Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ANEMIA

Disusun sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Tugas Mata Kuliah


Keperawatan Maternitas

DISUSUN OLEH :
LIVIA THEANA PUTRI
KELAS : AQUIRA

PROGRAM S1/NERS KEPERAWATAN


STIKES KENDEDES MALANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang
Anemia (bahasa Yunani) adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau
jumlahhemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah
normal.Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian
tubuh. Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah
hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam
jumlah sesuai yang diperlukan tubuh . keadaan ini sering menyebabkan energi dalam tubuh
menjadi menurun sehingga terjadi 5L atau lemah, lesu, lemas, lunglai, dan letih. Dalam hal
ini orang yang terkena anemia adalah orang yang menderita kekurangan zat besi.
Seseorang yang menderita anemia akan sering mengalami keadaan pusing yang sedang
hingga berat dikarenakan Meningkatnya penghancuran sel darah
merah, Pembesaran limpa, Kerusakan mekanik pada sel darah merah,
Reaksi autoimun terhadap sel darah merah: Hemoglobinuria nokturnal paroksismal,
Sferositosis herediter, Elliptositosis herediter. Seseorang yang sering mengalami anemia di
sebabkan karena pasokan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ini, bervariasi. Anemia
bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika
anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung.

B.     Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian dan jenis-jenis anemia
2.      Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai etiologi dan gejala anemia

BAB II

1
PEMBAHASAN

A.    DEFINISI ANEMIA
Anemia (dalam bahasa Yunani: Tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel darah
merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada
di bawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
mengangkut oksigen dari paru-paru, dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin
dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah
sesuai yang diperlukan tubuh (kamus bahasa indonesia). Berikut pengertian anemia
menurut para ahli diantaranya :
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah,
eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah,
yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe
anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999)

Anemia secara umum adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam
darah (Anonim). Anemia dapat diketahuui dengan adanya pemerisaan darah lengkap
laboratorium.
1.      Nilai Hb normal
a)      Pria              : 13.8 - 17.2 gram/dl
b)      Wanita         : 12.1 – 15.1 gram/dl

2.      Nilai Hb anemia
a)      Pria              : <13.8 – 17.2 gram/dl
b)      Wanita         : <12.1 – 15.1 gram/dl
(WHO.2008)

B. KLASIFIKASI ANEMIA

2
A. ANEMIA NORMOSITIK NORMOKROM
Anemia normositik normokrom dapat terjadi karena :
a. Hemolitik
b. Pasca perdarahan akut
c. anemia aplastik
d. sindrom mielodisplasia
e. alkoholism
f. anemia pada penyakit hati kronik

Patofisiologi anemia ini terjadi karena pengeluaran darah / destruksi darah yang berlebih
sehingga menyebabkan sumsum tulang harus bekerja lebih keras lagi dalam eritropoiesis.
Sehingga banyak eritrosit muda (retikulosit) yang terlihat pada gambaran darah tepi. Jika
retikulosit tidak ditemukan, maka dicurigai adanya anemia aplastik, anemia def besi dan b12
yang tidak diobati, terapi radiasi, masalah endokrin, kegagalan sumsum tulang, sindrom
mielodisplasia, dan alkoholism.

B.  ANEMIA MAKROSITIK NORMOKROM


Merupakan anemia Karena Kekurangan Vitamin B12 (anemia pernisiosa) adalah
anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12.
Selain zat besi, sumsum tulang memerlukan vitamin B12 dan asam folat untuk menghasilkan
sel darah merah. Jika kekurangan salah satu darinya, bisa terjadi anemia megaloblastik.
Pada anemia jenis ini, sumsum tulang menghasilkan sel darah merah yang besar dan
abnormal (megaloblas). Sel darah putih dan trombosit juga biasanya abnormal.
Anemia megaloblastik paling sering disebabkan oleh kekurangan vitamin B12 dan asam folat
dalam makanan atau ketidakmampuan untuk menyerap vitamin tersebut.
Kadang anemia ini disebabkan oleh obat-obat tertentu yang digunakan untuk mengobati
kanker (misalnya metotreksat, hidroksiurea, fluorourasil dan sitarabin).

PENYEBAB
Penyerapan yang tidak adekuat dari vitamin B12 (kobalamin) menyebabkan anemia
pernisiosa.
Vitamin B12 banyak terdapat di dalam daging dan dalam keadaan normal telah diserap di
bagian akhir usus halus yang menuju ke usus besar (ilium).
Supaya dapat diserap, vitamin B12 harus bergabung dengan faktor intrinsik (suatu protein
yang dibuat di lambung), yang kemudian mengangkut vitamin ini ke ilium, menembus

3
dindingnya dan masuk ke dalam aliran darah. Tanpa faktor intrinsik, vitamin B12 akan tetap
berada dalam usus dan dibuang melalui tinja.
Pada anemia pernisiosa, lambung tidak dapat membentuk faktor intrinsik, sehingga vitamin
B12 tidak dapat diserap dan terjadilah anemia, meskipun sejumlah besar vitamin dikonsumsi
dalam makanan sehari-hari.
Tetapi karena hati menyimpan sejumlah besar vitamin B12, maka anemia biasanya tidak
akan muncul sampai sekitar 2-4 tahun setelah tubuh berhenti menyerap vitamin B12.
Selain karena kekurangan faktor intrinsik, penyebab lainnya dari kekurangan vitamin B12
adalah:
 pertumbuhan bakteri abnormal dalam usus halus yang menghalangi penyerapan vitamin
B12
 penyakit tertentu (misalnya penyakit Crohn)
 pengangkatan lambung atau sebagian dari usus halus dimana vitamin B12 diserap
 vegetarian.

GEJALA

Selain mengurangai pembentukan sel darah merah, kekurangan vitamin B12 juga
mempengaruhi sistem saraf dan menyebabkan:

 kesemutan di tangan dan kaki


 hilangnya rasa di tungkai, kaki dan tangan
 pergerakan yang kaku.
 buta warna tertentu, termasuk warna kuning dan biru
 luka terbuka di lidah atau lidah seperti terbakar
 penurunan berat badan
 warna kulit menjadi lebih gelap
 linglung
 depresi
 penurunan fungsi intelektual

C.   ANEMIA DEFISIENSI ZAT BESI (ANEMIA MIKROSITIK HIPOKROMIK )

4
 Definisiensi Besi

Adalah suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau hemoglobin (protein
pengangkut oksigen) dalam sel darah berada dibawah normal, yang disebabkan karena
kekuranganzatbesi.
Terdapatnya zat Fe dalam darah baru diketahui setelah penelitian oleh Lemery dan Goeffy
(1713), kemudian Pierre Blaud (1831) mendapatkan bahwa FeSO4 dan K2CO3 dapat
memperbaiki keadaan krorosis, anemia akibat defisiensi Fe.

Penyebab
Defisiensi besi merupakan penyebab utama anemia di dunia. Khususnya terjadi pada wanita
usia subur, sekunder karena kehilangan darah sewaktu menstruasi dan peningkatan
kebutuhan besi selama hamil.
1. Asupan besi yang tidak cukup misalnya pada bayi yang diberi makan susu belaka sampai
usia antara 12-24 bulan dan pada individu tertentu yang hanya memakan sayur- sayuran
saja
2. Gangguan absorpsi seperti setelah gastrektomi.
3. Kehilangan darah yang menetap seperti pada perdarahan saluran cerna yang lambat
karena polip, neoplasma, gastritis varises esophagus, makan aspirin dan hemoroid.

Terjadinya anemia karena kekurangan zat besi

Anemia karena kekurangan zat besi biasanya terjadi secara bertahap, melalui beberapa
stadium, gejalanya baru timbul pada stadium lanjut.
1. Stadium 1.Kehilangan zat besi melebihi asupannya, sehingga menghabiskan cadangan
dalam tubuh, terutama di sumsum tulang. Kadar ferritin (protein yang menampung zat
besi) dalam darah berkurang secara progresif.
2. Stadium 2.Cadangan besi yang telah berkurang tidak dapat memenuhi kebutuhan untuk
pembentukan se darah merah, sehingga sel darah merah yang dihasilkan jumlahnya
lebih sedikit.
3. Stadium 3.Mulai terjadi anemia.Pada awal stadium ini, sel darah merah tampak normal,
tetapi jumlahnya lebih sedikit.Kadar hemoglogin dan hematokrit menurun.

5
4. Stadium 4. Sumsum tulang berusaha untuk menggantikan kekurangan zat besi dengan
mempercepat pembelahan sel dan menghasilkan sel darah merah dengan ukuran yang
sangat kecil (mikrositik), yang khas untuk anemia karena kekurangan zat besi.
5. Stadium 5. Dengan semakin memburuknya kekurangan zat besi dan anemia, maka akan
timbul gejala-gejala karena kekurangan zat besi dan gejala-gejala karena anemia
semakin memburuk.

Gejala

Anemia pada akhirnya menyebabkan kelelahan, sesak nafas, kurang tenaga dan gejala
lainnya.
Kekurangan zat besi memiliki gejala sendiri, yaitu:

 Pika      : suatu keinginan memakan zat yang bukan makanan seperti es batu, kotoran
atau kanji
 Glositis  : iritasi lidah
 Keilosis    : bibir pecah-pecah
 Koilonikia : kuku jari tangan pecah-pecah dan bentuknya seperti sendok

D. ANEMIA HEMOLITIK

Penyakit anemia hemolitik adalah salah satu jenis penyakit kekurangan darah yang
disebabkan oleh meningkatnya proses penghancuran sel darah merah dalam tubuh. Apabila
dibiarkan tentu keadaan seperti ini akan berdampak buruk pada penderita. Pada kondisi
normal, sel darah merah akan bertahan dalam waktu 120 hari, namun pada penderita
anemia hemolitik penghancuran sel darah merah terjadi lebih cepat. Hal ini akan
menyebabkan penurunan sel darah merah, yang bersifat sementara atau secara terus
menerus

Gejala 

Gejala anemia hemolitik hampir sama dengan anemia yang lain. Kadang-kadang gejala
hemolisis terjadi secara tiba-tiba, terasa sangat berat dan menyebabkan krisis hemolitik,
yang ditandai dengan:

6
 Menggigil
 Demam
 Perasaan melayang
 Nyeri punggung dan nyeri lambung
 Penurunan tekanan darah.
 Sakit kuning (jaundice) dan air kemih yang berwarna gelap bisa terjadi karena bagian dari sel
darah merah yang hancur masuk ke dalam darah.
 Limpa membesar karena menyaring sejumlah besar sel darah merah yang hancur, sehingga
sering menyebabkan nyeri perut.

E. ANEMIA APLASTIK

Definisi

Anemia aplastik merupakan suatu pansitopenia pada hiposelularitas sum-sum tulang.


Anemia aplastik didapat (Acquired qplastic anemia) berbeda dengan iatrogenic marrow
aplasia, hiposelularitas sum-sum setelah chemotherapy sitotoksik intensif. Anemia aplastik
dapat pula diturunkan : anemia Fancani genetic dan dyskeratosis congenital, dan sering
berkaitan dengan anomaly fisik khas dan perkembangan pansitopenia terjadi pada umur
yang lebih muda, dapat pula berupa kegagalan sum-sum pada orang dewasa yang terlihat
normal. Anemia aplastik didapat seringkali bermanifestasi yang khas, dengan onset hitung
darah yang rendah secara mendadak pada dewasa muda yang terlihat normal; hepatitis
seronegatif atau pemberian obat yang salah dapat pula mendahului onset ini. Diagnosis
pada keadaan seperti ini tidak sulit. Biasanya penurunan hitung darah moderat atau tidak
lengkap, akan menyebabkan anemia, leucopenia, dan thrombositopenia atau dalam
beberapa kombinasi tertentu.

Gejala

Anemia aplastik timbul akibat kekurangan satu atau lebih jenis sel darah dengan tanda dan
gejala sebagai berikut:

 Kelelahan
 Sesak napas

7
 Denyut jantung cepat atau tidak teratur
 Kulit pucat
 Sering infeksi atau infeksi berkepanjangan
 Mudah memar
 Mimisan dan gusi berdarah
 Luka yang mengalami perdarahan berkepanjangan
 Ruam kulit
 Pusing
 Sakit kepala

Anemia aplastik dapat berkembang perlahan-lahan selama beberapa minggu atau bulan,
atau mungkin datang dengan tiba-tiba.
Anemia aplastik bisa sangat parah dan berpotensi berakibat fatal.

Penyebab

Anemia aplastik terjadi ketika sumsum tulang mengalami kerusakan sehingga


memperlambat produksi sel darah baru.
Sumsum tulang adalah material seperti spons berwarna merah yang menghasilkan sel induk
(stem cell) yang kemudian berubah menjadi sel-sel lain.
Stem cell sumsum juga memproduksi sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Pada anemia aplastik, sumsum tulang mengalami aplastik atau hipoplasia. Hal ini berarti
sumsung tulang kosong (aplastik) atau mengandung amat sedikit sel darah.
Faktor-faktor yang bisa membuat sumsum tulang tidak berfungsi optimal sehingga
mempengaruhi produksi sel darah termasuk:

1. Radiasi dan kemoterapi

Radiasi dan kemoterapi digunakan untuk membunuh sel kanker. Hanya saja, prosedur
ini juga dapat merusak sel-sel sehat, termasuk sel-sel induk dalam sumsum tulang.
Anemia aplastik bisa terjadi karena efek samping sementara dari perawatan ini.

2. Paparan bahan kimia beracun


Paparan bahan kimia beracun, seperti yang digunakan dalam pestisida dan insektisida
dapat menyebabkan anemia aplastik.

8
Paparan benzena – bahan kimia yang terdapat dalam bensin – juga dikaitkan dengan anemia
aplastik.
Jenis anemia ini sering berangsur hilang seiring berkurangnya paparan pada bahan kimia
yang memicu penyakit.

3. Penggunaan obat-obatan tertentu


Beberapa obat, seperti yang digunakan untuk mengobati rheumatoid arthritis dan
beberapa antibiotik, dapat menyebabkan anemia aplastik.

4. Gangguan autoimun
Gangguan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh mulai menyerang sel-sel sehat,
mungkin juga mengganggu sel-sel induk dalam sumsum tulang.

5. Infeksi virus
Infeksi virus yang mempengaruhi sumsum tulang mungkin memainkan peran dalam
perkembangan anemia aplastik. Virus yang dikaitkan dengan perkembangan anemia aplastik
termasuk hepatitis, Epstein-Barr, cytomegalovirus, Parvovirus B19, dan HIV.

6. Kehamilan
Anemia aplastik yang terjadi pada kehamilan mungkin terkait dengan masalah autoimun
atau sistem kekebalan tubuh yang menyerang sumsum tulang selama kehamilan.

9
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Anemia adalah turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah
(Anonim).anemia dapat diketahuui dengan adanya pemerisaan darah lengkap laboratorium.
Pemeriksaan darah lengkap adalah pemeriksaan yang dilakukan pada darah manusia
dengan menghitung seluruh komponen pembentuk darah. Banyak cara penangan yang
dilakukan untuk mengatasi penyakit ini salah satunya adalah pemberian fe, dan lain-lain.

B.     Saran
Karena kesehatan adalah nikmat yang paling berharga yang diberikan oleh Tuhan Yang
Maha Esa, maka dari itu kesehatan perlu dipelihara, dan dipertahankan. Sebelum
mengobati lebih baik mencegah.

10
DAFTAR PUSTAKA

1. www.internetexplorer..com

2. www.kamusbesarbahasaindonesia.com

3. Arif Mansjoer. dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta: Media Aesculapius FKUI

4. Marlyn E. Doenges, 2017. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta: EGC

11

Anda mungkin juga menyukai