Anda di halaman 1dari 12

KONSEP PENDAHULUAN

ANEMIA
DI RUANGAN HEMODIALISA
RSUD AM PARIKESIT TENGGGARONG

Pembimbing :
Ns. ASPIANNUR. SST
Ns. ANDRIANI S.Kep

Di Susun Oleh :

HERDIAN AGUS ADHA.S


ROSLINA MURNI

DISKUSI REFLEKSI KASUS


2023
a. Konsep Penyakit :
1. Pengertian
Anemia adalah suatu keadaan dimana berkurangnya hemoglobin dalam tubuh.
Hemoglobin yaitu metaloproten didalam sel darah merah yang mengandung zat
besi yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru paru keseluruh tubuh
(Malikussaleh,2019).
Anemia adalah suatu gangguan kekurangan sel darah merah, sedangkan sel
arah merah berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh organ tubuh. Dan
apabila sel darah merah dalam tubuh rendah, maka jumlah oksigen dalam tubuh
juga rendah. Gejala anemia disebabkan oleh kurangnya kadar oksigen yang
mengalir ke jaringan dan organ tubuh. sebab, hemoglobin sendiri suatu protein
kaya zat besi dalam sel darah merah yang membawa oksigen dari paru paru
keseluruh tubuh, selain itu, hemoglobin juga membawa sel darah merah yang
jenuh dengan karbondioksida kembali ke paru paru yang dikeluarkan ( Yamada et
al., 2017 )
2. Klasifikasi
1) Anemia defisiensi zat besi
Jenis anemia ini yang paling umum terjadi yang disebabkan oleh
kurangnya zat besi dalam tubuh.
2) Anemia defisiensi vitamin
Selain zat besi tubuh juga memerlukan vitamin B12 dan asam folat,
yang berfungsi untuk menghasilkan sel darah merah yang cukup.
3) Anemia karena penyakit kronis
Beberapa penyakit tertentu seperti kanker, HIV / AIDS, Penyakit
ginjal (CKD) , rheumatoid arthtritis, dan beberapa penyakit peradangan
lainnya yang dapat mengganggu produksi sel darah merah.
4) Anemia Aplastik
Penyebab anemia aplastic seperti infeksi, pemakaian obat – obatan
tertentu.
5) Anemia hemolitik
Anemia hemolitik terjadi apabila hancurnya sel darah merah.
6) Anemia sel sabit ( sickle cell anemia )
Anemia jenis ini diturunkan secara genetic yang disebabkan oleh
kecacatan atau kerusakan hemoglobin .( Malikulsaleh,2019 )
3. Etiologi
1) Diet atau Asupan Zat Besi yang kurang
Setiap hari zat besi dari tubuh yang diekskresikan melalui kulit dan epitel
usus sekitar 1 mg maka diimbangi asupan zat besi melalui diet sekitar 1mg
untuk menjaga keseimbangan asupan dan ekskresi yang berguna untuk
kebutuhan produksi eritrosit. Asupan besi yang rendah pada diet yang tidak
adekuat dapat menyebabkan cadangan besi berkurang, sehingga proses
eritropoesis akan berkurang.
2) Kebutuhan yang meningkat
Kebutuhan zat besi akan meningkat pada masa pertumbuhan seperti pada
bayi, anak-anak, remaja, kehamilan dan menyusui. Pada anak-anak terutama
yang mendapat susu formula kebutuhan zat besi meningkat karena sedikit
mengandung besi.
3) Gangguan Penyerapan
Diet yang kaya zat besi tidak menjamin ketersediaan zat besi di dalam
tubuh karena banyaknya zat besi yang dapat diserap sangat tergantung dari
kondisi atau makanan yang dapat menghambat maupun yang mempercepat
penyerapan besi. Penyerapan besi sangat tergantung dengan adanya asam
lambung yang membantu mengubah ion ferri menjadi ion ferro. Ganggguan
penyerapan besi dapat dijumpai pada pasien dengan sindrom malabsorbsi
seperti gastrectomy, gastric bypass, celiac disease.
4) Kehilangan Darah yang Kronis
Pada perempuan kehilangan zat besi sering karena menstruasi yang
banyak dan lama atau kondisi seperti tumor fibroid maupun malignan uterin.
Selain itu, pendarahan melalui saluran cerna bisa disebabkan ulkus, gastritis
karena alkohol atau aspirin, tumor, parasit dan hemoroid.
4. Tanda dan Gejala
Tanda-tanda anemia yaitu
1) muka pucat
2) konjungtiva mata pucat
3) lesu
4) letih
5) sering pusing
5. Komplikasi
1) Gagal jantung
2) Mengalami kejang
3) Daya konsentrasi mengalami penurunan
4) Perkembangan otot memburuk ( jangka lama ) ( Lingga, 2019 ).
5) Kematian beberapa anemia turunan, seperti anemia sel sabit, bisa
menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. kehilangan banyak darah
dengan ceat mengakibatkan anemia akut dan bisa berakibat fatal (Safira, 2019)

6. Patofisiologi
Anemia merupakan suatu penyakit yang ditandai penurunan kadar
hemoglobin ( Hb ) dan sel darah merah ( eritrosit ) dibawah normal. Pria
dikatakan anemia apabila kadar Hemoglobin kurang dari 14 g/dl dan eritrosit
kurang dari 41%. Begitupun dengan wanita kadar hemoglobin kurang dari 12
g/dl dan eritrosit kurang dari 37%. Anemia bukan merupakan suatu penyakit,
melainkan dari suatu bentuk pencerminan keadaan penyakit akibat adanya
gangguan fungsi tubuh yang mana hemoglobin yang berfungsi mengangkut
oksigen mengalami penurunan. Banyak tipe anemia dengan beragam
penyebabnya. sehingga mengalami penurunan pada kapasitas sel darah merah
dalam mengangkut oksigen.
Anemia menurut ( putri, 2013 ) mencerminkan adanya kegagalan
sumsum atau kehilangan sel darah merah secara berlebihan atau keduanya.
kegagalan sum sum dapat terjadi akibat penyebab yang tidak diketahui. sel
darah merah dapat hilang melalui pendarahan atau hemolysis ( dekstruksi ),
hal ini dapat terjadi akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan
ketahanan sel darah merah normal yang menyebabkan dekstruksi sel darah
merah.
Lisis sel darah merah ( disolusi ) terjadi terutama dalam sel fagostik
atau dalam sistem retikoendotelial, terutama dalam hati dan limpa. sebagai
efek samping proses ini, bilirubin yang terbentuk dalam fagosit akan
memasuki aliran darah. setiap kenaikan dekstruksi sel darah merah
(hemolysis) segera direfleksikan dengan peningkataan bilirubin plasma.
konsentrasi normalnya 1mg/dL atau kurang, bila kadar diatas 11,5 mg/Dl akan
mengakibartkan ikterik pada sklera.
7. WOC
Definisi
Anemia adalah suatu keadaan dimana berkurangnya hemoglobin dalam tubuh.
Hemoglobin yaitu metaloproten didalam sel darah merah yang mengandung zat
besi yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru paru keseluruh tubuh.
(Malikussaleh,2019).

Defisiensi B12, Kegagalan produksi SDM oleh Distruksi SDM


sumsum tulang Perdarahan
asam folat, Besi berlebih

Penurunan SDM

Hb berkurang

Anemia

Suplai O2 dan nutrisi ke jaringan

Resiko Perfusi
perifer tidak
Gastrointestinal Hipoksia SSP efektif
( D. 0015 )

Penurunan kerja GI Mekanisme Reaksi antar saraf


anaerob berkurang

Kerja lambung Risiko cedera (


menurun ATP berkurang Pusing D.0136 )

Asam lambung Kelelahan Energi untuk membentuk


Meningkat antibody berkurang

Anoreksia Intoleransi
Aktivitas Resiko infeksi (
( D.0056 ) D.0142 )

DEFISIT NUTRISI
( D.0019 )
8. Penatalaksanaan Farmakologis dan Non Farmakologis
Farmakologis :
1) Pemberian besi dan asam folat
2) Menggunakan preparat besi oral
3) Defisiensi vitamin B12 dengan pemberian vitamin B12 yang dapat diberikan
dengan injeksi B12.
4) Terapi vitamin B12 diberikan pada pasien selama hidup untuk mencegah
kekambuhan anemia.
5) Pemberian terapi imunosupresif dengan globulin antitiomosit ( ATG )
6) Terapi ESA ( Erithropoisis Stimulating Agent )

Non Farmakologis

1) Transplantasi sumsum tulang


2) Tranfusi darah

b. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Anamnesa
Identitas pasien, meliputi : Nama, usia : yang sering terkena anemia yaitu
orang dewasa. jenis kelamin : yang sering dominan terkena Anemia adalah
perempuan. Agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, Tanggal
Masuk, No.RM, Diagnosa Medis.
1) Penanggung jawab meliputi :Nama, Jenis kelamin, Pendidikan, Pekerjaan,
Hubungan dengan pasien.
2) Alasan masuk : Klien mengeluh pusing, lemah, gemetaran, pucat, akral dingin.
3) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat kesehatan sekarang
Keletihan, kelemahan, pusing, gemetaran, kemampuan beraktivitas
menurun, nyeri pada luka.
b) Riwayat kesehatan dahulu
Pengkajian riwayat kesehatan dahulu yang mendukung dengan melakukan
serangkaian peranyaan, meliputi :
 Apakah sebelumnya klien pernah mengalami Anemia
 Apakah meminum obat terentu dalam waktu jangka pa-njang
 Apakah pernah mengalami keganasan yang tersebar seperti kanker
payudara, leukemia, dan multiple Myeloma
c) Riwayat kesehatan keluarga
Pengkajian riwayat kesehatan keluarga yang mendukung dengan
melakukan serangkaian pertanyaan, meliputi :
 Apakah dalam keluarga ada yang mengalami anemia
 Apakah dalam keluarga ada riwayat penyakit kronis atau menahun
 Apakah dalam keluarga mengkonsumsi obat – obatan dalam waktu
panjang.

2. Pengkajian Fisik
Kesadaran : Composmentis
GCS : 15 ( E : 4 V: 5 M: 6 )
TTV : TD : Biasanya menurun
N : Biasanya meningkat
RR : Biasanya cepat
S : Biasanya meningkat
1) Kepala
Bagaimana kesimetrisan, warna rambut, kebersihan kepala, rambut kering,
mudah pupus, menitip, sakit kepala, pusing.
2) Mata
Skelera tidak ikterik, konjungtiva anemis, pupil isokor
3) Telinga
Kesimetrisan telinga, fungsi pendengaran kebersihan pada telinga
4) Hidung
Kesimetrisan, fungsi penciuman, kebersihan, adanya perdarahan pada hidung
atau tidak.
5) Mulut
Keadaan mukosa mulut, bibir pucat, stomatitis
6) Leher
Kesimetrisan, adanya pembesaran kelenjar tyroid/ tidak, adanya pembesaran
kelenjar getah bening.
7) Thorax
a) paru paru
Inpeksi : Pergerakan dinding dada, takipnea, orthopnea, dyspnea (kesulitan
bernafas), nafas pendek, cepat lelah ketika beraktivitas yang merupakan
manifestasi berkurangnya pengiriman oksigen.
Palpasi : Taktil premitus simetris
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler, bunyi nafas tambahan lainnya.
b) Jantung
Inpeksi : Jantung berdebat – debar, takhikardi dan bising jantung yang
menggambarkan suatu beban pada jantung dan curah jantung mengalami
peningkatan.
Palpasi : Tidak teraba adanya massa
Perkusi : pekak
Auskultasi : bunyi jantung murmur sistolik.
8) Abdomen
Inspeksi : Kesimetrisan, diare, hematemesis, muntah.
Auskultasi : Suara bising usus
Palpasi : Terdapat bunyi timpani
Perkusi : terabanya pembesaran hepar/ tidak, terdapat nyeri tekan tidak
9) Genetalia
Normal / abnormal
10) Integumen
Mukosa pucat, kering dan kulit keriput
11) Ekstremitas
Kelemahan dalam beraktivitas, terdapat pucat pada membrane mukosa dan
dasar kuku, kuku mudah patah.
3. Laboratorium
1) Tes darah lengkap ( Complete Blood Count )
2) Pemeriksaan yang dilakukan dengan mengukur kadar sel darah di dalam
sampel darah. yang dilihat dari jumlah hematokrit ( sel darah merah dalam
tubuh )
3) Pemeriksaan sel darah merah
4) Pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan ukuran dan bentuk sel darah
merah.
5) Pemeriksaan kadar zat besi, ferritin, vitamin B12, tes diagnostic tambahan.
6) Pemeriksaan yang dibutuhkan berfungsi untuk menentukan penyebab anemia.
7) Melakukan pengujian pada sampel tulang sumsum untuk mendeteksi anemia
4. Pemeriksaan penunjang
1) Antibiotik pada pasien ini dengan jumlah sel neutrophil yang rendah
(neutropenia) maka akan sering mengalami infeksi. untuk itu diperlukan
antibiotic dibutuhkan untuk melawan infeksi tersebut .
2) Tranfusi darah
Dilakukan pada penderita anemia yang mengalami pendarahan dan infeksi.
3) Imunoterapi
Anemia dapat disebabkan oleh gangguan autoimun, maka diberikan obat
untuk menekan sistem imun.
4) Transplantasi sumsum tulang
Transplantasi ini dilakukan untuk mengganti sumsum tulang yang telah rusak.
Transplantasi juga metode pengobatan yang dapat bersifat menyembuhkan.
( Neli Agustin & Maani, 2019 )
5. Diagnosa Keperawatan ( berdasarkan prioritas ) SDKI
1) Resiko Perfusi perifer tidak efektif
2) Defisit Nutrisi
3) Intoleransi Aktivitas
4) Resiko Cedera
5) Resiko infeksi
6. Penetapan tujuan dan kriteria evaluasi

SDKI SLKI SIKI

Perfusi perifer tidak efektif Setelah dilakukan Pemantauan Hasil


intervensi keperawatan Laboratorium ( 1.02057 )
selama … x 4 jam 1.1 Identifikasi
diharapkan perfusi pemeriksaan laboratorium
perifer dapat meningkat yang diperlukan
dengan kriteria hasil : 1.2 Periksa kesesuaian
Warna kulit pucat dari hasil laboratorium dengan
skala ( … ) menjadi skala penampilan klinis pasien.
(…) 1.3 Monitor Hasil
Kelemahan otot dari laboratorium yang
skala ( … ) menjadi skala diperlukan
(…) 1.4 Ambil Sampel darah
sesuai protokol
1.5 Kolaborasi dengan
dokter jika hasil
laboratorium memerlukan
intervensi media.

Risiko Cedera Setelah dilakukan Manajemen keselamatan


intervensi selama … x 4 lingkungan ( I.14513 )
jam diharapkan Tingkat 2.1 identifikasi kebutuhan
cedera dapat menurun keselamatan
dengan kriteria hasil : ( mis. Kondisi fisik )
Toleransi Aktivitas dari 2.2 Sediakan alat bantu
skala ( … ) menjadi skala keamanan lingkungan
(…) (mis. Commode chair dan
Pegangan tangan )
2.3 Gunakan perangkat
pelindung ( mis. pagar )

Risiko Infeksi Setelah dilakukan Pemberian obat intravena


intervensi keperawatan ( 1.02065 )
selama … x 4 jam 3.1 Monitor tanda vital
diharapkan tingkat dan nilai laboratorium
infeksi dapat menurun sebelum pemberian obat
dengan kriteria hasil : 3.2 Monitor efek
Kadar sel darah putih terapeutik obat
dari skala ( … ) menjadi 3.3 Lakukan prinsip enam
skala (… ) benar ( pasien, obat, dosis,
waktu, rute, dokumentasi )
3.4 Jelaskan jenis obat,
alasan pemberian, tindakan
yang diharapkan, dan efek
samping sebelum
pemberian.
3.5 Jelaskan faktor yang
dapat meningkatkan dan
menurunkan efektivitas
obat.
Defisit Nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi
intervensi selama … x 4 (1.03119)
jam diharapkan status 5.1 Identifikasi status
nutrisi dapat membaik nutrisi
dengan kriteria hasil : 5.2 Identifikasi alergi dan
Berat badan dari skala intoleransi makanan
(… ) menjadi skala (…) 5.3 Identifikasi makanan
Indeks Massa Tubuh yang disukai
( IMT ) dari skala (…) 5.4 Berikan makanan
menjadi skala ( … ) tinggi serat untuk
Bising usus dari skala mencegah konstipasi
(…) 5.5 Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan jenis
nutrient yang di butuhkan.

Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan Manajemen Energi


intervensi keperawatan ( 1.05178)
selama … x 4 jam 4.1 Monitor kelelahan fisik
diharapkan toleransi dan emosional
aktivitas dapat meningkat 4.2 Monitor pola dan jam
dengan kriteria hasil : tidur
Keluhan lelah dari skala 4.3 Lakukan latihan
(… ) menjadi skala (… ) rentang gerakan pasif dan
Perasaan lemah dari aktif
skala (…) menjadi skala 4.4 Anjurkan tirah baring
(…) 4.5 Anjurkan Melakukan
Aktivitas secara bertahap
4.6 Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan.
7. Daftar Pustaka
ANEMIA DEFISIENSI BESI ( Fitriany ) AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan
Kesehatan Malikussaleh. ( n.d. ). Retrieved March 28,2021.

Yamada, A., Arakaki, R., Saito, M., Kudo, Y., & Ishimaru, N. (2017). Dual role of
Fas/FsL,-mediated signal in peripheral immune tolerance. In Frontiers in
immunology ( Vol. 8, Issue APR ). Frontiers Research Foundation.

Lingga, B. Y. S. U. (2019). Gambaran Hematologi pasien Myelodysplastic


Syndrome di RSUP Dr. M.Djamil Padang. in Jurnal Kesehatan Andalas (Vol. 8,
Issue 3).

Safiraa, N. ( 2019 ). PENTINGNYA EVALUASI KEPERAWATAN BAGI PASIEN.

Neli Agustin, B., & Maani, H ( 2019 ). Gambaran Hematologi pasien


Myelodysplastic Syndrome di RSUP Dr. M. Djamil Padang. in Jurnal kesehatan
Andalas ( Vol. 8, Issue 3 ).

Perhimpunan Nefrologi Indonesia. KONSENSUS MANAJEMEN ANEMIA PADA


PENYAKIT GINJAL KRONIK. 2011

http://www.scribd.com/document/248448707/pathway-Anemia

PPNI ( 2018 ). Standar intervensi keperawatan Indonesia : definisi dan tindakan


keperawatan,Edisi 1 jakarta: DPP PPNI.

PPNI ( 2018 ). Standar luaran keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1, Jakarta: DPP PPNI.

PPNI ( 2016 ). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan indicator


Diagnostik, Edisi 1.Jakarta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai