Anda di halaman 1dari 37

KMB (KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH) 1

MAKALAH DAN ASUHAN KEPERAWATAN (ANEMIA)

DISUSUN OLEH

MAHARANI M.DAHLAN_202001017

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYA NUSANTARA PALU

TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa senantiasa penulis ucapkan. Atas
rahmat dan karunia-Nya yang yang berupa iman dan kesehatan akhirnya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “ ANEMIA” dibuat untuk melengkapi
tugas mata kuliah kmb I.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah kmb I, bapak
Dr. Tigor H. Situmorang, MH.,M.Kes yang telah membimbing penyelesaian
makalah. Penulis juga berterima kasih kepada pihak yang mendukung penulisan
makalah.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan
keterbatasan baik dari segi penulisan maupun isi di dalamnya. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun,
sangat diharapkan oleh penulis dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Palu, 17 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................

DAFTAR ISI ......................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.........................................................................................


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................
1.3 Tujuan Pembahasan.................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Anemia…………………………………………………………

2.2 Etiologi…………………………………………………………………..

2.3 Gejala dan Tanda………………………………………………………..

2.4 Patofisologi………………………………………………………………

2.5.Penatalaksaan…………………………………………………………….

2.6. Pemeriksaan Penunjang…………………………………………………

2.7. Asuhan Keperawatan……………………………………………………

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan..............................................................................................
3.2. Saran........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak-
anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat beragam,
dari yang karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin B12, sampai
kelainan hemolitik. Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik maupun
dengan pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan
secara laboratorik didapatkan penurunan kadar Hemoglobin (Hb) dalam darah dari
harga normal.
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum atau kehilangan sel
darah merah secara berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau kebanyakan akibat penyebab
yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemplisis
(destruksi), hat ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak sesuai dengan
ketahanan sel darah merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam
system retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini
adalah bilirubin yang akan memasuki aliran darah. Seliap kenaikan destruksi sel
darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma
(konsentrasi normal <_ I mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pads
sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada
kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia).
Apabila konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein
pengikat untuk hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan
berdifusi dalam glomerulus ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak
mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan dasar:
1. Hitung retikulosit dalam sirkulasi darah
2. Derajat proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara
pematangannya, seperti yang terlihat dalam biopsi dan ada tidaknya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.

1.2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan
anemia

2. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mengetahui definisi anemia
2. Mahasiswa mengetahui etiologi anemia
3. Mahasiswa mengetahui patofisiologi anemia
4. Mahasiswa mengetahui klasifikasi anemia
5. Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan medis anemia
6. Mahasiswa mengetahui komplikasi anemia
7. Mahasiswa mengetahui asuhan keperawatan anemia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Anemia
Anemia adalah sindroma klinis yang ditandai oleh adanya penurunan
hematokrit, hemoglobin dan jumlah eritrosit dalam darah.
Harga Normal Kadar Hemoglobin
Umbilikus :17,0 + 3,0 g/dl
5-10 tahun : 11,0 + 1,5 g/dl
Dewasa :
Pria : 13,6 – 17,5 g/dl
Wanita : 11,5 – 15,5 g/dl
Kadar hemoglobin kurang dari batas minimal dikatakan anemia
sedangkan yang melebihi batas maksimal dikatakan polisitemia.

2.1 Etiologi
Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk sintesis eritrosit yaitu besi, vitamin B12 dan asam folat.Anemia
juga dapat diakibatkan dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik,
penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.
1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
5. Persalinan
6. Pecah pembuluh darah
7. Penyakit Kronik (menahun)
8. Perdarahan hidung
9. Wasir (hemoroid)
10. Ulkus peptikum
11. Kanker atau polip disaluran pencernaan
12. Tumor ginjal atau kandung kemih
13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
15. Kekurangan zat besi
16. Kekurangan vitamin B12
17. Kekurangan asam folat
18. Kekurangan vitamin C
19. Penyakit kronik
20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
21. Pembesaran limpa
22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah
23. Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
24. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
25. Sferositosis herediter dan elliptositosis herediter
26. Kekurangan G6PD
27. Penyakit sel sabit
28. Penyakit hemoglobin C dan penyakit hemoglobin E

2.2 Gejala/Tanda
Perlu dipertanyakan bawasannya anemia bukanlah merupakan penyakit
tertentu dalam arti “disease entity” akan tetapi hanyalah merupakan sindoma
klinik yang ditimbulkan akibat sesuatu proses patologis klinik yang ditimbulkan
akibat sesuatu proses patologis dalam tubuh yang merupakan “underlying
disease” (penyakit dasar). Jadi dalam menerangkan gejala-gejala anemia tentunya
tidak lepas dari gejala-gejala dasarnya. Dasar fisiologis dari timbulnya gejala-
gejala dari anemia adalah sebagai berikut : salah satu fungsi eritrosit adalah
sebagai alat transport oksigen, dengan adanya hemoglobin didalamnya. Apabila
eritrosit kurang berarti kadar hemoglobin pun berkurang dan akhirnya timbullah
anoksia dari jaringan target organ.
Gejala-gejala yang timbul adalah akibat dari anoksia jaringan tersebut atau
reaksi kompensasi dari target organ terhadap anoksia. Pada umumnya gejala dari
anemia akan timbul apabila kadar hemoglobin lebih kecil atau sama dengan 7,0
g/dl. Organ demi organ gejala-gejala dari anemia adalah sebagai berikut:

1. Gejala dari sistem kardiorespirasi


Gejala yang paling menonjol dari penderita anemia adalah berasal dari
organ ini.Dengan adanya anoksia maka timbullah kompensasi dari jantung
guna memenuhi kebutuhan oksigen tersebut dan terjadilah palpitasi, thaki
kardia, serta denyutan prekardial yang pada dasarnya adalah manifestasi
dari denyut jantung yang bertambah cepat. Berat ringannya manifestasi
anemia dari organ ini tergantung dari hal-hal sebagai berikut :
a. Derajat dari anemianya Gejala baru timbul apabila kadar Hb kurang
dari 7,0 g/dl. Makin berat anemianya gejala makin bertambah berat
pula.
b. Cepatnya timbul anemia makin cepat makin berat pula gejala dari
organ ini. Hal ini dapat diterangkan oleh karena pada anemia yang
timbulnya sangat cepat, tubuh/organ tidak sempat beradaptasi.
Sedangkan pada anemia yang kronis tombul adaptasi dari organ-organ
Nampak lebih ringan.
c. Ada dan tidaknya penyakit jantung sebelumnya, pada orang normal
respon yang terjadi akibat anemia adalah cepat lelah atau sesak napas
pada waktu bekerja. Akibat aliran darah yang cepat pada anemia bisa
timbul sistolik murmur pada semua ostia dari jantung. Bila pada
penderita tersebut terdapat penyakit jantung maka gejala-gejala akan
nampak lebih berat dan tidak jarang terjadi kegagalan faal jantung
akibat anemia yang dikenal dengan “anemia heart failure”
2. Gejala dari sitem saraf
Akibat dari anoksia pad organ ini dapat timbul sakit kepala, pusing-pusing,
badan terasa ringan, perasaan dingin, telingan berdenging, mata berkunang-
kunang, kelemahan otot, lekas capai dan iritabel.
3. Gejala dari sistem saluran pencernaan makanan
Akibat anoksia dapat timbul tidak suka makan, muntah-muntah, flatulensi,
perasaan tidak enak pada perut bagian atas, obstipasi, dan diare.
4. Gejala dari sitem urogenital
Akibat anoksia dapat timbul gangguan haid, kadang-kadang
hipermenorrhoe dan libido berkurang
5. Pada jaringan epitel
Akibat anoksia Nampak pucat dan mudah dilihat pada kelopak mata, mulut
dan kuku, elastisitas kulit berkurang, rambut tipis

2.3 Patofisiologis
Anemia timbul apabila pemecahan atau pengeluaran eritrosit lebih besar
daripada pembentukan atau pembentukannya sendiri yang menurun. Oleh karena
anemia dapat terjadi melalui mekanisme sebagai berikut :
1. Pendarahan ( pengeluaran eritrosit yang berlebih)
2. Pemecahan eritrosit yang berlebihan ( hemolisis)
3. Pembentukan eritrosit yang berkurang

Pendarahan
Pada penderita yang mengalami pendarahan baik yang akut ataupun
yang kronis walaupun pembentukan eritrosit dalam batas normal, namun
oleh karena pengeluaran eritrosit berlebihan, maka jumlah eritrosit yang
beredar dalam sirkulasipun menjadi berkurang, dan terjadilah anemia.
Pencegahan Eritrosit yang berlebihan
Anemia dalam golongan ini lebih dikenal sebagai anemia hemolitik.
Berbagai macam keadaan yang dapat menjadi penyebab dari anemia
hemolitik adalah sebagai berikut :
A. Eritrosit yang berasal dari luar eritrosit (esktrakorpuskuler) :
1. Reaksi antigen-antibodi
2. Obat-obatan dan bahan kimia
3. Rudapaksa pada eritrosit
4. Pemecahan oleh limpa yang berlebihan (hipersplenisme)
5. Keracunan logam
B. Faktor yang berasal dari dalm eritrosit sendiri (intrakorpuskuler),
keadaan ini bisa terjadi pada :
1. Herediter (bawaan), misalnya kelainan bawaan dari membrane
eritrosit, kekurangan enzim pembentukan eritrosit dan sebagainya

Pembentukan Eritrosit yang berlebihan


Apabila oleh karena sesuatu sebab pembentukan eritrosit yang
berkurang, maka jumlah eritrosit yang berada dalam sirkulasi darah pun
berkurang dan timbul anemia.
Anemia dalam golongan ini dapat terjadi akibat beberapa keadaan sebagai
berikut:
1. Kekurangan bahan baku yang diperlukan untuk pembentukan eritrosit
yaitu misalnya kekurangan zat besi, vitamin B12, asam folat, protein
dan vitamin C.
2. Kekurangan eritroblas (eritrosit yang paling muda)
3. Inflitrasi sel-sel ganas kedalam sumsum tulang yang mendesak sistem
eritroid, misalnya yang terjadi pada penderita leukemia, multripel
myeloma, limfoma maligna, mielofibbosis myeloid metaplasma dan
sebagainya
4. Anemia jenis sideroblastik (kelainan bawaan yang menyangkut sel
eritrosit)
5. Beberapa penyakit yang berasal dari kelejar buntu misalnya : penyakit
gondok, enyakit anak ginjal serta penyakit kelenjar pituitaria
6. Penyakit ginjal yang kronis
7. Penyakit hati
8. Penyakit kronis yang lain baik yang infeksi maupun yang non infeksi

2.5 Penatalaksanaan
Tindakan Umum :
Penatalaksanaan anemia ditunjukkan untuk mencari penyebab mengganti darah
yang hilang.
1. Transplantasi Sel Darah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan
oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

2.6 Pemeriksaan Penunjang


Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :
1. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl )
2. Kadar Ht menurun ( normal 37% – 41%)
3. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak (pada anemia
aplastik).
2.7 Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
Pengkajian adalah kegiatan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber
untuk mengevaluasi & mengidentifikasi status kesehatan klien.
Pengkajian ada 2 hal yaitu :
a. Pengkajian Dasar
Pengkajian dasar adalah kumpulan data yang berisikan status kesehatan
klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan dan keperawatannya
terhadap dirinya sendiri dan hasil konsultan dari medis atau profesi
kesehatan lainnya
b. Pengkajian Fokus
Pengkajian fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien
terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup
tindakan yang dilaksanakan kepada klien.
c. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta
kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien
Pengumpulan informasi merupakan tahap awal dalam proses
keperawatan. Dari informasi yang terkumpul didapatkan data dasar tentang
masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar tersebut
digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, serta tindakan
keperawatan untuk mengatasi masalah klien.
Pengumpulan data dimulai sejak klien masuk rumah sakit (initial
assissment), selama klien dirawat secara terus-menerus (ongoing assessment),
serta pengkajian ulang untuk menambah atau melengkapi data (re-
assessment).
Kerateristik Data :

1. Lengkap
Seluruh data diperlukan untuk mengidentifikasi masalah
keperawatan klien. Data yang terkumpul harus lengkap guna membantu
mengatasi masalah klien yang adekuat. Misalnya klien tidak mau
makan, kaji secara mendalamn kenapa klien tidak mau makan (tidak
cocok makanannya, kondisi fisiknya menolak untuk makan/patologis).
2. Akurat dan nyata
Untuk menhindari masalah kesalahan, maka perawat harus
berfikir secara akurat dan nyata untuk membuktikan benat tidaknya apa
yang telah di dengar, dilihat, diamati dan di ukur melalui
pemeriksaanada tidaknya validasi terhadap semua data yang sekiranya
meragukan. Perawat tidak boleh langsung membuat kesimpulan tentang
suatu kondisi klien. Misalnya : klien tidak mau makan kerena depresi
berat. Diperlukan penyelidikan lanjutan untuk menerapkan kondisi
klien. Dokumentasikan apa adanyasesuai yang ditemukan pada
saatpengkajian.
3. Relevan
Pencatatan dat komprehensif biasanya memerlukan banyak sekali data
yang harus dikumpulkan, sehingga menyita waktu perawat untuk
mengidentifikasi.
4. Informasi yang diperlukan
Segala sesuatu tentang klien sebagai makhluk bio-psiko-sosial dan
spiritual. Kemampuan dalam mengayasi masalah dalam kehidupan
sehari-hari. Masalah kesehatan dan keperawatan yang menggangu
kemampuan klien.
Jenis Data :
1. Data Objektif
Merupakan data yang diperoleh memulai suatu pengukuran dan
pemeriksaan dengan menggunakan standart yang berlaku. Seperti warna
kulit, tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, dll. Data-data tersebut
melalui senses : sight, smell, hearing, touch dan taste.

2. Data Subjektif
Merupakan data yang diperoleh dari keluhan-keluhan yang
disampaikan oleh klien. Misalnya rasa nyeri, pusing, mual, ketakutan,
kecemasan dll.
Secar umum sumber data yang dapat digunakan dalam pengumpulan
data adalah :
- Klien sendiri sebagai sumber data utama (primer)
- Orang terdekat
- Catatan klien
- Riwayat penyakit (pemeriksaan fisik dan catatan perkembangan)
- Konsultasi
- Hasil pemeriksaan diagnostic
- Catatan medis dan anggota kesehatan lainnya
- Kepustakaan

Cara Pengumpulan Data :


1. Wawancara
Wawancara adalah tanya jawab yang berkaitan dengan masalah yang
dihadapi oleh klien (anamnesa). Tujuan dari wawancara untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan serta untuk menjalin
hubungan antara perawat dan klien. Semua interaksi perawat dengan
klien adalah berdasarkan komunikasi.
Tahapan wawancara :
a. Persiapan
Sebelum melakukan wawancara dengan klien, perawat harus
melakukan persiapan dengan membaca status klien.
b. Perkenalan
Perawat mengawali dengan memperkenalkan diri seperti nama,
status, tujuan wawancara. Perawat harus memberikan informasi
kepada klien mengenai data yang terkumpul.
c. Kerja

d. Terminasi
Perawat mempersiapkan untuk penutupan kesimpulan.

2. Observasi
Observasi adalah untuk mengamati perilaku dan keadaan klien untuk
memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatn klien.
3. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik klien untuk
menentukan masalah kesehatan klien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan
dengan berbagai cara, diantaranya adalah :
a. Inspeksi
Pemeriksaan yang dilakukan dengan cara melihat bagian tubuh
yang diperiksa melalui pengamatan. Hasilnya seperti : mata kuning
(icterik), terdapat struma di leher, kulit kebiruan (sianosis)
b. Palpasi
Pemeriksaan fisik yang dilakukan melalui perabaan terhadap
bagian-bagian tubuh yang mengalami kelainan. Misalnya ada
tumor, oedema, krepitasi (patah/retak tulang)
c. Perkusi
Pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan mengetuk bagian
tubuh menggunakan tangan atau alat bantu seperti reflek hammer
untuk mengetahui reflek seseorang.juga dilakukan pemeriksaan
fisik lain yang berkaitan dengan pemeriksaan fisik. Misalnya :
batas-batas jantung, batas hepar-paru (mengetahui perkembangan
paru)
d. Auskultasi
Pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh pendengaran. Biasanya
menggunakan alat yang disebut stetoskope. Hal yang perlu
didengarkan bunyi jantung.
IDENTITAS KLIEN
Nama : ………………… No. Reg : ……
Umur : …..Tahun Tgl. MRS :
Jenis Kelamin : L/P Diagnosis medis :
Suku/Bangsa : ……………………………. Tgl Pengkajian:……(Jam…)
Agama : …………………………….
Pekerjaan : …………………………….
Pendidikan : …………………………….
Alamat : …………………………….

I. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)


Keluhan utama :
Singkat dan jelas, 2 atau 3 kata yang merupakan keluhan yang
membuat pasien meminta bantuan kesehatan.Jika pengkajian dilakukan setelah
beberapa hari pasien Anemia maka keluhan utama diisi dengan keluhan yang
dirasakan saat pengkajian. Misalnya: keluhan utama pada pasien dengan
anemia : lemah, letih, pusing
1.1. Riwayat Penyakit Sekarang
Provokatif Qualitas Regio Skala Time ( analisis gejala keluhan utama
yang meliputi awitan, waktu, durasi, karakteristik, tingkat keparahan, lokasi,
faktor pencetus, gejala yang berhubungan dengan keluhan utama, dan faktor
yang menurunkan keparahan).
Merupakan penjelasan dari permulaan klien merasakan keluhan sampai di
bawa ke pelayanan kesehatan. Jika pengkajian dilakukan beberapa hari setelah
pasien rawat inap, maka riwayat penyakit sekarang ditulis dari permulaan
pasien merasakan keluhan sampai kita melakukan pengkajian.
Upaya yang telah dilakukan :
Upaya pasien yang dilakukan untuk mengatasi masalah sebelum dilakukan
pengkajian.
Terapi/operasi yang pernah dilakukan :
Pengobatan/ operasi yang pernah di dapatkan berhubungan dengan kasus
sekarang sebelum Rawat inap di pelayanan kesehatan.

1.2. Riwayat Kesehatan Terdahulu


Pasien di rawat di rumah sakit dengan diagnose medis yang pertama
anemia asam murat dan pasien tidak mempunyai penyakit kronik menular
1.3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tanyakan pada pasien apakah sebelumnya ada yang menderita anemia
pada keluarga.

1.4. Riwayat Kesehatan Lingkungan


Lingkungan yang telah terpejan oleh anemia

PEMERIKSAAN FISIK
1.5. Status Pasien :
Suhu : ……°C (SUHU. axial, rectal, oral)
Nadi : …. x/menit ( NADI. teratur, tidak teratur, kuat, lemah)
TD : …../…..mmHg (lengan kiri, lengan kanan, berbaring, duduk)
RR : ….x/menit (regular/ irregular)
TB : … cm BB : …. Kg ( cara menghitung berat badan ideal : TB -100 ( ± 10%
dari hasil).

1.6. PEMERIKSAAN PER SISTEM


A. Sistem Pernapasan
Karakteristik batuk (batuk produktif dan non produktif, serangan batuk kuat
dan hebat), karakteristik bentuk (dada simetris), Kerateristik frekuensi (25
x/menit, irama teratur, suara napas ronkhi tidak ada weezing).
Area Dada :
Inspeksi : pola nafas, penggunaan otot Bantu pernafasan, rytme dan
kedalaman inspirasi, pergerakan dada simetris/tidak, waktu
inspirasi ekspirasi (rasio inspirasi : ekspirasi/ normalnya 1:2),
perbedaan kesimetrisan intercosta kiri dan kanan, kesimetrisan
supraklavikula, bentuk dada (barrel chest, pigeon chest, funnelchest, normal,
dada cembung atau cekung), trauma dada, pembengkakan, penyebaran warna
kulit, cikatrik.
Palpasi : nyeri tekan, kelainan pada dinding thorax, bengkak
(konsistensi, suhu, denyutan, dapat di gerakkan / tidak), kulit terasa panas,
krepitasi, vocal fremitus melemah / mengeras kanan dan kiri sama atau tidak.
Perkusi : pada daerah anterior posterior ( resonansi diatas
seluruh permukaan paru, pekak di intercoste V kanan, intercoste II-V kiri,
tympani di intercoste VI kanan).
Auskultasi : suara nafas trakeal, bronkial, bronkovesikuler, vesikuler
(sesuai dengan lokasi), ronkhi, wheezing, stridor, pleural friction rub,
crakcles.

B. Cardiovaskuler Dan Limfe


Anamnesa : nyeri dada (PQRST), sesak saat istirahat/beraktivitas, tidur
dengan berapabantal, mudah lelah, diaphoresis, perubahan
berat badan, pusing (sesuai dengan etiologi), tension headache.
Wajah
Inspeksi : sembab, pucat, oedem periorbital, sianosis, pembuluh darah
mata pecah,konjungtiva pucat/tidak.
Leher
Inspeksi : bendungan vena jugularis
Palpas : Arteri carotis communis (frekuensi, kekuatan, irama), nilai
JVP untukmelihat fungsi atrium dan ventrikel kanan.
Dada
Inspeksi :Pulsasi dada,ictus cordis,bentuk dada sinistra
cembung/cekung.
Palpasi :letak ictus kordis ( ICS 5, 1 cm medial dari garis midklavikula
sinistraapabila tidak dapat diinspeksi, pergeseran ke arah lateral
menunjukkanpembesaran
Perkusi :batas jantung dengan adanya bunyi redup, apakah terjadi
pelebaranataupengecilan
Auskultasi : bunyi jantung normal ( BJ 1 dan BJ 2) atau ada kelainan bunyi
jantung(gallop, murmur, friction rub, BJ3(fibrasi pengisian
ventrikel), BJ4(tahanan pengisian ventrikel setelah
kontraksi atrium, terdengar antara BJ 1 dan BJ 2)).
Ekstrimitas Atas
Inspeksi : sianosis, clubbing finger, perfusi (merah, pucat
Palpasi : CRT, suhu akral, perfusi (hangat, dingin, kering, basah)

Ekstrimitas Bawah
Inspeksi : Varises, sianosis, clubbing finger, oedem
Palpasi : CRT, pulsasi arteri (iliaka, femoralis, dorsalis pedis), suhu
akral, pitting oedem

C. Persyarafan
Anamnesis : nyeri kepala berputar-putar, nyeri kepala sebelah, hilang
keseimbangan, mual muntah(tergantung etiologi), perubahan berbicara,
tremor, parastesia, anasthesia, parese, paralisis, koordinasi antar anggota
badan, reaksi terhadap suara.
Tingkat kesadaran (Kuantitas) :
GCS (Glasgow Coma Scale), yang dinilai yaitu :
- Eye/membuka mata (E) :
4 = dapat membuka mata spontan
3 = membuka mata dengan dipanggil/atas perintah
2 = membuka mata bila dirangsang nyeri
1 = selalu tertutup walaupun dirangsang nyeri
- Motorik (M) :
6 = dapat bergerak sesuai perintah
5 = dapat bereaksi menyingkirkan rangsangan nyeri/reaksi setempat
4 = bereaksi fleksi siku pada rangsangan nyeri/menghindar
3 = dengan rangsangan nyeri dapat bereaksi fleksi pada pergelangan tangan
atau jari atau fleksi spastic pada tungkai atau abduksi lengan
atas/fleksiabnormal
2 = respon ekstensi
1 = tidak bereaksi
- Verbal/bicara (V) :
5 = orientasi baik : orang, tempat, waktu
4 = jawaban kacau
3 = kata-kata tak berarti
2= suara tidak komprehensif
1 = tidak ada suara

Tingkat kesadaran berdasarkan AVPU (Alert Verbal Pain Unrespon) :


Alert : respon spontan
Verbal : berespon setelah dipanggil
Pain : berespon setelah diberi rangsangan nyeri
Unrespon : tidak berespon dengan rangsangan apapun
(Penilaian berdasarkan respon yang ditunjukkan oleh pasien saat itu)

D. Perkemihan-Eliminasi Urine
Anamnesa
Nyeri saat miksi / disuria (PQRST), menggigil /panas tubuh, saat BAK
mengejan, inkontinensia urine (ketidakmampuan seseorang untuk menahan
urin yang keluar dari buli-buli baik disadari maupun tidak disadari), poliuria
(banyak kencing > 1500 cc/24 jam), anuria (jumlah urin < 200 ml/24 jam),
oliguri (jumlah urin 600 ml/24 jam), skrotum membesar, karakteristik urin
(jumlah, warna, bau), gatal, nafas berbau amoniak/ureum, nokturi (sering
kencing pada malam hari). Urgensi (rasa sangat ingin kencing sehingga terasa
sakit), hesitansi (sulit untuk memulai kencing, sehingga untuk memulai
kencing kadang-kadang harus mengejan), terminal dribbling ( masih
didapatkannya tetesan-tetesan urin pada akhir miksi), intermitensi ( terputus-
putusnya pancaran urin pada saat miksi), residual urine (masih terasa ada sisa
urine yang belum tuntas setelah miksi), retensi urine (ketidakmampuan buli-
buli untuk mengeluarkan urin yang telah melampaui batas kapasitas
maksimalnya), polakisuri (frekuensi kencing yang lebih sering dari biasanya),
disuria (perasaan nyeri saat kencing), enuresis/ ngompol ( keluarnya urin
secara tidak dasadari pada saat tidur), chiluria ( urin yang berwarna putih
seperti cairan limfe).
E. Sistem Pencernaan
Anamnesa
Nafsu makan, pola makan klien, porsi makan dan jumlah minum per hari,
alergi terhadap makan, keluhan mual muntah, nyeri tenggorokan, telan,
melakukan diet, disfagia, riwayat penggunaan pencahar. Jika ada keluhan
nyeri perut dijelaskan secara PQRST. Gangguan defekasi (diare,
konstipasi/obstipasi), nyeri BAB, pola BAB, karakteristik feses meliputi
bentuk/konsistensi, bau, warna, darah, lendir dalam feses, flatus, hemorroid,
perubahan BB,

Mulut:
Inspeksi : mukosa bibir, labio/palatoschiziz, gigi (jumlah, karies, plak,
kebersihan, gingitivis), Gusi (berdarah, lesi/bengkak,
edema), mukosa mulut (stomatitis, nodul/benjolan, kebersihan).
Produksi saliva, pembesaran kelenjar parotis
Palpasi : nyeri tekan pada rongga mulut, massa

Lidah
Inspeksi :Posisi, warna dan bentuk, simetris, kebersihan, warna,
gerakan,tremor, lesi
Palpasi : Nodul, oedema, nyeri tekan

Faring - Esofagus :
Inspeksi : hiperemi, warna dan bentuk palatum. Tonsil (bentuk, warna dan
ukuran)
Palpasi : pembesaran kelenjar

Abdomen (dibagi menjadi 4 kuadran)


Inspeksi: pembesaran abnormal (asites, distensi abdomen), spider navy,
tampak vena porta hepatika, bekas luka, luka (colostomy, CAPD, hernia),
umbilikus (kebersihan, menonjol,)
Auskultasi : peristaltik usus
Perkusi : tymphani, hipertympani, batas – batas hepar, nyeri
Palpasi:
Kuadran I:
Hepar hepatomegali, nyeri tekan, shifting dullness
Kuadran II:
Gaster  nyeri tekan abdomen, distensi abdomen
Lien splenomegali
Kuadran III:
Massa (skibala, tumor), nyeri tekan
Kuadran IV:
Nyeri tekan pada titik Mc Burney

F. Sistem Muskuloskeletal & Integumen


Anamnese : Adakah nyeri, kelemahan extremitas, Cara berjalan, Bentuk
tulang belakang (lordosis:keadaan tulang belakang condong ke arah depan,
kiposis: keadaan tulang condong ke arah belakang, skoliosis: keadaan tulang
condong ke arah samping)

Warna kulit
Hiperpigmentasi, hipopigmentasi (dikaji dengan pemeriksaan sensasi
panas/nyeri), icterus, kering, mengelupas, bersisik (di sela-sela jari
kaki/tangan)

Kekuatan otot :

Keterangan:
0: Tidak ada kontraksi
1: Kontaksi (gerakan minimal)
2: Gerakan aktif namun tidak dapat melawan gravitasi
3: Gerakan aktif, dapat melawan gravitasi
4: Gerakan aktif,dapat melawan gravitasi serta mampu menahan tahanan
ringan
5: Gerakan aktif,dapat melawan gravitasi serta mampu menahan tahanan
penuh

Fraktur
Look : Deformitas,Bengkak (Swelling), pemendekan (Shortening), luka
terbuka
Feel :Nyeri, pulsasi (nadi bagian distal), Perfusi (normal : hangat, kering,
merah), krepitasi tulang.
Move : kekakuan (Stiffness), Kontraktur sendi.

Luka :
Inspeksi : adanya tanda radang, warna (merah/vaskularisasi baik,
kuning/peradangan, hitam/nekrosis), karakteristik (kedalaman, luas, jenis
cairan yang kluar)
Palpasi : warna cairan yang keluar (luka jahitan), suhu (panas,dingin)

A. Sistem Endokrin dan Eksokrin


Anamnesa :
Menanyakan bagaimana riwayat nutrisi dan eleminasi (3P : Poliuria,
polifagia, polidipsia), lemah, kejang/kram, adanya disfungsi gonad
(kemampuan ereksi, dispareunia, pruritus), pandangan kabur, perubahan berat
badan dan tinggi badan, kesulitan menelan, berkeringat, tremor, hot flushes
(panas pada wajah)
Riwayat KB : Ditanyakan apakah klien pernah ikut KB, metode apa yang
digunakan, kapan menggunakannya, alasan mengikuti KB, alasan berhenti,
side efek.
Kepala :
Inspeksi : distribusi rambut, ketebalan, kerontokan ( hirsutisme), alopesia
(botak), moon face
Leher
Inspeksi : bentuk, pembesaran kelenjar thyroid, perubahan warna
Palpasi : pembesaran kelenjar (thyroid, parathyroid), nyeri tekan, suhu
Payudara
Inspeksi : pembesaran mamae (pada laki-laki)
Genetalia :
Inspeksi : Rambut pubis( distribusi, ketebalan, kerontokan),
kebersihan, pengeluaran (darah, cairan, lendir).
Palpasi : adakah benjolan, kegagalan penurunan testis
(kriptokismus),
Ekstremitas bawah
Palpasi : edema non pitting
G. Sistem Reproduksi
Anamnesa :
1. Menanyakan bagaimana riwayat haid yang meliputi: menarche, cyclus
haid, lama haid, banyaknya darah & sifatnya (cair, bergumpal), flour albus
(warna, bau, jumlah), disminore. Menorhagia, metrorhagia. keluhan waktu
coitus (nyeri, pengeluaran darah)
2. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas, Keluarga berencana
a. Untuk riwayat kehamilan ditanyakan, sudah pernah hamil, berapa kali
hamil, pernah keguguran atau tidak, adakah penyulit kehamilan. jarak
kehamilannya anak ke-1 dan ke-2 dst.
b. Untuk riwayat persalinan ditanyakan jenis persalinannya bagaimana,
spontan atau dengan bantuan alat, SC

Payudara
Inspeksi : bentuk, kebersihan, warna areola, bentuk papilla mamae, adanya
massa, kulit seperti kulit jeruk, adanya luka, kesimetrisan
payudara
Palpasi : ada /tidak benjolan abnormal, pengeluaran( cairan, darah ), nyeri
tekan,

Laki-laki :
Anamnesa :
keluhan waktu coitus (kemampuan ereksi ,rasa nyeri, ejakulasi dini),
Genetalia :
Inspeksi : bentuk, rambut pubis, kebersihan,odema, varices, benjolan,
pengeluaran (darah, cairan, lendir), turunnya testis, luka/keadaan luka.
priapismus
Palpasi: adakah benjolan,

A. Persepsi sensori :
Anamnesa : tanyakan pada klien :
Apakah ada nyeri yang dirasakan pada mata, Keluhan penurunan tajam
penglihatan, Keluhan mata berkunang-kunang, kabur, penglihatan ganda
( diplopia )., Keluhan mata berair, gatal, kering, adanya benda asing dalam
mata
Tinnitus (berdenging), penurunan pendengaran, terasa penuh pada telinga,
nyeri.
Rasa sengau pada hidung
Mata
Inspeksi :
Kesimetrisan mata, bentuk mata, lesi Papelbra ( ukuran, bentuk, warna, cairan
yang keluar ), Bulu mata (pnyebaran, posisi masuk :Enteropion,
keluar :ksteropion), produksi air mata.
Kornea : Normal berkilau, transparan
Iris dan pupil :warna iris dan ukuran, uji reflek cahaya pada pupil
Lensa : Normal jernih dan transparan, pada org tua kdg ada cincin putih
seputar iris (Arkus senilis)
Sclera ; warna ( putih, ikterik)

Palpasi:
Teraba lunak/ keras, nyeri dan pembengkakan kelopak mata, palpasi kantong
lakrimal, pemeriksaan TIO

D. Penciuman (Hidung) :

 Palpasi; Sinus (maksilaris, frontalis, etmoidalis, sfenoidalis), Palpasi fossa


kanina ( nyeri/ tidak),Pembengkakan, Deformitas
 Perkusi : pada regio frontalis sinus frontalis dan fossa kanina kita lakukan
apabila palpasi pada keduanya menimbulkan reaksi hebat

H. POLA KONSEP DIRI


1. CitraTubuh :
Adalah bagaimana sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan
tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran,
bentuk dan fungsi penampilan tubuh saat ini dan masa lalu.
2. Ideal Diri :
Bagaimana klien mempersepsi ia harus berperilaku sesuai dengan standar
perilaku.Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan pribadi.
3. HargaDiri :
Bagaimana penilaian klien terhadap hasil pencaian yang dicapai dengan
menganalisis sejauh mana perilaku yang sesuai dengan ideal diri. Jika
individu selau sukses maka cenderung harga dirinya akan tinggi dan jika
mengalami kegagalan cenderung harga dirinya rendah. Harga diri diperoleh
dari diri sendiri dan orang lain.
4. Peran Diri :
bagaimana pola, perilaku nilai yang diharapkan klien berdasarkan
fungsinya di dalam masyarakat.
5. Identitas Diri
Bagaimana kesadaran akan dirinya sendiri yang bersumber dari observasi
dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek konsep diri
sebagai suatu kesatuan yang utuh.

I. POLA PERSEPSI TATA LAKSANA HIDUP SEHAT


1. Bagaimana kebiasaan klien dalam tata cara hidup sehat (pola makan
termasuk Makan buah dan sayur setiap hari, Melakukan aktivitas fisik
setiap hari, Tidak merokok/ tidak konsumsi minuman/makanan
beralkohol/ napza , menggunakan air bersih, Mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun, Menggunakan jamban sehat).
2. Pemanfaatan sarana dan prasarana kesehatan yang terdekat dalam
mengatasi permasalahan kesehatan ( PKM, Tenaga kesehatan, dukun,
alternatif, ramuan obat –obatan herbal, membeli obat –obat bebas di toko
obat/ apotek ).
3. Kebiasaan sehari-hari : mandi, keramas, sikat gigi, memotong kuku, ganti
pakaian dll yang berhubungan dengan pola hidup sehat.
4. Pola Istirahat dan Tidur
Apa kebiasaan yang dilakukan klien sebelum tidur, berapa lama klien tidur
pada siang hari dan malam hari, kebiasaan klien tidur siang pukul berapa
dan tidur malam berapa lama.
2.8 Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umun
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Konstipasi / diare berhubungan dengan penurunan masukan diet, erubahan
proses pencernaan, efek samping terapi obat
Tujuan Diagnoss Keperawatan
Tujuan diagnose keperawatan adalah :
- Untuk mengidentifikasi masalah dimana adanya respon klien terhadap
status kesehatan
- Untuk mengidentifikasi factor-faktor yang menunjang atau
menyebabkan suatu masalah (etiologis)
- Untuk mengidentifikasi kemampuan klien untuk mencegah atau
menyelesaikan masalah
3. Kompenen Diagnosa Keperawatan
Rumusan diagnose keperawatan mengandung 3 kompenen utama, yaitu :
a. Problem (P/Masalah)
Merupakan gambaran keadaan klien diman tindakan keperawatan dapat
diberikan. Masalah adalah kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan
normal yang seharusnya tidak terjadi
Tujuan : menjelaskan status kesehatan klien atau masalah kesehatan
klien secar jelas. Diagnosis keperawatan disusun dengan menggunakan
standart yang telah diseakati (NANDA, Doengoes, Carpenito, Gordon
dll) supaya perawat dapat berkomunikasi dengan istilah di mengerti,
meningkatkan kerja sama perawat dalam mendefinisikan diagnosis dari
data pengkajian dan intervensi keperawatan, sehingga dapat
meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
b. Etiologi (E/Penyebab)
Keadan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah kesehatan
yang memberikan arah terhadap terapi keperawatan Penyebab meliputi :
perilaku lingkungan, interaksi antara perilaku dan lingkungan.
c. Sign dan Synptom (S/Tanda dan gejala)
Merupakan cirri, tanda atau gejala yang diperlukan untuk merumuskan
diagnosis keperawatan.

3.1 Intervensi (Perencanaan)


1. Pengertian Intervensi
Menurut Kozier et al (1995) Perencanaan adalah sesuatu yang telah
dipertimbangkan secara mendalam, tahap yang sistematis dari proses
keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan dan pemecahan
masalah.
Dalam perencanaan keperawatan perawat menetapkannya berdasarkan hasil
pengumpulan data dan rumusan diagnose keperawatan untuk mencegah dan
menurunkan masalah klien.

NIC
INTERVENSI AKTIVITAS TUJUAN
Intoleransi 1. Kolaborasi dengan tim 1. Setelah biberikan
aktivitas b.d tenaga medis asuhan keperawatan
kelemahan 2. Anjurkan pasien selama 24 jam
umum istirahat diharapkan klien
3. Berikan lingkungan meninggalkan ambulasi
tenang atau aktivitas
Keseimbangan 1. Kaji riwayat nutrisi, 1. Meningkatkan
nutrisi dari termasuk makanan yang kebutuhan nutrisi
kebutuhan untuk disukai
mencerna 2. Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi
yang dibutuhkan pasien
3. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan protein
dan vitamin C
4. Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan harian
Berikan informasi
tentang kebutuhan
pasien
Konstipasi / diare 1. Auskultas bunyi usus 1. Bunyi usus secara
berhubungan 2. Hindari makanan yang umum meningkatkan
dengan membentuk gas pada diare dan menurun
penurunan 3. Posisikan pasien untuk pada konstipasi
masukan diet, memaksimalkan 2. Membantu
perubahan proses ventilasi mengidentifikasikan
pencernaan, efek 4. Konsul dengan ahli gizi penyebab atau factor
samping terapi untuk memberikan diet pemberat dan defisiensi
obat. seimbang yang di identifikasikan
3. Menurunkan distress
gastrik dan distensi
abdomen
4. Membantu dalam
memperbaiki
konsistensi feses bila
kontipasi akan
membantu
mempertahankan
setatus hidrasi pada
diare

3.2 Implementasi

IMPLEMENTASI AKTIVITAS TUJUAN


Intoleransi 4. Kolaborasi dengan 2. Setelah biberikan
aktivitas b.d tim tenaga medis asuhan keperawatan
kelemahan umum R/ Pemberian terapi selama 24 jam
5. Anjurkan pasien diharapkan klien
istirahat meninggalkan
R/ Pasien susah tidur ambulasi atau aktivitas
6. Berikan lingkungan
tenang
R/ Pasien msih
pusing dengan
lingkungan tenang
Keseimbangan 5. Kaji riwayat nutrisi, 2. Meningkatkan
nutrisi dari termasuk makanan kebutuhan nutrisi
kebutuhan untuk yang disukai
mencerna R/ Tidak suka
makanan yang
berserat
6. Berikan makanan
sedikit dengan
frekuensi sering
R/ klien mual dan
muntah
7. Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan
harian
R/klien jarang makan
karna nafsu makan
yang menurun
Konstipasi / diare 5. Auskultas bunyi usus 5. Bunyi usus secara
berhubungan R/ bising usus tidak umum meningkatkan
dengan penurunan terdengar pada diare dan
masukan diet, 6. Konsul dengan ahli menurun pada
perubahan proses gizi untuk konstipasi
pencernaan. memberikan diet 6. Membantu
seimbang mengidentifikasikan
penyebab atau factor
pemberat dan
defisiensi yang di
identifikasikan
7. Menurunkan distress
gastrik dan distensi
abdomen
8. Membantu dalam
memperbaiki
konsistensi feses bila
kontipasi akan
membantu
mempertahankan
setatus hidrasi pada
diare
3.3 Evaluasi
Penulis dapat mengevaluasi keadaan pasien dan tindakan keperawatan
selanjutnya setelah dilakukan implementasi. Evaluasi terdiri dari subjektif,
berdasarkan apa yang dikatakan oleh pasien, objektif, berdasarkan pengamatan
terhadap keadaan pasien.
Data yang diperoleh :
1. Terhindar dari resiko perfusi perifer
2. Bebas dari nyeri
3. Terpenuhinya akivitas sehari-hari
4. Terpenuhinyta kebutuhan nutrisi
5. Menunjukkan penurunan kecemasan
6. Memahami penyakit dan tujuan perawatannya
Mematuhi semua aturan medis
BAB III
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan
komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan
untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas
pengangkut oksigen darah. Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu
diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu
penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang
mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik
dan informasi laboratorium.
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang
atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kalau muncul 5
gejala ini, bisa dipastikan seseorang Gejala klinis yang muncul merefleksikan
gangguan fungsi dari berbagai sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja
fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan dalam perubahan
perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta perkembangan kognitif
yang abnormal pada anak. Anemia harus didiagnosis sedini mungkin karena
anemia merupakan tanda yang mendasar dari beberapa penyakit. Penanganan
pada Anemia harus dilakukan dengan tepat. Mempelajari dan membuat askep
adalah tugas seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien.

4.2. Saran
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita,
maka dari itu selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit.
Dengan cara pola hidup yang sehat dapat mencegah penyakit anemia, hidup
terasa lebih nyaman dan indah dengan melakukan pencegahan terhadap penyakit
anemia daripada kita sudah terkena dampaknya.
DAFTAR PUSTAKA

Tjokroprawiro Askandar, dkk, Buku Ajar Penyakit Dalam.Universitas Airlangga,


Surabaya

http://www.docstoc.com/docs/6600656/Askep-Anemia [diakses 31 Maret 2016].

http://journal kedokteran dan kesehatan ..,2018-ojs.unimal.ac.id

http://asuhan-keperawatan-patriani.blogspot.com/2008/07/askep-anemia.html

[diakses 31 Maret 2016].

http://www.Asuhan Keperawatan Klien Dengan Anemia ~ Contoh Makalah.htm


(diakses 31 Maret 2016)

http://www.ASKEP ANEMIA/ASKEP KEPERAWATAN askep anemia.htm


(diakses 31 Maret 2016)

http://www.ASKEP ANEMIA/Asuhan Keperawatan Pada Pasien Anemia _ My


Blogs.htm (diakses 31 Maret 2016)

http://www .ASKEP ANEMIA/KEPERAWTAN (NURSING) ASUHAN


KEPERAWATAN ANEMIA.htm (diakses 31 Maret 2016)

Anda mungkin juga menyukai