KMB
DI SUSUN OLEH:
1. ANNISYA HIRDAYANTI
2. DESAK HARTAMI MALIK
3. ELLENA SEPTINI MAHARANI
4. INDRAWAN PRAYUDA
5. JINAN ESTIDA HAYATI UMAJAN
6. KHUSNUL CHATIMAH
7. AINAYA ALFATIHA
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya.
Salawat serta salam tak lupa pula kita haturkan kepada junjungan alam nabi besar
muhammad SAW, seorang nabi yang telah membawa kita dari jaman kegelapan menuju
jaman yang terang benerang seperti yang kita rasakan seperti saat sekarang ini.
Ucapan terimakasih juga kami haturkan kepada Ibu dosen yang telah ikut serta dalam
memberikan tugas makalah. Makalah ini kami susun berdasarkan beberapa sumber buku
yang telah kami peroleh. Kami berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang
sederhana dan mudah dimengerti.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang telah memberikan
sumbang dan sarannya untuk menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari dalam pembuatan
makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, hal ini disebabkan terbatasnya
kemampuan pengetahuan dan pengalaman yang kami miliki. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin.
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
3.1 Kesimpulan............................................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit Anemia atau kurang darah adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah
merah (Hemoglobin) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Hemoglobinyang
terkandung di dalam Sel darah merah berperan dalam mengangkut oksigen dari paru-
paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Seorang pasien dikatakan anemia
apabila konsentrasi Hemoglobin (Hb) pada laki-laki kurang dari 13,5 G/DL dan
Hematokrit kurang dari 41%, Pada perempuan konsentrasi Hemoglobin kurang dari 11,5
G/DL atau Hematocrit kurang dari 36%.
Anemia ( bahasa Yunani) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin (proteinpembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah
normal.Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membran
mucosa pucat, dan pada test laboratorium didapatkan Hitung Hemoglobin(Hb),
Hematokrit(Hm), dan eritrosit kurang dari normal. Rendahnya kadar hemoglobin itu
mempengaruhi kemampuan darah menghantarkan oksigen yang dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh yang optimal.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam
sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang
diperlukan tubuh . keadaan ini sering menyebabkan energi dalam tubuh menjadi menurun
sehingga terjadi 5L atau lemah, lesu, lemas, lunglai, dan letih. Dalam hal ini orang yang
terkena anemia adalah orang yang menderita kekurangan zat besi. Seseorang yang menderita
anemia akan sering mengalami keadaan pusing yang sedang hingga berat dikarenakan
Meningkatnya penghancuran sel darah merah, Pembesaran limpa, Kerusakan mekanik pada
sel darah merah, Reaksi autoimun terhadap sel darah merah : Hemoglobinuria nokturnal
paroksismal, Sferositosis herediter, Elliptositosis herediter. Seseorang yang sering mengalami
anemia di sebabkan
1. Apa PengertianAnemia ?
1.3 TujuanPenulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a) Definisi
b) Klasisfikasi
c) Macam-macam
d) Etiologi
e) Patofisiologi
g) Penatalaksanaan/Penanganan
BAB II
PEMBAHASAN
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah
merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada
di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan
mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen
dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh (kamus bahasa indonesia). Berikut
pengertian anemia menurut para ahli diantaranya :
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel
darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada
banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999).
Anemia definisi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral FE
sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (Arif Mansjoer, Kapita
Selekta, Jilid 2 edisi 3, Jakarta 1999).
Anemia secara umum adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam
darah (Anonim). Anemia dapat diketahuui dengan adanya pemerisaan darah lengkap
laboratorium.
1. Nilai Hb normal
2. Nilai Hb anemia
(WHO.2008)
B. Klasifikasi Anemia
Anemia jenis ini berbentuk normositik dan hipokromik di sebabkan oleh kurang gizi
(malnutrisi), kurang zat besi dalam diet, malabsorpsi, kehilangan darah yang banyak
(persalinan yang lalu, haid, dll)
Anemia ini berbentuk makrositik, penyebabnya adalah kekurangan asam folik dan
kekurangan vitamin B12 tetapi jarang terjadi.
Anemia jenis ini di sebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel-sel darah
merah baru. Untuk itu di perlukan pemeriksaan :
C. Macam-macam Anemia
D. Etiologi anemia
4) Keracuanan timah
(a) Anemia aplastik (gagal sumsum tulang belakang yamg mengancam jiwa)
3) Hipotiroid
4) Kecanduan alkohol
d) Anemia megaloblastik
e) Anemia hemolitik
f) Anemia aplastik
g) Anemia Hipoplastik
E. Fisiologi/patologi
Pengenceran darah (Hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan peningkatan
volume plasma 30%-40% peningkatan sel darah merah 18-30 % dan hemoglobin 19 %
secara fisiologi hemodilusi untuk mengurangi beban kerja jantung. Hemodilusi terjadi
sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu.
bila hemoglobin itu sebelum sekitar 11 gr% maka terjadinya hemodilusi akan
mengakibatkan anemia fisiologi dan Hb akan menjadi 9,5 sampai 10 gr%
Penyebab Anemia yang paling sering adalah karena perdarahan yang berlebihan,
rusaknya sel darah merah secara berlebihan atau yang sering disebut dengan Hemolisis
atau pembentukan sel darah merah / hematopoiesis yang tidak efektif, kekurangan zat
besi, pendarahan usus, kekurangan vitamin B12, kekarangan asam folat, gangguan fungsi
sumsum tulang, Penyakit kronis tertentu, contohnya kanker dan HIV/AIDS. Dapat
mempengaruhi produksi sel darah merah.
1. Perdarahan Hebat
Akut (mendadak)
· Kecelakaan
· Pembedahan
· Persalinan
Kronik (menahun)
· Perdarahan hidung
· Wasir (hemoroid)
· Ulkus peptikum
· Kekurangan vitamin C
· Penyakit kronik
· Pembesaran limpa
· Kerusakan mekanik pada sel darah merah
· Sferositosis herediter
· Elliptositosis herediter
· Kekurangan G6PD
Selain itu terdapat gejala anemia ( kurang darah )yang paling sering di tunjukkan antara
lain sebagai berikut :
Penderita anemia biasanya jelas terlihat pada wajah dan kulit yang terlihat pucat.
Selain wajah kelopak mata pasien yang mengalami kurang darah juga terlihat pucat.
ini merupakan salah satu gejala umum anemia. pemeriksaan biasanya dilakukan dengan
cara meregangkan kelopak mata. dan melihat warna kelopak mata bagian bawah.
pemeriksaan bisa kita lakukan dengan cara menekan ujung jari, normal nya setelah
di tekan daerah tersebut akan berubah jadi merah. Tetapi, pada orang yang mengalami
anemia, ujung jari akan menjadi putih atau pucat.
Terlalu mudah lelah, padahal aktivitas yang dilakukan tidaklah berat, jika anda
merasa mudah lelah sepanjang waktu dan berlangsung lama kemungkinan anda
mengalami penyakit anemia. hal ini terjadi karena pasokan energi tubuh yang tidak
maksimal akibat kekurangan sel-sel darah merah yang berfungsi sebagai alat transportasi
alami didalam tubuh.
5. Denyut Jantung menjadi tidak teratur
Denyut jantung yang tidak teratur, terlalu kuat dan memiliki kecepatan irama denyut
jantung yang tidak normal. hal ini terjadi sebagai akibat tubuh kekurangan oksigen.
sehingga jantung berdebar secara tidak teratur. pemeriksaan ini hanya bisa dilakukan
oleh petugas kesehatan.
Biasanya penderita anemia sering mengalami Mual pada pagi hari. hampir sama
seperti tanda-tanda kehamilan. mual pada pagi hari biasa disebut dengan Morning
sickness.
7. Sakit kepala
Salah satu dampak kekurangan sel darah merah yaitu otak menjadi kekurangan
Oksigen. sehingga menyebabkan nyeri pada kepala. karena inilah penderita Anemia
sering mengeluh sakit kepala.
Kekebalan tubuh / sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun dan biasanya
penderita anemia sangat mudah terkena penyakit lain sebagai akibat melemahnya imun
tubuh.
9. Sesak napas
Penderita Anemia sering kali merasa sesak nafas dan merasa terengah-engah ketika
melakukan aktivitas, hal ini terjadi karena kurangnya oksigen didalam dalam tubuh,
akibat kurangnya sel darah merah.
E. Penatalaksanaan/Penanganan
1. Penanganan
a) Bila Anda merasakan gejala anemia di atas dan orang-orang di sekeliling Anda
melihat Anda tampak pucat dan lelah, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
Dokter akan menanyakan kebiasaan makan Anda dan obat yang sedang Anda
minum. Anda lalu akan mendapatkan pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah dan
pemeriksaan penunjang lainnya untuk menentukan apakah terdapat anemia dan
apa penyebabnya.
e) Anemia kronis yang ditandai dengan gejala parah seperti denyut jantung cepat,
nafas tersengal dan pingsan mungkin harus segera ditangani dengan transfusi
darah.
2. Penatalaksanaan
b) Pemberian preparat Fe: fero sulfat 3 x 325 mg secara oral dalam keadaan perut
kosong, dapat dimulai dengan dosis yang rendah dan dinaikkan bertahap. Pada
pasien yang tidak kuat, dapat diberikan bersama makanan.
Fero glukonat 3 x 200 mg secsra oral sehabis makan. Bila terdapat intoleransi
terhadap pemberian preparat Fe oral atau gangguan pencernaan sehingga tidak dapat
diberikan oral, dapat diberikan secara perenteral dengan dosis 250 mg Fe (3 mg/kg BB)
untuk tiap g% penurunan kadar Hb dibawah normal.
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral FE
sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (Arif Mansjoer, Kapita
Selekta, Jilid 2 edisi 3, Jakarta 1999).
Anemia defisiensi besi (62,3%) Anemia jenis ini berbentuk normositik dan
hipokromik di sebabkan oleh kurang gizi (malnutrisi), kurang zat besi dalam diet,
malabsorpsi, kehilangan darah yang banyak (persalinan yang lalu, haid, dll)
Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan besi, gangguan
absorpsi serta kehilangan besi akibat perdarahan menahun.
1. Kehilangan besi sebagai akibat perdarahan menahun yang dapat berasal dari:
a. Saluran cerna akibat dari tukak peptik kangker lambung, kangker colon,
dipeertikolosis, hemoroid, dan infeksi cacing tambang.
b. Saluran genetalia wanita manoragi atau metrorargi
c. Saluran kemih hematoria
d. Saluran nafas, hematoroid
e.
2. Faktor nutrisi akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau kualitas besi
yang tidak baik( makanan banyak me ngandung serat, rendah vitamin c, dan rendah
daging.)
3. Kebutuhan besi meningkat seperti pada rematuritas anak dalam masa pertumbuhan
dan kehamilan.
4. Gangguan absorpasi besi, gestrektomi, politis klinis.
Patofisiologi
Gejala klinis
Gejala anemia defisiensi dapat digolongkan menjadi tiga golongan besar berikut ini.
Gejala umum anemia yang disebut juga sebagai sindrom anemia dijumpai pada
anemia defisensi jika kadar hemoglobin turun di bawah 7-8 g/ dl. Gejala ini berupa badan
lemah, lesu, cepat lelah, mata berkunang – kunang, serta telinga mendenging. Pada
anemia defisiensi besi, karena terjadi penurunan kadar hemoglobin secara perlahan -
lahan, sering kali sindrom anemia tidak terlalu mencolok di bandingkan dengan anemia
lain yang penurunan kadar hemoglobinnya lebih cepat.
Gejala yang khas dijumpai pada defisiensi besi dan tidak dijumpai pada anemia jenis
lain adalah sebagai berikut.
1. Koilorikia merupakan kuku sendok (spon nail) kuku menjadi rapuh , bergaris garis –
garis vertikal, dan menjadi cekung sehimgga mirip seperti sendok.
2. Atrofe papila lidsah merupakan permukaaan lidah menjadi licin dan mingilap karena
papil lidah menghilang.
3. Stomatitis angularis merupakan adanya peradangan pada sudut mulut, sehingga
tampak sebagai bercak berwarna pucat keputihan
4. Disfigia merupakan nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.
5. Atrofi mukosa gaster sehingga menimbulkan aklorida.
Pada anemia defisisensi besi dapat dijumpai gejala – gejala penyakit yang menjadi
penyebab anemia defisiensi. Misalanya pada anemia akibat penyakit cacing tambang
dijumpai dispesia, parotis membengkak, dan kulit telapak tangaan berwarna kuning.
1.3 Pengartian Anemia Megaloblastik (29,0%)
Pengertian anemia megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya sel
megabloblastik dalam sumsum tulang. Sel megaloblast adalah sel prekusror eristrosit dengan
bentuk sel yang besar disertai adanya kes, dimana maturasi sitoplasma normal tetapi inti besar
dengan sususnan kromosom yang longgar.
1. Penderita yang tidak makan daging hewan atau ikan, telur,serta susu yang
mengandung vitamin B12
2. Adanya malabropsi akibat kelainan pada organ berikut ini
- Kelainan lambung(Anemia pernisosa,kelainan kongenital faktor intrinsik,
serta gastrektomi total atau parsial).
- Kelainan usus(nintestinal loop syndrome,tropical sprue, dan post reseksi
ileum)
1. Disebabkan oleh makanan yang kurang gizi, asam folat, terutama pada
orang tua, fakir miskin, gastrektomi parsial, dan anemia akibat hannnya
minum susu kambing.
2. Malabsopsi asam folat karena penyakit usus
3. Ekskresi asam folat yang berlebihan lewat urine, biasanya terjadi pada
penyakit hati yang aktif atau kegagalan faal jantung.
4. Obat – obatan antikouvalan dan sitostatik tertentu
Patofisiologi
Gejala klinis yang biasanya muncul pada anemia megaloblastik adalah sebagai berikut:
Laboratorium
Pemeriksaan Diagnostik
- Anamnesis makanan
- Tes absorpsi vitamin B12 dengan dan tanpa faktor
- Penentuan faktor intrinsik dan antibodi terhadap sel parietal lambung
- Endoskopi foto saluran makanan bagian atas
- Analisis cairan lambung
- Anamnesis makanan
- Tes – tes malabsopsi
- Biopsi jejunum
- Tanda – tanda penyakit dasar penyebab.
Penatalaksanaan Medis/Terapi
Terapi untuk defisiensi asam folat 1-5 mg/hari per oral selama 4 bulan, asal tidak terdapat
gangguan absorpsi.
Anemia aplastik adalah anemia yang disertai dengan dengan pasitopenia pada darah tepi
yang disebabkan oleh kelainan primer pada sumsum tulang dalam bentuk aplasia atau
hipoplasia tanpa adanya infiltrasi,supresia,atau pendesakan sumsum tulang.
Etiologi
Etiologi anemia aplastik beraneka ragam, berikut adalah berbagai faktor yang menjadi
etiologi anemia aplastik.
Faktor genetik
- Anemia fanconi
- Diskeratosis bawaan
- Anemia aplastik konstitusional tanpa kelainan kulit/ tulang.
- Sindrom aplastik parsial
Infeksi
1. Sementara
- Mononukleosis infeksiosis
- Tuberkulosis
- Influenza
- Bruselosis
- Dengue
2. Permanen
Penyebab yang terkenal ialah virus hepatitis tipe non-A dan Non-B virus ini
dapat menyebabkan anemia.
3. Iradiasi
4. Kelainan imunologis
5. Idiopatik
6. Anemia aplastik pada keadaan atau penyakit lain
Patofisiologi
Gejala Klinis
Gejala klinis anemia Aplastik terjadi sebagai akibat adanya anemia, leukopenia, dan
trombosit openia. Gejala yang dirasakan berupa upaya :
1. Sindrom anemia: gejala anemia bervariasi, mulai dari ringan sampe berat.
2. Gejala perdarahan: paling sering timbul dalam bentuk perdarahan kulit seperti petekie
dan ekimosis. Perdarahan mukosa dapat berupa epitstaksis, pendarahan sub
konjungtiva, perdarahan gusi, hematemesis melena,
3. Tanda –tanda infeksi dapat berupa ulsersi mulut atau tenggorokan, pebris, dan sepsis.
4. Organomegali dapat berupa hepatomegali dan splenomegali.
Pemeriksaan Diagnostik
1. Sel darah
Laju endapan darah selalu meningkat, sebanyak 62 dari 70 kasus mempunyai laju
endap darah lebih dari 100 mm dalam satu jam pertama (salonder, dalam IPD jilid II)
3. Faal hemostatik.
4. Sumsum tulang
Hipoplasia sampai aplasia. Aplasia tidak menyebar secara merata pada seluruh
sumsum tulang, sehingga sumsum tulang yang normal dalam satu kali pemeriksaan
tidak dapat menyingkirkan diagnosis anemia aplastik. Pemerikasaan ini harus diulangi
pada tempat tempat yang lain.
5. Lain-lain
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi sebagai dampak dari pemeriksaan diagnostik tersebut sebagai
berikut.
Secara garis besar terapi untuk anemia aplastik terdiri atas beberapa terapi sebagai berikut.
Terapai kausal
Terapi suportip bermanfaat untuk mengatasi kelainan yang timbul akibat ponsitopenia.
Adapun bentuk terapinya adalah sebagai berikut.
Higieni mulut.
Identifikasi sumber infeksi serta pemberian antibiotik yang tepat dan adekuat.
Transfusi granulosit konsentrasi diberikan pada sepsis berat.
Berikan transfusi packed red cell (PRC) jika hemoglobin <7 gr/dl atau tanda payah
jantung atau anemia yang sangat sintomatik. Koreksi HB sebesae 9-10 g%, tidak perlu
sampai normal karena akan menekan eritropoesisintyernal. Pada penderita yang akan
di persiapkan untuk transplantasi sumsum tulang pemberian transfusi harus lebih
berhati hati.
berikan transfusi konsentrat trombosit jika terjadi perubahan mayor atau trombosit <
20.000/mm3.
Obata untuk merangsang fungsi sum sum tulang addalah sebagai beriku
1) anabolik steroit dapat di berikan oksimetolon atau stanazol dengan dosis 2-3
mg/kgBB/hari. Efek terapi tampak setelah 6-12 minggu, efek samping yang
dialami berupa virilisasi dan gangguan fungsi hati.
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
menyeluruh (Boedihartono, 1994).
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
1) Aktivitas / istirahat
Keletihan, kelemahan, malaise umum.Kehilangan produkifitas, penurunan
semangat untuk bekerja Toleransi terhadap latihan rendah.Kebutuhan untuk istirahat
dan tidur lebih banyak
2) Sirkulasi Riwayat kehilangan darah kronis,Riwayat endokarditis infektif kronis,
palpitasi
3) Integritas ego
Keyakinan agama atau budaya mempengaruhi pemilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfusi darah
4) Eliminasi
Gagal ginjal, Hematemesi, Diare atau konstipasi
5) Makana/cairan
Nafsu makan menurun, mual/muntah, berat badan menurun.
6) Nyeri/ kenyamanan
Lokasi nyeri terutama didaerah abdomen dan kepala
7) Pernapasan
Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas
8) Seksualitas
Perubahan menstruasi misalnya menoragia, amenore . Menurunnya fungsi seksual
2. Diagnosa Keperawatan
Intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan ketidakseoimbangan antara suplai oksigen
dan kebutuhan.
Batasa karakteristik
Karakteristik gejala yang biasanya muncul pada diagnosis di atas adalah sebagai berikut.
1. Kelemahan dan kelelahan.
2. Mengeluh penurunan toleransi aktivitas/latihan.
3. Lebih banyak memerlukan istirahat/tidur.
4. Palpitasi, takikardia, dan peningkatan tekanan darah.
Kriteria evaluasi
Kriteria evaluasi pada klien dengan masalah keterbatasan aktivitas adalah sebagai berikut.
1. Klien melaporkan peningkatsan toleransi aktivitas.
2. Klien menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi, yaitu nadi, pernapasan, dan
tekanan darah masih dalam rentang normal klien.
Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan pada klien dengan masalah ini bertujuan agar klien dapat
beraktivitas kembali, dengan langkah – langkah tindakan sebagai berikut.
3. Diagnosa Keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Wiwik Handayani, A. s. (2008). Asuhan Keperawatan pada klien dengan gangguan sistem
Hematologi. jakarta: Salemba Medika.