Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN SISTEM HEMATOLOGI : ANEMIA


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Keperawatan Medikal Bedah I

Dosen Pembimbing : Ns. Kiki Rizki A, M.Kep

Disusun Oleh :

Azmi Nuraeni E.0105.20.008

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR


CIMAHI

TAHUN AKADEMIK 2022-2023


A. DEFINISI
Anemia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitung sel
darah merah dan kadar hemoglobin serta hematokrit di bawah normal.
Anemia bukan merupakan penyakit, melainkan keadaan suatu penyakit
atau gangguan fungsi tubuh terkait abnormalitas jumlah, struktur dan
fungsi sel darah merah.
Secara fisiologis, anemia terjadi apabila terdapat kekurangan
jumlah hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan. Kurangnya
oksigen di jaringan menyebabkan terjadinya hipoksia. Ketika diketahui
teerjadinya anemia, pemeriksaan lanjutan perlu dilaksanakan untuk
mengetahui penyebabnya (Smeltzer & Bare, 2015; Blac &Hawks,2014).
Anemia didefinisikan sebagai konsentrasi hemoglobin (Hb) yang
rendah dalam darah. (WHO,2015). National Institute of Health (NIH)
Amerika 2011 menyatakan bahwa anemia terjadi ketika tubuh tidak
memiliki jumlah sel darah merah yang cukup (Fikawati, Syafiq, &
Veretamala, 2017).

B. ETIOLOGI
1. Hemolisis ( eritrosit mudah pecah)
Hemolisis atau hancurnya sel darah merah pada anemia hemolitik
herediter biasanya disebabkan karena gangguan atau kerusakan
membran, kerusakan enzim, ataupun hemoglobin yang tidak normal.
Berbagai penyebab anemia hemolitik herediter, antara lain: Defisiensi
glukosa 6 fosfat dehidrogenase.
2. Perdarahan
Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan berat yang terjadi
secara perlahan dalam waktu lama atau terjadi seketika. Penyebabnya
bisa cedera, gangguan menstruasi, wasir, peradangan pada lambung,
kanker usus, atau efek samping obat, seperti obat antiinflamasi
nonsteroid (OAINS)
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya oleh kanker)
Salah satu penyebab anemia aplastik pada seseorang adalah
perawatan radiasi dan kemoterapi. Hal ini merupakan sebuah
perawatan yang dilakukan untuk membunuh sel kanker di dalam
tubuh, yang ternyata dapat merusak sel sehat, termasuk sel yang
memproduksi darah di sumsum tulang. Pada akhirnya, anemia
aplastik pun terjadi karena efek samping dari perawatan tersebut.
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia) meliputi defesiensi besi,folic
acid,piridoksin, vitamin C dan copper.
Menurut Badan POM (2013), Penyebab anemia yaitu :
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi,
vitamin B12, asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang
diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang
menstruasi rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi bila
darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup
persediaan zat besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena
janin menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus-
menerus di saluran pencernaan seperti gastritis dan radang usus
buntu dapat menyebabkan anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan
perdarahan lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat lainnya
dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan
vitamin (antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
6. Operasi pengambilan sebagian atau seluruh lambung
(gastrektomi). Ini dapat menyebabkan anemia karena tubuh
kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti lupus, arthritis rematik, penyakit
ginjal, masalah pada kelenjar tiroid, beberapa jenis kanker dan
penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena
mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
8. Dapat terjadi karena infeksi cacing tambang, malaria, atau
disentri yang menyebabkan kekurangan darah yang parah.

C. PATOFISIOLOGI
Anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau
kehilangan sel darah merah berlebihan. Kegagalan sumsum dapat terjadi
akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau penyebab
lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi dalam sel fagostik atau
dalam sistem retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil
samping proses ini adalah bilirubin yang kan memasuki aliran darah.
Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (onsentrasi normal ≤
1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam
sirkulasi (pada kelainan hemplitik) maka haemoglobin akan muncul
dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya
melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
haemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan
berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria)
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien
disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah
yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar , yaitu 1.
Hitung retikulosit dalam sirkulasi darah, 2. Derajat poliferasi sel darah
merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya seperti yang
terlihat dalam biopsy da nada tidaknya hiperbilirubinemia dan
hemoglobinemia.
D. PATHWAY
Sumber : https://www.scribd.com/document/510411664/Elis-Lp-anemia-KMB
Defisiensi B12, Kegagalan produksi SDM Detruksi SDM Perdarahan/He
asam folat besi oleh sunsum tulang Berlebih mofilia

Penurunan SDM

HB Berkurang

Gg. Perfusi perifer


Anemia tidak efektif

Gastroin Suplay O² dan nutrisi SSP


testinal ke jaringan berkurang

Defisit Nutrisi Hipoksia Reaksi Antar saraf


Penurunan kerja GI
berkurang
Mekanisme Aerob Asam Laktat
Peristaltik menurun Kerja Lambung Pusing
Menurun ATP Berkurang
Makanan sulit dicerna
Asam lambung Kelelahan Energi untuk membentuk
meningkat antibody berkurang
Konstipasi
Intoleransi
Anoreksia Mual Aktivitas Resiko Infeksi
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Tes hitung darah lengkap
Pemeriksaan penunjang pertama yang dilakukan untuk diagnsosi
anemia adalah tes hitung darah lengkap. Tes hitung darah lengkap
atau complete blood count (CBC) dilakukan untuk mengetahui
jumlah, ukuran, volume, dan jumlah hemoglobin pada sel darah
merah. Untuk mendiagnosis anemia, dokter mungkin akan memeriksa
kadar sel darah merah dalam darah Anda (hematokrit) dan
hemoglobin. Dikutip dari Mayo Clinic, nilai hematokrit normal pada
orang dewasa bervariasi antara 40-52% untuk pria dan 35-47% untuk
wanita. Sementara itu, nilai hemoglobin pada orang dewasa
normalnya berjumlah 14-18 gram/dL untuk pria dan 12-16 gram/dL
untuk wanita.
2. Apusan darah dan diferensial
Jika hasil tes darah lengkap menunjukkan anemia, dokter akan
melakukan tes lanjutan dengan pemeriksaan apusan darah atau
diferensial, yang menghitung sel darah merah lebih rinci. Hasil tes
tersebut dapat memberikan informasi tambahan untuk diagnosis
anemia, seperti bentuk sel darah merah dan adanya sel abnormal, yang
dapat membantu mendiagnosis dan membedakan jenis anemia.
3. Hitung retikulosit
Tes ini berguna untuk mengetahui jumlah sel darah merah yang
masih muda alias belum matang dalam darah Anda. Ini juga
membantu menentukan diagnosis anemia secara spesifik terkait jenis
mana yang Anda alami.
Pemeriksaan penunjang anemia lainnya
Jika dokter sudah mengetahui penyebab anemia, Anda
mungkin diminta melakukan pemeriksaan lainnya sebagai
penunjang untuk memastikan penyebabnya.
Misalnya saja untuk anemia aplastik. Anda mungkin akan
diminta melakukan tes darah dan biopsi sumsum tulang. Pasalnya,
anemia aplastik mungkin saja terjadi akibat sistem kekebalan
tubuh yang keliru mengenali sumsum tulang sebagai ancaman.

F. MANISFESTASI KLINIK
Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga
dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa
menyebabkan stroke atau serangan jantung (Sjaifoellah, 2013).
Tanda dan gejala anemia :
1. Pusing
2. Mudah berkunang-kunang
3. Lesu
4. Aktivitas kurang
5. Rasa mengantuk
6. Susah konsentrasi
7. Cepat Lelah
8. Prestasi kerja fisik/pikiran menurun
9. Konjungtiva pucat
10. Telapak tangan pucat
11. Iritabilitas dan Anoreksia
12. Takikardia , murmur sistolik
13. Letargi, kebutuhan tidur meningkat
14. Purpura
15. Perdarahan
Gejala khas masing-masing anemia :
1. Perdarahan berulang/kronik pada anemia pasca perdarahan, anemia
defisiensi besi
2. kterus, urin berwarna kuning tua/coklat, perut mrongkol/makin
buncit pada anemia hemolitik
3. Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena keganasan.

G. PENATALAKSANAAN
MEDIS
1. Obat Perrosulfat 1x2 (Oral) untuk anemia defisiensi besi atau sebagai
suplementasi zat besi yang digunakan untuk mengobati atau
mencegah kadar zat besi rendah dalam darah.
Efek samping yang tidak terlalu serius seperti :
• Sembelit
• Sakit perut
• Tinja berwarna hitam atau berwarna gelap
• Pewarnaan sementara pada gigi
2. Obat Ferrous gluconate 2x1 (oral) sebelum makan. Untuk
suplementasi zat besi yang digunakan untuk mengobati defisiensi zat
besi.
Efek Samping yang umum seperti :
• Sembelit, diare
• Mual, muntah, mulas
• Sakit perut
• Feses atau urin berwarna hitam atau berwarna gelap
• Gigi berubah warna sementara
3. Vitamin B12 (Oral) Untuk membentuk protein, sel darah, dan
jaringan. Terutama pada penderita anemia pernisiosa.
Efek Samping yang ditimbulkan apabila mengkonsumsi berlebihan
adalah :
• Sakit kepala
• Pusing
• Mual
• Muntah
• Diare
• Gangguan kecemasan
• Gerakan yang tidak disengaja atau tidak terkendali
4. Obat Asam folat 1x1 (Oral) Untuk terapi anemia megaloblastik
dengan dosisi inisial 0,4-1 mg, dan sebagai suplemen nutrisi untuk
mencegah terjadinya defek neural tube pada janin ibu hamil dengan
dosis 0,4 mh sekali sehari.
Efek samping setelah diminum adalah :
• Mual
• Rasa tidak enak di mulut
• Kehilangan selera makan
• Kebingungan
• Gangguan tidur
• Mudah marah
5. Obat Prefarat FE 1x1 (Oral) Untuk Suplemen zat besi, mutivitamin
dan mineral dalam kondisi anemia karena kekurangan zat besi dan
menjaga kesehatan tubuh.
Efek sampingnya adalah :
• Perubahan feses berwarna coklat tua atau hitam
6. Packed red blood cells (PRC) (IV) Untuk Seseorang memerlukan
tranfusi darah karena anemia dengan gejala sesak napas, pusing, gagal
jantung kongestif, dan tak dapat menoleransi aktivitas olahraga,
Penyakit anemia sel sabit akut, Kehilangan darah sebanyak lebih dari
30% volume darah dalam tubuh.
Efek sampingn yang jarang muncul tetapi kemungkinan terjadi
seperti :
• Susah bernapas
• Sakit pada dada
• Tiba-tiba tekanan darah menurun

KEPERAWATAN
1. Memberikan asupan makanan yang mengandung zat besi
2. Memberikan asupan vitamin b12
3. Memberikan diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran
hijau
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang
membutuhkan oksigen
5. Penambahan asam folat 1 mg/hari
6. Berikan cairan intravena

H. KOMPLIKASI
Menurut (Kowalak, Welsh, & Mayer, 2014) komplikasi pada jenis
anemia yang telah disebutkan adalah sebagai berikut :
1. Anemia aplastic
Komplikasi anemia aplastik yang mungkin terjadi adalah
perdarahan dari membrane mukosa yang adapat membawa
kematian.
2. Anemia defisiensi asam folat
Anemia defisiensi asam folat tidak menimbulkan asam folat.
3. Anemia defisiensi besi
Komplikasi yang mungkin terjadi meliputi :
- Infeksi dan pneumonia
- Pika (mengidam) dorongan kompulsif untuk memakanj bahan-
bahan yang bukan makanan seperti tanah atau tepung/pati.
- Perdarahan
- Overdosis suplemen besi oral ataupun IM
4. Anemia pernisiosa
Komplikasi yang mungkin terjadi meliputi :
- Hipokalemia (terapi minggu pertama)
- Polip lambung
- Kanker lambung
5. Anemia sideroblastic
Komplikasi yang mungkin terjadi :
- Penyakit pada jantung, hati, dan pancreas
- Komplikasi pernapasan
- Leukemia mielogenus yang akut

I. PENGKAJIAN
IDENTITAS
Identitas klien meliputi nama lengkap, Umur, Jenis Kelamin. Anemia
tertinggi biasanya terjadi pada balita usia 12-24 bulan jenis kelamin
perempuan, bayi baru lahir (Prematur), usia terbanyak pada lansia
berumur 60-70 tahun, 70-90 tahun, dan >90 tahun, anemia tertinggi pada
lansia yang terjadi terhadap jenis kelamin perempuan (58,1%) laki-laki
(41,9%).
Identitas klien juga harus mennyertakan alasan dirawat, upaya yang
telah dilakukan, terapi/operasi yang pernah dilakukan. Identitas
penanggung jawab umur, jenis kelamin, agarna, pendidikan, pekerjaan,
hubungan dengan klien dan alamat.

1. KELUHAN UTAMA
Pada pasien anemia biasanya mengalami kelemahan, lesu, letih,
lelah, lunglai, bibir pucat, napas pendek, lidah licin, denyuut jantung
meningkat, susah BAB, nafsu makan berkurang, pusing dan mudah
mengantuk
2. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Merupakan penjelasan dari keluhan utama misalnya yang sering
terjadi pada pasien anemia adalah sering mengeluh lelah dan pusing
3. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Adanya riwayat penyakit sistemik yang dimiliki oleh pasien
seperti hipertensi , magh dan penyakit metabolism lainnya.
4. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
- Kecendrungan keluarga untuk anemia.
- Adanya anggota keluarga yang mendapat penyakit anemia
congenital.
- Keluarga adalah vegetarian berat.
- Social ekonomi keluarga yang rendah
5. PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum dan tanda-tanda vital
Pada klien dengan anemia akan didapatkan gejala pucat,
kepala pusing, tampak lesu, penglihatan berkunang-kunang,
aktivitas berkurang, susah berkonsentrasi dan cepat lelah. Pada
pemeriksaan tanda-tanda vital sering ditemukan nadi meningkat
(takikardi) dan hipertensi/hipotensi sesuai dengan kondisi
fluktuatif.
• Pemeriksaan Fisik Persistem
1. Sistem hematologi
Gejala lainnya berupa kulit pucat, sesak napas, pusing,
nyeri dada, keringat dingin, kaki kram, dan insomnia.
Diagnosisnya dilakukan dengan pemeriksaan darah lengkap,
khususnya menghitung jumlah sel darah merah dalam darah.
Pemeriksaan ini mengidentifikasi bentuk dan ukuran sel
darah, kandungan vitamin B12 dan asam folat, serta
kandungan zat besi dalam darah.
2. Sistem Kardiovaskular
Pada klien anemia akan ditemukan peningkatan sistolik
dengan diastolik stabil.
3. Sistem Pencernaan
Disfagia kesulitan menelan, anoreksia nafsu makan
menurun, membran mukosa kering, konstipasi diare, dan BAB
menghitam.
4. Sistem Perkemihan
Terdapat hematuria atau kencing yang ditandai adanya
darah epada urine, warna urine gelap.
5. Sistem Endokrin
Sistem endokrin biasanya jarang terjadi gangguan pada
kasus anemia
6. Sistem Muskuloskeletal
Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh
tidak tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat,
dan tanda-tanda lain yang menunjukkan keletihan.
7. Sistem Persarafan
Pemeriksaan sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo,
tinnitus, ketidakmampuan berkonsentrasi. Penurunan
penglihatan, dan kelmahan, serta keseimbangan buruk.Data
Psikologi
• Psikososial
1. Body Image
Persepsi atau perasaan tentang penampilan diri dari segi
ukuran dan bentuk
2. Ideal Diri
Persepsi individu tentang bagaimana dia harus berperilaku
berdasarkan standar, tujuan, keinginan, atau nilai pribadi.
Identitas Diri Kesadaran akan diri sendiri yang sumber dari
observasi dan penilaian diri sendiri.
3. Peran Diri
Perlaku yang diharapkan secara sosial yang berhubungan
dnegan fungsi individu pada berbagai kelompok.

J. ANALISA DATA
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 Data Mayor Hb berkurang Perfusi Perifer
DS : tidak efektif
1. –
Anemia
DO :
1. Pengisian
kapiler >3 Suplay O² dan nutrisi
detik ke jaringan
2. Nadi perifer berkurang
menurun atau
tidak teraba
3. Akral teraba Sistem Saraf Pusat
dingin (SSP)
4. Warna kulit
pucat
5. Turgor kulit Gangguan Perfusi
menurun Perifer Tidak
Efektif
Data Minor
DS :
1. Parastesia
(Kesemutan)
2. Nyeri
ekstremitas
(klaudikasi
Intermiten /
kram otot).

DO :
1. Edema
2. Indeks ankle-
brachial
<0,90
3. Bruit femoral
2 Data Mayor Hb berkurang Defisit Nutrisi
DS :
1. –
Anemia
DO :
1. Berat badan
menurun Suplay O² dan nutrisi
minimal 10% ke jaringan
dibawah berkurang
rentang ideal

Data Minor Gastrointestinal


DS :
1. Kram/nyeri
abdomen Penurunan Kerja
2. Nafsu makan Gastroinstestinal
menurun (GI)

DO :
1. Membran Kerja lambung
mukosa menurun
pucat
2. Konjungtiva
pucat Asam lambung
3. Anoreksia meningkat

Anoreksia,mual

Defisit Nutrisi
3 Data Mayor Hb berkurang Intoleransi
DS : Aktivitas
1. Mengeluh
lemah Anemia
2. lesu

DO : Suplay O² dan nutrisi


1. Frekuensi ke jaringan
jantung berkurang
meningkat
>20 % dari
kondisi
istirahat Hipoksia
2. Takikardia
murmur
sistolik Mekanisme aerob
3. Merasa tidak
nyaman
saat/setelah Adenosina Trifosfat
beraktivitas (ATP) berkurang
4. Aktivitas
berkurang
Kelelahan
Data Minor
DS :
1. Merasa Intoleransi
lemah Aktivitas
2. Cepat lemah

DO :
1. Tekanan
darah
berubah
>20% dari
kondisi
istirahat
4 Data Mayor Hb berkurang Konstipasi
DS :
1. Defekasi <
2x seminggu Anemia
2. Pengeluaran
feses lama
dan sulit Suplay O² dan nutrisi
ke jaringan
DO : berkurang
1. Feses keras

Gastrointestinal
2. Peristaltic
usus
menurun Penurunan Kerja
3. Sembelit Gastrointestinal (GI)
4. Sakit perut
5. Tunja
bewarna
hitam/gelap Peristaltic menurun

Data Minor
DS : Makanan sulit
1. Mengejan dicerna
saat defekasi

DO : Konstipasi
1. Distensi
abdomen
2. Kelemahan
umum
5 Faktor Resiko Hb berkurang Resiko Infeksi
• Penyakit kronis
(mis, diabetes
melitus) Anemia
• Ketidak
adekuatan
pertahanan tubuh Suplay O² dan nutrisi
primer ke jaringan
1. Gangguan berkurang
peristaltic
2. Kerusakan
integritas
kulit Hipoksia
3. Penurunan
kerja siliaris
Mekanisme aerob
• Ketidakadekuatan
pertahanan tubuh
sekunder Adenosina Trifosfat
1. Penurunan (ATP) berkurang
hemoglobin
2. Imununosupresi
3. Leukopenia Energi untuk
membentuk antibody
berkurang
Resiko Infeksi

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN SESUAI PIORITAS


1. Perfusi Perifer Tidak Efektif b.d penurunan hemoglobin, peningkatan
tekanan darah, kekurangan volume cairan, penurunan aliran areteri/
atau vena d.d Parastesia, Nyeri ekstremitas, Pengisian kapiler >3
detik, Nadi perifer menurun atau tidak teraba, Akral teraba dingin,
Warna kulit pucat, Turgor kulit menurun, Edema, Indeks ankle-
brachial <0,90, Bruit femoral.
2. Defisit Nutrisi b.d ketidak mampuan menelan makanan, peningkatan
kebutuhan metabolism d.d Kram/nyeri abdomen, Nafsu makan
menurun, Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal,
Membran mukosa pucat, konjungtiva pucat, anoreksia.
3. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplay oksigen dan
kebutuhan oksigen, kelemahan d.d mengeluh lemah, lesu, merasa
lemah, cepat Lelah Frekuensi jantung meningkat >20 % dari kondisi
istirahat, tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat,
takikardia murmur sistolik, Merasa tidak nyaman saat/setelah
beraktivitas, Aktivitas berkurang.
4. Konstipasi b.d ketidakcukupan diet, ketidakcukupan asuapan serat,
ketidakcukupan asupan cairan, kelemahan otot abdomen d.d defekasi
kurang dari 2x minggu, pengeluaran feses lama dan sulit, mengejan
saat defekasi, feses keras, peristaltic menurun, distensi abdomen.
kelemahan umum, Sembelit, Sakit perut, Tinja bewarna hitam/gelap
5. Resiko infeksi d.d penyakit kronis, ketidak adekuatan pertahanan
tubuh sekunder.
L. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
1 Perfusi Perifer Setelah dilakukan INTERVENSI UTAMA INTERVENSI UTAMA
Tidak Efektif b.d tindakan keperawatan a. Perawatan Sirkulasi a) Perawatan Sirkulasi
penurunan 1x24 jam maka 1. Observasi 1. Observasi
hemoglobin, perfusi perifer tidak - Periksa sirkulasi - Untuk
peningkatan tekanan efektif meningkat perifer. mengetahui
darah, kekurangan dengan kriteria hasil : - Identifikasi faktor sirkulasi perifer
volume cairan, 1. Denyut nadi risiko gangguan - Untuk
penurunan aliran perifer sirkulasi. mengetahui
areteri/ atau vena meningkat - Monitor panas, gangguan pada
d.d Parastesia, Nyeri 2. Warna kulit kemerahan, nyeri, sirkulasi
ekstremitas, pucat atau bengkak - Untuk melihat
Pengisian kapiler >3 menurun pada ekstremitas kondisi pasien
detik, Nadi perifer 3. Nyeri
menurun atau tidak ekstremitas 2. Terapeutik 2. Terapeutik
teraba, Akral teraba menurun. - Hindari - Untuk
dingin, Warna kulit 4. Kelemahan pengukuran menghindari
pucat, Turgor kulit otot menurun. tekanan darah pada pasien terkena
menurun, Edema, 5. Akral ekstremitas dengan bahaya
Indeks ankle- membaik. keterbatasan 3. Edukasi
brachial <0,90, 6. Turgor kulit perfusi. - Untuk
Bruit femoral membaik. membuat
7. Tekanan 3. Edukasi pasien
darah sistolik - Anjurkan kesehatannya
membaik berolahraga rutin terjaga
8. Tekanan - Anjurkan mengecek - Untuk
darah air mandi untuk menghindari
diastolic. menghindari kulit dari rasa
9. Indeks terbakar. terbakar
anklebrachial - Anjurkan - Untuk
membaik menggunakan obat kesehatan
penurun tekanan pasien stabil
darah, antikoagulan, - Untuk
dan penurun membuat
kolesterol, jika pasien
perlu. kesehatannya
- Anjurkan minum terjaga.
obat pengontrol
tekanan darah INTERVENSI
secara teratur. PENDUKUNG
a) Edukasi Diet
INTERVENSI 1. Observasi
PENDUKUNG - Untuk
a. Edukasi Diet mengetahui
1. Observasi kebiasaan pola
- Identifikasi makan pasien
kebiasaan pola
makan saat ini 2. Terapeutik
dan masa lalu. - Untuk
membuat
2. Terapeutik pasien lebih
paham
- Persiapkan - Untuk
materi, media membuat
dan alat pasien lebih
peraga. mengerti
- Jadwalkan terhadap
waktu yang kondisinya
tepat untuk sendiri
mrmberikan
pendidikan 3. Edukasi
kesehatan - Untuk
membuat
3. Edukasi pasien cepat
- Jelaskan tujuan sembuh
kepatuhan diet - Untuk
terhadap membuat
kesehatan pasien
- Anjurkan pencernaannya
mengganti terjaga
bahan
makanan 4. Kolaborasi
sesuai dengan - Untuk menjaga
diet yang kualitas
diprogramkan. makanan
pasien
4. Kolaborasi
- Rujuk ke ahli
giji dan
sertakan
keluarga
2 Defisit Nutrisi b.d Setelah dilakukan INTERVENSI UTAMA INTERVENSI UTAMA
ketidak mampuan tindakan keperawatan a. Manajemen Nutrisi a. Manajemen nutrisi
menelan makanan, selama 1x24 jam 1. Observasi 1. Observasi
peningkatan maka deficit nutrisi - Identifikasi - Untuk
kebutuhan membaik dengan status nutrisi mengetahui
metabolism d.d kriteria hasil : - Identifikasi status nutrisi
Kram/nyeri 1. Porsi makan kebutuhan pasien
abdomen, Nafsu yang kalori dan jenis - Untuk
makan menurun, dihabiskan nutrient mrngretahui
Berat badan meningkat. - Monitor asupan kebutuhan
menurun minimal 2. Kekuaran otot makanan. kalori pasien
10% dibawah mengunyah - Monitor berat - Untuk
rentang ideal, meningkat badan. memonitor
Membran mukosa 3. Kekuatan otot makanan pasien
pucat, konjungtiva menelan 2. Terapeutik - Untuk
pucat, anoreksia meningkat. - Fasilitasi memonitor
4. Verbalisasi menuntun berata badan
keinginan pedoman pasien
untuk diet
meningkatkan - Berikan 2. Terapeutik
nutrisi makan - Untuk membuat
meningkat. tinggi serat pasien mengerti
penyimpanan untuk tentang diet
makanan yang mencegah yang akan di
konstipasi. lakukannya
aman - Berikan - Untuk membuat
meningkat. makanan pasien
5. Nyeri tinggi pencernaannya
abdomen kalori dan lancer
menurun. tinggi
6. Frekuensi protein 3. Edukasi
makan - Untuk
membaik. membuat
3. Edukasi pasien mengerti
- Ajarkan diet mengenai diet
yang yang
diprogramkan dijalaninya.

INTERVENSI
INTERVENSI PENDUKUNG
PENDUKUNG a. Edukasi Diet
a. Edukasi Diet 1. Observasi
1. Observasi - Untuk
- Identifikasi mengetahui
kebiasaan pola kebiasaan
makan saat ini pola makan
dan masa lalu pasien
2. Terapeutik
2. Terapeutik - Untuk
- Persiapkan membuat
materi dan alat pasien lebih
peraga mengerti
- Jadwalkan tentang diet
waktu yang yang akan
tepat untuk dijalaninya
mrmberikan
pendidikan 3. Edukasi
kesehatan - Untuk
mengetahui
3. Edukasi tujuan dari diet
- Jelaskan tujuan yang akan
kepatuhan diet dilaksanakan
terhadap - Untuk
kesehatan membuat
- Anjurkan pasien ingin
mengganti makan
bahan makanan
sesuai dengan 4. Kolaborasi
diet yang - Untuk
diprogramkan. memantau
status nutrisi
4. Kolaborasi pasien
- Rujuk ke ahli
gizi dan sertakan
keluarga
3 Intoleransi aktivitas Setelah melakukan INTERVENSI UTAMA INTERVENSI UTAMA
b.d tidakan keperawatan a. Manajemen Energy a. Manajemn Energy
ketidakseimbangan selama 1x24 maka 1. Observasi 1. Observasi
suplay oksigen dan jam maka intoleransi
kebutuhan oksigen, aktivitas meningkat - Monitor - Untuk
kelemahan d.d dengan kriteria hasil : kelelahan mengetahui
mengeluh lemah, 1. Frekuensi fisik dan kelelahan fisik
lesu, merasa lemah, nadi emosional dan emosional
cepat Lelah meningkat apsien
Frekuensi jantung 2. Saturasi 2. Terapeutik
meningkat >20 % oksigen - Sediakan 2. Terapeutik
dari kondisi meningkat lingkungan - Untuk
istirahat, tekanan 3. Kemudahan nyaman dan membuat
darah berubah dalam rendah pasien nyaman
>20% dari kondisi melakukan stimulus terhadap
istirahat, takikardia aktivitas - Fasilitasi Lingkungannya
murmur sistolik, seharihari duduk di - Untuk
Merasa tidak meningkat samping membuat
nyaman saat/setelah 4. Kekuatan tempat tidur, pasien lebih
beraktivitas, tubuh bagian jika tidak nyaman Ketika
Aktivitas berkurang. atas dapat melakukan
meningkat, berpindah aktifitas
5. Kekuatan
tubuh bagian 3. Edukasi 3. Edukasi
bawah - Anjurkan - Untuk membuat
meningkat tirah baring. pasien nyaman
6. Keluhan lelah - Anjurkan - Untuk membuat
menurn. melakukan pasien berlatih
7. Perasaan aktivitas melakukan
lemah secara aktivitas
menurun. bertahap
8. Warna kulit INTERVENSI
membaik. INTERVENSI PENDUKUNG
9. Frekuensi PENDUKUNG a. Dukungan ambulasi
nafas a. Dukungan Ambulasi 1. Observasi
membaik. 1. Observasi - Untuk
- Identifikasi mengetahui
adanya keluhan adanya keluhan
fisik fiisk
- Monitor - Untuk
frekuensi mengetahui
jantung dan frekuensi
tekanan darah jantung dan
sebelum tekanan darah
memulai pasien
ambulasi. - Untuk
- Monitor kondisi mengetahui
umum selama kondisi umum
melakukan pasien
ambulasi.
2. Terapeutik
2. Terapeutik - Untuk
- Fasilitasi memudahkan
aktivitas pasien Ketika
ambulasi beraktifitas
dengan alat - Untuk
bantu, jika perlu mempermudah
- Libatkan pasien Ketika
keluarga untuk beraktivitas
membantu
pasien dalam 3. Edukasi
meningkatkan - Untuk
ambulasi mengajarkan
pasien
3. Edukasi melakukan
- Ajarkan aktivitas kecil
ambulasi
sederhana yang
harus dilakukan
4 Konstipasi b.d Setelah dilakukan INTERVENSI UTAMA INTERVENSI UTAMA
ketidakcukupan tindakan keperawatan a. Manajemen Eleminasi a. Manajemen
diet, 1x24 jam maka Fekal Eleminasi Fekal
ketidakcukupan konstipasi membaik 1. Observasi 1. Observasi
asuapan serat, dengan kriteria hasil : - Monitor buang - Untuk
ketidakcukupan 1. Control air besar. memonitor
asupan cairan, pengeluaran - Monitor tanda BAB pasien
kelemahan otot feses dan gejala - Untuk
abdomen d.d meningkat. mengetahui
defekasi kurang dari 2. Keluhan 2. Terapeutik tanda dan
2x minggu, defekasi lama - Berikan air gejala yang
pengeluaran feses dan sulit hangat setelah terjadi pada
lama dan sulit, menurun. makan pasien
mengejan saat
defekasi, feses 2. Terapeutik
keras, peristaltic 3. Mengejan saat - Sediakan - Untuk
menurun, distensi defekasi makanan tinggi membuat
abdomen, menurun serat pasien
4. Konsistensi nyaman
feses 3. Edukasi
membaik. - Jelaskan jenis 3. Edukasi
5. Frekuensi makanan yang - Untuk
defeasi membantu membantu
membaik. meningkatkan meningkatkan
6. Peristaltic keteraturan keteraturan
usus membaik peristaltic usus peristaltic
- Anjurkan pasien
mencatat - Untuk
warna, mengetahui
frekuensi, kondisi pasien
konsistensi, - Untuk
volume feses membuat
- Anjurkan pasien
mengkonsumsi terhindar dari
makanan yang konstipasi
mengandung
tinggi serat INTERVENSI
PENDUKUNG
INTERVENSI a. DUKUNGAN
PENDUKUNG Perawatan Bab/Bak
a. Dukungan perawatan 1. Observasi
diri BAB/BAK
1. Observasi - Untuk
- Identifikasi mengetahui
kebiasaan kebiasaan
BAK/BAB BAB pasien
- Monitor - Untuk
integritas kulit mengetahui
pasien integritas kulit
pasien
2. Terapeutik
- Dukung 2. Terapeutik
penggunaan - Untuk
toilet/ memudahkan
commode/ pasien Ketika
pispot/ urinial proses
secara konsisten BAB/Bak nya

3. Edukasi 3. Edukasi
- Anjurkan - Untuk
BAB/BAK menganjurkan
secara rutin pasien
BAB/BAK
sering
5 Resiko infeksi d.d Setelah melakuakn INTERVENSI UTAMA INTERVENSI UTAMA
penyakit kronis, tindakan keperawatan a. Pencegahan Infeksi a. Pencegahan Infeksi
ketidak adekuatan 1x24 jam maka risiko 1. Observasi 1. Observasi
pertahanan tubuh infeksi menurun - Monitor tanda - Untuk
sekunder dengan kriteria hasil : dan gejala mengetahui
1. Nafsu makan infeksi local tanda gejala
meningkat. dan sistemik pada pasien
2. Periode 2. Terapeutik
menggigil - Berikan 2. Terapeutik
menurun. perawatan kulit - Untuk membuat
3. Letargi pada area kulit pasien
menurun. edema cepat sembuh
4. Kultur darah - Perhatikan - Untuk
membaik teknik aseptic mengurasi
5. Kultur feses pada klien resiko infeksi
membaik beresiko tinggi
3. Edukasi
3. Edukasi - Untuk
- Jelaskan tanda mengetahui
dan gejala tanda gejala
infeksi. pada pasien
- Ajarkan cara nyang terkena
mencuci tangan infeksi
yang benar - Untuk
- Anjurkan mengurangi
meningkatkan resiko infeksi
asupan nutrisi - Untuk
- Anjurkan memenuhi
meningkatkan kebutuhan
asupan cairan. nutrisi pasien
INTERVENSI - Untuk membuat
PENDUKUNG pasien tidak
a. Dukungan dehidrasi
Pemeliharaan Rumah
1. Observasi INTERVENSI
- Identifikasi PENDUKUNG
factor yang a. Dukungan
berkontribusi pemeliharaan rumah
terhadap 1. Observasi
gangguan - Untuk
pemeliharaan mengetaui
rumah faktor yang
berkontribusi
2. Terapeutik terhadap
- Dukungan pemeliharaan
anggota rumahnya,
keluarga dalam
menetapkan 2. Terapeutik
tujuan yang - Untuk
dapat dicapai membantu
terkait memberikan
pemeliharaan dukungan
rumah. kepada
- Fasilitasi dalam keluarga dalam
mencuci lingkungan
pakaian kotor kesehatannya
3. Edukasi - Untuk
- Ajarkan strategi mengajurkan
menciptakan pasien pola
lingkungan hidup dan
rumah yang bersih
aman dan
bersih. 3. Edukasi
- Untuk terhindar
dari penyakit
M. DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/doc/307211717/Laporan-Pendahuluan-Anemia
http://repo.stikesperintis.ac.id/122/1/02%20ANDI%20SAPUTRA.pdf
https://id.scribd.com/doc/307211717/Laporan-Pendahuluan-Anemia
https://www.scribd.com/document/510411664/Elis-Lp-anemia-KMB
https://id.scribd.com/doc/304346413/lp-anemia
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia(SDKI) Edisi I Cetakan
III(Revisi).Jakarta Standar Intervensi Keperawatan Indonesia(SIKI)
Edisi I Cetakan II.Jakarta Standar Luaran Keperawatan Indonesia
(SLKI) Edisi I cetakan II. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai