraser Diane dan Cooper A Margaret, 2009). Apabila kadag hemoglobin dibawah 8
g/dL, anemia sudah tergolong berat dan disebut dengan anemia gravis.

B. Etiologi

Anemia disebabkan oleh berbagai jenis penyakit, namun semua kerusakan tersebut secara
signifikan akan mengurangi banyaknya oksigen yang tersedia untuk jaringan. Menurut Brunner
dan Suddart (2002), penyebab dari anemia antara lain :
1. Gangguan produksi sel darah merah, yang dapat terjadi karena:
a. Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemia
b. Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrient
c. Fungsi sel induk (stem sel ) terganggu
d. Inflitrasi sum-sum tulang

2. Kehilangan darah
a. Akut karena perdarahan
b. Kronis karena perdarahan
c. Hemofilia (defisiensi faktor pembekuan darah)

3. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolisis) yang dapat terjadi karena


a. Faktor bawaan misalnya kekurangan enzim G6PD
b. Faktor yang didapat, yaitu bahan yang dapat merusak eritrosit

4. Bahan baku untuk membentuk eritrosit tidak ada


Ini merupakan penyebab tersering dari anemia dimana terjadi kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat.

C. Patofisiologi

Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel
darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak
diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus
yang disebut terakhir, masalah dapat akibat eek sel darah merah yang tidak sesuai dengan
ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah (Wilkinson, 2006)..

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagostik atau dalamsistem
retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang
sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel
darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma
(konsentrasi normalnya 1 mg/dL atau kurang kadar 1,5 mg/dL mengakibatkan ikterik pada
sclera.

Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar Hb dan sel darah
merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh.
Jika suplai ini kurang, makan asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat
kerja organ-organ penting, salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika
kapasitasnya kurang, makan otak akan seperti computer yang memorinya lemah, lambat
menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 2002).
D. Pathway

(Sumber : Brunner & Suddarth. 2002)


E. Manifestasi Klinis

Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagaisistem dalam tubuh
antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik(syaraf) yang dimanifestasikan dalam
perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan kognitif yang
abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan
berkurangnyakeasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah,
letih,lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia.
Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah) (Smeltzer
& Bare,2002). Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dankepala terasa
melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan strokeatau serangan jantung

F. Komplikasi

Komplikasi umum akibat anemia adalah (Smeltzer & Bare, 2002):

1. Gagal jantung
2. Kejang
3. Perkembangan otot buruk ( jangka panjang )
4. Daya konsentrasi menurun
5. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Kadar Hb, hematokrit, indek sel darah merah, penelitian sel darah putih,kadar Fe,
pengukuran kapasitas ikatan besi, kadar folat, vitamin B12,hitung trombosit, waktu
perdarahan, waktu protrombin, dan waktutromboplastin parsial.
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang. Unsaturated iron-binding capacityserum.
3. Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dankronis serta sumber
kehilangan darah kronis.

H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis (Patrick Davay, 2002) :
a. Transpalasi sel darah merah.
b. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
c. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.

2. Penatalaksanaan keperawatan (Patrick Davay, 2002):


a. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkanoksigen
b. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
c. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Lakukan pengkajian fisik
2. Dapatkan riwayat kesehatan, termasuk riwayat diet
3. Observasi adanya manifestasi anemia
a. Manifestasi umum
1) Kelemahan otot
2) Mudah lelah
3) Kulit pucat
b. Manifestasi system saraf pusat
1) Sakit kepala
2) Pusing
3) Kunang-kunang
4) Peka rangsang
5) Proses berpikir lambat
6) Penurunan lapang pandang
7) Apatis
8) Depresi
c. Syok (anemia kehilangan darah)
1) Perfusi perifer buruh
2) Kulit lembab dan dingin
3) Tekanan darah rendah dan tekanan darah setral
4) Peningkatan frekwensi jantung

B. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunankonsentrasi
Hb dalam darah.
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intakemakanan.
4. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
C. Intervensi Keperawatan

Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan

Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC: Peripheral Sensation
efektif b.d perubahan selama 3 x 24 jam perfusi jaringan klien Management (Manajemen
ikatan O2 dengan adekuat dengan kriteria : sensasi perifer)
Hb, penurunan
1. Membran mukosa merah 1. Monitor adanya
konsentrasi Hb dalam
2. Konjungtiva tidakanemis daerah tertentu
darah.
3. Akral hangat yang hanya peka
4. Tanda-tanda vital dalam rentang terhadap panas/
normal dingin/tajam/
tumpul
2. Instruksikan
keluarga untuk
mengobservasi
kulit jika ada lesi
atau laserasi
3. Batasi gerakan
pada kepala, leher
dan punggung
4. Monitor
kemampuan BAB
5. Kolaborasi
pemberian
analgetik
6. Monitor adanya
trombo phlebitis

Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan keperawatan Airway Management


nafas b.d keletihan selama 3 x 24 jam status respirasi klien
membaik dengan kriteria:
1. Buka jalan
1. Mendemonstrasikan batuk efektif nafas,gunakan
dan suara nafas yang bersih, teknik chin lift
tidakada sianosis dan dyspneu. atau jawthrust bila
2. Menunjukkan jalan nafasyang perlu
paten. 2. Posisikan pasien
3. Tanda Tanda vital dalam rentang untuk
normal memaksimalkan
ventilasi
3. Identifikasi pasien
perlunya
pemasangan alat
jalan nafas buatan

Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan NIC :Nutrition


nutrisi kurang dari selama 3 x 24 jam status nutrisi klien Management
kebutuhan tubuh b/d adekuat dengan kriteria :
1. Kaji adanya alergi
intake yang
1. Adanya peningkatan berat badan makanan
kurang,anoreksia
sesuai dengan tujuan 2. Kolaborasi dengan
2. Berat badan ideal sesuai dengan ahli gizi
tinggi badan untukmenentukan
3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan jumlah kalori dan
nutris nutrisi yang
4. Tidak ada tanda tanda malnutrisi dibutuhkan pasien.
5. Menunjukkan peningkatan fungsi 3. Anjurkan pasien
pengecapan dari menelan untuk
6. Tidak terjadi penurunan BB meningkatkan
protein dan
vitamin C
4. Monitor jumlah
nutrisi dan
kandungan kalori

NIC: Nutrition Monitoring

1. BB pasien dalam
batas normaL
2. Monitor adanya
penurunan berat
badan
3. Monitor turgor
kulit
4. Monitor
kekeringan,rambut
kusam, dan mudah
patah
5. Monitor mual dan
muntah
6. Monitor kadar
albumin, total
protein, Hb, dan
kadar Ht
7. Monitor pucat,
kemerahan, dan
kekeringan
jaringan
konjungtiva

Intoleransi aktifitas Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Menentukan


b.d selama ........ klien dapat beraktivitas penyebab
ketidakseimbangan dengan kriteria : intoleransi
suplai dan kebutuhan aktivitas &
1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik
oksigen menentukan
dengan TD,HR, RR yang sesuai apakah penyebab
2. Menyatakan gejala memburuknya dari fisik,
efek dari OR& psikis/motivasi
menyatakanonsetnya segera 2. Observasi adanya
3. Warna kulit normal,hangat & kering pembatasan klien
4. Memverbalisa-sikan pentingnya dalam beraktifitas
aktivitas secara bertahap 3. Kaji kesesuaian
5. Mengekspresikan pengertian aktivitas &
pentingnya keseimbangan latihan & istirahat klien
istirahat sehari-hari
6. Peningkatan toleransi aktivitas 4. Meningkatkan
aktivitas secara
bertahap, biarkan
klien berpartisipasi
dapat perubahan
posisi, berpindah
& perawatan diri
5. Lakukan latihan
ROM jika klien
tidak dapat
menoleransi
aktivitas
6. Bantu klien
memilih aktivitas
yang mampu untuk
dilakukan

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta :
EGC.

Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6 .Jakarta:
EGC.

Fraser Diane & Cooper Margaret .2009 Rencana Asuhan Keperawatan Medical Bedah.
Jakarta.EGC.

Marlyn E. Doenges, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta: EGC.

Patrick Davay, 2002, At A Glance Medicine, Jakarta : EMS

Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II . Jakarta: EGC.

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7 . EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai