Anda di halaman 1dari 27

Tugas : KMB I

Dosen : Baso Maga, S.Kep

ANEMIA

OLEH :

KELOMPOK III
TINGKAT II

 HENDRIANSYAH. A : 2007.071
 DAHLIA : 2007.108
 ECCE HARUN : 2007.063

AKPER SAWERIGADING PEMDA


LUWU
TAHUN 2009
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga makalah sederhana yang berjudul "ANEMIA" ini

dapat kami selesaikan tepat pada waktu yang kami rencanakan, untuk memenuhi

tugas yang diberikan dosen pembawa materi.

Kami menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangannya maka dari itu

kami meminta dengan hormat kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan

saran demi kesempurnaan makalah ini.

Tak lupa juga kami mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada

Dosen pembimbing dan berbagai pihak yang telah banyak membantu kami secara

material maupun spiritual atas penyusunan makalah ini.

Palopo, Desember 2008

PENYUSUN
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i

KATA PENGANTAR....................................................................................... ii

DAFTAR ISI..................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 1

BAB II KONSEP DASAR ANEMIA............................................................... 3

A. Defenisi........................................................................................... 3

B. Patofisiologi.................................................................................... 4

C. Manifestasi klinis............................................................................ 5

D. Pemeriksaan diagnostik.................................................................. 6

E. Komplikasi...................................................................................... 7

F. Penatalaksanaan.............................................................................. 7

BAB III ASKEP ANEMIA............................................................................... 10

BAB IV PENUTUP.......................................................................................... 22

A. Kesimpulan..................................................................................... 22

B. Saran............................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 23


BAB I
PENDAHULUAN

Selama lebih dari tiga dasawarsa, Indonesia telah melaksanakan berbagai

upaya dalam rangka meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Pemerintah telah menyelenggarakan serangkaian informasi di bidang kesehatan

guna meningkatkan pelayanan kesehatan dan menjadikannya lebih efisien, efektif

serta terjangkau oleh masyarakat.

Dalam UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 3 menyebutkan

bahwa tujuan Pembangunan Kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,

kemauan dan kemampuan bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang

optimal.

Kesehatan yang optimal setiap individu, keluarga, kelompok , masyarakat

merupakan tujuan keperawatan, khususnya perawatan kesehatan masyarakat yang

lebih menekankan kepada upaya peningkatan kesehatan, dan pencegahan

terhadap berbagai gangguan kesehatan dengan tidak melupakan upaya

pengobatan dan perawatan serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit

maupun dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit. Perawatan kesehatan

masyarakat ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta

memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar keahlian

dalam membantu individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam mengatasi

berbagai masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi.

Anemia adalah suatu gangguan pada sel-sel induk di sumsum tulang yang

dapat menimbulkan kematian. Pada keadaan ini jumlah sel-sel darah yang
dihasilkan tidak memadai. Penderita mengalami pansitopenia yaitu kekurangan

sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit sebagai akibat terhentinya

pembentukan sel hemopoetik dari sumsum tulang.

Penyakit anemia yang tidak terkendali akan menimbulkan beberapa

komplikasi yang mudah menyebabkan kematian. Oleh karena itu memerlukan

penanganan yang komprehensif, tepat dan cepat dengan melibatkan klien,

keluarga serta tim kesehatan lainnya.


A. KONSEP DASAR ANEMIA

A. Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb atau eritrosit lebih rendah
dari pada normal. Dikatakan anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada laki-
laki dan Hb < 12 g/dl dan Ht < 37 % pada wanita.
Gejala-gejala umum anemia adalah cepat lelah, takikardi, palpitasi dan takipnea
pada latihan fisik.
B. Patofisiologi
1. penurunan produksi : anemia defesiensi besi, anemia aplastik dll.
2. anemia penyakit kronik.
C. Pembagian Anemia
1. Anemia mikriositik hipokrom
a. Anemia defesiensi besi
b. Anemia penyakit kronik
2. Anemia mikrositik
a. Defesiensi vit.B
b. Defesiensi asam folat
3. Anemia karena perdarahan
a. Anemia hemolitik
b. Anemia aplastik
I. ANEMIA DEFESIENSI BESI
Kebutuhan Fe dala makanan sekitar 20 mg sehari, dari jumlah itu hanya kira-kira
2 mg yang diserap. Jumlah total Fe dalam tubuh berkisar 2-4 g, kira-kira 50
mg/kgBB pada pria dan 35 mg/kgBB pada wanita. Umumnya akan terjadi anemia
dimorfik, karena selain kekurangan Fe juga terdapat kekurangan asam folat.

A. Etiologi
- Perdarahan kronik
- Infestasi cacingan tambang
- Diet yang tidak mencukupi
- Absorpsi yang menurun
- Perdarahan saluran cerna
- Hemoglobinuria
- Penyimpanan besi yang berkurang seperi hemosiderosis paru-paru
B. Manifestasi klinik
Selain gejala-gejala anemia defesiensi Fe yang baru akan mengakibatkan
perubahan kulit dan mukosa prgresif seperti lidah yang halus, keilosis dsb.
Didapatkan tanda-tanda malnutrisi.
C. Pemeriksaan penunjang
- Feritin serum rendah < 30 mg/dl
- Total iron Binding capacity serum neningkat
- Sturasi transferin menurun menjadi < 15 %
D. Penatalaksanaan
1. Mengatasi penyebab perdarahan kronik
2. Pemberian preparat Fe
II. ANEMIA PERNISIOSA
Kekurangan vitamin B12 bisa disebabkan oleh faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik. Kekurangan vitamin B12 akibat faktor intrinsik terjadi karena
gangguan absorpsi vitamin yang merupakan penyakit herediter autoimun,
sehingga pada pasien mungkin dijumpai penyakit-penyakit autoimun lainnya.
Kekurangan vitamin B12 karena faktor instrinsik ini tidak dijumpai di Indonesia.
Yang lebih sering dijumpai di Indonesia adalah penyebab intrinsik karena
kekurangan masukan vitamin B12 dengan gejala-gejala yang tidak berat.
A. Etiologi
Kekurangan vit.B
B. Manifestasi klinik
Didapatkan adanya anoreksia, diare, dyspepsia, lidah yang licin, pucat dan
agak icterik. Terjadi gangguan neurologis, biasanya dimulai dengan
parastesia, lalu gangguan keseimbangan, dan pada kasus yang berat terjadi
perubahan fungsi serebral, demensia, dan perubahan neuropsikiatrik lainnya.
C. Pemeriksaan penunjang
- Sel-sel darah besar (Makrositik) MCV > 100 fmol/L
- Kadar serum vit. B12 kurang dari 100 mg/ml.
D. Penatalaksanaan
Pemberian vit. B12 100 mg/hr selama 5-7 hari, 1 kali tiap bulan.
III. ANEMIA DEFISIENSI ASAM FOLAT
Asam folat terutama terdapat dalam daging, susu dan dun-daun yang
hijau. Umumnya berhubungan dengan malnutrisi, juga berhubungan dengan
sirosis hepatitis.
A. Etiologi
Kekurangan asam folat
B. Manifestasi klinik
Gejala dan tanda pada anemia defisiensi asam folat sama dengan anemia
defisiensi vitamin B12 , yaitu anemia megaloblastik dan perubahan
megaloblastik pada mukosa, mungkin dapat ditemukan gejala-gejala
neurologis, seperti gangguan kepribadian dan hilangnya daya ingat.
C. Pemeriksaan penunjang
Gambaran darah seperti anemia pernisiosa, tetapi kadar vitamin B12
serum normal dan asam folat serum rendah, biasanya kurang dari 3 nm/ml.
Yang dapat memastikan diagnosis adalah kadar asam folat seld arah merah
kurang dari 150 ng/ml.
D. Penatalaksanaan
Pemberian makanan yang adekuat. Pada anak dengan defesiensi besi
diberikan dengan sulfas ferosus 3 x 10 mg/kg BB/hr (waspada terhadap
terjadinya enteritis). Dapat diberikan preparat besi parenteral secara
intramuskuler atau intravena bila pemberian peroral tidak dapat.
Transfusi darah diberikan hanya bila kdar Hb kurang dari 5 g/dl disertai
keadaan umum buruk, misalnya gagal jantung, brokhopnemonia, dsb.
- Obat cacing dapat diberikan jika ternyata anak menderita cacingan.
- Antibiotika bila perlu (terdapat infeksi)
Pengobatan pasien defesiensi asam folat dengan memberikan asam folat
3 x 5 mg/hr dan pada bayi 3 x 2,5 mg/hr.
IV. ANEMIA KARENA PERDARAHAN
Kehilangan darah mendadak seperti kecelakaan, operasi dan persalinan
dengan perdarahan hebat. Akibat kehilangan darah yang cepat terjadi refleks
cardiovaskuler yang fisiologis berupa kkontraksi arteriol penurunan aliran darah
atau komponennya ke organ tubuh yang kurang fital dan penambahan darah ke
organ fital.
Anemia karena perdarahan terbagi atas:
1. Perdarahan akut
Mungkin timbul renjatan bila pengeluaran darah cukup banyak,
sedangkan penurunan kadar Hb baru terjadi beberapa hari kemudian.
Penatalaksanaan:
- Mengatasi perdarahan
- Mengatasi renjatan dengan transfusid arah atau pemberian cairan perinfus.
2. Perdarahan kronik
Pengeluaran darah biasanya sedikit-sedikit sehingga tidak diketahui pasien.
Penyebab yang sering antara lain ulkus peptikum, perdarahan saluran cerna
karena pemakaian analgesik, dan epistaksis. Di Indonesia sering akrena
infestasi cacing tambang.
Penatalaksanaan:
- Mengobati sebab perdarahan
- Pemberian preparat Fe
V. ANEMIA HEMOLITIK
Pada anemia hemolitik terjadi penurunan usia sel darah merah (normal 120 hari),
baik sementara atau terus-menerus. Anemia terjadi hanya bila sumsum tulang
telah tidak mampu mengatasinya karena usia sel darah merah sangat pendek, atau
bila kemampuannya terganggu oleh sebab lain.

A. Etiologi
Etiologi anemia hemolitik dibagi sebagai berikut:

1. intrinsik
- kelainan membran, seperti sferositosis herediter, hemoglobinuria
nokturnal paroksismal
- kelainan glikolisis, seperti defisiensi piruvat kinase
- kelainan enzim, seperti defesiensi glukosa-6-fosfat dehidrogenase
- hemoglobinopati
2. Ekstrinsik
- Gangguan sistem imun, seperti pada penyakit autoimun, penyakit
limfoproliferatif, keracunan obat
- Mikroangiopati, speerti pada purpura trombotik trombositopenik,
koagulasi intravaskuler diseminata
- Infeksi, seperti akibat plasmodium, klostridium, borriella
- Hipersplenisme
- Luka bakar
B. Manifestasi Klinik
Tanda-tanda hemolisis antara lain ikterus dan splenomegali

C. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anemia hemolitik disesuaikan dengan penyebabnya. Bila
karena reaksi toksik-imunologik yang didapat diberikan adalah kortikosteroid
kalau perlu splenoktomi. Apabila keduanya tidak berhasil,d apat diberikan
obat-obat sitotoksik, seperti klorambusil dan siklofosfamid.

VI. ANEMIA APLASTIK


Terjadi karena ketidaksanggupan sumsum tulang untuk membentuk sel-sel darah.

A. Etiologi
Penyebabnya bisa kongenital (jarang), idiopatik (kemungkinan autoimun),
kemoterapi, radioterapi, toksin, seperti benzen, toluen, insektisida, obat-obat
seperti klorampenikol, sulfonamid, analgesik (pirazolon), antiepileptik
(hidantoin), kinakrin, dan sulfonilurea, pasca hepatitis, kehamilan, dan
hemoglobinuria paroksimal nokturnal.

B. Manifestasi Klinis
Pasien nampak pucat, lemah, mungkin timbul demam, purpura, dan
perdarahan.

C. Penatalaksanaan
Tujuan utama terapi adalah pengobatan yang disesuaikan dengan etiologi dari
anemianya, berbagai teknik pengobatan dapat dilakukan, seperti:

- Transfusi darah, sebaiknya diberikan packed red cell.


- Atasi komplikasi (infeksi) dengan antibiotik.
- Kortikosteroid, dosis rendah mungkin bermanfaat pada perdarahan akibat
trombositopenia
- Androgen, seperti fluokrimesteron, testosteron, dan nandrolon
- Imunosupresif, seperti siklosporin, globulin antitimosit.
- Transplantasi sumsum tulang
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Gangguan perfusi
- Sesak Perdarahan GIT jaringan
- Pusing 
- Sering berdebar-debar darah keluar dari vaskuler
DO : 
- Nampak murung kehilangan darah (anemia )
- nampakpucat 
- Nampak sesak Eritrosit berkurang
- Konjungtiva nampak anemis 
- Tanda-tanda Vital Volume darah menurun
 Nadi : 100 X/menit

0
 Suhu : 38,3 C
Suplay oksigen ke jaringan
 Pernafasan : 32 X/menit
tidak adekuat
 Tekanan Darah 130 / 70

mmHg
Gangguan perfusi jaringan
- Pemeriksaan laboratorium
 Hb : 6,3 gr %
 Ht : 15,7 %
2 DS :
- Letih dan lelah Perdarahan GIT Intoleransi
 aktivitas
DO : darah keluar dari vaskuler
- Keadaan umum lemah 
- Tidak mampu berjalan kehilangan darah (anemia )
sendiri 
- Kekuatan otot lemah suplay O2 ke jaringan
- Gaya berjalan lunglai dan terganggu
perlu bantuan orang lain untuk 
berjalan hipoxia jaringan
- AKS dibantu oleh 
keluarganya respirasi anaerob

pembentukan asam laktat
berlebihan

kelemahan

intoleran aktivitas
3 DS : Perdarahan GIT Perubahan nutrisi
- Malas makan  kurang dari
- lekas letih darah keluar dari vaskuler kebutuhan
DO : 
- Porsi makan tidak dihabiskan kehilangan darah (anemia )
- BB menurun 2 kg 
- Nampak lemah suplay O2 ke jaringan
terganggu

Transport O2 kejaringan
berkurang

Lemah

Anoreksia

Gangguan nutrisi
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tgl Ditemukan Tgl Teratasi

1. Gangguan perfusi jaringan b/d suplay O2 28 – 02 – 2008 --


ke jaringan terganggu

2. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan 28 – 02 – 2008 --

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan


28 – 02 – 2008
--
INTERVENSI KEPERAWATAN

NO TANGGAL DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN
1 28-02-2008 Gangguan perfusi Tidak terjadi perubahan 1. Awasi tanda 1. Memb
jaringan perfusi jaringan vital, kaji pengisian kapiler, erikan informasi tentang
serebral dengan kriteria warna kulit, dasar kuku derajat / keadekuatan
: perfusi jaringan dan
- Tanda vital membantu menentukan
stabil kebutuhan intervensi
- Kulit hangat 2. Tinggikan 2. Menin
- Pengisian kepala sesuai indikasi gkatkan ekspansi paru dan
kapiler cepat memasimalkan oksigenasi
- Hb > 12 gr% untuk kebutuhan seluler
- Ht > 30 % 3. Awasi upaya 3. Dispne
pernapasan ; auskultasi a, gemericik menunjukkan
bunyi napas perhatikan GJK karena regangan
bunyi adventius jantung lama/peningkatan
kompensasi curah jantung
4. Vasok
4. Catat keluhan onstriksi (ke organ vital)
rasa dingin, pertahankan menurunkan sirkulasi
suhu lingkungan dan tubuh perifer. Kenyamanan
hangat sesuai indikasi klien/kebutuhan rasa
hangat harus seimbang
dengan kebutuhan untuk
menghindari panas
berlebihan pencetus
vasodilatasi (penurunan
perfusi organ)
5. Awasi 5. Mengi
pemeriksaan laboratorium dentifikasi defisiensi dan
misalnya Hb dan Ht kebutuhan
pengibatan/respon terhadap
6. Kolaborasi terapi
dengan dokter tentang 6. mema
pemberian oksigen ksimalkan transpor oksigen
- berikan transfusi sel ke jaringan
darah merah sesuai - meningkatkan jumlah
indikasi sel darah merah
pembawa oksigen;
memperbaiki defesiensi
untuk menurunkan
risiko perdahan

2 28-02-2008 Intoleransi aktivitas Klien dapat melakukan 1. Kaji kemampuan klien 1. Mempengaruhi pilihan
aktivitas secara mandiri untuk melakukan AKS intervensi yang tepat
dengan kriteria : normal, catat laporan
- Keadaan umum kelelahan, dan keletihan
klien baik 2. Kaji kehilangan / 2. Menunjukkan
- Mampu gangguan keseimbangan perubahan neurologi
berjalan sendiri gaya jalan, kelemahan otot karena defisiensi vitamin
tanpa bantuan B12 mempengaruhi
- Klien dapat keamanan pasien / risiko
memenuhi 3. Awasi TD, nadi, cedera
kebutuhan AKS- pernapasan, selama dan 3. Menifestasi
nya secara mandiri sesudah aktivitas kardiopulmunal dari upaya
jantung dan paru untuk
membewa jumlah oksigen
4. Berikan lingkungan adekuat ke jaringan
yang tenang. Pertahankan 4. Meningkatkan istirahat
tirah baring untuk menurunkan
kebutuhan oksigen tubuh
dan menurunkan regangan
5. Anjurkan klien untuk jantung dan paru
mengubah posisi tiap 2 jam 5. Hipotensi postural atau
hipoksia serebral dapat
menyebabkan pusing,
berdenyut, dan peningkatan
6. Anjurkan untuk risiko cedera
mengunakan teknik 6. Mendorong klien
penghematan energi melakukan banyak dengan
misalnya mandi di tempat membatasi penyimpanan
tidur energi dan mencegah
kelemahan
7. Anjurkan klien untuk
makan sedikit tapi sering 7. Meningkatkan
persediaan karbohidrat
yang dapat dirubah menjadi
energi.

3 28-02-2008 Perubahan nutrisi Nutrisi klien terpenuhi, 1. K 1. M


kurang dari dengan criteria : aji riwayat nutrisi, engidentifikasi defesiensi
kebutuhan - Porsi makan termasuk makanan yang dan sebagai indicator
dihabiskan disukai perawatan selanjutnya
- BB kembali
normal 2. O 2. M
- Klien mau bservasi dan catat masukan engawasi kalori atau
makan makanan klien kualitas kekurangan
konsumsi makanan
3. T 3. M
imbang BB setiap hari engawasi penurunan BB
atau efektifitas intervensi
nutrisi
4. B 4. M
erikan makanan sedikit tapi akan sedikit tapi sering
sering atau makan diantara dapat menurunkan
waktu makan kelemahan dan
meningkatkan pemasukan
juga mencegah distensi
gaster
5. K 5. M
olaborasi dengan ahli gizi embantu dalam rencana
diet untuk memenuhi
kebutuhan indiviual.
6. P 6. K
enatalaksanaan pemberian ebutuhan pengganti
obat roborantia tergantung pada tipe
anemia dan atau adanya
masukan oral yang buruk
dan defesiensi yang
diidentifikasikan.
4. IMPLEMENTASI

NO TGL NDX JAM IMPLEMENTASI


1 28/2/08 I 06.00 1. Mengawasi tanda
vital, mengkaji pengisian kapiler, warna
kulit, dan dasar kuku dengan hasil tanda
vital : SB : 37,4 OC, Nadi 100 X/menit,
dan tekanan darah 140/90 mmHg,
pengisian kapiler lambat, warna kulit
pucat, dan dasar kuku tidak ada sianosis.
06.10 2. Mengawasi upaya
pernapasan ;mengauskultasi bunyi napas
dengan hasil upaya pernapasan melalui
hidung dan frekuensinya 32 kali /menit dan
06.30 teratur
3. Mencatat keluhan rasa
dingin, mempertahankan suhu lingkungan
dan tubuh hangat sesuai indikasi dengan
hasil klien tidak tahan dengan suhu dingin
07.30 dan lingkungan kamar tidak dingin
(hangat)
4. Mengawasi
pemeriksaan laboratorium misalnya Hb
07.35 dan Ht dengan hasil Hb 7,3 gr% dan Ht
tidak dilakukan pemeriksaan ulang.
5. Mengkolaborasikan
08.00 dengan dokter tentang pemberian oksigen
dengan hasil klien dipasang oksigen 3
liter/menit
6. Memberikan transfusi
sel darah merah 500 cc
2 28/2/08 II 10.00 1. Mengkaji kemampuan
klien untuk melakukan AKS normal,
dengan hasil keadaan umum klien lemah,
kekuatan otot masih lemah dan klien belum
mampu melakukan AKSnya secara mandiri
10.30 2. Mengkaji kehilangan /
gangguan keseimbangan gaya jalan,
kelemahan otot dengan hasil klien belum
mampu berjalan sendiri ke WC dan otot
12.00 klien masih lemah.
3. Mengawasi TD, nadi,
pernapasan, dengan hasil TD : 140/90
12.05 mmHg; Nadi : 100 X/menit; Pernapasan :
32 X/menit.
12.15 4. Menganjurkan klien
untuk tetap tirah baring selama keadaan
umum masih lemah
5. Menganjurkan klien
12.20 untuk mengubah posisi tiap 2 jam dengan
hasil klien mampu berganti posisi sendiri
12.30 sesuai dengan keinginannnya
6. Menganjurkan
keluarga klien memandikan klien di tempat
tidur (lap basah)
7. Menganjurkan klien
untuk makan sedikit tapi sering dengan
hasil porsi makan yang disediakan
dihabiskan oleh klien

3 28/2/08 III 08.15 1. Mengkaji riwayat nutrisi, makanan yang


disukai, dengan hasil klien malas makan
08.20 2. Mengobservasi dan mencatat masukan
makanan klien, dengan hasil porsi makan
klien tidak dihabiskan hanya 1/3 porsi yang
dihabiskan
08.25 3. Menimbang BB setiap hari, dengan hasil
BB klien berkurang 2 kg
08.30 4. Memberikan makanan sedikit tapi sering
yaitu makan diantara waktu makan, dengan
hasil klien menolak makan
09.00 5. Memgkolaborasikan
 Konsul dengan ahli gizi
tentang masalah diet klien
 Penatalaksanaan
pemberian obat raborantia,
memberikan curcuma 1x/oral
CATATAN PERKEMBANGAN
NO TGL NDX EVALUASI
1 29/2/08 I S:
- Klien mengatakan tidak tahan dengan rasa dingin
O:
- Hasil laboratorium :
 Hb : 7,3 gr%
- Tanda-tanda vital :
 SB : 37,4 OC
 Nadi 100 X/menit
 TD : 140/90 mmHg
 Pernapasan : 32 X/menit
A:
- gangguan perfusi jaringan serebral belum teratasi
P:
- Intervensi 1, 2, 3, 4 dan 5 dilanjutkan
2 29/2/08 II S:
- Klien mengatakan masih lemah
O:
- Kebutuhan klien masih dibantu oleh keluarga
- Kekuatan otot masih lemah
- Keadaan umum masih lemah
A:
- Klien belum toleran terhadap aktivitas
P:
- Intervensi 1, 2, 3, 4 dan 5 dilanjutkan
3 29/2/08 III S:
- Klien mengatakan malas makan
O:
- Porsi makan tidak dihabiskan
- Berat badan turun 2 kg
A:
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan belum
teratasi
P:
- Intervensi 1, 2, 3, 4, dan 5 dilanjutkan
PENUTUP

A. Kesimpulan

Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar Hb atau eritrosit lebih

rendah dari pada normal. Dikatakan anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 %

pada laki-laki dan Hb < 12 g/dl dan Ht < 37 % pada wanita.

Gejala-gejala umum anemia adalah cepat lelah, takikardi, palpitasi dan

takipnea pada latihan fisik.

B. Saran

Penanggulangan kesehatan yang harus dilakukan untuk mencegah

terjadinya anemia, yaitu :

1. Kita mampu untuk bertoleransi dengan aktivitas normal yaitu dengan

mengatur aktivitas dan istirahat sesuai tingkat energi.

2. Pertahankan nutrisi yang adekuat yaitu dengan makan makanan tinggi

protein, kalori dan vitamin.

3. Hindari makanan yang dapat mengiritasi lambung


DAFTAR PUSTAKA

Arthur C. Guyton. Fisiologi Manusia & Mekanisme Penyakit, Edisi3.

Louis J. 1969. Differentiation of Anemia.

Mansjoer, Arif, et al. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi III. Jakarta : Media
Aesculapius, 2000

Doenges, Marylinn. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC, 1999

Anda mungkin juga menyukai