ANEMIA
B. Etiologi
Penyebab hampir sebagian besar kasus anemia aplastik bersifat idiopatik
dimana penyebabnya masih belum dapat dipastikan. Namun ada faktor-faktor yang
diduga dapat memicu terjadinya penyakit anemia aplastik ini. Faktor-faktor penyebab
yang dimaksud antara lain (Ani.2016)
1. Faktor genetik
2. Zat Kimia
3. Obat-obatan
4. Radiasi
C. Manifestasi Klinis
Menurut Mansjoer (2001) manifestasi klinis anemia sebagai berikut :
1. Anemia mikrositik hipokrom
a. Anemia defisiensi besi
- Perubahan kulit
- Mukosa yang progresif
b. Anemia penyakit kronik
- Penurunan hematokrit
- Penurunan kadar besi
2. Anemia makrositik
a. Defisiensi vit B12/penisiosa
Anoreksia, diare, dispepsia, lidah yang licin, pucat dan agak ikterik
b. Defisiensi asam folat
- Neurologi
- Hilangnya daya ingat
- Gangguan kepribadian
3. Anemia karena perdarahan
a. Perdarahan akut
- Timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak
- Penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari kemudian
b. Perdarahan kronik
Kadar Hb menurun
4. Anemia aplastik
- Tampak pucat
- Lemah
- Demam
- Purpura
5. Anemia hemolitik
- Hemolisis
- Ikterus
- Splenomegali
E. Patofisiologi
Kerusakan sel induk telah dapat dibuktikan secara tidak langsung melalui
keberhasilan transplantasi sumsum tulang pada penderita anemia aplastik, yang berarti
bahwa penggantian sel induk dapat memperbaiki proses patologik yang terjadi. Teori
kerusakan lingkungan mikro dibuktikan melalui tikus percobaan yang diberika
radiasi, sedangkan teori imunologik dibuktikan secara tidak langsung melalui
keberhasilan pengobatan aimunosupresif. Kelainan imunologik diperkirakan menjadi
penyebab dasadari kerusakan sel induk atau lingkungan mikro sumsum tulang.
Proses tersebut dapat diterangkan sebagai berikut: sel target hematopoeitik
dipengaruhi oleh interaksi ligan-reseptor, sinyal intrasesuler dan aktivasi gen.
Aktivasi sitotoksik T-limfosit berperan penting dalam kerusakan jaringan melalui
sekresi IFN-γ dan TNF. Keduanya dapat saling meregulasi selular reseptor masing-
masing dan Fas reseptor. Aktivasi tersebut menyebabkan terjadinya apoptosis pada sel
target. Beberapa efek dari IFN-γ dimediasi melalui IRF-1 yang menghambat
transkripsi selular gen dan proses siklus sel sehingga regulasi sel-sel darah tidak dapat
terjadi. IFN-γ juga memicu produksi gas NO yang bersifat toksik terhadap sel-sel lain.
Selain itu, peningkatan IL-2 menyebabkan meningkatnya jumlah T sel sehingga
semakin mempercepat terjadinya kerusakan jaringan pada sel.
F. Pathway
Agen Neoplastik,obat-
obatan.Radiasi ,Bahan
kimia,infesi
Gangguan Hemopoitik
-perdarahan serebral
B. Diagnosis Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan Hemoglobin
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
3. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan kelemahan dan keletihan
4. Pola Napas Tidak Efektif
5. Gangguan Pertukaran Gas
C. Intervensi Keperawatan
Diagnosis Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil (SLKI) (SIKI)
Perfusi perifer Setelah dilakukan asuhan Observasi:
tidak keperawatan selama 1x 24 jam - Keadaan umum dan TTV
Efektif diharapkan perfusi perifer - Periksa sirkulasi perifer
berhubungan meningkat dengan Kriteria Hasil: - Identifikasi faktor resiko
dengan SLKI L.02011,84) - Monitor panas,kemerahan,nyeri,
konsentrasi - Denyut nadi meningkat atau bengkak pada ekstremitas
penurunan - Penyembuhan Terapeutik:
Hemoglobin lukameningkat - Hindari pemasangan infus atau
- Sensasi meningkat pengambilan darah di area
- Warna kulit pucat Menurun keterbatasanperfusi
- Edema perifer menurun - akukan pengukurantekanan darah
padaekstremitas
- .nyeri ekstremitas menurun denganketerbatasan perfusi
- parastesia menurun - Hindari pemasangan dan
- kelemahan otot menurun penekanan torniquet padaarea yang
- kram otot menurun cedera
- bruit femoralis menurun - Lakukan pencegahaninfeksi
- nekrosis menurun - Lakukan perawatan kakidan kuku
- pengisian kapilermembaik - Lakukan hidrasi
- tekanan darah sistolik Edukasi :
Membaik - Anjurkan berhentimerokok
- tekanan diastolikmembaik - Anjurkan berolahraga rutin
- Anjurkan mengecek air mandi
untuk menghindari kulit terbakar
- Anjurkan penggunaan obat penurun
tekanan darah, anti koagulan, dan
penurun kolesterol, jika perlu
- Anjurkan meminum obatpengontrol
tekanan darah secara teratur
- Anjurkan menghindari obat
penyekat beta
- Anjurkan melakukan perawatan
kulit yang tepat
- Anjurkan program rehabilitasi
vaskular
- Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi
- Informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporkan
Manajemen Energi
Intoleransi - Identifikasi gangguan fungsi
aktivitas Setelah diberikan tindakan - tubuh yang mengakibatkan
keperawatan selama 1x 24 jam - kelelahan
Tingkat Keletihan menurun dengan - Monitor kelelahan fisik dan
Kriteria Hasil: - emosional
(SLKI 141) - Lakukan latihan rentang gerak
Setelah dilakukan asuhan - pasif dan/atau aktif
keperawatan selama 1x 24 jam - Anjurkan tirah baring
diharapkan Tingkat Keletihan - menunjukkan
Menurun dengan Kriteria Hasil : - iskemia, dan
- Verbalisasi kepulihan energi - sianosis.
meningkat (5)
- Kemampuan melakukan Kolaborasi
aktivitas rutin meningkat (5) - Kolaborasi dengan ahli gizi
- Motivasi (5) tentang cara meningkatkan
- Verbalisasi lesu menurun(5) asupan makanan.
- Gangguan konsentrasi
menurun (5)
- Sakit kepala (5)
- Sakit tenggorokan menurun
(5)
- Mengi menurun (5)
- Sianosis menurun (5)
- Gelisah menurun (5)
- Frekuensi napas menurun
(5)
- Frekuensi bersalah menurun
(5)
- Nafsu makan membaik (5)
- Pola napas membaik (5)
- Libindo membaik (5)
- Pola istirahat membaik(5)
Observasi
- Identifikasi kebiasaan aktivitas
Defisit - Kemampuan mandi perawatan diri sesuai usia
perawatan Diri meningkat (5) - Monitor tingkat kemandirian
- Kemampuan mengenakan - Identifikasi kebutuhan alat bantu
pakaian meningkat (5) kebersihan diri, berpakaian,
- Kemampuan makan berhias, dan makan
meningkat(5) Terapeutik
- Kemampuan ke toilet - Sediakan lingkungan yang
(BAB/BAK) meningkat (5) terapeutik (mis: suasana hangat,
- Verbalisasi keinginan rileks, privasi)
melakukan perawatan diri - Fasilitasi untuk menerima
meningkat(5) keadaan ketergantungan
- Minat melakukan perawatan - Fasilitasi kemandirian, bantu
diri meningkat (5) jika tidak mampu melakukan
perawatan diri
- Jadwalkan rutinitas perawatan
diri
Edukasi
- Anjurkan melakukan perawatan
diri secara konsisten sesuai
kemampuan
D. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu kepada rencana tindakan atau
intervensi yangditetapkan atau dibuat.
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan telah
teratasi, tidak teratasi atau teratasi sebagian dengan mengacu kepada kriteria hasil.
Daftar Pustaka
Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurusan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2019. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan
Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurusan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Indikator
Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurusan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia