Definisi
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut
oksigen darah (Doenges, 2006).
Aenmia adalah istilah yang menunjukkan rendahnya hitungan sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal (Smelzer, 2002:935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) /100ml darah (Price,
2006).
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit
melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi
tubuh dan perubahan pastotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalalui
anamnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi labolatorium (So, 2005).
B. Etiologi
1. Hemolosis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya, oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, folic acid,
piridoksin, vitamin C dan copper
5. Penyakit kronik (menahun)
6. Penyinaran
7. Infeksi: hepatitis, cytomedalovirus, malaria, clostridia
8. Genetic
9. Efek fisik: trauma dan luka bakar
10. Obat-obatan dan zat kimia: agen kemoterapi, zat kimia toksik
C. Manifestasi klinis
Gejala-gejala umum yang sering dijumpai pada pasien anemia antara lain:
pucat, lemah, cepat lelah, keringat dingin, takikardi, (jumlah denyut jantung lebih dari
normal), hypoktensi (tekanan darah rendah), paltipasi (debar jantung yang keras)
(Barbara C. Long, 1996). Takipnea (saat latihan fisik), perubahan kulit dan mukosa
(pada anemia defisiensi Fe). Anorexia, diare, ikterik sering dijumpai pada pasien
anemia pernisiosa (Arif Mansjoer, 20010).
D. Klasifikasi
Berdasarkan pendekatan fisiologis:
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah
disebabkan oleh efek produksi sel darah merah, meliputi:
a. Anemia aplastic
Anemia aplastic adalah anemia akibat penurunan tingkat sel darah merah yang
disebabkan oleh ketidak mampuan sel induk dalam sumsum tulang belakang
untuk memproduksi sel-sel baru.
Penyebab:
a) Agen nioplastik/sitoplastik
b) Terapi radiasi, antibiotic tertentu
c) Obat antikonvulsan, tyroid, senyawa emas, fenil butason
d) Infeksi virus (khususnya hepatitis)
Gejala-gejala:
a) Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
b) Definisi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis, perdarahan saluran cerna,
perdarahan saluran kemih, perdarahan susunan syaraf pusat
b. Anemia pada penyakit ginjal
Anemia pada penyakit ginjal adalah anemia yang disebabkan oleh defisiensi
eritropoietin. Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel darah
merah maupun defisiensi eritropitin.
Penyebab:
Menurunnya ketahanan hidup sel darah merah maupun defisiensi eritropoitin.
Gejala-gejala:
a) Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10mg/dl
b) Hematokrit turun 20-30%
c) Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
c. Anemia pada penyakit kronis
Anemia pada penyakit kronis adalah anemia yang terjadi sekuestrasi
besi di dalam system RES karena inflamasi. Sekuestrasi ini berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan mikroorganisme dependen besi atau untuk
memperkuat aspek imunitas penjamu.
Berbagai aspek inflamasi kronis yang berhubungan dengan anemia
jenis normositik normokromik (sel darah merah dengan ukuran dan warna
yang normal). Kelainan ini meliputi artrisis rematoid, abses paru, osteomilitis,
tuberculosis dan berbagai keganasan.
d. Anemia defisiensi besi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat kosongnya cadangan
besi tubuh sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang, yang pada
akhirnya pembentukan hemoglobin (Hb) berkurang.
Penyebab:
a) Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama hamil, menstruasi
b) Gangguan absorsi (post gastrektomi)
c) Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip, gastritis, varises
oesophagus, hemoroid, dll)
Gejala-gejala:
a) Atropi papilla lidah
b) Lidah pucat, merah, meradang
c) Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
e. Anemia megaloblastic
Anemia megaloblastic adalah anemia yang terjadi karena disebabkan oleh
defisiensi asam folat dan vitamin B12.
Penyebab:
a) Defisiensi-defisiensi vitamin B12 dan defisensi asam folat
b) Malnutrisi, malabsorsi, infeksi parasite, penyakit usus dan keganasan, agen
kemoterapeutik, infeksi cacing pita, makan ikan segar yang terinfeksi,
pecandu alkohol.
2. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah merah disebabkan
oleh destruksi sel darah merah.
Penyebab:
a) Pengaruh obat-obatan tertentu
b) Penyakit hookin, limfosarkoma, myeloma multiple, leukimia limfosik kronik
c) Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
d) Proses autoimun
e) Reaksi tranfusi
f) Malaria
Tanda dan gejala:
a) Menggigil
b) Demam
c) Perasaan melayang
d) Nyeri punggung dan nyeri lambung
e) Penurunan tekanan darah
E. Patofisiologis
Anemia adalah Sebagian akibat produksi sel darah merah yang tidak mencukupi dan
sebagian lagi akibat sel darah merah yang premature, kehilangan darah, kurang nutrisi
dan herediter. Semuanya ini mengakibatkan gangguan atau kerusakan pada sumsum
tulang. Sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi sepertipada
berbagai kelainan hemolitik. Karena jumlah efektif sel darah merah berkurang, maka
lebih sedikit O2 yang dikirimkan ke jaringan. Kehilangan darah yang mendadak (30%
atau lebih), seprti pada perdarahan, menimbulkan simtomatologi sekunder
hipovolomia dan hipoksemia. Tanda dan gejala yang sering timbul adalah gelisah,
diaphoresis (keringat dingin), takikardia, sesak napas, kolaps sirkulasi yang progresif
cepat atau syok. Takikardia dan bising jantung (suara yang disebabkan oleh kecepatan
aliran darah yang meningkat). Angina (sakit dada), khususnya pada penderita yang tua
dengan stenosis coroner, dapat diakibatkan karena iskemia miokardium. Pada anemia
berat, dapat menimbulkan penyakit jantung kongestif sebab otot jantung kekurangan
oksigen dengan beban kerja jantung yang meningkat. Dispnea, nafas pendek dan
cepat, Lelah waktu melakukan aktifitas jasmani merupakan manifestasi berkurangnya
pengiriman O2. Sakit kepala, pusing, kelemahan dan tinnitus (telinga berdengung)
dapat menggambarkan berkurangnya oksigenasi pada susunan saraf pusat. Pada
anemia yang berat dapat juga timbul gejala saluran cerna yang umunya berhubungan
dengan keadaan defisiensi. Penghancuran sel darah merah dalam sirkulasi dikenal
dengan nama hemolisis, terjadi bila gangguan sel darah merah itu sendiri yang
memperpendek hidupnya atau karena perubahan lingkungan yang mengakibatkan
penghancuran sel darah merah itu terganggu, adalah:
1) Hemoglobinopati: hemoglobin abnormal yang diturunkan misalnya anemia sel
sabit.
2) Gangguan sistensis globin, misalnya thalassemia
3) Gangguan membrane sel darah merah, misalnya sterositosis hereliter
4) Defisiensi enzim, misalnya defisiensi G6PD (glucose 6-fosfat dehidogenase)
Infeksi, obat-obatan, karusakan radiasi, kekurangan nutrisi, penyakit menahun
F. Pathway
Infeksi obat-obatan kimia, kerusakan radiasi
Ketidak
Penurunan komponen seluler seimbangan antara
suplai O2 dan
yang diperlukan untuk
kebutuhan tubuh
pengiriman O2 ke sel
Intoleransi aktivitas
Gangguan perfusi jaringan
Impuls kenyang di MO
Eritrosit menurun
Anemia
B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN
a. Pengkajian
1. Nama, Usia : yang sering terkena anemia yaitu orang dewasa. Jenis
Kelamin : yang sering dominan terkena Anemia adalah perempuan.
Agama, Status perkawinan, Pendidikan, Pekerjaan, Tanggal Masuk,
No. RM, Diagnosa Medis. Penanggung jawab meliputi : Nama, jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan pasien.
2. Alasan masuk
Klien mengeluh pusing, lemah, gemetaran, pucat, akral dingin.
3. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
2. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : composmentis
GCS : 15 ( E : 4 V: 5 M: 6 )
menurun N : Biasanya
meningkat RR : biasanya
cepat
S : biasanya meningkat
Pemeriksaan Fisik
a) Kepala
b) Mata
c) Telinga
d) Hidung
e) Mulut
f) Leher
g) Thorax
Paru –
paru
I : Pergerakan dinding dada, takipnea, orthopnea, dispnea
( kesulitan bernafas ), nafas pendek, cepat lelah ketika
beraktivitas yang merupakan manifestasi berkurangnya
pengiriman oksigen.
P : taktil
premitussimestris P :
sonor
Jantung
P : tidak teraba
adanyamassa P : pekak
h) Abdomen
Normal/abnora
j) Integumen
k) Ekstremitas
Kelemahan dalam beraktivitas, terdapat pucat pada membrane mukosa dan
l) Punggung
Kriteria Hasil :1) mencegah infeksi dengan kontrol risiko. 2) status imun
3) status nutrisi.