Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

KMB

DOSEN PEMBIMBING: ERNAWATI

DI SUSUN OLEH:

1. ANNISYA HIRDAYANTI
2. DESAK HARTAMI MALIK
3. ELLENA SEPTINI MAHARANI
4. INDRAWAN PRAYUDA
5. JINAN ESTIDA HAYATI UMAJAN
6. KHUSNUL CHATIMAH
7. AINAYA ALFATIHA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM\

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN JENJANG S1


2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Salawat serta salam tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan alam nabi besar
muhammad SAW, seorang nabi yang telah membawa kita dari jaman kegelapan menuju
jaman yang terang benerang seperti yang kita rasakan seperti saat sekarang ini.
Ucapan terimakasih juga kami haturkan kepada Ibu dosen yang telah ikut serta dalam
memberikan tugas makalah. Makalah ini kami susun berdasarkan beberapa sumber buku
yang telah kami peroleh. Kami berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah memberikan
sumbang dan sarannya untuk menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, hal ini disebabkan terbatasnya
kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.

Mataram, 20 September 2019


Penyusun,
Kelompok 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Masalah .......................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 3

2.1 Gangguan Sel Darah Merah ...................................................................................................... 3

1.1 PengertianAnemia .................................................................................................................... 3

1.2 Pengertian Defisiensi Besi ........................................................................................................ 3

1.3 Pengertian Anemia Megaloblastik ............................................................................................. 3

1.4 Pengertian Anemia Aplastik.........................................................................................3

2.3 Asuhan Keperawatan pada Gangguan Sel Darah Merah .......................................................... 3

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 35

3.1 Kesimpulan............................................................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Anemia atau kurang darah adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah
merah (Hemoglobin) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Hemoglobinyang
terkandung di dalam Sel darah merah berperan dalam mengangkut oksigen dari paru-
paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Seorang pasien dikatakan anemia
apabila konsentrasi Hemoglobin (Hb) pada laki-laki kurang dari 13,5 G/DL dan
Hematokrit kurang dari 41%, Pada perempuan konsentrasi Hemoglobin kurang dari 11,5
G/DL atau Hematocrit kurang dari 36%.

Anemia ( bahasa Yunani) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin (proteinpembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah
normal.Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.

Anemia adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membran
mucosa pucat, dan pada test laboratorium didapatkan Hitung Hemoglobin(Hb),
Hematokrit(Hm), dan eritrosit kurang dari normal. Rendahnya kadar hemoglobin itu
mempengaruhi kemampuan darah menghantarkan oksigen yang dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh yang optimal.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam
sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang
diperlukan tubuh . keadaan ini sering menyebabkan energi dalam tubuh menjadi menurun
sehingga terjadi 5L atau lemah, lesu, lemas, lunglai, dan letih. Dalam hal ini orang yang
terkena anemia adalah orang yang menderita kekurangan zat besi. Seseorang yang menderita
anemia akan sering mengalami keadaan pusing yang sedang hingga berat dikarenakan
Meningkatnya penghancuran sel darah merah, Pembesaran limpa, Kerusakan mekanik pada
sel darah merah, Reaksi autoimun terhadap sel darah merah : Hemoglobinuria nokturnal
paroksismal, Sferositosis herediter, Elliptositosis herediter. Seseorang yang sering mengalami
anemia di sebabkan

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa PengertianAnemia ?

2. Apa Pengertian Defisiensi Besi ?

3. Apa Pengertian Anemia Megaloblastik?

4. Apa Pengertian Anemia Aplastik ?

1.3 TujuanPenulisan

1. Tujuan Umum

Mampu memahami secara umum tentang anemia dan melaksanakan asuhan


kebidanan yang komprehensif.

2. Tujuan Khusus

Memahami hal-hal yang berkaitan dengan anemia yaitu :

a) Definisi

b) Klasisfikasi

c) Macam-macam

d) Etiologi

e) Patofisiologi

f) Tanda dan gejala

g) Penatalaksanaan/Penanganan
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Anemia

Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah
merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada
di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan
mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen
dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh (kamus bahasa indonesia). Berikut
pengertian anemia menurut para ahli diantaranya :

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel
darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada
banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999).

Anemia definisi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral FE
sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (Arif Mansjoer, Kapita
Selekta, Jilid 2 edisi 3, Jakarta 1999).

Anemia secara umum adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam
darah (Anonim). Anemia dapat diketahuui dengan adanya pemerisaan darah lengkap
laboratorium.

1. Nilai Hb normal

a) Pria : 13.8 - 17.2 gram/dl

b) Wanita : 12.1 – 15.1 gram/dl

2. Nilai Hb anemia

a) Pria : <13.8 – 17.2 gram/dl

b) Wanita : <12.1 – 15.1 gram/dl

(WHO.2008)
B. Klasifikasi Anemia

1. Anemia defisiensi besi (62,3%)

Anemia jenis ini berbentuk normositik dan hipokromik di sebabkan oleh kurang gizi
(malnutrisi), kurang zat besi dalam diet, malabsorpsi, kehilangan darah yang banyak
(persalinan yang lalu, haid, dll)

2. Anemia megaloblastik (29,0%)

Anemia ini berbentuk makrositik, penyebabnya adalah kekurangan asam folik dan
kekurangan vitamin B12 tetapi jarang terjadi.

3. Anemia anemia hipoblastik (8,0%)

Anemia jenis ini di sebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel-sel darah
merah baru. Untuk itu di perlukan pemeriksaan :

a) Darah tepi lengkap

b) Pemeriksaan fungsi sterna

c) Pemeriksaan retikulosit, dll

4. Anemia hemolitik (0,7%)

Anemia jenis ini di sebabkan penghancuran/pemecahan sel darah nerah yang


lebih cepat dari pembuatannya.

C. Macam-macam Anemia

1. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat


sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut:

a) Tidak anemia dengan Hb lebih dari 11gr%

b) Anemia ringan dengan Hb 9-10gr%

c) Anemia sedang dengan Hb 7-8gr%


d) Anemia berat dengan Hb kurang dari 7gr%

2. Berdasarkan klasifikasi WHO kadar hemoglobin pada wanita hamil dapat


dibagi 3 kategori yaitu (Manuaba, 2002):

1) Anemia Ringan : Kadar Hb 9 – 11 gr%

2) Anemia Sedang : Kadar Hb 7 – 8 gr%

3) Anemia Berat : Kadar Hb < 7 gr%

D. Etiologi anemia

1. Berdasarkan ukuran sel darah merah ( Varney H,2006.;h.624)

a) Anemia mikrositik (penurunan ukuran sel darah merah)

1) Kekurangan zat besi

2) Talasemia (tidak efektifnya eritropoiesis dan meningkatnya hemolisis yang


mengakibatkan tidak ade kuatnya kandungan hemoglobin)

3) Ganguan hemoglobin E (jenis hemoglobin genetik yang banyak di temukan di


Asia Tenggara)

4) Keracuanan timah

5) Penyakit kronis (infeksi, tumor)

b) Anemia normositik (ukuran sel darah merah normal)

1) Sel darah merah yang hilang atau rusak meningkat

Kehilangan sel darah merah akut.

2) Gangguan hemolisis darah

(a) Penyakit sel sabit hemoglobin (sickle cell disease)

(b) Ganggauan C hemoglobin

(c) Sterocitosis banyak di temukan di eropa utara


(d) Kekurangan G6PD (glucose-6-phosphate dehi-drogenase)

(e) Anemia hemolitik (efek samping obat)

) Penyakit sel sabit hemoglobin (sickle cell disease)

(b) Ganggauan C hemoglobin

(c) Sterocitosis banyak di temukan di eropa utara

(d) Kekurangan G6PD (glucose-6-phosphate dehi-drogenase)

(e) Anemia hemolitik (efek samping obat)

(f) Anemia hemolisis autoimun

3) Penurunan produksi sel darah merah

(a) Anemia aplastik (gagal sumsum tulang belakang yamg mengancam jiwa)

(b) Penyakit kronis (penyakit hati, gagal ginjal, infeksi, tumor)

4) Ekpansi berlebihan volume plasma pada kehamilan dan hidrasi berlebihan

c) Anemia makrositik (peningkatan ukuran sel darah merah)

1) Kekurangan vitamin B12

2) Kekurangan asam folat

3) Hipotiroid

4) Kecanduan alkohol

5) Penyakit hati dan ginjal kronis

2. Penyebab anemia pada kehamilan (Cunningham G,2005;h.1464)

a) Anemia defisiensi besi

b) Anemia akibat kehilangan darah akut


c) Anemia pada peradangan atau keganasan

d) Anemia megaloblastik

e) Anemia hemolitik

f) Anemia aplastik

g) Anemia Hipoplastik

E. Fisiologi/patologi

1. Fisiologi dan patologi (Wiknjosastro,2006,Hal.448-450)

Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia) merupakan


hasil dari peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang beredar dalam
tubuh. Tetapi peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh
lebih besar sehingga menberikan efek yaitu konsentrasi HB berkurang dari 12 mg/10 ml.

Pengenceran darah (Hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan peningkatan
volume plasma 30%-40% peningkatan sel darah merah 18-30 % dan hemoglobin 19 %
secara fisiologi hemodilusi untuk mengurangi beban kerja jantung. Hemodilusi terjadi
sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu.
bila hemoglobin itu sebelum sekitar 11 gr% maka terjadinya hemodilusi akan
mengakibatkan anemia fisiologi dan Hb akan menjadi 9,5 sampai 10 gr%

F. Tanda dan Gejala Anemia

Penyebab Anemia yang paling sering adalah karena perdarahan yang berlebihan,
rusaknya sel darah merah secara berlebihan atau yang sering disebut dengan Hemolisis
atau pembentukan sel darah merah / hematopoiesis yang tidak efektif, kekurangan zat
besi, pendarahan usus, kekurangan vitamin B12, kekarangan asam folat, gangguan fungsi
sumsum tulang, Penyakit kronis tertentu, contohnya kanker dan HIV/AIDS. Dapat
mempengaruhi produksi sel darah merah.

Adapun Penyebab umum dari anemia, seperti:

1. Perdarahan Hebat
Akut (mendadak)

· Kecelakaan

· Pembedahan
· Persalinan

· Pecah pembuluh darah

Kronik (menahun)

· Perdarahan hidung

· Wasir (hemoroid)

· Ulkus peptikum

· Kanker atau polip di saluran pencernaan

· Tumor ginjal atau kandung kemih

· Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

2. Berkurangnya pembentukan sel darah merah

· Kekurangan zat besi

· Kekurangan vitamin B12

· Kekurangan asam folat

· Kekurangan vitamin C

· Penyakit kronik

3. Meningkatnya penghancuran sel darah merah

· Pembesaran limpa
· Kerusakan mekanik pada sel darah merah

· Reaksi autoimun terhadap sel darah merah

· Hemoglobinuria nokturnal paroksismal

· Sferositosis herediter

· Elliptositosis herediter

· Kekurangan G6PD

· Penyakit sel sabit

Selain itu terdapat gejala anemia ( kurang darah )yang paling sering di tunjukkan antara
lain sebagai berikut :

1. Kulit Wajah terlihat Pucat

Penderita anemia biasanya jelas terlihat pada wajah dan kulit yang terlihat pucat.

2. Kelopak Mata Pucat

Selain wajah kelopak mata pasien yang mengalami kurang darah juga terlihat pucat.
ini merupakan salah satu gejala umum anemia. pemeriksaan biasanya dilakukan dengan
cara meregangkan kelopak mata. dan melihat warna kelopak mata bagian bawah.

3. Ujung Jari Pucat

pemeriksaan bisa kita lakukan dengan cara menekan ujung jari, normal nya setelah
di tekan daerah tersebut akan berubah jadi merah. Tetapi, pada orang yang mengalami
anemia, ujung jari akan menjadi putih atau pucat.

4. Terlalu Sering dan mudah lelah

Terlalu mudah lelah, padahal aktivitas yang dilakukan tidaklah berat, jika anda
merasa mudah lelah sepanjang waktu dan berlangsung lama kemungkinan anda
mengalami penyakit anemia. hal ini terjadi karena pasokan energi tubuh yang tidak
maksimal akibat kekurangan sel-sel darah merah yang berfungsi sebagai alat transportasi
alami didalam tubuh.
5. Denyut Jantung menjadi tidak teratur

Denyut jantung yang tidak teratur, terlalu kuat dan memiliki kecepatan irama denyut
jantung yang tidak normal. hal ini terjadi sebagai akibat tubuh kekurangan oksigen.
sehingga jantung berdebar secara tidak teratur. pemeriksaan ini hanya bisa dilakukan
oleh petugas kesehatan.

6. Sering merasa Mual

Biasanya penderita anemia sering mengalami Mual pada pagi hari. hampir sama
seperti tanda-tanda kehamilan. mual pada pagi hari biasa disebut dengan Morning
sickness.

7. Sakit kepala

Salah satu dampak kekurangan sel darah merah yaitu otak menjadi kekurangan
Oksigen. sehingga menyebabkan nyeri pada kepala. karena inilah penderita Anemia
sering mengeluh sakit kepala.

8. Kekebalan tubuh menurun

Kekebalan tubuh / sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun dan biasanya
penderita anemia sangat mudah terkena penyakit lain sebagai akibat melemahnya imun
tubuh.

9. Sesak napas

Penderita Anemia sering kali merasa sesak nafas dan merasa terengah-engah ketika
melakukan aktivitas, hal ini terjadi karena kurangnya oksigen didalam dalam tubuh,
akibat kurangnya sel darah merah.

Selain dari faktor penyebab anemia, penyakit kurang darah juga


dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko lain seperti :

 Faktor dari keturunan


 kurangnya asupan zat gizi
 penyakit dan gangguan usus serta operasi yang berkaitan dengan usus kecil.
 Pendarahan Menstruasi yang berlebihan.
 Kehamilan.
 penyakit kronis seperti penyakit kanker , dan gagal ginjal

E. Penatalaksanaan/Penanganan

1. Penanganan

a) Bila Anda merasakan gejala anemia di atas dan orang-orang di sekeliling Anda
melihat Anda tampak pucat dan lelah, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Dokter akan menanyakan kebiasaan makan Anda dan obat yang sedang Anda
minum. Anda lalu akan mendapatkan pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah dan
pemeriksaan penunjang lainnya untuk menentukan apakah terdapat anemia dan
apa penyebabnya.

b) Penanganan anemia tergantung pada penyebabnya. Bila penyebabnya adalah


kekurangan zat besi, dokter akan mencari tahu dan mengatasi penyebab
kekurangan tersebut. Suplemen zat besi dalam bentuk tablet atau sirup mungkin
diberikan. (Bila anemia disebabkan oleh masalah penyerapan pasca- operasi
gastrektomi, pemberian suplemen akan diberikan secara intramuskular atau
intravenal).

c) Pemulihan biasanya berlangsung enam hingga delapan minggu setelah


penanganan. Setelah anemia tertangani, Anda masih akan terus menerima asupan
suplemen zat besi hingga beberapa bulan untuk menjaga kondisi. Tinja Anda akan
berwarna hitam selama perawatan.

d) Bila anemia disebabkan penyakit tertentu, satu-satunya solusi adalah


menyembuhkan penyakitnya.

e) Anemia kronis yang ditandai dengan gejala parah seperti denyut jantung cepat,
nafas tersengal dan pingsan mungkin harus segera ditangani dengan transfusi
darah.
2. Penatalaksanaan

a) Mengatasi penyebab perdarahan kronik, misalnya pada ankilostomiasis


diberikan antelmintik yang sesuai.

b) Pemberian preparat Fe: fero sulfat 3 x 325 mg secara oral dalam keadaan perut
kosong, dapat dimulai dengan dosis yang rendah dan dinaikkan bertahap. Pada
pasien yang tidak kuat, dapat diberikan bersama makanan.

Fero glukonat 3 x 200 mg secsra oral sehabis makan. Bila terdapat intoleransi
terhadap pemberian preparat Fe oral atau gangguan pencernaan sehingga tidak dapat
diberikan oral, dapat diberikan secara perenteral dengan dosis 250 mg Fe (3 mg/kg BB)
untuk tiap g% penurunan kadar Hb dibawah normal.

Iron dekstran mengandung Fe 50 mg/ml, diberikan secara intramuskuler mula-mula


50 mg, kemudian 100-250 mg tiap 1-2 hari sampai dosis total sesuai perhitungan. Dapat
pula diberikan intravena, mula-mula 0,5 ml sebagai dosis percobaan. Bila dalam 3-5
menit tidak menimbulkan reaksi, boleh diberikan 250-500 m

1.2 Pengertian Anemia Defiensi Besi

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral FE
sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (Arif Mansjoer, Kapita
Selekta, Jilid 2 edisi 3, Jakarta 1999).
Anemia defisiensi besi (62,3%) Anemia jenis ini berbentuk normositik dan
hipokromik di sebabkan oleh kurang gizi (malnutrisi), kurang zat besi dalam diet,
malabsorpsi, kehilangan darah yang banyak (persalinan yang lalu, haid, dll)

Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan
absorpsi serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun.
1. Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun yang dapat berasal dari:
a. Saluran cerna akibat dari tukak peptik kangker lambung, kangker colon,
dipeertikolosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang.
b. Saluran genetalia wanita manoragi atau metrorargi
c. Saluran kemih hematoria
d. Saluran nafas, hematoroid
e.
2. Faktor nutrisi akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi
yang tidak baik( makanan banyak me ngandung serat, rendah vitamin c, dan rendah
daging.)
3. Kebutuhan besi meningkat seperti pada rematuritas anak dalam masa pertumbuhan
dan kehamilan.
4. Gangguan absorpasi besi, gestrektomi, politis klinis.

Patofisiologi

Perdarahan menahun menyebabkan kehilangan besi, sehingga cadangan besi makin


menurun. Apabila cadangan kosong, maka keadaan ini disebut/ iron depleted state. Apabila
kekurangan besi belanjut terus, maka penyediaan besi untuk erit ropoesis berkurang, sehingga
menimbulkan gangguan pada bentuk ritrosit, tetapi anemia secara klinis belum terjadi,
keadaan ini disebut iron deficient erythropoessis. Selanjutnya timbul anemia hipokromik
mikrositer, sehingga disebut sebagai iron deficiency anemi.oleh saat ini juga terjadfi
kekurangan besi pada epitel serta pada beberapa enzim yang dapat menimbulkan gejala pada
kuku, epitel mulut dan paring, serta berbaga`i gejala lainnya.

Gejala klinis

Gejala anemia defisiensi dapat digolongkan menjadi tiga golongan besar berikut ini.

1.gejala umum anemia.

Gejala umum anemia yang disebut juga sebagai sindrom anemia dijumpai pada
anemia defisensi jika kadar hemoglobin turun di bawah 7-8 g/ dl. Gejala ini berupa badan
lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang – kunang, serta telinga mendenging. Pada
anemia defisiensi besi, karena terjadi penurunan kadar hemoglobin secara perlahan -
lahan, sering kali sindrom anemia tidak terlalu mencolok di bandingkan dengan anemia
lain yang penurunan kadar hemoglobinnya lebih cepat.

2. gejala khas akibat defisiensi besi.

Gejala yang khas dijumpai pada defisiensi besi dan tidak dijumpai pada anemia jenis
lain adalah sebagai berikut.

1. Koilorikia merupakan kuku sendok (spon nail) kuku menjadi rapuh , bergaris garis –
garis vertikal, dan menjadi cekung sehimgga mirip seperti sendok.
2. Atrofe papila lidsah merupakan permukaaan lidah menjadi licin dan mingilap karena
papil lidah menghilang.
3. Stomatitis angularis merupakan adanya peradangan pada sudut mulut, sehingga
tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan
4. Disfigia merupakan nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.
5. Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan aklorida.

3.Gejala penyakit dasar

Pada anemia defisisensi besi dapat dijumpai gejala – gejala penyakit yang menjadi
penyebab anemia defisiensi. Misalanya pada anemia akibat penyakit cacing tambang
dijumpai dispesia, parotis membengkak, dan kulit telapak tangaan berwarna kuning.
1.3 Pengartian Anemia Megaloblastik (29,0%)

Pengertian anemia megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel
megabloblastik dalam sumsum tulang. Sel megaloblast adalah sel prekusror eristrosit dengan
bentuk sel yang besar disertai adanya kes, dimana maturasi sitoplasma normal tetapi inti besar
dengan sususnan kromosom yang longgar.

Insiden anemia megaloblastik yang disebabkan oleh anemia pernisiosa banyak


dijumpai pada orang-orang skandinavia, inggris, dan irlandia dengan angka kejadian 90 kasus
tiap 100.000 penduduk per tahun. Pernah dilaporkan adanya anemia pernisiosa pada
penduduk afrika selatan, daratan cina, dan arab. Belum pernah dilaporkan tentang kejadian
anemia pernisiosa di indonesia.

Etiologi penyebab anemia megaloblastik adalah sebagai berikut.

1. Defisiensi vitamin B12


a. Asupan kurang pada vegetarian
b. Malabsopsi
 Dewasa: anemia pernisiosa, gastrektomi total/parsial, penyakit
crohn’s, parasit, limfoma usus halus, obat-obatan (neomisin, etanol,
KCL).
 Anak-anak: anemia pernisiosa, gangguan sekresi, faktor intrinsik
lambung, dang gangguan reseptor kobalamin di ileum.
c. Gangguan metabolisme seluler: definisi enzim, abnormalitas protein pembawa
kobalamin (defisiensi transkobalamin) dan paparan nitirit oksida yang
berlangsung lama.
2. Defisiensi asam folat
a. Asupan kurang
 Gangguan nutrisi: alkoholisme, bayi prematur, orang tua, hemodialisis,
dan anoreksia nervosa.
 Malabsopsi: gastrektomi parsial, reseksi usus halus, penyakit crohn’s,
skleroderma, dan obat antikonvulsan.
b. Peningkatan kebutuhan: kehamilan, anemia hemolitik, keganasan,
hipertiroidisme, serta eritropoesis yang tidak efektif (anemia pernisiosa,
anemia sideroblastik, leokemia, anemia hemolitik)
c. Gangguan metabolisme folat: alkoholisme, defesiensi enzim.
d. Penurunan cadangan folat di hati: alkoholisme, sirosis non-alkoholik, dan
hepatoma.
3. Gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat.
4. Gangguan sintesis DNA yang merupakan akibat dari proses berikut ini.
a. Defisiensi enzim kongenital
b. Didapat setelah pemberian obat atau sitostatik tertentu.

Klasifikasi menurut penyebabnya anemia megaloblastik dibagi menjadi beberapa


jenis

Anemia Megaloblastik Karena Defisiensi Vitamin B12

1. Penderita yang tidak makan daging hewan atau ikan, telur,serta susu yang
mengandung vitamin B12
2. Adanya malabropsi akibat kelainan pada organ berikut ini
- Kelainan lambung(Anemia pernisosa,kelainan kongenital faktor intrinsik,
serta gastrektomi total atau parsial).
- Kelainan usus(nintestinal loop syndrome,tropical sprue, dan post reseksi
ileum)

Anemia megalonlastik karena defisiensi asam folat

1. Disebabkan oleh makanan yang kurang gizi, asam folat, terutama pada
orang tua, fakir miskin, gastrektomi parsial, dan anemia akibat hannnya
minum susu kambing.
2. Malabsopsi asam folat karena penyakit usus
3. Ekskresi asam folat yang berlebihan lewat urine, biasanya terjadi pada
penyakit hati yang aktif atau kegagalan faal jantung.
4. Obat – obatan antikouvalan dan sitostatik tertentu

Patofisiologi

Timbulnya megaloblastik adalah akibat gangguan maturasi sel karena terjadinya


sintesis DNA sel-sel eritoblast akibat defisiensi asam fol;at dan vitamin B12, dimana asam
folat berfungsi dalam pembentukan DNA inti sel dan secara khusus untuk vitamin B12
penting dalam pembentukan mielin. Akibat gangguan sintesis DNA pada inti eritoblast ini,
maka maturasi inti lebih lambat, sehingga kromotin lebih longgar dan sel menjadi lebih besar
karena pembelahan sel yang lambat, sel eritoblast dengan ukuran yang lebih besar karena
pembelahan sel yang lambat sel eritoblast dengan ukuran yang lebih besar serta sususnan
kromatin yang lebih longgar disebut sebagai Sel megaloblast. Sel megaloblast ini fungsinya
tidak normal, dihancurkan dalam sum-sum tulang sehingga terjadi eritropsis inefektif dan
masa hidup eritrosit lebih pendek yang berujung pada terjadinya anemia.
Gejala Klinis

Gejala klinis yang biasanya muncul pada anemia megaloblastik adalah sebagai berikut:

1. Anemia karena eritropoesis yang infektif


2. Ikterus ringan akibat pemecahan globin
3. Glositis dengan lidah berwwarna merah, seperti daging( buffy tongue), stomatis
angularis
4. Purpura trombositopeni maturasi megakariosit terganggu

Laboratorium

pada pemeriksaan darah tepi akan dijumpai hasil sebagai berikut:

1. Homoglobin menurun, dari ringan sampai berat


2. Dijumpai makrosit berbentuk oval dengan poikilositis berat, MCV meningkat.
3. Biasanya dijumpai leukoponia ringan dengan hipersegmentasi neutrofil
4. Kadar bilibirun indirek serum dan LDH meningkat.

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan – pe,eriksaan yang lazim dilakkukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk kekurangan vitamin B12 yang dilakukan adalah

- Anamnesis makanan
- Tes absorpsi vitamin B12 dengan dan tanpa faktor
- Penentuan faktor intrinsik dan antibodi terhadap sel parietal lambung
- Endoskopi foto saluran makanan bagian atas
- Analisis cairan lambung

2. Untuk kekurangan asam folat yang dilakukan adalah sebagai berikut:

- Anamnesis makanan
- Tes – tes malabsopsi
- Biopsi jejunum
- Tanda – tanda penyakit dasar penyebab.

Penatalaksanaan Medis/Terapi

Terapi pengobatan yang biasa digunakan adalah:


Terapi Suporti tranfusi bila ada hipoksia dan suspensi trombosit bila trombositopenis
mengancam jiwa

Terapi untuk defisiensi asam folat 1-5 mg/hari per oral selama 4 bulan, asal tidak terdapat
gangguan absorpsi.

Terapi penyakit dasar, menghentikan obat-obatan penyebab anemia megabloblastik

1.4 Anemia Aplastik

Anemia aplastik merupakan anemia normokromik normositer yang disebabkan oleh


disfungsi sumsung tulang, sedemikian sehingga sel darah mati yang mati tidak diganti.

Anemia aplastik adalah anemia yang disertai dengan dengan pasitopenia pada darah tepi
yang disebabkan oleh kelainan primer pada sumsum tulang dalam bentuk aplasia atau
hipoplasia tanpa adanya infiltrasi,supresia,atau pendesakan sumsum tulang.

Etiologi

Etiologi anemia aplastik beraneka ragam, berikut adalah berbagai faktor yang menjadi
etiologi anemia aplastik.

Faktor genetik

Pembagian kelompok faktor ini adalah sebagai berikut:

- Anemia fanconi
- Diskeratosis bawaan
- Anemia aplastik konstitusional tanpa kelainan kulit/ tulang.
- Sindrom aplastik parsial

Obat –obatab dab bahan kmia

Obat yang sering menyebabkan anemia aplastik adalah kloramfenikol. Sedangkan


bahan kimia yang terkenal dapat menyebabkan anemia aplastik adalah senyawa benzen

Infeksi

Infeksi dapat menyebabkan anemia aplastik sementara atau permanen

1. Sementara

- Mononukleosis infeksiosis
- Tuberkulosis
- Influenza
- Bruselosis
- Dengue

2. Permanen

Penyebab yang terkenal ialah virus hepatitis tipe non-A dan Non-B virus ini
dapat menyebabkan anemia.

3. Iradiasi
4. Kelainan imunologis
5. Idiopatik
6. Anemia aplastik pada keadaan atau penyakit lain

Patofisiologi

Mekanisme terjadinya anemia aplastik diperkirakan melalui 3 faktor berikut ini:

1. Kerusakan sel induk


2. Kerusakan lingkungan mikro
3. Mekanisme imunologis

Gejala Klinis

Gejala klinis anemia Aplastik terjadi sebagai akibat adanya anemia, leukopenia, dan
trombosit openia. Gejala yang dirasakan berupa upaya :

1. Sindrom anemia: gejala anemia bervariasi, mulai dari ringan sampe berat.
2. Gejala perdarahan: paling sering timbul dalam bentuk perdarahan kulit seperti petekie
dan ekimosis. Perdarahan mukosa dapat berupa epitstaksis, pendarahan sub
konjungtiva, perdarahan gusi, hematemesis melena,
3. Tanda –tanda infeksi dapat berupa ulsersi mulut atau tenggorokan, pebris, dan sepsis.
4. Organomegali dapat berupa hepatomegali dan splenomegali.

Pemeriksaan Diagnostik

Evaluasi Diagnostik yang dirasakan adalah sebagai berikut:

1. Sel darah

1. Pada stadium awal penyakit, pansitopenia tidak selalu ditemukan.


2. Jenis anemia adalah anemia normokromik normo siter disertai retikulossitopenia.
3. Leokopenia dengan relatif limfositosis, tidak di jumpai sel darah mudah dalam
darah tepi.
4. Trombositopenia yang bervariasi dari ringan sampai dengan sangat berat.

2. Laju edap darah

Laju endapan darah selalu meningkat, sebanyak 62 dari 70 kasus mempunyai laju
endap darah lebih dari 100 mm dalam satu jam pertama (salonder, dalam IPD jilid II)

3. Faal hemostatik.

Waktu perdarahan memanjang dan retraksi bekuan menjadi buruyang disebabakan


oleh trombositopenia.

4. Sumsum tulang

Hipoplasia sampai aplasia. Aplasia tidak menyebar secara merata pada seluruh
sumsum tulang, sehingga sumsum tulang yang normal dalam satu kali pemeriksaan
tidak dapat menyingkirkan diagnosis anemia aplastik. Pemerikasaan ini harus diulangi
pada tempat tempat yang lain.

5. Lain-lain

Besi serum normal atau menungkatkan,TIBC normal, dan HbF meningkat.

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi sebagai dampak dari pemeriksaan diagnostik tersebut sebagai
berikut.

 Gagal jantung akibat anemia berat


 Kematian akibat infeksi dan pendarahan apabila sel-sel lain ikut terkena

Penatalaksanaan atau terapi

Secara garis besar terapi untuk anemia aplastik terdiri atas beberapa terapi sebagai berikut.

Terapai kausal

Terapi kausal adalah usaha untuk menghilangkan agen penyebab, hindarkan


pemaparan lebih lanjut terhadap agen penyebab yang tidak diketahui. Akan tetapi, haal ini
sulit dilakukan karena etoiloginya tidak jelas atau penyebabnya tidapat dikoreksi.
Terapi suportip

Terapi suportip bermanfaat untuk mengatasi kelainan yang timbul akibat ponsitopenia.
Adapun bentuk terapinya adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengatasi infeksi.

 Higieni mulut.
 Identifikasi sumber infeksi serta pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat.
 Transfusi granulosit konsentrasi diberikan pada sepsis berat.

2. Usaha untuk mengatasi anemia

Berikan transfusi packed red cell (PRC) jika hemoglobin <7 gr/dl atau tanda payah
jantung atau anemia yang sangat sintomatik. Koreksi HB sebesae 9-10 g%, tidak perlu
sampai normal karena akan menekan eritropoesisintyernal. Pada penderita yang akan
di persiapkan untuk transplantasi sumsum tulang pemberian transfusi harus lebih
berhati hati.

3. usaha untuk mengatasi perdarahan

berikan transfusi konsentrat trombosit jika terjadi perubahan mayor atau trombosit <
20.000/mm3.

Terapi untuk memperbagaiki sumsum tulang.

Obata untuk merangsang fungsi sum sum tulang addalah sebagai beriku

1) anabolik steroit dapat di berikan oksimetolon atau stanazol dengan dosis 2-3
mg/kgBB/hari. Efek terapi tampak setelah 6-12 minggu, efek samping yang
dialami berupa virilisasi dan gangguan fungsi hati.

 Kortikosteroid dosis rendah sampai menengah.


 GM-CSF atau G-CSF dapat diberikan untuk meningkatkan jumlah
neutrofil.
1. PENGKAJIAN

Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh (Boedihartono, 1994).
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
1) Aktivitas / istirahat
Keletihan, kelemahan, malaise umum.Kehilangan produkifitas, penurunan
semangat untuk bekerja Toleransi terhadap latihan rendah.Kebutuhan untuk istirahat
dan tidur lebih banyak
2) Sirkulasi Riwayat kehilangan darah kronis,Riwayat endokarditis infektif kronis,
palpitasi
3) Integritas ego
Keyakinan agama atau budaya mempengaruhi pemilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfusi darah

4) Eliminasi
Gagal ginjal, Hematemesi, Diare atau konstipasi

5) Makana/cairan
Nafsu makan menurun, mual/muntah, berat badan menurun.

6) Nyeri/ kenyamanan
Lokasi nyeri terutama didaerah abdomen dan kepala

7) Pernapasan
Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas
8) Seksualitas
Perubahan menstruasi misalnya menoragia, amenore . Menurunnya fungsi seksual

ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA DENGAN NANDA, NOC, NIC

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN MASALAH KOLABORASI YANG MUNGKIN


MUNCUL
Berdasarkan pada data pengkajian, diagnosis keperawatan yang muncul pada klien adalah sebagai
berikut.
1. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan inadekuat
intake makanan.
3. Perfusi jaringan tidak efektif berhubungan dengan perubahan ikatan O2 dengan Hb,
penurunan konsentrasi Hb dalam darah.
tubuh skunder menurun (penurunan Hb), prosedur invasive
5. konstifasi/diare yang berhungan dengan penurunan masukan diet sebagai efek samping terapi
obat
6. Kurang pengatahuan tentang penyakit dan perawatannya berhubungan dengan kurang
informasi.
7. Sindrom deficite self care berhubungan dengan kelemahan
8. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan perubahan
sirkulasi dan neurologis
1. Diagnosa keperawatan
Perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang
diperlukan untuk pengiriman oksigen /Nutrisi ke sel.
Batasan Karakteristik
Karakteristik yang biasanya muncul dari diagnosis diatas adalah sebagai berikut:
1. Palpitasi
2. Kulit pucat,membran mukosa kering,serta kuku dan rambut rapuh.
3. Ekstermitas dingin.
4. Penurunan urine output
5. Mual, muntah dan distensi abdomen
6. Perubahan tekanan darah, pengisian kapiler lambat.
7. Ketidakmampuan berkonsentrasi, disorientasi.
Kriteria evaluasi
Kriteria evaluasi adalah klien menunjukkan perfusi jaringan yang adekuat seperti berikut ini.
1. Tanda vital stabil.
2. Membran mukosa berwarna merah muda.
3. Pengisian kapiler baik.
4. Urine output adekuat.
5. Status mental normal.
Intervensi keperawatan
Intervensi keperawatan pada klien ini bertujuan agar perfusi jaringan klien berada pada
keadaan normal.
Intervensi Rasional
Mandiri 1. memberikan informasi tentang
1. Awasi tanda vital, kaji pengisian kapiler, derajat/keadekuuatan perfusi jaringan dan
warna kulit, membran mukosa, dan dasar membantu menentukan kebutuhan
kuku. intervensi.
2. Tinggikan tempat tidur sesuai toleransi. 2. Meningkatkan ekspansi paru dan
memaksimalkan oksigenasi untuk
kebutuhan seluler.
3. Awasi upaya pernapasan: auskultasi 3. Dispnea, gemericik menunjukkan gagal
bunyi nafas jantung kanan karena regangan jantung
lama/peningkatan kompensasi curah
jantung.
4. Selidiki keluhan nyeri dada, palpitasi 4. Iskemia seluler memengaruhi jaringan
miokardial.
5. Kaji adanya respons verba yang 5. Dapat mengindikasikan gangguan fungsi
melambat, mudah terangsang, agitasi, serebral karena hipoksia atau defisiensi
gangguan memori, dan bingung. vitamin B12.
6. Catat keluhan rasa dingin, pertahankan 6. Vasokonstriksi menurunkan sirkulasi
suhu lingkungan dan tubuh hangat sesuai perifer. Kenyamanan klien/kebutuhan
indikasi. rasa hangat harus seimbang dengan
kebutuhan untuk menghindari panans
berlebihan pencetus vasodilatasi.
7. Hindari penggunaan bantalan penghangat 7. Termoreseptor jaringan dermal dangkal
atau botol air panas. Ukur suhu air mandi karena gangguan oksiigen.
dengan termometer.
Kolaborasi 8. Mengidentifikasi defisiensi dan
8. Awasi pemeriksaan laboratorium ()Hb, kebutuhan pengobatan/respons terhadap
Ht, jumlah sel darah merah dan AGD terapi.
9. Berikan sel darah merah 9. Meningkatkan jumlah sel pembawa
lengkap/packed,produk darah sesuai oksigen, memperbaiki defisiensi untuk
indikasi, dan awasi secara ketat untuk menurunkan risiko perdarahan.
komplikasi transfusi.
10. Berikan oksigen tambahan sesuai 10. Memaksimalkan transfor oksigen ke
indikasi. jaringan.
11. Siapkan intervensi pembedahan sesuai 11. Transplantasi sumsum tulang dilakukan
indikasi. pada kegagalan sumsum tulang/anemia
aplastik.

2. Diagnosa Keperawatan
Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseoimbangan antara suplai oksigen
dan kebutuhan.
Batasa karakteristik
Karakteristik gejala yang biasanya muncul pada diagnosis di atas adalah sebagai berikut.
1. Kelemahan dan kelelahan.
2. Mengeluh penurunan toleransi aktivitas/latihan.
3. Lebih banyak memerlukan istirahat/tidur.
4. Palpitasi, takikardia, dan peningkatan tekanan darah.
Kriteria evaluasi
Kriteria evaluasi pada klien dengan masalah keterbatasan aktivitas adalah sebagai berikut.
1. Klien melaporkan peningkatsan toleransi aktivitas.
2. Klien menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi, yaitu nadi, pernapasan, dan
tekanan darah masih dalam rentang normal klien.
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan pada klien dengan masalah ini bertujuan agar klien dapat
beraktivitas kembali, dengan langkah – langkah tindakan sebagai berikut.
3. Diagnosa Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA

Wiwik Handayani, A. s. (2008). Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
Hematologi. jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai