Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN KASUS

ANEMIA PADA Tn.S DI RUANGAN


KEPERAWATAN SERUNI

OLEH

Iin Syane Tuhumury


P1813010

CI Lahan CI Institusi

(Sri Suryanti Sid, S,Kep. Ns.) (Emmi Wahyuni,S,Kep.Ns. M.Kep)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN (STIKES) GRAHA

EDUKASI MAKASSAR

2022
KONSEP MEDIS

A. Pengertian

Anemia adalah berkurangnya jumlah eritrosit serta jumlah


hemoglobin dalam 10o ml darah (Ngastiyah , 1997). Anemia adalah
keadaan zat gizi yang berlangsung lama yang disebabkan makanan
yang dikonsumsi kurang mengandung zat gizi atau suatu keadaan
terganggunya sistem pencernaan sehingga mengakibatkan terjadinya
gangguan penyerapan makanan yang dikonsumsi (Supandiman,
1997).

Anemia adalah diman kadar hemoglobin menurun sehingga tubuh


akan mengalami hipoksia sebagai akibat kemampuan kapasitas
pengangkutan oksigen berkurang . sedangkan menurut Arif Mansoer
et al , (2000) menyebutkan bahwa anemia defisiensi besi adalah
anemia yang disebabkan kurangnya mineral Fe sebagai bahan yang
diperlukan untuk pematangan eritrosit.

B. Etiologi
Anemia disebabkan oleh berbagai jenis penyakit , namun semua
kerusakan tersebut secara signifikan akan mengurangi banyak
oksigen yang tersedia untuk jaringan . menurut Brunner dan Suddart
(2001), beberapa penyebab anemia secara umum antara lain :

1. Secara fisiologis , anemia terjadi bila terdapat kekurangan jumlah


hemoglobin untuk mengangkut oksigen ke jaringan .
2. Akibat sel darah merah yang prematur atau penghancuran sel
darah merah yang berlebihan
3. Produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
4. Faktor lain yang meliputi : kehilangan darah , kekurangan nutrisi ,
faktor keturunan , penyakit kronis , dan kekurangan zat besi.
C. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum
tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya.
Kegagalan sum-sum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi,
pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang
tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi) pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat
akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel
darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah
merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah
merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam
system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil
samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan
masuk dalam aliran darah.
Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi
normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik
pada sclera. Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai
rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit).
Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh
organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan
kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting,
Salah satunya otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika
kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti komputer yang
memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak
bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).

D. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala anemia antara lain :

1. Pusing
2. Mudah berkunang-kunag
3. Lesu
4. Aktivitas kurang
5. Rasa mengantuk
6. Susah berkonsentrasi
7. Cepat lelah
8. Prestasi kerja fisik /pikiran menurun
9. Konjungtiva pucat
10. Telapak tangan pucat
11. Anoreksia
Gejala khas masing-masing anemia :

1. Pendarahan berulang / kronik pada anemia pasca perdarahan ,


anemia defisioensi besi.
2. Ikterus , urin berwarna kuning tua / cokelat , perut merongkol/
makin buncit pada anemia hemolitik.
3. Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena keganasan
.

E. Klasifikasi anemia:
Klasifikasi berdasarkan pendekatan fisiologis :
1. Anemia hipoproliferatif, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah
merah disebabkan oleh defek produksi sel darah merah, meliputi:
a. Anemia aplastik
1) Penyebab:
a) Agen neoplastik/sitoplastik
b) Terapi radiasi, antibiotic tertentu
c) Obat antu konvulsan, tyroid, senyawa emas, fenilbutason
d) Infeksi virus (khususnya hepatitis)
2) Gejala-gejala:
a) Gejala anemia secara umum (pucat, lemah, dll)
b) Defisiensi trombosit: ekimosis, petekia, epitaksis,
perdarahan saluran cerna, perdarahan saluran kemih,
perdarahan susunan saraf pusat
b. Anemia pada penyakit ginjal
1) Gejala-gejala:
a) Nitrogen urea darah (BUN) lebih dari 10 mg/dl
b) Hematokrit turun 20-30%
Sel darah merah tampak normal pada apusan darah tepi
Penyebabnya adalah menurunnya ketahanan hidup sel
darah merah maupun defisiensi eritopoitin
c. Anemia pada penyakit kronis
Berbagai penyakit inflamasi kronis yang berhubungan dengan
anemia jenis normositik normokromik (sel darah merah dengan
ukuran dan warna yang normal).  Kelainan ini meliputi artristis
rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkolosis dan berbagai
keganasan
Anemia defisiensi besi
a. Penyebab:
1) Asupan besi tidak adekuat, kebutuhan meningkat selama
hamil, menstruasi
2) Gangguan absorbsi (post gastrektomi)
3) Kehilangan darah yang menetap (neoplasma, polip,
gastritis, varises oesophagus, hemoroid, dll.)
b. Gejala-gejalanya:
1) Atropi papilla lidah
2) Lidah pucat, merah, meradang
3) Stomatitis angularis, sakit di sudut mulut
1. Anemia megaloblastik
a. Penyebab:
1) Defisiensi defisiensi vitamin B12 dan defisiensi asam folat
2) Malnutrisi, malabsorbsi, infeksi parasit, penyakit usus dan
keganasan, agen kemoterapeutik, infeksi cacing pita,
makan ikan segar yang terinfeksi, pecandu alkohol.
1. Anemia hemolitika, yaitu anemia defisiensi jumlah sel darah
merah disebabkan oleh destruksi sel darah merah:
a. Pengaruh obat-obatan tertentu
b. Penyakit Hookin, limfosarkoma, mieloma multiple, leukemia
limfositik kronik
c. Defisiensi glukosa 6 fosfat dihidrigenase
d. Proses autoimun
e. Reaksi transfusi
f. Malaria

F. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan anemia ditujukan untuk mencari penyebab dan
mengganti darah yang hilang:
1. Anemia aplastik:
a. Transplantasi sumsum tulang
b. Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin
antitimosit(ATG)
2. Anemia pada penyakit ginjal
a. Pada paien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan
asam folat
b. Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak
memerlukan penanganan untuk aneminya, dengan keberhasilan
penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum tulang
dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
a. Dicari penyebab defisiensi besi
b. Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus
dan fumarat ferosus.
5. Anemia megaloblastik
a. Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin
B12, bila difisiensi disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak
tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan
injeksi IM.
b. Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus
diteruskan selama hidup pasien yang menderita anemia
pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
c. Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan
penambahan asam folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien
dengan gangguan absorbsi.

G. Komplikasi
Komplikasi umum akibat anemia adalah:
1. Gagal jantung,
2. Kejang dan parestesia (perasaan yang menyimpang seperti rasa
terbakar , Kesemutan)
3. Perkembangan otot buruk (jangka panjang)
4. Daya konsentrasi menurun
5. Kemampuan mengolah informasi yang didengar menurun

H. Pencegahan
Banyak jenis anemia tidak dapat dicegah. Tapi anda dapat membantu
menghindari iron deficiency anemia dan vitamin deficiency anemias
dengan makanan sehat yang mengandung:
1. Zat besi. Dapat ditemukan pada daging. Jenis lain adalah kacang,
sayuran berwana hijau gelap, buah yang dikeringkan, dan lain-lain.
2. Folat. Dapat ditemukan pada jeruk, pisang, sayuran berwarna hijau
gelap, kacang-kavangan, sereal dan pasta.
3. Vitamin B-12. Vitamin ini banyak terdapat pada daging dan susu.
4. Vitamin C. Vitamin C membantu penyerapan zat besi. Makanan
yang mengandung vitamin C antara lain jeruk, melon dan buah beri
Makanan yang mengandung zat besi penting untuk mereka yang
membutuhkan zat besi tinggi seperti pada anak-anak, wanita
menstruasi dan wanita hamil. Zat besi yang cukup juga penting
untuk bayi, vegetarian dan atlet

I. Penyimpangan KDM

Terhentinya
Defisiensi Penghancuran pembuatan sel
vitamin B₁₂ & erotrosit yang darah merah oleh
Pendarahan asam folat berlebihan sumsum tulang
masif belakang

Gangguan sintesis ANEMIA


DNA
Ketidakefektifan
Kadar HB menurun Perfusi Jaringan
Perifer
Gangguan maturasi inti
sel darah merah

Komparten sel
penghantar oksigen
Absorbsi nutrisi Membran mukosa zat nutrisi ke sel
dalam usus halus mulut kering menurun
berkurang
Peradangan pada
mulut dan lidah

Anoreksia
Kesulitan
menelan
Impuls saraf ke
hipotalamus
Malnutrisi Lemas

Reseptor nyeri

Cepat lelah
Ketidakseimbangan
Nutrisi : Kurang dari Persepsi nyeri
Kebutuhan Tubuh
Prostaglandin &
brandikinin
Intoleransi
Aktivitas
Nyeri Akut
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS
ANEMIA PADA Tn . S DI RUANGAN
KEPERAWATAN SERUNI

OLEH

Iin Syane Tuhumury


P1813010

CI Lahan CI Institusi

(Sri Suryanti Sid,S,Kep.Ns) (Emmi Wahyuni,S,Kep.Ns.M,Kep)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS SEKOLAH TINGGI

ILMU KESEHATAN (STIKES) GRAHA

EDUKASI MAKASSAR

2022
A. Pengkajian Keperawatan

1. BIODATA PASIEN

a. Nama : Tn . S
b. Tanggal lahir : 06-11-1963
c. Jenis Kelamin : Laki-Laki
d. Agama : Islam
e. No. Register ; 298872
f. Alamat : Malewang
2. ANAMNESE
a. Keluhan Utama (Alasan MRS) :
Saat Masuk Rumah Sakit : pasien merasa lemas dan nyeri uluh
hati
Saat Pengkajian : pasien mengeluh sakit kepala ,Pasien
tampak lemas, pasien terpasang infus
RL, TTV: TD: 110/80, suhu 36, nadi
90
b. Riwayat Penyakit Yang lalu : Tidak ad
c. Riwayat Kesehatan Keluarga : Tidak ada yang menderita
penyakit
3. POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN
a. Pola Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi

N Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit


o Makan/Minum

1 Jumlah/Waktu Pagi : 2 x , 2 gelas Pagi : 1x , ½ gelas


Siang : 1 x, 3 gelas Siang : -
Malam : 1x, 2 gelas Malam : 1x, 2 gelas

2 Jenis Nasi : padat Nasi : lunak


Lauk : ikan Lauk : telur/ikan
Sayur : lain-lain Sayur : bayam, labu
Minum : air putih/teh Minum/Infus : air
putih/RL

3 Pantangan Makan yang padat

b. Pola Istirahat tidur

N Pemenuhan istirahat tidur Di Rumah Di Rumah


o Sakit

1 Jumlah/Waktu Pagi :- Pagi :-


Siang :- Siang:3 jam
Malam : 7 jam Malam : 6 jam

2 Gangguan tidur - -

c. Pola kebersihan diri/personal Hygiene :

N Pemenuhan personal Di Rumah Di Rumah


o Hygiene Sakit

1 Frekuensi mencuci rambut 2x sehari 1x sehari

2 Frekuensi mandi 2x sehari -

3 Frekuensi gosok gigi 2x sehari -

4 Keadaan kuku Bersih Bersih

4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
1) Tensi : 160/60 mmHg
2) Nadi : 90×/menit
3) Suhu : 36×/menit

5. PEMERIKSAAN INTEGUMENT, RAMBUT DAN KUKU


a. Integument
Inspeksi : tidak ada lesi, bersi
Warna kulit : sawo matang,
Palpasi : Tekstur tidak kasar, Turgor/Kelenturan baik

b. Pemeriksaan Rambut
a. Inspeksi : Rontok (-), Warna hitam
6. PEMERIKSAAN KEPALA, WAJAH DAN LEHER
a. Pemeriksaan kepala
Inspeksi : bentuk kepala brakhiocephalus, simetris kiri dan kanan,
tidak ada luka, tidak ada darah, trepanasi (-).
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
b. Pemeriksaan mata
Inspeksi :
1) Kelengkapan dan kesimetrisan mata (+)
2) Kelopak mata/palpebra : oedem (-), ptosis (-),peradangan (-),
luka (-), benjolan (-).
3) Bulu mata : tidak rontok
4) Konjunctiva dan sclera : tidak ada perubahan warna
c. Pemeriksaan telinga
Insoeksi dan palpasi
Bentuk telinga luar : normal
Ukuran : sedang
Lesi : tidak ada
Tidak ada nyeri tekan
Tidak ada peradangan
c. Pemeriksaan hidung
1) Inspeksi dan palpasi
Bentuk hidung simetris, tidak ada perdarahan, tidak ada
pembengkakan, polip (-)
d. Pemeriksaan Mulut dan Faring
Inspeksi dan palpasi
Tidak ada kelainan konginetal, warna bibir pucat, bibir pecah (+),
gigi bersih, lidah bersih, tidak ada kotoran, tidak ada perdarahan.

7. PEMERIKSAAN ABDOMEN
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : datar
Massa/benjolan (-), kesimetrisan (-),
Bayangan pembuluh darah vena (-)
b. Palpasi
ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran, perabaan lunak.

Status Nyeri

a. Menurut Skala Intensitas Numerik

KLASIFIKASI DATA

Data subjektif Data objektif

1. Pasien mengeluh lemas 1. Pasien tampak meringis


2. Pasien mengatakan cepat Lelah 2. Pasien tampak lemas
3. Pasien mengeluh sakit kepala 3. TTV: TD: 110/80
S : 36 C
N : 90

ANALISA DATA

No Data Etiologi Diagnose


keperawatan

1 DS: Anemia Nyeri akut

1. Klien
mengeluh letih
Klien kadar Hb
mengatakan
depresi
O2 dan nutrisi kejaringan
2. Klien
otak
mengeluh
sakit kepala

DO :
pusing
1. Posisi tubuh
tidak tegak
2. Klien terlihat
gelisah nyeri akut
3. Wajah klien
terlihat
meringis
4. Tampak
kesakitan

P:

Q: Seperti
ditusuk-tusuk

R: di kepala

S: skala 6 (nyeri
sedang)

T: menetap, 10
menit, semakin
berat bilah
melakukan
aktifitas

2 DS: Anemia Intoleransi aktivitas

1. Klien
mengeluh letih kadar Hb
dan lemah
2. Klien
mengeluh O2 dan nutrisi kejaringan
dispnea saat
bekerja Penurunan suplai O2/ nutrisi
3. Klien keotot

mengatakan
pola tidur Lemah, letih, aktivitas
terganggu berkutang

DO :
Intoleransi aktivitas
1. TD klien tidak
stabil/normal

A. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut (00132)berhubungan dengan agen injuri fisik/biologis


2. Intoleransi aktivitas ( 00092) berhubungan dengan kelemahan
umum

B. Intervensi

NO. Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil
1 Nyeri akut Setelah dilakukan Pengkajian :
(00132)berhubunga tindakan 1. Kaji skala 1. Untuk
n dengan defisiensi keperawatan intensitas nyeri mengetahui
vitamin B₁₂ dan selama 3x24 Tindakan skala
asam folat dalam jam , nyeri dapat Mandiri : intensitas
sel. teratasi dibuktikan 2. Observasi nyeri
Defenisi : dengan kriteria isyarat 2. Untuk
Pengalam sensori hasil : ketidaknyamana mengetahui
dan emosional yang 1. Ekspresi nyeri n dari klien tingkat
tidak menyenangkan pada wajah Penyuluhan : nyeri yang
yang muncul akibat klien 3. Ajarkan teknik dirasakan
kerusakan jaringan berkurang distraksi kepada klien
yang aktual atau 2. Klien akan pasien 3. Untuk
potensial atau yang menunjukkan Kolaboratif : memberi
digambarkan dalam tingkat nyeri 4. Berikan rasa
hal kerusakan yang dapat analgesia atau nyaman
sedemikian rupa dipertahankan strategi kepada
(International 3. Gelisah yang nonfarmakologis klien
Association for the dialami klien untuk 4. Untuk
study of pain ) ; dapat teratasi menghilangkan mengurangi
awitan yang tiba-tiba nyeri yang nyeri yang
atau lambat dari dirasakan dirasakan
intensitas ringan oleh klien
hingga berat dengan
akhir yang dapat
diantisipasi atau
diprediksi dan
langsung < 6 bulan.
Faktor yang
berhubungan :
Agen zat kimia
Ditandai dengan
batasan
karakteristik :
DS :
1. Klien mengeluh
letih
2. Klien
mengatakan
depresi
3. Klien mengeluh
sakit kepala
DO :
1. Posisi tubuh tidak
tegak
2. Klien terlihat
gelisah
3. Wajah klien
terlihat meringis
4. Tampak
kesakitan
P:
Q: Seperti ditusuk-
tusuk
R: di kepala
S: skala 6 (nyeri
sedang)
T: menetap, 10
menit, semakin berat
bilah melakukan
aktifitas

2 Intoleransi aktivitas ( Setelah dilakukan Pengkajian :


00092) berhubungan tindakan 1. Kaji respon 1. Untuk
dengan kelemahan keperawatan emosi , sosial , mengetahui
umum . selama 3x24 dan spritual emosi,
Definisi : jam , intoleransi terhadap sosial dan
Ketidakcukupan aktivitas teratasi aktivitas spritual
energi psikologis dibuktikan Tindakan saat
atau fisiologis untuk dengan kriteria mandiri : beraktivitas
melanjutkan atau hasil : 2. Pantau pola tidur 2. Untuk
menyelesaikan 1. Klien pasien mengetahui
aktivitas kehidupan menunjukkan 3. Pantau tanda- pola tidur
sehari-hari yang toleransi tanda vital klien klien
harus atau yang aktivitas sebelum , 3. Untuk
ingin dilakukan 2.Klien dapat selama dan mengetahui
Faktor yang menyeimbang sesudah tanda-
berhubungan : aktivitas dan beraktivitas tanda vital
Kelemahan umum istirahat Penyuluhan : klien
Ditandai dengan 4. Instruksikan 4. Untuk
batasan karakteristik penggunaan memberika
: teknik relaksasi n rasa
DS : selama nyaman
1. Klien mengeluh beraktivitas kepada
letih dan lemah 5. Ajarkan tentang klien
2. Klien mengeluh pengaturan 5. Agar
dispnea saat aktivitas dan aktivitas
bekerja teknik klien dapat
3. Klien manajemen teratur
mengatakan pola waktu untuk dengan
tidur terganggu mencegah baik
DO : kelelahan 6. Untuk
1. TD klien tidak Kolaboratif : memberika
stabil/normal 6. Kolaborasikan n
dengan ahli pertahanan
terapi okupasi tubuh yang
untuk latihan kuat dalam
pertahanan beraktivitas
dalam
beraktivitas

C. Implementasi dan Evaluasi


Hari pertama

No Diagnosa Waktu Pelaksanaan waktu Evaluasi


keperawatan
1 Nyeri akut 11:00 1. mengkaji skala 15:00 S : pasien
intensitas nyeri mengatakan masi
11: 30 hasil : skala nyeri merasakan nyeri
6 O : skala nyeri 3
2. menganjurkan P:
13:00 kepada pasien Q: Seperti ditusuk-
untuk tusuk
menggunakan R: di kepala
thenik relaksasi S: skala 3
3. mengajarkan T: menetap, 10
teknik distraksi menit, semakin
kepada pasien berat bilah
hasil : pasien melakukan aktifitas
dapat melakukan A : Masalah belum
thenik relaksasi teratasi
4. memberikan obat P : Lanjutkan
analgesia: intervensi
hasil: obat 1. mengkaji skala
cetorolac intensitas nyeri
2. menganjurkan
kepada pasien
untuk
menggunakan
thenik relaksasi
2 Intoleransi 10:00 1. memanantau pola S : pasien mangatakan
aktivitas tidur pasien masi merasakan
hasil: pasien tidur lemas
tidak teratur O : pasien terlihat
2. memantau tanda- lemas
tanda vital klien A : Masalah belum
sebelum, selama teratasi
dan sesudah P : lanjutkan intervevsi
beraktivitas 1. memantau tanda-
hasil: TTV: TD: tanda vital klien
110/80, suhu 36, sebelum, selama
nadi 90 dan sesudah
3. mengInstruksikan beraktivitas
penggunaan 2. mengInstruksikan
teknik relaksasi penggunaan teknik
selama relaksasi selama
beraktivitas beraktivitas
hasil: pasien
menggunakan
thenik relaksasi
4. mengjarkan
tentang
pengaturan
aktivitas dan
teknik manajemen
waktu untuk
mencegah
kelelahan
hasil: pasien
terlihat paham

Hari kedua
N Diagnosa Wakt Pelaksanaan keperawatan Evaluasi
o u
1 Nyeri akut 1. mengkaji skala intensitas S : pasien
nyeri mengatakan masi
hasil: skala nyeri 3 merasakan nyeri
2. menganjurkan teknik O : skala nyeri 3
relaksasi kepada pasien A : Masalah belum
hasil: pasien melakukan teratasi
tehnik relaksasi P : Lanjutkan
intervensi
2 Intoleransi 10:00 1. memantau tanda-tanda S : pasien
aktivitas vital klien sebelum, mangatakan masi
selama dan sesudah merasakan lemas
beraktivitas O : pasien terlihat
hasil: TTV: TD: 110/60, lemas
suhu 36, nadi 70, P A : Masalah belum
18x/m teratasi
2. mengInstruksikan P : lanjutkan
penggunaan teknik intervevsi
relaksasi selama
beraktivitas.
Hasil : pasien
menggunakan
thenik
relaksasi

Anda mungkin juga menyukai