DI RS TIPE A DAN B
DISUSUN OLEH
Nama Nim
IIN SYANE TUHUMURY P1813010
A Latar Belakang
Dalam melakukan analisis situasi tenaga perawat di rumah sakit,ada sejumlah pertanyaan
yang harus dijawab oleh perencana tenaga perawat di rumah sakit.
1. Apakah tenaga yang ada saat ini sudah cukup ? umtuk itu perlu dilakukan analisis
jumlah dan jenis tenaga yang ada pada setiap unit perawatan di rumah sakit.Perlu
dilakukan pengamatan yang seksama terhadap beban kerja, jumlah tenaga, dan
kompetensi yang ada.
2. Perencana harus dapat memprediksi situasi yang akan datang terutam terhadap
perubahan tuntutan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan di masa datang.
3. Merencanakan pelatihan-pelatihan dan rotasi tenaga perawat untuk menyesuaikan
beban kerja dan tuntutan pelayanan di masa depan.
4. Dilakukan analisis beban kerja tenaga perawat yang ada.Beban kerja dapat dilihat atau
dibandingkan antara jumlah tenaga dan volume kerja yang harus dikerjakan pada
satuan waktu tertentu.Pola bebean kerja biasanya pagi dan siang hari lebih beasr
dibandingkan sore dan malam hari bila dilihat dari kunjungan pasien.
5. melakukan inventarisasi keahlian personal yang ada sebagai informasi manajemen
untuk mengetahui jumlah personal profesional dan non profesional.
6. Analisis model kerja yang dilakukan oleh perawat/metoda yang digunakan dalam
meberikan asuhan keperawatan apakah metoda fungsional,metoda tim,metoda
primer,atau metoda sekunder(Yaslis Ilyas,200).
Pada dasarnya semua metoda atau formula yang telah dikembangkan untuk menghitung
tenaga perawat di rumah sakit berakar pada beban kerja dan personal yang
berssangkutan. Hal ini telah banyakdilakukan penelitian-penelitian di luar negri oleh para
pakar keperawatan.Analisis kebutuhan tenaga perawat harus betul-betul direncanakan
dengan baik agar tidak dilakukan secara berulang-ulang karena akan mebutuhkan
waktu,biaya dan tenaga sehingga tidak efektif dan tidak efisien.
Ada beberapa situasi yang harus dipertimbangkan dalam kita melakukan analisis
ketenagaan ini, antara lain :
1. Adanya perluasan rumah sakit sehingga berdampak pada penambahan atau
perubahan tempat tidur hal ini akan berdampak pada perubahan rasio kebutuhan
tenaga perawat.Apabila rumah sakit sudah merencanakan perluasan rumah sakit maka
harus direncanakan pula penambahan tenaga perawat.
2. Adanya berbagai perubahan jenis pelayanan dan fasilitas rumah sakit, yang akan
berdampak pada peningkatan Bed Occupancy Rate (BOR),yang pada akhirnya perlu
analisa situasi dan kebutuhan tenaga.Hal ini perlu diantisipasi jauh sebelumnya
sehingga pelayanan bisa terlaksana dengan optimal.
3. Adanya penurunan motivasi,penurunan prestsi kerja seperti : sering tidak masuk
kerja,datang terlambat,penyelesaian pekerjaan semakin lambat. Hal ini bisa terjadi
karena : pimpinan kurang memperhatikan bawahan,tidak ada reward,kerja yang ketat
dan dan beban kerja yang berat serta tenaga yang kurang.Bila hal ini sudah terjadi
maka perlu segera segera dilakukan analisa ketenagaan.
4. Adanya keluhan tentang pelayanan yang diterima.Apakah klien mengeluh tentang
pelayanan yang diterimanya dengan mengatakan puas atau tidak puas.Biasanya klien
sering mengeluh tentang tenaga keperawatan,biaya rawatan, dan gasilitas yang
diterima.Apabila keluhan ini sudah teridentifikasi maka perlu dilakuakn analisa
ketenagaan.Keluhan ini terjadi di unit rawat jalan atau unit rawat inap .
1. Cara Rasio
Metode ini menggunakan jumlah tempat tidur sebagaidenominator personal
yang diperlukan. Metode ini paling sering digunakan karena sederhana dan
mudah. Metode ini hanya mengetahui jumlah personal secara total tetapi tidak
bisa mengetahui produktifitas SDM Rumah sakit, dan kapan personal tersebut
dibutuhkan oleh setiap unit atau bagian rumah sakit yang membutuhkan. Bisa
digunakan bila : kemampuan dan sumber daya untuk perencanaan personal
terbatas, jenis, tipe dan volume pelayanan kesehatan relatif stabil. Cara rasio yang
umum digunakan adalah berdasarkan surat keputusan Menkes RI Nomor 262
tahun 1979 Tentang Ketenagaan Rumah Sakit, dengan standart sebagai berikut :
Tipe RS TM/TT TPP/TT TPNP/TT TNM/TT
A&B 1/(4-7) (3-4)/2 1/3 1/1
C 1/9 1/1 1/5 ¾
D 1/15 1/2 1/6 2/3
Khusus Disesuaikan
Keterangan :
TM : Tenaga
Medis TT :
Tempat Tidur
TPP : Tenaga Paramedis Perawatan
TPNP : Tenaga Paramedis Non
Perawatan TNM : Tenaga Non Medis
Cara perhitungan ini masih ada yang menggunakan, namun banyak rumah sakit yang
lambat laun meninggalkan cara ini karena adanya beberapa alternatif perhitungan yang
lain yang lebih sesuai dengan kondisi rumah sakit dan profesional.
2. Cara Need
Cara ini dihitung berdasarkan kebutuhan menurut beban kerja yang
diperhitungkan sendiri dan memenuhi standart profesi. Untuk menghitung
seluruh kebutuhan tenaga, diperlukan terlebih dahulu gambaran tentang jenis
pelayanan yang diberikan kepada klien selama dirumah sakit. Misalnya saja
untuk klien yang berobat jalan, ia akan melalui atau mendapatkan pelayanan
antara lain pemberian karcis, pendaftaran, pemeriksaan perawat/dokter,
penyuluhan, pemeriksaan laboratorium, apotik dan sebagainya. Kemudian
dihitung standart waktu yang diperlukan agar pelayanan itu berjalan dengan
baik. Hundgins (1992) menggunakan standart waktu pelayanan klien sebagai
berikut :
Lama Waktu (menit)
Tugas
Baru Lama
Pendaftaran 3 4
Pemeriksaan dokter 15 11
Pemeriksaan asisten dokter 18 11
Penyuluhan 51 0
Laboratorium 5 7
Contoh Perhitungan :
Rumah Sakit Mawar tipe B memberikan pelayanan kepada klilen rata-rata
500 orang perhari, dimana 50% adalah klien baru, maka seorang pimpinan
keperawatan akan memperhitungkan jumlah tenaga sebagai berikut :
Tenaga yang diperlukan untuk bertugas dibagaian pendaftaran adalah : (3 +
4 )/2 = 3,5 x 500/240 = 7,29 (7 orang tenaga) jika ia bekerja dari jam 08.00
samapai jam 12.00 (240 menit)
Tenaga dokter yang dibutuhkan adalah : (15 + 11)/2 = 13 x 500/180 = 36,11
(36 orang dokter), jika ia bekerja dari jam 09.00 sampai 12.00 (180 menit)
Tenaga asisten dokter yang dibutuhkan adalah : (18 + 11)/2 = 14,5 x 500/240 =
30,2 ( 30 orang asisten dokter), jika ia bekerja dari jam 08.00 sampai jam 12.00
(240 menit)
Tenaga penyuluhan yang dibutuhkan adalah : 51/2 = 25,5 x 500/240 = 53,13
(53 orang tenaga penyuluhan ), jika ia bekerja dari jam 08.00 sampai jam 12.00
(240 menit)
Tenaga laboratorium yanng dibutuhkan adalah : (5+7)/2 = 6 x 500/240 = 12,5
(13 orang tenaga laboratorium), jika ia bekerja dari jam 08.00 sampai jam
12.00 (240 menit )
Dalam penerapan sistem klasifikasi klien dengan tiga kategori tersebut diatas
adalah sebagai berikut :
Contoh Perhitungan :
Di ruang Anggrek RSU Bandung dirawat 20 orang pasien dengan kategori sebagai berikut
: 5 pasien dengn perawatan minimal, 10 pasien dengan perawatan parsial dan 5 pasien
dengan perawatan total. Maka kebutuhan tenaga perawatan adalah sebagai berikut :
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan adalah = 5,35 + 3,70 + 2,20 = 11,25 ( 11
orang perawat )
Klasifikasi klien berdasarkan derajat ketergantungan
Jumlah Klien Perhari Sesuai Kriteria
Kriteria Ketergantungan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Dst
Perawatan minimal :
1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2. Makan dn minum dilakukan sendiri
3. Ambulasi dengan pengawasan
4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
5. Pengobatan minimal, status psikologi stabil
6. Persiapan prosedur memerlukan pengobatan
Perawatan parsial :
1. Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu
2. Observasi TTV, setiap 4 jam
3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
4. Volly cateter intake output dicatat
5. Klien dengan pasang infus, persiapan pengobatan
memerlukan prosedur
Perawatan Total :
1. Segalanya diberi bantuan
2. Posisi yang diatur, observasi TTV setiap 2 jam
3. Makan memerlukan NGT, intravena terapi
4. Pemakaian suction
5. Gelisah/disorientasi
Jumlah total pasien perhari
Jadi rata-rata tenaga yang yang dibutuhkan untuk tiga shift adalah : 7 perawat.
Berarti kebutuhan untuk satu ruangan adalah : 7 perawat + 1 orang karu + 3
Ka.Tim + 2 orang cadangan = 13 orang perawat
3.Cara Demand
Cara demand adalah perhitungan jumlah tenaga menurut kegiatan yang
memang nyata dilakukan oleh perawat. Menurut Tutuko (1992) setiap klien yang
masuk ruang gawat darurat dibutuhkan waktu sebagai berikut :
1. Untuk kasus gawat darurat : 86,31 menit
2. Untuk kasus mendesak : 71,28 menit
3. Untuk kasus tidak mendesak : 33,09 menit
A B C F H
(C D) EG
Keterangan :
A = Rata2 jumlah perawatan /pasien/hari
B = rata2 jumlah pasien perhari
C = jumlah hari pertahun
D = hari libur masing2 perawat
E = jumlah jam kerja masing2 perawat
F = jumlah jam perawatn yang dibutuhkan pertahun
G = jumlah jam perawatan yang diberikan perawat/th
H = jumlah perawat yg dibutuhkan untuk unit tsb
dengan rumus :
Contoh perhitungannya :
Dari hasil observasi dan sensus harian selama enam bulan disebuah
ruangan RS ”A” yang berkapasitas tempat tidur 20 tt, didapatkan jumlah rata-rata
klien yang dirawat (BOR) 15 orang perhari.kriteria klien yang dirawat tersebut
adalah 5 orang dapat melakukan perawatan mandiri, 5 orang perlu diberikan
perawatan sebagian, dan 5 orang harus diberikan perawatan total. Tingkat
pendidikan perawat yaitu SPK dan DIII Keperawatan. Hari kerja efektif adalah 6
hari perminggu. Berdasarkan situasi tersebut maka dapat dihitung jumlah
kebutuhan tenaga perawat diruang tersebut adalah sbba;
1. Menentukan terlebih dahulu jam keperawatan yang dibutuhkan klien perhari, yaitu :
a. Keperawatan
langsung :
- Keperawatan mandiri 5 orang klien 5 x 2 jam = 10 jam
- Keperawatan sebagian 5 orang klien 5 x 3 jam = 15 jam
- Keperawtan total 5 orang klien 5 x 6 jam = 30 jam
Jumlah 55 jam
b. Keperawatan tidak langsung : 15 orang klien x 1 jam = 15 jam
c. Penyuluhan kesehatan = 15 orang klien x 0,25 jam
= 3,75 Total jam secara keseluruhan adalah 73,75 jam
2. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan perklien perhari
adalah 73,75 jam : 15 klien = 4,9 jam
3. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawtan pada ruangan tersebut
adalah langsung dengan menggunkan rumus Gillies diatas, sehingga
didapatkan hasil sbb :
= 16 + 20% = 16 + 3 = 19 orang
4. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan perhari,
yaitu
:
Rata - rata klien/hari rata - rata jam rawatan/ha ri 15 orang 4,9
jumlah jam kerja/hari 7 jam 10,5 orang
5. Cara Swansburg
Jumlah
rata - rata pasien/hari perawat/pa sien/hari
jumlah
Jam kerja/hari
Contoh:
Pada rumah sakit A, jumlah tempat tidur pada unit Bedah 20 buah, rata-rata
pasien perhari 15 orang, jumlah jam perawatan 5 jam/ pasien/ hari, dan jam kerja
7 jam/hari.
Cara menghitung:
15 5
Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah : 10,71 atau 11 orang/24ja m
7
Prinsip perhitungan rumus ini adalah sama dengan rumus dari Gillies (1989)
diatas, tetapi ada penambahan pada rumus ini yaitu 25% untuk penyesuaian
(sedangkan angka 7 pada rumus tersebut adalah jumlah hari selama satu
minggu).
Keterangan :
* berdasarkan penelitian dari luar negeri
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan adalah:
Jumla jam perawatan 93
h 13 perawat
Jam kerja efektif per shift 7
Untuk penghitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor
koreksi) dengan:
1. Hari libur/ cuti/ hari besar (loss day)
(Jumlah
har miggu dalam setahun + cuti + besar) Jumla perawat rsedia
i hari h te
Keterangan:
* : uraian ada pada model Gillies di halaman depan
** : berdasarkan penelitian di luar negeri
Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah
Jumlah jam perawatan
ruangan/ha ri 87 ,37 12,5 perawat
Jam kerja efektif perawat 7
ditambah (faktor koreksi) dengan :
loss day:
Contoh kasus:
Dalam satu rumah sakit terdapat 30 operasi perhari, dengan
perincian: Operasi besar : 6 orang; operasi sedang: 15 orang;
operasi kecil: 9 orang
Cara penghitungan:
3. Di Ruang Penerimaan
Ketergantungan pasien di ruang penerimaan : 15
menit Ketergantungan di RR : 1 jam
11,5 30
= 4,92 orang
(dibulatk n 5 orang)
7
a
Perhitungan diatas dengan kondisi: alat tenun dan set operasi dipersiapkan oleh
CSSD.
4. Jumlah tenaga di Instalasi Gawat Darurat
Dasar perhitungan di gawat darurat adalah:
1. Rata-rata jumlah pasien perhari
2. Jumlah jam perawatan perhari
3. Jam efektif perhari
Contoh kasus:
Rata-rata jumlah pasien perhari =
50 Jumlah jam perawatan perhari
= 4 jam Jam efektif perhari = 7 jam
Jadi kebutuhan tenaga perawat di IGD:
50 4
= 28,6 29 (78
loss day 29 orang + 8 = 37 orang
orang 29) orang
7
286
5. Critical Care
Rata-rata jumlah pasien perhari=10
6. Rawat Jalan
Jumlah pasien perhari = 100
Jumlah jam perawatan perhari = 15
Jadi kebutuhan tenaga perawat di rawat jalan:
100 15
=4
+ koreksi 15% ( 4 x =4 + 0,6 = 5 orang
orang 15%) orang
7 60
7. Kamar Bersalin
Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala I s.d. kala IV
= 4 jam/ pasien.
Jam efektif kerja bidan 7 jam/ hari
Rata-rata jumlah pasien setiap hari = 10 orang
Contoh: jumlah bidan yang diperlukan adalah:
10 4 40
= = 5,7 = 6 orang (78 1,6) = 6 + 2 = 8 orang
jam + loss day 286
7
7 jam/hari
E. PENUTUP
Salah satu aspek yang sangat penting untuk mencapai pelayanan
keperawatan yang bermutu adalah tersedianya tenaga keperawatan yang sesuai
dengan situasi dan kebutuhan baik kuantitas maupun kualitasnya. Untuk itu
diperlukan perencanaan yang baik dalam menetukan pengembangan tenaga
perawat.
Perencanaan yang salah bisa mengabitkan kekurangan tenaga atau
kelebihan tenaga, bila tenaga berlebih akan mengakibatkan kerugian pada rumah
sakit, dan apabila tenaga kurang bisa mengakibatkan beban kerja yang tinggi
sehingga kualitas pelayanan akan menurun. Bila kualitas pelayanan menurun bisa
berdampak pada kunjungan pasien akan menurun dan ini akan mengakibatkan
income rumah sakit menurun dan seterusnya bisa membuat kesejahteraan
karyawan juga menurun.
Manajer keperawatan dituntut untuk bisa merencanakan jumlah tenaga
Perawat yang betul-betul sesuai dengan kebutuhan yang real, sehuingga mutu
pelayanan dapat terjamin. Disamping itu manajer harus mempunyai visi dan misi
sesuai dengan visi dan misi rumah sakit. Dalam setiap pengambilan keputusan
harus betul-betul mempertimbangkan berbagai aspek, baik aspek mikro maupun
aspek makro rumah saikit.
Pendekatan perhitungan tenaga yang dibahas dalam makalah ini mudah-
mudahan dapat membantu para manajer keperawatan di rumah sakit dalam
merencanakan penambahan tenaga keperawatan.