Anda di halaman 1dari 20

Hipertensi Krisis dan

Sindroma Aorta
Kelompok 1

Rifal Ismawan Evri Ulfianasari Indah Yunita


Satrio

Firda widyasari Arina Khoirunnisa


BAHASAN
1. Definisi hipertensi krisis dan sindroma aorta akut
2. Etiologi hipertensi krisis dan sindroma aorta akut
3. Tanda dan gejala hipertensi krisis dan sindroma aorta akut
4. Tatalaksana medis hipertensi krisis dan sindroma aorta akut
5. Manajemen keperawatan hipertensi krisis dan sindroma aorta akut
DEFINISI
Krisis Hipertensi Sindroma Aorta Akut
Sindroma aortik akut (acute aortic syndrome)
Suatu keadaan peningkatan tekanan merupakan terminologi klinis yang terdiri
darah yang mendadak (sistole ≥180 Dari diseksi aorta, perdarahan intramural
mmHg dan/atau diastole ≥120 (intramural hematoma/IMH), dan ulkus aortik
mmHg), pd penderita hipertensi, yg simptomatis.
membutuhkan penanggulangan Secara umum diseksi aorta ditandai oleh
segera. robekan lapisan intimal dinding aorta yang
diawali oleh suatu proses degenerasi, atau
disertai nekrosis kistik dari lapisan tunika
media.

Darah akan mengalir melalui robekan


yang memisahkan lapisan intima dengan
lapisan media atau lapisan andventisia,yang
Kemudian membentuk ruang palsu (false
lumen)
ETIOLOGI

Krisis Hipertensi Sindroma Aorta Akut

Diduga karena terjadinya peningkatan Penyebabnya tidak diketahui, tetapi


tekanan darah secara cepat disertai dinding aorta yang robek bisa terjadi
peningkatan resistensi vaskular. Bisa akibat tekanan darah tinggi dan
disebabkan pengobatan yang penggumpalan di dalam pembuluh darah
tidakpatuh, kelainan parenkim ginal kemudian darah masuk ke intima aorta dan
dan vascular ginjal, penyakit chusing, membentuk false lumen. Hal ini juga dapat
pre eklampsia dan eklampsia. terjadi sehubungan dengan gangguan
jaringan seperti sindrom marfan dan
Ehlers-Danlos.
Klasifikasi Hipertensi krisis

Hipertensi emergensi Hipertensi urgensi

Kenaikan TD mendadak 180/120 Kenaikan TD mendadak 180/120 mmhg


mmhg atau lebih yg disertai kerusakan atau lebih yg tidak disertai kerusakan
organ target yang progresif. Di organ target. Penurunan TD harus
perlukan tindakan penurunan TD yg dilaksanakan dalam kurun waktu jam.
segera dalam kurun waktu menit/jam.
Klasifikasi Sindroma Aorta
Akut
Mulai dari aorta desendens dan
3 dapat meluas baik ke arah depan
maupun belakang

Mulai dari dan tebatas pada aorta


2 decendens

Diseksi pada aorta thorasika


asenden meluas seputar lengkung
ke aorta desenden dan ke dalam
1 abdomen;
Gambar 1 Gambar 2
Gambar 1 Gambar 2
TANDA DAN GEJALA
Krisis Hipertensi Sindroma Aorta Akut
● Sakit pada dada di bawah tulang dada
● Nyeri dada. dan merambah ke bahu, leher, lengan
● Sesak napas. dan di antara bilah bahu atau di
● Sakit punggung. punggung.
● Tubuh melemah. ● Napas pendek
● Sakit kepala parah. ● Berkeringat
● Penglihatan buram. ● Kebingungan
● Sakit punggung. ● Pingsan
● Mimisan (epistaksis). ● Gelisah
● Penurunan kesadaran, bahkan pingsan. ● Tekanan darah naik
● Kecemasan parah. ● Detak jantung cepat
● Mual dan muntah. ● Terdapat perbedaan nadi pada salah satu
● Kejang. sisi lengan
Komplikasi yang dapat terjadi akibat diseksi aorta
antara lain:
-Kerusakan katup jantung (regurgitasi aorta)
-Tamponade jantung, yaitu penimbunan darah atau cairan di ruang antara
jantung dan otot jantung
-Stroke, akibat penyumbatan pada arteri yang memasok darah ke otak
-Serangan jantung, jika penyumbatan terjadi pada arteri yang memasok darah ke
otot jantung
-Gagal ginjal, akibat penyumbatan pada arteri yang memasok darah ke ginjal
-Kerusakan saraf tulang belakang yang menyebabkan kelumpuhan pada tungkai,
jika penyumbatan terjadi pada arteri di saraf tulang belakangKematian, akibat
perdarahan organ dalam
Pemeriksaan penunjang S. Pemeriksaan penunjang
aorta akut hipertensi krisis
1. Elektrokardiogram, 1. Elektrokardiogram
2. Foto Rontgen dada, untuk melihat apakah 2. Cek darah lengkap
terdapat pelebaran aorta 3. Foto Thoraks, melihat kelainan pada jantung
3. Ekokardiografi transesofageal /USG jantung
(transesophegeal echocardiogram), untuk
melihat gambaran jantung
4. CT scan dengan zat kontras, untuk melihat
kondisi jantung, aorta, dan pembuluh darah
lain dengan lebih jelas
5. Magnetic resonance angiogram (MRA),
untuk melihat aliran darah di aorta
6. Magnetic resonance imaging (MRI)
Gambaran pemeriksaan S.Aorta Akut

Gambaran ct scan
Gambaran MRI Gambaran rontgen
Tatalaksana Hipertensi krisis
Terapi Farmakologi untuk menurunkan TD
1. Dapat diterapi rawat jalan dengan anti-hipertensi oral. Terapi ini meliputi penurunan
TD dalam 24-48 jam. Penurunan TD tidak boleh lebih dari 25% dalam 24 jam
pertama. Terapi lini pertama dapat diberikan Captopril 25 mg per oral atau sublingual.
2. Rentang dosis yang dapat diberikan 6.25 mg-50 mg. Captopril bekerja cepat 15-30
menit (durasi kerja 6-8 jam) bila diminum per oral, dan 10-20 menit (durasi kerja 26
jam) bila diminum sublingual.
3. Obat hipertensi krisis dengan adanya Aorta disseksi gunakan Sodium nitroprussidedan
B-antagonist, Trimethaohaan dan B-antagonist, labetalol. Hindari Hydralazine,
Diaozoxide, Minoxidi.
Tatalaksana Sindroma Aorta Akut
Obat-obatan
1. Penurunan tekanan arteri secara cepat tercapai secara efektif dengan penggunaan
sodium nitroprusidde(2-10 mg/kgBB/menit IV). Dosis dititrasi sampai sesuai respons
tekanan darah.
2. Pemberian beta blocker secara rutin digunakan.
3. Pemberian propanololintravena(1-2 mg/5 menit, sampai respons memuaskan),
digunakan untuk menjaga frekuensi jantung pada kisaran 65-70 kali permenit.

Pembedahan
4. Tindakan operasi dilakukan untuk mengangkat bagian aorta yang rusak dan memasang
steint graf sebagai selang penghubung untuk mengalirkan darah
Manajemen keperawatan sindroma aorta akut:

1. Cek kesadaran umum


2. Cek riwayat penyakit dan kesehatan pasien
3. Pantau ttv, denyut nadi, warna kulit dan suhu, gerakan dan kesadaran, serta nyeri pada pasien
4. Cek adakah nyeri pada klien, jika ada nyeri kolaborasi gunakan analgesik
5. Manajemen hipertensi pada klien dengan kolaborasi pemberian obat
6. Pantau kondisi jantung apakah adanya tanda henti jantung
7. Pantau adanya peningkatan RR

Setelah operasi:
1. Memantau kondisi stent graft
2. Pantau apakah ada tanda kebocoran pada stent graft
3. Pantau kondisi klien apakah ada tanda tanda penurunan fungsi motorik dan ekstremitas
4. Pantau HB pasien setelah dilakukan operasi
5. Pantau adakah nyeri setelah dilakukan operasi
Manajemen keperawatan hipertensi krisis
1. Cek kesadaran umum
2. Pantau tanda tanda sesak dan lakukan pemasangan oksigen jika sesak
3. Pantau CRT, akral, serta adanya sianosis
4. Cek TD klien
5. Melakukan pemeriksaan fisik untuk mengetahui apakah ada organ yang
terganggu
6. Kolaborasi pemberian obat untuk menurunkan TD
7. Gunakan terapi cairan jika kesadaran pasien menurun

Anda mungkin juga menyukai