Anda di halaman 1dari 58

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN DIAGNOSA

MEDIS ANEMIA

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Keperawatan anak
Dosen Pembimbing Meilestari Ika W ,S.kep.,Ns.,M.kes

Disusun oleh:

Kelompok 3

Nur Faizah(18021)

Sitti Fatima(180)

Budi Chandra Wijaya(180)

Linda Kurniawati(180)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAZHATUT THULLAB

SAMPANG

PRODI S1 KEPERAWATAN

2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karna berkat rahmat,

ridho dan hidayah dari-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

"Asuhan keperawatan" dengan baik tanpa halangan apapun. Terima kasih

juga kami ucapkan kepada dosen MeiLestari Ika W, S.Kep., Ns., M.Kes

karena telah mengarahkan kami pada hal-hal yang positif dan juga kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Makalah ini memuat tentang “Asuhan Keperawatan Pada Anak dengan

diagnosa Medis Anemia “.

Kami berharap agar makalah yang Kami buat ini dapat dipahami dan

selanjutnya dapat membawa banyak manfaat dalam menambah pengetahuan

pembaca mengenai Asuhan Keperawatan Anemia Kami sadar bahwa makalah

ini belum sempurna sepenuhnya, karena itu kami memohon maaf kepada

pembaca dan juga mengharapkan kritik maupun saran guna perbaikan dimasa

yang akan datang.

Sampang 01 Maret 2020

penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2

1.3 Tujuan........................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI.....................................................................................3

2.1. Definisi.............................................................................................................3

2.2. Etiologi................................ ...........................................................................6

2.3. Tanda/Gejala...................................................................................................12

2.4. patofisiologi....................................................................................................16

2.5.Penatalaksanaan...............................................................................................21

2.6. Pemeriksaan Penunjang..................................................................................26

3BAB III TEORI ASUHAN KEPERAWATAN.....................................................29

3.1 Pengkajian......................................................................................................29

3.2 Diagnosa.........................................................................................................32

3.3.Intervensi........................................................................................................34

3.4.Implementasi..................................................................................................36

iii
3.5.Evaluasi..........................................................................................................40

BAB IV KASUS ASUHAN KEPERAWATAN........................................................42

4.1.Pengkajian......................................................................................................4
5

4.2.Diagnosa........................................................................................................47

4.3.Intrvensi..........................................................................................................49

4.4.Implementasi..................................................................................................51

4.5.Evaluasi..........................................................................................................54

BAB V
PENUTUP................................................................................................56

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................59

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita


masyarakat, baik anak-anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua.
Penyebabnya sangat beragam, dari yang karena perdarahan, kekurangan zat
besi, asam folat, vitamin B12, sampai kelainan hemolitik. Anemia dapat
diketahui dengan pemeriksaan fisik maupun dengan pemeriksaan
laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan secara
laboratorik didapatkan penurunan kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari
harga normal.
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan
sumsum dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor
atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat
hilang melalui perdarahan atau hemplisis (destruksi), hat ini dapat akibat defek
sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah yang
menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik
atau dalam system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil
samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Seliap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan
peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal <_ I mg/dl, kadar diatas 1,5
mg/dl mengakibatkan ikterik pads sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi,
(pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma
(hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas
haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk
mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan
kedalam urin (hemoglobinuria).

1
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak
mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:
1. Hitung retikulosit dalam sirkulasi darah
2. Derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara
pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi dan ada tidaknya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.

1.2. Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan
anemia

1.2.2 Tujuan Khusus


1. Mahasiswa mengetahui definisi anemia
2. Mahasiswa mengetahui etiologi anemia
3. Mahasiswa mengetahui patofisiologi anemia
4. Mahasiswa mengetahui klasifikasi anemia
5. Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan medis anemia
6. Mahasiswa mengetahui komplikasi anemia
7. Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan anemia

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Anemia adalah sindroma klinis yang ditandai oleh adanya
penurunan hematokrit, hemoglobin dan jumlah eritrosit dalam darah.
Harga Normal Kadar Hemoglobin
Umbilikus :17,0 + 3,0 g/dl
5-10 tahun : 11,0 + 1,5 g/dl
Dewasa :
Pria : 13,6 – 17,5 g/dl
Wanita : 11,5 – 15,5 g/dl
Kadar hemoglobin kurang dari batas minimal dikatakan anemia
sedangkan yang melebihi batas maksimal dikatakan polisitemia.

2.2 Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk sintesis eritrosit yaitu besi, vitamin B12 dan asam
folat.Anemia juga dapat diakibatkan dari beragam kondisi seperti perdarahan,
kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.
1.         Perdarahan hebat
2.         Akut (mendadak)
3.         Kecelakaan
4.         Pembedahan
5.         Persalinan
6.         Pecah pembuluh darah
7.         Penyakit Kronik (menahun)
8.         Perdarahan hidung
9.         Wasir (hemoroid)
10.     Ulkus peptikum
11.     Kanker atau polip disaluran pencernaan
12.     Tumor ginjal atau kandung kemih

3
13.     Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14.     Berkurangnya pembentukan sel darah merah
15.     Kekurangan zat besi
16.     Kekurangan vitamin B12
17.     Kekurangan asam folat
18.     Kekurangan vitamin C
19.     Penyakit kronik
20.     Meningkatnya penghancuran sel darah merah
21.     Pembesaran limpa
22.     Kerusakan mekanik pada sel darah merah
23.     Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
24.     Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
25.     Sferositosis herediter dan elliptositosis herediter
26.     Kekurangan G6PD
27.     Penyakit sel sabit
28.     Penyakit hemoglobin C dan penyakit hemoglobin E

2.3 Gejala/Tanda
Perlu dipertanyakan bawasannya anemia bukanlah merupakan
penyakit tertentu dalam arti “disease entity” akan tetapi hanyalah
merupakan sindoma klinik yang ditimbulkan akibat sesuatu proses patologis
klinik yang ditimbulkan akibat sesuatu proses patologis dalam tubuh yang
merupakan “underlying disease” (penyakit dasar). Jadi dalam menerangkan
gejala-gejala anemia tentunya tidak lepas dari gejala-gejala dasarnya. Dasar
fisiologis dari timbulnya gejala-gejala dari anemia adalah sebagai berikut :
salah satu fungsi eritrosit adalah sebagai alat transport oksigen, dengan
adanya hemoglobin didalamnya. Apabila eritrosit kurang berarti kadar
hemoglobin pun berkurang dan akhirnya timbullah anoksia dari jaringan
target organ.

4
Gejala-gejala yang timbul adalah akibat dari anoksia jaringan

tersebut atau reaksi kompensasi dari target organ terhadap anoksia. Pada

umumnya gejala dari anemia akan timbul apabila kadar hemoglobin lebih

kecil atau sama

dengan 7,0 g/dl. Organ demi organ gejala-gejala dari anemia adalah sebagai
berikut:

1. Gejala dari sistem kardiorespirasi


Gejala yang paling menonjol dari penderita anemia adalah berasal dari
organ ini.Dengan adanya anoksia maka timbullah kompensasi dari
jantung guna memenuhi kebutuhan oksigen tersebut dan terjadilah
palpitasi, thaki kardia, serta denyutan prekardial yang pada dasarnya
adalah manifestasi dari denyut jantung yang bertambah cepat. Berat
ringannya manifestasi anemia dari organ ini tergantung dari hal-hal
sebagai berikut :
a. Derajat dari anemianya Gejala baru timbul apabila kadar Hb
kurang dari 7,0 g/dl. Makin berat anemianya gejala makin
bertambah berat pula.
b. Cepatnya timbul anemia makin cepat makin berat pula gejala dari
organ ini. Hal ini dapat diterangkan oleh karena pada anemia yang
timbulnya sangat cepat, tubuh/organ tidak sempat beradaptasi.
Sedangkan pada anemia yang kronis tombul adaptasi dari organ-
organ Nampak lebih ringan.
c. Ada dan tidaknya penyakit jantung sebelumnya, pada orang normal
respon yang terjadi akibat anemia adalah cepat lelah atau sesak
napas pada waktu bekerja. Akibat aliran darah yang cepat pada
anemia bisa timbul sistolik murmur pada semua ostia dari jantung.
Bila pada penderita tersebut terdapat penyakit jantung maka gejala-
gejala akan nampak lebih berat dan tidak jarang terjadi kegagalan
faal jantung akibat anemia yang dikenal dengan “anemia heart
failure”

5
2. Gejala dari sitem saraf
Akibat dari anoksia pad organ ini dapat timbul sakit kepala, pusing-
pusing, badan terasa ringan, perasaan dingin, telingan berdenging, mata
berkunang-kunang, kelemahan otot, lekas capai dan iritabel.
3. Gejala dari sistem saluran pencernaan makanan
Akibat anoksia dapat timbul tidak suka makan, muntah-muntah,
flatulensi, perasaan tidak enak pada perut bagian atas, obstipasi, dan
diare.
4. Gejala dari sitem urogenital
Akibat anoksia dapat timbul gangguan haid, kadang-kadang
hipermenorrhoe dan libido berkurang
5. Pada jaringan epitel
Akibat anoksia Nampak pucat dan mudah dilihat pada kelopak mata,
mulut dan kuku, elastisitas kulit berkurang, rambut tipis

2.4 Patofisiologis
Anemia timbul apabila pemecahan atau pengeluaran eritrosit lebih
besar daripada pembentukan atau pembentukannya sendiri yang menurun.
Oleh karena anemia dapat terjadi melalui mekanisme sebagai berikut :
1. Pendarahan ( pengeluaran eritrosit yang berlebih)
2. Pemecahan eritrosit yang berlebihan ( hemolisis)
3. Pembentukan eritrosit yang berkurang

Pendarahan
Pada penderita yang mengalami pendarahan baik yang akut
ataupun yang kronis walaupun pembentukan eritrosit dalam batas
normal, namun oleh karena pengeluaran eritrosit berlebihan, maka
jumlah eritrosit yang beredar dalam sirkulasipun menjadi berkurang, dan
terjadilah anemia.

Pencegahan Eritrosit yang berlebihan

6
Anemia dalam golongan ini lebih dikenal sebagai anemia
hemolitik. Berbagai macam keadaan yang dapat menjadi penyebab dari
anemia hemolitik adalah sebagai berikut :
A. Eritrosit yang berasal dari luar eritrosit (esktrakorpuskuler) :
1. Reaksi antigen-antibodi
2. Obat-obatan dan bahan kimia
3. Rudapaksa pada eritrosit
4. Pemecahan oleh limpa yang berlebihan (hipersplenisme)
5. Keracunan logam
B. Faktor yang berasal dari dalm eritrosit sendiri (intrakorpuskuler),
keadaan ini bisa terjadi pada :
1. Herediter (bawaan), misalnya kelainan bawaan dari membrane
eritrosit, kekurangan enzim pembentukan eritrosit dan
sebagainya

Pembentukan Eritrosit yang berlebihan


Apabila oleh karena sesuatu sebab pembentukan eritrosit yang
berkurang, maka jumlah eritrosit yang berada dalam sirkulasi darah pun
berkurang dan timbul anemia.
Anemia dalam golongan ini dapat terjadi akibat beberapa keadaan
sebagai berikut:
1. Kekurangan bahan baku yang diperlukan untuk pembentukan
eritrosit yaitu misalnya kekurangan zat besi, vitamin B12, asam
folat, protein dan vitamin C.
2. Kekurangan eritroblas (eritrosit yang paling muda)
3. Inflitrasi sel-sel ganas kedalam sumsum tulang yang mendesak
sistem eritroid, misalnya yang terjadi pada penderita leukemia,
multripel myeloma, limfoma maligna, mielofibbosis myeloid
metaplasma dan sebagainya
4. Anemia jenis sideroblastik (kelainan bawaan yang menyangkut sel
eritrosit)

7
5. Beberapa penyakit yang berasal dari kelejar buntu misalnya :
penyakit gondok, enyakit anak ginjal serta penyakit kelenjar
pituitaria
6. Penyakit ginjal yang kronis
7. Penyakit hati
8. Penyakit kronis yang lain baik yang infeksi maupun yang non infeksi

2.5 Penatalaksanaan
Tindakan umum :
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti
darah yang hilang.
1. Transpalasi sel darah merah.
. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan
oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

2.6 Pemeriksaan Penunjang


Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
1. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl )
2. Kadar Ht menurun ( normal 37% – 41%)
3. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada
anemia aplastik)

8
BAB III
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah kegiatan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber
untuk mengevaluasi & mengidentifikasi status kesehatan klien.
Pengkajian ada 2 hal yaitu :
a. Pengkajian Dasar
Pengkajian dasar adalah kumpulan data yang berisikan status kesehatan
klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan keperawatannya
terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultan dari medis atau profesi
kesehatan lainnya
b. Pengkajian Fokus
Pengkajian fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon
klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang
mencakup tindakan yang dilaksanakan kepada klien.

3.1.1 Pengumpulan Data


Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien
yang dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah
serta kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses
keperawatan. Dari informasi yang terkumpul didapatkan data dasar
tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar
tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, serta
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah klien.
Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk rumah sakit (initial
assissment), selama klien dirawat secara terus-menerus (ongoing
assessment), serta pengkajian ulang untuk menambah atau melengkapi
data (re-assessment).

9
Kerateristik Data :

1. Lengkap
Seluruh data diperlukan untuk mengidentifikasi masalah
keperawatan klien. Data yang terkumpul harus lengkap guna
membantu mengatasi masalah klien yang adekuat. Misalnya klien
tidak mau makan, kaji secara mendalamn kenapa klien tidak mau
makan (tidak cocok makanannya, kondisi fisiknya menolak untuk
makan/patologis).
2. Akurat dan nyata
Untuk menhindari masalah kesalahan, maka perawat harus
berfikir secara akurat dan nyata untuk membuktikan benat tidaknya
apa yang telah di dengar, dilihat, diamati dan di ukur melalui
pemeriksaanada tidaknya validasi terhadap semua data yang
sekiranya meragukan. Perawat tidak boleh langsung membuat
kesimpulan tentang suatu kondisi klien. Misalnya : klien tidak mau
makan kerena depresi berat. Diperlukan penyelidikan lanjutan untuk
menerapkan kondisi klien. Dokumentasikan apa adanyasesuai yang
ditemukan pada saatpengkajian.
3. Relevan
Pencatatan dat komprehensif biasanya memerlukan banyak sekali
data yang harus dikumpulkan, sehingga menyita waktu perawat
untuk mengidentifikasi.
4. Informasi yang diperlukan
Segala sesuatu tentang klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial dan
spiritual. Kemampuan dalam mengayasi masalah dalam kehidupan
sehari-hari. Masalah kesehatan dan keperawatan yang menggangu
kemampuan klien.

Jenis Data :
1. Data Objektif

10
Merupakan data yang diperoleh memulai suatu pengukuran dan
pemeriksaan dengan menggunakan standart yang berlaku. Seperti
warna kulit, tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, dll. Data-data
tersebut melalui senses : sight, smell, hearing, touch dan taste.

2. Data Subjektif
Merupakan data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang
disampaikan oleh klien. Misalnya rasa nyeri, pusing, mual,
ketakutan, kecemasan dll.
Secar umum sumber data yang dapat digunakan dalam pengumpulan
data adalah :
- Klien sendiri sebagai sumber data utama (primer)
- Orang terdekat
- Catatan klien
- Riwayat penyakit (pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan)
- Konsultasi
- Hasil pemeriksaan diagnostic
- Catatan medis dan anggota kesehatan lainnya
- Kepustakaan

Cara Pengumpulan Data :


1. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab yang berkaitan dengan masalah yang
dihadapi oleh klien (anamnesa). Tujuan dari wawancara untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan serta untuk menjalin
hubungan antara perawat dan klien. Semua interaksi perawat dengan
klien adalah berdasarkan komunikasi.
Tahapan wawancara :
a. Persiapan
Sebelum melakukan wawancara dengan klien, perawat harus
melakukan persiapan dengan membaca status klien.
b. Perkenalan

11
Perawat mengawali dengan memperkenalkan diri seperti nama,
status, tujuan wawancara. Perawat harus memberikan informasi
kepada klien mengenai data yang terkumpul.
c. Kerja

d. Terminasi
Perawat mempersiapkan untuk penutupan kesimpulan.

2. Observasi
Observasi adalah untuk mengamati perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatn klien.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk
menentukan masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat
dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah :
a. Inspeksi
Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh
yang diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti : mata
kuning (icterik), terdapat struma di leher, kulit kebiruan
(sianosis)
b. Palpasi
Pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap
bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya ada
tumor, oedema, krepitasi (patah/retak tulang)
c. Perkusi
Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian
tubuh menggunakan tangan atau alat bantu seperti reflek
hammer untuk mengetahui reflek seseorang.juga dilakukan
pemeriksaan fisik lain yang berkaitan dengan pemeriksaan fisik.
Misalnya : batas-batas jantung, batas hepar-paru (mengetahui
perkembangan paru)
d. Auskultasi

12
Pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh pendengaran. Biasanya
menggunakan alat yang disebut stetoskope. Hal yang perlu
didengarkan bunyi jantung.

IDENTITAS KLIEN
Nama : ………………… No. Reg : ……
Umur : …..Tahun Tgl. MRS :
Jenis Kelamin : L/P Diagnosis medis :
Suku/Bangsa : ……………………………. Tgl Pengkajian:……
(Jam…)
Agama : …………………………….
Pekerjaan : …………………………….
Pendidikan : …………………………….
Alamat : …………………………….

I. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)


Keluhan utama :
Singkat dan jelas, 2 atau 3 kata yang merupakan keluhan yang
membuat pasien meminta bantuan kesehatan.Jika pengkajian dilakukan
setelah beberapa hari pasien Anemia maka keluhan utama diisi dengan
keluhan yang dirasakan saat pengkajian. Misalnya: keluhan utama pada
pasien dengan anemia : lemah, letih, pusing
1.1. Riwayat Penyakit Sekarang
Provokatif Qualitas Regio Skala Time ( analisis gejala keluhan
utama yang meliputi awitan, waktu, durasi, karakteristik, tingkat keparahan,
lokasi, faktor pencetus, gejala yang berhubungan dengan keluhan utama,
dan faktor yang menurunkan keparahan).

13
Merupakan penjelasan dari permulaan klien merasakan keluhan sampai di
bawa ke pelayanan kesehatan. Jika pengkajian dilakukan beberapa hari
setelah pasien rawat inap, maka riwayat penyakit sekarang ditulis dari
permulaan pasien merasakan keluhan sampai kita melakukan pengkajian.
Upaya yang telah dilakukan :
Upaya pasien yang dilakukan untuk mengatasi masalah sebelum dilakukan
pengkajian.
Terapi/operasi yang pernah dilakukan :
Pengobatan/ operasi yang pernah di dapatkan berhubungan dengan kasus
sekarang sebelum Rawat inap di pelayanan kesehatan.

1.2. Riwayat Kesehatan Terdahulu


Pasien di rawat di rumah sakit dengan diagnose medis yang
pertama anemia asam murat dan pasien tidak mempunyai penyakit kronik
menular
1.3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tanyakan pada pasien apakah sebelumnya ada yang menderita
anemia pada keluarga.

1.4. Riwayat Kesehatan Lingkungan


Lingkungan yang telah terpejan oleh anemia

PEMERIKSAAN FISIK
1.5. Status Pasien :
Suhu : ……°C (SUHU. axial, rectal, oral)
Nadi : …. x/menit ( NADI. teratur, tidak teratur, kuat, lemah)
TD : …../…..mmHg (lengan kiri, lengan kanan, berbaring, duduk)
RR : ….x/menit (regular/ irregular)
TB : … cm BB : …. Kg ( cara menghitung berat badan ideal : TB -100 ( ±
10% dari hasil).

1.6. PEMERIKSAAN PER SISTEM

14
A. Sistem Pernapasan
Karakteristik batuk (batuk produktif dan non produktif, serangan batuk
kuat dan hebat), karakteristik bentuk (dada simetris), Kerateristik frekuensi
(25 x/menit, irama teratur, suara napas ronkhi tidak ada weezing).
Area Dada :
Inspeksi : pola nafas, penggunaan otot Bantu pernafasan, rytme dan
kedalaman inspirasi, pergerakan dada simetris/tidak, waktu
inspirasi ekspirasi (rasio inspirasi : ekspirasi/ normalnya 1:2),
perbedaan kesimetrisan intercosta kiri dan kanan,
kesimetrisan supraklavikula, bentuk dada (barrel chest, pigeon chest,
funnelchest, normal, dada cembung atau cekung), trauma dada,
pembengkakan, penyebaran warna kulit, cikatrik.
Palpasi : nyeri tekan, kelainan pada dinding thorax, bengkak
(konsistensi, suhu, denyutan, dapat di gerakkan / tidak), kulit terasa panas,
krepitasi, vocal fremitus melemah / mengeras kanan dan kiri sama atau
tidak.
Perkusi : pada daerah anterior posterior ( resonansi diatas
seluruh permukaan paru, pekak di intercoste V kanan, intercoste II-V kiri,
tympani di intercoste VI kanan).
Auskultasi : suara nafas trakeal, bronkial, bronkovesikuler, vesikuler
(sesuai dengan lokasi), ronkhi, wheezing, stridor, pleural friction rub,
crakcles.

B. Cardiovaskuler Dan Limfe


Anamnesa : nyeri dada (PQRST), sesak saat istirahat/beraktivitas,
tidur dengan berapabantal, mudah lelah, diaphoresis,
perubahan berat badan, pusing (sesuai dengan etiologi),
tension headache.
Wajah
Inspeksi : sembab, pucat, oedem periorbital, sianosis, pembuluh
darah mata pecah,konjungtiva pucat/tidak.
Leher

15
Inspeksi : bendungan vena jugularis
Palpas : Arteri carotis communis (frekuensi, kekuatan, irama), nilai
JVP untukmelihat fungsi atrium dan ventrikel kanan.
Dada
Inspeksi :Pulsasi dada,ictus cordis,bentuk dada sinistra
cembung/cekung.
Palpasi :letak ictus kordis ( ICS 5, 1 cm medial dari garis
midklavikula sinistraapabila tidak dapat diinspeksi,
pergeseran ke arah lateral menunjukkanpembesaran
Perkusi :batas jantung dengan adanya bunyi redup, apakah terjadi
pelebaranataupengecilan
Auskultasi : bunyi jantung normal ( BJ 1 dan BJ 2) atau ada kelainan
bunyi jantung(gallop, murmur, friction rub, BJ3(fibrasi
pengisian ventrikel), BJ4(tahanan pengisian ventrikel
setelah kontraksi atrium, terdengar antara BJ 1 dan BJ 2)).
Ekstrimitas Atas
Inspeksi : sianosis, clubbing finger, perfusi (merah, pucat
Palpasi : CRT, suhu akral, perfusi (hangat, dingin, kering, basah)

Ekstrimitas Bawah
Inspeksi : Varises, sianosis, clubbing finger, oedem
Palpasi : CRT, pulsasi arteri (iliaka, femoralis, dorsalis pedis),
suhu akral, pitting oedem

C. Persyarafan
Anamnesis : nyeri kepala berputar-putar, nyeri kepala sebelah, hilang
keseimbangan, mual muntah(tergantung etiologi), perubahan berbicara,
tremor, parastesia, anasthesia, parese, paralisis, koordinasi antar anggota
badan, reaksi terhadap suara.

Tingkat kesadaran (Kuantitas) :


GCS (Glasgow Coma Scale), yang dinilai yaitu :

16
- Eye/membuka mata (E) :
4 = dapat membuka mata spontan
3 = membuka mata dengan dipanggil/atas perintah
2 = membuka mata bila dirangsang nyeri
1 = selalu tertutup walaupun dirangsang nyeri
- Motorik (M) :
6 = dapat bergerak sesuai perintah
5 = dapat bereaksi menyingkirkan rangsangan nyeri/reaksi setempat
4 = bereaksi fleksi siku pada rangsangan nyeri/menghindar
3 = dengan rangsangan nyeri dapat bereaksi fleksi pada pergelangan
tangan atau jari atau fleksi spastic pada tungkai atau abduksi lengan
atas/fleksiabnormal
2 = respon ekstensi
1 = tidak bereaksi
- Verbal/bicara (V) :
5 = orientasi baik : orang, tempat, waktu
4 = jawaban kacau
3 = kata-kata tak berarti
2= suara tidak komprehensif
1 = tidak ada suara

Tingkat kesadaran berdasarkan AVPU (Alert Verbal Pain


Unrespon) :
Alert : respon spontan
Verbal : berespon setelah dipanggil
Pain : berespon setelah diberi rangsangan nyeri
Unrespon : tidak berespon dengan rangsangan apapun
(Penilaian berdasarkan respon yang ditunjukkan oleh pasien saat itu)

D. Perkemihan-Eliminasi Urine
Anamnesa

17
Nyeri saat miksi / disuria (PQRST), menggigil /panas tubuh, saat BAK mengejan,
inkontinensia urine (ketidakmampuan seseorang untuk menahan urin yang keluar
dari buli-buli baik disadari maupun tidak disadari), poliuria (banyak kencing >
1500 cc/24 jam), anuria (jumlah urin < 200 ml/24 jam), oliguri (jumlah urin 600
ml/24 jam), skrotum membesar, karakteristik urin

(jumlah, warna, bau), gatal, nafas berbau amoniak/ureum, nokturi (sering


kencing pada malam hari). Urgensi (rasa sangat ingin kencing sehingga
terasa sakit), hesitansi (sulit untuk memulai kencing, sehingga untuk
memulai kencing kadang-kadang harus mengejan), terminal dribbling
( masih didapatkannya tetesan-tetesan urin pada akhir miksi), intermitensi
( terputus-putusnya pancaran urin pada saat miksi), residual urine (masih
terasa ada sisa urine yang belum tuntas setelah miksi), retensi urine
(ketidakmampuan buli-buli untuk mengeluarkan urin yang telah
melampaui batas kapasitas maksimalnya), polakisuri (frekuensi kencing
yang lebih sering dari biasanya), disuria (perasaan nyeri saat kencing),
enuresis/ ngompol ( keluarnya urin secara tidak dasadari pada saat tidur),
chiluria ( urin yang berwarna putih seperti cairan limfe)

Genetalia eksterna :
Laki-Laki :
Penis
Inspeksi :Mikropenis, makropenis, hipospadia, epispedia, stenosis
meatus uretra eksterna, fistel uretrocutan, ulkus, tumor
penis, warna kemerahan,kebersihan, adanya luka atau
trauma
Palpasi : nyeri tekan

Scrotum
Inspeksi :pembesaran, transiluminasi/ penerawangan (untuk
membedakan massa padat dan massa kistus yang terdapat
pada isi scrotum dengan cara penerawangan dilakukan pada

18
tempat yang gelap dan menyinari scrotum dengan cahaya
terang, jika isi scrotum tampak menerawang berarti berisi
cairan dan dikatakan transiluminasi positif atau
deafanoskopi positif), hipoplasi kulit (sering dijumpai pada
kriptorkismus),luka /trauma, tanda infeksi,
kebersihan.
Palpasi : nyeri tekan, penurunan testis

Perempuan :
Genetalia eksterna
Inspeksi :odema, kemerahan, tanda–tanda infeksi, pengeluaran per
vagina (cairan), varises, kondiloma, kebersihan,
bartolinitis, luka/trauma.
Palpasi : benjolan, nyeri tekan.

Kandung kemih:
Inspeksi : adanya massa/ benjolan, jaringan parut bekas irisan atau
operasa di suprasimfisis, pembesaran kandung kemih dan
keteganganya, sistostomi
Palpasi : adanya nyeri tekan, tahanan lunak diatas simpisis pubis,
teraba massa

Ginjal :
Inspeksi : pembesaran daerah pinggang (karena hidronefrosis atau
tumor di daerah retroperitoneum).
Palpasi : dengan cara ( memakai dua tangan, tangan kiri diletakkan
disudut kostevertebra untuk mengangkat ginjal ke atas
sedangkan tangan kanan meraba ginjal dari depan), adanya
nyeri tekan abdomen kuadran I dan II diatas umbilikus,
suhu kulit, massa

19
Perkusi : nyeri ketok (dengan cara memberikan ketokan pada sudut
kostavertebra, yaitu sudut yang dibentuk oleh kosta terakhir
dengan tulang vertebra)

E. Sistem Pencernaan
Anamnesa
Nafsu makan, pola makan klien, porsi makan dan jumlah minum per hari, alergi
terhadap makan, keluhan mual muntah, nyeri tenggorokan, telan, melakukan diet,
disfagia, riwayat penggunaan pencahar. Jika ada keluhan nyeri perut dijelaskan
secara PQRST. Gangguan defekasi (diare,
konstipasi/obstipasi), nyeri BAB, pola BAB, karakteristik feses meliputi
bentuk/konsistensi, bau, warna, darah, lendir dalam feses, flatus,
hemorroid, perubahan BB,

Mulut:
Inspeksi : mukosa bibir, labio/palatoschiziz, gigi (jumlah, karies, plak,
kebersihan, gingitivis), Gusi (berdarah, lesi/bengkak,
edema), mukosa mulut (stomatitis, nodul/benjolan,
kebersihan). Produksi saliva, pembesaran kelenjar parotis
Palpasi : nyeri tekan pada rongga mulut, massa

Lidah
Inspeksi :Posisi, warna dan bentuk, simetris, kebersihan, warna,
gerakan,tremor, lesi
Palpasi : Nodul, oedema, nyeri tekan

Faring - Esofagus :
Inspeksi : hiperemi, warna dan bentuk palatum. Tonsil (bentuk, warna dan
ukuran)
Palpasi : pembesaran kelenjar

Abdomen (dibagi menjadi 4 kuadran)

20
Inspeksi: pembesaran abnormal (asites, distensi abdomen), spider navy,
tampak vena porta hepatika, bekas luka, luka (colostomy, CAPD, hernia),
umbilikus (kebersihan, menonjol,)
Auskultasi : peristaltik usus
Perkusi : tymphani, hipertympani, batas – batas hepar, nyeri
Palpasi:
Kuadran I:
Hepar hepatomegali, nyeri tekan, shifting dullness
Kuadran II:
Gaster  nyeri tekan abdomen, distensi abdomen
Lien splenomegali
Kuadran III:
Massa (skibala, tumor), nyeri tekan
Kuadran IV:
Nyeri tekan pada titik Mc Burney

F. Sistem Muskuloskeletal & Integumen


Anamnese : Adakah nyeri, kelemahan extremitas, Cara berjalan,
Bentuk tulang belakang (lordosis:keadaan tulang belakang condong ke
arah depan, kiposis: keadaan tulang condong ke arah belakang, skoliosis:
keadaan tulang condong ke arah samping)

Warna kulit
Hiperpigmentasi, hipopigmentasi (dikaji dengan pemeriksaan sensasi
panas/nyeri), icterus, kering, mengelupas, bersisik (di sela-sela jari
kaki/tangan)

Kekuatan otot :

Keterangan:
0: Tidak ada kontraksi
1: Kontaksi (gerakan minimal)

21
2: Gerakan aktif namun tidak dapat melawan gravitasi
3: Gerakan aktif, dapat melawan gravitasi
4: Gerakan aktif,dapat melawan gravitasi serta mampu menahan tahanan
ringan
5: Gerakan aktif,dapat melawan gravitasi serta mampu menahan tahanan
penuh

Fraktur
Look : Deformitas,Bengkak (Swelling), pemendekan (Shortening), luka
terbuka
Feel :Nyeri, pulsasi (nadi bagian distal), Perfusi (normal : hangat, kering,
merah), krepitasi tulang.
Move : kekakuan (Stiffness), Kontraktur sendi.

Luka :
Inspeksi : adanya tanda radang, warna (merah/vaskularisasi baik,
kuning/peradangan, hitam/nekrosis), karakteristik (kedalaman, luas, jenis
cairan yang kluar)
Palpasi : warna cairan yang keluar (luka jahitan), suhu (panas,dingin)

A. Sistem Endokrin dan Eksokrin


Anamnesa :
Menanyakan bagaimana riwayat nutrisi dan eleminasi (3P : Poliuria,
polifagia, polidipsia), lemah, kejang/kram, adanya disfungsi gonad
(kemampuan ereksi, dispareunia, pruritus), pandangan kabur, perubahan
berat badan dan tinggi badan, kesulitan menelan, berkeringat, tremor, hot
flushes (panas pada wajah)
Riwayat KB : Ditanyakan apakah klien pernah ikut KB, metode apa yang
digunakan, kapan menggunakannya, alasan mengikuti KB, alasan
berhenti, side efek.
Kepala :

22
Inspeksi : distribusi rambut, ketebalan, kerontokan ( hirsutisme),
alopesia (botak), moon face
Leher
Inspeksi : bentuk, pembesaran kelenjar thyroid, perubahan warna
Palpasi : pembesaran kelenjar (thyroid, parathyroid), nyeri tekan,
suhu
Payudara
Inspeksi : pembesaran mamae (pada laki-laki)
Genetalia :
Inspeksi : Rambut pubis( distribusi, ketebalan, kerontokan),
kebersihan, pengeluaran (darah, cairan, lendir).
Palpasi : adakah benjolan, kegagalan penurunan testis
(kriptokismus),
Ekstremitas bawah
Palpasi : edema non pitting

G. Sistem Reproduksi
Anamnesa :
1. Menanyakan bagaimana riwayat haid yang meliputi: menarche, cyclus
haid, lama haid, banyaknya darah & sifatnya (cair, bergumpal), flour
albus (warna, bau, jumlah), disminore. Menorhagia, metrorhagia.
keluhan waktu coitus (nyeri, pengeluaran darah)
2. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, Keluarga berencana
a. Untuk riwayat kehamilan ditanyakan, sudah pernah hamil,
berapa kali hamil, pernah keguguran atau tidak, adakah penyulit
kehamilan. jarak kehamilannya anak ke-1 dan ke-2 dst.
b. Untuk riwayat persalinan ditanyakan jenis persalinannya
bagaimana, spontan atau dengan bantuan alat, SC

Payudara

23
Inspeksi : bentuk, kebersihan, warna areola, bentuk papilla mamae,
adanya massa, kulit seperti kulit jeruk, adanya luka,
kesimetrisan payudara
Palpasi : ada /tidak benjolan abnormal, pengeluaran( cairan, darah ), nyeri
tekan,

Axilla :
Inspeksi : tampak /tidak adanya benjolan abnormal,
Palpasi : teraba/ tidak benjolan abnormal
Abdomen:
Inspeksi : pembesaran abdomen , luka post SC, strie ( albican,
livide).
Palpasi : pembesaran (kontur, ukuran), adakah massa.
Genetalia :
Inspeksi : Rambut pubis, kebersihan,odema, varices, benjolan, pengeluaran
(darah, cairan, lendir), adakah tanda-tanda infeksi.
Palpasi : adakah benjolan/ massa dan nyeri tekan.

Laki-laki :
Anamnesa :
keluhan waktu coitus (kemampuan ereksi ,rasa nyeri, ejakulasi dini),
Genetalia :
Inspeksi : bentuk, rambut pubis, kebersihan,odema, varices, benjolan,
pengeluaran (darah, cairan, lendir), turunnya testis, luka/keadaan luka.
priapismus
Palpasi: adakah benjolan,

A. Persepsi sensori :
Anamnesa : tanyakan pada klien :
Apakah ada nyeri yang dirasakan pada mata, Keluhan penurunan tajam
penglihatan, Keluhan mata berkunang-kunang, kabur, penglihatan ganda

24
( diplopia )., Keluhan mata berair, gatal, kering, adanya benda asing dalam
mata
Tinnitus (berdenging), penurunan pendengaran, terasa penuh pada telinga,
nyeri.
Rasa sengau pada hidung
Mata
Inspeksi :
Kesimetrisan mata, bentuk mata, lesi Papelbra ( ukuran, bentuk, warna,
cairan yang keluar ), Bulu mata (pnyebaran, posisi masuk :Enteropion,
keluar :ksteropion), produksi air mata.
Kornea : Normal berkilau, transparan
Iris dan pupil :warna iris dan ukuran, uji reflek cahaya pada pupil
Lensa : Normal jernih dan transparan, pada org tua kdg ada cincin putih
seputar iris (Arkus senilis)
Sclera ; warna ( putih, ikterik)

Palpasi:
Teraba lunak/ keras, nyeri dan pembengkakan kelopak mata, palpasi
kantong lakrimal, pemeriksaan TIO

D. Penciuman (Hidung) :

 Palpasi; Sinus (maksilaris, frontalis, etmoidalis, sfenoidalis), Palpasi fossa


kanina ( nyeri/ tidak),Pembengkakan, Deformitas
 Perkusi : pada regio frontalis sinus frontalis dan fossa kanina kita lakukan
apabila palpasi pada keduanya menimbulkan reaksi hebat

H. POLA KONSEP DIRI


1. CitraTubuh :
Adalah bagaimana sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan
tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran,
bentuk dan fungsi penampilan tubuh saat ini dan masa lalu.
2. Ideal Diri :

25
Bagaimana klien mempersepsi ia harus berperilaku sesuai dengan
standar perilaku.Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan
pribadi.
3. HargaDiri :
Bagaimana penilaian klien terhadap hasil pencaian yang dicapai
dengan menganalisis sejauh mana perilaku yang sesuai dengan ideal
diri. Jika individu selau sukses maka cenderung harga dirinya akan
tinggi dan jika mengalami kegagalan cenderung harga dirinya rendah.
Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain.
4. Peran Diri :
bagaimana pola, perilaku nilai yang diharapkan klien berdasarkan
fungsinya di dalam masyarakat.
5. Identitas Diri
Bagaimana kesadaran akan dirinya
Bagaimana kesadaran akan dirinya sendiri yang bersumber dari
observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek
konsep diri sebagai suatu kesatuan yang utuh.

I. POLA PERSEPSI TATA LAKSANA HIDUP SEHAT


1. Bagaimana kebiasaan klien dalam tata cara hidup sehat (pola makan
termasuk Makan buah dan sayur setiap hari, Melakukan aktivitas fisik
setiap hari, Tidak merokok/ tidak konsumsi minuman/makanan
beralkohol/ napza , menggunakan air bersih, Mencuci tangan dengan
air bersih dan sabun, Menggunakan jamban sehat).
2. Pemanfaatan sarana dan prasarana kesehatan yang terdekat dalam
mengatasi permasalahan kesehatan ( PKM, Tenaga kesehatan, dukun,
alternatif, ramuan obat –obatan herbal, membeli obat –obat bebas di
toko obat/ apotek ).
3. Kebiasaan sehari-hari : mandi, keramas, sikat gigi, memotong kuku,
ganti pakaian dll yang berhubungan dengan pola hidup sehat.

J. POLA NILAI DAN KEPERCAYAAN/ SPIRITUAL

26
Konsep klien tentang kepercayaan/ keyakinan terhadap Tuhan YME,
sumber kekuatan/ harapan saat sakit. Bagaimana cara yang klien lakukan
dalam melaksanakan pendekatan terhadap Tuhan YME saat sakit.
Bagaimana cara klien melaksanakan kegiatan keagamaannya/
kepercayaannya saat sakit di Rumah Sakit.
Bagaimana budaya untuk mencari pengobatan saat sakit yang
berhubungan dengan nilai kepercayaan dan keagamaan yang dianut.
Bagaimana kepercayaan/ keyakinan klien terhadap situasi sakit dan
penyebab sakitnya, serta cara penanganannya/ penanggulangannya .

K. POLA MEKANISME KOPING


Mengkaji bagaimana individu dalam mengahapi persepsi diri yang tidak
menyenangkan terhadap diri klien sendiri atau dalam menghadapi masalah
/ penyakit yang sedang di alaminya.
Strategi koping : strategi koping apa yang digunakan klien bila
menghadapi masalah.
L. HUBUNGAN PERAN
Bagaimana peran klien dalam masyarakat saat sebelum sakit dan
bagaimana setelah sakit , apakah perannya terganggu ataukah ada yang
menggantikan perannya saat klien sakit.

M. POLA ISTIRAHAT TIDUR


Apa kebiasaan yang dilakukan klien sebelum tidur, berapa lama klien tidur
pada siang hari dan malam hari, kebiasaan klien tidur siang pukul berapa
dan tidur malam berapa lama.
Aktivitas klien sehari

N. POLA PSIKOSOSIAL
Meliputi reaksi psikologi atau Verbal & Non verbal klien:

27
Mengamati ekspresi muka, apakah menunjukkankemarahan, kesedihan,
kesakitan, apa gelisah, melamun, takut, bingung, pendiam, agresif, banyak
bicara, bicara lambat atau menangis, ada perasaan bersalah dan hanya
berespon bila ditanya.
Bagaimana respon psikologis yang digunakan : tmenurunkan
ketegagangan , Menarik diri, kecemasan, HDR.
Bagaimana Interaksi klien dengan orang lain.Siapa hubungan klien yang
palin dekat / paling
Bagaimana dukungan keluarga, kelompok dan masyarakat pada klien saat
sakit.
Bagaimana interaksi klien dengan perawat, klien di dekatnya dan dokter.

.2. Diagnosa Keperawatan


1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umun
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Konstipasi / diare berhubungan dengan penurunan masukan diet,
erubahan proses pencernaan, efek samping terapi obat

Tujuan Diagnoss Keperawatan


Tujuan diagnose keperawatan adalah :
- Untuk mengidentifikasi masalah dimana adanya respon klien
terhadap status kesehatan
- Untuk mengidentifikasi factor-faktor yang menunjang atau
menyebabkan suatu masalah (etiologis)
- Untuk mengidentifikasi kemampuan klien untuk mencegah atau
menyelesaikan masalah
3. Kompenen Diagnosa Keperawatan
Rumusan diagnose keperawatan mengandung 3 kompenen utama, yaitu :
a. Problem (P/Masalah)
Merupakan gambaran keadaan klien diman tindakan keperawatan
dapat diberikan. Masalah adalah kesenjangan atau penyimpangan
dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi

28
Tujuan : menjelaskan status kesehatan klien atau masalah kesehatan
klien secar jelas. Diagnosis keperawatan disusun dengan
menggunakan standart yang telah diseakati (NANDA, Doengoes,
Carpenito, Gordon dll) supaya perawat dapat berkomunikasi dengan
istilah di mengerti, meningkatkan kerja sama perawat dalam
mendefinisikan diagnosis dari data pengkajian dan intervensi
keperawatan, sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan
keperawatan.
b. Etiologi (E/Penyebab)
Keadan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah kesehatan yang
memberikan arah terhadap terapi keperawatan Penyebab
meliputi : perilaku lingkungan, interaksi antara perilaku dan
lingkungan.
c. Sign dan Synptom (S/Tanda dan gejala)
Merupakan cirri, tanda atau gejala yang diperlukan untuk
merumuskan diagnosis keperawatan.

3.3. Intervensi (Perencanaan)


1. Pengertian Intervensi
Menurut Kozier et al (1995) Perencanaan adalah sesuatu yang telah
dipertimbangkan secara mendalam, tahap yang sistematis dari proses
keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan
masalah.
Dalam perencanaan keperawatan perawat menetapkannya berdasarkan
hasil pengumpulan data dan rumusan diagnose keperawatan untuk
mencegah dan menurunkan masalah klien.

NIC
INTERVENSI AKTIVITAS TUJUAN
Intoleransi 1. Kolaborasi dengan 1. Setelah biberikan
aktivitas b.d tim tenaga medis asuhan keperawatan
kelemahan 2. Anjurkan pasien selama 24 jam

29
umum istirahat diharapkan klien
3. Berikan lingkungan meninggalkan
tenang ambulasi atau
aktivitas
Keseimbangan 1. Kaji riwayat nutrisi, 1. Meningkatkan
nutrisi dari termasuk makanan kebutuhan nutrisi
kebutuhan untuk yang disukai
mencerna 2. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan pasien
3. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein
dan vitamin C
4. Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan
harian
Berikan informasi
tentang kebutuhan
pasien
Konstipasi / diare 1. Auskultas bunyi usus 1. Bunyi usus secara
berhubungan 2. Hindari makanan umum meningkatkan
dengan yang membentuk gas pada diare dan
penurunan 3. Posisikan pasien menurun pada
masukan diet, untuk konstipasi
perubahan proses memaksimalkan 2. Membantu
pencernaan, efek ventilasi mengidentifikasikan
samping terapi 4. Konsul dengan ahli penyebab atau factor
obat. gizi untuk pemberat dan
memberikan diet defisiensi yang di
seimbang identifikasikan

30
3. Menurunkan distress
gastrik dan distensi
abdomen
4. Membantu dalam
memperbaiki
konsistensi feses bila
kontipasi akan
membantu
mempertahankan
setatus hidrasi pada
diare

3.4 Implementasi
1. Pengertian Implementasi
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik.Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan
disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu klien
mencapai tujuan yang diharapkan.
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan,yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping.

IMPLEMENTASI AKTIVITAS TUJUAN


Intoleransi 4. Kolaborasi dengan 2. Setelah biberikan
aktivitas b.d tim tenaga medis asuhan keperawatan
kelemahan umum R/ Pemberian selama 24 jam
terapi diharapkan klien
5. Anjurkan pasien meninggalkan
istirahat ambulasi atau
R/ Pasien susah aktivitas
tidur
6. Berikan

31
lingkungan tenang
R/ Pasien msih
pusing dengan
lingkungan tenang
Keseimbangan 5. Kaji riwayat nutrisi, 2. Meningkatkan
nutrisi dari termasuk makanan kebutuhan nutrisi
kebutuhan untuk yang disukai
mencerna R/ Tidak suka
makanan yang
berserat
6. Berikan makanan
sedikit dengan
frekuensi sering
R/ klien mual dan
muntah
7. Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan
harian
R/klien jarang
makan karna nafsu
makan yang
menurun
Konstipasi / diare 5. Auskultas bunyi 5. Bunyi usus secara
berhubungan usus umum meningkatkan
dengan penurunan R/ bising usus tidak pada diare dan
masukan diet, terdengar menurun pada
perubahan proses 6. Konsul dengan ahli konstipasi
pencernaan. gizi untuk 6. Membantu
memberikan diet mengidentifikasikan
seimbang penyebab atau factor
pemberat dan
defisiensi yang di

32
identifikasikan
7. Menurunkan distress
gastrik dan distensi
abdomen
8. Membantu dalam
memperbaiki
konsistensi feses bila
kontipasi akan
membantu
mempertahankan
setatus hidrasi pada
diare

3.5 Evaluasi
Penulis dapat mengevaluasi keadaan pasien dan tindakan
keperawatan selanjutnya setelah dilakukan implementasi. Evaluasi terdiri dari
subjektif, berdasarkan apa yang dikatakan oleh pasien, objektif, berdasarkan
pengamatan terhadap keadaan pasien.
Data yang diperoleh :
1. Terhindar dari resiko perfusi perifer
2. Bebas dari nyeri
3. Terpenuhinya akivitas sehari-hari
4. Terpenuhinyta kebutuhan nutrisi
5. Menunjukkan penurunan kecemasan
6. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya
7. Mematuhi semua aturan medis

BAB IV
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN

4.1 PENGKAJIAN

33
IDENTITAS KLIEN
Nama : An.A
Umur : 7 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan :
Pendidikan : SD
Alamat : Ds. Sumberagung
No. Reg : 12015
Tgl. MRS : 28 Maret 2020 (12.15)
Diagnosis medis : Anemia
Tgl Pengkajian : 28 maret 2020(12.30)

PENANGGUNG JAWAB
Nama : Tn.b
Umur : 53 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Hubungan dengan pasien : Ayah
Alamat : Ds. Sumberagung

4.1.1. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)


Keluhan utama :
Pasien mengeluhkan lemah letih dan pusing

4.1.1.1 Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang ke RSUD pada tanggal 28 maret 2020 pada pukul 12.15
dengan keluhan lemah, lemas, berkeringat dan pusing. Sebelumnya pasien
sudah di bawah ke puskesmas tapi sarankan untuk MRS.

4.1.1.2 Riwayat Kesehatan Terdahulu


Pasien mengatakan pernah menderita penyakit anemia dan 2x dirawat di rsi
st aisyah sekitar 3 bulan yang lalu dengan diagnosa medis yang pertama
anemia+ asam urat yang kedua diagnosa medis anemia+febris Pasien
mengatakan tidak mempunyai penyakit kronik dan menular.

4.1.1.3 Riwayat Kesehatan Keluarga


Di dalam keluarga tidak ada yang menderita sakit sperti yang diderita
pasien tetapi pasien mengatakn bapak klien menderita penyakit sesak nafas.
Genogram

34
35
4.1.1.3 Riwayat Kesehatan Lingkungan
Pasen tinggal bersama suami dan anaknya. Pasien mengatakan lingkungan
rumahnya bersih karena pasien tidak suka dengan lingkungan yang kotor
jadi pasien sering melakukan aktivitas yang cukup banyak.

4.1.2 PEMERIKSAAN FISIK

4.1.2.1 Tanda-tanda Vital, TB dan BB :


S : 36°C
N : 100x/menit
TD : 100/60mmHg
RR : 25 x/menit
TB : 157cm
BB : 47 Kg
IMT : 18,35 kg/m2
4.1.3 PEMERIKSAAN PER SISTEM
A. Sistem Pernapasan
Klien mengeluh sesak ringan dan batuk tidak produktif. Bentuk dada
simetris, pengembangan dada simetris , Frekuensi 25 x/menit, Irama
pernafasan teratur , Suara napas ronchi, tidak ada wheezing, Tidak
menggunakan alat bantu napas. Roles juga tidak ada, tidak ada Hemaptoe.

B. Cardiovaskuler Dan Limfe


Nyeri dada ringan, mudah lelah, perubahan berat badan, pusing. Irama
jantung regular , S1/s2 tunggal,   Suara jantung : normal,CRT: 3 dtik,
Akral pucat, Sirkulasi perifer yaitu nadi 100x/mnt, denyut kuat, TD 100/60
mmHg.
C. Persyarafan
Tingkat kesadaran yaitu cosposmentis, Glasgow Coma Scale (GCS) yaitu
15(Motorik 6, Verbal 5, Mata 4),  Klien mengeluh pusing berputar, Pupil
isokor, Sclera ikterus,  Conjungtiva anemis, Gangguan pandangan : reflek
cahaya +/+, Klien mengeluh susah tidur, ketidak mampuan berkonsentrasi.

D. Perkemihan-Eliminasi Urine
Tidak ada retensi urine, inkontenesia juga tidak ada, BAK normal 3-4 x/24
jam, Bau amoniak, Warna kuning jernih,       Kandung kemih tidak
membesar maupun nyeri tekan, Tidak menggunakan alat bantu kateter,
tidak ada sakit pinggang, tidak ada penyakit kelamin.
E. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut yaitu gigi bersih, tidak ada caries gigi, ,tidak ada
stomatitis, lidah bersih, saliva normal,tidak ada peradangan paada gusi.

36
Adanya muntah setiap habis makan, muntah berupa  8 makanan yang
dimakan dan kadang-kadang hanya air, adanya mual, nafsu makan tidak
ada, Mukosa bibir kering, Adanya splenomegali, Tidak ada masalah
dengan tenggorokan, Peristaltic normal, , peristaltik usus 15 x/menit ,
Klien mengatakan belum BAB terakhir tanggal 24-03-2016, Gangguan
konntipasi, Intake cairan : oral : + 350 cc/hari. Parental 1500 cc/hari, Tidak
terpasanng NGT.

F. Sistem Muskuloskeletal & Integumen


Pergerakan sendi terbatas, Kekkuatan otot
5 5
5 5
klien mengatakan badannya merasa lemah,letih setelah aktivitas, kelainan
tulang belakang : kifosis, kulit pucat , turgor kulit kurang elastic, kuku
rambut rapuh .

G. Sistem Endokrin dan Eksokrin


Tidak ada pembesaran keelenjar thyroid dan kelenjar getah bening.

H. Sistem Reproduksi
Adanya amenore, Menurunnya fungsi seksual, Impotent.
I. Persepsi sensori :
Sistem Penglihatan :Posisi mata simetris, Pupil isokor, Sclera ikterus, 
Conjungtiva anemis, cahaya kelopak mata normal, pergerakan bola matanormal.
Kornea jernih, tidak ada strabismus, fungsi penglihatan baik, tidak ada tanda-
tanda peradangan, tidak memakai kaca mata, tidak memakai lensa kontak, reaksi
terhadap cahaya kanan dan kiri positif,
tampak warna hitam pada kelopak mata bawah sekitar mata, mata tampak
sayu, tidak ada hematoma.
Sistem Pendengaran : Daun telinga simetris dan tidak sakit bila
digerakkan, tidak bengkak.Tidak ada serumen dan juga nanah, tidak ada
lesi, tidak ada tinitus, tidak ada perasaan penuh di telinga, fungsi
pendengaran baik, pada pemeriksaan garputala hasil positif kanan dan kiri,
tidak menggunakan alat bantu pendengaran.

Sistem wicara : Tidak ada kesulitan dan gangguan dalam berbicara, tidak
memakai ETT dan Trakeostomi.

37
Sistem penciuman : bentuk simetris, septum terletak di tengah, tidak ada
secret, tidak terdapat sinusitis, tidak ada polip, tidak ada epitaksis, fungsi
penciuman baik.

J. POLA PERSEPSI TATA LAKSANA HIDUP SEHAT


Sebelum sakit  :
 Pasien dapat melakukan segala aktivitas sendiri
 Pasien makan biasa sehari 3 kali (pagi, siang, malam) tidak
teratur jamnya, terkadang makan cuma 2 kali bahkansering 1
kali makan, lauk sering seadanya, minum 5-6 gelas perhari air
putih dan the manis/susu sehari 1 kali.
Saat ini :
 Pasien untuk keperluan mandi, berpakaian, eliminasi, makan
pasien memerlukan bantuan orang lain, sedang untuk mobilisasi
ditempat tidur bisa sendiri.
 Makan pada awal sakit selama 2 hari tidak mau makan karena
perutnya mual dan muntah jika diberi makanan, tapi setelah hari
ke 2 itu pasien sudah mulai makan dan makanan yang
disajikanpun bergizi tapi sering tidak dihabiskan, makan Cuma 5
sendok serta terlihat makan sate kambing.

K. POLA KONSEP DIRI


Sebelum sakit  : Harga diri tinggi, disiplin dan mandiri
Saat ini : Harga diri tinggi berusaha untuk mandiri, tapi pasien
mengalami kesulitan jadi dibantu oleh keluarganya.
L. POLA NILAI DAN KEPERCAYAAN/ SPIRITUAL
Sebelum sakit : pasien rajin beribadah
Selama sakit : pasien masih rajin beribadah walaupun kesulitan dalam
bergerak leluasa jadi di bantu oleh keluarganya.

M. POLA MEKANISME KOPING


Sebelum sakit  : Pasien tidak ada masalah dalam beraktivitas
Saat ini            : Masalah utama yang dirasakan selama sakit yaitu merasa
capek, badan merasa lemas, kepala pusing, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, perut mual, sering muntah

38
N. HUBUNGAN PERAN
Sebelum sakit  : Pasien dapat berhubungan/berkomunikasi dengan
siapapun, baik keluarga maupun teman.
Saat ini            : Pasien dalam berhubungan/berkomunikasi tetap baik
dengan siapapun, Cuma pasien tidak bias lebih berleluasa seperti dulu.

O. POLA ISTIRAHAT TIDUR


Sebelum sakit  : Pasien tidur siang ± 1 jam, tidur pada malam hari ± 5-6
jam. Kebiasaan tidur pasien tidak mempengaruhi kehidupannya, karena
tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan untuk pemenuhan kebutuhan
tidur.
Saat ini            : Pasien tidur siang ± 2-3 jam, tidur pada malam hari ± 6-8
jam. Karena kondisi pasien yang lemah maka pasien tidurnya agak sedikit
terganggu dan tidak nyenyak.

P. POLA PSIKOSOSIAL
 Persepsi klien terhadap sakit yang diderita adalah cobaan dari tuhan
 Ekspresi klien terhadap penyakit yang diderita gelisah / cemas
 Reaksi saat interaksi sangat kooperatif

Pemeriksaan penunjang
Hemoglobin 7,9 dl/l
Leukosit 6300
Segmen 27%
Limfosit 61 %
Monosit 12 %
LED 63/115 mm/jam
Hematocrit 23,6 %
Trombosit 130,80
SGOT 14 miu/l
SGPT 27 miu/l
HBS Ag negative
Anti hiv Non reaktif
4.2. DIAGNOSA

ANALISA DATA

Nama Pasien : An. A


No RM : 12015
Dx. Medis : Anemia

39
TGL DATA ETIOLOGI MASALAH
28-3- DS:klien mengeluh Kelemahan umum Intoleransi aktivitas
2020 badannya mual, tidak
nafsu makan
lemas,lesu,pusing setelah
aktivitas.
Do:
 Ku lemah
 Kebutuhan cairan
kurang
 Pergerakan sendi
terbatas
 TTV
S : 36,5 C
N : 100x/mnt
T : 100/60 mmHg
RR : 25 x/mnt
H : 7,9

28-3- DS =  Klien mengatakan Intake kurang akibat Ketidakseimbangan


2016 merasa berat HB turun Nutrisi kurang dari
          badannya menurun. Kebutuhan tubuh
DO = BB turun sebelum
sakit = 49 kg
          Saat sakit = 47 kg.
- Mual muntah 3-4 kali
28-3- DS = klien mengatakan penurunan masukan Konstipasi
2020 perutnya nyeri diet, perubahan
(perut)
proses pencernaan,
DO= pada saat palpasi
terdapat efek samping terapi
splenomegali obat.
Adanya konstipasi

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


NO
TANGGAL DIAGNOS DIAGNOSA KEPERAWATAN
A
28-3-2020 00092 Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum.

40
00002 Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh.
00011 Konstipasi / diare berhubungan dengan penurunan
masukan diet, perubahan proses pencernaan, efek
samping terapi obat.

DAFTAR PRIORITAS
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO
PRIORITAS
TANGGAL DIAGNOS
DIAGNOSA KEPERAWATAN
A
28-3-2020 00092 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
kelemahan umum.
00002 Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan
tubuh sehunbungan dengan Intake kurang akibat
HB turun.
00011 Konstipasi / diare berhubungan dengan penurunan
masukan diet, perubahan proses pencernaan, efek
samping terapi obat.

3 INTERVENSI

41
RENCANA KEPERAWATAN

Nama Pasien :
Adelle

No RM : 12015

Dx. Medis :
Anemia

TANGGAL DIAGNOSA RENCANA KEPERAWATA


TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
KEPERAWATAN
28-3-2020 Intoleransi aktivitas b.d Setelah diberikan -KU baik 1. observasi kehilangan/ ga
kelemahan umum asuhan -akral hangat keseimbangan gaya jalan
keperawatan -sclera normal kelemahan otot
selama 2x 24 -conjungtiva normal 2. observasi TTV sebelum
jam diharapkan - turgor kulit elastis sesudah aktivitas
klien 3. berikan lingkungan tenang
meningkatkan pengunjung dan kurangi suara
ambulan atau pertahankan tirah baring b
aktivitas indikasikan
4. anjurkan klien istirahat bila
kelelahan dan kelemahan,a
pasien melakukan a
semampunya
5. kolaborasi dengan tim medi
pemberian terapi infuse
memberikan transfuse darah.

28-3-2020 Ketidak seimbangan Kebutuhan  Keadaan umum - Kaji riwayat nutrisi, te


nutrisi : kurang dari nutrisi sesuai membaik makan yang disukai
dengan
kebutuhan tubuh. Ø  dapat -       Observasi dan catat ma
kebutuhan tubuh
menghabiskan makanan pasien
porsi makan yang -       Timbang berat badan
diberikan hari.
Ø  Mengalami -       Berikan makan sedikit
peningkatan BB frekuensi sering dan atau
diantara waktu makan
-       Observasi dan catat k
mual/muntah, flatus da
gejala lain yang berhubung

42
-       Berikan dan Bantu h
mulut yang baik ; sebelu
sesudah makan, gunakan
gigi halus untuk penyikata
lembut. Berikan pencuci
yang di encerkan bila muko
luka.
-       Kolaborasi pada ahli giz
rencana diet.
-       Kolaborasi ; pantau
pemeriksaan laboraturium
-       Kolaborasi; berikan oba
indikasi

28-3-2016 Konstipasi / diare Membuat Menunjukakan 1. obserfasi warna feses ,


berhubungan dengan kembali pola perubahan konsistensi, frekuensi, dan
normal dari
penurunan masukan prilaku pola jumlah.
fungsi usus
diet, perubahan proses hidup yang 2. auskultasi bunyi usus
pencernaan, efek diperlukan 3. hindari makanan yang
samping terapi obat. sebagai penyebab membentuk gas
atau faktor 4. dorong pemasukan cairan 2
pemberat 3000 ml/ hari dalam toleran
jantung.
5. konsul dengan ahli gizi unt
memberikan diet seimbang
dfenag tinggi serat dan bul

43
IMPLEMENTASI / TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Pasien :An .A


No RM : 12015
Dx. Medis : Anemia

N EVALUASI/
Dx.KEP TGL/JAM IMPLEMENTASI TTD
O RESPON KLIEN
1. Intoleransi 28-03- 1. meobservasi DS : klien
aktivitas b.d 2020 / kehilangan/ mengatakan
gangguan badannya masih
kelemahan 19.00
keseimbangan gaya lemas,kepala
umum jalan dan kelemahan pusing.
otot. DO :
R/klien berusaha         Ku lemah
tetapi tidak mampu         Kurang
menyeimbangkan minum/cairan
saat berjalan.          Pergerakan sendi
2. meobservasi TTV masih terbatas
sebelum dan sesudah         Hannya
aktivitas. berbaring ditempat
-sebelum aktivitas tdur
T:100/60 mmHG          TTV
S: 36,5 c N : 82/mnt S: 36,2 c N :
Rr: 25x/mnt 89x/mnt
3. memberikan T : 90/60mmHg
lingkungan tenang RR: 23x/mnt
batasi pengunjung A : masalah belum
dan kurangi suara teratasi
bising, pertahankan P : lanjutkan
tirah baring bila di intervensi.
indikasikan.

44
R/klien masih
pusing dengan
lingkungan tenang.
4. menganjurkan
klien istirahat bila
terjadi kelelahan dan
kelemahan,anjurkan
pasien melakukan
aktivitas
semampunya.
R/ klien susah tidur
5. berkolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
terapi infuse dan
memberikan
transfuse darah.
Infuse ps 20 tpm
Tranfusi darah
5 Ketidak 28-03- - Kaji riwayat DS =  Klien
seimbangan 2016 / nutrisi, termasuk mengatakan
nutrisi : 19.00 makan yang merasa berat  
kurang dari disukai badannya
kebutuhan R/ klien tidak suka menurun.
tubuh. makanan yang DO = BB turun
berserat sebelum sakit = 49
-       Observasi dan kg Saat sakit = 47
catat masukkan kg.
makanan pasien - Mual muntah 3-
4 kali
R/klien jarang
makan karna
nafsu makan
yang menurun
-       Timbang berat
badan setiap hari.
R/ berat badan klien
menurun dari 49

45
ke 47
-       Berikan makan
sedikit dengan
frekuensi sering
dan atau makan
diantara waktu
makan
R/ klien mual dan
muntah
-       Observasi dan
catat kejadian
mual/muntah,
flatus dan dan
gejala lain yang
berhubungan
R/ klien muntah 3-4
kali ini
bertambah jika
klien melakukan
aktivitas lebih
-       Berikan dan
Bantu hygiene
mulut yang baik ;
sebelum dan
sesudah makan,
gunakan sikat
gigi halus untuk
penyikatan yang
lembut. Berikan
pencuci mulut
yang di encerkan
bila mukosa oral

46
luka.
R/ pasien selalu
mejaga
kebersihan
-       Kolaborasi
pada ahli gizi
untuk rencana
diet.
-       Kolaborasi ;
pantau hasil
pemeriksaan
laboraturium
-       Kolaborasi;
berikan obat
sesuai indikasi

6 Konstipasi / 28-03- 1. obserfasi DS= klien


diare 2016 / warna feses , mengatakan
perutnya
berhubungan 19.00 konsistensi,
nyeri (perut)
dengan frekuensi, DO= pada saat
penurunan dan jumlah. palpasi
terdapat
masukan R/ fases klien
splenomegali
diet, agak hitam , Adanya
perubahan padat, dan konstipasi
proses sedikit
pencernaan, 2. auskultasi
efek bunyi usus
samping R/ bising usus tidak
terapi obat. terdengar
3. hindari
makanan
yang
membentuk

47
gas
R/ klien jarang
makan
4. dorong
pemasukan
cairan 2500 –
3000 ml/ hari
dalam
toleransi
jantung.
R/klien tidak bisa
BAB
5. konsul
dengan ahli
gizi untuk
memberikan
diet seimbang
dfenag tinggi
serat dan bulk

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : An.A


No RM :12015
Dx. Medis : Anemia
PERKEMBANGAN
NO TGL/JAM Dx.KEP
(S O A P I E R)
1. 29-3-2020 Intoleransi S : klien mengatakan susah tidur

48
(20.00) aktivitas b.d O: - ku lemah
kelemahan umum -         Klien tampak gelisah
-         Klien bisa duduk
-         Ttv
-         T : 110/80 mmHg
-         S : 36,5 c N : 85x/mnt
-         Rr : 23x/mnt
A : Masalah belum teratasi
P : intervensi diagnosa keperawatan
pertama dilanjutkan : mengkaji
keseimbangan jalan, TTV dan
kelemahan otot
2. Ketidak
seimbangan
S : Klien mengatakan belummau
nutrisi : kurang makan.- Klien mengatakan perut terasa
dari kebutuhan mual, jika makan akan muntah
Klien mengatakan badannyaterasa
tubuh.
lemah
O : Klien tampak lemah, klien hanya
menghabiskan ¼ dari porsi yang
disajikan.
A : Masalah belum teratasi
3. P : Intervensi diagnosa kedua
dilanjutkan : mengkaji masukan
Konstipasi / diare nurtrisi klien,anjurkan klien
berhubungan untuk makan sedikit tapi
sering,menimbang BB tiap hari.
dengan penurunan
masukan diet,
S : klien mengatakan perutnya nyeri
perubahan proses (perut)
pencernaan, efek O: pada saat palpasi terdapat
samping terapi splenomegali , Adanya konstipasi
A : Masalah belum teratasi
obat.
1. P : Lanjutkan intervensi
diagnosa keperawatan :
observasi fases, auskultasi bunyi
usus dorong pemasukan cairan,
konsul dengan ahli gizi
1. 30-3-2016 Intoleransi S : klien mengatakn susah tidur da

49
(20.00) aktivitas b.d lemas
kelemahan umum O : ku cukup
-         Klien hannya duduk dan tak
mau istirahat
-         Ttv
-         T : 110/85 mmHg
-         N : 80x/mnt s : 36 c
-         Rr : 23x/mnt
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi 1,2,3
Ketidak
2. seimbangan S : Klien mengatakan sudahmau
nutrisi : kurang makan.
dari kebutuhan O : Klien menghabiskan ½dari porsi
makan yangdisajikan.
tubuh. A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi diagnosa keperawatan
3. kedua dilanjutkan : kaji masukan
nutrisi klien.
Konstipasi / diare
berhubungan
dengan penurunan
masukan diet,
S : klien mengatakan perutnya tidak
perubahan proses nyeri (perut), dapat BAB sedikit demi
pencernaan, efek sedikit.
O: Adanya konstipasi
samping terapi
A : Masalah belum teratasi
obat. P : Lanjutkan intervensi diagnosa
keperawatan : observasi fases
dan dorong pemasukan cairan

1. 31-03- Intoleransi S : klien mengatakan sudah tidak


2016 aktivitas b.d pusing , badan tidak lemas.
O:
(20.00) kelemahan umum
-ku cukup
- klien duduk dilantai
-ttv
-t : 120/80 mmHg n: 80x/mnt

50
S : 36 c rr : 20x/mnt
A : Masalah teratasi
P : Intervensi diagnose keperawatan
kedua dihentikan

2. Ketidak
seimbangan S : Klien mengatakan sudah mau
nutrisi : kurang makan
O : Klien menghabiskan porsi makanan
dari kebutuhan
yang disajikan
tubuh. A : Masalah teratasi
P : Intervensi diagnose keperawatan
3. kedua dihentikan

Konstipasi / diare
berhubungan
dengan penurunan
S : klien mengatakan perutnya tidak
masukan diet,
nyeri (perut), dapat BAB dengan lancar
perubahan proses O: Tidak ada konstipasi ataupun
pencernaan, efek splenomegali
A : Masalah teratasi
samping terapi
P : Intervensi diagnose keperawatan
obat. kedua dihentikan

51
5 EVALUASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : An.A
No RM : 12015
Dx. Medis : Anemia
PERKEMBANGAN
NO TGL/JAM Dx.KEP
(S O A P I E R)
1. 31-03- Intoleransi S : klien mengatakan sudah tidak
2020 aktivitas b.d pusing , badan tidak lemas.
O:
(20.00) kelemahan umum
-ku cukup
- klien duduk dilantai
-ttv
-t : 120/80 mmHg n: 80x/mnt
S : 36 c rr : 20x/mnt
A : Masalah teratasi
P : Intervensi diagnose keperawatan
kedua dihentikan

2. Ketidak
S : Klien mengatakan sudah mau
seimbangan makan
nutrisi : kurang O : Klien menghabiskan porsi makanan
dari kebutuhan yang disajikan
A : Masalah teratasi
tubuh.
P : Intervensi diagnose keperawatan
kedua dihentikan
3.
Konstipasi / diare
berhubungan
dengan penurunan S : klien mengatakan perutnya tidak
nyeri (perut), dapat BAB dengan lancar
masukan diet,
O: Tidak ada konstipasi ataupun
perubahan proses splenomegali
pencernaan, efek A : Masalah teratasi
samping terapi P : Intervensi diagnose keperawatan
kedua dihentikan
obat.

52
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti
kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi
yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan
penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah. Dengan demikian anemia
bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan
pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan
perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis
yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum
tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kalau
muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang Gejala klinis yang muncul
merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem dalam tubuh antara lain
penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang
dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus
kerempeng), pica, serta perkembangan kognitif yang abnormal pada anak.
Anemia harus didiagnosis sedini mungkin karena anemia merupakan tanda
yang mendasar dari beberapa penyakit. Penanganan pada Anemia harus
dilakukan dengan tepat. Mempelajari dan membuat askep adalah tugas
seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.

4.2. Saran
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita,
maka dari itu selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit.
Dengan cara pola hidup yang sehat dapat mencegah penyakit anemia, hidup
terasa lebih nyaman dan indah dengan melakukan pencegahan terhadap
penyakit anemia daripada kita sudah terkena dampaknya.

53
DAFTAR PUSTAKA

Tjokroprawiro Askandar, dkk, Buku Ajar Penyakit Dalam.Universitas Airlangga,


Surabaya

http://www.docstoc.com/docs/6600656/Askep-Anemia [diakses 31 Maret 2016].

http://asuhan-keperawatan-patriani.blogspot.com/2008/07/askep-anemia.html

[diakses 31 Maret 2016].

http://www.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Anemia ~ Contoh Makalah.htm


(diakses 31 Maret 2016)

http://www.ASKEP ANEMIA/ASKEP KEPERAWATAN askep anemia.htm


(diakses 31 Maret 2016)

http://www.ASKEP ANEMIA/Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anemia _ My


Blogs.htm (diakses 31 Maret 2016)

http://www .ASKEP ANEMIA/KEPERAWTAN (NURSING) ASUHAN


KEPERAWATAN ANEMIA.htm (diakses 31 Maret 2016)

54

Anda mungkin juga menyukai