Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan yang maha esa, yang
telah memberikan anugerah kepada penyusun untuk dapat menyusun
makalah yang berjudul PENERAPAN MODEL BERFIKIR KRITIS DI RUMAH
SAKIT
Makalah ini disusun berdasarkan hasil data-data dari media elektronik berupa
Internet dan media cetak. Ucapan terima kasih kepada pembaca yang telah
memberikan partisipasinya dalam penyusunan makalah ini.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua dalam
menambah pengetahuan atau wawasan mengenai keperawatan. kami sadar
makalah ini belumlah sempurna maka dari itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini menjadi sempurna.
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan...........................................................1
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab II Pembahasan...........................................................2
2.1.1 Konsep Berpikir Kritis
2.1.2 Hak dan Kewajiban Perawat
Bab III Penutup................................................................3
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
4.3 Daftar pustaka
Bab I
Pendahuluan
1.4 Manfaat
Bab II
Pembahasan
Definisi berpikir kritis cukup bervariasi, beberapa ahli seperti Paul, Bandman,
Stander mempunyai rumusan berpikir kritis masing–masing. Menurut Paul
(2005) berpikir kritis adalah suatu seni berpikir yang berdampak pada
intelektualitas seseorang, sehingga bagi orang yang mempunyai kemampuan
berpikir kritis yang baik, akan mempunyai kemampuan intelektualitas yang
lebih dibandingkan dengan orang yang mempunyai kemampuan berpikir yang
rendah. Menurut Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian secara
rasional terhadap ide–ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran, masalah,
kepercayaan dan tindakan. Stander (1992) berpendapat bahwa berpikir kritis
adalah suatu proses pengujian yang menitikberatkan pendapat tentang
kejadian atau fakta yang mutakhir dan menginterpretasikannya serta
mengevaluasi pendapat-pendapat tersebut untuk mendapatkan suatu
kesimpulan tentang adanya perspektif atau pandangan baru. Paul (2005)
mengemukakan bahwa berpikir kritis merupakan dasar untuk mempelajari
setiap disiplin ilmu. Suatu disiplin ilmu merupakan suatu kesatuan sistem
yang tidak terpisah sehingga untuk mempelajarinya membutuhkan suatu
ketrampilan berpikir tertentu.
Menurut para ahli (Pery dan Potter,2005), berpikir kritis adalah suatu proses
dimana seseorang atau individu dituntut untuk menginterfensikan atau
mengefaluasi informasi untuk membuat sebuah penilain atau keputusan
berdasarkan kemampuan,menerapkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.
Menurut Bandman (1988), berpikir kritis adalah pengujian secara rasional
terhadap ide-ide, kesimpulan, pendapat, prinsip, pemikiran,masalah,
kepercayaan, dan tindakan. Menutut Strader (1992), berpikir kritis adalah
suatu proses pengujian yang menitikberatkan pendapat atau fakta yang
mutahir dan menginterfensikan serta mengefaluasikan pendapat-pendapat
tersebut untuk mendapatkan suatu kesimpulan tentang adanya perspektif
pandangan baru.
Definisi para ahli tentang berpikir kritis sangat beragam namun secara
umum berpikir kritis merupakan suatu proses berpikir kognitif dengan
menggabungkan kemampuan intelektual dan kemampuan berpikir untuk
mempelajari berbagai disiplin ilmu dalam kehidupan, sehingga bentuk
ketrampilan berpikir yang dibutuhkan pun akan berbeda untuk masing–
masing disiplin ilmu.
Berpikir berpikir kritis merupakan konsep dasar yang terdiri dari konsep
berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan krisis itu sendiri
sebagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berpikir
kritis dalam keperawatan yang didalamnya dipelajari krakteristik, sikap dan
standar berpikir kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan
kreatifitas dalam berpikir kritis.
Komponen berpikir kritis terdiri atas standar yang harus ada dalam
berpikir kritis dan elemennya. Menurut Bassham (2002) komponen berpikir
kritis mencakup aspek kejelasan, ketepatan, ketelitian, relevansi, konsistensi,
kebenaran logika, kelengkapan dan kewajaran. sedangkan menurut Paul dan
Elder (2002) selain aspek–aspek yang telah dikemukakan oleh Bassham
perlu ditambahkan dengan aspek keluasan kemaknaan dan kedalaman dari
berpikir kritis.
Pendapat mengenai komponen berpikir kritis juga sangat bervariasi. Para ahli
membuat konsensus tentang komponen inti berpikir kritis seperti interpretasi,
analisi, evaluasi, inference, explanation dan self regulation (APPA, 1990).
Alat ukur berpikir kritis cukup banyak, salah satunya Watson Glaster
Critical Thinking Aprasial (WGCTA). WGCTA oleh Watson Glaster adalah
sebuah contoh alat yang menggunakan metode mengukur outcome berpikir
kritis dari komponen atau stimulus yang diberikan. Elemen berpikir kritis yang
dinilai dalam alat ukur ini adalah inference, pengenalan asumsi, deduksi,
interpretasi, dan evaluasi pendapat. WGCTA form S merupakan format
terbaru yang terdiri atas 40 soal multiple choice, dengan pilihan item antara 2
sampai 5. Responden disediakan 5 skenario dan mereka diminta memilih
kemungkinan penyelesaian dari data–data yang ada. Skor penilaian dalam
tiap skenario ini antara 0 sampai 40 yang merupakan penjumlahan dari
semua skor 40 soal multiple choice. Format WGCTA disusun dengan
pendekatan deduktif, dalam penyusunan instrument tersebut juga telah diuji
validitas dan reliabilitasnya (Gadzella, 1994).
Alat ukur yang lain adalah Hamilton Critical Thinking Score Rubric
(HCTSR) yang lebih fleksibel untuk mengukur berpikir kritis dalam berbagai
kegiatan belajar seperti penulisan esai, presentasi dan kegiatan pembelajaran
di klinik. Elemen yang diukur dalam instrument ini adalah interpretasi, analisis,
evaluasi, inference, penjelasan dan self regulation. Hasil buah pikiran
seseorang yang dituangkan dalam tulisan, presentasi atau kegiatan belajar
yang lain, dinilai dengan menggunakan 4 skala yang mengukur 6 elemen inti
critical thinking. Proses penilaian dilakukan 2 orang atau lebih untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
1.Berpikir kritis perlu bagi perawat
Penerapan profesionalisme.
Pengetahuan tehnis dan keterampilan tehnis dalam memberikan askep.
Seorang pemikir yang baik tentu juga seorang perawat yang baik.Diperlukan
perawat, karena:
a) perawat setiap hari mengambil keputusan
Menentukan tujuan
Menyususn pertanyaan atau membuat kerangka masalah
Menujukan bukti
Menganalisis konsep
Asumsi
D. Indikator Berpikir Kritis
a. Interpretasi (interpretation)
1) Pengkategorian
3) Pengklasifikasian makna
b. Analisis (analysis)
1) Menguji dan memeriksa ide-ide
2) Mengidentifikasi argument
3) Menganalisis argumen
c. Evaluasi (evaluation)
3) Menjelaskan kesimpulan
e. Penjelasan (explanation)
1) Menuliskan hasil
2) Mempertimbangkan prosedur
3) Menghadirkan argument
f. Kemandirian (self-regulation)
Indikator umum :
a. Kemampuan (abilities)
b. Pengaturan (dispositions)
a. Konsep (concept)
1. Feling Model
Model ini menerapkan pada rasa, kesan, dan data atau fakta yang ditemukan.
Pemikir kritis mencoba mengedepankan perasaan dalam melakukan
pengamatan, kepekaan dalam melakukan aktifitas keperawatan dan
perhatian. Misalnya terhadap aktifitas dalam pemeriksaan tanda vital, perawat
merasakan gejala, petunjuk dan perhatian kepada pernyataan serta pikiran
klien.
2. Vision model
3. Exsamine model
Model ini dungunakan untuk merefleksi ide, pengertian dan visi. Perawat
menguji ide dengan bantuan kriteria yang relevan. Model ini digunakan untuk
mencari peran yang tepat untuk analisis, mencari, meguji, melihat konfirmasi,
kolaborasi, menjelaskan dan menentukan sesuatu yang berkaitan dengan ide.
Menurut costa and colleagues klasifikasi berpikir dikenal sebagai ‘the six Rs”
yaitu:
1. Remembering ( mengingat)
2. Repeating (mengulang)
5. Relating (berhubungan)
6. Reflecting (merenungkan)
1. Total recall
2. Habits ( kebiasaan)
Hak Perawat
Ditinjau dari sudut pandang sosiologi hukum, maka dokter yang melakukan
hubungan medis atau transaksi terapeutik terhadap pasien, masing-masing
mempunyai kedudukan dan peranan. Kedudukan merupakan wadah hak-hak
dan kewajiban-kewajiban, sedangkan peranan tidak lain merupakan
pelaksanaan hak-hak dan kewajiban-kewajiban masing-masing pihak
tersebut. Dengan demikian secara sederhana dapat dikatakan bahwa, hak
merupakan kewenangan dokter dan pasien untuk berbuat atau tidak berbuat,
sedangkan kewajiban tidak lain merupakan beban atau tugas yang harus
dilaksanakan, sehingga hak dan kewajiban merupakan pasangan, oleh
karena di mana ada hak, disitulah ada kewajiban dan begitu sebaliknya.
Berkaitan dengan hal di atas, Alexandra Indriyanti Dewimengemukakan
beberapa hak dan kewajiban dokter dalam pelayanan kesehatan. Adapun
hak-hak dokter yang dimaksud berupa :
c. Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg
(Smeltzer & Bare, 2001). Wiryowidagdo (2002) mengatakan bahwa hipertensi
merupakan suatu keadaan tekanan darah seseorang berada pada tingkatan
di atas normal. Jadi tekanan di atas dapat diartikan sebagai peningkatan
secara abnormal dan terus menerus pada tekanan darah yang disebabkan
satu atau beberapa faktor yang tidak berjalan sebagaimana mestinya dalam
mempertahankan tekanan darah secara normal (Hayens, 2003).
Bahaya Hipertensi
d. Hipotensi
Tekanan darah rendah atau hipotensi terjadi bila tekanan darah lebih rendah
dari biasanya, yang berarti jantung, otak dan bagian tubuh lain tidak
mendapatkan cukup darah.
Jenis-Jenis Hipotensi
Penglihatan kabur
Kebingungan
Pingsan
Pusing
Kantuk
Lemas
Penyebab hipotensi
Dehidrasi.
Efek samping obat seperti alkohol, anxiolytic, beberapa antidepresan,
diuretik, obat-obatan untuk tekanan darah tinggi dan penyakit jantung koroner,
analgesik.
Masalah jantung seperti perubahan irama jantung (aritmia), serangan jantung,
gagal jantung.
Kejutan emosional, misalnya syok yang disebabkan oleh infeksi yang parah,
stroke, anafilaksis (reaksi alergi yang mengancam nyawa dan trauma hebat.
Perdarahan, dll. Anda sangat disarankan berkonsultasi dengan dokter atau
spesialis jika sering pingsan atau hipotensi mengganggu kualitas hidup Anda.
Diabetes tingkat lanjut
Pengobatan
Hipotensi pada orang sehat yang tidak menimbulkan masalah biasanya tidak
memerlukan perawatan.
Jika Anda memiliki tanda-tanda atau gejala tekanan darah rendah, Anda
mungkin memerlukan pengobatan, yang tergantung pada penyebabnya.
Jika hipotensi ortostatik disebabkan oleh obat-obatan, dokter Anda dapat
mengubah dosis atau memberikan obat yang berbeda. Jangan berhenti
minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter. Pengobatan lain untuk
hipotensi ortostatik termasuk penambahan cairan untuk mengobati dehidrasi
atau memakai selang elastis untuk meningkatkan tekanan darah di bagian
bawah tubuh.
Mereka yang menderita hipotensi jenis NMH harus menghindari pemicu,
seperti berdiri untuk waktu yang lama. Pengobatan lain melibatkan banyak
minum cairan dan meningkatkan jumlah garam dalam makanan. (Pengobatan
ini harus atas rekomendasi dokter karena terlalu banyak garam juga dapat
berbahaya bagi kesehatan).
Hipotensi akut yang disebabkan oleh syok adalah kedaruratan medis. Anda
mungkin akan diberi transfusi darah intravena, obat-obatan untuk
meningkatkan tekanan darah dan kekuatan jantung, serta obat lainnya seperti
antibiotik.
PEMAHAMAN KOLABORASI
2.2 Kasus
2.3 Pembahasan
Rumusan Masalah
Apakah perawat harus mengambil tindakan untuk menolong pasien
menormalkan tekanan darahnya atau tidak?
Argumen
Hipotensi merupakan penyakit tekanan darah rendah yang biasanya ditandai
dengan kondisi pasien yang melemah, kepala pusing dan pembuluh darah
pasien biasanya mengendur.
Deduksi
Pada pasien yang menderita hipotensi, sebaiknya perawat melakukan
memberikan pertolongan dasar yaitu, pemeriksaan fisik pasien (suhu,
tekanan darah, umur, dan denyut nadi), pasien diberi minum air, pasien
ditidurkan dengan posisi kepala lebih rendah misalnya dengan tidak diberi
bantal agar suplai oksigen ke otak lebih lancar, dan setelah melakukan
pertolongan dasar kepada pasien perawat segera menghubungi (menelepon)
dokter.
Induksi
Pertolongan dasar seperti pemeriksaan fisik pasien (suhu, tekanan darah,
dan denyut nadi), pasien diberi minum air, dan pasien ditidurkan dengan
posisi kepala lebih rendah misalnya dengan tidak diberi bantal agar suplai
oksigen ke otak lebih lancar, harus dilakukan oleh perawat jika menghadapi
pasien dengan keadaan hipotensi serta tak lupa segera menghubungi
(menelepon) dokter jika dokter tidak ada di tempat setelah melakukan
pertolongan dasar.
Evaluasi
– Melakukan pertolongan dasar tanpa menelepon dokter
Positif :
Kondisi pasien akan lebih cepat membaik dan hipotensi yang diderita pasien
tidak akan bertambah parah
Kelancaran suplai oksigen pada otak pasien dapat teratasi dengan cepat dan
tepat
Tidak akan membahayakan jiwa pasien
Negatif :
Jika kasus tersebut terjadi pada daerah terpencil yang alat komunikasi masih
minim atau sulit, maka penanganan pasien dapat tertunda
Harus mengeluarkan biaya untuk menghubungi dokter
– Menelepon Dokter untuk mendapat perintah penanganan pasien
Positif :
Dokter dapat memberikan perintah untuk menangani pasien meski itu melalui
telepon
Negatif :
Waktu dan tindakan kurang efisien karena tindakan dasar belum dilakukan
perawat pada pasien tersebut
Harus mengeluarkan biaya untuk menghubungi dokter
– Menunggu kedatangan dokter
Positif :
Bila dokter berada dalam jarak yang jauh dan tidak segera datang, maka
kondisi pasien dapat menjadi lebih parah karena tidak segera ditangani
Membahayakan jiwa pasien karena dapat berakibat fatal (pasien tidak
tertolong) jika masih menunggu dokter
– Melakukan injeksi secara langsung tanpa menunggu dokter
Positif :
Bab III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Sebagai perawat atau tenaga kesehatan, kita dituntut untuk selalu berpikir
kritis untuk menangani pSebagai perawat atau tenaga kesehatan, kita dituntut
untuk selalu berpikir kritis untuk menangani pasien. Dalam hal ini, kritis yang
dimaksud harus tetap berada dalam jalur yang ada sesuai dengan tugas dan
peran perawat. Selain itu, tugas dan peran perawat juga harus
diseimbangkan dengan tenaga medis lain, misalnya dengan tugas dan
wewenang dokter.
3.2 Saran
Daftar Pustaka
http://chayyoyoulii.blogspot.com/2010/10/Penerapanmodelberfikirkritis -keputusan-
secara-legal-etik.htmldiunduh pada tanggal 09 Januari 2013 pukul 13.55