Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat serta
kasih sayang dan karunia-Nya yang telah diberikan kepada seluruh ciptaan- Nya,
shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW.
Alhamdulillah berkat kemudahan yang diberikan Allah SWT, saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “ANEMIA HEMORAGIK ”
Adapun tujuan dari Penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu tugas
mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I. Dalam Penyusunan makalah ini,
saya banyak mengalami kesulitan dan hambatan, hal ini disebabkan oleh
keterbatasan ilmu pengetahuan yang saya miliki. saya berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi saya pada khususnya, dan bagi para pembaca pada
umumnya. Aamiin. Saya sebagai penyusun sangat menyadari bahwa dalam
Penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang ditujukan untuk
membangun.

Samarinda, 09 Maret 2015

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................i
DAFTAR ISI ................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................1
B. Tujuan ...............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Anemia ..............................................................................................3
B. Klasifikasi Anemia .........................................................................................4
C. Macam-macam Anemia ..................................................................................4
D. Etiologi Anemia ..............................................................................................5
E. Fisiologi/patologi Anemia ..............................................................................7
F. Tanda dan Gejala Anemia ...............................................................................7
G. Penatalaksanaan/Penangaanan Anemia ........................................................10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................12
B. Saran .............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit Anemiaatau kurang darah adalah suatu kondisi di mana jumlah sel
darah merah (Hemoglobin) dalam sel darah merah berada di bawah normal.
Hemoglobinyang terkandung di dalam Sel darah merah berperan dalam
mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh. Seorang pasien dikatakan anemia apabila konsentrasi Hemoglobin (Hb)
pada laki-laki kurang dari 13,5 G/DL dan Hematokrit kurang dari 41%, Pada
perempuan konsentrasi Hemoglobin kurang dari 11,5 G/DL atau Hematocrit

kurang dari 36%.

Anemia ( bahasa Yunani) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah
atau jumlah hemoglobin (proteinpembawa oksigen) dalam sel darah merah
berada di bawah normal.Sel darah merah mengandung hemoglobin yang
memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan
mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan kulit dan membran
mucosa pucat, dan pada test laboratorium didapatkan Hitung Hemoglobin(Hb),
Hematokrit(Hm), dan eritrosit kurang dari normal. Rendahnya kadar hemoglobin
itu mempengaruhi kemampuan darah menghantarkan oksigen yang dibutuhkan
untuk metabolisme tubuh yang optimal.

ii
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut
oksigen dalam jumlah sesuai yang diperlukan tubuh . keadaan ini sering
menyebabkan energi dalam tubuh menjadi menurun sehingga terjadi 5L atau
lemah, lesu, lemas, lunglai, dan letih. Dalam hal ini orang yang terkena anemia
adalah orang yang menderita kekurangan zat besi. Seseorang yang menderita
anemia akan sering mengalami keadaan pusing yang sedang hingga berat
dikarenakan Meningkatnya penghancuran sel darah merah, Pembesaran limpa,
Kerusakan mekanik pada sel darah merah, Reaksi autoimun terhadap sel darah
merah : Hemoglobinuria nokturnal paroksismal, Sferositosis herediter,
Elliptositosis herediter. Seseorang yang sering mengalami anemia di sebabkan
karena pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi.
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan
kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke
atau serangan jantung.

B. TujuanPenulisan
1. Tujuan Umum
Mampu memahami secara umum tentang anemia dan melaksanakan
asuhan kebidanan yang komprehensif.
2. Tujuan Khusus
Memahami hal-hal yang berkaitan dengan anemia yaitu :
a) Definisi
b) Klasisfikasi
c) Macam-macam
d) Etiologi
e) Patofisiologi
f) Tanda dan gejala
g) Penatalaksanaan/Penanganan

ii
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Anemia
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel
darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel
darah merah berada di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin
yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru-paru, dan
mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya
jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel darah merah,
sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah sesuai yang
diperlukan tubuh (kamus bahasa indonesia). Berikut pengertian anemia menurut
para ahli diantaranya :
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan
untuk pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas
pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam
penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999).
Anemia definisi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya
mineral FE sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (Arif
Mansjoer, Kapita Selekta, Jilid 2 edisi 3, Jakarta 1999).
Anemia secara umum adalah turunnya kadar sel darah merah atau
hemoglobin dalam darah (Anonim). Anemia dapat diketahuui dengan adanya
pemerisaan darah lengkap laboratorium.
1. Nilai Hb normal
a) Pria : 13.8 - 17.2 gram/dl
b) Wanita : 12.1 – 15.1 gram/dl
2. Nilai Hb anemia
a) Pria : <13.8 – 17.2 gram/dl
b) Wanita : <12.1 – 15.1 gram/dl
(WHO.2008)

ii
B. Klasifikasi Anemia

1. Anemia defisiensi besi (62,3%)

Anemia jenis ini berbentuk normositik dan hipokromik di sebabkan oleh kurang
gizi (malnutrisi), kurang zat besi dalam diet, malabsorpsi, kehilangan darah
yang banyak (persalinan yang lalu, haid, dll)

2. Anemia megaloblastik (29,0%)

Anemia ini berbentuk makrositik, penyebabnya adalah kekurangan asam folik


dan kekurangan vitamin B12 tetapi jarang terjadi.

3. Anemia anemia hipoblastik (8,0%)

Anemia jenis ini di sebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang, membentuk sel-
sel darah merah baru. Untuk itu di perlukan pemeriksaan :

a) Darah tepi lengkap

b) Pemeriksaan fungsi sterna

c) Pemeriksaan retikulosit, dll

4. Anemia hemolitik (0,7%)

Anemia jenis ini di sebabkan penghancuran/pemecahan sel darah nerah yang


lebih cepat dari pembuatannya.

C. Macam-macam Anemia
1. Pemeriksaan dan pengawasan Hb dapat dilakukan dengan menggunakan alat
sahli. Hasil pemeriksaan Hb dengan sahli dapat digolongkan sebagai berikut:
a) Tidak anemia dengan Hb lebih dari 11gr%
b) Anemia ringan dengan Hb 9-10gr%
c) Anemia sedang dengan Hb 7-8gr%
d) Anemia berat dengan Hb kurang dari 7gr%

ii
2. Berdasarkan klasifikasi WHO kadar hemoglobin pada wanita hamil dapat
dibagi 3 kategori yaitu (Manuaba, 2002):
1) Anemia Ringan : Kadar Hb 9 – 11 gr%
2) Anemia Sedang : Kadar Hb 7 – 8 gr%
3) Anemia Berat : Kadar Hb < 7 gr%
D. Etiologi anemia
1. Berdasarkan ukuran sel darah merah ( Varney H,2006.;h.624)

a) Anemia mikrositik (penurunan ukuran sel darah merah)

1) Kekurangan zat besi

2) Talasemia (tidak efektifnya eritropoiesis dan meningkatnya hemolisis


yang mengakibatkan tidak ade kuatnya kandungan hemoglobin)

3) Ganguan hemoglobin E (jenis hemoglobin genetik yang banyak di


temukan di Asia Tenggara)

4) Keracuanan timah

5) Penyakit kronis (infeksi, tumor)

b) Anemia normositik (ukuran sel darah merah normal)

1) Sel darah merah yang hilang atau rusak meningkat

Kehilangan sel darah merah akut.

2) Gangguan hemolisis darah

(a) Penyakit sel sabit hemoglobin (sickle cell disease)

(b) Ganggauan C hemoglobin

(c) Sterocitosis banyak di temukan di eropa utara

(d) Kekurangan G6PD (glucose-6-phosphate dehi-drogenase)

(e) Anemia hemolitik (efek samping obat)

ii
(f) Anemia hemolisis autoimun

3) Penurunan produksi sel darah merah

(a) Anemia aplastik (gagal sumsum tulang belakang yamg mengancam


jiwa)

(b) Penyakit kronis (penyakit hati, gagal ginjal, infeksi, tumor)

4) Ekpansi berlebihan volume plasma pada kehamilan dan hidrasi


berlebihan

c) Anemia makrositik (peningkatan ukuran sel darah merah)

1) Kekurangan vitamin B12

2) Kekurangan asam folat

3) Hipotiroid

4) Kecanduan alkohol

5) Penyakit hati dan ginjal kronis

2. Penyebab anemia pada kehamilan (Cunningham G,2005;h.1464)

a) Anemia defisiensi besi

b) Anemia akibat kehilangan darah akut

c) Anemia pada peradangan atau keganasan

d) Anemia megaloblastik

e) Anemia hemolitik

f) Anemia aplastik

g) Anemia Hipoplastik

ii
E. Fisiologi/patologi
1. Fisiologi dan patologi (Wiknjosastro,2006,Hal.448-450)
Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia)
merupakan hasil dari peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel darah merah)
yang beredar dalam tubuh. Tetapi peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume
plasma peningkatannya jauh lebih besar sehingga menberikan efek yaitu
konsentrasi HB berkurang dari 12 mg/10 ml.
Pengenceran darah (Hemodilusi) pada ibu hamil sering terjadi dengan
peningkatan volume plasma 30%-40% peningkatan sel darah merah 18-30 %
dan hemoglobin 19 % secara fisiologi hemodilusi untuk mengurangi beban kerja
jantung. Hemodilusi terjadi sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai
puncaknya pada kehamilan 32-36 minggu. bila hemoglobin itu sebelum sekitar
11 gr% maka terjadinya hemodilusi akan mengakibatkan anemia fisiologi dan
Hb akan menjadi 9,5 sampai 10 gr%

F. Tanda dan Gejala Anemia

Penyebab Anemia yang paling sering adalah karena perdarahan yang


berlebihan, rusaknya sel darah merah secara berlebihan atau yang sering disebut
dengan Hemolisis atau pembentukan sel darah merah / hematopoiesis yang tidak
efektif, kekurangan zat besi, pendarahan usus, kekurangan vitamin B12,
kekarangan asam folat, gangguan fungsi sumsum tulang, Penyakit kronis
tertentu, contohnya kanker dan HIV/AIDS. Dapat mempengaruhi produksi sel
darah merah.
Adapun Penyebab umum dari anemia, seperti:
1. Perdarahan Hebat
Akut (mendadak)
· Kecelakaan
· Pembedahan
· Persalinan
· Pecah pembuluh darah

ii
Kronik (menahun)
· Perdarahan hidung
· Wasir (hemoroid)
· Ulkus peptikum
· Kanker atau polip di saluran pencernaan
· Tumor ginjal atau kandung kemih
· Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
2. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
· Kekurangan zat besi
· Kekurangan vitamin B12
· Kekurangan asam folat
· Kekurangan vitamin C
· Penyakit kronik
3. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
· Pembesaran limpa
· Kerusakan mekanik pada sel darah merah
· Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
· Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
· Sferositosis herediter
· Elliptositosis herediter
· Kekurangan G6PD
· Penyakit sel sabit
Selain itu terdapat gejala anemia ( kurang darah )yang paling sering di tunjukkan
antara lain sebagai berikut :
1. Kulit Wajah terlihat Pucat
Penderita anemia biasanya jelas terlihat pada wajah dan kulit yang terlihat
pucat.
2. Kelopak Mata Pucat
Selain wajah kelopak mata pasien yang mengalami kurang darah juga
terlihat pucat. ini merupakan salah satu gejala umum anemia. pemeriksaan
biasanya dilakukan dengan cara meregangkan kelopak mata. dan melihat warna
kelopak mata bagian bawah.

ii
3. Ujung Jari Pucat
pemeriksaan bisa kita lakukan dengan cara menekan ujung jari, normal nya
setelah di tekan daerah tersebut akan berubah jadi merah. Tetapi, pada orang
yang mengalami anemia, ujung jari akan menjadi putih atau pucat.
4. Terlalu Sering dan mudah lelah
Terlalu mudah lelah, padahal aktivitas yang dilakukan tidaklah berat, jika
anda merasa mudah lelah sepanjang waktu dan berlangsung lama kemungkinan
anda mengalami penyakit anemia. hal ini terjadi karena pasokan energi tubuh
yang tidak maksimal akibat kekurangan sel-sel darah merah yang berfungsi
sebagai alat transportasi alami didalam tubuh.
5. Denyut Jantung menjadi tidak teratur
Denyut jantung yang tidak teratur, terlalu kuat dan memiliki kecepatan irama
denyut jantung yang tidak normal. hal ini terjadi sebagai akibat tubuh
kekurangan oksigen. sehingga jantung berdebar secara tidak teratur. pemeriksaan
ini hanya bisa dilakukan oleh petugas kesehatan.
6. Sering merasa Mual
Biasanya penderita anemia sering mengalami Mual pada pagi hari. hampir
sama seperti tanda-tanda kehamilan. mual pada pagi hari biasa disebut dengan
Morning sickness.
7. Sakit kepala
Salah satu dampak kekurangan sel darah merah yaitu otak menjadi
kekurangan Oksigen. sehingga menyebabkan nyeri pada kepala. karena inilah
penderita Anemia sering mengeluh sakit kepala.
8. Kekebalan tubuh menurun
Kekebalan tubuh / sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun dan
biasanya penderita anemia sangat mudah terkena penyakit lain sebagai akibat
melemahnya imun tubuh.
9. Sesak napas
Penderita Anemia sering kali merasa sesak nafas dan merasa terengah-engah
ketika melakukan aktivitas, hal ini terjadi karena kurangnya oksigen didalam
dalam tubuh, akibat kurangnya sel darah merah.

ii
Selain dari faktor penyebab anemia, penyakit kurang darah juga
dipengaruhi oleh beberapa faktor resiko lain seperti :
1 Faktor dari keturunan
2 kurangnya asupan zat gizi
3 penyakit dan gangguan usus serta operasi yang berkaitan dengan usus
kecil.
4 Pendarahan Menstruasi yang berlebihan.
5 Kehamilan.
6 penyakit kronis seperti penyakit kanker , dan gagal ginjal

E. Penatalaksanaan/Penanganan
1. Penanganan
a) Bila Anda merasakan gejala anemia di atas dan orang-orang di
sekeliling Anda melihat Anda tampak pucat dan lelah, segeralah
berkonsultasi dengan dokter. Dokter akan menanyakan kebiasaan makan
Anda dan obat yang sedang Anda minum. Anda lalu akan mendapatkan
pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah dan pemeriksaan penunjang lainnya
untuk menentukan apakah terdapat anemia dan apa penyebabnya.
b) Penanganan anemia tergantung pada penyebabnya. Bila penyebabnya
adalah kekurangan zat besi, dokter akan mencari tahu dan mengatasi
penyebab kekurangan tersebut. Suplemen zat besi dalam bentuk tablet
atau sirup mungkin diberikan. (Bila anemia disebabkan oleh masalah
penyerapan pasca- operasi gastrektomi, pemberian suplemen akan
diberikan secara intramuskular atau intravenal).
c) Pemulihan biasanya berlangsung enam hingga delapan minggu setelah
penanganan. Setelah anemia tertangani, Anda masih akan terus menerima
asupan suplemen zat besi hingga beberapa bulan untuk menjaga kondisi.
Tinja Anda akan berwarna hitam selama perawatan.
d) Bila anemia disebabkan penyakit tertentu, satu-satunya solusi adalah
menyembuhkan penyakitnya.
e) Anemia kronis yang ditandai dengan gejala parah seperti denyut jantung
cepat, nafas tersengal dan pingsan mungkin harus segera ditangani dengan
transfusi darah.

ii
2. Penatalaksanaan
a) Mengatasi penyebab perdarahan kronik, misalnya pada ankilostomiasis
diberikan antelmintik yang sesuai.
b) Pemberian preparat Fe: fero sulfat 3 x 325 mg secara oral dalam
keadaan perut kosong, dapat dimulai dengan dosis yang rendah dan
dinaikkan bertahap. Pada pasien yang tidak kuat, dapat diberikan bersama
makanan.
Fero glukonat 3 x 200 mg secsra oral sehabis makan. Bila terdapat
intoleransi terhadap pemberian preparat Fe oral atau gangguan pencernaan
sehingga tidak dapat diberikan oral, dapat diberikan secara perenteral dengan
dosis 250 mg Fe (3 mg/kg BB) untuk tiap g% penurunan kadar Hb dibawah
normal.
Iron dekstran mengandung Fe 50 mg/ml, diberikan secara intramuskuler
mula-mula 50 mg, kemudian 100-250 mg tiap 1-2 hari sampai dosis total sesuai
perhitungan. Dapat pula diberikan intravena, mula-mula 0,5 ml sebagai dosis
percobaan. Bila dalam 3-5 menit tidak menimbulkan reaksi, boleh diberikan 250-
500 mg.

ii
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam
darah (Anonim).anemia dapat diketahuui dengan adanya pemerisaan darah
lengkap laboratorium. Pemeriksaan darah lengkap adalah pemeriksaan yang
dilakukan pada darah manusia dengan menghitung seluruh komponen pembentuk
darah. Banyak cara penangan yang dilakukan untuk mengatasi penyakit ini salah
satunya adalah pemberian fe, dan lain-lain.

B. Saran
Karena kesehatan adalah nikmat yang paling berharga yang diberikan oleh
Tuhan Maha Esa, maka dari itu keseharan perlu di pelihara, dan diertahankan.
Sebelum mengobati lebih baik mencegah

Menurut (hoffbrand, pettit & moss 2005), anemia bersifat makrostik (MCV >95 fl dan sering

mencapai 120-140 fl pada kasus berat) dan makrosit tersebut biasanya berbentuk oval.

Perhitungan retikulosit memperlihatkan hasil yang rendah, dan jumlah leukosit serta trombosit

total mungkin turun sedikit, khususnya pada pasien anemia berat. Suatu proporsi netrofil

memperlihatkan adanya hipersegmentasi inti (dengan enam atau lebih lobus). Sumsum tulang

biasanya hiperselular, dan eritroblas berukuran besar serta menujukan kegagalan pematangan

inti dengan inti yang mempertahankan pola kromatin berlubang-lubang, halus dan berbercak,

tetapi hemoglobinisasinya normal. Adanya metamielosit raksasa dan berbentuk abnormal adalah

khas pada penyakit ini.

Bilirubin indirek, hidroksibutirat, dan laktat dehidrogenase (LDH) serum smeuanya


meningkat akibat pemecahan sum-sum tulang.
Folat serum dan folat eritrosit rendah pada anemia megaloblastik yang disebakan oleh
defisiensi folat. Pada defisiensi B12, folat serum cenderung meningkat, tetapi folat
eritrosit menurun. Walaupun demikian, tanpa adanya defisiensi  B12, folat eritrosit
adalah petunjuk folat dalam jaringan yang lebih akurat dibandingkan dengan folat
serum (hoffbrand, pettit & moss 2005). Menurut (Soenarto 2001), kadar serum normal
dari asam folat berkisar antara 6-20 ng/ml; nilai sama atau dibawah 4 ng/ml secara
umum dipertimbangkan untuk diagnostik dari deefisiensi folat.

ii
Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan oleh kelainan proses
pembentukan DNA sel darah merah. Penyebab utama anemia megaloblastik adalah
kekurangan (defisiensi) vitamin B12 dan asam folat.[1]
Penderita anemia megaloblastik mengalami ketidakseimbangan proses pematangan
nukleus (inti) dan sitoplasma sel darah merah. Kekurangan folat atau vitamin B12
memperlambat replikasi nukleus dan memperlambat proses pematangan (maturasi) sel
darah merah. Akibatnya, sel darah merah yang diproduksi tubuh memiliki ukuran yang
besar dan pecah saat berada di sumsum tulang. Selain itu, kekurangan folat dan vitamin
B12 juga mempengaruhi proses pembentukan neutrofil dan trombosit.

Iklan

a. Utuk mengetahui definisi penyakit anemia megaloblastik

b. Untuk mengetahui penyebab penyakit anemia megaloblastik

c. Untuk mengetahui cara pengobatan penyakit anemia megaloblastik

d. Untuk mengetahui klasifikasi penyakit anemia megaloblastik itu sendiri

BAB II

DATA ANALISA

2.1 Klasifikasi Penyakit Anemia Megaloblastik

Anemia dapat juga diklasifikasikan menurut etiologinya. Defisiensi defisiensi


vitamin B12 dan defisiensi asam folat. Penyebab utama yang dipikirkan adalah

(1) meningkatnya kehilangan sel darah merah dan

(2) penurunan atau gangguan pembentukan sel.

Meningkatnya kehilangan sel darah merah dapat disebabkan oleh perdarahan


atau oleh penghancuran sel. Perdarahan dapat disebabkan oleh trauma atau
tukak, atau akibat pardarahan kronik karena polip pada kolon, penyakit-penyakit
keganasan, hemoriod atau menstruasi. Penghancuran sel darah merah dalam
sirkulasi, dikenal dengan nama hemolisis, terjadi bila gangguan pada sel darah
merah itu sendiri yang memperpendek

Hidupnya atau karena perubahan lingkungan yang mengakibatkan penghancuran


sel darah merah. Keadaan dimana sel darah merah itu sendiri terganggu adalah:

1. hemoglobinopati, yaitu hemoglobin abnormal yang diturunkan, misal nya


anemia sel sabit

2. gangguan sintetis globin misalnya talasemia

ii
3. gangguan membran sel darah merah misalnya sferositosis herediter

4.defisiensi enzim misalnya defisiensi G6PD (glukosa 6-fosfat dehidrogenase).

Malnutrisi, malabsorbsi, penurunan intrinsik faktor (aneia rnis st gastrektomi)


infeksi parasit, penyakit usus dan keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi
cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer. dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta, Media Aes Cv Lapius

FKUI.

Buku penyakit anemia /24 Nopember,2011

Cunningham Gary. F. Obstetri williams . Jakarta : EGC, 2005

ii
Fraser M. Diane, Cooper A. Margaret. Buku ajar bidan. Jakarta : EGC, 2009

Geplaas deur Andi Dolphin om 9:36 vm. E-pos hierdieBlogDit!Deel op

TwitterDeel op FacebookDeel op Pinterest

Marlyn E. Doenges, 2001. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC.

Varney Helen. Buku saku bidan. Jakarta : EGC, 2001.

www.kamusbesarbahasaindonesia.com

ii

Anda mungkin juga menyukai