Anda di halaman 1dari 17

HEMODIALISA

(CUCI DARAH)
KELOMPOK 5

ARIF MUNANDA
AYI SAPUTRA
GIORGINA NYAK BULEN
CUT NUZUL SAFURA
HALAFI SRI SHALIHA
NADIA RAHMANI

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
PENGERTIAN
Hemodialisa berasal dari kata hemo yang berarti darah, dan dialisi yang berarti
pemisahan atau filtrasi.

Hemodialisa adalah suatu metode terapi dialisis yang digunakan untuk


mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika secara akut
ataupun secara progresif, ginjal tidak mampu melaksanakan proses tersebut. Terapi
ini dilakukan dengan menggunakan sebuah mesin yang dilengkapi membran
penyaring semipermeabel (ginjal buatan).

Hemodialisa dapat dilakukan pada saat toksin atau zat racun harus segera
dikeluarkan untuk mencegah kerusakan permanen atau menyebabkan kematian.
TUJUAN
HEMODIALISA

Menurut Havens dan Terra (2005) tujuan dari pengobatan hemodialisa antara lain :
1. Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa
metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang
lain.
2. Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya
dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat.
3. Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal.
4. Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain.
 
GAGAL GINJAL
Gagal ginjal biasanya akan lebih jelas jika penurunan fungsi ginjal sudah memasuki tahap lanjut atau stadium
akhir . Berikut ini adalah gejala yang bisa muncul ketika fungsi ginjal sudah turun cukup signifikan:
• Tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan
• Hilang nafsu makan
• Gangguan tidur atau insomnia
• Sering merasa lelah
• Buang air kecil lebih sering, terutama di malam hari
• Terdapat darah atau busa dalam urine
• Kulit kering dan gatal yang berkepanjangan
• Sering mengalami kram otot
• Mual dan muntah
• Buang air kecil semakin sedikit (tanda sudah memasuki gagal ginjal tahap akhir)
• Pembengkakan pada kaki atau pergelangan kaki yang dapat memburuk, bahkan hingga tangan, wajah, atau
seluruh tubuh
• Berat badan meningkat akibat penumpukan cairan
• Nyeri dada, terutama jika ada penumpukan cairan di jaringan jantung
• Sesak napas, jika ada penumpukan cairan di paru-paru
PENYEBAB GAGAL GINJAL
Penyakit penyebab gagal ginjal kronis meliputi:
• Diabetes, karena kadar gula dalam darah yang terlalu tinggi dapat merusak penyaring dalam ginjal
• Hipertensi, karena kondisi ini seiring waktu akan menambah tekanan pada pembuluh darah kecil di ginjal
dan menghambat ginjal untuk bekerja secara normal.
• Glomerulonefritis  atau peradangan pada glomerulus ginjal
• Nefritis intersititial, yaitu peradangan pada tubulus ginjal dan jaringan sekitarnya.
• Infeksi ginjal berulang yang akhirnya merusak jaringan ginjal
• Penyakit ginjal polikistik, yaitu pertumbuhan kista dalam jumlah yang banyak pada ginjal
• Gangguan saluran urine yang berkepanjangan, contohnya karena batu ginjal, pembesaran prostat, kanker
serviks, atau kelainan bentuk saluran kemih sejak lahir
• Gagal ginjal akut yang tidak sembuh
• Penggunaan obat-obatan yang berpotensi merusak ginjal, seperti lithium dan obat antiinflamasi nonsteroid
(OAINS), dalam jangka panjang
• Penyakit pembuluh darah ginjal, seperti penyempitan pembuluh arteri ginjal (stenosis arteri ginjal) atau
gumpalan darah di pembuluh vena ginjal (trombosis vena ginjal).
• Penyakit asam urat
INDIKASI HEMODIALISA

Gagal ginjal kronis disebabkan oleh kerusakan jaringan ginjal yang dipicu oleh penyakit
jangka panjang. Beberapa penyakit yang bisa menjadi penyebab gagal ginjal adalah diabetes,
tekanan darah tinggi, dan penyakit asam uratgagal

gagal ginjal akut dapat terjadi tiba-tiba, Penyebab gagal ginjal akut sangat beragam, mulai
dari gangguan aliran darah ke ginjal (prerenal), kerusakan pada ginjal itu sendiri, atau
sumbatan pada aliran urine (postrenal).
FREKUENSI HEMODIALISA

Biasanya menjalani dialisa sebanyak 3 kali/minggu. Dengan waktu 4 jam persesi


Program dialisa dikatakan berhasil jika :
• Penderita kembali menjalani hidup normal.
• Penderita kembali menjalani diet yang normal.
• Jumlah sel darah merah dapat ditoleransi.
• Tekanan darah normal.
• Tidak terdapat kerusakan saraf yang progresif
Dialisa bisa digunakan sebagai pengobatan jangka panjang untuk gagal ginjal
kronis atau sebagai pengobatan sementara sebelum penderita menjalani
pencangkokan ginjal. Pada gagal ginjal akut, dialisa dilakukan hanya selama
beberapa hari atau beberapa minggu, sampai fungsi ginjal kembali normal.
AKSES HEMODILIS

Ada 3 akses pada pasien HD untuk melakukan proses cuci darah


1. Fistula arteriovenosa (cimino)Fistula arteriovenous (AV fistula) atau cimino adalah
jalan masuk yang dibuat oleh ahli bedah vaskular, dari arteri ke vena. Arteri bertugas
membawa darah dari jantung ke tubuh, sedangkan vena mengedarkan darah dari tubuh
kembali ke jantung. biasanya akses di buat di bagian lengan atas dan bawa pada
penderita gagal ginjal
2. Graft arteriovenous (AV graft) adalah tabung plastik melingkar yang bertugas
menghubungkan arteri ke vena
3. Kateter vena sentral. Merpakan pipa yang di masukkan dedalam pembuluh dasar di
leher, dada, atau kaki dekat pangkal paha. Akses ini hanya di lakukan untuk
hemodialisa jangka pendek
Graft
arteriovenous
(AV graft)

Fistula
arteriovenosa
(cimino)

Kateter vena
sentral
PROSEDUR HEMODIALIS

• Proses hemodialisis biasanya dilakukan menggunakan mesin dialisis dan alat penyaring
khusus yang disebut ginjal buatan (dialyzer).
• Agar darah dapat mengalir ke ginjal buatan, dokter akan melakukan pembedahan untuk
membuat jalur masuk (akses vaskular) ke pembuluh darah
• Metode hemodialisis dapat dilakukan dengan memasukkan dua buah jarum ke dalam
pembuluh darah di lengan. Kedua jarum tersebut menempel pada selang plastik fleksibel
yang tersambung ke filter pembersih darah atau dialyzer. Secara perlahan, darah
kemudian dipompa melalui salah satu selang dari tubuh ke dalam dialyzer untuk disaring.
Darah yang disaring pun lalu dipompa kembali ke dalam tubuh melalui selang yang lain.
• Mesin hd adalah perpaduan antara komputer dan pompa yang berfungsi untk
mengumpulkan racun racun dari darah ,mengatur dan memonitor aliran darah, tekanan
darah, dan memberikan informasi jumlah cairan yang di keluarkan dan informasi tanda
vital lainnya
KOMPLIKASI HEMODIALISA

Menurut Tisher dan Wilcox (2003) serta Havens dan Terra (2005) selama tindakan hemodialisa sering sekali
ditemukan komplikasi yang terjadi, antara lain :
• Kram otot
Kram otot pada umumnya terjadi pada separuh waktu berjalannya hemodialisa sampai mendekati waktu
berakhirnya hemodialisa. Kram otot seringkali terjadi pada ultrafiltrasi (penarikan cairan) yang cepat dengan
volume yang tinggi.
• Hipotensi
Terjadinya hipotensi dimungkinkan karena pemakaian dialisat asetat, rendahnya dialisat natrium, penyakit
jantung aterosklerotik, neuropati otonomik, dan kelebihan tambahan berat cairan.
• Aritmia
Hipoksia, hipotensi, penghentian obat antiaritmia selama dialisa, penurunan kalsium, magnesium, kalium, dan
bikarbonat serum yang cepat berpengaruh terhadap aritmia pada pasien hemodialisa.
• Stroke
Menurut penelitian dari jurnal Blood Purification, pasien gagal ginjal stadium akhir yang menjalani dialisis
berisiko mengalami stroke 8-10 lebih besar dibandingkan lainnya. Bahkan, prevalensi perdarahan stroke (stroke
hemoragik) juga lebih tinggi dibandingkan dengan populasi umum.
• Sindrom ketidakseimbangan dialisa
Sindrom ketidakseimbangan dialisa dipercaya secara primer dapat diakibatkan dari osmol-osmol lain dari otak
dan bersihan urea yang kurang cepat dibandingkan dari darah, yang mengakibatkan suatu gradien osmotik
diantara kompartemen-kompartemen ini.
• Hipoksemia
Hipoksemia selama hemodialisa merupakan hal penting yang perlu dimonitor pada pasien yang mengalami
gangguan fungsi kardiopulmonar.
• Perdarahan
Uremia menyebabkan ganguan fungsi trombosit. Fungsi trombosit dapat dinilai dengan mengukur waktu
perdarahan. Penggunaan heparin selama hemodialisa juga merupakan factor risiko terjadinya perdarahan.
• Ganguan pencernaan
yang sering terjadi adalah mual dan muntah yang disebabkan karena hipoglikemia. Gangguan pencernaan
sering disertai dengan sakit kepala. Infeksi atau peradangan bisa terjadi pada akses vaskuler.
• Pembekuan darah
Pembekuan darah bisa disebabkan karena dosis pemberian heparin yang tidak sesuai ataupun kecepatan putaran
darah yang lambat.
PENCEGAHAN PADA GAGAL GINJAL

dengan menjaga kadar gula darah tetap normal


tidak mengomsumsi minuman bersoda berwarna dan minuman beralkohol
mengontrol tekanan darah
mengkonsumsi makanan sehat dan menjaga berat badan tetap normal.
Selain itu juga bisa mengkonsumsi air minum yang sehat dengan jumlah cukup, jangan
merokok, tidak sembarang memakan obat dan memeriksa fungsi ginjal secara rutin jika ada
faktor risiko

Kurangi aktivitas dan pekerjaan berat.


Jaga kebersihan akses vaskular dengan sabun dan air hangat.
Ikuti anjuran diet gagal ginjal  dari ahli gizi dan dokter.
Minum obat dan vitamin sesuai instruksi dokter.
Lakukan konsultasi rutin dengan dokter.
YANG HARUS DI HINDARI OLEH PENDERITA
HEMODIALISA

Makanan yang Perlu Dibatasi Saat Menjalani Hemodialisis


1. Cairan Pembatasan asupan cairan ini adalah agar tubuh tidak mengalami kelebihan
cairan, akibat penurunan fungsi ginjal untuk menyaring cairan.

2. Fosfor Selama menjalani prosedur hemodialisis, Anda disarankan untuk membatasi


konsumsi makanan yang mengandung fosfor. Hal ini untuk mencegah terjadinya kram
otot dan tekanan darah rendah. Selain itu, terlalu banyak mengonsumsi fosfor juga
dapat melemahkan tulang dan membuat kulit menjadi gatal. Oleh karena itu, hindari
mengonsumsi makanan yang tinggi fosfor, seperti susu, keju, kacang kering, kacang
polong, soda, dan selai kacang.
3. Kalium (potasium)Makan terlalu banyak kalium ketika ginjal sedang sakit dapat
membahayakan jantung Anda dan bahkan menyebabkan kematian. Mengonsumsi kalium
terlalu banyak dapat memengaruhi detak jantung. kandungan kalium tinggi, seperti jeruk,
pisang, tomat, kurma, dan kentang.

4. Garam yang harus dibatasi selama menjalani hemodialisis adalah garam (sodium).
Membatasi konsumsi garam dapat membantu Anda mengontrol tekanan darah dan
mengurangi risiko kenaikan berat badan yang berlebih akibat penumpukan cairan. Hindarilah
makanan-makanan yang tinggi sodium atau natrium, misalnya mie instan, makanan kaleng,
dan kerupuk.Anda dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung protein,
seperti daging ikan, daging ayam, dan telur. Gunanya untuk mengganti asupan protein yang
terbuang ketika proses cuci darah berlangsung. Selain itu, makanan berprotein menghasilkan
lebih sedikit limbah ketika hemodialisis
THANK YOU
Insert the Sub Title of Your Presentation

Anda mungkin juga menyukai