(ANEMIA)
Disusun oleh:
RANI SAFITRI
202001130
R2 C KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah “Anemia”.
Saya jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini
dapat berguna bagi saya pada khususnya dari pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 definisi....................................................................................................2
2.2 penyebab.................................................................................................2
2.3 tanda Dan Gejala....................................................................................2
2.4 patofisiologi............................................................................................3
2.5 Pemeriksaan Penunjang..........................................................................3
2.6 Pengobatan.............................................................................................3
2.7 Asuhan Keperawatan Anemia ........................................................3
3.1 Kesimpulan.............................................................................................5
3.2 Saran.......................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Anemia ( bahasa Yunani) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah
normal.Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen
dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh . keadaan ini sering menyebabkan energi
dalam tubuh menjadi menurun sehingga terjadi 5L atau lemah, lesu, lemas, lunglai, dan
letih. Dalam hal ini orang yang terkena anemia adalah orang yang menderita kekurangan
zat besi. Seseorang yang menderita anemia akan sering mengalami keadaan pusing yang
sedang hingga berat dikarenakan Meningkatnya penghancuran sel darah
merah, Pembesaran limpa, Kerusakan mekanik pada sel darah merah,
Reaksi autoimun terhadap sel darah merah : Hemoglobinuria nokturnal paroksismal,
Sferositosis herediter, Elliptositosis herediter. Seseorang yang sering mengalami anemia
di sebabkan karena pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi.
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa
melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Anemia dalam bahasa Yunani : anaimia yang artinya Av-an (tidak ada) dan haima
(darah), tidak ada darah. Anemia atau kurang darah adalah keadaan saat jumlah sel
darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah
merah berada dibawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang
memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke
seluruh bagian tubuh. Defesiensi besi paling sering memberikan gambaran darah
yang mikrositik hipokromik, yang lain akibat talasemia, dan anemia sideroblastik
(jarang) terutama di negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Penyakit ini
disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh penderita. Diperkirakan 30%
populasi dunia menderita anemia defisiensi besi, kebanyakan dari jumlah tersebut ada
di negara berkembang.
2.2 Penyebab
Penyebab umum dari anemia antara lain kekurangan zat besi, perdarahan usus,
perdarahan, genetic, kekurangan vitamin B12, kekrangan asam folat dan gangguan
sunsum tulang. Secara garis besar anemia dapat disebabkan karena :
Tanda dan gejala yang sering muncul pada pasien dengan anemia antara lain:
2
13. Petekie
14. Hepatosplenomegali
15. Limfadenopati.
2.4 Patofisiologi
Zat besi diperlukan untuk hemopoesis (pembentukan darah) dan juga diperlukan
oleh berbagai enzim sebagai faktor penggiat. Zat besi yang terdapat dalam enzim juga
diperlukan untuk mengangkut elektro (sitokrom), untuk mengaktifkan oksigen
(oksidase dan oksigenase). Defisiensi zat besi tidak menunjukkan gejala yang khas
(asymptomatik) sehingga anemia pada balita sukar untuk dideteksi.
Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai dengan menipisnya simpanan zat besi
(feritin) dan bertambahnya absorbsi zat besi yang digambarkan dengan meningkatnya
kapasitas pengikatan besi. Pada tahap yang lebih lanjut berupa habisnya simpanan zat
besi, berkurangnya kejenuhan transferin, berkurangnya jumlah protoporpirin yang
diubah menjadi heme, dan akan diikuti dengan menurunnya kadar feritin serum.
Akhirnya terjadi anemia dengan cirinya yang khas yaitu rendahnya kadar Rb .
Bila sebagian dari feritin jaringan meninggalkan sel akan mengakibatkan
konsentrasi feritin serum rendah. Kadar feritin serum dapat menggambarkan keadaan
simpanan zat besi dalam jaringan. Dengan demikian kadar feritin serum yang rendah
akan menunjukkan orang tersebut dalam keadaan anemia gizi bila kadar feritin
serumnya
2.5 Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin, Hct dan indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) menurun
b. Hapus darah tepi menunjukkan hipokromik mikrositik
c. Kadar besi serum (SI) menurun dan TIBC meningkat , saturasi menurun
d. Kadar feritin menurun dan kadar Free Erythrocyte Porphyrin (FEP) meningkat
e. sumsum tulang : aktifitas eritropoitik meningka
2.6 Pengobatan
Upaya yang dilakukan dalam pengobatan anemia :
a. Suplementasi tabet Fe
b. Fortifikasi makanan dengan besi
c. Mengubah kebiasaan pola makanan dengan menambahkan konsumsi pangan yang
memudahkan absorbsi besi seperti menambahkan vitamin C.
d. Penurunan kehilangan besi dengan pemberantasan cacing.Dalam upaya mencegah
dan menanggulangi anemia adalah dengan mengkonsumsi tablet tambah darah. Telah
terbukti dari berbagai penelitian bahwa suplementasi, zat besi dapat meningkatkan
kada Hemoglobin.
e. Pengobatan Anemia Defisiensi Besi Sejak tahun 1997 pemerintah telah merintis
langkah baru dalam mencegah dan menanggulangi anemia, salah satu pilihannya
adalah mengkonsumsi tablet tambah darah. Telah terbukti dari berbagai peneltian
bahwa suplemen zat besi dapat meningkatkan hemoglobin
2.7 Asuhan Keperawatan Anemia
A.Pengkajian
1. Primer Assesment
3
a. Biodata pasien, terdiri dari : nama : (Tn. Ny. An.), umur/tanggal lahir, jenis
kelamin, agama, pendidikan terakhir, alamat, no. RM, tanggal masuk, t anggal
pengkajian, diagnose medis, nama penanggungjawab
b. Data subjektif
1) Riwayat penyakit saat ini: pingsan secara tiba-tiba atau penurunan kesadaran,
kelemahan, keletihan berat disertai nyeri kepala, demam, penglihatan kabur, dan
vertigo.
2) Riwayat sebelumnya : gagal jantung, dan/atau perdarahan massif. c. Data
objektif 1) Airway : tidak ada sumbatan jalan napas (obstruksi) 2) Breathing :
sesak sewaktu bekerja, dipsnea, takipnea, dan orthopnea
3) Circulation : CRT > 2 detik, takikardi, bunyi jantung murmur, pucat pada kulit
dan membrane mukosa (konjunctiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku.
(catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabuabuan), kuku
mudah patah, berbentuk seperti sendok (clubbing finger), rambut kering, mudah
putus, menipis, perasaan dingin pada ekstremitas.
4) Disability (status neurologi)
5) Sakit/nyeri kepala, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi,
insomnia, penglihatan kabur, kelemahan, keletihan berat, sensitif terhadap dingin.
2. Sekunder Assessment
a. Eksposure Tidak ada jejas atau kontusio pada dada, punggung, dan abdomen.
b. Five intervention Hipotensi, takikardia, dispnea, ortopnea, takipnea, demam,
hemoglobin dan hemalokrit menurun, hasil lab pada setiap jenis anemia dapat
berbeda. Biasnya hasil lab menunjukkan jumlah eritrosit menurun, jumlah
retikulosit bervariasi, misal : menurun pada anemia aplastik (AP) dan meningkat
pada respons sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis.
c. Give comfort Adanya nyeri kepala hebat yang bersifat akut dan dirasakan
secara tibatiba, nyeri yang dialami tersebut hilang timbul.
d. Head to toe
1) Daerah kepala : konjunctiva pucat, sclera jaundice.
2) Daerah dada : Tidak ada jejas akibat trauma, bunyi jantung murmur, bunyi
napas wheezing.
3) Daerah abdomen : splenomegali
4) Daerah ekstremitas : penurunan kekuatan otot karena kelemahan, clubbing
finger (kuku sendok), perasaan dingin pada ekstremitas.
e. Inspect the posterior surface Tidak ada jejas pada daerah punggung (Price &
Wilson, 2006).
4
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Anemia atau kurang darah adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah
normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
anemia adalah orang yang menderita kekurangan zat besi. Seseorang yang menderita
anemia akan sering mengalami keadaan pusing yang sedang hingga berat dikarenakan
Meningkatnya penghancuran sel darah merah, Pembesaran limpa, Kerusakan
mekanik pada sel darah merah, Reaksi autoimun terhadap sel darah merah :
Hemoglobinuria nokturnal paroksismal, Sferositosis herediter, Elliptositosis
herediter.
1.2 saran
setelah penulisan makalah ini, saya mengharapkan mahasiswa keperawatan
pada khususnya mengetahui pengertian, tindakan penanganan awal, serta
mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan anemia.
5
DAFTAR PUSTAKA
6
Ristica, Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil 2013
ABSTRAK
Angka prevalensi anemia dalam kehamilan di Indonesia berdasarkan SKRT tahun 2007 adalah sebesar 40,1 %.
Menurut data yang di dapat dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru angka anemia yang tertinggi terdapat pada Puskesmas
Tenayan Raya yaitu 54% pada tahun 2011. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi,
prevalensi anemia yang termasuk tinggi terdapat di Wilayah Puskesmas Tenayan Raya yaitu sebesar 54%. Tujuan Penelitian
adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tenayan Raya
Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru tahun 2012. Desain penelitian ini adalah studi penampang analitik (analytic cross
sectional study). Populasi adalah seluruh ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Tenayan Raya tahun 2012 sebesar 771 ibu
hamil, dengan sampel 212 orang ibu hamil. Cara pengambilan data yaitu dengan wawancara. Analisis data dilakukan dengan
regresi logistic ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian anemia
pada ibu hamil yaitu: Paritas (CI95%:OR=1,66-6,16), Kecukupan konsumsi zat besi (CI95%:OR=1,59-5,80), Status KEK
(CI95%:OR=1,44-2,50), Pendidikan ibu (CI95%:OR=1,24-4,50). Variabel yang tidak berhubungan adalah umur ibu,
pendapatan keluarga, pekerjaan dan pengetahuan. Berdasarkan analisis multivariate variable independen yang memiliki
hubungan sebab akibat dengan kejadian anemia pada ibu hamil adalah paritas (jumlah anak), kecukupan konsumsi zat besi,
status KEK, dan pendidikan ibu. Variabel yang tidak berhubungan signifikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil adalah
umur ibu, pendapatan keluarga, pekerjaan dan pengetahuan. Di sarankan pada ibu hamil agar dapat membatasi jumlah anak
jangan lebih dari 3orang merencanakan kehamilan dengan baik, mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 30 butir/bulan selama
3 bulan berturut-turut dan menjaga kebutuhan nutrisi selama hamil. Untuk peneliti selanjutnya perlu melakukan penelitian
lebih lanjut pada responden, tempat dan waktu yang berbeda dan sebaiknya dengan menggunakan data kontiniu.
Kata Kunci: Kejadian anemia pada ibu hamil, Puskesmas Tenayan Raya
ABSTRACT
The prevalence of anemia in pregancy in Indonesia is 40.1 % by National Family Health Survey 2001. Data from Health
Office Pekanbaru City showed prevalence of anemia in pregnancy in Tenayan Raya Public Health Center is 54 %. This cross
sectional study was designed to identify risk factors with anemia in pregnancy in Tenayan Raya Public Health Center. Two hundreds
and twelve pregnant women were included in this study . Data obtained usinh questionnaire and analyzed using regression logistic
test. This study showed Parity (CI95%: OR = 1.66 to 6.16), adequacy of iron intake (CI95%: OR = 1.59 to 5.80), Status KEK
(CI95%: OR = 1.44 to 2.50), maternal education (CI95%: OR = 1.24 to 4.50) were significantly associated with incidence of
anemia in pregnancy. Unrelated variables are maternal age, family income, employment and knowledge. multivariate
analysis showed the parity (number of children), the adequacy of iron intake, KEK status, and maternal education have a
causal relationship with the incidence of anemia. Variables that are not associated significantly with the incidence of anemia
in pregnant women is the mother's age, family income, occupation and knowledge. Suggest for pregnant women to plan their
pregnancy, consume iron tablets as many as 30 eggs / month for 3 consecutive months and maintain the nutritional needs
during pregnancy. For further research needs to study with different respondents, a different place and time by using
continuous data.
Alamat Korespodensi: Octa Dwienda Ristica, Jl. Kuantan V gg Pinang 1 no 7 RT/RW 001/003 kelurahan tanjung rhu Kec. Lima Puluh, Hp: 0852 7881 8884,
email: aan_doank85@yahoo.com
Anemia dalam kehamilan patut diwaspadai karena analisis bivariat dengan uji chi square dan analisis
menjadi penyebab terjadinya morbiditas dan mortalitas ibu multivariat dengan multiple logistic regression.
dan anak (Pandi, 2004). Menurut Word Health
Organization (WHO) dari jumlah penduduk dunia
diantaranya 52 dari 100 ibu hamil dinyatakan anemia
(WHO, 2000) sedangkan prevalensi anemia pada wanita HASIL
hamil di indonesia adalah 70 %, 7 dari 10 wanita
hamil menderita anemia (Khomsan, 2003). Analisis Univariat
Besarnya masalah anemia ibu hamil ditunjukkan Diantara 8 variabel bahwa tidak ada variabel
tingginya prevalensi dan sangat bervariasi dari tahun ke yang homogen (salah satu kategorinya mempunyai nilai <
tahun. Berdasarkan SKRT tahun 2001, prevalensi anemia 15%). Variabel berisiko (salah satu kategorinya
pada ibu hamil sebesar 40,1%. Sementara survey DKI > 50%) adalah tingkat pendidikan, pengetahuan ibu
Jakarta tahun 2004 menunjukkan angka prevalensi anemia hamil, kecukupan zat besi, paritas (jumlah anak), status
pada ibu hamil 43,5%. Di samping itu secara KEK, umur ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga.
epidemiologis, prevalensi anemia yang lebih besar atau Analisis Bivariat
sama dengan 40% merupakan masalah besar karena akibat Tabel 2 menunjukkan bahwa semua variabel
yang ditimbulkannya. Pemerintah telah berusaha independen memiliki hubungan yang signifikan terhadap
melakukan tindakan pencegahan dengan memberikan kejadian anemia pada ibu hamil yaitu tingkat pendidikan,
tablet tambah darah (tablet fe) pada ibu hamil yang pengetahuan ibu hamil, kecukupan zat besi, paritas
dibagikan pada waktu mereka memeriksakan (jumlah anak), status KEK, umur ibu, pekerjaan ibu,
kehamilannya, akan tetapi prevalensi anemia pada pendapatan keluarga. Didapatkan hasil bahwa ibu hamil
kehamilan masih juga tinggi. Salah satu program pokok dengan pendidikan yang rendah lebih berisiko 3,3 kali
yang akan dicapai pemerintah dalan visi Indonesia sehat menderita anemia dibanding ibu hamil dengan pendidikan
2011 adalah prevalensi anemia pada ibu hamil turun yang tinggi (CI 95% : OR = 1,84 - 5,79), ibu hamil
menjadi 20% . Menurut data yang di dapat dari Dinas dengan pengetahuan yang tidak baik lebih berisiko 2 kali
Kesehatan Kota Pekanbaru angka anemia yang tertinggi menderita anemia dibanding ibu hamil dengan
terdapat pada Puskesmas Tenayan Raya yaitu 54% pada pengetahuan baik (CI 95% : OR = 1,12
tahun 2011. - 3,44), ibu hamil dengan konsumsi zat besi <30
butir/bulan lebih beresiko 3,3 kali menderita anemia
dibanding ibu hamil dengan konsumsi zat besi ≥30
METODE butir/bulan (CI 95% : OR =1,85 -5,80), ibu hamil
dengan paritas >3 orang lebih berisiko 5 kali menderita
Jenis desain penelitian yang digunakan adalah anemia dibanding ibu hamil dengan paritas
studi penampang analitik (analytic cross sectional study), ≤3 orang (CI 95% : OR = 2,56 - 8,49), ibu hamil
dimana pengukuran variable dependent dan variable dengan status gizi KEK lebih berisiko 4,5 kali menderita
independent dilakukan secara bersamaan.Populasi dalam anemia dibanding ibu hamil dengan status gizi tidak
penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Wilayah Kerja KEK (CI 95% : OR = 2,45 - 8,19), umur ibu saat hamil
Puskesmas Tenayan Raya Pekanbaru tahun 2012 yaitu <20 tahun dan >35 tahun lebih berisiko 2 kali menderita
sebesar 771 orang ibu hamil. Sampel dalam penelitian anemia dibanding ibu hamil yang berusia 20-35 tahun
ini adalah sebagian dari populasi ibu hamil yang berada saat hamil (CI 95% : OR = 1,16 - 3,58), ibu hamil yang
di Wilayah Kerja Puskesmas Tenayan Raya Pekanbaru tidak bekerja lebih berisiko 2,3 kali menderita anemia
tahun 2012, dengan metode perhitungan ukuran sampel: α dibanding ibu hamil yang bekerja (CI 95% = 1,31 -
5%, β 10%, Pa>Po, didapatkan sampel minimal dalam 3,96), ibu hamil dengan pendapatan keluarga rendah lebih
penelitian ini adalah 212 orang ibu hamil. berisiko 4 kali menderita anemia dibanding ibu hamil
Prosedur pengambilan sampel dilakukan dengan pendapatan tinggi (CI 95% : OR = 2,06 - 6,63).
menggunakan prosedur Sistematic random sampling Pemodelan Multivariat
dimana criteria sampel dalam penelitian ini adalah ibu Pada Tabel 2 terlihat pemodelan multivariat akhir
hamil yang telah diperiksa kadar Hb nya.. Sumber data dimana semua variable menghasilkan P value ≤ 0,05
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. maka terdapat 4 (empat) variabel yang berhubungan
Data primer adalah data yang langsung didapatkan dari bermakna dengan kejadian anemia pada ibu hamil yaitu
responden, yang dikumpulkan dengan tekhnik wawancara pendidikan, zat besi, paritas dan status KEK. Terdapat 4
terstruktur. variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian anemia
Pengolahan data dilakukan dalam tahap-tahap pada ibu hamil yaitu ; variabel umur ibu, pendapatan,
editing, coding, processing, cleaning dan tabulating. keluarga, pekerjaan dan pengetahuan.
Analisis data dilakukan yaitu analisis univariat,
Tabel 1
Pendapatan keluarga
Rendah 91 68,9 41 31,1 132(100) 3,699
Tinggi 30 37,5 50 62,5 80(100) 0,001 (2,063-6,632)
Total 121 57,1 91 42,9 212(100)
Lower Upper
Pendidikan 0,009 2,362 1,238 4,507 systematic error dimana terdapat bias seleksi dapat
Zat Besi
Paritas 0,001 3,035 1,587 5,803 dihindari karena pengumpulan data dilaksanakan di
Wilayah Kerja Puskesmas Tenayan Raya Pekanbaru.
Status KEK 0,001 3,195 1,657 6,159 Dalam penelitian ini tidak terdapat variabel
confounding. Reliabilitas data dalam penelitian ini
0,002 2,814 1,441 2,495
yaitu paritas (jumlah anak), kecukupan konsumsi zat besi, pendidikan dan status KEK ibu.
Tabel 3
Matriks Hubungan Sebab Akibat Variabel Independen dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas Tenayan Raya Pekanbaru Tahun 2012
KESIMPULAN
Variabel yang berhubungan sebab akibat
dengan kejadian anemia pada ibu hamil yaitu: Paritas
konsumsi zat besi, status gizi KEK dan Pendidikan
sedangkan variabel yang tidak berhubungan signifikan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil yaitu Variabel umur ibu, pendapatan keluarga,
pekerjaan dan Pengetahuan ibu.
SARAN
Kepada ibu hamil yang memiliki factor resiko terhadap kejadian anemia sebaiknya
pihak Puskesmas memberikan KIE kepada ibu hamil mengenai nutrisi yang baik selama
hamil dan pola makanan sehat selama hamil. Kampanye dan promosi tentang anemia
kepada masyarakat luas. Peningkatan pelayanan dan asuhan obstetric (ANC) selama
kehamilan untuk dapat mendeteksi secara dini ibu-ibu yang menderita anemia.Selalu
meningktkan kewaspadaan terhadap ibu hamil dengan paritas tinggi dengan
mengikutsertakan para suami menjadi suami SIAGA.Perlu adanya upaya perbaikan gizi
yang berbasis masyarakat dengan focus Keluarga Sadar Gizi (KADARZI).Perlu adanya
koordinasi dengan pihak Puskesmas dan Dinas Kesehatan mengenai PMT (Pemberian
Makanan Tambahan) dan makanan sehat buat ibu hamil yang menderita KEK selama 3
bulan berturut-turut terutama pada keluarga miskin.
DAFTAR PUSTAKA
Buana, A. (2004), status anemia gizi ibu hamil dan hubungannya dengan beberapa
factor di kecamatan abung Surakarta kabupaten lampung utara tahun 2004,
program studi ilmu kesehatan masyarakat program pasca sarjana universitas
Indonesia tahun 2004.
Hardinsyah, N. M. (2008). Pengetahuan, Sikap dan praktek gizi serta tingkat konsumsi
ibu hamil di kelurahan kramat jati dan kelurahan ragunan provinsi DKI Jakarta.
Khomsan, A. (2003). Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.