Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN MASALAH DIAGNOSTIK MEDIK ANEMIA

DI STATE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


Dosen Pembimbing Akademik : Ns.Marina, S.Kep.,M.Kep

Dosen Pembimbing Klinik : Ns.Pare Tasik, S.Kep

Disusun Oleh :

Nama : Maria Yakolina Hurai


NIM : 2002033

INSTITUT TEGNOLOGI KESEHATAN WIYATA HUSADA SAMARINDA

PROGRAM PROFESI NERS


2020/2021
LANDASAN TEORI

MEDIS

A. Definisi Anemia

Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematokrit atau


eritrosit yang mengakibatkan terjadinya penurunan kapasitas pengakutan

oksigen oleh darah. (Huda & Kusuma, 2016). Dengan kondisi tersebut,
penderita biasanya akan merasa letih dan lelah, sehingga tidak dapat

melakukan aktivitas secara optimal.


Anemia merupakan kondisi klinis akibat kurangnya suplai sel darah

merah sehat, volume sel darah merah, dan/atau jumlah hemoglobin di dalam
tubuh. Anemia mencerminkan beberapa kondisi patogenik yang mengarah

pada abnormalitas jumlah, struktur dan fungsi sel darah merah. (Joyce &
Jane, 2014).

Anemia defisiensi besi adalah suatu jenis anemia yang disebabkan


kekurangan zat besi sehingga terjadi penurunan jumlah sel darah merah

yang sehat. Kriteria anemia menurut WHO

Kelompok Kriteria anemia (Hb)


Laki-laki dewasa < 13 g/dl
Wanita dewasa tidak hamil <12 g/dl
Wanita hamil <11 g/dl
Tabel 1. Kriteria anemia

Klasifikasi derajat anemia menurut WHO yang dikutip dalam buku Handayani

W, dan Haribowo A S, (2008) :

Klasifikasi Hb (gr%)
Ringan sekali 10,00 -13,000
Ringan 8,00-9,90
Sedang 6,00-7,90
Berat < 6,00
Tabel 2. Klasifikasi derajat anemia

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA 2


B. Anatomi Fisiologi
1. Normal

Eritrosit adalah keping darah, sel gepeng yang dibagian tengah dikedua
sisinya mencekung yang bertugas mengangkut pasokan oksigen (O2),

eritrosit menghasilkan Hemoglobin (Hb).

Gambar 1. Eritrosit normal & tidak normal

Molekul Hemoglobin terdiri dari :


a. Bagian globin adalah protein yang terbentuk dari 4 rantai

polipeptida yang sangat berlipat-lipat.


b. Gugus Hem adalah zat yang mengandung zat besi yang masing-

masing terikat kesatu polipeptida, setiap atom besi dapat berkaitan


secara reversibel dengan satu molekul O2, setiap molekul

hemogblobin mengandung O2 yang mengandung zat besi


didalamnya, warnanya kemerahan berkaitan dengan O2, di O2

warna kebiruan/deoksidasi.

Gambar 2. Molekul Hemoglobin

Pembentukan sel darah merah (eritrosit) terjadi di sumsum tulang,


sumsum tulang adalah jaringan lunak yang sangat seluler yang

mengisi rongga-rongga internal tulang. Proses pembentukan sel


darah merah (eritrosit) adalah eritropoieis. Dalam proses ini

disumsum tulang bisa membentuk sel darah merah (eritrosit)


dengan kecepatan 2-3 juta/detik.

2. Anemia

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA 3


Sel darah merah dibentuk di sumsum tulang, menghasilkan sel darah
merah jadi apabila sumsum tulang terganggu karena terjadi

perdarahan hebat atau faktor lainnya yang menyebabkan sel darah


merah (eritrosit) yang masuk kedalam tubuh berkurang yang

membuat penyakit anemia itu muncul, yang menyebabkan


gangguan elektropoitin, yang menyebabkan gangguan pada

pembentukan darah, kurangnya pasokan darah di dalam tubuh yang


menyebabkan sumsum tulang terganggu.

Disaat bernafas oksigen (O2) yang dihirup masuk kedalam paru-


paru dan di salurkan oleh vena pulmo untuk menghantarkan ke

aorta untuk di memompa eritrosit keseluruh tubuh untuk


mendapatkan energi untuk beraktivitas.

C. Etiologi
1. Nutrisi

a. Defisiensi besi, defisiensi asam folat dan vitamin B12.


Defisiensi besi adalah penyebab anemia paling umum. Defiensi besi

dapat terjadi dari pola makan sehari-hari yang rendah besi. Kurang
protein, asam folat, vitamin B12 dari makanan sehari-hari juga

memungkinkan terjadinya anemia, mengingat pentingnya unsur-


unsur tersebut untuk pembentukan sel darah merah (eritrosit).

b. Alkoholisme dan Kehilangan Nutrisi


Karena alkohol mengandung zat adiktif yang sama dengan

karbonmonoksida yang membuat meningkatkan keasaman darah


(kejenuhan hemoglobin) yang membuat jantung lebih cepat.

1) Perokok
Karena rokok mengandung nikotin yang bisa memacu kerja

jantung lebih cepat yang bisa menyebabkan jantung bisa


kehilangan fungsinya

2) Pasien dengan penyakit saluran pencernaan (gastritis kronis,


vegetarian ekstrim, orang lanjut usia dan wanita hamil

termasuk yang berisiko defisiensi besi).

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA 4


3) Akibat gizi buruk atau kurang gizi atau penyebaran gizi
kurang baik karena darah tidak mendapatkan oksigen yang

baik dan tubuh tidak bisa mengabsorbsi oksigen kedalam


tubuh

2. Pendarahan
Perdarahan yang hebat dapat timbul akibat:

a. Menstruasi yang tidak terkontrol


Karena mengeluarkan banyak darah yang tidak terkontrol

b. Pembedahan
Kurangnya volume darah pada saat pembedahan yang bisa

menyebabkan anemia, apabila terjadi perdarahan hebat


c. Persalinan

Perdarahan pada saat persalinan membuat tubuh kekurangan


oksigen darah didalam tubuh

d. Pecah pembuluh darah wasir (hemoroid )


Pecahnya pembuluh darah yang menyebabkan volume didalam

tubuh berkurang

D. Klasifikasi Anemia

a. Anemia Defisiensi Besi


Kebutuhan Fe dalam makanan sekitar 20 mg sehari, dari jumlah ini

hanya kira-kira 2 mg yang diserap. Jumlah total Fe dalam tubuh berkisar


2-4 g, kira-kira 50 mg/kg BB pada pria dan 35 mg/kg BB pada wanita.

Umumnya akan terjadi anemia dimorfik, karena selain kekurangan Fe


juga terdapat kekurangan asam folat.

Anemia ini umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik. Di


Indonesia paling banyak disebabkan oleh infestasi cacing tambang

(ankilostomiasis). Infestasi cacing tambang pada seseorang dengan


makanan yang baik tidak akan menimbulkan anemia.

b. Anemia Pernisiosa
Kekurangan vitamin B12 bisa disebabkan oleh factor intrinsic dan

factor ekstrinsik. Kekurangan vitamin B 12 akibat factor intrinsic terjadi


karena gangguan absorpsi vitamin yang merupakan penyakit herediter

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA 5


autoimun, sehingga pada pasien mungkin dijumpai penyakit-penyakit
autoimun lainnya. Kekurangan vitamin B 12 karena factor intrinsic ini tidak

dijumpai di Indonesia. Yang lebih sering dijumpai di Indonesia adalah


penyebab intrinsic karena kekurangan masukan vitamin B 12 dengan

gejala-gejala yang tidak berat. Didapatkan adanya anoreksia, diare, lidah


yang licin, dan pucat. Terjadi gangguan neurologis, seperti gangguan

keseimbangan.
c. Anemia Defisiensi Asam Folat

Asam folat terutama terdapat dalam daging, susu, dan daun-daun


yang hijau. Umumnya berhubungan dengan malnutrisi. Penurunan

absorpsi asam folat jarang ditemukan karena absorpsi terjadi di seluruh


saluran cerna. Juga berhubungan dengan sirosis hepatis, akrena terdapat

penurunan cadangan asam folat. Dapat ditemukan gejala-gejala


neurologis, seperti gangguan kepribadian dan hilangnya daya ingat.

Selain itu juga perubahan megaloblastik pada mukosa (anemia


megaloblastik).

E. Manifestasi Klinis
1. Sesak Nafas Saat Beraktivitas

Anemia merupakan kondisi dimana kadar hemoglobin lebih rendah dari


10 mg/dL. Hemoglobin merupakan zat merah darah yang berfungsi untuk

mengikat oksigen dan membawanya ke jaringan. Kadar hemoglobin yang


rendah, dapat mengurangi pasokan oksigen yang sampai ke jaringan.

Selain itu, rendahnya pasokan oksigen akan menstimulasi otak untuk


meningkatkan laju pernapasan guna mengembalikan kadar oksigen

kembali ke normal. Karena itulah, penderita anemia akan merasakan


sesak napas dan perlu bernapas lebih cepat dari biasanya.

2. Mata Berkunang-kunang
Mata yang berkunang-kunang disertai pandangan gelap serta lemas

sering disebabkan oleh kondisi Anemia. Anemia adalah kondisi dimana


terjadi rendahnya kadar sel darah merah dalam tubuh. Sel darah merah

merupakan komponen darah yang bertugas mendistribusikan oksigen ke


seluruh tubuh. Pada kondisi Anemia, komponen sel darah merah

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA 6


jumlahnya kurang atau sedikit sehingga menyebabkan pasokan oksigen
untuk tubuh kurang sehingga terjadi gejala lemas, lesu atau berkunang-

kunang.
3. Kelemahan Otot

Penderita gangguan status besi atau gangguan anemia umumnya terlihat


pucat, penurunan kadar besi dalam tubuh dapat menyebabkan turunnya

kadar mioglobin dalam otot, sehingga pasien dengan gangguan status


besi mudah lelah dan letih serta dapat mengalami kejang otot.

4. Lesu, Letih, Lungai,Lemah Dan Lelah


Anemia defensiensi zat besi terjadi akibat penurunan asupan makanan

penurunan daya absorpsi atau kehilangan zat besi secara berlebihan yang
mengakitabkan lesu, letih, lungai, lemah dan lelah.

5. Gangguan Haid Siklus


Menstruasi yang tidak normal dan menjadi pemicu terjadinya anemia

seperti hipermenorhea (haid lebih lama dan lebih banyak dari jumlah
normal) atau lebih dari delapan hari. Menstruasi dalam jumlah yang

banyak juga ulkus, kecelakaan atau pembedahan dapat menyebabkan


hilangnya darah dapat menyebabkan Anemia hemoragi terjadi akibat

kehilangan darah akut.


6. Libido Menurun

Menurunnya libido memang dapat dipengaruhi oleh anemia. Ini Sebab


anemia menyebabkan penurunan kadar hemoglobin atau sel darah

merah (eritrosit). Akibatnya terjadi gangguan transportasi oksigen ke


seluruh tubuh. Selanjutnya muncul keluhan mudah lelah, lemas, pucat,

dan sulit berkonsentrasi. Pada kondisi anemia yang berat, keluhan


jantung berdebar-debar, sesak napas, sampai penurunan kesadaran bisa

saja terjadi. Keluhan-keluhan akibat anemia tersebutlah yang dapat


menyebabkan penderitanya mengalami penurunan libido.

Menurunnya libido akibat anemia lebih sering terjadi wanita.


Kondisi ini berhubungan dengan anemia defisiensi besi yang lebih sering

menyerang wanita. Meskipun demikian, pria juga tidak luput dari


incarannya. Bahkan sickle cell anemia dapat menyebabkan keluhan ereksi

berkepanjangan yang menimbulkan rasa nyeri. Disebut juga dengan

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA 7


priapismus, di mana kondisi ini dapat merusak jaringan dalam penis dan
akhirnya mengganggu kemampuan ereksi.

7. Warna Pucat Pada Kulit


Karena kurang nya pasokan darah ke jaringan kulit yang kita ketahui

bahwa jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen ke jaringan kulit pun
juga akan kurang yang akan mengakibatkannya hambatan terhadap kerja

organ-organ pada jaringan kulit tersebut yang akan menyebabkan


jaringan tidak bekerja secara optimal. Kurangnya pasokan darah juga

dapat mempengaruhi elastisitas pada kulit karena di dalam darah juga


mengandung protein yang berperan penting terhadap keelastisitas kulit

itu jika pasokan darah tersebut kurang maka juga akan mempengaruhi
kerja dari keelastisitas kulit tersebut.

8. Napas Terengah-engah
Akibat dari anemia adalah transportasi sel darah merah akan terganggu

dan jaringan tubuh si penderita anemia akan mengalami kekuranga


oksigen guna mengahasilkan energi. Maka tidak mengeherankan jika

gejala anemia ditunjukan dengan merasa cepat napas terengah-engah.


9. Pupil Mata Pucat

Jika bagian dalam pupil mata terlihat pucat saat ditarik ke bawah
mungkin terkena anemia atau kurangnya zat besi. Anemia dapat diobati

dengan suplemen penambah zat besi. Frekuensi Jantung Meningkat


Selama anemia, jantung harus bekerja lebih keras untuk memasok darah

yang kaya oksigen ke jaringan dan organ tubuh lainnya. Hal ini yang
mendasari mengapa orang anemia sering mengalami sesak napas

dengan mudah lelah setelah beraktivitas. Meningkatnya kerja jantung


dalam memompa darah rupanya berdampak buruk. Sehingga, apabila

kondisi seperti ini dibiarkan terus menerus, dapat mengakibatkan


pembesaran jantung, denyut jantung cepat/tidak teratur, dan kegagalan

jantung.
10. Ujung Jari Tangan Pucat

Fungsi hemoglobin dalam tubuh adalah mengikat oksigen agar dapat


dialirkan ke seluruh tubuh. Aliran tubuh manusia berasal dari jantung

sampai ke seluruh tubuh, mencapai bagian tepi organ tubuh/ perifer,


seperti telapak tangan. Ujung jari tangan pucat dan telapak tangan yang

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA 8


pucat biasanya berkaitan dengan tidak adekuatnya aliran darah tersebut
karena oksigen yang dibawa oleh hemoglobin tidak mencukupi.

Umumnya, telapak tangan yang memiliki kadar hemoglobin yang normal


akan berwarna kemerahan, sedangkan telapak tangan yang berwarna

agak pucat dapat diindikasikan dengan kurangnya kadar hemoglobin.


11. Imunitas Menurun

Karena kekurangan volume darah di dalam tubuh mengakibatkan tubuh


kekurangan oksigen yang menyebabkan paru-paru dan aorta tidak bisa

menyumplai darah keseluru tubuh yang diakibatkan karena kurangnya


oksigen di dalam tubuh yang menyebabkan kerusakan pada sumsum

tulang untuk memproduksi darah terganggu yang membuat jantung


bekerja keras memompa darah karena kekurangan oksigen membuat

jantung lelah dan apabila tidak terkontrol bisa menyebabkan gagal


jantung dan penyakit lainnya, membuat penurunan imunitas dalam tubuh

berkurang.

F. Komplikasi

1. Gagal jantung
2. Kejang

3. Perkembangan otot buruk (jangka panjang)


4. Daya konsentrasi menurun

5. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun

G. Patofisiologi
Timbulnya anemia menceriminkan adanya kegagalan sum-sum tulang

dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksis, inuasitumor, atau


kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat

hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi), masalah dapat akibat


efek sel darah merah yang tidak sesuai ketahanan sel darah merah normal

atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah yang menyebabkan
destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama

dalam system fagositik atau dalam system retikuloendotelial terutama dalam


hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA 9


terbentuk dalam fagositakan masuk dalam aliran darah. Setiap kenaikan
destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan

meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasinormalnya 1mg/dl atau kurang;


kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera. Anemia merupakan

penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar haemoglobin (HB)


dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan dan

oksigen keseluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen
pun akan kurang. Akibatnya dapat menghambatkan kerja organ-organ

penting, salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliars elbioneuron. Jika
kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti computer yang memorinya

lemah, lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bias diperbaiki.

H. Pemeriksaan Dignostik
1. Pemeriksaan laboratorium hematologis

Pemeriksaan laboratorium hematologis dilakukan secara bertahap


sebagai berikut.

a. Tes penyaring: tes ini dikerjakan pada tahap awal pada setiap kasus
anemia. Dengan pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan

bentuk morfologi anemia tersebut. Pemeriksaan ini meliputi


pengkajian pada komponen-komponen berikut ini:

1) Kadar hemoglobin
2) Indeks eritrosit (MCV, MCH, dan MCHC)

3) Apusan darah tepi


b. Pemeriksaan rutin merupakan pemeriksaan untuk mengetahui

kelainan pada sistem leukosit dan trombosit. Pemeriksaan yang


dikerjakan meliputi laju endap darah (LED), hitung diferensial, dan

hitung retikulosit.
c. Pemeriksaan sumsum tulang: pemeriksaan ini harus dikerjakan pada

sebagian kasus anemia untuk mendapatkan diagnosis definitif


meskipun ada beberapa kasus yang diagnosisnya tidak memerlukan

pemeriksaan sumsum tulang.


d. Pemeriksaan atas indikasi kasus: pemeriksaan ini akan dikerjakan jika

telah mempunyai dugaan diagnosis awal sehingga fungsinya adalah

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA 10


untuk mengonfirmasi dugaan diagnosis tersebut. Pemeriksaan
tersebut meliputi komponen berikut ini.

1) Anemia defisiensi besi: serum iron, TIBC, saturasi transferin dan


feritin serum.

2) Anemia megaloblastik: asam folat darah/eritrosit, vitamin B12.


3) Anemia hemolitik: hitung retikulosit, tes Cooms, dan

elektroforesis Hb.
4) Anemia pada leukemia akut biasanya dilakukan pemeriksaan

sitokimia.
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Leukosit 10*3/ul 4.80-10.80
Eritrosit Juta/mm3 4.70-6.10
Hemoglobin g/dl 14-18
Hematokrit % 42.0-52.0
MCV Um3 78.00-98.00
MCH Pg 25.00-35.00
MCHC g/dl 31.00-37.00
Trombosit /mm3 150.000-450.000
Dift count
Neutrofil % 50.0-80.0
Limfosit % 25.0-50.0
Monosit % 2.0-8.0
Eosinofil % 0.0-5.0
Basofil % 0.0-2.0
LED Mm/jam 2.0-30.0
Kimia Klinik
Kolestrol total Mg/dl <200
Trigliserida Mg/dl <150
Cholesterol HDL Mg/dl 42-74
Cholesterol LDL Mg/dl 0-150
Asam urat Mg/dl 2.6-6.0
Sero Imunologi
Clorida Mmol/l 98.0-108
Natrium Mmo/l 135.0-145.0
Kalium Mmol/l 3.5-5.5
GDS Mg/dl 70-140
Ureum Mg/dl 17-49
Tabel 3. Pemeriksaan Laboratorium

2. Pemeriksaan penunjang lainnya

Pada beberapa kasus anemia diperlukan pemeriksaan penunjang sebagai


berikut:

a. Biopsi kelenjar yang dilanjutkan dengan pemeriksaan histopatologi.


b. Radiologi: torak, bone survey, USG, atau limfangiografi.

c. Pemeriksaan sitogenik.

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA 11


d. Pemeriksaan biologi molekuler (PCR = polymerase chain reaction,
FISH = fluorescence in situ hybrydization).

I. Penatalaksanaan

1. Farmakologi
a. Secara umum anemia ditangani dengan tindakan berikut ini.

1) Transfusi darah diberikan bila Hb <5 gr/dl dan disertai dengan


keadaan umum buruk. Prinsip pemberiannya makin rendah kadar

Hb, makin sedikit, makin lambat dan makin sering transfuse darah
yang diberikan.

2) Preparat kortikosteroid (prednisone).


3) Pengobatan penyebab.

4) Makanan yang adekuat.


5) Apabila terjadi perdarahan maka segera ditangani perdarahan.

b. Penatalaksanaan dibagi menurut jenis-jenisnya :


6. Anemia defisiensi besi

Defisiensi Besi biasanya diobati dengan obat oral fero sulfat, yang
akan meningkatkan kadar Hb sekitar 1 g/dl perminggu. Dosis

lazim adalah 200 mg tiga kali sehari. Pengobatan sebaiknya


dilakukan selama beberapa bulan setelah Hb menjadi normal

untuk mengisi kembali cadangan besi tubuh. Besi oral lebih baik
diserap pada lambung yang kosong, tetapi jika pasien tidak dapat

menyesuaikan dapat dikonsumsi bersama makanan. Jika pasien


tidak dapat menoleransi besi oral, dapat diberikan preparat

parenteral, lebih baik diberikan sebagai dosis pada infus intravena


meskipun pemberian secara intramuskular juga dapat dilakukan.

2. Anemia penyakit kronis


Penatalaksanaan efektif dari penyakit primer akan memperbaiki

anemia. Terapi lain yang terkadang dipakai termasuk pemberian


injeksi eritropoetin dan transfusi darah.

3. Anemia megaloblastik
Pengobatan anemia megaloblastik

Pengobatan Anemia Megaloblastik


Defisiensi vit B12 Defisiensi folat

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA 12


Senyawa Hidroksobalamin Asam folat
Rute Intramuskular* Oral
Dosis 1000 µg 5 mg
Dosis awal 6x1000 µg selama 2-3 Tiap hari selama 4 bulan
minggu
Rumatan 1000 µg tiap 3 bulan Tergantung penyakit

yang mendasari; terapi


seumur hidup mungkin

diperlukan pada anemia


hemolitik kronik yang

diwarisi, mielofibrosis,
dialisis ginjal.
Profilaksis Gastrektomi total reseksi Kehamilan, anemia

ileum hemolitik
berat,dialisis,prematurasi.
 Beberapa penulis telah merekomendasikan terpi defisiensi vitamin B 12
oral atau sublingual harian.
Tabel 4. Pengobatan Anemia Megaloblastik

4. Anemi Mikrositik
Terapi biasanya dimulai dengan vitamin B 12 parenteral, di inggris

dalam bentuk hidroksokobalamin. Dosis awal 1000 µg dapat


diberikan dalam secara wajar dengan interval yang pendek

sebagai contoh 3 kali dalam seminggu untuk 2 minggu, unruk


memulihkan cadangan tubuh. Doisis pemeliharaan yaitu 1000 µg

setiap 3 bulan. Pemberian dosis yang tinggi pada pasien dengan


gangguan neurologik sudah menjadi kebiasaan, tetapi tidak ada

bukti tindakan ini akan lebih menguntungkan dari pada


pemberian dosis baku. Pengobatan defisisensi vitamin B 12

mungkin dengan vitamin B12 oral tetapi diperlukan dosis 1000 µg


setiap hari; penyerapan akan lebih baik jika tidak dimakan

bersama makanan. Kecuali kalau pasien mempunyai reaksi alergi


terhadap vitamin B12 parenteral, tidak ada keuntungan yang jelas

untuk pemberian terapi oral.


5. Anemia Pernisiosa

Pengobatan dengan asam folat oral dengan dosis 1-5 mg perhari.


Penatalaksanaan juga meliputi memastikan penyebab defisiensi

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA 13


asam folat sehingga pasien dapat diberikan anjuran asupan dan
pada kondisi seperti penyakit coeliac, dapat diobati.

J. Pengkajian Keperawatan

1. Identitas klien dan keluarga


Nama, umur, agama, pendidikan, alamat, dan tempat dan tanggal lahir.

2. Keluhan utama
Biasanya klien datang kerumah sakit dengan keluhan kelelahan dan

pusing.
3. Keadaan kesehatan saat ini

Biasanya klien masuk rumah sakit karena merasa pusing, merasa


melayang, sulit tidur, merasa lesu, lelah dan aktivitas terbatas.

4. Riwayat kesehatan dahulu


Ada riwayat anemia sebelumnya.

5. Riwayat keluarga
Adanya keluarga yang mengalami anemia berpengaruh pada

kemungkinanan klien mengalami anemia.


6. Pola Fungsi Kesehatan (Gordon)

a. Persepsi terhadap kesehatan


Biasanya klien tidak langsung memeriksa ke rumah sakit tetapi

mengkonsumsi obat-obatan.
b. Nutrisi dan metabolik

Biasanya klien mengalami penurunan berat badan karena nafsu


makan yang menurun, dan pola makan yang kurang mengkonsumsi

sayur-sayuran.
c. Eliminasi

Biasanya klien terjadi perubahan eliminasi, klien BAB berwarna hitam.


d. Pola aktivitas dan latihan

Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan & minum
Mandi
Eliminasi (BAK & BAB)
Berpakaian
Mobilisasi ditempat tidur
Pindah
Ambulasi

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA 14


Keterangan : 0 : mandiri, 1 : alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 :
dibantu orang lain dan alat, 4 : tergantung total

e. Pola istirahat tidur


Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena

pusing,sakit kepala.
f. Kognitif dan perseptual

Biasanya klien mengalami kelelahan karena penyakitnya.


g. Persepsi dan konsep diri

Klien sangat mencintai dirinya sendiri.


h. Peran dan hubungan

Biasanya pada sebagian besar klien mengalami gangguan


dalam melakukan perannya dalam berinteraksi sosial.

i. Seksual dan reproduksi


Biasanya akan ada gangguan sesksualitas klien.

j. Koping dan toleransi


Biasanya klien mengalami stress yang berlebihan akibat

penyakit yang dialami.


k. Nilai dan kepercayaan

Klien sangat rajin beribadah dan berdoa.


7. Pemeriksaan fisik

a. Kepala
Bagaimana kesimetrisan, warna rambut, kebersihan kepala, rambut

kering, mudah putus, menipis, ada uban atau tidak, sakit kepala,
pusing,

b. Mata
Sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis, pupil isokor

c. Telinga
Kesimetrisan telinga, fungsi pendengaran, kebersihan telingan.

d. Hidung
Kesimetrisan, fungsi penciuman, kebersihan, apakah ada perdarahan

pada hidung atau tidak.


e. Mulut

Keadaan mukosa mulut, kebersihan mulut, keadaan gigi, kebersihan


gigi, stomatitis (sariawan lidah dan mulut,

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA 15


f. Leher
Kesimetrisan, adanya pembesaran kelenjat tyroid/tidak, adanya

pembesaran kelenjar getah bening.


g. Thorak

Paru-paru:
Inspeksi : pergerakan dinding dada, Takipnea, orthopnea, dispnea

(kesulitan bernafas), nafas pendek, dan cepat lelah saat melakukan


aktivitas jasmani merupakan masnifestasi berkurangnya pengiriman

oksigen.
Palpasi : Taktil premitus

Perkusi : sonor
Auskultasi : bunyi nafas vesikuler, bunyi nafas tambahan lainnya.

Jantung:
Inspeksi : jantung berdebar-debar, takikardia dan bising jantung

mengambarkan beban jantung dan curah jantung meningkat.


Palpasi : tidak teraba adanya massa

Perkusi : pekak
Auskultasi : bunyi jantung murmur sistolik

h. Abdomen
Inpeksi : kesimetrisan, diare, miuntah, melena/hematemesis

Perkusi : terdapat bunyi timpani


Palpasi : terabanya pembesaran hepar/tidak, adanya nyeri

tekan/tidak.
i. Genitalia

amati kondisi dan kebersihan genetalia berikut area perinium.


Perhatikan pola pertumbuhan rambut pubis. Pada laki-laki

perhatikan kondisi skrotum dan testisnya.


j. Integumen

Mukosa pucat, kering dan kulit kering


k. Ekstremitas

Pucat pada kulit, dasar kuku, dan membrane mukosa, kuku mudah
patah dan berbentuk seperti sendok, kelemahan dalam melakukan

aktivitas.
l. Punggung

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA 16


Kesimetrisan punggung warna kulit dan kebersihan.

K. Diagnosa Keperawatan
1. Perfusi perifer tidak efektif

2. Intoleransi Aktivitas
3. Defisit Nutrisi

4.

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA 17


Nursing Care Planning

Diagnosa Keperawatan Tujuan (SLKI) Intervensi (SIKI)


Perfusi perifer tidak efektif Perfusi Perifer Perawatan sirkulasi
Definisi : Penurunan sirkulasi darah Definisi : keadekuatan aliran Definisi : mengidentifikasi dan
pada level kapiler yang dapat darah pembuluh darah distal merawat area lokal dengan
menganggu metabolisme tubuh. untuk menunjang fungsi keterbatasan sirkulasi perifer.
Penyebab : jaringan. Tindakan
Penurunan konsentrasi hemoglobin Kriteria Hasil : Observasi :
Data subjektif : 1. Denyut nadi perifer (3) 1. Periksa sirkulasi perifer (mis,
1. Parastesia 2. Sensasi (3) nadi perifer, edema,
Data objektif : 3. Warna kulit pucat (3) pengisian kapiler, warna,
1. Pengisian kapiler >3 4. Parastesia (3) suhu, ankle-brachial index)
2. Nadi perifer menurun atau tidak 5. Kelemahan otot (3) 2. Identifikasi faktor risiko
teraba 6. Kram otot (3) gangguan sirkulasi (mis,
3. Akral teraba dingin 7. Pengisian kapiler (3) diabetes, perokok, orang tua,
4. Warna kulit pucat 8. Akral (3) hipertensi dan kadar
5. Turgor kulit menurun 9. Turgor kulit (3) kolesterol tinggi)
Kondisi Klinis Terkait 10. Tekanan darah sistolik (3) 3. Monitor panas, kemerahan,
1. Anemia 11. Tekanan darah diastolik (3) nyeri atau bengkak pada
ekstremitas.
Keterangan : Terapeutik
1. Memburuk 1. Hindari pemasangan infus
2. Cukup memburuk atau pemgambilan darah
3. Sedang diarea keterbatasan perfusi.
4. Cukup membaik 2. Hindari pengukuran tekanan
5. Membaik darah pada ekstremitas
dengan keterbatasan perfusi
Tingkat perdarahan 3. Hindari penekanan dan
Definisi : kehilangan darah baik pemasangan tourquet pada
internal ( terjadi didalam area yang cedera.
tubuh) maupun eksternal 4. Lakukan pencegahan infeksi
(terjadi hingga keluar tubuh) 5. Lakukan perawatan kaki dan
Kriteria Hasil : kuku
1. Kelembapan membran 6. Lakukan hidrasi
mukosa (3) Edukasi
2. Kelembapan kulit (3) 1. Anjurkan berhenti merokok
3. Hemoglobin (3) 2. Anjurkan berolahraga rutin
4. Hematokrit (3) 3. Anjurkan mengecek air
5. Tekanan darah (3) mandi untuk menghindari
6. Suhu tubuh (3) kulit terbakar
4. Anjurkan melakukan
Keterangan : perawatan kulit yang tepat
1. Memburuk (mis, melembabkan kulit
2. Cukup memburuk kering pada kaki)
3. Sedang 5. Anjurkan program
4. Cukup membaik rehabilitasi
5. Membaik 6. Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi (mis,
rendah lemak jenuh, minyak
ikan omega 3)
7. Informasikan tindakan dan

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA


18
gejala darurat yang harus
dilaporkan (mis, rasa sakit
yang tidak hilang saat
istirahat, luka tidak sembuh,
hilang rasa)

Manajemen sensasi perifer


Definisi : mengidentifikasi dan
mengelola ketidaknyamanan
pada perubahan sensasi perifer.
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi penyebab
perubahan sensasi
2. Identifikasi penggunaan alat
pengikat, prostesis, sepatu,
dan pakaian
3. Monitor terjadinya
parestesia, jika perlu
4. Monitor perubahan kulit
5. Monitor adanya
tromboflebitis dan
tromboemboli
Terapeutik
1. Hindari pemakaian benda-
benda yang berlebihan
suhunya (terlalu panas atau
dingin)
Edukasi
1. Anjurkan penggunaan
termometer untuk menguji
suhu air
2. Anjurkan pengunaan sarung
tangan termal saat
memasak
3. Anjurkan memakai sepatu
lembut dan bertumit rendah
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
analgesik, jika perlu
2. Kolaborasi pemberian
kortikosteroid, jika perlu
Intoleransi aktivitas Toleransi aktivitas Manajemen energi
Definisi : ketidakcukupan energi Definisi : respon fisiologis Definisi : mengidentifikasi dan
untuk melakukan aktivitas sehari- terhadap aktivitas yang mengelola penggunaan energi
untuk mengatasi atau
hari. membutuhkan tenaga.
mencegah kelelahan dan
Penyebab : Kriteria hasil :
mengoptimalkan proses
1. Ketidakseimbangan antara 1. Frekuensi nadi (3) pemulihan
suplai dan kebutuhan oksigen 2. Saturasi oksigen (3) Tindakan
Data Subjektif : 3. Keluhan lelah (3) Observasi
1. Mengeluh lelah 4. Dispnea saat berkativitas 1. Identifikasi gangguan fungsi
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA
19
2. Dispnea saat/setelah beraktivitas (3) tubuh yang mengakibatkan
3. Merasa tidak nyaman setelah 5. Dispnea setelah kelelahan
beraktivitas beraktivitas (3) 2. Monitor kelelahan fisik dan
emosional
4. Merasa lemah 6. Perasaan lemah (3)
3. Monitor pola dan jam tidur
Data Objektif : 7. Tekanan darah (3)
4. Monitor lokasi dan
1. Sianosis 8. Frekuensi nafas (3) ketidaknyamanan selama
Kondisi klinis terkait 9. Warna kulit (3) melakukan aktivitas
1. Anemia Terapeutik
Keterangan : 1. Sediakan lingkungan
1. Menurun nyaman dan rendah stimulus
2. Cukup menurun (mis, cahaya, suara,
3. Sedang kunjungan)
4. Cukup meningkat 2. Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan/atau aktif
5. Menigkat
3. Berikan aktivitas ditraksi
yang menenangkan
Curah Jantung
4. Fasilitasi duduk disisi tempat
Definisi : keadekuatan jantung
tidur, jika tidak dapat
memompa darah untuk
berpindah atau berjalan
memenuhi kebutuhan
5. Edukasi
metabolisme tubuh.
1. Anjurkan tirah baring
Kriteria Hasil :
2. Anjurkan melakukan aktivitas
1. Kakuatan nadi perifer (3)
secara bertahap
2. Takikardia (3)
3. Anjurkan menghubungi
3. Lelah (3)
perawat jika tanda dan
4. Dispnea (3)
gejala kelelahan tidak
5. Pucat/sianosis (3)
berkurang
6. Tekanan darah (3)
4. Ajarkan strategi koping
7. Capillary refill time (CRT) (3)
untuk mengurangi kelelahan
6. Kolaborasi
Keterangan :
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
1. Memburuk
tentang cara meningkatkan
2. Cukup memburuk
asupan makanan.
3. Sedang
4. Cukup membaik
Terapi aktivitas
5. Membaik
Definisi : menggunakan aktivitas
fisik, kognitif, sosial dan spiritual
tertentu untuk memulihkan
keterlibatan, frekuensi, atau
durasi aktivitas individu atau
kelompok.
Tindakan
Observasi
1. Identifikasi defisit tingkat
aktivitas
2. Identifikasi kemampuan
berpartisipasi dalam aktivitas
tertentu
3. Identifikasi sumber daya
untuk aktivitas yang
diinginkan
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA
20
4. Identifikasi strategi
meningkatkan pastisipasi
dalam aktivitas
5. Identifikasi makna aktivitas
rutin (mis, bekerja) dan
waktu luang
6. Monitor respon emosional,
fisik, sosial, dan spiritual
terhadap aktivitas
Terapeutik
1. Fasilitasi fokus pada
kemampuan, bukan defisit
yang dialami
2. Sepakati komitmen untuk
meningkatkan frekuensi dan
rentang aktivitas
3. Fasilitasimemilih aktivitas
dan tetapkan tujuan aktivitas
yang konsisten sesuai
kemampuan fisik, psikologis
dan sosial
4. Koordinasi pemilihan
aktivitas sesuai usia
5. Fasilitasi makna aktivitas
yang dipilih
6. Fasilitasi transportasi untuk
menghadiri aktivitas, jika
sesuai
7. Fasilitasi klien dan keluarga
dalam menyesuaikan
lingkungan unruk
mengakomodasi aktivitas
yang dipilih
8. Fasilitasi aktivitas fisik rutin
(mis, ambulasi, mobilisasi,
dan perawatan diri) sesuai
kebutuhan
9. Fasilitasi aktivitas penganti
saat mengalami keterbatasan
waktu, energi, atau gerak
10. Fasilitasi aktivitas motorik
kasar untuk pasien hiperaktif
11. Tingkatkan aktivitas fisik
untuk memelihara berat
badan, jika sesuai
12. Fasilitasi aktivitas motorik
untuk merelaksasi otot
13. Libatkan keluarga dalam
aktivitas,jika perlu
14. Fasilitasi mengembangkan
motivasi dan penguatan diri
15. Fasilitasi pasien dan keluarga
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA
21
memantau kemajuannya
sendiri untuk mencapai
tujuan
16. Jadwalkan aktivitas dalam
rutinitas sehari-hari
17. Berikan penguatan positif
ata partisipasi dalam
aktivitas
Edukasi
1. Jelaskan metode aktivitas
fisik sehari-hari, jika perlu
2. Ajarkan cara melakukan
aktivitas yang dipilh
3. Anjurkan melakukan aktivitas
fisik, sosial, spiritual dan
kognitif dalam menjaga
fungsi dan kesehatan
4. Anjurkan terlibat dalam
aktivitas kelompok atau
terapi, jika sesuai
5. Anjurkan keluarga untuk
memberi penguatan positif
atau partisipasi dalam
aktivitas
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan terapis
okupasi dalam
merencanakan dan memotir
program aktivitas, jika sesuai
2. Rujuk pada pusat atau
program aktivitas komunitas,
jika perlu
Defisit nutrisi Status nutrisi Manjemen nutrisi
Definisi : asupan nutrisi tidak cukup Definisi : keadekuatan asupan Definisi : mengidentifikasi dan
untuk memenuhi kebutuhan nutrisi untuk memenuhi mengelola asupan nutrisi yang
kebutuhan metabolisme seimbang
metabolisme
Kriteria hasil : Tindakan
Penyebab :
1. Pengetahuan tentang Observasi
1. Faktor psikologis (mis, stress, pilihan makanan yang 1. Identifikasi status nutrisi
keengganan untuk makan) sehat (3) 2. Identifikasi alergi dan
Data subjektif 2. Pengetahuan tentang intoleransi makanan
1. Nyeri abdomen pilihan minuman yang 3. Identifikasi kebutuhan kalori
2. Nasfu makan menurun sehat (3) dan jenis nutrien
3. Pengetahuan tentang 4. Monitor asupan makanan
Data objektif
standar asupan nutrisi yang 5. Monitor berat badan
1. Berat badan menurun minimal
tepat (3) 6. Monitor hasil pemeriksaan
10% dibawah rentang ideal 4. Sikap terhadap laboratorium
2. Membran mukosa pucat makanan/minuman sesuai Terapeutik
3. Sariawan dengan tujuan kesehatan 1. Lakukan oral hygiene
(3) sebelum makan, jika perlu
5. Nyeri abdomen (3) 2. Sajikan makanan secara
6. Sariawan (3) menarik dan suhu yang
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA
22
7. Berat badan (3) sesuai
8. Indeks massa tubuh (IMT) 3. Berikan makanan tinggi serat
(3) untuk mencegah kosntipasi
9. Frekuensi makan (3) 4. Berikan makanan tinggi
10. Nafsu makan (3) kalori dan tinggi protein
11. Membran mukosa (3) 5. Berikan suplemen makanan,
jika mampu
Keterangan : Edukasi
1. Memburuk 1. Anjurkan posisi duduk, jika
2. Cukup memburuk mampu
3. Sedang Kolaborasi
4. Sukup membaik 1. Kolaborasi dengan ahli gizi
5. Membaik untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang
dibutuhkan, jika perlu

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANEMIA


23

Anda mungkin juga menyukai