Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada saya sehingga dapat
menyelesaikan makalah berjudul “ANEMIA” yang merupakan praktik ujian akhir
semester mata kuliah bahasa Indonesia semester satu dengan baik. Dalam makalah
ini saya membahas mengenai penyakit anemia. Dengan adanya makalah ini saya
dengan kerendahan hati mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kesempatan untuk ikut memberikan sedikit kontribusi pengetahuan
mengenai dunia kesehatan khususnya penyakit anemia.

Tidak ada gading yang tidak retak, saya menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna dalam segi penyajian, penulisan,
penyusunan kata maupun tata Bahasa. Oleh karena itu, saya mengharapkan segala
bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah


membantu terwujudnya makalah ini. Akhir kata, saya berharap semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 04 Januari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL/COVER

KATA PENGANTAR……………………………………………….……...i

DAFTAR ISI……………………………………………………….…….....ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ………………………………………….……………1

B. Rumusan masalah…………………………………………………….2

C. Tujuan ………………………………………………………………..2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian penyakit anemia…………………………………………. 3

B. Penyebab terjadinya anemia………………………………….……… 3

C. Proses terjadinya penyakit anemia………………………….……….. 4

D. Pembagian penyakit anemia………………………………………..…5

E. Gejala-gejala penyakit anemia………………………………………..6

F. Metode pemeriksaan laboratorium penyakit anemia………………… 8

G. Pencegahan penyakit anemia………………………………………… 10

H. Pengobatan penyakit anemia………………………………………… 10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………………12

B. Saran…………………………………………………………………..12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………13

LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anemia masih menjadi permasalahan yang cukup serius di kalangan


masyarakat. Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai dengan kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan
normal . Anemia dalam masa nifas merupakan lanjutan daripada anemia yang
diderita saat kehamilan, yang  menyebabkan banyak keluhan bagi ibu dan
mengurangi presentasi kerja, baik dalam pekerjaan rumah sehari - hari maupun
dalam merawat bayi.

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di  dunia terutama


bagi kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Anemia pada  umumnya terjadi di
seluruh dunia, terutama di Negara berkembang (Developing countries) dan pada
kelompok sosio-ekonomi rendah. Di Indonesia, anemia gizi masih  merupakan
salah satu masalah kesehatan di samping masalah-masalah gizi yang lainnya,
yaitu: kurang kalori protein, defisiensi vitamin A, dan gondok endemik.

Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit anemia. Jika


ditinjau dari sisi fisiologis tubuh, anemia dapat disebabkan karena kekurangan zat
besi, pendarahan usus, pendarahan, genetik, kekurangan vitamin B12, kekurangan
asam folat, gangguan sunsum tulang. Namun bukan hanya itu, pola hidup yang
tidak sehat juga menjadi faktor penyebab terjadinya penyakit anemia.
Mulai dari perilaku makan makanan yang tidak mengandung zat besi, kurang
memakan asupan vitamin, melakukan kegiatan yang beresiko mengalami
pendarahan, hingga kebiasaan begadang.

1
2
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud penyakit anemia ?
2. Apa saja penyebab terjadinya penyakit anemia ?
3. Bagaimana proses penyakit anemia itu terbentuk ?
4. Apa saja pembagian penyakit anemia ?
5. Apakah gejala-gejala yang terjadi akibat penyakit anemia ?
6. Bagaimana metode pemeriksaan laboratorium mengenai penyakit
anemia ?
7. Bagaimana cara mencegah penyakit anemia ?
8. Bagaimana cara pengobatan penyakit anemia ?

C. Tujuan
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit anemia.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penyakit anemia.
3. Untuk mengetahui proses terjadinya penyakit anemia.
4. Untuk mengetahui pembagian penyakit anemia.
5. Untuk mengetahui gejala-gejala penyakit anemia.
6. Untuk mengetahui metode pemeriksaan laboratorium mengenai
penyakit anemia.
7. Untuk mengetahui pengobatan penyakit anemia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penyakit Anemia


Anemia merupakan kondisi tubuh saat sel darah merah atau
eritrosit dan hemoglobin atau Hb sehat dalam darah yang berada dibawah
normal atau kurang. Hemoglobin merupakan bagian penting dan utama
dalam sel darah merah yang bertugas untuk mengikat oksigen dalam
darah dan nantinya dialirkan ke seluruh tubuh.
Apabila seseorang menderita kekurangan sel darah merah, maka
sel tubuh tidak mendapatkan suplai oksigen yang mencukupi dan
akhirnya timbul gejala anemia.

B. Penyebab Terjadinya Penyakit Anemia


Selain disebabkan oleh faktor genetik, penyakit anemia dapat disebabkan
oleh hal-hal berikut :
1) Defisiensi besi adalah sebab anemia tersering pada setiap negara di
dunia. Ini yang paling penting, tetapi bukan satu-satunya penyebab
anemia mikrositik hipokrom, dimana ketiga indeks sel darah merah
(MCV, MCH dan MCHC) semuanya berkurang dan filem darah
memperlihatkan sel darah merah mikrositik, hipokrom.
2) Kekurangan protein pada malnutrisi yang berat, dapat ,menimbulkan
anemia
3) Menstruasi pada wanita yang berlebihan atau persalinan yang banyak
mengeluarkan pendarahan, sementara pemasukan zat besi yang sangat
kurang dari makanan, akan menyebabkan defisiensi zat besi.
4) Kekurangan hormone eritropoetin (hormone glikoprotein yang
mengontrol produksi sel darah merah)

3
4

C. Proses Terjadinya Penyakit Anemia


Mekanisme dasar terjadinya anemia dalam tubuh disebabkan 3
proses utama yaitu kurangnya produksi sel darah merah yang sehat oleh
“pabrik” nya, kehilangan sel darah merah dalam jumlah besar dan
dihancurkannya sel darah merah dalam jumlah yang besar dalam tubuh itu
sendiri. Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum
tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan
toksik, tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui.
Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis
(destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel
darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal
atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan
destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama
dalam sistem fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial terutama
dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang
sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan
dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl
atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera. 
Secara umum,dapat diketahui bahwa terjadinya anemia disebabkan
turunnya hemoglobin dibawah nilai terendah. Sebagaimana kita ketahui
bahwa darah orang normal mengandung 13-16 g hemoglobin (Hb)/100 cc
(13-16 g%). Karena semua Hb ini terdapat di dalam eritrosit, maka apabila
konsentrasi Hb turun di bawah nilai normal, secara otomatis akan
menimbulkan anemia. Walaupun begitu, umur dan jenis juga dapat
mempengaruhi terhadap nilai normal Hb.
Bahwa kita ketahui, eritrosit di bentuk di dalam sumsum tulang
dari ruas tulang belakang dan pada ruas tulang-tulang gepeng manusia.
Sel-sel
5
eritrosit ini kemudian mengalami pematangan di dalam sumsum
tulang dalam kurun waktu tertentu. Hemoglobin kemudian dibentuk di
dalam protoplasma normoblas. Normoblas adalah nama lain dari inti
eritrosit.
Setelah terbentuk hemoglobin, inti sel akan menghilang dan
sesudahnya akan ditransportasikan ke peredaran darah. Di dalam darah,
eritrosit akan hidup kira-kira 120 hari, kemudian di rusak di limpa, dimana
zat besi dari hemoglobin dikembalikan ke peredaran darah, sedangkan
gugus hem akan dipecah menjadi pigmen empedu. Pigmen empedu
kemudian di ekskresi ke dalam empedu dan dibuang melalui feses menjadi
coklat.

D. Pembagian Penyakit Anemia


Kita dapat membagi berbagai bentuk kekurangan darah ini berdasarkan
sebab dan juga berdasarkan bentuk pengungkapannya. pembagian
berdasarkan sebab adalah penting, karena bertalian dengan terapi.
Sedangkan pembagian berdasarkan bentuk permunculan atau
pengungkapannya sangat membantu dalam bidang diagnosanya.
pembagian berdasarkan sebab :
a. Kehilangan darah
Pada kehilangan darah yang akut, yang mula-mula
menonjol adalah berkurangnya volume darah yang berakibat pada
peredaranya. baru setelah ini diperbaiki, maka sebagai akibat dari
penahan air dan garam, timbullah pengenceran darah dan anemia.
Pada kehilangan darah yang kronis (menahun) terjadilah
anemia setelah sumsum tulang tidak dapat lagi mengimbangi
kehilangan itu, biasanya karena persediaan besi telah habis.

b. Pembentukan yang terganggu


6
Sebagai akibat dari defisiensi dari bahan-bahan pembangun
yang penting, misalnya besi, vitamin B12, asam folium, putih telur,
vitamin C.
Sebagai akibat dari berbagai penyakit sumsum tulang,
anemia aplastic, leukemia, limfatik atau leukemia myeloida yang
akut dan kronis, karsinoma metastasa, penyakit-penyakit kalenjar
limfa maligne, penyakit kahler dan sebagainya.
Sebagai akibat dari gangguan endokrin, misalnya :
hipogonadisma, hipopituitarisma, hipothireiodi, hipoadrenalisma,
hipokortisisma.

c. Penghancuran yang meningkat (anemia hemolitik)


Sebagai akibat dari kelainan-kelainan sejak lahir, baik dari
membran eritrositer, susunan enzim, maupun molekul globin atau
haemnya.
Sebagai akibat dari ganguan-ganguan yang merusak
bagian-bagian sel seperti misalnya badan-badan anti kekebalan,
kerusakan mekanik, penyakit infeksi.

E. Gejala-Gejala Anemia
Gejala anemia mudah sekali untuk dideteksi atau dirasakan oleh
penderitanya, namun tidak jarang orang tersebut mengetahui bahwa orang
tersebut sedang mengalami anemia.
Berikut beberapa keluhan mengenai anemia berdasarkan kecepatan
terjadinya anemia :
1. Dari sudut ZCS,

Sebagai akibat sebagai akibat dari hipoksemia otak yaitu : sakit kepala,
kepala terasa pusing, telinga berdenging, bercak-bercak hitam pada mata,
ketidaktenangan emosi, gangguan konsentrasi

2. Dari sudut sirkulasi (peredaran)

Penyesuaian kekurangan O2 timbul karena meningkatnya HMV


(hartminutenvolume) atau bisa juga disebut volume detakan jantung. Pada
HMV yang besar, maka waktu sirkulasinya menjadi pendek, sehingga
kekurangan daya pembawa oksigen dapat diimbangi. Makin besarnya
HMV dapat dicapai oleh takhirkardia dan oleh peningkatan volume
detakan yang disebabkan oleh kemampuan menyimpan (retensi) air dan
garam, yang berakibatkan membesarnya volume darah.

Mengingat otot jantung sendiri menerima terlalu sedikit oksigen, maka


terjadilah degenerasi serabut-serabut otot, dilatasi dan pada akhirnya
dekompensasi, HMV (hartminutenvolume) besar akan mengakibatkan :

 Jantung berdetak keras

 Pernafasan pendek pada tegangan

 Pembengkakan (edema) nikturia

jantung berdetak keras, pernafasan pendek pada tegangan, pembengkakan


(udem) nikturia, angina pectoris (apabila saluran coroner jelek)

3. Gejala umumnya
 Mudah lelah

 Berkeringat

 Anoreksia (suatu gangguan pola makan yang tidak sehat yang


ditandai dengan memiliki berat badan yang terlampau rendah
untuk usia dan tinggi badan orang tersebut )

 Rambut rontok

 Gangguan menstruasi

 Kehilangan libido

Sedangkan dari penelitian akan ditemukan gejala-gejala berikut ini :

1) Kulit dan selaput lendir (kuku, telapak tangan) pucat

2) Frekuensi pergelangan cepat

3) Kulit berkeringat dingin

4) Anak limpa sedikit membesar

F. METODE PEMERIKSAAN LABORATORIUM ANEMIA

Nilai normal hematokrit (Ht) dan hemoglobin (Hb) sangat bervariasi


menurut masing-masing laboratorium dan metode pemeriksaan. Namun
secara umum anemia terjadi pada orang dewasa bila Ht kurang dari 42%
pada pria atau 37% pada wanita atau bila kadar Hb kurang dari 14g% pada
pria atau 12g% pada wanita.

Cara memeriksa Ht/Hb adalah sebagai berikut :

a. Metode manual
metode pemeriksaan Hb secara manual kurang akurat karena
hematocrit hasil pemeriksaan dengan mikrohematokrit seringkali
sedikit lebih tinggi dibanding hematocrit hasil pemeriksaan
otomatis akibat adanya plasma yang terperangkap. Waspada

adanya kebocoran tersembunyi akibat penyegelan tabung Ht


kapiler yang buruk.

b. Metode otomatis

Umumnya, laboratorium saat ini menggunakan metode otomatis


untuk menghitung jumlah darah lengkap (CBC). Data rutin yang
didapat biasanya meliputi Ht, Hb, jumlah sel darah merah (RBC),
volume korpuskuler rata-rata (MCV), hemoglobin korpuskuler
rata-rata (MCH) dan konsentrasi hemoglobin korpuskuler rata-rata
(MCHC).

Biasanya digunakan system otomatis (coulter) untuk mengukur


secara langsung Hb, RBC dan MCV dan dari variabel-variabel
terukur ini dihitung Ht, MCH dan MCHC. Selain kecepatan,
pencetakan hasil secara otomatis keuntungan lain dari metode ini
adalah derajat ketepatan yang tinggi. Indeks-indeks ini terutama
MCV, merupakan nilai yang sangat akurat yang dapat dipercaya
untuk pendekatan perencanaan diagnosis anemia.

c. Metode apusan darah tepi

Apusan darah tepi dapat memberi bantuan dan bahkan terkadang


informasi diagnosis pasti dalam mengkaji anemia. Kecuali pada
ukuran sel yang ekstrim, MCV yang diukur secara eletronik lebih
tepat daripada apusan darah tepi dalam menentukan ukuran RBC.
MCV adalah ukuran besarnya sel dan lebih tepat daripada
kemampuan seseorang untuk menyatakan adanya perubahan
besarnya sel yang samar-samar pemeriksaan apus darah tepi.

10

G. Pencegahan Penyakit Anemia

Untuk pencegahan penyakit anemia sebenarnya sangat mudah, seperti


mengonsumsi makanan-makanan yang banyak mengandung zat besi, asam
folat, vitamin B12, vitamin C. Berikut penjelasan singkat mengenai cara
pencegahan penyakit anemia serta jenis-jenis makanan yang dapat
membantu mencegah penyakit anemia :

1) Makanan yang mengandung zat besi

Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi


seperti daging, kacang dan sayur-sayuran bewarna hijau.

2) Makanan yang mengandung asam folat

Mengonsumsi makanan yang mengandung asam folat


seperti pisang, jeruk dan sereal

3) Makanan dan minuman yang mengandung vitamin C

Mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung


vitamin C seperti buah melon, buah jeruk dan buah beri.

H. Pengobatan Penyakit Anemia

a. Pengobatan medis baku terdiri atas satu tablet besi (terdapat 60 mg besi
dalam tablet FeSO4 300 mg) t.i.d. dalam keadaan perut kosong (1 jam
sebelum makan). Pengobatan dapat diteruskan untuk waktu yang lama
(1 tahun pada wanita yang masih menstruasi, 6 bulan pada pria) untuk
mengisi kembali simpanan besi. Hindari penggunaan spansula lepas
lambat dan sediaan bersalut enteric (penyerapan bervariasi).

b. Terapi anemia kekurangan zat besi

11

 Pertama-tama kita perlu memberantas sebab muasabnya,


misalnya kehilangan darah, penggunaan darah, penggunaan
aspirin dan sebagainya.

 Selanjutnya kita harus memberikan zat besi, bisa dengan


memberikan makanan yang mengandung zat besi seperti
sayur-sayuran bewarna hijau maupun daging merah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit anemia masih menjadi ketakutan bagi banyak manusia.


Penyakit anemia merupakan kondisi tubuh saat sel darah merah atau
eritrosit dan hemoglobin atau Hb sehat dalam darah yang berada dibawah
normal atau kurang.

Gejala umum yang paling dapat dilihat dari penderita anemia


adalah bagian kelopak mata terlihat pucat, mudah merasa kelelahan,
rambut rontok, dan mudah sesak nafas.

D. Saran

Melihat mudahnya kita mengetahui gejala-gejala yang


timbul akibat anemia dan metode pemeriksaan laboratorium
untuk penyakit anemia, sebaiknya masyarakat perlu sadar akan
makanan-makanan yang dikonsumsi seperti sayuran hijau,
buah dan makanan sehat lainnya. Jika terdapat gejala-gejala
anemia segera untuk memeriksakan kesehatan di klinik atau
laboratorium terdekat agar mengetahui penyakit apa yang
dideritanya dan dapat segera diobati.

12
13

DAFTAR PUSTAKA

M. D., Larry Waterbury. 2001. Buku Saku Hematologi. Alih Bahasa : Sugi
Suhandi. Jakarta:EGC.

Hoffbrand, A.V. dan J. E. Pettit. 1992. Haemotology (essential


haemotology). Alih Bahasa : Iyan Darmawan. Jakarta:EGC

Haanen, C. 1998. Pengantar Ilmu Penyakit Darah. Bandung:Percetakan


Offset Angkasa.

Kasasih, E. N. 2000. Hematologi Klinik. Medan:Percetakan Offset Alumni


Bandung

Naga, Sholeh S. 2012. Ilmu Penyakit Dalam. Jogjakarta:Diva.

Noer, Saefoellah. 1999. Buku Ajar Penyakit Dalam. Jakarta:Binarupa


Aksara.
TAKE HOME EXAM

PENYAKIT ANEMIA

Makalah Dibuat Sebagai Praktik Ujian Akhir Semester Mata Kuliah


Bahasa Indonesia Semester 1 Prodi Sarjana Terapan Analis Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Disusun oleh :
VANIA SHELA AZURA
NIM. P07134218011
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN ANALIS KESEHATAN
2019

Anda mungkin juga menyukai