Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK


DENGAN ANEMIA

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
M. Ridwan (14.401.17.055)

Siti Sofia (14.401.17.070)

Virgi Anggraini (14.401.17.085)

Vivi Emilatin Maulidyah (14.401.17.086)

Wahyu Wirayusika (14.401.17.087)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
2019

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Konsep
Asuhan Keperawatan Anemia pada Anak.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Konsep Asuhan
Keperawatan Anemia pada Anak untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun
inpirasi terhadap pembaca.

Banyuwangi, 16 september 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 2

C. Tujuan................................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP PENYAKIT

A. Definisi............................................................................................................... 3

B. Etiologi............................................................................................................... 4

C. Klasifikasi Asma ................................................................................................ 4

D. Manifestasi Klinis .............................................................................................. 4


E. Patofisiologi ....................................................................................................... 5
F. Komplikasi ........................................................................................................ 7
G. Pemeriksaan Penunjang ..................................................................................... 7

H. Penatalaksanaan.................................................................................................. 8

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan ................................................................................... 9

B. Diagnosa Keperawatan....................................................................................... 11

C. Intervensi Keperawatan...................................................................................... 12
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan......................................................................................................... 17

B. Saran................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah dan/atau konsentrasi
hemoglobin turun di bawah normal[ CITATION Sme103 \l 1033 ].

Darah mengandung beberapa jenis sel yang berbeda. Yang paling banyak adalah sel
darah merah, yang menyerap oksigen dalam paru dan menyebarkannya ke seluruh tubuh. Sel
ini mengandung hemoglobin, suatu pigmen merah yang membawa oksigen ke jaringan-
jaringan dan membuang bahan tidak berguna, karbondioksida. Saat terjadi penurunan jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, darah akan kurang dapat membawa jumlah oksigen yang
diperlukan oleh semua sel dalam tubuh guna berfungsi dan tumbuh. Kondisi ini disebut
anemia [ CITATION Sme103 \l 1033 ].

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel
darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah
[ CITATION Sme103 \l 1033 ].

Eritrosit tidak berinti, mengandung Hb (protein yang mengandung senyawa hemin


dan globin yang mempunyai daya ikat terhadap O2 dan CO2), bentuk bikonkav dibuat dalam
susmsum merah tulang pipih sedang pada bayi dibentuk dalam hati. Dalam 1 mm
terkandung± 5 juta eritrosit (laki-laki) dan ±4 juta eritrosit (wanita). Setelah tua sel darah
merah akan dirombak oleh hati dan dijadikan zat warna empedu (bilirubin). Pembentukan sel
darah merah (eritropoesis). Pembentukan darah dimulai dari adanya sel induk plurifoten. Sel
induk plurifoten berdifisiensial menjadi sel induk myeloid dan sel induk lympohoid, yang
selanjutnya melalui proses yang kompleks dan rumit akan berbentuk sel-sel darah. Sel-sel
darah eritroid akan menjadi eritrosit, granulositik, dan monositik akan menjadi granulosit dan
monosit serta megakariositik menjadi trombosit [ CITATION Wij13 \l 1033 ].

4
Dalam pembentukan darah memrlukan bahan-bahan seperti vitamin B12, asam folat,
zat besi, cobalt magnesium, tembaga, senk( Zn), asam amino, vitamin C dan B kompleks.
Kekurangan salah satu unsur atau bahan pembentukan sel darah merah mengakibatkan
penurunan produksi atau anemia. eritrosit berasal dari sel induk primitive myeloid dalam
sumsum tulang. Proses difisiensiasi dari sel primitif menjadi eritroblast ini distimulasi oleh
sel eritropoietin yang diprosuksi oleh ginjal. Jika terjadi penurunan kadar oksigen dalam
darah atau hipoksia maka produksi hormon ini meningkat dan produksi sel darah merah
meningkat. Eritrosit hidup dan beredar dalam darah tepi rata-rata 120 hari. Setelah 120 hari
akan mengalami proses penuaan. Apabila dekstruksi sel darah merah terjadi sebelum
waktunya atau kurang dari 120 hari disebut hemolisis yang biasanya terjadi pada thalasemia [
CITATION Wij13 \l 1033 ].

B. Batasan Masalah
Batasan masalah pada pembahasan Anemia ini adalah mulai dari pengertian hingga
asuhan keperawatan.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana asuhan keperawatan pada klien yang menderita Anemia ?
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui, memahami dan menambah pengetahuan tentang asuhan
keperawatan pasien Anemia.
2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa dapat mengetahui, mengerti dan mahasiswa dapat
melaksanakan :
a. Mengetahui definisi, etiologi, tanda dan gejala, pathway, klasifikasi,
komplikasi penyakit Anemia.
b. Mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien yang menderita Anemia.

5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Menurut [ CITATION Sme103 \l 1033 ] Anemia adalah suatu penyakit yang
sering diderita oleh masyarakat, baik anak – anak, remaja, ibu hamil maupun
orang tua. Penyebabnya sangat beragam, yaitu karena perdarahan, kekurangan zat
besi, asam folat, vitamin B12 dan kelainan hemolitik.
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut
oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya.
Anemia adalah kondisi di mana jumlah sel darah merah dan/atau konsentrasi
hemoglobin turun di bawah normal.
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit,
melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi
tubuh dan perubahan patofisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui
anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium.
2. Etiologi
Menurut [ CITATION Nur15 \l 1033 ]
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya
merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik,
penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.
Penyebab umum dari anemia:
6
 Perdarahan hebat

 Akut (mendadak)

 Kecelakaan

 Pembedahan

 Persalinan

 Pecah pembuluh darah

 Penyakit Kronik (menahun)

 Perdarahan hidung

 Wasir (hemoroid)

 Ulkus peptikum

 Kanker atau polip di saluran pencernaan

 Tumor ginjal atau kandung kemih

 Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

 Berkurangnya pembentukan sel darah merah

 Kekurangan zat besi

 Kekurangan vitamin B12

 Kekurangan asam folat

 Kekurangan vitamin C

 Penyakit kronik

7
 Meningkatnya penghancuran sel darah merah

 Pembesaran limpa

 Kerusakan mekanik pada sel darah merah

 Reaksi autoimun terhadap sel darah merah

 Hemoglobinuria nokturnal paroksismal

 Sferositosis herediter

 Elliptositosis herediter

 Kekurangan G6PD

 Penyakit sel sabit

 Penyakit hemoglobin C

 Penyakit hemoglobin S-C

 Penyakit hemoglobin E

 obat, bahan kimia dan lain-lain.

 Infeksi : tuberculosis milier, hepatitis dan sebagainya.

 Lain – lain : keganasan, penyakit ginjal, gangguan endokrin.

 Idiopatik : merupakan penyebab yang paling sering, akhir –akhir ini faktor
imunologis telah dapat menerangkan etiologi golongan idiopatik ini.

3. Klasifikasi
Penyakit anemia dibagi menjadi beberapa macam yaitu [ CITATION Ari15 \l 1033
]:

8
a. Anemia Megaloblastik
Anemia ini disebabkan oleh defisiensi vitamin B12 atau asam folat,
perubahan sumsum tulang identik dan perubahan darah perifer terjadi
karena vitamin tersebut esensial untuk sintesis DNA normal.
b. Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan penyakit yang jarang terjadi yang disebabkan
oleh penurunan atau kerusakan sel induk sumsum tulang belakang,
kerusakan pada lingkungan mikro didalam sumsum tulang, dan
penggantian sumsum tulang dengan lemak.
c. Anemia Sel Sabit
Anemia sel sabit adalah anemia hemolitik berat yang terjadi akibat
pewarisan gen hemoglobin sabit (HbS) yang menyebabkan molekul
hemoglobin defektif (cacat).
d. Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi biasanya terjadi ketika asupan besi dalam diet
tidak mencukupi untuk sintesis hemoglobin, anemia jenis defisiensi besi
adalah anemia yang sering terjadi diseluruh dunia.

4. Manifestasi Klinis
Menurut [ CITATION Wij13 \l 1033 ] system organ yang terkena maka pada
anemia dapat menimbulkan manifestasi klinis yang luas. Secara umum tanda dan
gejala anemia yaitu:

a) Hb menurun (< 10g/dl) trombositosis/ trombositopenia, dan pasitopenia

b) Penurunan berat badan

c) Takikardi, tekanan darah menurun, pengisian kapiler lambat, extremitas


dingin, palpitasi, kulit pucat

d) Mudah lelah

e) Sakit kepala, pusing, kunang-kunang

9
5. Patofisiologi

Menurut [ CITATION Wij13 \l 1033 ] Timbulnya anemia mencerminkan


adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan
atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak
diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis
(destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah
merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat
beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah
merah.

Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau
dalam system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil
samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk
dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1
mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sklera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa
makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan
oksigen pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ
penting, Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika
kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang memorinya lemah,
Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa diperbaiki.
a) Jumlah efektif eritrosit berkurang menyebabkan jumlah O2 ke jaringan
berkurang.
b) Kehilangan darah yang mendadak (> 30%) mengakibatkan pendarahan
menimbulkan simtomatologi sekunder hipovolemi dan hipoksia.
c) Tanda dan gejala: gelisah, diaforesis (keringat dingin), takikardi, dyspne,
syok.
d) Salah satu tanda yang sering di kaitkan dengan anemia adalah pucat, ini
umumnya sering di kaitkan dengan volume darah, berkurangnya
hemoglobin dan vasokontriksi untuk memperbesar pengiriman O2 ke
organ-organ vital. Karena faktor-faktor seperti pigmentasi kulit, suhu dan
kedalaman serta distribusi kapiler mempengaruhi warna kulit maka warna

10
kulit bukan merupakan indeks pucat yang dapat diandalkan. Warna kuku,
telapak tangan dan membran mukosa mulut serta konjungtiva dapat
digunakan lebih baik guna menilai kepucatan.

6. Pathway [ CITATION Ari15 \l 1033 ]


ANEMIA

Transport O2 G3 Perfusi Jaringan Perifer

11
menurun

Kebutuhan O2 Tidak
Terpenuhi

Hipoksia sel dan jaringan


Metabolisme anaerob

Penumpukan asam
laktat pada jaringan
Merangsang sistem syaraf simpatis
Kelelahan

INTOLERANSI AKTIVITAS
Aliran darah GIT menurun

Paristaltik usus menurun

Regurgitasi

Peningkatan isi lambung

Mual / muntah

Inteke menurun

Berat badan menurun

KETIDAKSEIMBANGAN KEBUTUHAN NUTRISI


KURANG DARI KEBUTUHAN
7. Komplikasi
Menurut [ CITATION Nur15 \l 1033 ] Anemia juga menyebabkan daya tahan
tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia akan mudah terkena infeksi.
Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena infeksi saluran napas,

12
jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah lebih kuat.
Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan
dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan
berat badan rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ
tubuh, termasuk otak.
8. Pemeriksaan Penunjang
Menurut [ CITATION Nur15 \l 1033 ]

a) Pemeriksaan laboratorium

 Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus anemia.
Dengan pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan bentuk
morfologi anemia tersebut. Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada
komponen-komponen berikut ini: kadar hemoglobin, indeks eritrosit,
(MCV,MCV, dan MCHC), asupan darah tepi.

 Pemeriksaan darah seri anemia: hitung leukosit, trombosit, laju endap darah
(LED) dan hitung retikulosit. Sekarang sudah banyak dipakai automatic
hematology analizer yang dapat memberikan presisi hasil yang baik.

 Pemeriksaan sumsum tulang: pemeriksaan ini memberikan informasi


mengenai adanya sistem hematopoesis. Pemeriksaan ini dibutuhkan utuk
diagnosa difinitif pada beberapa jenis anemia. pemeriksaan sumsum tulang
belakang mutlak diperlukan diagnosis anemia aplastik, anemia
megaloblastik, serta pada kelainan hemotologik yang dapat mensupresi
sistem eritroid.

 Pemeriksaan atas indeksi khusus: pemeriksaan ini untuk mengomfirmasikan


dugaan diagnosis awal yang memilki komponen berikut ini:

1) Anemia defisiensi besi: serum iron, TIBC, saturasi transferin, dan


feritin serum.
2) Anemia megalobalistik: asam folat darah / eritrosit, vitamin B12
3) Anemia hemolitik: hitung retikulosit, tes coomb, dan elektroforesis
Hb.

13
4) Anemia pada leukeumia akut biasanya dilakukan pemeriksaan
sitokimia.
9. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anemia menurut [ CITATION Wij13 \l 1033 ] ditunjukan
untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang.
a) Transpalasi sel darah merah.
b) Anti biotik diberikan untuk mencegah infeksi.
c) Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
d) Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen.
e) Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
f) Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian Keperawatan

Menurut [ CITATION Wij13 \l 1033 ]

14
1) Identitas
pasien/biodata Pada umumnya, yang sering terserang anemia yaitu pada usia
6-24 bulan.
2) Keluhan utama
Biasanya anak datang kerumah sakit bersama keluarganya dengan keluahan
pucat, kelelahan, kelemahan, pusing.
3) Riwayat kesehatan dahulu
 Adanya penderita anemia sebelumnya, riwayat imunisasi.
 Adanya riwayat trauma, pendarahan.
 Adanya riwayat demam tinggi.

4) Keadaan kesehatan saat ini

Pasien pucat, kelemahan, sesak nafas, sampai adanya gejala gelisah,


diaforesis tachikandia, dan penurunan kesadaran.

5) Riwayat keluarga
Riwayat penyakit-penyakit seperti: kanker, jantung hepatitis, DM, asthma,
penyakit-penyakit infeksi saluran pernafasan.
6) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum: keadaan tampak lemah sampai sakit berat.

b) Kesadaran: compos mentis kooperatif sampai terjadi penurunan tingkat


kesadaran apatis, samnoles-sopor-coma.

c) Tanda-tanda vital

TD: Tekanan darah menurun

Nadi: frekuensi nadi meningkat, kuat sampai lemah (N=60-100


kali/menit

Suhu: bisa meningkat atau menurun (N= 36,5-37,2C)

Pernapasan: meningkat (anak N= 20-30 kali/ menit

15
7) Body sistem

a) Sistem penapasan

napas pendek pada istirahat dan aktivitas. Tanda sesak napas.

b) Sistem Kardiovaskuler
kerja jantung berlebih. Riwayat endokarditis infeksi kronis. Tanda
peningkatan sistol dengan diastol.

c) Sistem persyarafan

sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, penurunan penglihatan dan


bayangan mata, kelemahan, keseimbangan buruk.

d) Sistem pencernaan

penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah atau


masukan produk sereal tinggi, nyeri mulut atau lidah, kesulitan
menelan, mual muntah, penurunan berat badan.

e) Sistem integrument

teraba dingin, keringat yang berlebihan, pucat, terdapat pendarahan


dibawah kulit.

f) Sistem endokrin

haus atau dehidrasi, lapar berlebihan.

g) Sitem pengindraan

kelainan bentuk tidak ada, kkonjungtiva anemis, sklera tidak ikterik,


terdapat pendarahan sub konjungtiva keadaan pupil, pelpebra, refleks
cahaya biasanya tidak ada kelainan.

h) Sistem muskuluskletal

16
terjadi kelemahan umum, nyeri ekstermitas, tonus otot kurang, akral
dingin.

B. Diagnosa keperawatan
1. Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer
Definisi: Penurunan sirkulasi darah pada level kapiler yang dapat menggangu
metabolisme tubuh [ CITATION PPN171 \p 37 \l 1033 ]
Penyebab:
a. Hiperglikemia
b. Penurunan konsentrasi hemoglobin
c. Peningkatan tekanan darah
d. Kekurangan volume cairan
e. Penurunan aliran arteri dan atau vena
f. Kurang terpapar informasi tentang faktor pemberat misalnya merokok, gaya
hidup monoton, trauma, obesitas, asupan garam imobilitas.
g. Kurang terpapar informasi tentang proses penyakit misalnya diabetes militus,
hiperlipidemia
h. Kurang aktivitas fisik
Gejala dan tanda mayor
Subjektif

17
Tidak tersedia
Objektif
1) Pengisian kapiler >3 detik
2) Nadi perifer menurun atau tidak teraba
3) Akral terasa dingin
4) Warna kulit pucat
5) Turgor kulit menurun
Kondisi klinis terkait
1. Tromboflebitis
2. Diabetes militus
3. Anemia
4. Gagal jantung kongestif
5. Kelainan jantung kongenital
6. Trombosis arteri
7. Varises
8. Trombosis vena dalam
9. Sindrom kompartemen

2. Intoleransi aktivitas

Definisi: Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitasi sehari-hari


[ CITATION PPN171 \p 128 \l 1033 ]

Penyebab

1. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen

2. Tirah baring

3. Kelemahan

4. Imobilitas

5. Gaya hidup monoton.

18
Gejala dan tanda mayor

Subjtekif: Mengeluh lelah

Objektif : Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat

Kondisi klinis terkait

1. Anemia

2. Gagal jantung kongesif

3. Penyakit jantung koroner

4. Aritrmia

5. Dll

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme


[ CITATION PPN171 \p 56 \l 1033 ]

Penyebab

1. Ketidakmampuan menelan makanan

2. Ketidamapuan mencerna makanan

3. Ketidakmampuan mengabsorbsi

4. Peningkatan kebutuhan metabolisme

5. Faktor ekonomi misalnya finansial tidak mencukupi

6. Faktor psikologis misalnya stres, keengganan untu makan.

Gejala dan tanda mayor

Subjektif

19
Tidak tersedia (PPNI, 2017, hal. 56)
Objektif
Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal.
Kondisi klinis terkait
1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius sindrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amvotropic lateral sclerosis

D. Intevensi
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer [ CITATION MWi16 \p 144 \l
1033 ]
NOC
20
Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x 24 jam klien akan :
Kriteri hasil :
Menunjukkan status sirkulasi yang dibuktikan oleh indikator gangguan
ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada penyimpangan dari rentang
normal:
a. Menunjukkan status sirkulasi dibuktikan oleh indikator suara nafas
tambahan, distensi vena eher, edema, atau bising pembuluh besar.
Kelelahan dan edema perifer dan asites.
b. Menunjukkan integritas jaringan: kulit dan membran mukosa yang
dibuktikan oleh indikator berikut suhu, sensasi elastisitas hidrasi,
keutuhan dan ketebalan kulit.
c. Menunjukkan perfusi jaringan: perifer yang dibuktikan oleh indikator
berikut pengisian ulang kapiler (jari tangan dan jari kaki), warna kulit,
sensasi, integritas kulit.

NIC

a. Pantau pemeriksaan koagulasi misal waktu protombin (PT) waktu


tromboplastin parsial (PIT) dan hitung trombosit.

b. Pantau nilai elektrolit yang berkaitan dengan disritmia misal kadar


kalium dan magnesium serum.

c. Lakukan pengkajian komprehensif sirkulasi perifer misal nadi perifer,


edema, pengisian, warna kulit, suhu kulit.

d. Kaji integritas kulit perifer.

e. Kaji tonus otot , pergerakan motorik, gaya berjalan, dan propriosepsi.

f. Pantau asupan.

g. Pantau status hidrasi misal membran mukosa lembab, keadekuatan


nadi, dan tekanan darah ortostatik, jika perlu.

21
h. Pantau hasil lab yang berkaitan dengan retensi cairan misal
peningkatan berat jenis, peningkatan BUN, penurunan hematokrit,
dan peningkatan kadar osmolalitas urine.

i. Pantau indikasi kelebihan beban atau retensi cairan misal crackle¸


peningkatan CVP atau tekanan baji kapiler pulmonal, edema, distensi
vena leher dan asites, jika perlu.

2. Intolerasi aktivitas [ CITATION MWi16 \p 210 \l 1033 ]

NOC

Setelah dilakukan tindakan keperawatan ..x 24 jam klien akan :

Kriteri hasil :

1. Menolerasi aktivitas yang biasa digunakanyang dibuktikan oleh toleransi


aktivitas, ketahanan, penghematan energi, tingkat kelelahan, energi
psikomotorik, istirahat, dan perawatan diri

2. Menunjukkan toleransi aktivitas yang ditunjukkan oleh indikator


saturasi oksigen saat beraktivitas, frekuensi pernapasan saat beraktivitas,
kemampuan untuk berbicara saat berktivitas fisik

NIC

1. Kaji tingkat kemampuan pasien untuk berpindah dari tempat tidur, berdiri,
ambulasi, dan melakukan AKS dan AKSI

2. Kaji respon emosi, sosial dan spiritual terhadap aktivitas

3. Manajeman energi

4. Tentukan penyebab keletihan misalnya perawatn nyeri dan pengobatan

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh [ CITATION MWi16


\p 98 \l 1033 ]

22
Kriteria hasil
1) Meningkatkan atau mempertahankan berat badan
2) Menejelaskan komponen diet bergizi adekuat
3) Mengungkapkan tekat untuk mematuhu diet
4) Menoleransi diet yang di anjurkan
5) Melaporkan tingkat energi yang adekuat
Aktifitas Keperawatan
1) Tentukan motifasi pasien untuk mengubah kebiasaan makan
2) Pantau nilai laboratorium
Penyuluhan Untuk Pasien dan Keluarga
1) Ajarkan metode untuk perencanaan makan
2) Ajarkan pasien tentang makanan yang bergizi dan tidak mahal
Aktifitas Kolaboratif
1) Diskusikan dengan ahli gizi dalm menentukan protein pasien
2) Rujuk ke dokter untuk menentukan penyebab gangguan nutrisi
3) Rujuk ke program gizi yang tepat
Aktivitas Lain
1) Buat perencanaan makan dengan pasien yang masuk dalam jadwal makan
2) Dukung anggota keluarga untuk membawa makanan kesukaan pasien
3) Bantu pasien menulis tujuan mingguan yang realistis

23
DAFTAR PUSTAKA

Bibliography
Arief. (2015). Neonatus & Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

M.Wilkinson, J. (2016). Dignosa Keperawatan Edisi 10. Jakarta: EGC.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis &
NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Mediaction.

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnois Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat
Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Smeltzer, S. C. (2010). Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Wijaya, A. S. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 2 . Yogyakarta: Nuha Medika.

24
25

Anda mungkin juga menyukai