Kelompok IV
NAMA KELOMPOK :
Cut Melisa
Nadia Amara
Nurul Puspita
Rizka Funna
Tiara Manzana
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esakarena berkat rahmat-NYA
lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ‘’ANEMIA ‘’ tepat pada waktunya.
Makalah ini penulis susun untuk melengkapi tugas,selain itu untuk mengetahui dan memehami
Sistem Endokrin manusia.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantumenyelesaikan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh darikata sempurna.Untuk itu
setiap pihak diharapkan dapat memberikan masukan berupa kritik dan saran yang bersifat
membangun.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
B. Klasifikasi
C. Etiologi
D. Patofisiologi
E. Tanda dan gejala
F. Komplikasi
G. Pemeriksaan penunjang
H. Penatalaksaan medis
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyakit anemia atau kurang darah adalah suatu kondisi dimana jumlah sel darah merah
(hemoglobin) dalam sel darah merah berada dibawah normal.Hemoglobin yang
terkandung dalam sel darah merah berperan dalam mengangkut oksigen dari paru-paru
dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.Seorang pasien dikatakan aneia apabila
konsentrasi hemoglobin (Hb) pada laki-laki kurang dari 13,5 G/DL dan Hematokrit
kurang dari 41 %,pada peremmpuan konsetrasi hemoglobin kurang dari 11,5 G/DL atau
Hematokrit kurang dari 30 %.
Anemia (Bahasa Yunani) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (protein pembawa oksigen )dalam sel darah merah berada dibawah
normal.Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya keseluruh bagian tubuh.
Anemia adalah kumpulan gejalayang ditandai dengan kulit dan membran mukosa pucat
dan pada tes laboratorium didapatkan hitung Hemoglobin (Hb),Hematokrit (Hm) dan
erotrosit kurang dari normal.Rendahnya kadar hemoglobin itu mempengaruhi
kemampuan darah mengantarkan oksien yang dibutuhkan untuk metabolisme tubuh yang
optima.
Anemia menyebabkan berkurang nya sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel
darah merah ,sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang
diperlukan tubuh,keadaan ini sering menyebabkan energi dalam tubuh menjadi menurun
sehingga terjadi 5L atau lemah,lesu, lemas,lunglai,dan letih.Dalam hal ini orang yang
terkena anemia adalah orang yang menderita zat besi.seseorang yang mnderita anemia
akan sering mengalami keadaan pusing yang sedang hingga berta dikarenakan
meningkatnya penghancuran sel darah merah reaksi autoimun terhadap sel darah merah :
Hemoglobinuria noktumal paroksimal,sferesitosis heriditer , Elliptositosis
herediter,seseorang yang mengalami anemia disebakan kerena pasokan yang tidak
mencukupi kebutuhan ini ,bervariasi.
2. Tujuan Penulisan
1.Tujuan Umum
2.Tujuan Khusus
Memahami hal-hal yang berkaitan dengan anemia yaitu :
a. Definisi
b. Klasifikasi
c. Macam- macam
d. Etiologi
e. Patofisiologi
f. Tanda dan gejala
g. Penatalaksanaan/penanganan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb) atau
sel darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah merah dalam
membawa oksigen (Badan POM, 2011)
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb)
dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Jika kadar hemoglobin kurang
dari 14 g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria tersebut dikatakan Anemia.
Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan
eritrosit kurang dari 37%, maka wanita itu dikatakan Anemia. Anemia bukan merupakan
penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau akibat gangguan
fungsi tubuh. Secara fisiologis Anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin
untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin
turun dibawah normal.(Wong, 2003). Anemiaadalah istilah yang menunjukan rendahnya
hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer,
2002 : 935).Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 :
256).
Dengan demikian Anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit,
melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan
perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama,
pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.
B. KLASIFIKASI ANEMIA
↓
Penurunan jumlah sel eritropoitin (sel induk) di sumsum tulang
Kelainan sel induk (gangguan pembelahan, replikasi, deferensiasi)
Hambatan humoral/seluler
↓
Gangguan sel induk di sumsum tulang
↓
Jumlah sel darah merah yang dihasilkan tak memadai
↓
Pansitopenia
↓
Anemia aplastik
Gejala-gejala:
Gejala Anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna, perdarahan
saluran kemih, perdarahan susunan saraf pusat.
Morfologis: Anemia normositik normokromik
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi eritopoitin
3. Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan Anemiajenis normositik
normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna yang normal). Kelainan ini meliputi
artristis rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai keganasan
4. Anemia defisiensi besi
Penyebab:
Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises oesophagus, hemoroid,
dll.)
↓
gangguan eritropoesis
↓
Absorbsi besi dari usus kurang
↓
sel darah merah sedikit (jumlah kurang)
sel darah merah miskin hemoglobin
↓
Anemia defisiensi besi
Gejala-gejalanya:
Atropi papilla lidah
Lidah pucat, merah, meradang
Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
Morfologi: Anemia mikrositik hipokromik
5. Anemia megaloblastik
Penyebab:
Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor
Infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita,
makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.
↓
Sintesis DNA terganggu
↓
Gangguan maturasi inti sel darah merah
↓
Megaloblas (eritroblas yang besar)
↓
Eritrosit immatur dan hipofungsi
↓
Mutasi sel eritrosit/perubahan pada sel eritrosit
↓
Antigesn pada eritrosit berubah
↓
Dianggap benda asing oleh tubuh
↓
sel darah merah dihancurkan oleh limposit
↓
Anemia hemolisis
C.ETIOLOGI:
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat,
vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan
terkena Anemia karena kekurangan zat besi bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak
memiliki cukup persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena Anemia karena janin menyerap zat besi
dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran
pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan Anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung
(aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan
zat besi dan vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat
menyebabkan Anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada
kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat
menyebabkan Anemia karena mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
8. Pada anak-anak, Anemia dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria, atau
disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.
D.PATOFISIOLOGI
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah
bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah
(hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1
mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus
ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Anemia
↓
viskositas darah menurun
↓
resistensi aliran darah perifer
↓
penurunan transport O2 ke jaringan
↓
hipoksia, pucat, lemah
↓
beban jantung meningkat
↓
kerja jantung meningkat
↓
payah jantung
E. TANDA DAN GEJALA
1. Lemah, letih, lesu dan lelah
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan menjadi pucat.Pucat
oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi
4. Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina (sakit dada)
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2berkurang)
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan berkurangnya oksigenasi
pada SSP
7. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau diare)
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan Anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang:
1. Anemia aplastik:
Transplantasi sumsum tulang
Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit (ATG)
5. Anemia megaloblastik
Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi disebabkan
oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan
injeksi IM.
Untuk mencegah kekambuhan Anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup
pasien yang menderita Anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1
mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.
I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh
(Boedihartono, 1994). Pengkajian pasien dengan Anemia(Doenges, 1999) meliputi :
1. Aktivitas / istirahat
Keletihan, kelemahan, malaise umum.Kehilangan produkifitas, penurunan semangat untuk
bekerja Toleransi terhadap latihan rendah.Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak
2. Sirkulasi
Riwayat kehilangan darah kronis, Riwayat endokarditis infektif kronis, palpitasi
3. Integritas ego
Keyakinan agama atau budaya mempengaruhi pemilihan pengobatan, misalnya penolakan
transfusi darah
4. Eliminasi
Gagal ginjal, Hematemesi, Diare atau konstipasi
5. Makanan/cairan
Nafsu makan menurun, mual/muntah, berat badan menurun.
6. Nyeri/ kenyamanan
Lokasi nyeri terutama didaerah abdomen dan kepala
7. Pernapasan
Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas
8. Seksualitas
Perubahan menstruasi misalnya menoragia, amenore . Menurunnya fungsi seksual
9. Observasi adanya manifestasi Anemia
a. Manifestasi umum
Kelemahan otot
Mudah lelah
Kulit pucat
Nutrition Monitoring
-BB pasien dalam
batas normal
-Monitor adanya
penurunan berat badan
-Monitor tipe dan
jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan
-Monitor interaksi
anak atau orangtua selama
makan
-Monitor lingkungan
selama makan
- Jadwalkan
pengobatan dan tindakan
tidak selama jam makan
-Monitor kulit kering
dan perubahan pigmentasi
-Monitor turgor kulit
-Monitor kekeringan,
rambut kusam, dan mudah
patah
-Monitor mual dan
muntah
-Monitor kadar
albumin, total protein, Hb,
dan kadar Ht
-Monitor makanan
kesukaan
-Monitor pertumbuhan
dan perkembangan
-Monitor pucat,
kemerahan, dan kekeringan
jaringan konjungtiva
-Monitor kalori dan
intake nuntrisi
-Catat adanya edema,
hiperemik, hipertonik
papila lidah dan cavitas
oral.
-Catat jika lidah
berwarna magenta, scarlet
Infection Protection
(proteksi terhadap
infeksi)
Monitor tanda dan
gejala infeksi sistemik dan
lokal
Monitor hitung
granulosit, WBC
Monitor kerentanan
terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Saring pengunjung
terhadap penyakit menular
Pertahankan teknik
isolasi k/p
Berikan perawatan
kulit pada area epidema
Inspeksi kulit dan
membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase
Ispeksi kondisi luka /
insisi bedah
Dorong masukkan
nutrisi yang cukup
Dorong masukan
cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien
untuk minum antibiotik
sesuai resep
Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan gejala
infeksi
Ajarkan cara
menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan
infeksi
Laporkan kultur positif
BAB III
PENUTUP
1.KESIMPULAN
Anemia adalah turungnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah,anemia dapat
diketahui dengan adanya pemeriksaan darah lengkaplaboratorium .pemeriksaan darah lengkap
adalah pemeriksaan yang dilakukan pada darah manusia dengan menghitung seluruh komponen
pembentuk darah banyakcara penanganan yang dilakukan untuk mengatasi penyakit ini salah
satunya adalah pemberian fe,dan lain-lain.
2.SARAN
Karena kesehatan adalah nikmat yang paling berharga yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha
Esa ,maka dari itu kesehatan perlu dipelihara dan dipertahankan .Sebelum mengobati lebih baik
mencegah maka dari iu kesehatan perlu dipelihara dan dipertahankan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta: EGC
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper
Saddle River
Marlyn E. Doenges, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta: EGC
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New
Jersey: Upper Saddle River
Patrick Davay, 2002, At A Glance Medicine, Jakarta: EMS
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. edisi 7. EGC : Jakarta.