Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Sistem sirkulasi adalah sistem yang bertindak sebagai transportasi berbagai
zat yang masuk dan keluar dalam tubuh. Sistem sirkulasi ppada manusia berupa
sistem peredaran darah dan sistem limfe. Gangguan sirkulasi disebabkan dari
berbagai latar belakang kasus seperti hipertensi, gagal ginjal, gagal jantung dan
anemia.
2. Etiologi
Penyebab umum dari anemia di sebbkan oleh Berkurangnya pembentukan
sel darah merah bisa juga disebabkan karena kekurangan nutrisi seperti zat besi,
kekurangan vitamin B12, kekurangan asam folat, kekurangan vitamin C. Selain
itu, Meningkatnya penghancuran sel darah merah antara lain pembesaran limpa,
kerusakan mekanik pada sel darah merah, reaksi autoimun terhadap sel darah
merah, hemoglobinuria nokturnal paroksismal, sferositosis herediter,
elliptositosis herediter, kekurangan G6PD, penyakit sel sabit, penyakit
hemoglobin C, penyakit hemoglobin S-C, penyakit hemoglobin E dan
Thalasemia.
3. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala perfusi perifer tidak efektif dibagi menjadi dua yaitu
dengan gejala tanda mayor serta gela tanda minor. Tanda dan gejala mayor
yaitu pengisian kapiler >3 detik, nadi perifer menurun atau tidak teraba, akral
teraba dingin, warna kulit pucat dan turgor kulit menurun. Sedangkan tanda dan
gejala minor yaitu parastesia, nyeri ekstremitas (klaudikasi intermiten) dan
edema.
4. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum- sum
tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, tumor, atau
kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang

1
melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir,
masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan
sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sistem fagositik atau
dalam sistem retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil
samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk
dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis)
segera direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi
normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada
sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa
makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka
asupan oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-
organ penting (Sjaifoellah, 1998). Penurunan aktivitas organ dapat terjadi dan
bisa menimbulkan gangguan dalam pemenuhan nutrisi. Dapat juga
menimbulkan gangguan dalam eleminasi defekasi karena penurunan motilitas
traktus gastrointestinal. Dalam kondisi tersebut dapat menyebabkan kelemahan
umum, kelelahan dan intoleransi terhadap aktifitas. Hb yang berfungsi sebagai
proteksi sekunder tubuh jika menurun dapat meningkatkan risiko mudahnya
terjangkit infeksi. Jika saturasi O2 yang ada dalam tubuh < 40% tubuh akan
mengkonpensasi dengan meningkatkan pernapasan sehingga memungkinkan
timbulnya Hiperventilasi.
5. Pemeriksaan dignostik/klinik
a. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl )
b. Kadar Ht menurun ( normal 37% - 41% )
c. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
d. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi

2
e. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak ( pada
anemia aplastik )
6. Kompikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya,
penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek,
gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga
menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat. Pada
kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan
dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir
dengan berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan
organ- organ tubuh, termasuk otak.
7. Penatalaksanaan
a. Anemia pasca perdarahan: transfusi darah. Pilihan kedua: plasma
ekspander atau plasma substitute. Pada keadaan darurat bisa diberikan
infus IV apa saja.
b. Anemia defisiensi: makanan adekuat, diberikan SF 3x10mg/kg
BB/hari. Transfusi darah hanya diberikan pada Hb <5 gr/dl.
c. Anemia aplastik: prednison dan testosteron, transfusi darah, pengobatan
infeksi sekunder, makanan dan istirahat.

3
B. Konsep Dasar Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata
Data biografi: nama, alamat, umur, pekerjaan, tanggal masukn rs.
b. Riwayat kesehatan
Keluhan utama : keluhan utama merupakan faktor utama yang mendorong pasien
mencari pertolongan atau berobat ke rumah sakit.
c. Riwayat keluhan saat ini
Pasien datang kerumah sakit dengan keluhan pucat, kelelahan, kelemahan, dan
pusing
d. Aktivitas/Istrahat
 Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan produktivitas ;
penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan rendah.
Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
 Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahat.
Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya.
Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu
menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang
menunujukkan keletihan.
e. Sirkulasi
 Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis,
menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat
endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).
 Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi
melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST
dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur
sistolik (DB). Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa
(konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit
hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu- abuan). Kulit seperti berlilin, pucat
(aplastik, AP) atau kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti

4
mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah ke kapiler
dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti sendok
(koilonikia) (DB). Rambut : kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara
premature (AP).
f. Integrits Ego
 Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan,
misalnya penolakan transfusi darah.
 Tanda : depresi.
g. Elminasi
 Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi
(DB). Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi.
Penurunan haluaran urine.
 Tanda : distensi abdomen.
h. Makanan/Cairan
 Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan
menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya
penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah atau peka terhadap es,
kotoran, tepung jagung, cat, tanah liat, dan sebagainya (DB).
 Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan
vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering,
tampak kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi).
Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah. (DB).
i. Neurosensori
 Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata.
Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ;
klaudikasi. Sensasi manjadi dingin.

5
 Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak
mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina (aplastik,
Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda
Romberg positif, paralysis (AP).
j. Nyeri/kenyamanan

 Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala (DB)

k. Pernafasan

 Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat


dan aktivitas.

 Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.

l. Keamanan

 Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia. Riwayat terpajan


pada radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat
kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan panas. Transfusi
darah sebelumnya. Gangguan penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering
infeksi.

 Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum.


Ptekie dan ekimosis (aplastik).

m.Seksualitas

 Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore.

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul berdasarkan prioritas :

a. Pefusi perifer tidak efektif b.d penurunan konsentrasi hemoglobin d.d


perubahan karakteristik kulit, akral dingin, dan sianosis perifer

b. Risiko perfusi gastrointestinal tidak efektif b.d penurunan mobilitas traktus

6
gastrotestinal d.d perubahan karakteristik dan jumlah feses

c. Risiko perifer tidak efektif b.d penurunan sirkulasi darah pada level kapiler
d.d denyut nadi perifer menurun

d. Risiko pendarahan b.d kehilangan darah baik internal (di dalam tubuh)
maupun eksternal (terjadi hingga keluar tubuh)

e. Risiko perfusi selebral tidak efektif b.d penurunan sirkulasi darah ke otak

7
3. Intervensi Keperawatan

Koding Diagnose keperawatan Luaran keperawatan Intervensi keperawatan


D.0009 Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Perawatan sirkulasi
penurunan konsentrasi hemoglobin 1x24 jam maka perfusi perifer tidak Observasi :
Definisi : efektif meningkat dengan kriteria hasil : 1. Periksa sirkulasi perifer (mis. Nadi
Penurunan sirkulasi darah pada 1. Denyut nadi perifer meningkat perifer, edema, pengisian kapiler, warna,
level kapiler yang dapat 2. Penyembuhan luka meningkat suhu, ankle brachial index)
mengganggu metabolisme tubuh. 3. Warna kulit pucat menurun 2. Identifikasi faktor risiko gangguan
Gejala dan Tanda Mayor 4. Edema perifer menurun sirkulasi (mis. Diabetes, perokok, orang
Subjektif 5. Nyeri ekstermitas menurun tua, hipertensi dan kadar kolestrol tinggi)
(-) 6. Kelemahan otot menurun 3. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau
Objektif 7. Pengisian kapiler membaik bengkak pada ekstermitas.
1.Pengisian kapiler >3 detik 8. Akral membaik Teraupetik :
2.Nadi perifer menurun atau tidak 9. Turgor kulit membaik 4. Hindari pemasangan infus atau
teraba pengambilan darah diarea keterbatasan
3.Akral teraba dingin perfusi
4.Warna kulit pucat 5. Hindari pengukuran tekanan darah pada
5.Turgor kulit menurun ekstermitas dengan keterbatasan perfusi
Gejala dan Tanda Minor 6. Lakukan pencegahan infeksi
Subjektif 7. Lakukan hidrasi
1.Parastesia

8
2.Nyeri ekstermitas (klaudikasi Edukasi :
intermitem) 8. Anjurkan berolahraga rutin
Objektif 9. Anjurkan minum obat pengontrol tekanan
1. Edema darah secara teratur
2. Penyembuhan luka lambat 10. Informasikan tanda dan gejala darurat
3. Indeks ankle-brachial <0,90 yang harus dilaporkan (mis. Rasa sakit
4. Bruit femoralis yang tidak hilang saat istrahat, luka tidak
sembuh, hilangnya rasa)
D.0013 Risiko Perfusi Gastrointestinal Setelah dilakukan tindakan keperawatan Konseling Nutrisi
Tidak Efektif b.d penurunan 1x24 jam maka resiko perfusi Observasi :
sirkulasi gastrointestinal gastrointestinal meningkat dengan kriteria 1. Identifikasi kebiasaan makan dan perilaku
Faktor Risiko : hasil : makan yang akan diubah
1. Perdarahan gastrointestinal akut 1. Nafsu makan meningkat 2. Identifikasi kemajuan modifikasi diet
2. Penurunan konsentrasi 2. Mual menuru secara regular
hemoglobin 3. Muntah menurun 3. Monitor intake dan output cairan, nilai
3. Keabnormalan masa protombin 4. Nyeri abdomen menurun hemoglobin, tekanan darah, kenaikan
dan/atau masa tromboplastin berat badan, dan kebiasaan membeli
parsial makanan
4. Ketidakstabilan hemodinamik Teraupetik :
4. Bina hubungan terapeutik
Kondisi Klinis Terkait : 5. Gunakan standar nutrisi sesuai program
1. Varises gastreosofagus diet dalam mengevaluasi kecukupan

9
2. Perdarahan gastreosofagus akut asupan makanan.
3. Anemia 6. Pertimbangkan faktor-faktor yang yang
mempengaruhi pemenuhan kebutuan gizi
(mis. Usia, tahap pertumbuhan dan
perkembangan, penyakit)
Kolaborasi
7. Rujuk pada ahli gizi jika perlu
D.0015 Risiko Perfusi Perifer Tidak Efektif Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Syok
b.d penurunan sirkulasi darah pada 1x24 jam maka risiko perfusi perifer tidak Observasi :
level kapiler yang dapat efektif meningkat dengan kriteria hasil : 1. Monitor status kardiopulmonal (frekuensi
mengganggu metabolism tubuh 1. Denyut nadi perifer meningkat dan kekuatan nadi, frekuensi nafas, TD,
Faktor Risiko : 2. Warna kulit pucat menurun MAP)
1. Hiperglikemi 3. Edema perifer menurun 2. Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi,
2. Gaya hidup kurang gerak 4. Kelemahan otot menurun AGD)
3. Hipertensi 5. Pengisian kapiler membaik 3. Monitor status cairan (masukan dan
4. Merokok 6. Akral membaik keluaran, turgor kulit, CRT)
5. Prosedur endovaskuler 7. Turgor membaik 4. Monitor tingkat kesadaran dan respon
6. Trauma pupil
5. Periksa riwayat alergi
Teraupetik :
6. Berikan oksigen untuk mempertahankan
saturasi oksigen >94%

10
7. Pasang jalur IV, jika perlu
8. Lakukan skin test untuk mencegah reaksi
alergi
Edukasi :
9. Jelaskan penyebab/faktor risiko syok
10. Anjurkan memperbanyak asupan cairan
oral
11. Anjurkan menghindari allergen
Kolaborsi
12.Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
13.Kolaborasi pemberian transfusi darah jika
perlu
14.Kolaborasi pemberian antiinfalamasi, jika
perlu
D.0012 Risiko Perdarahan b.d kehilangan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Perdarahan
darah baik internal (terjadi di dalam 1x24 jam maka risiko perdarahan Observasi :
tubuh) maupun eksternal (terjadi meningkat dengan kriteria hasil : 1. Monitor tanda dan gejala perdarahan
hingga keluar tubuh) 1. Kelembaban membrane mukosa 2. Monitor nilai hamatokrit/hemoglobin
Faktor Risiko : meningkat sebelum dan setelah kehilangan darah
1. Aneurisma 2. Kelembaban kulit meningkat 3. Monitor tanda-tanda vital ortostatik
2. Gangguan gastrointestinal (mis. 3. Hemoptesis menurun 4. Monitor koagulasi (mis.prothombin time
Ulkus, lambung, polip, varises) 4. Hematomesis menurun (PT) partial thromboplastin time (PTT),

11
3. Gangguan fungsi hati (mis. 5. Hematuria menurun fibrinogen, degradasi fibrin dan/atau
Sirosis hepatitis) 6. Hemoglobin membaik platelet)
4. Gangguan koagulasi (mis. 7. Hematokrit membaik Terapeutik :
Trombositopenia) 8. Tekanan darah membaik 5. Batasi tindakan infasif jika perlu
5. Tindakan pembedahan 6. hindari pengukuran suhu rectal
6. Kurang terpapar informasi Edukas :
tentang pencegahan perdarahan 7. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
Kondisi Terkait : 8. Anjurkan meningkatkan asupan cairan
1. Aneurisma untuk menghindari konstipasi
2. Koagulopati intravaskuler 9. Anjurkan menghindari aspirin atau
diseminata antikoagulan
3. Sirosis hepatis 10.Anjurkan meningkatkan asupan makanan
4. Trombositopenia dan vitamin K
5. Tindakan pembedahan Kolaborasi :
11. Kolaborasi pemberian produk darah jika
perlu

D.0017 Risiko Perfusi Selebral Tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pemantauan Tekanan Intrakarnial
Efektif b.d penurunan sirkulasi 1x24 jam maka risiko perfusi selebral Observasi :
darah ke otak tidak efektif meningkat dengan kriteria 1. Monitor peningkatan tekanan darah
Faktor Risko : hasil : 2. Monitor pelebaran tekanan nadi
1. Keabnormalan masa protombin 1. Tingkat kesadaran meningkat 3. Monitor penurunan frekuensi jantung

12
dan/atau masa tromboplastin 2. Tekanan intrakarnial menurun Teraupetik :
parsial 3. Sakit kepala menurun 4. Pertahankan kondisi pemantauan
2. Penurunan kinerja ventrikel kiri 4. Nilai rata – rata tekanan darah 5. Atur interval pemantauan sesuai kondsi
3. Aterosklerosis membaik pasien
4. Diseksi arteri 5. Tekanan darah sistolik membaik 6. Dokumentasikan hasil pemantauan
5. Fibrasi atrium 6. Tekanan darah diastolik membaik Edukasi :
6. Koagulopati (mis. Anemia sel 7. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
sabit) 8. Informasikan hasil pemantauan jika perlu
7. Embolisme
Kondisi Terkait :
1. Stroke
2. Cedera kepala
3. Diseksi arteri
4. Embolisme
5. Endokarditis infektif
6. Fibrasi atrium
7. Hiperkolesterolemi

13

Anda mungkin juga menyukai