Anda di halaman 1dari 11

Deformitas tulang Masuk kesirkulasi Metabolisme sel

perubahan bentuk Merangsang eritropoesis pertumbuhan sel dan


wajah, penonjolan otak terhambat
tulang tengkorak ,terjadi
face coley MK: Keterlambatan
Pembentukan RBC baru yang
pertumbahan dan
immature dan mudah lisis
perkembangan
Perasaan perbedaan dengan
orang lain
Hb menurun dan perlu
tranfusi Perubahan pembentukan
gambaran diri negatif ATP

terjadi peningkatan Fe Energi yang dihasilkan


MK: Gangguan citra diri menrun

Terjadi hemapoesis Hemosiderosis Kelemahan fisik


diextramedula

Peningkatan pigmentasi
MK: Intoleransi aktivitas
Hemokromatesis kulit

MK: Resiko Kerusakan


integritas kulit
Fibrosis

Frekuensi nafas meningkat MK: Ketidakefektifan pola


nafas

Paru-paru
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1.Pengkajian

a.   Umur

Pada thalasemia mayor yang gejala kliniknya jelas,gejala tersebut telah terlihat

sejak umur dari 1 tahun,sedangkan pada talasemia minor yang gejlanya lebih

ringan biasanya anak baru datang berobat pada umur 4-6 tahun.

b.  Riwayat Kesehatan Penderita

Orang cenderung mudah terkena infeksi saluran napas bagian atas atau infeksi

lainya.Hal ini mudah dimengerti karena rendahnya Hb yang berfungsi sebagai

alat transport.

c.   Pertumbuhan dan Perkembangan

Sering di dapat data mengenai adanya kecendrungan gangguan terhadap

tumbuh kembang sejak anak masih bayi,karena adanya pengaruh hipoksia

jaringan yang bersifat kronik

d.  Riwayat Kesehatan Keluarga

Karena merupakan penyakit keturunan,maka perlu dikaji apakah orang tuanya

ada yg menderita talasemia

2. PEMERIKSAAN FISIK
a. B1 (Breathing)
Pada inspeksi terlihat bahwa dada sebelah kiri menonjol akibat

adanya pembesaran jantung yang disebabkan oleh anemia kronik, terdapat


palpitasi atau tidak, nyeri dada atau tidak, frekuensi nafas, terdapat bunyi

nafas tambahan atau tidak.

b. B2 (Blood)

Frekuensi, kualitas dan irama denyut jantung, pengisian kapiler, mata dan

konjungtiva pucat dan kekuningan, bunyi jantung, irama jantung normal atau

tidak, ada takikardi atau tidak.

c. B3 (Brain)

Kesadaran composmentis, adanya nyeri tekan atau tidak, reflek pupil

d. B4 (Bledder)

Produksi urine, warna urin, terdapat nyeri atau tidak saat BAK

e. B5 (Bowel)

Mukosa bibir, nafsu makan , frekuensi BAB, bising usus, Perut, terlihat

pucat, dipalpasi ada pembesaran limpa dan hati (hepatospek nomegali)

f. B6 (Bone)

Pertumbuhan fisiknya lebih kecil daripada normal sesuai usia, BB di bawah

normal, warna kulit pucat kekuningan, tonus otot, pergerakan, ada kekakuan

sendi atau tidak

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen

seluler yang diperlukan untuk pengiriman Oksigen ke sel.


2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai

O2 dan kebutuhan.

3. Resiko terjadi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sirkulasi dan

neurologis.

4. Gangguan citra diri berhubungan dengan adanya penyakit kronik.

5.

4. INTERVENSI KEPERAWATAN

a. Ketidakefektifan perfusi jaringan b/d berkurangnya komponen seluler yang

penting untuk menghantar O2/zat nutrisi ke sel (berkurangnya kapasitas darah).

Tujuan : Tidak terjadinya gangguan perfusi jaringan

Kriteria hasil : Menunjukkan perfusi jaringan adequat dengan ditandai tanda-

tanda syok tidak ada, TTV normal.

Intervensi Rasional
1.  Monitor TTV -   Adanya perubahan perfusi jaringan otak
dapat menyebabkan terjadinya perubahan
tanda-tanda vital : TD↓, RR↑
2.  Tinggikan posisi kepala di tempat tidur -   Meningkatnya ekspansi paru dan
sesuai toleransi memaksimalkan oksigenasi paru untuk
kebutuhan seluler.
3.  Awasi upaya pernafasan, auskultasi -   Dispnea, gemericik menunjukkan GJK
bunyi nafas : perhatikan bunyi nafas karena regangan jantung lama/peningkatan
adventisius. kompensasi curah jantung.
4.  Selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi. -   Iskemia seluler mempengaruhi jaringan
5.  Catat keluhan rasa dingin, pertahankan mio kardal /potensial resiko inflan.
suhu lingkungan dan tubuh hangat -   Kenyaman pasien/kebutuhan rasa hangat
sesuai dengan indikasi. harus seimbang dengan kebutuhan untuk
6.  Ajarkan untuk menghindari menghindari panas berlebiha pencetus
penggunaan bantalan penghangat/botol vasodilatasi.
air panas. -   Termoreseptor jaringan deral dangkal
7.  Kolaborasikan untuk pemberian karena gangguan oksigen.
PRC.Awasi ketat untuk komplikasi
transfusi.
8.  Berikan oksigen tambahan sesuai
indikasi -Meningkatkan jumlah sel pembawa
oksigen:memperbaiki difisiensi untuk
menurunkan resiko perdarahan.
-Memaksimalkan transport oksigen ke
jaringan.

b. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai O2 dan


kebutuhan
Tujuan : Intoleransi terhadap aktivitas akan teratasi
Kriteria hasil : Menujukkan peningkatan toleransi aktivitas
No Intervensi Rasional
1 Kaji kemampuan Px untuk melakukan -   Mempengaruhi pilihan intervensi /
tugas bantuan
2 Kaji kehilangan / gangguan -   Menunjukkan perubahan hemolegi
keseimbangan gaya jalan, kelemahan karena defisiensi Vit B12
otot mempengaruhi keamanan Px / resiko
cidera
3 Monitor TTV - Manifestasi kardiopulmonal dari upaya
jantung dan paru untuk membawa
jumlah O2 adekuat ke jaringan
4 Ubah posisi Px dengan perlahan dan -Hipotensi postural / hipoksio serebral
pantau terhadap pusing dapat menyebabkan pusing,
berdenyut dan peningkatan resiko
cidera
5 Beri bantuan dalam ambulasi -Membantu meningkatkan harga diri
ditingkatkan bila pasien melakukan
sesuatu sendiri
6 Mengajukan Px untuk menghentikan -Regangan / stress kardiopulmonal
aktivitas bila polipitas nyeri dada, nafas berlebihan / stress dapat
peridek kelemahan atau pusing terjadi menimbulkan dekonsasi / kegagalan.

c. Resiko terjadi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sirkulasi dan


neurologis
Tujuan : mempertahankan integritas kulit
Kriteria hasil : Mempetahankan integritas kulit
No Intervensi Rasional
1 Kaji integritas kulit,catat perubahan -Kondisi kulit dipengaruhi oleh
pada turgor, gangguan sirkulasi,nutrisidanimobilisasi.
warna,hangat
local,eritema,ekskoriasi

2 Ubah posisi secara periodic dan -Meningkatkan sirkulasi ke semua area


pijat permukaan tulang bila pasien kulit membatasi iskemia/atau
tidak bergerak atau di tempat tidur mempengaruhi hipoksia seluler.

3 Bantu bererak pasif atau aktif -Meningkatkan sirkulasi jaringan,


mencegah stasis.

4 Ajarkan permukaan kulit kering -Sabun dapat mengeringkan kuliat


dan bersih.Batasi pengunaan sabun secara berlebihan dan mengakibatkan
iritasi.

5 Gunakan alat pelindung, mis. Kasur -Menghindari kerusakan kulit dengan


tekanan udara/air. mencegah/menurunkan tekanan
terhadap permukaan kulit.

d. Gangguan citra diri berhubungan dengan adanya penyakit kronik

Tujuan : px dan keluarga menerima keadaan dirinya


Kriteria hasil: - menunjukkan adaptasi awal terhadap perubahan tubuh
-  Mulai mengembangkan rencana untuk perubahan pola hidup
Intervensi Rasional
1.      Diskusikan arti kehilangan         Alat dalam
/perubahan dengan pasien. mengidentifikas/mengartikan masalah
Identifikasi persepsi situasi/harapan untuk menfokuskan perhatian dari
yang akan datang. intervensi secara konstruktif.
2.      Catat bahasa tubuh non-verbal,         Dapat mennjukkan
perilaku negative/bicara sendiri. depresi/keputusasaan, kebutuhan untuk
Kaji pengrusakan diri/ perilaku pengkajianlanjut/intervensi lebih
bunuh diri. intensif.
3.      Pertahankan tindakan tenang,         Dapat membantu menghilangkan
meyakinkan. Akui dan terima takut px akan kematian, sulit bernapas,
pengungkapan perasaan kehilangan, ketidak mampuan berkomunikasi.
permusuhan.
4.      Dorong px/ orang terdekat untuk         Semua yag terlibat dalam mengalami
saling komuniksai perasaan kesulitan dalam area ini, memerlukan
pemahaman bahwa mereka dapat saling
meningkatkan doronagn dan bantuan.
5.      Rujuk pasien/ orang terdekat ke         Menalarkan perasaan kepada orang
sumber pendukung, seperti ahli terdekat dapat membantu atau
terapi psikologis memberikan dorongan kepercayaan
dalam diri.
A. Pengertian

Perfusi jaringan adalah keadaan ketika seorang individu sedang

mengalami atau berisiko mengalami penurunan oksigen asipa dating kat

kapiler.

Perfusi jaringan serebral adalah keadaan ketidak individu berisiko

mengalami penurunan sirkulasi jaringan serebral (otak).

Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer adalah keadaan ketika individu

mengalami, atau berisiko mengalami penurunan nutrisi dan pernapasan pada

tingkat selular perifer yang disebabkan penurunan suplai darah kapiler

B. Etiologi

Faktor Risiko Perfusi Jaringan Perifer

Adanya salah satu ciri berikut :

 Klaudikasi (arteri)

 Nyeri istirahat (arteri)

 Nyeri yang menyakitkan (arteri)

 Penurunan atau tidak ada denyut nadi arteri

 Perubahan warna kulit

 Pucat (arteri)

 Hiperemi areaktif (arteri)

 Sianosis (vena)

 Perubahan suhu kulit


 Lebih dingin (arteri)

 Lebih hangat (vena)

 Perubahan tekanan darah (arteri)

 Pengisian kapiler lebih dari 3 detik (arteri)

 Minor (mungki nada)

 Edema (vena)

 Perubahan pada fungsi sensorik (arteri)

 Perubahan pada fungsi motorik (arteri)

 Perubahan jaringan trofik (arteri)

 Kuku keras, tebal

 Kehilangan rambut

 Luka yang tidaksembuh

C. Penatalaksanaan

Ajarkan individu untuk :

a. Mempertahankan ekstremitas dalam posisi tergantung

b. Mempertahankan ekstermitas hangat (jangan menggunakan bantalan

pemanas atau botol air panas, karena individu dengan penyakit vascular

perifer dapat mengalami ganguuan dalam sensasi dan tidak dapat

menentukan jika suhu panas merusak jaringan, penggunaan pemanas

eksternal juga dapat meningkatkan kebutuhan metabolis jaringan melebihi

kapasitasnya).
c. Mengurangi risiko trauma

d. Ubah posisi sedikitnya setiap jam

e. Hindari menyilangkan kaki

f. Kurangi penekanan eksternal

g. Rencanakan program berjalan setiap hari

h. Ajarkankan untuk menghindari kelelahan

i. Ajarkan faktor yang meningkatkan aliran darah vena

j. Hindari makanan tinggi kolestrol

Anda mungkin juga menyukai