Anda di halaman 1dari 20

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1

Dosen: Dr. Tigor H Situmorang , MH., M.Kes

(ANEMIA)

Disusun oleh:

RANI SAFITRI

202001130

R2 C KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIKES WIDYA NUSANTARA PALU

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
judul dari makalah ini adalah “Anemia”.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada dosen mata kuliah keperawatan medikal bedah yang telah memberikan
tugas terhadap saya. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah ini.

Saya jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka
kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini
dapat berguna bagi saya pada khususnya dari pihak lain yang berkepentingan pada
umumnya.

Palu, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..................................................................................1
1.3 Tujuan Pembelajaran..............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 definisi....................................................................................................2
2.2 penyebab.................................................................................................2
2.3 tanda Dan Gejala....................................................................................2
2.4 patofisiologi............................................................................................3
2.5 Pemeriksaan Penunjang..........................................................................3
2.6 Pengobatan.............................................................................................3
2.7 Asuhan Keperawatan Anemia ........................................................3

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................................5
3.2 Saran.......................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................6

JURNAL TERKAIT PENYAKIT ANEMIA............................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia ( bahasa Yunani) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah
normal.Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen
dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh . keadaan ini sering menyebabkan energi
dalam tubuh menjadi menurun sehingga terjadi 5L atau lemah, lesu, lemas, lunglai, dan
letih. Dalam hal ini orang yang terkena anemia adalah orang yang menderita kekurangan
zat besi. Seseorang yang menderita anemia akan sering mengalami keadaan pusing yang
sedang hingga berat dikarenakan Meningkatnya penghancuran sel darah
merah, Pembesaran limpa, Kerusakan mekanik pada sel darah merah,
Reaksi autoimun terhadap sel darah merah : Hemoglobinuria nokturnal paroksismal,
Sferositosis herediter, Elliptositosis herediter. Seseorang yang sering mengalami anemia
di sebabkan karena pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi.
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa
melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu anemia?
2. Apa penyebab timbulnya anemia?
3. Apa tanda dan gejala seseorang mengalami anemia?
4. Bagaimana patofisiologi anemia?
5. Apa pemeriksaan penunjang anemia?
6. Seperti apa pengobatan anemia?
7. Tuliskan Asuhan Keperawatan Anemia?
1.3 Tujuan Pembelajaran
1. Untuk mengetahui apa itu anemia
2. Mengetahui penyebab timbulnya anemia
3. Mengetahui tanda dan gejala seseorang mengalami anemia
4. Mengetahui bagaimana patofisiologi anemia
5. Mengetahui pemeriksaan penunjang anemia
6. Mengetahui seperti apa pengobatan anemia
7. Menuliskan Asuhan Keperawatan anemia

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi

Anemia dalam bahasa Yunani : anaimia yang artinya Av-an (tidak ada) dan haima
(darah), tidak ada darah. Anemia atau kurang darah adalah keadaan saat jumlah sel
darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah
merah berada dibawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang
memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke
seluruh bagian tubuh. Defesiensi besi paling sering memberikan gambaran darah
yang mikrositik hipokromik, yang lain akibat talasemia, dan anemia sideroblastik
(jarang) terutama di negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Penyakit ini
disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh penderita. Diperkirakan 30%
populasi dunia menderita anemia defisiensi besi, kebanyakan dari jumlah tersebut ada
di negara berkembang.

2.2 Penyebab

Penyebab umum dari anemia antara lain kekurangan zat besi, perdarahan usus,
perdarahan, genetic, kekurangan vitamin B12, kekrangan asam folat dan gangguan
sunsum tulang. Secara garis besar anemia dapat disebabkan karena :

1. Peningkatan destruksi eritrosit, contohnya pada penyakit gangguan system


imun, dan talasemia.
2. Penurunan produksi eritrosit, contohnya pada penyakit anemia aplastik,
kekurangan nutrisi.
3. Kehilangan darah dalam jumlah besar, contohnya akibat perdarahan akut,
perdarahan kronis, menstruasi, ulserasi kronis dan trauma.
2.3 Tanda Dan Gejala

Tanda dan gejala yang sering muncul pada pasien dengan anemia antara lain:

1.Lemah dan mudah lelah


2. Granulositopenia dan leukositopenia menyebabkan lebih mudah terkena
infeksi bakteri
3. Trombositopenia menimbulkan perdarahan mukosa dan kulit
4. Pucat
5. Pusing
6. Anoreksia
7. Peningkatan tekanan sistolik
8. Takikardia
9. Penurunan pengisian kapiler
10. Sesak
11. Demam
12. Purpura

2
13. Petekie
14. Hepatosplenomegali
15. Limfadenopati.
2.4 Patofisiologi
Zat besi diperlukan untuk hemopoesis (pembentukan darah) dan juga diperlukan
oleh berbagai enzim sebagai faktor penggiat. Zat besi yang terdapat dalam enzim juga
diperlukan untuk mengangkut elektro (sitokrom), untuk mengaktifkan oksigen
(oksidase dan oksigenase). Defisiensi zat besi tidak menunjukkan gejala yang khas
(asymptomatik) sehingga anemia pada balita sukar untuk dideteksi.
Tanda-tanda dari anemia gizi dimulai dengan menipisnya simpanan zat besi
(feritin) dan bertambahnya absorbsi zat besi yang digambarkan dengan meningkatnya
kapasitas pengikatan besi. Pada tahap yang lebih lanjut berupa habisnya simpanan zat
besi, berkurangnya kejenuhan transferin, berkurangnya jumlah protoporpirin yang
diubah menjadi heme, dan akan diikuti dengan menurunnya kadar feritin serum.
Akhirnya terjadi anemia dengan cirinya yang khas yaitu rendahnya kadar Rb .
Bila sebagian dari feritin jaringan meninggalkan sel akan mengakibatkan
konsentrasi feritin serum rendah. Kadar feritin serum dapat menggambarkan keadaan
simpanan zat besi dalam jaringan. Dengan demikian kadar feritin serum yang rendah
akan menunjukkan orang tersebut dalam keadaan anemia gizi bila kadar feritin
serumnya
2.5 Pemeriksaan Penunjang
a. Hemoglobin, Hct dan indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) menurun
b. Hapus darah tepi menunjukkan hipokromik mikrositik
c. Kadar besi serum (SI) menurun dan TIBC meningkat , saturasi menurun
d. Kadar feritin menurun dan kadar Free Erythrocyte Porphyrin (FEP) meningkat
e. sumsum tulang : aktifitas eritropoitik meningka
2.6 Pengobatan
Upaya yang dilakukan dalam pengobatan anemia :
a. Suplementasi tabet Fe
b. Fortifikasi makanan dengan besi
c. Mengubah kebiasaan pola makanan dengan menambahkan konsumsi pangan yang
memudahkan absorbsi besi seperti menambahkan vitamin C.
d. Penurunan kehilangan besi dengan pemberantasan cacing.Dalam upaya mencegah
dan menanggulangi anemia adalah dengan mengkonsumsi tablet tambah darah. Telah
terbukti dari berbagai penelitian bahwa suplementasi, zat besi dapat meningkatkan
kada Hemoglobin.
e. Pengobatan Anemia Defisiensi Besi Sejak tahun 1997 pemerintah telah merintis
langkah baru dalam mencegah dan menanggulangi anemia, salah satu pilihannya
adalah mengkonsumsi tablet tambah darah. Telah terbukti dari berbagai peneltian
bahwa suplemen zat besi dapat meningkatkan hemoglobin
2.7 Asuhan Keperawatan Anemia
A.Pengkajian
1. Primer Assesment

3
a. Biodata pasien, terdiri dari : nama : (Tn. Ny. An.), umur/tanggal lahir, jenis
kelamin, agama, pendidikan terakhir, alamat, no. RM, tanggal masuk, t anggal
pengkajian, diagnose medis, nama penanggungjawab
b. Data subjektif
1) Riwayat penyakit saat ini: pingsan secara tiba-tiba atau penurunan kesadaran,
kelemahan, keletihan berat disertai nyeri kepala, demam, penglihatan kabur, dan
vertigo.
2) Riwayat sebelumnya : gagal jantung, dan/atau perdarahan massif. c. Data
objektif 1) Airway : tidak ada sumbatan jalan napas (obstruksi) 2) Breathing :
sesak sewaktu bekerja, dipsnea, takipnea, dan orthopnea
3) Circulation : CRT > 2 detik, takikardi, bunyi jantung murmur, pucat pada kulit
dan membrane mukosa (konjunctiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku.
(catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabuabuan), kuku
mudah patah, berbentuk seperti sendok (clubbing finger), rambut kering, mudah
putus, menipis, perasaan dingin pada ekstremitas.
4) Disability (status neurologi)
5) Sakit/nyeri kepala, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi,
insomnia, penglihatan kabur, kelemahan, keletihan berat, sensitif terhadap dingin.
2. Sekunder Assessment
a. Eksposure Tidak ada jejas atau kontusio pada dada, punggung, dan abdomen.
b. Five intervention Hipotensi, takikardia, dispnea, ortopnea, takipnea, demam,
hemoglobin dan hemalokrit menurun, hasil lab pada setiap jenis anemia dapat
berbeda. Biasnya hasil lab menunjukkan jumlah eritrosit menurun, jumlah
retikulosit bervariasi, misal : menurun pada anemia aplastik (AP) dan meningkat
pada respons sumsum tulang terhadap kehilangan darah/hemolisis.
c. Give comfort Adanya nyeri kepala hebat yang bersifat akut dan dirasakan
secara tibatiba, nyeri yang dialami tersebut hilang timbul.
d. Head to toe
1) Daerah kepala : konjunctiva pucat, sclera jaundice.
2) Daerah dada : Tidak ada jejas akibat trauma, bunyi jantung murmur, bunyi
napas wheezing.
3) Daerah abdomen : splenomegali
4) Daerah ekstremitas : penurunan kekuatan otot karena kelemahan, clubbing
finger (kuku sendok), perasaan dingin pada ekstremitas.
e. Inspect the posterior surface Tidak ada jejas pada daerah punggung (Price &
Wilson, 2006).

4
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Anemia atau kurang darah adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada dibawah
normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.

anemia adalah orang yang menderita kekurangan zat besi. Seseorang yang menderita
anemia akan sering mengalami keadaan pusing yang sedang hingga berat dikarenakan
Meningkatnya penghancuran sel darah merah, Pembesaran limpa, Kerusakan
mekanik pada sel darah merah, Reaksi autoimun terhadap sel darah merah :
Hemoglobinuria nokturnal paroksismal, Sferositosis herediter, Elliptositosis
herediter.

1.2 saran
setelah penulisan makalah ini, saya mengharapkan mahasiswa keperawatan
pada khususnya mengetahui pengertian, tindakan penanganan awal, serta
mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan anemia.

5
DAFTAR PUSTAKA

Khaidir, M. (2007). Anemia defisiensi besi. Jurnal Kesehatan Masyarakat


Andalas, 2(1), 140-145.

Madeira, A. (2019). Asuhan Keperawatn Medikal Bedah Komprehensif Pada Ny.


MNL Dengan Anemia Di Ruang Cempaka RSUD Prof. Dr. WZ Johannes
Kupang (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Kupang).

6
Ristica, Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil 2013

Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil


Risk Factors Related to Anemia in Pregnant Women

Octa Dwienda Ristica Program

Studi Kebidanan STIKes Hang Tuah Pekanbaru

ABSTRAK

Angka prevalensi anemia dalam kehamilan di Indonesia berdasarkan SKRT tahun 2007 adalah sebesar 40,1 %.
Menurut data yang di dapat dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru angka anemia yang tertinggi terdapat pada Puskesmas
Tenayan Raya yaitu 54% pada tahun 2011. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi,
prevalensi anemia yang termasuk tinggi terdapat di Wilayah Puskesmas Tenayan Raya yaitu sebesar 54%. Tujuan Penelitian
adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Tenayan Raya
Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru tahun 2012. Desain penelitian ini adalah studi penampang analitik (analytic cross
sectional study). Populasi adalah seluruh ibu hamil di wilayah kerja puskesmas Tenayan Raya tahun 2012 sebesar 771 ibu
hamil, dengan sampel 212 orang ibu hamil. Cara pengambilan data yaitu dengan wawancara. Analisis data dilakukan dengan
regresi logistic ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan signifikan dengan kejadian anemia
pada ibu hamil yaitu: Paritas (CI95%:OR=1,66-6,16), Kecukupan konsumsi zat besi (CI95%:OR=1,59-5,80), Status KEK
(CI95%:OR=1,44-2,50), Pendidikan ibu (CI95%:OR=1,24-4,50). Variabel yang tidak berhubungan adalah umur ibu,
pendapatan keluarga, pekerjaan dan pengetahuan. Berdasarkan analisis multivariate variable independen yang memiliki
hubungan sebab akibat dengan kejadian anemia pada ibu hamil adalah paritas (jumlah anak), kecukupan konsumsi zat besi,
status KEK, dan pendidikan ibu. Variabel yang tidak berhubungan signifikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil adalah
umur ibu, pendapatan keluarga, pekerjaan dan pengetahuan. Di sarankan pada ibu hamil agar dapat membatasi jumlah anak
jangan lebih dari 3orang merencanakan kehamilan dengan baik, mengkonsumsi tablet zat besi sebanyak 30 butir/bulan selama
3 bulan berturut-turut dan menjaga kebutuhan nutrisi selama hamil. Untuk peneliti selanjutnya perlu melakukan penelitian
lebih lanjut pada responden, tempat dan waktu yang berbeda dan sebaiknya dengan menggunakan data kontiniu.

Kata Kunci: Kejadian anemia pada ibu hamil, Puskesmas Tenayan Raya

ABSTRACT

The prevalence of anemia in pregancy in Indonesia is 40.1 % by National Family Health Survey 2001. Data from Health
Office Pekanbaru City showed prevalence of anemia in pregnancy in Tenayan Raya Public Health Center is 54 %. This cross
sectional study was designed to identify risk factors with anemia in pregnancy in Tenayan Raya Public Health Center. Two hundreds
and twelve pregnant women were included in this study . Data obtained usinh questionnaire and analyzed using regression logistic
test. This study showed Parity (CI95%: OR = 1.66 to 6.16), adequacy of iron intake (CI95%: OR = 1.59 to 5.80), Status KEK
(CI95%: OR = 1.44 to 2.50), maternal education (CI95%: OR = 1.24 to 4.50) were significantly associated with incidence of
anemia in pregnancy. Unrelated variables are maternal age, family income, employment and knowledge. multivariate
analysis showed the parity (number of children), the adequacy of iron intake, KEK status, and maternal education have a
causal relationship with the incidence of anemia. Variables that are not associated significantly with the incidence of anemia
in pregnant women is the mother's age, family income, occupation and knowledge. Suggest for pregnant women to plan their
pregnancy, consume iron tablets as many as 30 eggs / month for 3 consecutive months and maintain the nutritional needs
during pregnancy. For further research needs to study with different respondents, a different place and time by using
continuous data.

Key words: Anemia of Pregnancy, Puskesmas Tenayan Raya

PENDAHULUAN sedangkan penyebab tidak langsung diantaranya adalah


karena anemia. Anemia hamil disebut Potential Danger To
Penyebab langsung kematian ibu di Indonesia Mother and Children (potensial membahayakan ibu dan
adalah karena perdarahan, infeksi dan eklampsi,
Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 2, Mei 2013 Page 78
Ristica, Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil 2013

anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius


dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan
kesehatan pada lini terdepan. Angka anemia kehamilan
di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi
(Manuaba, 1998). Anemia dalam kehamilan yang paling sering
1
dijumpai adalah anemia gizi besi, hal ini disebabkan
kurangnya asupan zat besi dalam makanan karena
gangguan absorbsi, gangguan penggunaan atau
perdarahan. Frekuensi anemia dalam kehamilan di dunia
cukup tinggi berkisar 10% dan 20% (Prawirohardjo,
2009).
Risiko kematian ibu karena anemia yang
disebabkan perdarahan masih cukup tinggi yang
diperkirakan pada Tahun 2003-2010 mencapai 40 %.

Alamat Korespodensi: Octa Dwienda Ristica, Jl. Kuantan V gg Pinang 1 no 7 RT/RW 001/003 kelurahan tanjung rhu Kec. Lima Puluh, Hp: 0852 7881 8884,
email: aan_doank85@yahoo.com

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 2, Mei 2013 Page 79


Ristica, Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil 2013

Anemia dalam kehamilan patut diwaspadai karena analisis bivariat dengan uji chi square dan analisis
menjadi penyebab terjadinya morbiditas dan mortalitas ibu multivariat dengan multiple logistic regression.
dan anak (Pandi, 2004). Menurut Word Health
Organization (WHO) dari jumlah penduduk dunia
diantaranya 52 dari 100 ibu hamil dinyatakan anemia
(WHO, 2000) sedangkan prevalensi anemia pada wanita HASIL
hamil di indonesia adalah 70 %, 7 dari 10 wanita
hamil menderita anemia (Khomsan, 2003). Analisis Univariat
Besarnya masalah anemia ibu hamil ditunjukkan Diantara 8 variabel bahwa tidak ada variabel
tingginya prevalensi dan sangat bervariasi dari tahun ke yang homogen (salah satu kategorinya mempunyai nilai <
tahun. Berdasarkan SKRT tahun 2001, prevalensi anemia 15%). Variabel berisiko (salah satu kategorinya
pada ibu hamil sebesar 40,1%. Sementara survey DKI > 50%) adalah tingkat pendidikan, pengetahuan ibu
Jakarta tahun 2004 menunjukkan angka prevalensi anemia hamil, kecukupan zat besi, paritas (jumlah anak), status
pada ibu hamil 43,5%. Di samping itu secara KEK, umur ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga.
epidemiologis, prevalensi anemia yang lebih besar atau Analisis Bivariat
sama dengan 40% merupakan masalah besar karena akibat Tabel 2 menunjukkan bahwa semua variabel
yang ditimbulkannya. Pemerintah telah berusaha independen memiliki hubungan yang signifikan terhadap
melakukan tindakan pencegahan dengan memberikan kejadian anemia pada ibu hamil yaitu tingkat pendidikan,
tablet tambah darah (tablet fe) pada ibu hamil yang pengetahuan ibu hamil, kecukupan zat besi, paritas
dibagikan pada waktu mereka memeriksakan (jumlah anak), status KEK, umur ibu, pekerjaan ibu,
kehamilannya, akan tetapi prevalensi anemia pada pendapatan keluarga. Didapatkan hasil bahwa ibu hamil
kehamilan masih juga tinggi. Salah satu program pokok dengan pendidikan yang rendah lebih berisiko 3,3 kali
yang akan dicapai pemerintah dalan visi Indonesia sehat menderita anemia dibanding ibu hamil dengan pendidikan
2011 adalah prevalensi anemia pada ibu hamil turun yang tinggi (CI 95% : OR = 1,84 - 5,79), ibu hamil
menjadi 20% . Menurut data yang di dapat dari Dinas dengan pengetahuan yang tidak baik lebih berisiko 2 kali
Kesehatan Kota Pekanbaru angka anemia yang tertinggi menderita anemia dibanding ibu hamil dengan
terdapat pada Puskesmas Tenayan Raya yaitu 54% pada pengetahuan baik (CI 95% : OR = 1,12
tahun 2011. - 3,44), ibu hamil dengan konsumsi zat besi <30
butir/bulan lebih beresiko 3,3 kali menderita anemia
dibanding ibu hamil dengan konsumsi zat besi ≥30
METODE butir/bulan (CI 95% : OR =1,85 -5,80), ibu hamil
dengan paritas >3 orang lebih berisiko 5 kali menderita
Jenis desain penelitian yang digunakan adalah anemia dibanding ibu hamil dengan paritas
studi penampang analitik (analytic cross sectional study), ≤3 orang (CI 95% : OR = 2,56 - 8,49), ibu hamil
dimana pengukuran variable dependent dan variable dengan status gizi KEK lebih berisiko 4,5 kali menderita
independent dilakukan secara bersamaan.Populasi dalam anemia dibanding ibu hamil dengan status gizi tidak
penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Wilayah Kerja KEK (CI 95% : OR = 2,45 - 8,19), umur ibu saat hamil
Puskesmas Tenayan Raya Pekanbaru tahun 2012 yaitu <20 tahun dan >35 tahun lebih berisiko 2 kali menderita
sebesar 771 orang ibu hamil. Sampel dalam penelitian anemia dibanding ibu hamil yang berusia 20-35 tahun
ini adalah sebagian dari populasi ibu hamil yang berada saat hamil (CI 95% : OR = 1,16 - 3,58), ibu hamil yang
di Wilayah Kerja Puskesmas Tenayan Raya Pekanbaru tidak bekerja lebih berisiko 2,3 kali menderita anemia
tahun 2012, dengan metode perhitungan ukuran sampel: α dibanding ibu hamil yang bekerja (CI 95% = 1,31 -
5%, β 10%, Pa>Po, didapatkan sampel minimal dalam 3,96), ibu hamil dengan pendapatan keluarga rendah lebih
penelitian ini adalah 212 orang ibu hamil. berisiko 4 kali menderita anemia dibanding ibu hamil
Prosedur pengambilan sampel dilakukan dengan pendapatan tinggi (CI 95% : OR = 2,06 - 6,63).
menggunakan prosedur Sistematic random sampling Pemodelan Multivariat
dimana criteria sampel dalam penelitian ini adalah ibu Pada Tabel 2 terlihat pemodelan multivariat akhir
hamil yang telah diperiksa kadar Hb nya.. Sumber data dimana semua variable menghasilkan P value ≤ 0,05
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. maka terdapat 4 (empat) variabel yang berhubungan
Data primer adalah data yang langsung didapatkan dari bermakna dengan kejadian anemia pada ibu hamil yaitu
responden, yang dikumpulkan dengan tekhnik wawancara pendidikan, zat besi, paritas dan status KEK. Terdapat 4
terstruktur. variabel yang tidak berhubungan dengan kejadian anemia
Pengolahan data dilakukan dalam tahap-tahap pada ibu hamil yaitu ; variabel umur ibu, pendapatan,
editing, coding, processing, cleaning dan tabulating. keluarga, pekerjaan dan pengetahuan.
Analisis data dilakukan yaitu analisis univariat,

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 2, Mei 2013 Page 80


Ristica, Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil 2013

Tabel 1

Hasil Analisis Bivariat


Keadaan Anemia Pada
Ibu Hamil OR/
Variabel Anem ia Tidak Total (PVaue) (CI 95%)
anemia
N % N % N (%)
Pendidikan Ibu Hamil
Rendah 87 68,5 40 31,5 127(100)
Tinggi 34 40,0 51 60,0 85(100)
Total 121 57,1 91 42,9 212(100)
Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang anemia
Tidak Baik 83 63,4 48 36,6 131 (100)
Baik 38 46,9 43 53,1 81(100)
Total 121 57,1 91 42,9 212 (100)
Kecukupan konsumsi
Zat besi
Berisiko (<30btr/bln) 86 68,8 39 31,2 125 (100) 3,276
Tdk berisiko (≥30btr/bln) 35 40,2 52 59,8 87(100) 0,001 (1,850-5,803)
Total 121 57,1 91 42,9 212(100)
Jumlah anak (paritas)
Berisiko (>3org) 95 70,4 40 29,6 135(100) 0,001 4,659
Tdk berisiko(≤3org) 26 33,8 51 66,2 77 (100) (2,558-8,485)
Total 121 57,1 91 42,9 212(100)
Status KEK ibu hamil
KEK 96 69,6 42 30,4 138(100) 4,480
Tidak KEK 25 33,8 49 66,2 74(100) 0,001 (2,451-8,187)

Total 121 57,1 91 42,9 212(100)


Umur ibu saat hamil
Berisiko : < 20 th, >35 th 84 63,6 48 36,4 132(100) 0,019 2,034
Tidak berisiko : 20-35 th 37 46,3 43 53,8 80(100) (1,156-3,577)
Total 121 57,1 91 42,9 212(100)
Pekerjaan ibu
Tidak Bekerja 75 66,4 38 33,6 113(100) 0,005 2,274
Bekerja 46 46,5 53 53,5 99 (100) (1,305-3,962)
Total 121 57,1 91 42,9 212(100)

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 2, Mei 2013 Page 80


Ristica, Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil 2013

Pendapatan keluarga
Rendah 91 68,9 41 31,1 132(100) 3,699
Tinggi 30 37,5 50 62,5 80(100) 0,001 (2,063-6,632)
Total 121 57,1 91 42,9 212(100)

Tabel 2 pencapaian tujuan khusus dan pembuktian hipotesis.


Pemodelan Multivariat Terakhir Validitas eksternal pada penelitian ini tidak ada,
validitas internal terdiri dari random error penelitian
Variabel P value OR 95% CI. For EXP (B) ini dengan sampel besar yang berjumlah 212 dan

Lower Upper

Pendidikan 0,009 2,362 1,238 4,507 systematic error dimana terdapat bias seleksi dapat
Zat Besi
Paritas 0,001 3,035 1,587 5,803 dihindari karena pengumpulan data dilaksanakan di
Wilayah Kerja Puskesmas Tenayan Raya Pekanbaru.
Status KEK 0,001 3,195 1,657 6,159 Dalam penelitian ini tidak terdapat variabel
confounding. Reliabilitas data dalam penelitian ini
0,002 2,814 1,441 2,495

PEMBAHASAN tidak dapat ditentukan karena pengumpulan data hanya


dilakukan satu kali.
Kualitas dan Akurasi Data
Kualitas data ditentukan oleh relevansi data, Variabel Independen yang Berhubungan Sebab Akibat
validasi data, ketepatan waktu datangnya data dan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
kelengkapan, sedangkan akurasi data mencakup relevansi
Pada tabel 3 dapat terlihat bahwa hubungan
data, validitas dan reliabilitas data(Lapau, 2010).
sebab akibat yang dominan antara variabel independen
Relevansi data terjamin karena adanya kesesuaian antara
dengan kejadian anemia pada ibu hamil berturut-turut
data yang dikumpulkan dengan

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 2, Mei 2013 Page 81


Ristica, Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil 2013

yaitu paritas (jumlah anak), kecukupan konsumsi zat besi, pendidikan dan status KEK ibu.

Tabel 3

Matriks Hubungan Sebab Akibat Variabel Independen dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas Tenayan Raya Pekanbaru Tahun 2012

Kriteria Variabel Independent

Paritas Zat besi Pendidikan Status KEK


Hubungan Temporal + + + +/-
Plausibility + + + +
Konsistensi +++ ++ ++ ++
Kekuatan Asosiasi (OR atau RR) 3,195 3,035 2,362 2,814
Dose response relationship _ _ _ _
Jenis desain Penelitian - - - -

Implikasi Hasil Penelitian dengan kejadian anemia pada ibu hamil.


Paritas

Paritas menunjukkan hubungan sebab akibat


dengan kejadian anemia pada ibu hamil . Paritas > 3
orang menyebabkan anemia kehamilan 3,2 kali
dibandingkan dengan paritas 1-3 orang (CI 95% : OR
= 1,66 – 6,16). Hasil penelitian ini ditunjang oleh teori
Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko
mengalami anemia pada kehamilan berikutnya apabila
tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi, karena selama
hamil zat-zat gizi akan berbagi untuk ibu dan janin
yang dikandungnya. Semakin sering seorang wanita
melahirkan maka semakin besar risiko kehilangan darah
dan berdampak pada penurunan kadar Hb. Setiap kali
wanita melahirkan, jumlah zat besi yang hilang
diperkirakan sebesar 250mg (wikjosastro, 2005). Hal
yang sama ditemukan oleh Rohas (2010) yaitu bahwa ibu
hamil dengan paritas tinggi berisiko 33,0 kali untuk
anemia.
Kecukupan Konsumsi Zat Besi
Konsumsi zat besi selama hamil menunjukkan
hubungan sebab akibat dengan kejadian anemia pada ibu
hamil. Konsumsi zat besi <30 butir/bulan menyebabkan
anemia pada ibu hamil 3 kali dibandingkan ibu hamil
dengan konsumsi zat besi ≥ 30 butir/bulan (CI 95% : OR
= 1,59-5,80).Ditemukannya teori yang mendukung,
Menurut teori Wiknjosastro,dkk (2005) keperluan akan
zat besi pada kehamilan akan bertambah terutama pada
trimester akhir, pada proses pematangan sel darah merah
zat besi diambil dari transferin plasma yaitu cadangan besi
dalam serum. Apabila cadangan plasma tidak cukup
maka akan mudah terjadi anemia. Hal yang sama
ditemukan oleh Buana (2004), ibu hamil yang
mendapatkan / mengkonsumsi tablet besi <30 tablet/bulan
mempunyai peluang 2,286 kali untuk menderita anemia
dibanding ibu hamil yang mengkonsumsi tablet besi >30
tablet/bulan.
Pendidikan
Pendidikan menunjukkan hubungan sebab akibat
Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 2, Mei 2013 Page 82
Ristica, Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil 2013

Pendidikan rendah dapat menyebabkan terjadinya anemia


pada ibu hamil 2,4 kali dibandingkan dengan
pendidikan tinggi (CI 95% : OR = 1,24-4,50). Anemia
banyak terjadi pada kelompok penduduk dengan tingkat
pendidikan yang rendah. Kelompok ini umumnya
kurang memahami akibat dari anemia, kurang
mempunyai akses informasi anemia dan
penanggulangannya, kurang dapat memilih bahan
makanan bergizi yang mengandung zat besi lebih
tinggi, sehingga pada penduduk yang tingkat
pendidikannya lebih rendah cenderung terkena anemia
dari pada yang berpendidikan tinggi. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Buana (2004)
bahwa ibu hamil yang mempunyai tingkat pendidikan
yang rendah mempunyai peluang 3,523 kali untuk
menderita anemia dibandingkan ibu yang berpendidikan
tinggi.
Status KEK
Status KEK menunjukkan hubungan sebab
akibat dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Status
KEK dapat menyebabkan terjadinya anemia pada ibu
hamil 2,8 kali dibandingkan dengan ibu hamil tidak
KEK (CI 95% : OR = 1,44-2,50). Menurut Hardinsyah
(2000) menyebutkan bahwa 41% (2,0juta) ibu hamil
menderita kekurangan gizi. Timbulnya masalah gizi
pada ibu hamil, seperti kejadian KEK, tidak terlepas
dari keadaan sosial, ekonomi, dan bio-sosial dari ibu
hamil dan keluarganya seperti tingkat pendidikan,
tingkat pendapatan, konsumsi pangan, umur, paritas,
dan sebagainya yang bisa berujung pada anemia.
Penlitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Buana (2004) bahwa ibu hamil yang mempunyai
ukuran lila yang berisiko KEK mempunyai peluang
4,455 kali menderita anemia dibandingkan dengan ibu
hamil yang tidak mempunyai resiko.

KESIMPULAN
Variabel yang berhubungan sebab akibat
dengan kejadian anemia pada ibu hamil yaitu: Paritas
konsumsi zat besi, status gizi KEK dan Pendidikan
sedangkan variabel yang tidak berhubungan signifikan

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 2, Mei 2013 Page 83


Ristica, Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil 2013

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 2, Mei 2013 Page 84


Ristica, Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil 2013

dengan kejadian anemia pada ibu hamil yaitu Variabel umur ibu, pendapatan keluarga,
pekerjaan dan Pengetahuan ibu.

SARAN
Kepada ibu hamil yang memiliki factor resiko terhadap kejadian anemia sebaiknya
pihak Puskesmas memberikan KIE kepada ibu hamil mengenai nutrisi yang baik selama
hamil dan pola makanan sehat selama hamil. Kampanye dan promosi tentang anemia
kepada masyarakat luas. Peningkatan pelayanan dan asuhan obstetric (ANC) selama
kehamilan untuk dapat mendeteksi secara dini ibu-ibu yang menderita anemia.Selalu
meningktkan kewaspadaan terhadap ibu hamil dengan paritas tinggi dengan
mengikutsertakan para suami menjadi suami SIAGA.Perlu adanya upaya perbaikan gizi
yang berbasis masyarakat dengan focus Keluarga Sadar Gizi (KADARZI).Perlu adanya
koordinasi dengan pihak Puskesmas dan Dinas Kesehatan mengenai PMT (Pemberian
Makanan Tambahan) dan makanan sehat buat ibu hamil yang menderita KEK selama 3
bulan berturut-turut terutama pada keluarga miskin.

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih ditujukan kepada Pembimbing I yaitu Prof. Dr. dr. Buchari
Lapau, MPH dan Pembimbing II yaitu Asniati, A.Kep, M.Kes yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pendapat untuk memberikan bimbingan serta bantuan kepada peneliti,
Kepala Puskesmas Tenayan Raya yang telah memberikan izin penelitian, dan seluruh
Staff Prodi Magister IKM yang telah membantu secara moril.

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 2, Mei 2013 Page 1


Ristica, Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil 2013

DAFTAR PUSTAKA
Buana, A. (2004), status anemia gizi ibu hamil dan hubungannya dengan beberapa
factor di kecamatan abung Surakarta kabupaten lampung utara tahun 2004,
program studi ilmu kesehatan masyarakat program pasca sarjana universitas
Indonesia tahun 2004.
Hardinsyah, N. M. (2008). Pengetahuan, Sikap dan praktek gizi serta tingkat konsumsi
ibu hamil di kelurahan kramat jati dan kelurahan ragunan provinsi DKI Jakarta.
Khomsan, A. (2003). Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Lapau B, (2010a). Metodologi Penelitian Kesehatan.


Jakarta
Lapau B, (2010b). Panduan karya ilmiah magister. Program Pascasarjana Kesehatan
Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Pekanbaru.
Manuaba, IBG. (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo.
Rohas, S.A. (2010), faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia pada ibu hamil
di Puskesmas Melur kecamatan Sukajadi pekanbaru tahun 2010, skripsi SI
Stikes Hang Tuah Pekanbaru.
Winkjosastro .(2005). Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP SP

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 2, Mei 2013 Page 2


Dhadi Ginanjar Daradjat, Tinni Trihartini
Patofisiologi Gagal Napas dan Terapi Suplemen
16-24-
Maskoen dan Ike Sri Redjeki, - 0ksigen pada Covid-1

Jurnal Kesehatan Komunitas, Vol. 2, No. 2, Mei 2013 Page 3

Anda mungkin juga menyukai