Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN


ANEMIA

Disusun :

1. Tiara Vitaloka Dwi P (1780200003)


2. Syufyan Rinaldi (17802000)
3. Rici Andapi (17802000)
4. Frengki Darma S (17802000)

Dosen Pembimbing :

Ns. Larra Fredrika S. Kep. M. Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2018

i
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum wr.wb
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hiudayah – Nya kepada penulis sehingga tugas
membuat makalah dari mata kuliah Keperawatan Medikal – Bedah I yang
bertemakan penyakit anemia ini dapat selesai dengan baik.
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada dosen pembimbing mata
kuliah ini dalam hal ini Ibu Larra Fredrika , S.Kep, Ns,. M.Kes yang telah
memberikan tugas ini untuk diselesaikan agar dapat melatih penulis untuk tetap
berkarya dan dapat bermamfaat bagi orang lain.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyak kekurangan
yang perlu untuk diperbaiki, maka dari itu penulis bersedi menerima saran dan
kritik dari pembaca yang membangun demi perbaikan pembuatan tugas
kedepannya.
Wallahumuafik bitaqwallah wassalamu alaikum wr.wb

Bengkulu, 29 Oktober 2018

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...............................................................................................
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Pengertian anemia .........................................................................................
2.2 Anatomi Fisiologi Anemia .............................................................................
2.3 Etiologi anemia .............................................................................................
2.4 Klasifikasi anemia ..........................................................................................
2.5 Manifestasi Klinik anemia ............................................................................
2.6 Penatalaksanaan anemia .................................................................................
2.7 Patofisiologi anemia .......................................................................................
2.8 Pemeriksaan diagnostik anemia .....................................................................
2.9 Komplikasi anemia.........................................................................................
BAB III Konsep Asuhan Keperawatan Pada Klien Sistitis
3.1 Pengkajian ......................................................................................................
3.2 Diagnose Intervensi NANDA-I 2012-2014 ...................................................
3.3 Intervensi NOC NIC NANDA-I 2012-2014 ..................................................
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ....................................................................................................
4.2 Saran ...............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anemia atau kurang darah adalah kondisi dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin(protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah di bawah normal. Sel darah
merah mengandung hemoglobin yang berperan dalam mengangkat oksigen dari paru-paru
dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.(Agustin,2014)
Akibat dari anemia adalah transportasi sel darah merah akan terganggu dan jaringan
tubuh penderita anemia mengalami kekuragan oksigen guna menghasilkan energi. Maka
tidak mengherankan jika gejala anemia ditunjukan dengan merasa cepat lelah, pucat, gelisah,
dan terkadang sesak. Serta ditandai dengan warna pucat di beberapa bagian tubuh seperti
lidah dan kelopak mata.(Nurarif,2015)
Penyebab umum dari anemia antara lain: kekurangan zat besi, pendarahan usus,
pendarahan, genetic, kekurangan vitamin B12, kekurangan asam folat dan gangguan sumsum
tulang.(nurarif,2015)

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Pengertian Anemia ?
2. Apa Saja Etiologi Anemia ?
3. Apa Klasifikasi Anemia ?
4. Apa Saja Manifestasi Klinis Anemia?
5. Apa Penatalaksanaa Anemia ?
6. Apa patofisiologi Anemia ?
7. Apa Saja Pemeriksaan Diagnostik Anemia?
8. Apa Komplikasi Anemia ?

4
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami pengertian Anemia
2. Mengetahui dan memahami etiologi Anemia
3. Mengetahui dan memahami klasifikasi Anemia
4. Mengetahui dan mamahami Manifestasi Klinis Anemia
5. Mengetahui dan mamahami Penatalaksanaan Anemia
6. Mengetahui dan memahami Patofisiologi Anemia
7. Mengetahui dan memahami Pemeriksaan Diagnostik Anemia
8. Mengetahui dan memahami Komplikasi Anemia

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN ANEMIA


Anemia adalah penurunan kadar hemoglobin(Hb), hematocrit atau hitung eritrosit(red
cell count) berakibat pada penurunan kapsitas pengangkutan oksigen oleh darah.tetapi harus
di ingat pada keadaan tertetntu dimana keriga parameter tersebut tidak sejalan dengan massa
eritrosit, seperti pada dehidrasi, pendarahan akut, dan kehamilan.oleh karena itu dalam
diagnosis anemia tidak cukup hanya menyebabkan anemia tersebut.(Nurarifin,2015)
Anemia berasal dari kata an = tidak dan Kaema= darah, jadi anemia berarti tidak ada
darah. Suatu keadaan yang menggambarkan kadar hemoglobin atau jumlah eritrosit darah
kurang dari nrmal kadar hemoglobin normal(Murwani,2011)
untuk :
- Pria : 11-16 gr %
- Wanita : 12 – 14 gr %
- Eritrosit : 4,5 -5 Juta/mm3

Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai di


bawah rentang nilai yang berlaku untuk orang sehat. Anemia adalah gejala dari kondisi
yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak adekuat atau kurang
nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang mengakibatkan penurunan
kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam
penyebabnya.(Wong,2003)

2.2 ANATOMI FISIOLOGI ANEMIA


1. Anatomi Darah
a. Plasma Darah
coba kumplkan darah dalam sebuah tabung reaksi dan diamkan selama beberapa
saat. Apa yang akan terjajdi ? Darah akan megendap pada saat di diamkan dalam
sebuah tabung reaksi. Bagian atas berupa cairan encer bening berwarna kekuning-
kuningan, sedangkan bagian bawah berwarnah merah. Bagian atas tersebut adalah

6
plasma dara. Hampir 90% bagian plasma darah terdri atas air dan sisanya berupa
zat terlarut. Zat-zat terlarut tersebut meliputi garam-garam mineral,protein
plasma,zat-zat makanan,sampah nitrogen, zat-zat yang diproduksi sel, dan gas-gas
pernapasan. (Agustin,2014)
b. Sel-Sel Darah
Sel-sel darah merupakan semua sel dalam segala bentuk sel secara normal
ditemukan dalam darah. Sel-sel darah dikelompokan menjadi tiga macam, yaitu sel
darah merah(erirteosit), sel darah purih (leukosit), dan keeping darah (trombosit).
Sel darah merah dan sel darah purih disebut juga korpuskel. (Agustin,2014)
Sel-sel dar tersususn atas sel darah merah sekitar 99%, sel darah putih 0,2%
dan keeping darah sekitar 0,6-1,0. Ketiga komponen sel darah tersebut akan
dijelaskan dalam urain berikut.
- Sel Darah Merah
Sel darah merah(eritrosit) mempunyai fungsi utama untuk mengangkut
oksigen. Eritrosit berwarna merah, warna merah tersebut berasal dari
hemoglobin. Hemoglobin merupakan protein rangka yang terdiri atas hem
dan globin. Hen Adalah senyawa asam amino yang mengandung zat
besi(fe). Senya inilah menyebabakan warnah darah menjadi merah. Oleh
karena itu, warna tubuh kita menjadi pucat jika darah kekurangan eritrpsit,
hemoglobin, ata zat besi. Keadaan Ini disebut Anemia. Pengangkutan
oksigen oleh darah akan mengalami gangguan jika seseorang menderita
anemia. Darah yang kurang mengandung oksigen berwarna merah tua
keunguan disebut Sianosis. Sianosis ditandaidengan warna kebiruan pada
bagian bibir. (Agustin,2014)
Hemoglobin berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru
dengan membentuk Oksihemoglobin serta mengangkut karbon dioksida
dari jaringan ke paru-paru. selainitu, hemoglobin berperan dalam menjaga
keseimbangan asam dan basa.( Agustin,2014)
Hemoglobin yang mengikat oksigen akan berwarna merah muda,
sedangkan jika mengikat karbondioksida hemoglobin akan berwarna
merah tua keunguan. (Agustin,2014)

7
- Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih(leukosit) merupakan sel darah yang memiliki
bentuk bervariasi dan inti sel yang tidaj brwarna(bening). Leukosit dapat
bergerak bebas dan dapat menebus dinding pembuluh kapiler. Proses
keluarnya leukosit dari pembulu kapiler disebut diapedesis. Selain mampu
bergerak bebas, leukosit bersifat memangsa(Fagositosis). Leukosit yang
dapat melawan penyakit disebut antibodi. Jadi. leukosit berfungsi untuk
membantu mempertahankan tubuh dari infeksi. (Agustin,2014)
Leukosit yang terdapat dalam tubuh manusia berjumlah sekitar
6.000-9.000 butir untuk setiap 1 mm3 darah manusia. Apabila jumlah
leukosit kurang dari 6.000/mm3 maka seseorang dapat menderita
leukopenia. Adapun jika leukosit lebih dari 9.000.mm3 maka seseorang
dapat mengalami Leukimia(kanker drah). Pertumbuhan jumlah leukosit
dapat terjadi akibat kegiatan jasmani yang berlebihan(Leukosit fisiologi)
dan infeksi pada tubuh( Leukositosis patologis) .( Agustin,2014)
- Keping-Keping Darah(Trombosit)
Keping-keping darah(trombosit) berbentuk bulat kecil berdiameter 2-4 m,
dan tidak mempunyai inti. Tiap 1 mm3 darah mengadun 200.000-300.000
trombosit. Trombosit dibentuk dalam megakariotos pada sumsum tulang.
Mega Kariotis adalah trombosit besar yang terletak dalam sum-sum
tulang. Trombosit mampu bertahan hidup selama 8-12 hari. Selain itu,
trombosit mati dan akan diambil makrofag dari peredaran darah.
Trombosit berperan peninf dalam proses pembekuan darah.(Agustin,2014)
2. Fisiologi Darah
Cairan yang berwarna merah tersebut dinamakan darah. apakah darah itu ?
Darah merupakan suatu cairan yang sangat penting bagi manusia. Selain sebagai alat
transportasi dalam tubuh, darah memiliki banyak kegunaan lainnya untuk menunjang
kehidupan manusia Tanpa darah yang cukup seseorang dapat mengalami gangguan
sesehatan, bahka dapat mengalami kematian. (Agustin,2014)

8
Menurut Erina Agustin,2014 darah mempunyai berbagai fungsi bagi tubuh kita.
Apa sajakah fungsi-fungsi darah tersebut? Berikut ini beberapa fungsi darah dalam tubuh
kita, antara lain :
1. Mengangkut Oksigen
Oksigen sangat penting bagi tubuh. Oksigen diperlukan oleh sel-sel seluruh tubuh
untuk menghasilkan energy. Energi tersebut digunakan intuk melakukan kegiatan
sehari-hari seperti berlari, berjalan, berpikir, berdiri, belajar atau tidur. (Ernia
Agustin)
2. Mengangkut Sari-sari Makanan
Makanan yang kita makan setiap hari akan dicerna oleh usus. Hasil pencernaan
makanan tersebut berupa sari-sari makanan. Hasil pencernaan ini akan diangkut
keseluruh tubuh oleh darah. Sri-sari makanan dan oksigen yang diangkut oleh
darah dapat menghasilkan energy bagi tubuh kita. (Ernia Agustin)
3. Mengangut Zat-zat Sisa Metabolisme
Pencernaan makanan dalam usus menghasilkan zat-zat sisa metabolism yang
berupa karbon doksida dan air. Zat ini harus dibuang keluar tubuh. Darahlah yang
mengangkut zat-zat tersebut untuk dibuang keluar tubu. (Ernia Agustin)
4. Melindungi Tubuh dari Serangan Penyakit
Darah mempunyai bagian yang berfungsi untuk menghancurkan benda-benda
asing yang masuk ke tubuh. Apabila bagian tubuh kita terinfeksimaka darah kita
kan melawan bakteri yang masuk ke tubuh. Sebagian contoh, ketika klit kita
terluka maka cairan darah keluar untuk membunuh bakteri dan menutup lika
tersebuut. (Ernia Agustin)
5. Mengatur Suhu Tubuh
Manusia mempunyai suu tubuh yang tetap(homoioterm). Suhu tubuh normal
manusia berada [ada kkosaran 36-37C. Jika suhu tubuh kita di atas normal maka
tubuh kita akan mengalami demam.
Bagaimana proses darah dalam membantu mengatur suhu tubuh? Darah mengalir
dalam pembulu darah. Pembulu darah dapat melebur dan menyempit karena
kondisi suhu tubuh. Misalnya, jika suhu tubuh tinggi, pembuluh darah akan
melebar. Hal ini berfungsi untuk membawa lebih banyak darah lebih dekat

9
kelapisan luar kulit untuk melepaskan sejumlah panas. Hal ini menyebabkan
wajah akan memerah ketika bekerja di luar ruangan saat cuaca panas.

2.3 ETIOLOGI ANEMIA


Menuru Nurarifin,2015 Anemia bukanlah suatu kesatuan penyakit tersendiri(disease entity),
tetapi merupakan gejala berbagai macam penyakit dasar(underlying disease). Pada dasarnya
anemia disebabkan oleh karena :
- Gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang.
- Kehilangan darah keluar tubuh (perdarahan).
-Proses penghancuran eritrosit oleh tubuh sebelum waktuya(hemolosis).
Gambaran lebih rinci tentang etiologi anemia sebagai berikut :
a. Anemia karena gngguan pebentukan eritrosit dalam sumsum tulang
1. Kekurangan bahan esensial pembentukan eritrosit
- Anemia defisiensi besi
- Anemia defisiensi asam folat
- Anemia defisiensi vitamin B12
2. Gangguan penggunaan (itilisasi) besi
- Anemia akibat penyaki kronik
- Anemia sideroblastik
3. Kerusakan sumsum belakang
- Anemia aplastic
- Anemia mieloptistik
- Anemia pada keganasan hematologi
- Anemia diseritropoietik
- Anemia pada sindrom mielodisplastik
Anemia akibat kekurangan erittropoientin: anemia pada gagal ginjal kronik.
b. Anemia akibat hemoragi
1. Anemia pasca perdarahan akut
2. Anemia akibat perdarahan kronis
c. Anemia hemolitik
1. Anemia hemolitik intrakorpuskular

10
- Ganguguan membram eritrosit(membranopati)
- Gangguan ensim eritrosit (enzimipati)akibat defisiensi G6PD
- Gangguan hemoglobin)hemoglobinopati)

2.4 KLASIFIKASI ANEMIA


1. Anemia hipokromik mikrositer, bila MCV<80 fl dan MCH<27 pg
- Anemia defisiensi besi
- Thalassemia major
- Anemia sideroblastik
- Anemia akibat penyakit kronik
2. Anemia normokronik normoster, bila MCV 80-95 fl dan MCH 27-34 pg
- Anemia paska perdarahan akut
- Anemia hemollitik didapat
- Anemia akibat penyakit kronik
- Anemia gagal ginjal kronik
- Anemia pada sindrom mielodisplastik
- Anemia pada keganasan hematologik
3. Anemia makrositer, bila MCV>95 fl
 Bentuk megaloblastik
- Anemia defisiensi asam folat
- Anemia defisiensi B12, termasuk anemia pernisiosa
 Bentuk non-megaloblastik
- Anemia pada penyakit hati kronik
- Anemia pada hipotiroidisme
- Anemia pada sindrom mielodispalstik
(Nurarifin,2015)

11
2.5 MANIFESTASI KLINIS
1. Manifestasi klinis yang sering muncul
- Pusing
- Mudah berkunang-kunang
- Lesu
- Aktivitas kurang
- Rasa ngantuk
- Susah konsentrasi
- Cepat lelah
- Presentasi kerja fisik-pikiran menurun
2. Gejala khas masing-masing anemia :
- Perdarahan berulang/kronik pada anemia pasca perdarahan, anemia defisiensi
besi.
- Ikterus, urn berwarna kuning tua/coklat, perut mrongo;/makin buncit pada anemia
hemolitik.
- Mudah infeksi pada anemia aplastik dan anemia karena keganasan.
3. Pemeriksaan fisik
- Defisiensi besi : spoon nail,glositis
- Defisiensi B12: Paresis, ulkus di tungkai
- Hemolitik `l icterus, splenomegeli
- Aplastik : anemia biasanya berat, perdarahan infeksi.
(Nurarifin,2015)

2.6 PENATALAKSANAA ANEMIA


Penatalaksanaan anemia ditujuka untuk mencari penyebab dan mengganti darah
yang hilang. Pelaksanaan anemia berdasarkan penyebabnya, yaitu :
1. Anemia Aplastik
Dengan transplastasi sumsum tulang dan terapi imunosupresif dengan anti thimocyte
globulin atau (ATG) yang diperlukan melalui jalur sentral selama 7-10 hari. Prognosis
buruk jika transpllantasi sumsum tulang tidak berhasil. Bila diperlukan dapat dibrikan
transfuse RBC rendah leukosit dan platelet.

12
2. Anemia pada penyakit ginjal
Pada pasien dialisis harus ditangani dengan pemberian besi dan asam folat. Kalau
tersedia, dapat diberiakan eritropoerin rekombinan.
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk
anemia nya. Dengan menangani kelainan yang mendasarinya, maka anemia akan terobati
dengan sendirinya.
4. Anemia pada defisiensi besi dan asam folat
Dengan pemebrian makanan yang ade kuat. Pada defisiensi besi diberikan sulfas ferosus
3x10 mg/hari. Transfuse darah diberikan bila kadar Hb kurang dari 5 gr.
5. Anemia megaloblastik
- Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila defisiensi
disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor interisik dapat
dibeikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
- Untuk mencegah kekambuhan anemia, terapi vitamin B12 harus diteruskan
selama hudup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsobrsi yang
tidak dapat dikoreksi.
- Pada anemia defisiensi asam folat diberikan asam folat 3x5 mg/hari.
- Anemia defisiensi asam folat pada gangguan absorbs, penangananya dengan diet
dan penambahan asam folat 1 mg/hari secara IM.
6. Anemia pasca perdrahan
Dengan bemembeikan ransfusi darah dan plasma. Dalam keadaan darurat diberikan
cairan intravena engan cairan infus apa saja yang tersedia.
7. Anemia hemolitik
Dengan pemberian Transfusi darah menggantikan darah yang hemolisis.
(Nurarifin,2015)

13
2.7 PATOFISIOLOGI ANEMIA
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau kehilangan
sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya
eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor atau
penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi).(Agustin,2014)
Lisis sel darah merah (disolusi) terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system
retikuloendotelial, terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin
yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis)
segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma (konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl,
kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan
hemplitik) maka hemoglobin akan muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila
konsentrasi plasmanya melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk
hemoglobin bebas) untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus
ginjal dan kedalam urin (hemoglobinuria).( Agustin,2014)
Kesimpulan mengenai apakah suatu anemia pada pasien disebabkan oleh
penghancuran sel darah merah atau produksi sel darah merah yang tidak mencukupi
biasanya dapat diperoleh dengan dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat
proliferasi sel darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti
yang terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
(Agustin,2014)

2.8 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK


1. Pemeriksaan Laboratorium
- Tes penyaring, tes ini dikerjakan pada tahap awal pada kasus anemia. Dengan
pemeriksaan ini, dapat dipastikan adanya anemia dan bentuk morfologi anemia
tersebut. Pemeriksaan ini meliputi pengkajian pada komponen-komponen berikut
ini : kadar hemoglobin, indeks eritrosit, (MCV, MCV, dan MCHC) apusan darah
terapi.

14
- Pemeriksaan darah seri anemia: hitung leukosit, trombosit, laju endapan darah
(LED) dan hitung retikulosit.
- Pemeriksaan sumsum tulang : pemeriksaan ini memberikan informasi mengenai
keadaan system hematopoiesis.
- Pemeriksaan atas indikasi khusus: pemeriksaan ini untuk mengomfirmasi dugaan
diagnosis awal yang memiliki komponen berkut ini :
 Anemia defisiensi besi: serum iron, TIBC, saturan transferrin, dan ferritin
serum.
 Anemia megaloblastik: asam folat darah/ertrosit, vitamin B12
 Anemia hemolitik: hitung retikulosit,tes cooms dan elektroforesisi Hb.
 Anemia pada leukeumia akut biasanya dilakukan pemerikaan sitokimia.
2. Pemeriksaan laboratorium noonhematologi : faal ginjal, faal endokrin, asam urat,
faal hati, biakan kuman.
3. Radiologi : torak dan USG
4. Pemriksaan sitogenetik
(Murwani,2011)

2.9 KOMPLIKASI ANEMIA


jika anemia defisiensi besi tidak ditangani dengan tepat, pada akhirnya bisa
menyebabkan komplikasinpenyakit lain. Kekuranagn zat besi berdampak buruk kepada
system kekebalan tubuh manusia. Ini lah yg membuat anda lebih mudah terserang penyakit
lainnya.(murwani,2011)
Anemia defisiensi besi juga bisa berakibat kepada terjadinya gagal jantung, yaitu saat
kinerja jantung menurun dan tidak bisa memompa darah keseluruh bagian tubuh dengan
baik .(Murwani,2011)
Bagi ibu hamil, anemia meningkatkan risiko komplikasi pada ibu dan janin nya.
Komplikasi yang bisa terjadi contohnya adalah keguguran, pertumbuhan janin yang lambat
atau tidak normal dan lahir prematur.(Murwani,2011)

15
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian Keperawatan


1. Lakukan pengkajian fisik
2. Dapatkan riwayat kesehatan, termasuk riwayat diet
3. Observasi adanya manifestasi anemia
a. Manifestasi umum
 Kelemahan otot
 Mudah lelah
 Kulit pucat
b. Manifestasi system saraf pusat
 Sakit kepala
 Pusing
 Kunang-kunang
 Peka rangsang
 Proses berpikir lambat
 Penurunan lapang pandang
 Apatis
 Depresi
c. Syok (anemia kehilangan darah)
 Perfusi perifer buruh
 Kulit lembab dan dingin
 Tekanan darah rendah dan tekanan darah setral
 Peningkatan frekwensi jatung

16
3.2 Diagnosa Keperawatan Anemia NANDA -1 2015

1. Ketidakefektifan pola nafas b.d sindrom hipoventilasi, penurunan transfer oksigen


keparu.
2. Ketidakefetifan Perfusi jaringan perifer b.d penurunan konsentrasi Hb dan darah, suplai
oksigen berkurang.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang kurang,
anoreksia.
4. Nyeri akut b.d perubahan frekuensi jantung.
5. Resiko infeksi b.d oenurunan hemoglobin.

17
3.3 Intervensi Keperawatan Nic Noc

Nursing Care Plan


NANDA: Nursing Nursing Outcomes
No Nursing Interventions
Diagnosis Classification
Classification (NIC)
(NOC)
1 1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Airway
pola nafas b.d tindakan Management
sindrom keperawatan selama - Buka jalan nafas, gunakan
hipoventilasi, …. x 24 jam klien teknik chin lift atau jaw
penurunan transfer akan: thrust bila perlu.
oksigen keparu. - respiratory - Posisikan pasien untuk
status: memaksimalkan ventilasi.
Definisi : inspirasi
Ventilation - Identifikasi pasien
dan atau ekspirasi
- respiratory perlunya pemasangan alat
yang tidak memberi
status: Airway jalan nafas buatan.
ventilasi.
patency - Pasang mayo bila peril
- vital sign status - Lakukan fisioterapi dada
Karakteristik :
jika perlu.
-Perubahan
Kriteria Hasil : - Keluarkan secret dengan
kedalaman
- Mendemonstrasi batuk atau suction.
pernapasan
kan batuk efektif - Auskultasi suara nafas,
- Perubahan ekskursi
dan suara nafas catat adanya suara
dada.
yang bersih, tambahan
- Mengambil posisi
tidak ada -Lakukan suction pada
tiga titik
sianosis dan mayo
- Bradipneu
dyspnea(mampu - Berikan bronkodilator bila
- Penurunan tekanan
mengeluarkan perlu.
ekspirasi
sputum, mampu - berikan pelembab udara
- Penurunan ventilasi
bernapas dengan kassa basah NaCl lembab
semenit.
mudah, idak ada
-Penurunan kapasitas
pursed lips)
vital

18
- Dipneu - menunjukan Oxygeb therapy :
-Peningkatan jalan nafas yang - Bersihkan mulut, hidung
diameter anterior paten(klien tidak dan secret trakea
posterior merasa tercekik, -Pertahankan jalan nafas
- pernafasan cuping irama nafas, yang paten
hidung. frekuensi -Atur peralatan oksigen
-Pernapasan pernafasan dalam -Monitir aliran oksigen
ekspirasi memenjang rentang normal, -Pertahankan posisi pasien
-Pernapasan bibir tidak ada suara -Observasi adanya tanda
- Takipneu nafas abnormal) tanda hipoventilasi
- Penggunaan otot - tanda tanda vital -Monitir adanya kecemasan
aksesorius utuk dalam rentang pasien terhadap oksigen.
bernapas. normal(tekanan
darah. nadi, Vital Sign Monitoring
Faktor yang pernapasan dan -Monitor TD. nadi, suhu,
berhubungan: suhu). RR
- Ansietas -Catat adanya fluktasi
- Posisi tubuh teknan darah
- Deformitas -Monitor VS saat pasien
tulang berbaring, duduk, atau
- Deformitas berdiri
dinding dada -Auskultasi TD pada kedua
- keletihan lengan dan bandingkan
- Hiperventilasi -Monitor TD, nadi,RR,
- sindrom sebelum,selama,dan setelah
hipoventilasi aktivitas
- gangguan -Monitor kualitas dari nadi
musculoskeletal -Monitor frekuensi dan
- kerussakan iramapernapsan
neurologis -Monitor suara paru
- disfungsi -Monitor pola pernapasan

19
neuromuscular abnormal.
- obesitas -Monitor suhu,warna, dan
- nyeri kelembaban kulit.
- keletihan otot -Monitor siaanosis perifer
pernapasan -Monitor adanya cushing
cedera medulla triad(tekanan nadi yang
spinalis. melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
-Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign.

2. Ketidakefetifan Setelah dilakukan Peripheral senasation


Perfusi jaringan tindakan management(manajement
perifer keperawatan selama sensasi perifer)
…. x 24 jam klien -Monitor adanya daerah
Definsi : akan: tertentu yang hanya peka
Penurunan sirkulasi -Circulation status terhadap
darah ke peifer yang -Tissue perfusion: panas/dingin/tajam/tumpul
dapat menganggu cerebral -Monitor adanya paratese
kesehatan. -Instruksikan keluarga untul
Kriteria Hasil : mengobservasi kulit jika
Karakteristik : -Tekanan systole dan ada isi atau laserasi
-Tidak ada nadi diastole dalam -gunakan sarung tangan
-Perubahan fungsi rentang yang untuk proteksi
motorik diharapkan -batasi gerakan pada kepala,
-Perubahan -Tidak ada leher dan punggung
karaktersitik orotostatik hipertensi -kolaborasi pemebrian
kulit(warna, -Tidak ada tanda- analgesic
elastisitas, rambut, tanda peningkatan -monitor adanya
kelembaban. kuku, tekana tromboplebitis

20
sensai, suhu) intracranial(tidak -diskusikan mengenai
-Indek ankle- lebih dari 15 mmHg) penyebab peubahan sensai.
brakhial<0,90
-Perubahan tekanan
darah diekstremita
-Waktu pengisian
kappiler >3 detik
-Klaudikasi
-Warna tidak
kembali ketungkai
saat tungkai
diturunkan
-Kelembatan
Penyembuhan luka
perifer
-Penurunan nadi
-Edema
-Nyeri ekstremitas
-Bruit femoral

Faktor yang
berhubungan :
-Kurang
pengetahuan tentang
faktor pemberat(mis,
merokok, gaya hidup
monoton, trauma,
obesitas, asupan
garam)
-Kurang
pengetahuan tentang

21
proses penyakit(mis,
diabetes,
hyperlipidemia)
-Diabetes mellitus
-Hipertensi
-Gaya
hidupbmonoton
-Merokok

3. Ketidakseimbangan
NOC : NIC :
nutrisi kurang dari
-Nutrritional Status : Nutrition Management :
kebutuhan tubuh b.d
- Nutrritional Status : -Kaji adanya alergi
intake yang kurang,
food and Fluid makanan
anoreksia.
Intake -Kolaborasi dengan ahli izi
- Nutrritional Status : untuk menetukan jumlah
Definisi :
Nutrient intake kalori nutrisi yang
Asupan nutrisi tidak
-Weight control dibutuhkan pasien.
cukup untuk
-Anurkan pasien untuk
memenuhi
Kriteria Hasil : meningkatkan intake Fe.
kebutuhan metabolik
-Adanya -Anjurkan pasien untuk
peningkatan berat meningkatkan protein dan
Karakteristik :
badan sesuai dengan vitamin C
-Kram abdomen
tujuan. -Berikan subtrasi gula.
-Nyeri abdomen
-Berat badan ideal -Yakinkan diet yang
-Menghindari
sesuai dengan tinggi dimakan mengandung
makanan
badan tinggi serat untuk mencegah
-Berat badan 20%
atau lebih dibawah - konstipasi.
berat badan ideal Mampumengidentifi -Berikan makanan yang
-Kerapuhan kapiler kasi kebutuhan terpilih(sdah
-Diare nutrisi dikonsultasikan dengan ahli

22
-Kehilangan rambut -Tidak ada tanda gizi)
berlebihan
malnutrisi -Ajarkan pasien bagaimana
-Bising usus -Menunjukan membuat catatan makan
hiperaktif
peningkatan fungsi haria-Monitor jumlah
-Kurang makanan
pengecapan dari nutrisi dan kandungan
-Kurang informasi menelan kalori
-Kurang minat pada -Tidak terjadi -Berikan informasi tentang
makanan
penurunana berat kebutuhan nutrisi
-Kurang informasi badan yang berarti. -Kaji informasi pasien
-Kurang minat pada untuk mendapatkan nutrisi
makanan
yang dibutuhkan.
-kesalahan konsepsi
-kesalah informasi
-membran mukosa
pucat
-ketidakmampuan
memakan makanan
-tonus otot turun
Cepat kenyang
setelah makan
-sariawan rongga
mulut
-steatore
-kelemahan otot
pengunyah
-kelemahan otot
untuk menelan.

23
4. 1. Nyeri akut b.d NOC : NIC :

perubahan frekuensi - Pain Level Pain Management

jantung. -Pain control - Lakukan pengkajian nyeri


-Comfrot level secara komperhensif
Definsi : termasuk lokasi,
Pengalaman sensori Kriteria Hasil : karakteristik, durasi,
dan emosional yang -Mampu mengontrol frekuensi, kualitas dan
tidak menyenagkan nyeri (tahu penyebab faktor presiitas
yang muncul akibat nyeri, mampu - Observasi reaksi
kerusakan jaringan menggunakan tehnik nonverbal dari
yang actual atau nonfarmakologiuntu ketidaknyamanan
digambarkan dLm k mengurangi nyeri, - Kaji kultur yang
Hlkerusakan mencari bantuan) mempengaruhi respon nyeri
sedemikian rupa - Melaporkan - Gunkan teknik
bahwanyeri komunikasi teraupetik
Karakteristik : berkurang dengan untuk mengetahui
- Perubahan selera manajemen nyeri pengalaman nyeri pasien
makan - Mampu mengenali - Evaluasi pengalaman
- Perubahan tekanan nyeri( skala, nyeri masa lampau
darah intensitas, frekuensi -Evaluasi bersama pasien
-Perubahan dan tanda nyeri) dan tim kesehatan lain
frekwensi jantung - Menyatakan rasa tentang ketidakefektifan
-Laporan isyarat nyaman setelah nyeri control nyeri masa lampau
-Diaforesis berkurang - Bantu pasien dan keluarga
- Perilaku distrakisi( untuk mencari dan
ex, berjalan, mnetukan dukungan.
mondar-mandir - Kontril linfkungan yang
mencari orang lain dapat mempengaruhi nyeri
dan atau aktivitas dapat mempengaruhi nyeri
lain) seperti suhu ruangan,
- Mengekspresikan pencahayaan

24
perilaku(ex, gelisah, -Kurangi faktor presepsi
merengek, menangis nyeri
) -Pili dan lakukan
-Masker wajah( ex, penanaganan nyeri
mata kurang -Kaji tipe dan sumber nyeri
bercahaya, tampak untuk menetukan intervensi
kacau, gerakan bola
mata berpancar atau
tetap pada satu focus
meringis).
-Sikap melindungi .
-Indikasi nyeri yang
dapat diamati
-Perubhan posisi
untuk menghindari
nyeri
-Sikap tubuh
melindungi
-Dilatasi pupil
-Melaporkan nyeri
secara verbal
-Gngguan tidur

5. Resiko infeksi b.d


oenurunan
hemoglobin.

Definisi :

25
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

27
DAFTAR PUSTAKA

Nurarifin,A H,Hardi Kusuma. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. 2015-2016. Jakarta :
EGC

Agustian, E. 2014. Buku Pengayaan Pengetahuan . Pustaka Diponogoro

Murwani, A, 2011. Perawatan Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi I. Yogyakarta : Gosyen


Publishing

28

Anda mungkin juga menyukai