Disusun Oleh :
Vebrina Lantang
Rafig Asnawi
KATA PENGANTAR.....................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................
B. Saran ..................................................................................
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Makalah
Asuhan keperawatan Anemia dan tak lupa pula penulis ucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Dalam makalah ini penulis membahas mengenai penyakit yang biasa bahkan sering kali
dijumpai pada kehidupan sehari hari yaitu penyakit anemia serta membahas tentang penyebab,
proses perjalanan penyakit tersebut serta cara mengurangi resiko dari anemia.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat berguna bagi pembaca sehingga dapat
membantu menunjang proses belajar para pembaca dan menjadi referensi bagi pembaca. Penulis
sadar bahwa makala h ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun sehingga tercipta pendidikan yang sempurna.
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai dengan
kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal
(Soebroto, 2010). Anemia pada umumnya terjadi di seluruh dunia, terutama di Negara
berkembang (Developing countries) dan pada kelompok sosio-ekonomi rendah (Departemen
Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008).
Di Indonesia, anemia gizi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di samping
masalah-masalah gizi yang lainnya, yaitu: kurang kalori protein, defisiensi vitamin A, dan
gondok endemik (Arisman, 2007). Anemia pada wanita masa nifas (pasca persalinan) juga
umum terjadi, sekitar 10% dan 22% terjadi pada wanita post partum dari keluarga miskin
(Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2008). Anemia gizi disebabkan oleh defisiensi
zat besi, asam folat, dan / atau vitamin B12, yang kesemuanya berakar pada asupan yang tidak
adekuat, ketersediaan hayati rendah (buruk), dan kecacingan yang masih tinggi (Arisman,
2007).
Penyebab anemia gizi besi, selain karena adanya pantangan terhadap makanan hewani
faktor ekonomi merupakan penyebab pola konsumsi masyarakat kurang baik, tidak semua
masyarakat dapat mengkonsumsi lauk hewani dalam sekali makan. Padahal pangan hewani
merupakan sumber zat besi yang tinggi absorbsinya (Waryana, 2010).
Sebagian besar anemia di Indonesia selama ini dinyatakan sebagai akibat kekurangan besi
dan perhatian yang kurang terdapat ibu hamil merupakan perdisposis anemia divisiensi di
Indonesia (Saifuddin, 2006 : 281).
B. Tujuan Penulisan
a) Tujuan Umum
Mendapat pengatahuan dan perjalanan penyakit tentang gangguan sistem kardivaskuler
pada pasien dengan anemia .
b) Tujuan Khusus
Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan dengan gangguan system
kardiovaskuler pada pasien anemia.
Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan dengan gangguan system
kardiovaskuler pada pasien anemia.
C. Manfaat Penulisan
a. Manfaat Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman dan dapat menerapkan Asuhan Keperawatan yang tepat pada pasien
anemia.
A. ANEMIA
DEFINISI ANEMIA
Anemia didefinisikan sebagai penurunan kadar hemoglobin (Hb), hematocrit atau hitung
eritrosit (red cell count) berakibat pada penurunan kapasitas pengangkutan oksigen oleh
darah. Tetapi harus di ingat pada keadaan tertentu dimana ketiga parameter tersebut tidak
sejalan dengan massa eritrosit, seperti pada dehidrasi, perdarahan akut, dan kehamilan. Oleh
karena itu dalam diagnosis anemia tidak cukup hanya sampai kepada label anemia tetapi
harus dapat ditetapkan penyakit dasar yang menyebabkan anemia tersebut.
Mekanisme dasar terjadinya anemia dalam tubuh disebabkan 3 proses utama yaitu kurangnya
produksi sel darah merah yang sehat oleh “Pabrik” nya, kehilangan sel darah merah dalam
jumlah besar dan dihancurkannya sel darah merah dalam jumlah yang besar dalam tubuh itu
sendiri. Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan
sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapat terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, tumor atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak
diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi) pada
kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak sesuai
dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah merah
yang menyebabkan destruksi sel darah merah. Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama
dalam sistem fagositik atau dalam sistem retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa.
Sebagai hasil samping proses ini bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk
dalam aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera
direpleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau
kurang ; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera.
AKIBAT YANG DITIMBULKAN ANEMIA
Penyakit Anemia atau kurang darah adalah suatu kondisi di mana jumlah sel darah merah
(Hemoglobin) dalam sel darah merah berada di bawah normal. Hemoglobin yang terkandung di
dalam Sel darah merah berperan dalam mengangkut oksigen dari paru-paru dan
mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh. Seorang pasien dikatakan anemia apabila konsentrasi
Hemoglobin (Hb) pada laki-laki kurang dari 13,5 G/DL dan Hematokrit kurang dari 41%, Pada
perempuan konsentrasi Hemoglobin kurang dari 11,5 G/DL atau Hematocrit kurang dari 36%.
Penderita anemia biasanya jelas terlihat pada wajah dan kulit yang terlihat pucat.
Selain wajah kelopak mata pasien yang mengalami kurang darah juga terlihat pucat. ini
merupakan salah satu gejala umum anemia. pemeriksaan biasanya dilakukan dengan cara
meregangkan kelopak mata. dan melihat warna kelopak mata bagian bawah.
pemeriksaan bisa kita lakukan dengan cara menekan ujung jari, normal nya setelah di
tekan daerah tersebut akan berubah jadi merah. Tetapi, pada orang yang mengalami
anemia, ujung jari akan menjadi putih atau pucat.
Terlalu mudah lelah, padahal aktivitas yang dilakukan tidaklah berat, jika anda merasa
mudah lelah sepanjang waktu dan berlangsung lama kemungkinan anda mengalami
penyakit anemia. hal ini terjadi karena pasokan energi tubuh yang tidak maksimal akibat
kekurangan sel- sel darah merah yang berfungsi sebagai alat transportasi alami didalam
tubuh.
Denyut jantung yang tidak teratur, terlalu kuat dan memiliki kecepatan irama denyut
jantung yang tidak normal. hal ini terjadi sebagai akibat tubuh kekurangan oksigen.
sehingga jantung berdebar secara tidak teratur. pemeriksaan ini hanya bisa dilakukan oleh
petugas kesehatan.
Biasanya penderita anemia sering mengalami Mual pada pagi hari. hampir sama
seperti tanda-tanda kehamilan. mual pada pagi hari biasa disebut dengan Morning
sickness.
7. Sakit kepala
Salah satu dampak kekurangan sel darah merah yaitu otak menjadi kekurangan Oksigen.
sehingga menyebabkan nyeri pada kepala. karena inilah penderita Anemia sering
mengeluh sakit kepala.
Kekebalan tubuh / sistem pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun dan biasanya
penderita anemia sangat mudah terkena penyakit lain sebagai akibat melemahnya imun
tubuh.
9. Sesak napas
Penderita Anemia sering kali merasa sesak nafas dan merasa terengah-engah ketika
melakukan aktivitas, hal ini terjadi karena kurangnya oksigen didalam dalam tubuh,
akibat kurangnya sel darah merah.
itulah beberapa tanda dan gejala kurang darah yang paling sering di alami oleh pasien anemia.
Penyebab Anemia yang paling sering adalah karena perdarahan yang berlebihan, rusaknya sel
darah merah secara berlebihan atau yang sering disebut dengan Hemolisis atau pembentukan sel
darah merah / hematopoiesis yang tidak efektif, kekurangan zat besi, pendarahan usus,
kekurangan vitamin B12, kekarangan asam folat, gangguan fungsi sumsum tulang, Penyakit
kronis tertentu, contohnya kanker dan HIV/AIDS. Dapat mempengaruhi produksi sel darah
merah
Selain dari faktor penyebab anemia, penyakit kurang darah juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor resiko lain seperti :
konsumsi makanan yang banyak mengandung Asam folat seperti pisang, sayuran hijau
gelap, jenis kacang-kacangan,jeruk,sereal dan lain-lain
Terapi dan cara pengobatan penyakit kurang darah yang sering diberikan dirumah sakit
untuk mengobati penyakit anemia antara lain sebagai berikut :
Pemberian suplemen yang mengandung Zat besi, vitamin B12, dan vitamin-vitamin lain
yang dibutuhkan tubuh.
Pada penderita anemia berat bisa dilakukan Transfusi darah
Pemberian obat-obatan kortikosteroid yang mempengaruhi sistem imun tubuh
Pemberian Eritropoietin, yaitu jenis hormon yang membantu proses hematopoiesis pada
sumsum tulang
B. KONSEP MEDIS
Pengertian
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan
sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah
(Doenges, 1999).
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar
hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas
hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 :
256).
Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan
merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan
patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan
fisik dan informasi laboratorium.
Etiologi
Penyebab anemia antara lain :
• Perdarahan
• Kekurangan gizi seperti zat besi, vitamin B12, dan asam folat
• Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, bronkietasis, empiema
• Kelainan darah
• Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.
Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum-sum tulang atau kehilangan
sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum-sum tulang dapt terjadi akibat
kekurangan nutrisi, pajanan toksik, inuasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang
tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi)
pada kasus yang disebut terakhir, masalah dapat akibat efek sel darah merah yang tidak
sesuai dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa factor diluar sel darah
merah yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam system fagositik atau dalam
system retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini
bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah. Setiap
kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direpleksikan dengan meningkatkan
bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang ; kadar 1,5 mg/dl
mengakibatkan ikterik pada sclera.
Anemia merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar
hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit). Fungsi darah adalah membawa makanan
dan oksigen ke seluruh organ tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan
kurang. Akibatnya dapat menghambat kerja organ-organ penting, Salah satunya otak. Otak
terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti
komputer yang memorinya lemah, Lambat menangkap. Dan kalau sudah rusak, tidak bisa
diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).
Manifestasi klinis
Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau
muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya
sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).Anemia bisa menyebabkan kelelahan,
kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa
menyebabkan stroke atau serangan jantung(Sjaifoellah, 1998).
Komplikasi
Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia
akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena
infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus memompa darah
lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat ditangani dan berkelanjutan
dapat menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan
rendah, anemia bisa juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak
(Sjaifoellah, 1998).
Pemeriksaan penunjang
• Jumlah hemoglobin lebih rendah dari normal (12-14 g/dl)
• Kadar hemalokrit menurun.( normal 37 %-41 %)
• Peningkatan Bilirubin total
• Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
• Terdapat pansitopenia, sum-sum tulang kosong diganti lemak (pada anemia aplastik)
Penatalaksanaan Medis
Tindakan umum :
Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang
hilang.
1. Transpalasi sel darah merah.
2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.
3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :
1. Anemia defisiensi besi
- Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan seperti
ikan, daging, telur dan sayur.
- Pemberian preparat fe
- Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan
- Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan pemberian cairan dan
transfusi darah.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ANEMIA
A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara menyeluruh
(Boedihartono, 1994).
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
1) Aktivitas / istirahat
Keletihan, kelemahan, malaise umum.Kehilangan produkifitas, penurunan semangat untuk
bekerja Toleransi terhadap latihan rendah.Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak
2) Sirkulasi Riwayat kehilangan darah kronis,Riwayat endokarditis infektif kronis, palpitasi
3) Integritas ego
Keyakinan agama atau budaya mempengaruhi pemilihan pengobatan, misalnya penolakan
transfusi darah
4) Eliminasi
Gagal ginjal, Hematemesi, Diare atau konstipasi
5) Makana/cairan
Nafsu makan menurun, mual/muntah, berat badan menurun.
6) Nyeri/ kenyamanan
Lokasi nyeri terutama didaerah abdomen dan kepala
7) Pernapasan
Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifitas
8) Seksualitas
Perubahan menstruasi misalnya menoragia, amenore . Menurunnya fungsi seksual
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun
potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994).
C. Intervensi//Perencanaan
• Diagnosa 1 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen/nutrisi
ke sel.
- Kaji tanda-tanda vital, warna kulit, membrane mukosa, dasar kuku
- Beri posisi semi fowler
- Kaji nyeri dan adanya palpitasi
- Pertahankan suhu lingkungan dan tubuh pasien
- Hindari penggunaan penghangat atau air panas
Kolaborasi
- Monitor pemeriksaan laboratorium misalnya Hb/Ht dan jumlah sel darah merah
- Berikan sel darah merah darah lengkap
- Berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi
• Diagnosa 3 Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan penurunan jumlah
makanan, perubahan proses pencernaan, efek samping penggunaan obat
- Kaji riwayat nutrisi termasuk makanan yang disukai
- Observasi dan catat masukan makanan pasien
- Timbang berat badan tiap hari
- Berikan makanan sedikit dan frekuensi yang sering
- Observasi mual, muntah
- Bantu dan berikan hygiene mulut yang baik
Kolaborasi
- Konsul pada ahli gizi
- Berikan obat sesuai dengan indikasi misalnya vitamin dan mineral suplemen
- Berikan suplemen nutrisi
D. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan pasien
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan
melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999:28)
b. Saran
Sebagai perawat kita harus mampu mengenali tanda-tanda anemia dan memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan anemia secara benar.
DAFTAR PUSTAKA