Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis
inimakalahmakalah.Sungguh suatu kesyukuran yang memiliki makna tersendiri, karena walaupun
dalam keadaan terdesak, kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Dalam penulisan karya tulis ini, kami mencoba membahas tentang “ANIMEA DAN
CACINGAN”. Apa yang kami lakukan dalam makalah ini, masih jauh yang diharapkan dan
isinya masih terdapat kesalahan – kesalahan baik dalam penulisan kata maupun dalam
menggunakan ejaan yang benar. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang sifatnya membangun,
kami harapkan sehingga makalah ini menjadi sempurna.

Makassar, desember 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan Penulisan................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian anemia dan cacingan........................................................ 3
B. Penyebab anemia dan cacingan......................................................... 4
C. Tanda dan Gejala anemia dan cacingan............................................ 4
D. Pencegahan dan penanganan anemia dan cacingan .......................... 5
E. Pengobatan anemia dan cacingan ..................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 7
B. Saran .................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia (bahasa yunani) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah nomal. Sel
darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari
paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya
sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat
mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh. Keadaan ini sering
menyebabkan energy dalam tubuh menjadi menurun sehingga terjadi 5L (lemah, lesu, lemas,
lunglai, dan letih. Dalam hal ini orang yang menderita anemia adalah orang yang menderita
kekurangan zat besi. Seseorang yang menderita anemia akan sering mengalami pusing yang
sedang hingga berat dikarenakan meningkatnya penghancuran sel darah merah, pembesaran
limpa, kerusakan mekanik pada sel darah merah, reaksi autoimun terhadap sel darah merah :
hemoglobinuria nocturnal paroksismal, sferositosis herediter, elliptositosis herediter. Seseorang
yang sering mengalami anemia yang disebabkan karena pasokan oksigen yang mencukupi
kebutuhkan ini, bervariasi. Anemia bisa menebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan
kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyababkan stroke atau serangan
jantung.
Cacingan merupakan penyakit edemik dan kronik dengan pravalensi tinggi. Penyakit itu
memang tidak mematikan, namun dapat menggeroti kesehatan dan menurunkan mutu sumber
daya manusia.ada 3 jenis cacing yang hidup dan berkembang biak sebagai parasit di dalam tubuh
manusia seperti cacing gelang hidup, dengan mengisap sari makanan, cacing cambuk Selain
mengisap makanan juga mengisap darah, sedangkan cacing tambang hidup dengan mengisap
darah saja, sehingga penderita cacingan akan kurus, dan kurang gizi, pada gilirannya menjadi
mudah lelah, malas belajar, daya tangkap menurun bahkan mengalami gangguan pencernaan
( diare) yang berujung pada rendahnya mutu sumber daya manusia dan merosotnya
praduktivitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian anemia dan cacingan?
2. Apa Penyabab anemia dan cacingan?
3. Tanda dan Gejala anemia dan cacingan?
4. Apa pencegahan dan penanganan anemia dan cacingan?
5. Apa peengobaatan anemia dan cacingan?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui definisi anemia dan cacingan
2. Untuk Mengetahui Penyebab anemia dan cacingan
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala anemia dan cacingan
4. Untuk Mengetahui Pencegahan dan penanganan anemia dan cacingan
5. Untuk mengetahui pengobatan anemia dan cacingan

\
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian anemia dan cacingan


Anemia adalah suatu kondisi tubuh yang terjadi ketika sel-sel darah merah (eritrosit)
dan/atau Hemoglobin (Hb) yang sehat dalam darah berada di bawah nilai normal (kurang
darah). Hemoglobin bagian utama dari sel darah merah, atau haemoglobin yang normal,
maka sel-sel dalam tubuh tidak akan mendapatkan oksigen yang cukup, akibatnya tumbullah
gejala anemia. Gejala anemia seperti lemah dan lesu terjadi karena organ-organ tidak
mendapatkan apa yang mereka butuhkan untuk berfungsi dengan baik, yaitu oksigen. Dalam
masyarakat kita anemia dikenal dengan istilah kurang darah. Kurang darah (anemia) ini
berbeda dengan darah rendah. Darah rendah merupakan rendahnya tekanan darah,
sedangkan anemia adalah kurangnya se darah merah atau haemoglobin seperti telah
disebutkan di atas. Hal ini sengaja saya perjelaskan disini karena saya masih sering
menemukan pasien yang salah dalam mengartikan anemia (kurang darah).
Penyakit cacingan merupakan parasit yang tumbuh di dalam tubuh manusia dan
mengganggu tubuh manusia tersebut, akibatnya adalah semua nutrisi yang masuk ke dalam
tubuh manusia itu terserap oleh parasit cacing tersebut. Oleh sebab itu, para orang tua perlu
mengetahui apa saja penyebab cacingan yang dapat membahayakan anak.

B. Penyebab anemia dan cacingan


Penyebab anemia karena kehilangan darah sel darah merah dapat hilang ketika seseorang
mengeluarkan darah atau berdarah oleh sebab apapun seperti kecelakaan, terluka, dsb.
Namun perdarahan dapat terjadi perlahan-lahan selama jangka waktu yang panjang, dan
adakalanya tidak terdeteksi. Ini disebut sebagai pendarahan kronis yang biasanya disebabkan
oleh : penyakit pencernaan seperti maag, wasir, gastritis (radang lambung), dan kanker
Penggunaan obat anti-inflamasi (OAINS) seperti aspirin atau ibuprofen, yang dapat
menyebabkan gastritis dan perdarahan saluran cerna. Menstruasi dan melahirkan pada
wanita, terutama jika pendarahan menstruasi yang berlebihan penyebab anemia karena
kurangnya produksi sel darah merah anemia bisa terjadi karena kurangnya kuantitas dan
kualitas sel darah merah, yakni kurangnya produksi sel darah merah atau terganggunya
pembentukan hemoglobin. Selain itu dapat pula terbentuk sel darah merah dan hemoglobin
yang tidak bagus sehingga fungsinya tidak optimal. Penyebab anemia jenis ini biasanya
terkait dengan kekurangan mineral dan vitamin yang dibutuhkan dalam memproduksi sel
darah merah dan hemoglobin. Kondisi yang terkait dengan penyebab anemia ini antara lain :
anemia sel sabit anemia defisiensi besi kekurangan vitamin B12, asam folat masalah
sumsum tulang dan stem cell kondisi kesehatan lain penyebab anemia karena rusaknya sel
darah merah ketika sel-sel darah merah dan tidak dapat menahan stres rutin dari sistem
peredaran darah, maka dapat pecah secara prematur, sehingga menyebabkan anemia
hemolitik. Anemia hemolitik dapat hadir pada saat lahir atau berkembang kemudian.
Kadang-kadang tidak diketahui penyebabnya. Penyebab anemia hemolitik yang telah
diketahui antara lain : kondisi yang diwariskan (diturunkan), seperti anemia sabit dan
talasemiastres seperti infeksi, obat-obatan, racun ular atau laba-laba, atau makanan tertentu
racun dari penyakit hati lanjut (liver kronis) atau penyakit ginjal serangan yang tidak tepat
oleh sistem kekebalan tubuh (disebut penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, ketika itu
terjadi pada janin yang dikandung pada wanita hamil) cangkok vaskular, katup jantung
prostetik, tumor, luka bakar parah, paparan bahan kimia, hipertensi berat dan gangguan
pembekuan darah. Dalam kasus yang jarang terjadi, pembesaran limpa dapat menjebak sel
darah merah menghancurkan mereka sebelum waktunya beredar habis.

Berikut ini hal-hal yang bisa menyebabkan cacingan :

1. Kurang memelihara kebersihan


Anak-anak tidak bisa jika diharuskan menjaga kebersihan, banyak anak-anak yang merasa
cuek dengan kebersihannya. Seperti setelah bermain tanah anak tidak cuci tangan dan dia
memasukkan makanan menggunakan tangannya ke dalam mulut. Hal inilah yang menjadi
penyebab utama mengapa anak-anak terkena cacingan.
2. Lingkungan yang kotor
Lingkungan yang kotor juga mejadi penyebab anak-anak terkena cacingan. Anak-anak bisa
saja bermain di lingkungan yang kotor dan mengandung cacing didalamnya sehingga anak bisa
rentan untuk terkena cacingan.
3. BAB di sembarang tempat
Anak jangan dibiasakan untuk membuang air besar di sembarang tempat, hal itu dikarenakan
jika BAB du sembarang tempatanak rentan untuk terkena cacingan. Alasannya adalah penderita
cacingan saat mengeluarkan tinja cacing itu akan ikut keluar, saat tinja mengering maka cacing
itu akan hidup dan berkeliaran kembali. Alasan itulah yang tidak boleh membiarkan anak untuk
BAB secara sembarangan.
4. Tidak memakai alas kaki
Kebiasaan anak tidak memakai alas kaki juga dapat menyebabkan anak terkena cacingan.
Cacing jenis gelang bisa menembus permukaan kulit dan pori-pori manusia. Itu bisa bertelur dan
kemudian menimbulkan cacingan. Oleh sebab itu biasakan kepada anak-anak anda untuk selalu
alas kaki saat memijak tanah. Tanah adalah sumber kuman dan tempat tinggal cacing penyebab
cacingan.
5. Makanan
Cacingan juga bisa disebabkan oleh makanan yang tercemar oleh larva cacing. Larva itu saat
berada di dalam usus kemudian bertelur dan kemudian berkembang biak. Hal itulah yang
menyebabkan anak menjadi penyebab cacingan.

C. Tanda dan gejala anemia dan cacingan


1. Anemia :
a. Pucat pada bagian dalam kelopak mata
Penderita anemia biasanya memiliki dalah satu ciri yang timbul yaitu pada bagian daerah mata.
Bisa dilihat dengan cara meregangkan bagian bawah pada kelopak mata kemudian dilihat dengan
seksama jika bagian bawah berwarna pucat maka bisa saja itu merupakan salah satu ciri gejala
anemia
b. Merasa cepat lelah
Jika seseorang memiliki jumlah sel darah merah yang rendah biasanya akan cepat merasakan
lelah ini diakibatkan oksidasi dalam tubuh berkurang jika sel darah merah pada tubuh berkurang.
Oksidasi ini berpengaruh pada energi tubuh yang dihasilkan dan digunakan untuk beraktivitas.
c. Merasakan sakit kepala
Salah satu yang sering terjadi pada penderita anemia adalah sering merasakan sakit kepala
terus-menerus, ini disebabkan kurangnya oksigen yang diakibatkan oleh kurangnya sel darah merah
pada tubuh penderita. Sehingga penderita akan sering merasakan sakit pada bagian kepala seperti
pusing-pusing.

d. Ujung jari berwarna pucat dan putih ketika ditekan.


e. Ciri penyakit anemia lainnya adalah dengan melakukan tes sederhana menekan ujung jari. Jika
pada orang normal ketika ujung jari ditekan akan memerah, berbeda dengan seseorang yang
penderita anemia. Penderita anemia ketika ujung Mengalami palpitasi
Pada penderita anemia mengalami ciri lainnya yaitu palpitasi. Palpitasi adalah sebuah istilah
dalam medis yaitu gejala denyut jantung yang tidak teratur, memiliki kecepatan yang tidak normal
dan terlalu kuat. Seperti yang telah di jelaskan sebelumnya penderita anemia mengalami kekurangan
oksigen dalam tubuh, yang berakibat pada penigkatan denyut jantung dan menyebabkan denyut
jantung berdebar tidak teratur dan juga cepat.
jarinya ditekan maka akan berubah menjadi putih dan pucat.

2. Cacingan :
Berat badan akan menurun dan orang yang mengalami cacingan biasanya.
a. Memiliki tubuh yang kurus.
b. Penderita cacingan akan sering merasakan sakit perut.
c. Gejala yang lainnya biasanya penderita akan terlihat pucat dan kurang bersemangat.
d. Sering mengalami batuk.

D. Pencegahan anemia dan cacingan


A. Anemia :
Konsumsi makanan yang banyak mengadung zat besi makanan yang banyak mengadung
zat besi seperti daging, kacang, sayur-sayuran yang berwarna hijau dan lain-lain. Zat juga
sangat penting untuk wanita yang sedang menstruasi, wanita hamil dan anak-anak.
Konsumsi makanan yang banyak mengandung asam folat
Konsumsi makanan yang banyak mengandung asam folat seperti pisang, sayuran hijau
gelap, jenis kacang-kacangan, jeruk, sereal dan lain-lain makanan yang mengandung
vitamin B12. Bisa di dapatkan dengan mengkonsumsi daging dan susu makanan dan
minuman yang mengandung vitamin c banyak seali manfaat-manfaat vitamin c , salah
satunya bisa membantu penyerapan zat besi. Jenis-jenis makanan yang banyak
mengandung vitamin c seperti buah melon, buah jeruk, dan buah beri.
B. Cacingan :
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan bisa mengurangi takaran nasi dan menambah makanan
yang lebih kaya akan zat besi seperti bayam, daging sapi, dan hati ayam.
Wanita hamil disarankan untuk meningkatkan asupan zat besinya. Bayi di dalam kandungan
membutuhkan pasokan darah dan zat besi yang cukup. Penambahan zat besi berasal dari makanan
ataupun suplemen penambah zat besi. Tanyakan kepada dokter kandyngan tentang dosis dan
aturan pakai obat suplemen yang bisa anda konsumsi. Makanan yang kaya akan vitamin c juga
membantu penyerapan zat besi. Makanan yang kaya akan vitamin c adalah brokoli, jeruk, kiwi,
tomat, dan paprika merah.
Berikut ini daftar makanan dengan sumber zat besi yang baik:
a. Hati ayam dan hati sapi.
b. Kacang-kacangan seperti kacang hitam, kacang hijau, kacang merah.
c. Tahu dan tempe
d. Makanan laut atau boga bahari seperti tiram, kerang dan ikan.
e. Sayuran hijau seperti bayam dan brokoli.
f. Daging merah tanpa lemak.
g. Buah kering seperti buah kismis dan aprikot.

Carilah bahan makanan yang sudah difortifikasi atau dilengkapi dengan zat besi. Dalam
langkah membasmi kekurangan zat besi, pemerintah telah mendorong persediaan beras dan
terigu yang kandungan zat besinya lebih tinggi.
Mengonsumsi suplemen penambah zat besi.
Suplemen penambah zat besi yang paling sering dianjurkan adalah zat besi sulfat.
Suplemen ini berbentuk tablet dan biasanya di minum dua hingga tiga kali sehari.
Untuk penderita sakit maag, suplemen penambah zat besi ini harus dikonsumsi dua jam
sebelum atau empat jam sesudah mengonsumsi obat antasida. Ini karen obat antasida dapat
menghambat penyerapan zat besi. Jika tidak mampu mengonsumsi melalui mulut, maka
penderita bisa memasukkan suplemen penambah zat besi malalui infus.
Cacingan :
Karena terkadang sulit mendeteksi orang yang cacingan, maka anda harus rutin untuk
minum obat cacing setiap enam bulan satu dosis yang sesuai dan dianjurkan. Jika anda
sudah mengetahui jika terkena cacingan, segera bawa ke dokter agar dapat diperiksa lebih
lanjut kejadian cacingan yang menyerang anggota keluarga kita. Sehingga anda bisa
mendapatkan obat cacingan yang diresepkan dan sesuai.

E. Pengobatan anemia dan cacingan


A. ANEMIA

Jenis pengobatan anemia bergantung pada kondisi dan penyebab anemia yang diderita
masing-masing pasien. Umumnya, kondisi yang memicu anemia adalah kekurangan vitamin dan
zat besi, penyakit kronis, atau penyakit turun-temurun.
Orang yang menderita anemia memiliki lebih rendah jumlah sel darah merah atau
hemoglobin normal. Hemoglobin merupakan protein dalam sel darah merah yang membawa
oksigen ke seluruh tubuh. Ada tiga penyebab utama anemia, yaitu:

a. Kehilangan darah, baik pendarahan tiba-tiba atau perdarahan internal lambat


b. Produksi sel darah merah oleh tubuh relatif rendah
c. Tingginya tingkat sel darah merah yang hancu

Pengobatan anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi merupakan jenis yang paling umum dari anemia. Jika zat besi di
dalam darah Anda rendah, tubuh tidak dapat membuat hemoglobin. Penyebab umum anemia
defisiensi besi adalah pola makanan yang buruk, ketidakmampuan tubuh untuk menyerap zat
besi, atau kehilangan darah. Anak-anak dan wanita usia subur sangat rentan terkena anemia
defisiensi besi.
Pada anak-anak, jenis anemia ini biasanya berhubungan dengan pola makan. Anak-anak
yang minum susu terlalu banyak mungkin tidak mendapatkan cukup zat besi dari makanan lain.
Jenis anemia ini umumnya diatasi dengan suplemen zat besi (biasanya dalam bentuk pil),
dan perubahan pola makan. Konsumsi lebih banyak makanan kaya zat besi dapat mencegah
anemia semakin memburuk, tetapi tidak dapat mengobati kekurangan asupan zat besi.
Kehilangan darah saat menstruasi berat, terutama pada remaja dan wanita muda, merupakan
penyebab lain dari anemia defisiensi besi. Rogers mengatakan, kontrasepsi oral dan suntikan
Depo-Provera dapat menghambat darah keluar terlalu banyak dan mengurangi kemungkinan
anemia pada wanita.
Pada orang tua, anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh kehilangan darah akibat
perdarahan gastrointestinal dari kanker usus besar, penggunaan alkohol (penyebab tukak
lambung), atau masalah usus non-kanker. Dokter akan mendiagnosis penyebab pendarahan dan
memberikan pengobatan yang sesuai.
Setelah dokter menentukan penyebab dan letak pendarahan, suplemen akan diberikan untuk
menggantikan zat besi yang hilang. Pada beberapa kasus, suplemen tidak bekerja atau tubuh
pasien tidak dapat menerima pil zat besi karena sembelit atau efek samping lainnya. Pasien
dengan kasus seperti ini dapat diobati dengan intravena (IV) zat besi lewat saluran pencernaan.

Pengobatan anemia untuk kasus kekurangan vitamin

Rendahnya tingkat vitamin B-12 dan folat adalah penyebab umum dari anemia defisiensi
vitamin. Orang yang berisiko tertinggi terkena anemia jenis ini adalah:

a. Orang tua. Tubuh orang tua mungkin tidak mampu menyerap nutrisi secara optimal. Dalam
kasus lain, asupan makanan rendah vitamin juga mungkin menjadi pemicu anemia.
b. Pelaku penyalahgunaan obat. Pecandu mungkin tidak mendapatkan diet seimbang, sementara
pecandu alkohol mungkin mendapatkan sebagian besar kalori dari minum-minuman keras.
c. Beberapa pasien bedah. Orang yang pernah menjalani operasi pengangkatan sebagian usus kecil
mungkin tidak mampu menyerap nutrisi dengan baik.
d. Pengobatan yang dapat dilakukan yaitu memperbaiki pola makan secara keseluruhan,
mengkonsumsi suplemen asam folat untuk kekurangan folat, dan mendapatkan suntikan untuk
kasus kekurangan vitamin B-12.

Pengobatan anemia untuk penyakit kronis

Penyakit tahunan atau kronis juga dapat menyebabkan anemia. Risiko anemia yang paling tinggi
terjadi pada penderita penyakit inflamasi atau autoimun, penyakit ginjal, beberapa jenis kanker,
gangguan hati atau tiroid, dan infeksi kronis tertentu.
Menurut Rogers, penyakit di atas menyebabkan peradangan yang mencegah tubuh untuk
menggunakan zat besi dalam pembuatan sel-sel darah merah yang sehat. Kondisi ini juga
menghalangi ginjal dalam membuat hormon yang memberi sinyal sumsum tulang untuk
membuat lebih banyak sel darah merah. Anemia akan berangsur membaik ketika penyakit yang
memicu anemia berhasil diobati.
Pasien penyakit ginjal dan pasien kanker yang menjalani kemoterapi terkadang menerima
pengobatan untuk merangsang produksi sel darah merah. Namun baru-baru ini, keamanan obat
itu dipertanyakan. Terapi pengobatan tersebut membutuhkan peran hematologi dan diskusi lebih
lanjut.
Terapi kanker, terutama kemoterapi, dapat menyebabkan anemia sehingga pengobatan
tergantung pada tingkat keparahan.

Pengobatan anemia untuk penyakit turunan

Orang tua dengan gen tertentu dapat menularkan penyakit anemia untuk anak-
anaknya. Walalupun banyak jenisnya, anemia herediter terbagi ke dalam dua kategori,
yaitu:
a. Anemia hemolitik: suatu kondisi ketika sel-sel darah merah hancur terlalu cepat.
Penyakit sel sabit dan thalassemia masuk ke dalam kategori ini. Pengobatan tiap
pasien bergantung pada jenis, gejala, dan tingkat keparahan anemia yang
spesifik. Selama perawatan, dokter akan mengamati jumlah dan pertumbuhan
sel darah (pada anak-anak) dan memantau pengembangan batu empedu.
Perawatan untuk anemia hemolitik adalah steroid dan transfusi darah.
b. Inherited bone marrow failure syndromes (IBMFS): gangguan langka ketika
sumsum tidak memproduksi sel darah yang cukup, termasuk sel darah merah.
Jenis anemia yang termasuk ke dalam IBMFS adalah aplastik anemia dan
Fanconi anemia. Beberapa pasien dengan IBMFS akhirnya dapat terkena
leukemia atau kanker lain.

Penanganan setiap jenis anemia herediter pastinya berbeda, tetapi dalam semua
kasus, dokter akan memantau jumlah sel darah dan melakukan tes sumsum tulang dan
kromosom yang dilakukan secara rutin. Perawatan yang dapat diberikan adalah steroid,
hormon, dan obat-obatan untuk merangsang produksi sel darah, atau transfusi darah.
Antibiotik sebagai pencegah infeksi akan diberikan bila diperlukan.

Pada beberapa kasus, pasien dengan anemia herediter menjalani transplantasi tulang
atau sel induk. Walaupun efektif menyembuhkan anemia, pengobatan ini tidak terlepas
dari risiko.

Jika Anda mengalami gejala anemia, segera temui dokter untuk mendapatkan
diagnosis dan pengobatan yang terbaik untuk Anda.

B. Pengobata pada cacingan :

Obat yang ditanyakan di atas merupakan salah satu obat cacing yang memiliki
kandungan pirantel pamoat. Obat ini dapat digunakan untuk mengatasi beberapa
macam penyakit yang diakibatkan oleh cacing, antara lain cacing kremi, cacing gelang,
cacing tambang dan beberapa parasit saluran pencernaan lainnya. 
Baiknya, Anda mengetahui terlebih dahulu jenis penyakit cacing yang Anda alami saat
ini. Berikut adalah beberapa jenis infeksi cacing:

 Cacing Kremi: biasanya gejala yang dirasakan berupa rasa gatal di sekitar anus
dan vagina pada malam hari.
 Cacing Pita: biasanya yang dirasakan berupa nyeri pada perut bagian atas, mual
dan muntah, gangguan pencernaan (diare), dll.
 Cacing Askaris: sakit perut yang parah, muntah, penurunan berat badan, dll.
 Dll
Baiknya Anda memeriksakan diri terlebih dahulu ke dokter untuk mengetahui penyebab
infeksi cacingnya terlebih dahulu, sehingga obat yang Anda konsumsi tepat dan cocok
untuk pengobatan infeksi cacing yang Anda alami.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Anemia merupakan suatu kondisi saat jumlah sel darah merah atau jumlah haemoglobin (protein
pembawa oksigen) dalam sel darah merah di bawah normal. Cacing merupakan salah astu agent parasit
yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, mulai dari penyakit ringan sampai pada penyakit
yang berat.
penyebab anemia dan cacingan karena kehilangan darah sel darah merah dapat hilang ketika
seseorang mengeluarkan darah atau berdarah oleh sebab apapun seperti kecelakaan, terluka, dsb.
Namun pendarahan dapat terjadi perlahan-lahan dalam jangka waktu yang panjang, dan adakalanya
tidak terdeteksi. Cacingan juga bisa disebabkan oleh makanan yang tercemar oleh larva cacing. Larva itu
saat berada di dalam usus kemudian bertelur dan kemudian berkembang biak. Hal itulah yang
menyebabkan anak menjadi penyebab cacingan.
Pencegahan anemia dan cacingan konsumsi makanan yang banyak mangandung zat besi makanan
yang mengandung zat besi seperti daging, kacang-kacangan, sayur yang berwarna hijau dan lain-lain. Zat
besi juga sangat penting untuk wanita yang sedang menstruasi, wanita hamil dan anak-anak. Konsumsi
makanan yang banyak mengandung asam folat. Kebersihan menjadi hal yang paling penting untuk dijaga
untuk mencegah penyebaran telur cacing yang bisa menyebabkan cacingan. Langkah untuk menjaga
kebersihan ini bisa untuk keluarga yang sudah memiliki anak terkena infeksi cacingan.

B. SARAN
Meskipun penyakit yang ditimbulkan oleh cacing ini bersifat asymtomatis, tapi dalam tahap lanjut
dapat membahayakan kesehatan dan bahkan pada keadaan tertentu dapat menimbulkan kematian.
Dengan di ketahuinya pengertian, penyebab, tanda dan gejalanya. Pengobatan, dan pencegahan
terhadap penyakit yang ditimbulkan oleh anemia dan cacing, maka diharapkan untuk lebih
memperhatikan higien pribadi dan kebersihan lingkungan seperti perbaikan sanitasi agar penyebaran
penyakit cacing dapat ditanggulangi yang secara tidak langsung dapat meningkatkan derajat kesehatan
nasional yang optimal.
Karena kesehatan adalah nikmat yang paling berharga yang diberikan oleh allah SWT, maka dari itu
kesehatan perlu di pelihara, dan ditahankan. Sebelum mengobati lebih baik mencegah.

DAFTAR PUSTAKA

Hazna.2013.dignostic penyakit cacingan.bandung : ganesa.


Manjoer, rustam. 2013. Kapita selekta kedokteran. FK UI : media aeskulatius.
Mochtar, rustam, prof. Dr. M. Ph, sinoosis abstetri, jilid 1, edisi 2, kedokteran EGC,Jakarta,2014.
Ngastiyah, 2014. Penyakit cacingan. Jakarta : EGC.
Sintia,ayu,desi,ratna.2013, daur hidup cacing perut

Anda mungkin juga menyukai