Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA

YOHANNA WENTY A. MESU


87002328

PROGRAM STUDI PROFESI NURSE


STIKES MARANATHA KUPANG
2023
I. Tinjauan Teori
A. Pengertian
Anemia merupakan kondisi klinis akibat kurangnya suplai sel darah merah
sehat,volume sel darah merah dan jumlah hemoglobin. Hipoksia terjadi karena tubuh
kekurangan suplai oksigen. Anemia juga mencerminkan kondisi patogenik
yangmengarah pada abnormalitas jumlah, struktur dan fungsi sel darah merah dalam
tubuh(Joyce & Jane, 2014).
Anemia adalah keadaan berkurangnya jumlah eritrosit atau hemoglobin
(protein pembawa O2) dari nilai normal dalam darah sehingga tidak dapat memenuhi
fungsinyauntuk membawa O2 dalam jumlah yang cukup ke jaringan perifer sehingga
pengirimanO2 ke jaringan menurun. Anemia adalah istilah yang menunjukkan
rendahnya hitung seldarah dan kadar hematokrit dibawah normal. anemia merupakan
penyakit kurang darahyang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah
merah (eritrosit) lebih rendahdibandingkan normal (Soebroto, 2010).

B. Etiologi
Penyebab hampir sebagian besar kasus anemia aplastik bersifat idiopatik
dimana penyebabnya masih belum dapat dipastikan. Namun ada faktor-faktor yang
diduga dapat memicu terjadinya penyakit anemia aplastik ini. Faktor-faktor penyebab
yang dimaksud antara lain (Ani.2016)
1. Faktor genetik
2. Zat Kimia
3. Obat-obatan
4. Radiasi

C. Manifestasi Klinis
Menurut Mansjoer (2001) manifestasi klinis anemia sebagai berikut :
1. Anemia mikrositik hipokrom
a. Anemia defisiensi besi
- Perubahan kulit
- Mukosa yang progresif
b. Anemia penyakit kronik
- Penurunan hematokrit
- Penurunan kadar besi
2. Anemia makrositik
a. Defisiensi vit B12/penisiosa
Anoreksia, diare, dispepsia, lidah yang licin, pucat dan agak ikterik
b. Defisiensi asam folat
- Neurologi
- Hilangnya daya ingat
- Gangguan kepribadian
3. Anemia karena perdarahan
a. Perdarahan akut
- Timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak
- Penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari kemudian
b. Perdarahan kronik
Kadar Hb menurun
4. Anemia aplastik
- Tampak pucat
- Lemah
- Demam
- Purpura
5. Anemia hemolitik
- Hemolisis
- Ikterus
- Splenomegali

D. Tanda dan gejala


Menurut Mansjoer (2001) masing-masing jenis anemia memiliki manifestasi klinik
yang berbeda, yaitu sebagai berikut :
1. Anemia defisiensi besi
Perubahan kulit dan mukosa yang progresif, seperti lidah yang halus, keilesis dan
didapatkan tanda-tanda malnutrisi.
2. Anemia pada penyakit kronik
Yang sangat karakteristik adalah berkurangnya sideroblas dalam sumsum tulang,
sedangkan deposit besi dalam sistem retikuloendotelial (Res) normal/bertambah,
berat ringannya anemia berbanding lurus dengan aktifitas penyakitnya.
3. Anemia pernisiosa dan anemia asam folat
Di dapatkan adanya anoreksia, diare, dispnea, lidah licin, pucat, dan agak ikterik.
Terjadi gangguan neurologis, biasanya dimulai dengan parastesia, lalu gangguan
keseimbangan dan pada kasus yang berat terjadi perubahan fungsi cerebral,
dimensia dan perubahan neuropsikatrik lainnya.
4. Anemis hemolitik
Tanda-tanda hemolisis antara lain ikterus dan spenomegali.
5. Anemia aplastik
Paster tampak pucat, lemah, mungkin timbul demam, purpura dan perdarahan

E. Patofisiologi
Kerusakan sel induk telah dapat dibuktikan secara tidak langsung melalui
keberhasilan transplantasi sumsum tulang pada penderita anemia aplastik, yang berarti
bahwa penggantian sel induk dapat memperbaiki proses patologik yang terjadi. Teori
kerusakan lingkungan mikro dibuktikan melalui tikus percobaan yang diberika
radiasi, sedangkan teori imunologik dibuktikan secara tidak langsung melalui
keberhasilan pengobatan aimunosupresif. Kelainan imunologik diperkirakan menjadi
penyebab dasadari kerusakan sel induk atau lingkungan mikro sumsum tulang.
Proses tersebut dapat diterangkan sebagai berikut: sel target hematopoeitik
dipengaruhi oleh interaksi ligan-reseptor, sinyal intrasesuler dan aktivasi gen.
Aktivasi sitotoksik T-limfosit berperan penting dalam kerusakan jaringan melalui
sekresi IFN-γ dan TNF. Keduanya dapat saling meregulasi selular reseptor masing-
masing dan Fas reseptor. Aktivasi tersebut menyebabkan terjadinya apoptosis pada sel
target. Beberapa efek dari IFN-γ dimediasi melalui IRF-1 yang menghambat
transkripsi selular gen dan proses siklus sel sehingga regulasi sel-sel darah tidak dapat
terjadi. IFN-γ juga memicu produksi gas NO yang bersifat toksik terhadap sel-sel lain.
Selain itu, peningkatan IL-2 menyebabkan meningkatnya jumlah T sel sehingga
semakin mempercepat terjadinya kerusakan jaringan pada sel.
F. Pathway

Agen Neoplastik,obat-
obatan.Radiasi ,Bahan
kimia,infesi
Gangguan Hemopoitik

leukopena Eritropik Trombositopeniaa


-Ekomosis
Depresi sistem imun Oksihemoglobin turun -Epitakis
ANEMIA
pertahanan sekunder Perfusi Jaringan
-perdarahan saluran
terganggu Tidak Efetif cerna
Aliran darah perifer -perdaraahan saluran
Resiko Infeksi terganggu kompensasi jantung kemih

-perdarahan serebral

Hipoksia penurunan transport O2 Respirasi Meningkat


kejaringan
Nadi Meningkat
Intoleransi Aktivitas metabolisme Aerob turun
Anaerob naik Cardio Megali
Resiko jatuh/resiko cedera
Kelemahan /keletihan Gagal Jantung

Defisit Perawatan Diri Pola Napas Tidak Efektif


Gangguan Pertukaran Gas
II. KONSEP ASUHAN KEPERWATAN
A. Pengkajian
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum, kehilangan produktivitas
(penurunan semangat untuk bekerja), toleransi terhadap latihan rendah,
kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja atau istirahaT Letargi,
menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya. Kelemahan otot,
danpenurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak. Bahu menurun, postur
lunglai,berjalan lambat, dan tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis,
menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat
endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi
melebar, hipotensi postural. Disritmia : abnormalitas EKG, depresi segmen ST
dan pendataran atau depresi gelombang T; takikardia. Bunyi jantung : murmur
sistolik (DB).
Ekstremitas (warna) : pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut,
faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat
tampak sebagai keabu-abuan). Kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau
kuning lemon terang (AP). Sklera : biru atau putih seperti mutiara (DB).
Pengisian kapiler melambat(penurunan aliran darah ke kapiler dan vasokontriksi
kompensasi) kuku : mudah patah,berbentuk seperti sendok (koilonikia) (DB).
Rambut : kering, mudah putus, menipis,tumbuh uban secara premature (AP).
3. Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfusi darah.
Tanda : depresi.
4. Eliminasi
Gejala : riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB).
Hematemesis, feses dengan darah segar, melena. Diare atau konstipasi.
Penurunan haluaran urine.
Tanda : distensi abdomen.
5. Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan
produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada
faring). Mual/muntah, dyspepsia, anoreksia. Adanya penurunan berat badan.
Tidak pernah puas mengunyah atau peka terhadap es, kotoran, tepung jagung, cat,
tanah liat dan sebagainya (DB).
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (AP; defisiensi asam folat dan vitamin
B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk, kering, tampak
kisut/hilang elastisitas (DB). Stomatitis dan glositis (status defisiensi). Bibir :
selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut pecah
6. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata.
Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki; klaudikasi
dan sensasi menjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur, apatis. Mental : tak
mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis retina Epitaksis :
perdarahan dari lubang-lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia,
penurunan rasa getar, dan posisi, tanda romberg positif, paralysis
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri abdomen samara : sakit kepala
8. Pernapasan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas pendek pada istirahat dan aktivitas.
Tanda : takipnea, ortopnea, dan dispnea.
9. Keamanan
Gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,. Riwayat terpajan pada
radiasi; baik terhadap pengobatan atau kecelekaan. Riwayat kanker, terapi kanker.
Tidak toleran terhadap dingin dan panas. Transfusi darah sebelumnya. Gangguan
penglihatan, penyembuhan luka buruk, sering infeksi.
Tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam, limfadenopati umum,
petikie dan ekimosis (aplastik).
10. Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau amenore (DB) ,
hilang libido (pria dan wanita) dan mppoten.
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat
11. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Darah
- Hemoglobin (nilai normal 12 – 16 gr/dL)
- Hematokrit (nilai normal 33.0 – 45.0 %)
- Leukosit (nilai normal 3.80 – 10.60 ribu/ML)
- Trombosit (nilai normal 150 – 440 ribu/ML)
2. Aspirasi dan biopsy sumsum tulang
Pemeriksaan diagnostic untuk menentukan adanya penyakit akut dan kronis
serta sumber kehilangan darah kronis

B. Diagnosis Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan Hemoglobin
2. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen
3. Defisit Perawatan Diri berhubungan dengan kelemahan dan keletihan
4. Pola Napas Tidak Efektif
5. Gangguan Pertukaran Gas

C. Intervensi Keperawatan
Diagnosis Tujuan dan Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil (SLKI) (SIKI)
Perfusi perifer Setelah dilakukan asuhan Observasi:
tidak keperawatan selama 1x 24 jam - Keadaan umum dan TTV
Efektif diharapkan perfusi perifer - Periksa sirkulasi perifer
berhubungan meningkat dengan Kriteria Hasil: - Identifikasi faktor resiko
dengan SLKI L.02011,84) - Monitor panas,kemerahan,nyeri,
konsentrasi - Denyut nadi meningkat atau bengkak pada ekstremitas
penurunan - Penyembuhan Terapeutik:
Hemoglobin lukameningkat - Hindari pemasangan infus atau
- Sensasi meningkat pengambilan darah di area
- Warna kulit pucat Menurun keterbatasanperfusi
- Edema perifer menurun - akukan pengukurantekanan darah
padaekstremitas
- .nyeri ekstremitas menurun denganketerbatasan perfusi
- parastesia menurun - Hindari pemasangan dan
- kelemahan otot menurun penekanan torniquet padaarea yang
- kram otot menurun cedera
- bruit femoralis menurun - Lakukan pencegahaninfeksi
- nekrosis menurun - Lakukan perawatan kakidan kuku
- pengisian kapilermembaik - Lakukan hidrasi
- tekanan darah sistolik Edukasi :
Membaik - Anjurkan berhentimerokok
- tekanan diastolikmembaik - Anjurkan berolahraga rutin
- Anjurkan mengecek air mandi
untuk menghindari kulit terbakar
- Anjurkan penggunaan obat penurun
tekanan darah, anti koagulan, dan
penurun kolesterol, jika perlu
- Anjurkan meminum obatpengontrol
tekanan darah secara teratur
- Anjurkan menghindari obat
penyekat beta
- Anjurkan melakukan perawatan
kulit yang tepat
- Anjurkan program rehabilitasi
vaskular
- Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi
- Informasikan tanda dan gejala
darurat yang harus dilaporkan

Manajemen Energi
Intoleransi - Identifikasi gangguan fungsi
aktivitas Setelah diberikan tindakan - tubuh yang mengakibatkan
keperawatan selama 1x 24 jam - kelelahan
Tingkat Keletihan menurun dengan - Monitor kelelahan fisik dan
Kriteria Hasil: - emosional
(SLKI 141) - Lakukan latihan rentang gerak
Setelah dilakukan asuhan - pasif dan/atau aktif
keperawatan selama 1x 24 jam - Anjurkan tirah baring
diharapkan Tingkat Keletihan - menunjukkan
Menurun dengan Kriteria Hasil : - iskemia, dan
- Verbalisasi kepulihan energi - sianosis.
meningkat (5)
- Kemampuan melakukan Kolaborasi
aktivitas rutin meningkat (5) - Kolaborasi dengan ahli gizi
- Motivasi (5) tentang cara meningkatkan
- Verbalisasi lesu menurun(5) asupan makanan.
- Gangguan konsentrasi
menurun (5)
- Sakit kepala (5)
- Sakit tenggorokan menurun
(5)
- Mengi menurun (5)
- Sianosis menurun (5)
- Gelisah menurun (5)
- Frekuensi napas menurun
(5)
- Frekuensi bersalah menurun
(5)
- Nafsu makan membaik (5)
- Pola napas membaik (5)
- Libindo membaik (5)
- Pola istirahat membaik(5)
Observasi
- Identifikasi kebiasaan aktivitas
Defisit - Kemampuan mandi perawatan diri sesuai usia
perawatan Diri meningkat (5) - Monitor tingkat kemandirian
- Kemampuan mengenakan - Identifikasi kebutuhan alat bantu
pakaian meningkat (5) kebersihan diri, berpakaian,
- Kemampuan makan berhias, dan makan
meningkat(5) Terapeutik
- Kemampuan ke toilet - Sediakan lingkungan yang
(BAB/BAK) meningkat (5) terapeutik (mis: suasana hangat,
- Verbalisasi keinginan rileks, privasi)
melakukan perawatan diri - Fasilitasi untuk menerima
meningkat(5) keadaan ketergantungan
- Minat melakukan perawatan - Fasilitasi kemandirian, bantu
diri meningkat (5) jika tidak mampu melakukan
perawatan diri
- Jadwalkan rutinitas perawatan
diri
Edukasi
- Anjurkan melakukan perawatan
diri secara konsisten sesuai
kemampuan

D. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan dilakukan dengan mengacu kepada rencana tindakan atau
intervensi yangditetapkan atau dibuat.

E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan dilakukan untuk menilai apakah masalah keperawatan telah
teratasi, tidak teratasi atau teratasi sebagian dengan mengacu kepada kriteria hasil.

Daftar Pustaka
Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Kriteria Hasil
Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurusan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2019. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan
Keperawatan. Jakarta: Dewan Pengurusan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Indikator
Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurusan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia

Anda mungkin juga menyukai