Anda di halaman 1dari 15

“ ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA ”

Di susun oleh :

NUR DALIFA

(18010019)

STIKES HUSADA MANDIRI POSO

PRODI S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2019

1
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul”ANEMIA”Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah “KMB
1”. Kami berterima kasih kepada Dosen Pembimbing dan semua pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah ini,
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya, oleh karenanya, kami dengan rendah hati dan dengan
tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri, pembaca
maupun bagi semua pihak.

Poso, 05 November 2019

NUR DALIFA

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1


B. RumusanMasalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

A. Devinisi ........................................................................................................ 2
B. Etiologi ......................................................................................................... 2
C. Klasifikasi .................................................................................................... 2
D. Menifestasi klinis ........................................................................................ 4
E. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................... 4
F. Pencegahan .................................................................................................. 4
G. Penanggulangan ........................................................................................... 5
H. Pengobatan ................................................................................................... 5

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ................................................................. 7

A. Analisa Data ................................................................................................. 7


B. Format Asuhan Keperawatan ....................................................................... 8

BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 11

A. Kesimpulan ................................................................................................ 11
B. Saran .......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak-anak,
remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam, dari yang
karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12, sampai kelainan
hemolitik.
Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik maupun dengan
pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan secara
laboratorik didapatkan penurunan kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari harga
normal.
Anemia bukan suatu penyakit tertentu, tetapi cerminan perubahan patofisiologik yang
mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik, dan
konfirmasi laboratorium (Baldy, 2006).
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu anemia?
b. Apa saja kah penyebab dari anemia?
C. Tujuan
a. mampu mengetahui pengertian anemia.
b. mampu menyebutkan penyebab anemia.
c. mampu mengetahui diagnosa-diagnosa yang mungkin muncul
d. mampu memahami penatalaksanaan pada pasien dengan anemia.
e. menambah wawasan mengenai anemia

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Devinisi
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah
merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di
bawah normal. Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal eritrosit, kuantitas
hemoglobin, dan volume packed red blood cell (hematokrit) per 100 ml darah.
B. Etiologi
 Pendarahan
 Kekurangan gizi seperti : zat besi,vitamin B12,dan asam folat.(Barbara
C.Long,1996)
 Penyakit kronik,seperti gagal ginjal,abses paru,bronkiektasis,empiema,dll.
 Kelainan darah
 Ketidak sanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.(arif mansjoer,2001)
C. Klasifikasi
Secara patofisiologi anemia terdiri dari :
1. Penurunan produksi : anemia defesiensi,anemia aplastik
2. Peningkatan penghacuran : anemia kerena perdarahan,anemia hemolitik
Secara umum anemia dikelompokan menjadi :
1. Anemia mikrositik hipokrom
a. Anemia defisiensi besi
Untuk membuat sel darah merah diperlukan zat besi (Fe). Kebutuhan Fe sekitar 20
mg/hari, dan hanya kira-kira 2 mg yang diserap. Jumlah total Fe dalam tubuh berkisar 2-4
mg, kira-kira 50 mg/kg BB pada pria dan 35 mg/kg BB pada wanita. Anemia ini umumnya
disebabkan oleh perdarahan kronik. Di Indonesia banyak disebabkan oleh infestasi cacing
tambang (ankilostomiasis), inipun tidak akan menyebabkan anemia bila tidak disertai
malnutrisi. Anemia jenis ini dapat pula disebabkan karena :
 Diet yang tidak mencukupi
 Absorpsi yang menurun
 Kebutuhan yang meningkat pada wanita hamil dan menyusui
 Perdarahan pada saluran cerna, menstruasi, donor darah
 Hemoglobinuria

2
 Penyimpanan besi yang berkurang, seperti pada hemosiderosis paru.
b. Anemia penyakit kronik
Anemia ini dikenal pula dengan nama sideropenic anemia with reticuloendothelial
siderosis. Penyakit ini banyak dihubungkan dengan berbagai penyakit infeksi seperti infeksi
ginjal, paru ( abses, empiema, dll ).
2. Anemia makrositik
a. Anemia Pernisiosa
Anemia yang terjadi karena kekurangan vitamin B12 akibat faktor intrinsik karena
gangguan absorsi yang merupakan penyakit herediter autoimun maupun faktor ekstrinsik
karena kekurangan asupan vitamin B12.
b. Anemia defisiensi asam folat
Anemia ini umumnya berhubungan dengan malnutrisi, namun penurunan absorpsi
asam folat jarang ditemukan karena absorpsi terjadi di seluruh saluran cerna. Asam folat
terdapat dalam daging, susu, dan daun – daun yang hijau.
3. Anemia karena perdarahan
a. Perdarahan akut
Mungkin timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak, sedangkan penurunan
kadar Hb baru terjadi beberapa hari kemudian.
b. Perdarahan kronik
Pengeluaran darah biasanya sedikit – sedikit sehingga tidak diketahui pasien.
Penyebab yang sering antara lain ulkus peptikum, menometroragi, perdarahan saluran cerna,
dan epistaksis.
4. Anemia hemolitik
Pada anemia hemolitik terjadi penurunan usia sel darah merah ( normal 120 hari ),
baik sementara atau terus menerus. Anemia ini disebabkan karena kelainan membran,
kelainan glikolisis, kelainan enzim, ganguan sistem imun, infeksi, hipersplenisme, dan luka
bakar. Biasanya pasien ikterus dan splenomegali.
5. Anemia aplastik
Terjadi karena ketidaksanggupan sumsum tulang untuk membentuk sel-sel darah.
Penyebabnya bisa kongenital, idiopatik, kemoterapi, radioterapi, toksin, dll.

3
D. Manifestasi Klinis
Gejala-gejala umum yang sering dijumpai pada pasien anemia antara lain : pucat,
lemah, cepat lelah, keringat dingin, takikardi, hypotensi, palpitasi. (Barbara C. Long, 1996).
Takipnea (saat latihan fisik), perubahan kulit dan mukosa (pada anemia defisiensi Fe).
Anorexia, diare, ikterik sering dijumpai pada pasien anemia pernisiosa (Arif Mansjoer, 2001)
E. Pemeriksaan Penunjang
 Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl )
 Kadar Ht menurun ( normal 37% – 41% )
 Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
 Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
 Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak ( pada anemia
aplastik )
F. Pencegahan
Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Namun, Anda dapat membantu
menghindari anemia kekurangan zat besi dan anemia kekurangan vitamin dengan makan
yang sehat, variasi makanan, termasuk:
 Besi. Sumber terbaik zat besi adalah daging sapi dan daging lainnya. Makanan lain
yang kaya zat besi, termasuk kacang-kacangan, lentil, sereal kaya zat besi, sayuran
berdaun hijau tua, buah kering, selai kacang dan kacang-kacangan.
 Folat. Gizi ini, dan bentuk sintetik, asam folat, dapat ditemukan di jus jeruk dan buah-
buahan, pisang, sayuran berdaun hijau tua, kacang polong dan dibentengi roti, sereal
dan pasta.
 Vitamin B-12. Vitamin ini banyak dalam daging dan produk susu.
 Vitamin C. Makanan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk, melon dan beri,
membantu meningkatkan penyerapan zat besi.
Makan banyak makanan yang mengandung zat besi sangat penting bagi orang-orang
yang memiliki kebutuhan besi yang tinggi, seperti anak-anak - besi yang diperlukan selama
ledakan pertumbuhan - dan perempuan hamil dan menstruasi.

4
G. Penanggulangan
Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi antara lain :
 Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar besi yang cukup
secara rutin pada usia remaja.
 Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging, ikan, unggas,
makanan laut disertai minum sari buah yang mengandung vitamin C (asam askorbat)
untuk meningkatkan absorbsi besi dan menghindari atau mengurangi minum kopi,
teh, teh es, minuman ringan yang mengandung karbonat dan minum susu pada saat
makan.
 Suplementasi besi. Merupakan cara untuk menanggulangi ADB di daerah dengan
prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi pada remaja dosis 1 mg/KgBB/hari.
 Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi tidak diberi bersama
susu, kopi, teh, minuman ringan yang mengandung karbonat, multivitamin yang
mengandung phosphate dan kalsium.
 Skrining anemia. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit masih merupakan pilihan
untuk skrining anemia defisiensi besi .
H. Pengobatan
Pengobatan anemia tergantung pada penyebabnya:
1. Anemia kekurangan zat besi. Bentuk anemia ini diobati dengan suplemen zat besi,
yang mungkin Anda harus minum selama beberapa bulan atau lebih. Jika penyebab
kekurangan zat besi kehilangan darah - selain dari haid - sumber perdarahan harus
diketahui dan dihentikan. Hal ini mungkin melibatkan operasi.
2. Anemia kekurangan vitamin. Anemia pernisiosa diobati dengan suntikan - yang
seringkali suntikan seumur hidup - vitamin B-12. Anemia karena kekurangan asam
folat diobati dengan suplemen asam folat.
3. Anemia penyakit kronis. Tidak ada pengobatan khusus untuk anemia jenis ini.
Suplemen zat besi dan vitamin umumnya tidak membantu jenis anemia ini . Namun,
jika gejala menjadi parah, transfusi darah atau suntikan eritropoietin sintetis, hormon
yang biasanya dihasilkan oleh ginjal, dapat membantu merangsang produksi sel darah
merah dan mengurangi kelelahan.
4. Aplastic anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup transfusi darah untuk
meningkatkan kadar sel darah merah. Anda mungkin memerlukan transplantasi
sumsum tulang jika sumsum tulang Anda berpenyakit dan tidak dapat membuat sel-

5
sel darah sehat. Anda mungkin perlu obat penekan kekebalan tubuh untuk mengurangi
sistem kekebalan tubuh Anda dan memberikan kesempatan sumsum tulang
ditransplantasikan berespon untuk mulai berfungsi lagi.
5. Anemia terkait dengan penyakit sumsum tulang. Pengobatan berbagai penyakit dapat
berkisar dari obat yang sederhana hingga kemoterapi untuk transplantasi sumsum
tulang.
6. Anemias hemolitik. Mengelola anemia hemolitik termasuk menghindari obat-obatan
tertentu, mengobati infeksi terkait dan menggunakan obat-obatan yang menekan
sistem kekebalan Anda, yang dapat menyerang sel-sel darah merah. Pengobatan
singkat dengan steroid, obat penekan kekebalan atau gamma globulin dapat
membantu menekan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel darah merah.
7. Sickle cell anemia. Pengobatan untuk anemia ini dapat mencakup pemberian oksigen,
obat menghilangkan rasa sakit, baik oral dan cairan infus untuk mengurangi rasa sakit
dan mencegah komplikasi. Dokter juga biasanya menggunakan transfusi darah,
suplemen asam folat dan antibiotik. Sebuah obat kanker yang disebut hidroksiurea
(Droxia, Hydrea) juga digunakan untuk mengobati anemia sel sabit pada orang
dewasa.

6
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Analisa Data

NO Data Subjektif & Data Objektif Etiologi Problem


1 DS : Kekurangan jumlah Gangguan rasa
- Pasien mengatakan pusing pada sel darah merah nyaman
bagian depan atas
DO : didalam tubuh
- Pasien tampak meringis
kesakitan
- Pasien tampak tidak nyaman
pada sakit dikepalanya
- Skala nyeri : 3(nyeri ssedang)

2 DS : Tubuh kekurangan Gangguan


- Pasien mengatakan belum nutrisi pemenuhan
makan kebutuhan nutrisi
- Pasien mengatakan dirinnya
lemas
DO :
- Pasien nampak mual dan
muntah
- Pasien nampak lemas
- Pasien nampak pucat
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan rasa nyaman b/d kekurangan jumlah sel darah merah didalam tubuh
2. Gangguan pemenuhan kebutuhuan nutrisi b/d tubuh kekurangan nutrisi

7
B. Format Asuhan Keperawatan
Nama : Ny.F Diagnosa Medis : Leukimia
Umur : 21 thn Dokter PJ : dr.intan
No.RM :010920 Ruangan/Bad : mawar/2

NO Diagnosa Tujuan Intervensi Implementasi Evaluasi


1 Gangguan rasa Setelah dilakukan - Observasi - Mengobservasi tanda – tanda S :normal tanda – tanda
nyaman b/d tindakan TTV.Rasionalnya:untuk vital dengan hasil : tekanan vital :Tekanan darah :
kekurangan jumlah keperawatan dapat membantu dalam darah : 120 / 80 mmHg,nadi : sistol 100 – 140,nadi : 60
sel darah merah selama 30 menit menentukan diagnosa 85x / menit,pernafasan : 28x / – 100x /
didalam tubuh diharapkan tanda keperawatan dan dapat menit,suhu : 36,2 0 C. menit.pernafasan : 16 –
ditandai dengan – tanda vital memberikan tindakan - Memposisikan pasien dengan 24x / menit,suhu : 36 –
DS : normal kembali, keperawatan dengan cepat tepat dan nyaman, 37,5 0C.
- Pasien dengan kriteria - Relaksasi.Rasionalnya: memberikan lingkungan yang
mengatakan
pusing pada hasil: dapat mengurangi rasa tenang, membatasi O : Pasien tampak masih
bagian depan atas nyeri pada kepala nyeri pada kepala pengunjung, menganjurkan sakit kepala.
DO :
- Pasien tampak dapat berkurang - Distraksi.Rasionalnya: pasien beristirahat dengan
meringis dan hilang. dapat memberikan tenang. A : Masalah tidak
kesakitan
ketenangan pada pasien - Menganjurkan pasien untuk teratasi.
- Pasien tampak
tidak nyaman sehingga pasien tidak menarik nafas secara
pada sakit P : Lanjutkan intervensi
dikepalanya brfokus pada nyeri perlahan, memotivasi pasien
- Skala nyeri : - Observasi TTV

8
3(nyeri sedang) untuk sembuh kembali. - Relaksasi
- distraksi

2 Gangguan Setelah dilakukan - Beri nutrisi. - Berkolaborasi dengan ahli


pemenuhan asuhan Rasionalnya:untuk gizi dalam memberikan
kebutuhuan nutrisi keperawatan memenuhi kebutuhan makanan yang sesuai dengan
b/d tubuh selama 1X24 jam nutrisi klien kebutuhan pasien.
S : Pasien mengatakan
kekurangan nutrisi diharapkan Pasien - Beri minum air hangat. - Memberikan minum air
badanya masih lemah,
ditandai dengan: mampu Rasionalnya:dapat hangat
lemas.
DS : memenuhi merangsang kenyamanan - Memberikan makan sedikit
O : Pasien masih tampak
- Pasien kebutuhan nutrisi perut agar tidak merasakan tapi sering.
lemah, lemas, dan pucat.
mengatakan dengan kriteria mual dan muntah
A : Masalah tidak
belum makan hasil: - Beri makan sedikit tapi
teratasi.
- Pasien menghabiskan 1 sering.
P : Lanjutkan intervensi
mengatakan porsi makan, Rasionalnya:meningkatkan
pada siang hari.
dirinnya lemas kebutuhan nutrisi energi dan mengurangi
terpenuhi, pengeluaran energi yang
DO : mempertahankan berlebihan
- Pasien nampak keseimbangan

9
mual dan muntah berat badan yang
- Pasien nampak sesuai, tidak mual
lemas dan tidak muntah
- Pasien nampak – muntah.
pucat

Kusuma, A. H. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis NANDA NIC-NOC. jogjakarta: Medi action.

10
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Anemia sering di jumpai di masyarakat dan mudah di kenali (di diagnosa ). Tanda dan
gejalanya beragam, seperti pucat, lemah, maul,dll. Pendiagnosaan anemia dapat di tunjang
dengan pemeriksaan laborat yakni adanya penurunan kadar Hb.
B. Saran
Sebagai perawat kita harus mampu mengenali tanda – tanda anemia dan memberikan
asuhan keperawatan pada pasien dengan anemia secara benar.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Anemia

http://mediskus.com/penyakit/anemia-pengertian-penyebab-dan-gejala-anemia

https://hellosehat.com/penyakit/anemia

http://rezkyeamalia28.blogspot.co.id/2015/09/makalah-anemia.html

https://ekaputrimaharani.wordpress.com/2014/08/27/makalah-anemia/

http://www.alodokter.com/anemia-defisiensi-besi

http://penyakitanemia.com

12

Anda mungkin juga menyukai