Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA

OLEH

I WAYAN ANDIKA HARDINATA


019.02.0930

PROGRAM STUDI PROFESI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

2019
A. Pengertian
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb) atau sel darah
merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah merah dalam
membawa oksigen (Badan POM, 2011).
B. Etiologi
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid,
piridoksin, vitamin C dan copper
C. Tanda Dan Gejala
1. Lemah, letih, lesu dan lelah
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi
pucat. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi
4. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan berkurangnya
oksigenasi pada SSP
D. Pathway

E. Manisfestasi Klinik
Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem dalam tubuh
antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan
dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan
kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan
fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan
5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang
terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata
bawah).
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang.
Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung (Sjaifoellah,
1998).
F. Pemeriksaan penunjang
Jumlah darah lengkap (JDL) : hemoglobin dan hematokrit menurun.
Jumlah eritrosit : menurun, menurun berat (aplastik);
· MCV (molume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular rerata)
menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik, peningkatan. Pansitopenia (aplastik).
· Jumlah retikulosit : bervariasi, misal; menurun, meningkat (respons sumsum tulang
terhadap kehilangan darah /hemolisis).Pewarna sel darah merah : mendeteksi perubahan
warna dan bentuk (dapat mengindikasikan tipe khusus anemia).
· LED : Peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi, misal : peningkatan
kerusakan sel darah merah :atau penyakit malignasi. Masa hidup sel darah merah : berguna
dalam membedakan diagnosa anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah
mempunyai waktu hidup lebih pendek.
G. Penatalaksana
Tindakan umum: Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang.
1. Transpalasi sel darahmerah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :
1. Anemia defisiensi besi
Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan seperti
ikan, daging, telur dan sayur.
Pemberian preparat fe
Perrosulfat 3x200mg/hari/per oral sehabis makan
Peroglukonat 3x200mg/hari/oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa: pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat: asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan
dan transfuse darah.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluru(Boedihartono, 1994).
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
1) Aktivitas / stirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ; penurunan
semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan
istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat. Letargi, menarik diri,
apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan.
Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda
lain yang menunujukkan keletihan.
2) Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat ,
angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi
(takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi
postural. Ekstremitas (warna) : Pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut,
faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai
keabu-abuan).
pucat (aplastik) atau kuning lemon terang. Sklera : biru atau putih seperti mutiara. Pengisian
kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku :
mudah patah, berbentuk seperti sendok (koilonikia). Rambut : kering, mudah putus,
menipis,tumbuh uban secara premature.
3) Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan
transfuse darah.
Tanda :depresi.
4) EliminasiGejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi
(DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare ataukonstipasi. Penurunan
haluara nurine.
Tanda :distensi abdomen.
5) Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk
sereal tinggi. Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah,
dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau
peka terhadap es, kotoran ,tepung jagung,dan sebagainya.
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (defisiensi asam folat dan vitamin B12). Membrane
mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak kisut/hilang elastisitas. Stomatitis
dan glositis (status defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut
pecah.
6) Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi.
Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan
buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi.Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak mampu
berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik). Epitaksis : perdarahan
dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi,
tanda Romberg positif, paralysis.
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri kepala
8) Pernapasanan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas : pendek pada istirahat dan aktivitas
Tanda : takipnea , ortopnea dan dispnea.
9) Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore . hilang libidp
(priadan wanita ). Imppoten.
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.
2. Diagnosa keperawatan
a. Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan O2 dengan Hb, penurunan
konsentrasi Hb dalam darah.
b. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake
makanan.
c. Defisit perawatan diri b.d kelemahan
d. Resiko infeksi b.d pertahanan sekunder tidak adekuat (penurunan Hb)
e. Intoleransi aktifitas b.d ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
f. Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi perfusi
g. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan
h. Keletihan b.d anemia
3. Rencana Keperawatan
DIANGOSA
TUJUAN DAN KRITERIA
NO KEPERAWATAN INTERVENSI
HASIL
DAN KOLABORASI
1 Perfusi jaringan tidak Setelah dilakukan tindakan Peripheral Sensation
efektif b/d penurunan keperawatan selama ……… Management (Manajemen
konsentrasi Hb dan jam perfusi jaringan klien sensasi perifer)
darah, suplai oksigen adekuat dengan kriteria : Monitor adanya daerah tertentu
berkurang -     Membran mukosa merah yang hanya peka terhadap
-     Konjungtiva tidak anemis panas/dingin/tajam/tumpul
-     Akral hangat Monitor adanya paretese
-     Tanda-tanda vital dalam Instruksikan keluarga untuk
rentang normal mengobservasi kulit jika ada
lesi atau laserasi
Gunakan sarun tangan untuk
proteksi
Batasi gerakan pada kepala,
leher dan punggung
Monitor kemampuan BAB
Kolaborasi pemberian analgetik
Monitor adanya tromboplebitis
Diskusikan menganai penyebab
perubahan sensasi
2 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan NIC :
nutrisi kurang dari keperawatan selama ………. Nutrition Management
kebutuhan tubuh b/d status nutrisi  klien adekuat Kaji adanya alergi makanan
intake yang kurang, dengan kriteria Kolaborasi dengan ahli gizi
anoreksia   Adanya peningkatan berat untuk menentukan jumlah
badan sesuai dengan tujuan kalori dan nutrisi yang
Definisi : Intake nutrisi  Beratbadan ideal sesuai dengan dibutuhkan pasien.
tidak cukup untuk tinggi badan Anjurkan pasien untuk
keperluan metabolisme  Mampumengidentifikasi meningkatkan intake Fe
tubuh. kebutuhan nutrisi Anjurkan pasien untuk
  Tidk ada tanda tanda malnutrisi meningkatkan protein dan
Batasan karakteristik :   Menunjukkan peningkatan vitamin C
-    Berat badan 20 % atau fungsi pengecapan dari Berikan substansi gula
lebih di bawah ideal menelan Yakinkan diet yang dimakan
-    Dilaporkan adanya   Tidak terjadi penurunan berat mengandung tinggi serat
intake makanan yang badan yang berarti untuk mencegah konstipasi
kurang dari RDA   Pemasukan yang adekuat Berikan makanan yang terpilih (
(Recomended Daily   Tanda-tanda malnutri si sudah dikonsultasikan dengan
Allowance)   Membran konjungtiva dan ahli gizi)
-    Membran mukosa dan mukos tidk pucat Ajarkan pasien bagaimana
konjungtiva pucat   Nilai Lab.: membuat catatan makanan
-    Kelemahan otot yang Protein total: 6-8 gr% harian.
digunakan untuk Albumin: 3.5-5,3 gr % Monitor jumlah nutrisi dan
menelan/mengunyah Globulin 1,8-3,6 gr % kandungan kalori
-    Luka, inflamasi pada HB tidak kurang dari 10 gr % Berikan informasi tentang
rongga mulut kebutuhan nutrisi
-    Mudah merasa Kaji kemampuan pasien untuk
kenyang, sesaat setelah mendapatkan nutrisi yang
mengunyah makanan dibutuhkan
-    Dilaporkan atau fakta
adanya kekurangan Nutrition Monitoring
makanan BB pasien dalam batas normal
-    Dilaporkan adanya Monitor adanya penurunan berat
perubahan sensasi rasa badan
-    Perasaan Monitor tipe dan jumlah
ketidakmampuan untuk aktivitas yang biasa dilakukan
mengunyah makanan Monitor interaksi anak atau
-    Miskonsepsi orangtua selama makan
-    Kehilangan BB dengan Monitor lingkungan selama
makanan cukup makan
-    Keengganan untuk Jadwalkan pengobatan  dan
makan tindakan tidak selama jam
-    Kram pada abdomen makan
-    Tonus otot jelek Monitor kulit kering dan
-    Nyeri abdominal perubahan pigmentasi
dengan atau tanpa Monitor turgor kulit
patologi Monitor kekeringan, rambut
-    Kurang berminat kusam, dan mudah patah
terhadap makanan Monitor mual dan muntah
-    Pembuluh darah kapiler Monitor kadar albumin, total
mulai rapuh protein, Hb, dan kadar Ht
-    Diare dan atau Monitor makanan kesukaan
steatorrhea Monitor pertumbuhan dan
-    Kehilangan rambut perkembangan
yang cukup banyak Monitor pucat, kemerahan, dan
(rontok) kekeringan jaringan
-    Suara usus hiperaktif konjungtiva
-    Kurangnya informasi, Monitor kalori dan intake
misinformasi nuntrisi
Catat adanya edema, hiperemik,
Faktor-faktor yang hipertonik papila lidah dan
berhubungan : cavitas oral.
Ketidakmampuan Catat jika lidah berwarna
pemasukan atau magenta, scarlet
mencerna makanan atau
mengabsorpsi zat-zat
gizi berhubungan
dengan faktor biologis,
psikologis atau
ekonomi.
3 Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan NIC :
b/d kelemahan fisik keperawatan selama ………. Self Care assistane : ADLs
jam kebutuhan mandiri klien Monitor kemempuan klien
Definisi : terpenuhi dengan kriteria untuk perawatan diri yang
Gangguan kemampuan   Klien terbebas dari bau badan mandiri.
untuk melakukan ADL   Menyatakan kenyamanan Monitor kebutuhan klien untuk
pada diri terhadap kemampuan untuk alat-alat bantu untuk
melakukan ADLs kebersihan diri, berpakaian,
Batasan karakteristik :   Dapat melakukan ADLS berhias, toileting dan makan.
ketidakmampuan untuk dengan bantuan Sediakan bantuan sampai klien
mandi, ketidakmampuan mampu secara utuh untuk
untuk berpakaian, melakukan self-care.
ketidakmampuan untuk Dorong klien untuk melakukan
makan, aktivitas sehari-hari yang
ketidakmampuan untuk normal sesuai kemampuan
toileting yang dimiliki.
Dorong untuk melakukan secara
Faktor yang mandiri, tapi beri bantuan
berhubungan : ketika klien tidak mampu
kelemahan, kerusakan melakukannya.
kognitif atau perceptual, Ajarkan klien/ keluarga untuk
kerusakan mendorong kemandirian,
neuromuskular/ otot- untuk memberikan bantuan
otot saraf hanya jika pasien tidak
mampu untuk melakukannya.
Berikan aktivitas rutin sehari-
hari sesuai kemampuan.
Pertimbangkan usia klien jika
mendorong pelaksanaan
aktivitas sehari-hari.
4 Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan NIC :
keperawatan selama ………. Infection Control (Kontrol
Definisi : Peningkatan jam status imun klien infeksi)
resiko masuknya meningkat dengan kriteria          Bersihkan lingkungan setelah
organisme patogen   Klien bebas dari tanda dan dipakai pasien lain
gejala infeksi          Pertahankan teknik isolasi
Faktor-faktor resiko :   Menunjukkan kemampuan          Batasi pengunjung bila perlu
        Prosedur Infasif untuk mencegah timbulnya          Instruksikan pada pengunjung
        Ketidakcukupan infeksi untuk mencuci tangan saat
pengetahuan untuk   Jumlah leukosit dalam batas berkunjung dan setelah
menghindari paparan normal berkunjung meninggalkan
patogen   Menunjukkan perilaku hidup pasien
        Trauma sehat          Gunakan sabun antimikrobia
        Kerusakan jaringan dan
untuk cuci tangan
peningkatan paparan          Cuci tangan setiap sebelum
lingkungan dan sesudah tindakan
        Ruptur membran
kperawtan
amnion
         Gunakan baju, sarung tangan
        Agen farmasi
sebagai alat pelindung
(imunosupresan)
         Pertahankan lingkungan
        Malnutrisi
aseptik selama pemasangan
        Peningkatan paparan
alat
lingkungan patogen
        Imonusupresi
         Ganti letak IV perifer dan
        Ketidakadekuatan
line central dan dressing
imum buatan sesuai dengan petunjuk umum
        Tidak adekuat
         Gunakan kateter intermiten
pertahanan sekunder untuk menurunkan infeksi
(penurunan Hb, kandung kencing
Leukopenia, penekanan          Tingktkan intake nutrisi
respon inflamasi)          Berikan terapi antibiotik bila
        Tidak adekuat perlu
pertahanan tubuh primer
(kulit tidak utuh, trauma Infection Protection
jaringan, penurunan (proteksi terhadap infeksi)
kerja silia, cairan tubuh          Monitor tanda dan gejala
statis, perubahan sekresi infeksi sistemik dan lokal
pH, perubahan          Monitor hitung granulosit,
peristaltik) WBC
        Penyakit kronik
         Monitor kerentanan terhadap
infeksi
         Batasi pengunjung
         Saring pengunjung terhadap
penyakit menular
         Partahankan teknik aspesis
pada pasien yang beresiko
         Pertahankan teknik isolasi k/p
         Berikan perawatan kuliat
pada area epidema
         Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
         Ispeksi kondisi luka / insisi
bedah
         Dorong masukkan nutrisi
yang cukup
         Dorong masukan cairan
         Dorong istirahat
         Instruksikan pasien untuk
minum antibiotik sesuai resep
         Ajarkan pasien dan keluarga
tanda dan gejala infeksi
         Ajarkan cara menghindari
infeksi
         Laporkan kecurigaan infeksi
         Laporkan kultur positif
5 Intoleransi aktifitas b.d Setelah dilakukan tindakan Toleransi aktivitasi
ketidakseimbangan keperawatan selama ……..1.   Menentukan penyebab
suplai dan kebutuhan klien dapat beraktivitas dengan intoleransi
oksigen kriteria aktivitas&menentukan apakah
- Berpartisipasi dalam aktivitas penyebab dari fisik,
fisik dgn TD, HR, RR yang psikis/motivasi
sesuai 2.   Observasi adanya pembatasan
-Menyatakan gejala klien dalam beraktifitas.
memburuknya efek dari3.   Kaji kesesuaian
OR&menyatakan onsetnya aktivitas&istirahat klien
segera sehari-hari
-Warna kulit4.   ↑ aktivitas secara bertahap,
normal,hangat&kering biarkan klien berpartisipasi
Memverbalisa-sikan dapat perubahan posisi,
pentingnya aktivitasseca-ra berpindah & perawatan diri
bertahap 5.   Pastikan klien mengubah
Mengekspresikan pengertian posisi secara bertahap.
pentingnya keseimbangan Monitor gejala intoleransi
latihan&istira aktivitas
Hat 6.   Ketika membantu klien
-   Peningkatan toleransi aktivitas berdiri, observasi gejala
intoleransi spt mual, pucat,
pusing, gangguan
kesadaran&tanda vital
7.   Lakukan latihan ROM jika
klien tidak dapat menoleransi
aktivitas
8.   Bantu klien memilih aktifitas
yang mampu untuk dilakukan
6 Gangguan pertukaran Setelah dilakukan tindakan Terapi Oksigen
gas b.d ventilasi-perfusi keperawatan selama ……..   Bersihkan mulut, hidung dan
status respirasi : pertukaran gas secret trakea
membaik  dengan kriteria :   Pertahankan jalan nafas yang
  Mendemonstrasikan paten
peningkatan ventilasi dan   Atur peralatan oksigenasi
oksigenasi yang adekuat   Monitor aliran oksigen
  Memelihara kebersihan paru   Pertahankan posisi pasien
paru dan bebas dari tanda   Onservasi adanya tanda tanda
tanda distress pernafasan hipoventilasi
Mendemonstrasikan batuk
  Monitor adanya kecemasan
efektif dan suara nafas yang pasien terhadap oksigenasi
bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu (mampu Vital sign Monitoring
mengeluarkan sputum, mampu
bernafas dengan mudah, tidak  Monitor TD, nadi,
ada pursed lips) suhu, dan RR
Tanda tanda vital dalam  Catat adanya fluktuasi
rentang normal tekanan darah
 Monitor VS saat
pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
 Auskultasi TD pada
kedua lengan dan
bandingkan
 Monitor TD, nadi, RR,
sebelum, selama, dan
setelah aktivitas
 Monitor kualitas dari
nadi
 Monitor frekuensi dan
irama pernapasan
 Monitor suara paru
 Monitor pola
pernapasan abnormal
 Monitor suhu, warna,
dan kelembaban kulit
 Monitor sianosis
perifer
 Monitor adanya
cushing triad (tekanan
nadi yang melebar,
bradikardi,
peningkatan sistolik)
 Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign

7 Ketidakefektifan pola Setelah dilakukan tindakan Airway Management


nafas b.d keperawatan selama …….…          Buka jalan nafas, guanakan
status respirasi klien membaik teknik chin lift atau jaw thrust
dengan kriteria bila perlu
 Mendemonstrasikan batuk
         Posisikan pasien untuk
efektif dan suara nafas yang
memaksimalkan ventilasi
bersih, tidak ada sianosis dan
         Identifikasi pasien perlunya
dyspneu (mampu
pemasangan alat jalan nafas
mengeluarkan sputum, mampu
buatan
bernafas dengan mudah, tidak
ada pursed lips)          Pasang mayo bila perlu
 Menunjukkan jalan nafas yang          Lakukan fisioterapi dada jika
paten (klien tidak merasa perlu
tercekik, irama nafas, frekuensi         Keluarkan sekret dengan
pernafasan dalam rentang batuk atau suction
normal, tidak ada suara nafas          Auskultasi suara nafas, catat
abnormal) adanya suara tambahan
Tanda Tanda vital dalam Lakukan suction pada mayo
         

rentang normal (tekanan darah,          Berikan bronkodilator bila


nadi, pernafasan) perlu
         Berikan pelembab udara
Kassa basah NaCl Lembab
         Atur intake untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
8 Keletihan b.d anemia Setelah dilakukan tindakan Energi manajemen
keperawatan selama Monitor respon klien terhadap
…….. .keletihan klien teratasi aktivitas takikardi, disritmia,
dengan kriteria : dispneu, pucat, dan jumlah
        Kemampuan aktivitas adekuat respirasi
        Mempertahankan nutrisi Monitor dan catat jumlah tidur
adekuat klien
        Keseimbangan aktivitas dan Monitor ketidaknyamanan atauu
istirahat nyeri selama bergerak dan
        Menggunakan teknik energi aktivitas
konservasi Monitor intake nutrisi
        Mempertahankan interaksi Instruksikan klien untuk
sosial mencatat tanda-tanda dan
        Mengidentifikasi faktor-faktor gejala kelelahan
fisik dan psikologis yang Jelakan kepada klien hubungan
menyebabkan kelelahan kelelahan dengan proses
        Mempertahankan kemampuan penyakit
untuk konsentrasi Catat aktivitas yang dapat
meningkatkan kelelahan
Anjurkan klien melakukan yang
meningkatkan relaksasi
Tingkatkan pembatasan bedrest
dan aktivitas

DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta:
EGC
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Marlyn E. Doenges, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition.
New Jersey: Upper Saddle River
Patrick Davay, 2002, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai