Disusun Oleh :
MEDIS
A. Definisi Anemia
oksigen oleh darah. (Huda & Kusuma, 2016). Dengan kondisi tersebut,
penderita biasanya akan merasa letih dan lelah, sehingga tidak dapat
merah sehat, volume sel darah merah, dan/atau jumlah hemoglobin di dalam
tubuh. Anemia mencerminkan beberapa kondisi patogenik yang mengarah
pada abnormalitas jumlah, struktur dan fungsi sel darah merah. (Joyce &
Jane, 2014).
Klasifikasi derajat anemia menurut WHO yang dikutip dalam buku Handayani
Klasifikasi Hb (gr%)
Ringan sekali 10,00 -13,000
Ringan 8,00-9,90
Sedang 6,00-7,90
Berat < 6,00
Tabel 2. Klasifikasi derajat anemia
Eritrosit adalah keping darah, sel gepeng yang dibagian tengah dikedua
sisinya mencekung yang bertugas mengangkut pasokan oksigen (O2),
warna kebiruan/deoksidasi.
2. Anemia
C. Etiologi
1. Nutrisi
dapat terjadi dari pola makan sehari-hari yang rendah besi. Kurang
protein, asam folat, vitamin B12 dari makanan sehari-hari juga
1) Perokok
Karena rokok mengandung nikotin yang bisa memacu kerja
2. Pendarahan
Perdarahan yang hebat dapat timbul akibat:
b. Pembedahan
Kurangnya volume darah pada saat pembedahan yang bisa
tubuh berkurang
D. Klasifikasi Anemia
b. Anemia Pernisiosa
Kekurangan vitamin B12 bisa disebabkan oleh factor intrinsic dan
keseimbangan.
c. Anemia Defisiensi Asam Folat
E. Manifestasi Klinis
1. Sesak Nafas Saat Beraktivitas
2. Mata Berkunang-kunang
Mata yang berkunang-kunang disertai pandangan gelap serta lemas
kunang.
3. Kelemahan Otot
penurunan daya absorpsi atau kehilangan zat besi secara berlebihan yang
mengakitabkan lesu, letih, lungai, lemah dan lelah.
seperti hipermenorhea (haid lebih lama dan lebih banyak dari jumlah
normal) atau lebih dari delapan hari. Menstruasi dalam jumlah yang
bahwa jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen ke jaringan kulit pun
juga akan kurang yang akan mengakibatkannya hambatan terhadap kerja
itu jika pasokan darah tersebut kurang maka juga akan mempengaruhi
kerja dari keelastisitas kulit tersebut.
8. Napas Terengah-engah
Akibat dari anemia adalah transportasi sel darah merah akan terganggu
Jika bagian dalam pupil mata terlihat pucat saat ditarik ke bawah
mungkin terkena anemia atau kurangnya zat besi. Anemia dapat diobati
yang kaya oksigen ke jaringan dan organ tubuh lainnya. Hal ini yang
mendasari mengapa orang anemia sering mengalami sesak napas
jantung.
10. Ujung Jari Tangan Pucat
berkurang.
F. Komplikasi
1. Gagal jantung
2. Kejang
G. Patofisiologi
Timbulnya anemia menceriminkan adanya kegagalan sum-sum tulang
atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan
destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama
oksigen keseluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen
pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambatkan kerja organ-organ
penting, salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliars elbioneuron. Jika
kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti computer yang memorinya
lemah, lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bias diperbaiki.
H. Pemeriksaan Dignostik
1. Pemeriksaan laboratorium hematologis
a. Tes penyaring: tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus
anemia. Dengan pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan
1) Kadar hemoglobin
2) Indeks eritrosit (MCV, MCH, dan MCHC)
hitung retikulosit.
c. Pemeriksaan sumsum tulang: pemeriksaan ini harus dikerjakan pada
elektroforesis Hb.
4) Anemia pada leukemia akut biasanya dilakukan pemeriksaan
sitokimia.
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Leukosit 10*3/ul 4.80-10.80
Eritrosit Juta/mm3 4.70-6.10
Hemoglobin g/dl 14-18
Hematokrit % 42.0-52.0
MCV Um3 78.00-98.00
MCH Pg 25.00-35.00
MCHC g/dl 31.00-37.00
Trombosit /mm3 150.000-450.000
Dift count
Neutrofil % 50.0-80.0
Limfosit % 25.0-50.0
Monosit % 2.0-8.0
Eosinofil % 0.0-5.0
Basofil % 0.0-2.0
LED Mm/jam 2.0-30.0
Kimia Klinik
Kolestrol total Mg/dl <200
Trigliserida Mg/dl <150
Cholesterol HDL Mg/dl 42-74
Cholesterol LDL Mg/dl 0-150
Asam urat Mg/dl 2.6-6.0
Sero Imunologi
Clorida Mmol/l 98.0-108
Natrium Mmo/l 135.0-145.0
Kalium Mmol/l 3.5-5.5
GDS Mg/dl 70-140
Ureum Mg/dl 17-49
Tabel 3. Pemeriksaan Laboratorium
c. Pemeriksaan sitogenik.
I. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
a. Secara umum anemia ditangani dengan tindakan berikut ini.
Hb, makin sedikit, makin lambat dan makin sering transfuse darah
yang diberikan.
Defisiensi Besi biasanya diobati dengan obat oral fero sulfat, yang
akan meningkatkan kadar Hb sekitar 1 g/dl perminggu. Dosis
untuk mengisi kembali cadangan besi tubuh. Besi oral lebih baik
diserap pada lambung yang kosong, tetapi jika pasien tidak dapat
3. Anemia megaloblastik
Pengobatan anemia megaloblastik
diwarisi, mielofibrosis,
dialisis ginjal.
Profilaksis Gastrektomi total reseksi Kehamilan, anemia
ileum hemolitik
berat,dialisis,prematurasi.
Beberapa penulis telah merekomendasikan terpi defisiensi vitamin B 12
oral atau sublingual harian.
Tabel 4. Pengobatan Anemia Megaloblastik
4. Anemi Mikrositik
Terapi biasanya dimulai dengan vitamin B 12 parenteral, di inggris
J. Pengkajian Keperawatan
2. Keluhan utama
Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan kelelahan dan
pusing.
3. Keadaan kesehatan saat ini
5. Riwayat keluarga
Adanya keluarga yang mengalami anemia berpengaruh pada
mengkonsumsi obat-obatan.
b. Nutrisi dan metabolik
sayur-sayuran.
c. Eliminasi
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan & minum
Mandi
Eliminasi (BAK & BAB)
Berpakaian
Mobilisasi ditempat tidur
Pindah
Ambulasi
pusing,sakit kepala.
f. Kognitif dan perseptual
a. Kepala
Bagaimana kesimetrisan, warna rambut, kebersihan kepala, rambut
kering, mudah putus, menipis, ada uban atau tidak, sakit kepala,
pusing,
b. Mata
Sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis, pupil isokor
c. Telinga
Kesimetrisan telinga, fungsi pendengaran, kebersihan telingan.
d. Hidung
Kesimetrisan, fungsi penciuman, kebersihan, apakah ada perdarahan
Paru-paru:
Inspeksi : pergerakan dinding dada, Takipnea, orthopnea, dispnea
oksigen.
Palpasi : Taktil premitus
Perkusi : sonor
Auskultasi : bunyi nafas vesikuler, bunyi nafas tambahan lainnya.
Jantung:
Inspeksi : jantung berdebar-debar, takikardia dan bising jantung
Perkusi : pekak
Auskultasi : bunyi jantung murmur sistolik
h. Abdomen
Inpeksi : kesimetrisan, diare, miuntah, melena/hematemesis
tekan/tidak.
i. Genitalia
Pucat pada kulit, dasar kuku, dan membrane mukosa, kuku mudah
patah dan berbentuk seperti sendok, kelemahan dalam melakukan
aktivitas.
l. Punggung
K. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif
2. Intoleransi Aktivitas
3. Defisit Nutrisi
4.